Anda di halaman 1dari 11

A.

Lokasi

Kandang Limun merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Muara
Bangkahulu, Kota Bengkulu. Awalnya daerah ini merupakan wilayah persawahan dan rawah-
rawah, daerah ini tak bertuan. Sehingga pemerintah mengambil sebuah kebijakan dengan
memberi secara Cuma-Cuma tanah tersebut kepada masyarakat dengan kurung waktu untuk
mengolah selamah 3 tahun dan setelah itu menjadi hak milik pribadi masyarakat. Wilayah ini
mengalami perkembangan yang sangat pesat, setelah di bangunnya sebuah perguruan tinggi
negeri yang di beri nama Universitas Bengkulu (UNIB) di bawah naungan Yayasan Semarak
pada tahun 1982. Tahun tersebut merupakan titik balik daerah Kandang Limun menjadi salah
satu titik keramaian di Kota Bengkulu. Munculnya Universitas Bengkulu (UNIB) menjadi salah
satu daya tarik tersendiri bagi Kelurahan Kandang Limun, Universitas Bengkulu (UNIB) dapat
menarik minat para mahasiswa yang ingin melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi negri untuk
menggali ilmu, tidak hanya mahasiswa dari Provinsi Bengkulu saja, melainkan dari beberapa
daerah Sumatera bahkan dari luar Sumatera, hal tersebut sangat jelas mempengaruhi
perkembangan di wilayah Kandang Limun.

Wilayah kandang limun didominasi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai daerah, tidak
hanta di kkandang limun namun wilayah yang berada di sekitar kandang limun seperti Rawa
Makmur, Talang Kering, Banda Raya dan wilayah sekitarnya merupakan tempat tinggal
mahasiswa. Banyaknya mahasiswa yang berada di Kandang Limun tidak membuat penduduk asli
menjadi kelompok minoritas yang terpinggirkan, melainkan justeru mendatangkan keuntungan
tersendiri bagi mereka. Mahasiswa-mahasiswa perantauan ini memiliki banyak kebutuhan yang
mesti dipenuhi setiap harinya, mulai dari urusan perut, tempat tinggal, laundry, akademik, hobi,
informasi, tongkrongan, dan urusan anak muda yang multidimensi lainnya. Sehingga prilaku
mahasiswa ini menguntungkan bagi masyarakat sekitar kandang limun, masyarakat dapat
membuka usaha seperti warung makan, jasa laundry, membuat bedengan tempat tinggal
mahasiswa, membuka warnet dan masih banyak lagi kebutuhan mahasiswa yang bisa di jadikan
peluang usaha. Perihal meningkatnya penduduk Kandang Limun tersebut membuat harga tanah
semakin mahal yang awalnya tanah tersebut diberikan pemerintah secara Cuma-Cuma namun
kini harga tanah tersebut menjadi sebuah aset masyarakat yang sangat berharga.
Namun pada saat ini, seiring berkembangnya kepadatan penduduk, lahan persawahan
banyak mengalami alih fungsi menjadi pemukiman dengan cara menimbun lahan persawahan
dan rawa-rawa untuk nantinya dibangun tempat tinggal jenis pondokan, bedengan, kost dan ruko
untuk dijadikan tempat tinggal bagi mahasiswa dan tempat usaha. Masyarakat Kandang Limun
yang awalnya merupakan petani beralih profesi menjadi sector jasa, yakni sebagai bapak kost,
ibu kost, pemilik warnet, salon, rumah makan, fotokopian, depot air minum, warung, mini-
market, kafe-kafe, penjual gorengan, dan masih banyak lagi yang lainnya, bukan karena
pertanian dianggap sepele, namun memang sektor-sektor di atas memang lebih menggiurkan.

Kelurahan Kandang Limun berbatasan dengan beberapa kelurahan lain yang masih
banyak ditempati oleh mahasiswa-mahasiswa Universitas Bengkulu bahkan Universitas lain
yang tidak begitu jauh dari UNIB. Hal tersebut karena beberapa alasan, salah satu alasan
mahasiswa adalah tidak menemukan tempat kost yang cocok dalam artian finansial,
kenyamanan, keamanan, teman, kelayakan dan kelaikan huni. Adapun daerah-daerah perbatasan
Kelurahan Kandang Limun ialah sebagai berikut, sebelah utara berbatasan dengan Sungai Hitam
yang berada di Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa, sebelah selatan berbatasan
dengan Kelurahan Rawa Makmur, Kelurahan ini memiliki kepadatan penduduk yang lebih dari
Kelurahan Kandang Limun, karena lebih dekat dengan pusat Kota Bengkulu, selanjutnya sebelah
barat berbatasan dengan Kelurahan Beringin Raya serta sebelah timur berbatasan dengan
Pematang Gubernur.

