Anda di halaman 1dari 2

Dede Dendi, Lebak Banten 31 Desember 1995

SDN Cijengkol 5

Ponpes Darul Qutub

Mts. Darul Qutub

MA. Darul Qutub

Ponpes Al – Ikhsan

UIN Sunan Gunung Djati Bandung

“Bagaimana pandangan Ustadz tetang politik?”

“Jadi, Politik di Indonesia sekarang terutama untuk menuju Pilpres. Ternyata diricuhkan kembali oleh
orang-orang yang berpolitik dengan mengatas namakan agama. Ketika masjid dijadikan tempat untuk
berpolitik dan monas dijadikan tempat untuk berpolitik, jujur saya kurang setuju! Contohnya kemarin
yang terjadi di Bandung Jawa Barat, karena ada pemilihan Gubernur, maka ketika itu diisukan lah oleh
publik oleh Media sosial tentang pembunuhan terhadap Kiai oleh orang gila. Ketika itu dimunculkan,
image masyarakat berpandangan bahwa Rezim pak Jokowi ini gak bener, karena orang gila itu tidak
ditangkap langsung oleh Presiden, dan memang bukan bagian dari presiden akan tetapi itu menjadi
tugas Kepolisian untuk menjaga keamanan. Dan akhirnya masyarakat itu berpandangan bahwa
Kepemimpinan Pak Presiden ini gak bener. Pak Jokowi ini dari PDI dan bahwa yang kita tahu salah satu
kandidat yang akan mencalonkan dirinya menjadi Gubernur salah satunya dari PDI, dan akhirnya PDI lah
yang dianggap jelek. Padahal yang membuat isu itu siapa?? Enggak tahu itu, nah itu yang mengatas
namakn agama, dan jujur untuk saya pribadi... Kalo memandang politik yang islami sendiri, mungkin
saya lebih ke PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) kemudian yang fraksi idealis nya ke GOLKAR (Golongan
Karya) . Dan saya paling kurang setuju juga dengan yang memakai baju #2019GantiPresiden saya paling
tidak setuju itu!!! Maksdunya bukan berarti saya membela kesalahan-kesalahan pemerintah yang
sekarang ya... Artinya bagi saya, ketika ada Presiden yang sekarang jelek... untuk semestara waktu kita
doakan supaya ia menjadi lebih baik. Lalu kemudian nanti pada tahun 2019 ada pemilihan Presiden dan
mau mengganti Presiden, tidak harus menjelekan Presiden yang sekarang. Justru ia harus inovativ dan
kreativ bikin sesuatu yang baru yang bisa mengalahkan Presiden yang sekarang. Dan pada akhirnya
dibentur-bentur kan, dan di cap sebagai presiden yang memasukan Tenaga Kerja Asing asal Cina untuk
bekerja di Indonesia. Padahal Undang-undang tenaga asing itu sudah di atur sejak tahun 2013.

“Bagaimana tanggapan nya mengenai Kiai yang mengintervensi politik terhadap santri-santri nya ?”

“Sebenarnya untuk pemilihan itu sudah menjadi Hak seseorng, kemudian menang dan kalah itu sudah
menjadi bagian dari konsekuensi yang di tetapkan oleh konstitusi. Artinya mengintervensi kepada santri,
saya kurang setuju. Dan juga untuk santri tidak boleh Apolitis, tidak boleh diam! Artinya mereka harus
berpikir tentang bagaimana politik yang baik itu seperti apa. Sekali lagi saya kurang setuju bila ada Kiai
yang intervensi santri atau kampanye kepada santrinya, dan disana harus memberikan kebebasan
kepada untuk memilih secara demokrasi.

“Bagaimana dengan para tokoh Kiai yang aktiv dalam politik praktis?
“sebenarnya tidak dikotomi antara agama dan politik itu yaa.. Karena agama itu politik, politik juga
agama. Tetapi kemudian itu sangat disayangkan ketika orang-orang islam yang mengatas namakan Kiai
mengatas namakan agama masuk ke politik itu mereka bukan menjadi pewarna, malah diwarnai oleh
partai politik.”

“Bagaimana seorang Kiai memberi ajaran tentang politik?”

“Di Indonesia kalau kita melihat dari politiknya itu, jadi ternyata mereka itu lebih suka menjelekan orang
lain. Yaa karena yang jelek itu ternyata yang suka menjelek-jelekan. Jangan men Judge, seperti kejadian
kemarin soal Ahok, kenapa PKB mendunkung Ahok di DKI Jakarta??? Kan PKB itu partai Islam. Nah, itu
hanya sebatas dari sana saja tahu nya. Padahal kenapa PKB masuk atau membolehkan Ahok
mencalonkan Gubernur dan dipilih oleh umat islam... Karena ketika Ahok naik, semestara tidak ada
partai islam yang mendukungnya.. ia akan semena-mena tidak menaikan (memasukan) dari islam. Maka
ketika PKB membolehkan Ahok, kemudian PKB memberi jasa untuk ahok. Lalu kemudian ia menetralisir
kristenisasi. Sebelum turun langsung ke praktisi partai, sebaiknya lakukan banding antar tokoh di partai
politik. Kiai seharusnya memberikan pengenalan kepada santrinya terkait praktisi politik. Tetapi ketika
kita memilih jangan sampai menjelek-jelekan orang lain. Contohnya, saya menggunakan Hak politik atau
hak suara saya pada Pilpres kemarin itu ke Prabowo, tetapi konstitusi menyatakan bahwa Jokowi yang
terpilih menjadi Presiden. Saya menerima dan mengakui sampai sekarang bahwa Jokowi Preiden saya.”.

“ Pesan untuk mahasiswa dan masyarakat dalam berpolitik?”

“ jangan mudah terpancing oleh media sosial, karena media itu menggiring publik ke frame yang baik
dan yang buruk. Artinya bahwa, ketika kita naik jangan sampai merendahkan orang lain. Ketika kita mau
baik tidak usah menjelekan orang lain. Pada dasar harus bersama-sama dalam perbedaan, toleransi yang
baik, cara yang baik, berpolitik yang baik akan menimbulkan hasil yang baik. “

Anda mungkin juga menyukai