Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah oleh administrasi publik pada abad ke-21
ini adalah semakin terbatasnya sumber data yang dipakai untuk keperluan melayani
yang lebih efisien dan memuaskan, tetapi juga menginginkan prilaku administrasi
termasuk juga dalam hal pelayanan publik yang dilaksanakan. Masyarakat mulai
society) menuntut adanya peran birokrasi pemerintah yang lebih adaptif terhadap
penguatan hak-hak publik dalam pemberian pelayanan secara lebih luas dan
berimbang.
yang efektif, efisien serta memuaskan dari pegawai pemerintah sebagai pelayan
1
Kasim, Azhar, Etika dalam Administrasi Publik: Salah Satu Strategi Utama untuk
Memerangi KKN, Jurnal Bisnis dan Birokrasi, FISIP UI, Nomor. 02/Vol.X/Mei/2002, Jakarta, hal. 6
2
publik semakin populer. Hal ini terkait dengan perkembangan kebutuhan, keinginan
dan harapan masyarakat yang terus bertambah dan kian mutakhir. Masyarakat sebagai
subjek layanan tidak suka lagi dengan pelayanan yang berbelit-belit, lama dan
dalam waktu yang relatif singkat. Keinginan-keinginan tersebut perlu direspon dan
dipenuhi oleh instansi yang bergerak dalam bidang jasa, apabila aktivitasnya ingin
memiliki citra yang baik, untuk itu pihak manajemen perlu mengevaluasi kembali
aspek pelayanan yang selama ini diberikan telah sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari
bahaya, resiko atau keragu-raguan. Responsivness yaitu keinginan para staf untuk
dapat meningkatkan daya saing dalam pemberian pelayanan jasa. Untuk dapat
B. Permasalahan
BAB II
menjalankan fungsi di samping abdi negara, juga sebagai abdi masyarakat (public
servant). Oleh karena itu, untuk mewujudkan tugas dan fungsi tersebut, maka
dan mendorong maupun dalam memenuhi kebutuhan atau kepentingan segala aspek
pembangunan.
dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan faktor material melalui
system, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan
2
Moenir, H.A.S, 2002, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta, BUmi Aksara,
hal. 26-27.
5
kepuasan publik untuk memberikan pelayanan yang baik kepada publik perlu perlu
kepastian, keterbukaan, efesien, keadilan, dan ketetapan waktu. Prinsip pelayanan ini
merupakan indikator untuk menilai baik tidaknya pelayanan aparatur terhadap publik.
1. Appropriateness, yaitu setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang
disediakan pemerintah harus relevan dan signifikan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan masyarakat.
2. Accesssibility, yaitu setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang
disediakan pemerintah harus dapat diakses sedekat dan sebanyak mungkin
oleh pengguna pelayanan.
3. Continuity, yaitu setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang
disediakan pemerintah harus secara terus menerus tersedia bagi masyarakat
pengguna jasa pelayanan.
4. Technicality, yaitu setiap jenis, produk, proses dan mutu pelayanan yang
disediakan pemerintah harus ditanggani oleh petugas yang benar-benar
memiliki kecakapan teknis pelayanan tersebut berdasarkan kejelasan,
ketepatan, dan kemantapan aturan, sistem, prosuder dan instrumen pelayanan
yang baku.
Tatalaksana Pelayanan Umum yang perlu dipedomani oleh setiap birokrasi publik
pelayanan.
3
Tjiptono, Fandy, 2002, Manajemen Jasa, Yogyakarta: Penerbit Andi, hal. 4
6
difungsikan secara berhasil guna dan berdaya guna. Menurut Moenir terdapat
beberapa faktor yang mendukung berjalannya suatu pelayanan dengan baik, yaitu:4
(1). Faktor kesadaran para pejabat dan petugas yang berkecimpung dalam pelayanan
umum; (2). Faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan; (3). Faktor
mekanisme kegiatan pelayanan; (4). Faktor organisasi yang merupakan alat serta
keterampilan petugas; (6). Faktor sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan. Keenam
faktor tersebut mempunyai peranan yang berbeda tetapi saling mempengaruhi dan
tersebut meliputi: nilai dan budaya (values and culture); proses kerja dan sistem
bisnis (work process and business system); kapasitas individu dan tim (individual and
job design); penghargaan dan pengakuan (reward and recognition); serta proses
4
Moenir, Op. cit, hal. 88.