Lokasi Kelurahan Kandang Limun juga tidak begitu jauh dari lokasi-lokasi strategis lain
yang berada di Kota Bengkulu, yakni jarak lokasi dengan Ibu Kota Kecamatan Muara
Bangkahulu berjarak 1,5 km, jarak ke Ibu Kota Madya (Simpang Lima) 6km, Jarak ke Ibu Kota
Provinsi (Padang Harapan) 10 km, menunjukan lokasi penelitian mudah untuk dijangkau dengan
sumber informasi yang memadai.

B. Ekonomi

Pada masyarakat Kelurahan Kandang Limun terdapat korelasi yang sangat kuat antara
peristiwa urbanisasi mahasiswa demi tujuan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan
perkembangan usaha sektor jasa. Seperti lingkungan kampus pada umumnya, sektor jasa yang
mengalami prospek cerah tentu yang erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan akademis,
informasi, kebutuhan harian, dan hiburan. Dalam memenuhi kebutuhan akademisnya, fotokopian
dan penjualan ATK menempati urutan teratas dalam bisnis ini, sebab selagi fotokopian buka
dapat dipastikan ada pelanggannya, dan banyak. Hampir semua pengunjung fotokopian itu
merupakan mahasiswa, mahasiswa biasanya mengeprin tugas-tugas kuliah, referensi, buku, alat
tulis, tugas akhir, skripsi, tesis, hingga alat-alat dekorasi semuanya terdapat difotokopian. Tepat
di depan gerbang UNIB belakang saja sudah terlihat terdapat puluhan fotokopian yang berjejer
belum lagi yang berada di dalam gang yang banyak terdapat di UNIB Belakang. Sejauh ini
belum ada terlihat usaha fotokopian yang tutup di wilayah UNIB belakang, namun sebaliknya
mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Usaha selanjutnya yang sangat menggiyurkan adalah warung makan atau semua tempat
yang menjual makanan yang ringan hingga berat. Hampir sepanjang jalan dari kandang limun
hingga ke Rawah Makmur banyak sekali terdapat warung makan, tidak hanya warung makan ada
beberapa penjual jus buah, berbagai minuman lainnya. Dari pagi hingga malam hari, warung
makan tetap ramai pembeli yang ingin sarapan pagi, makan singan ataupun makan malam.
Alasan utama mengapa warung makan ramai tentu erat kaitannya dengan komposisi penduduk
yang didominasi oleh mahasiswa yang tidak hobi masak namun suka makan. Rata-rata
mahasiswa yang tinggal di kost memang memiliki alat masak sendiri di kost-an mereka, namun
memasak tentu bukan hanya masalah alat masak melainkan bahan yang tepat dan kemampuan
memasak yang memadai serta waktu memasak yang tidak terburu-buru. Kombinasi masalah
tersebut membuat mahasiswa kebanyakan memilih membeli saja, nasi beserta lauk atau hanya
lauk saja, sebab nasi biasanya dimasak sendiri dengan cooker listrik. Ada keuntungan tersendiri
dalam situasi ini, yakni gas LPG yang digunakan sebagai bahan bakar bisa sangat hemat, sebab
hanya digunakan untuk memasak mie atau memanaskan air untuk minum kopi, ataupun susu
itupun tidak setiap hari.

Selain warung makan, ada tempat penjual makanan lagi yang tak kalah primadonanya di
kalangan mahasiswa, yakni warung gorengan. Meski terhitung makanan tidak sehat dan
penyumbang kolesterol kelas tinggi, gorengan tidak mengalami penurunan penggemar.
Gorengan menjadi menu harian pengganjal perut jika belum sempat makan nasi, hal ini memang
praktis dari pada sarapan, sebab aneh rasanya jika makan nasi sambil berjalan menuju kampus,
namun dengan gorengan, hal itu menjadi sangat wajar dan memungkinkan. Gorengan juga
menjadi pelengkap ataupun cemilan utama mahasiswa ketika mengerjakan tugas kuliah, ketika
ngumpul bersama teman bahkan di jadikan laut makan ketika di akhir bulan. Di UNIB belakang,
penjaja gorengan dapat kita temui sepanjang jalan W.R Supratman dengan jarak hanya beberapa
meter antara penjaja satu dengan yang lain, dengan aneka jenis gorengan hal tersebut memang
memanjakan mata yang lapar. Gorengan juga biasa digunakan sebagai buah tangan jika bermain
ke kost-an teman, sebab jika lupa dibawa, maka akan ditanya. Bermain game sambil makan
gorengan juga terlihat tidak menyulitkan, maka hal ini menjadi kebiasaan gamer jika permainan
sedang seru-serunya namun perut mendadak keroncongan, makan gorengan dapat menjadi
solusi, namun di balik itu, tentu risiko penyakit akibat kombinasi duduk terlalu lama dengan
mata menghadap monitor nonstop dan kurang istirahat serta makanan yang tidak sehat tetap
mengintai para gamer ini.

Tempat usaha lain yang tidak mungkin sepi ialah depot isi ulang air mineral. Setiap hari,
lebih dari seratus galon diisi ulang yang diantar mondar-mandir oleh petugas khusus antar
jemput air di Kandang Limun. Semua orang butuh minum, ini alasan yang paling kuat jika ingin
mengembangkan bisnis ini, artinya semua lapisan dan kalangan baik masyarakat, mahasiswa,
dosen, pengusaha, kuli, tukang koran, dan sebagainya itu perlu berliter-liter air setiap hari, 18
gelas yang harus kita minum dalam waktu satu hari. Tidak hanya masyarakat, mahasiswa yang
merlangganan membeli air galon, namun warung makan , pedagang gorengan, pedagang anekah
jus dan minuman juga memerlukan air sehingga merika juga salah satu pelanggan yang selalu
membeli air galon. Depot air minum juga banyak terdapat di sepanjang jalan kandang limun
terutama digang- gang tempat mahasiswa tinggal. Tidak perlu repot dalam membeli air galon ini,
kita tidak perlu mengantarnya tinggal hubungi melalui telepon atau chat maka galon kita akan di
ambil dan di antarkan kembali. Petugas antar jemput galon di setiap depot isi ulang air galon
tidak banya sekitar 3-5 orang saja.

Sektor usaha jasa yang sering di gunakan mahasiswa pecinta games online adalah warung
internet (warnet). Meskipun UNIB sudah memiliki layanan wi-fi yang bisa digunakan untuk
mengakses internet dengan laptop atau telepon pintar (smartphone), namun warnet tidak
kekurangan pelanggan, malah sebaliknya semakin bertambah. Kebutuhan akan informasi dan
hiburan yang “mendesak” dan super cepat membuat seluruh akses internet di area Kandang
Limun dikonsumsi setiap harinya, hal ini dapat dilihat di seluruh gedung di lingkungan UNIB
yang memiliki wi-fi, terutama gedung BATIK (sekarang LPTIK) UNIB. Namun, layanan wi-fi
UNIB nampaknya belum bisa membuat puas para penggunanya, kecepatan akses yang dibawah
100mbps serta seringnya jaringan terputus tiba-tiba membuat mengakses internet “gratisan” ini
cukup mengecewakan, apalagi ketika pengguna mengakses situs yang berat seperti game online,
hal ini tentu membuat gamer menjadi stres akibat terlalu lama loading dan buffering dalam
memutar video. Namun pada malam hari wifi UNIB, layanan wi-fi lebih cepat dibandingkan
siang, banyak mahasiswa memanfaatkan ny untuk mengerjakan tugas ataupun menonton film
terbaru yang keluar. Motor terparkit rapi di sepanjang jalan LPTIK, mahasiswa duduk di lataran
sekeliling LPTIK. Pada siang hari, sinyal internet yang diperebutkan oleh ratusan bahkan ribuan
mahasiswa yang mengakses secara bersamaan dalam jumlah besar membuat server kebingungan
dan akhirnya menjadi lambat, bahkan sering terjadi sebuah kerudakan di pusat wifi yaitu LPTIK.
Sedangkan pada malam hari, mahasiswa sudah pulang, hal ini tentu meringankan beban server
sehingga lebih sedikit lega, rata-rata kecepatan internet pada malam hari mencapai di atas
100mbps, semakin malam tentu semakin cepat. Namun ada masalah lain, lingkungan UNIB yang
masih hijau membuat perkembangbiakan nyamuk menjadi lancar, pada malam hari ditambah
suasana remang membuat browsing menjadi kurang nyaman, mahasiswa bahkan ada yang
membawa obat nyamuk elektrik untuk menangkal nyamuk pada saat browsing.