7
Dari beberapa penjelasan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan tentang faktor-
1. Organisasi
pelayanan ditujukan secara khusus kepada manusia yang mempunyai watak dan
yang akan berperan dalam kualitas dan kelancaran pelayanan. Organisasi adalah
itu. Sarana pendukung tersebut yaitu system, prosedur, dan metode. “organization is
Sistem, prosedur, dan methode. System sebagai susunan atau rakitan atas
sesuatu yang penting dan saling berhubungan serta saling tergantung sehingga
membentuk kesatuan yang rumit namun utuh. Faktor organisasi sebagai suatu system
merupakan alat yang efektif dalam usaha pencapaian tujuan, dalam hal ini pelayanan
yang baik dan memuaskan. Agar organisasi sebagai sistem dapat berjalan perlu ada
5
Wolkins dalam Tjiptono, Fandy, 2002, Manajemen Jasa, Yogyakarta: Penerbit Andi, hal.
75-76.
6
Moenir, Op. cit, hal. 98.
8
pembagian dalam hal organnya maupun tugas pekerjaannya sampai pada jenis
pekerjaan yang paling kecil.7 Penerapan sistem kualitas yang berfokus pada
sistem kualitas yang berfokus pada pelanggan. Selain hal itu, ketidakberdayaan
pegawai dalam penerapan sistem kualitas yang mengarah pada kepuasan total
pelanggan.
meningkatkan pelayanan publik, karena masih ada alternatif lain, misalnya dengan
menciptakan system dan prosedur kerja yang efisien tetapi adanya pegawai yang
Prosedur bisa diterjemahkan sebagai tata cara yang berlaku dalam organisasi.
Kedudukannya demikian penting sebab sah atau tidaknya perbuatan orang dalam
mengatur perbuatan baik ke dalam (intern) maupun ke luar (ekstern), maka harus
7
Moenir, Op. cit, hal. 125.
8
Pamudji, S., 1994, Profesionalisme Pegawai Negara dalam Rangka Meningkatkan
Pelayanan Publik, Widya Praja, IIP Depdagri. Proyek Kerjasama Indonesia-Institute for Civil Society
(INCIS) Partnership for Government Reform Indonesia, 2005, Defisit Pelayanan Publik, Survey
Persepsi Masyarakat terhadap Pelayanan Publik di Jakarta. INCIS, hal. 20.
9
diketahui dan dipahami oleh orang yang berkepentingan, baik pegawai maupun
2. Kepemimpinan
membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab
total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi. 9 Dari definisi
memiliki pemimpin yang kredibel berintegritas tinggi dan memiliki visi masa depan
dapat menjadi panutan dan innovator bagi reformasi pelayanan publik. Sementara itu,
kualitas. Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dari
9
Goetsch, D.L. and S. Davis, 1994, Introduction to Total Quality: Quality, Productiity,
Competitiveness, Englewood, Cliffs, N.J.: Prentice Hall International, Inc, hal. 192.
10
Joseph M. Juran dalam Tjiptono, Anastasia, 2003, Total Quality Management, Yogyakarta:
Penerbit Andi, hal. 160.
10
puncak, maka usaha untuk meningkatkan kualitas hanya berdampak kecil terhadap
perusahaan.
didasarkan pada filosofi bahwa perbaikan metode dan proses kerja secara
kualitas, melibatkan setiap orang dalam pendidikan dan pelatihan. Selain itu, juga
mengembangkan hubungan rutin dengan para karyawan, pelanggan dan pemasok; (2).
kualitas di luar organisasi, baik melalui pemasok, distributor, maupun pelanggan; (3).