Rasa tidak puas dengan layanan wi-fi membuat warnet tetap menjadi alternatif, dengan
layanan cepat dan tanpa terputus membuat kegiatan browsing biasa atau games online menjadi
lebih memuaskan, meski tetap membayar sebesar Rp.3000/Jam, warnet tetap ramai dikunjungi
oleh mahasiswa. Sebab selain alasan tersebut, pengguna juga dapat mengambil paket 5, 10,
hingga 24 Jam dengan potongan harga yang hampir setengah dengan harga aslinya. Warnet di
Kandang Limun memang sebagian besar buka hingga 24 Jam, masalah operator, mereka
memilikinya lebih dari satu orang, dengan pengaturan shift.

C. Lingkungan Sosial

Kelurahan Kandang Limun merupakan wilayah dengan intensitas usia remaja yang
dominan, yakni remaja-remaja yang berstatus mahasiswa, kondisi ini berbeda dengan komposisi
masyarakat yang ada di kelurahan lain disekitarnya, seperti Kelurahan Rawa Makmur, Beringin
Raya, Pekik Nyaring, dan Pematang Gubernur. Kelurahan-kelurahan ini seperti kondisi
demografi pada umumnya, yakni terdapat komposisi penduduk, baik dari segi usia, pekerjaan,
agama, etnis dan ras. Perbedaan dengan kelurahan-kelurahan tersebut tentu membuat atmosfir
sosial yang terjadi di Kelurahan Kandang Limun juga berbeda.

Dominasi mahasiswa menciptakan lingkungan sosial yang serba “ala pemuda”, sesuai
dengan umur mahasiswa yang bisa dikatakan mudah. Kebiasaan-kebiasaan yang berbauh
akademis seperti diskusi tentang materi kuliah, bermain games online secara bersama,
mengobrol tentang motivasi hidup, persiapan pementasan kesenian, pertandingan olahraga, dan
persiapan demonstrasi esok pagi, dan lain sebagainya. Hal-hal seperti itu biasa ditemukan di
Kandang Limun, ada juga kegiatan nongkrong atau berkumpul bersama, dengan membawa gitar,
serta membawah gawainya masing-masing, laptop, asbak, kopi dan makanan ringan, pemuda-
pemuda ini menghabiskan waktu senja di tempat-tempat kost, pinggir jalan, atau dibawah pohon,
pola ini terjadi secara berkesinambungan membuat situasi social semacam ini menjadi khas dan
sangat kental di lingkungan sosial Kandang Limun.

Sekitar pukul 8 pagi hingga menjelang siang, kampus menjadi pusat kegiatan pemuda
yang bersifat akademis. Motor yang mulai tersusun rapi di setiap GKB, mahasiswa mulai
memenuhi ruangan, jam perkulihanpun berlangsung. Nuansa akademik dapat dilihat di GKB
serta hampir setiap gedung di UNIB dapat ditemui kegiatan akademis, memang ada sebagian
mahasiswa masih terlihat nongkrong-nongkrong di kantin-kantin fakultas, di parkiran, dan
tempat-tempat yang dianggap nyaman untuk berkumpul, termasuk kelompok mahasiswa
pecandu games yang menggunakan fasilitas tempat duduk yang berada di luar ruangan untuk
bermain games mereka sebelum berlangsungnya perkuliahan, ada juga yang mengobrol, ada
yang di luar untuk sekedar merokok sambil bercerita. Mahasiswa yang bermain games online
terkadang tidak perduli dengan lingkungan sekitarnya, mereka tetap asik bermain games
onlinenya dengan gawai mereka masing-masing.