Target yang agresif, yaitu kepemimpinan yang baik mengarah pada perbaikan yang
proses-proses yang berbeda; (4). Strong driver di mana tujuan yang ingin dicapai
dalam aktivitas perbaikan ditetapkan dengan jelas dalam ukuran kepuasan pelanggan
melakukan perubahan budaya ke arah budaya kualitas efektif. Hal ini dilakukan
dengan menyusun suatu system komunikasi yang jelas dan konsisten melalui
kualitas; (6). Organisasi, yaitu di mana struktur yang dimiliki adalah struktur flat (flat
11
Ross, JE, 1994, Total Quality Management: Text Cases and Readings, 2nd ed. London:
Kogan Page Limited, hal. 34
11
structure) yang memungkinkan adanya wewenang yang lebih besar bagi tingkat yang
lebih rendah. Setiap karyawan diberdayakan dan dilibatkan dalam tim-tim perbaikan
antar departemen; (7). Kontak dengan pelanggan di mana para pelanggan memiliki
akses untuk menghubungi manajer puncak dan para manejer senior perusahaan.
Dalam bidang pelayanan yang menonjol dan paling cepat dirasakan oleh
inilah yang membawa “bendera” terhadap kesan atas baik-buruknya layanan. Dengan
dapat dilakukan dengan baik, cepat, dan memenuhi keinginan semua pihak, baik
Salah satu unsur yang paling fundamental dari manajemen pelayanan yang
dapat melakukan pekerjaan itu dengan sangat memuaskan setelah suatu masa latihan”
dan pemahaman atas lingkungan kita secara menyeluruh. Sedangkan pelatihan adalah
12
Pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan yang sama yaitu pemahaman secara
melakukan pekerjaan.
implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan yang berprestasi baik perlu diberi
motivasi, moral kerja, rasa bangga dan rasa kepemilikan setiap orang dalam
organisasi yang akhirnya dapat memberikan kontribusi yang besar bagi instansi dan
bahwa kompensasi yang diberikan kepada pegawai sangat berpengaruh pada tingkat
kepuasan kerja, dan motivasi kerja serta hasil kerja. Riset mengenai prilaku individu
terpenting bagi orang. Karena yang terpenting bagi kebanyakan orang, maka masalah
12
Hasibuan, Malayu, S.P., 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Gunung,
hal. 69.
13
prestasi mereka.13
Menurut Kasim bahwa peningkatan prestasi kerja juga dipengaruhi oleh teori-
teori motivasi yang menjurus kepada pemuasan kebutuhan dan faktor-faktor lain yang
cara seperti pemenuhan kebutuhan mereka terhadap uang, status, keberhasilan, dan
kondisi kerja. Sumberdaya manusia merupakan asset organisasi yang paling vital,
sebagai pelanggan internal yang menentukan kualitas akhir suatu produk/jasa. Salah
13
Mangkunegara, Prabu, AA (1998), Prilaku Konsumen, Bandung: Eresco, hal. 84
14
Kasim, Op. cit, hal. 27.
15
Tjiptono, 2002, Op. cit, hal. 128.
14
BAB III
A. Kesimpulan
mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya. Pengguna jasa
(pelanggan) cenderung merasa puas apabila harapan pelanggan terpenuhi, dan merasa
amat senang apabila harapan mereka terlampaui. Pelanggan yang puas cenderung
tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga,
B. Saran
dengan persepsi masyarakat yaitu kesopanan aparat bagian bina sosial dalam
DAFTAR PUSTAKA
Goetsch, D.L. and S. Davis, 1994, Introduction to Total Quality: Quality, Productiity,
Competitiveness, Englewood, Cliffs, N.J.: Prentice Hall International, Inc, hal.
192.
Hasibuan, Malayu, S.P., 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT.
Gunung.
Kasim, Azhar, Etika dalam Administrasi Publik: Salah Satu Strategi Utama untuk
Memerangi KKN, Jurnal Bisnis dan Birokrasi, FISIP UI, Nomor.
02/Vol.X/Mei/2002, Jakarta.
Ross, JE, 1994, Total Quality Management: Text Cases and Readings, 2nd ed.
London: Kogan Page Limited, hal. 34.