Secara sosial, nampak bahwa terdapat sekat-sekat yang terbangun antara mahasiswa
dengan mahasiswa lain, dan mahasiswa dengan masyarakat sekitar, sebab hubungan yang
mereka bangun berbasis kepentingan tanpa ada ikatan lebih.Masyarakat juga tidak terlalu menjali
hubungan dengan mahasiswa, dikarenakan masyarakat asli Kandang Limun hanya sedikit dan
yang mendo inan mahasiswa, di Kandang Limun terdapat sekat sosial yang menonjol antara
warga dan pendatang, hubungan mereka kebanyakan hanya terjalin atas dasar kepentingan saja,
misalnya mahasiswa dengan pemilik kos, warung makan, fotokopian, dan sebagainya.
Kedekatan antara mahasiswa dengan masyarakat sekitar kandang Limun bisa dikatakan
sangat minim, namun hubungan keduanya cenderung harmonis dan stabil dalam artian tidak
saling mengusik kenyamanan yang lainnya, selagi mahasiswa dianggap tidak merugikan orang
lain, apapun yang diperbuat masih diperbolehkan, kecuali jika perilaku tersebut sudah terbilang
keluar dari jalur norma-norma yang telah disepakati, misalnya masalah asusila karena hal
tersebut dianggap “mengotori” lingkungan mereka secara religius.

Terbangunnya norma-norma yang khas kekota-kotaan sesuai dengan keinginan


mahasiswa yang selalu mengikuti tren zaman tersebut membuat kegiatan-kegiatan yang larut
malam seperti nongkron di depan kosn sambil bermain gitar dan bernyanyi, bermain games onile
hingga larut malam bahkan sampai pagi tidak mendapatkan teguran ataupun pelarangan dari
masyarakat, seperti perangkat kelurahan atau tokoh masyarakat setempat. Sebab, hal tersebut
dianggap tidak melanggar norma apapun serta hal tersebut dipandang hanya sebagai permainan
layaknya permainan lain. Ketidaktahuan masyarakat terhadap perkembangan teknologi games
serta dampak buruk kecanduan games onile membuat fenomena kecanduan games online
terkesan mengalami pembiaran oleh masyarakat, kampus apalagi pemerintah.

D. Warung Internet di Kelurahan Kandang Limun

Salah satu tempat usaha jasa yang setiap hari dikunjungi oleh mahasiswa-mahasiswa
ialah warung internet (warnet), tidak hanya mahasiswa. Tujuannya bermacam-macam, mulai dari
mencari bahan untuk tugas kuliah, bahan untuk skripsi, mencari informasi terkini, chatting
dengan teman melalui media sosial, mengunduh dan mengunggah file, mencari inspirasi, belajar,
berjudi online, mengisi waktu luang, mencari teman dan bermain game online. Salah satu dari
kegiatan tersebut adalah games onile yang di gemari oleh kaum muda terutama kalangan
mahasiswa. Game oneli sangat terkenal di kalangan masyarakat, game onile dapat di simpan di
gawai dan memainkannya menggunakan jaringan internet. Mahasiswa bermain games onile tidak
hanya bermain untuk kesenangan melainkan bermain karena kecanduan. Dengan lokasi-lokasi
yang strategis yakni di pinggir jalan raya serta akses yang dekat dengan kost-an mahasiswa,
membuat peminat game online semakin melonjak naik. Selain itu ada alasan lain yang membuat
mahasiswa pecinta game onile nyaman berlama-lama di warnet adalah fasilitas yang lengkap ,
seperti ketersediaan makanan dan minuman yang bisa dipesan seperti di rumah-rumah makan
pada umumnya, membuat urusan perut bukan lagi menjadi kendala ketika melakukan gaming.
Sebelum berada di kondidi yang nyaman seperti ini, para gamer-gamer dahulunya merasa
kesusahan ketika mereka merasa lapar, mereka harus mencari makan keluar dulu dan tempatnya
jauh dari tempat warnet yang mereka gunakan., hal ini dirasa cukup mengganggu bagi gamer,
apalagi sangat disayangkan jika momen-momen penting pada game dilewatkan hanya gara-gara
lapar. Kondisi dan tempat yang strategis, dekat dengan warung-warung yang boleh dikatakan
lengkap dengan harga sandar mahasiswa membuat mencari makan sambil bermain gama onile
teramat gampang untuk dilakukan.

Biasanya penjaga warnet menjalin kerjasama dengan pemilik warung-warung makan


tersebut, bila dipesan maka gamer tak perlu repot meninggalkan permainan yang sedang seru,
sebab mereka dapat memesan melalui penjaga warnet, dan makanan tak lama akan datang ke
billing tempat game dimainkan, makan sambil main game mungkin sedikit merepotkan bagi kita
yang tidak terbiasa, namun tidak bagi para gamer ini, makan ya makan, gaming ya gaming,
keduanya dapat dilakukan secara bersamaan.

Selain akses dengan “sumber daya” sekitar lebih mudah, fasilitas yang ada di game
center-game center ini juga terbilang lengkap, misalnya Sonic Internet Center, ruang gaming
yang nyaman dengan tempat duduk jok dan headsed panjang membuat gaming bisa dilakukan
dengan bersandar pada jok empuk tersebut dan mendengar suara musik rap dan hard rock tanpa
putus terdengar dari sound system yang ada di sudut ruangan tampa mengganggu orang lain.
Dibilling masing-masing mahasiswa sedang sibuk “bertarung” di monitor mereka masing-
masing, karena sekat antar billing hanya dibatasi kaca, maka semua aktifitas pengguna komputer
dapat terlihat dengan jelas. Hanya sediki mahasiswa yang terlihat mencari artikel, membuka
jejaring sosial, dan menonton anime secara streaming.

E. Budaya Baru dan Pergeseran Nilai

Pada saat ini orang lebih suka milihat video dengan suraa dari pada melihat gambar dan
membaca. Televisi telah merambah dan menjadi pilihan masyarakat dalam mencari informasi
dan mendengar berita dari pada harus membaca Koran. Sekalipun layanan pesan singkat (SMS)
hanya dialog kaku tanpa intonasi, suratkabar hanya memberikan kilasan mengenai apa yang
terjadi, tapi media televisi dan media lain dalam bentuk video memberikan pengalaman yang
bagi sejumlah pemirsanya yang hampir sukar dibedakan dengan kehidupan nyata.
Interaksi sosial dengan menggunakan teknologi online menjadi sarana yang cukup untuk
memberikan solusi imajiner tanpa rujukan. Dalam beberapa kondisi, game online menjadi tempat
sosialisasi yang nyata bagi para gamer. Kondisi ini terlihat pada saat mereka mengakses game
online melalui persewaan internet (warung internet). Bergerombol menuju warnet atau game
center dan bercerita tentang fantasi game sembari menunggu billing kosong telah menciptakan
pola interaksi yang melibatkan ruang geografis dan menempuh apa yang disebut realitas alamiah.
Ruang geografis dalam interaksi sosial yang biasanya terpangkas oleh teknologi tidak
sepenuhnya berlaku pada kondisi ini. Terlepas dari bagaimana pola interaksi, kondisi maupun
kualitas pergaulan para gamer tersebut, game online ternyata menjadi alternatif bagi mereka
yang ruang bermain fisik mereka mulai tergusur, khususnya di kawasan penelitian ini, yakni
lahan kosong dibangun infrastruktur bisnis, serta tempat bermain fisik harus disewa dengan
harga yang tidak murah, harus ada kelompok olahraga (yang hobi olahraga), dengan atribut
olahraga yang juga mahal dan kelelahan setelah bermain, dengan demikian, game online
menawarkan kemudahan-kemudahan instan dan sangat mengasyikkan tanpa atribut rumit.

Sebenarnya pola pergaulan seperti ini juga terjadi pada permainan lain seperti playstation,
namun dalam posisi ini, game online telah menjadi sarana berkumpul yang lebih efektif bagi
para gamer dibandingkan produk teknologi lain seperti playstation atau televisi sebab produk
tersebut dapat dengan mudah dijumpai di rumah-rumah, tanpa harus bermain di warnet atau
tempat umum serta tanpa ada interaksi dengan pemain lain sehingga memutus ruang sosial.
Kegiatan bergaul di depan monitor dengan berlama-lama mempunyai satu tujuan bergaul yaitu
bermain dengan sebuah simulasi kehidupan yang diciptakan oleh industri game. Para pengguna
game merasa berada di suatu dimensi kehidupan baru yang diciptakan oleh komunitas gamer.
Perubahan moda produksi dari komoditas benda menjadi tontonan menghasilkan sebuah bentuk
konsumsi yang membingungkan, sebab mereka pulang ke rumah masing-masing tanpa
membawa belanjaannya, melainkan hanya pengalaman bermain dan rasa penasaran, ini lebih
mengikat daripada bentuk benda yang dapat habis dalam waktu dekat, sedangkan pengalaman
yang dimaksud disini terus berkembang lewat asumsi-asumsi pemain game. Ruang publik yang
semakin menyempit dan teknologi telah dapat dibuat untuk membantu pemangkasan ruang riil.
Kenikmatan-kenikmatan dan representasi kehidupan urban kontemporer makin banyak yang
berasal dari sebuah kebudayaan elektronik yang terus tumbuh. Inilah sebuah budaya yang benar-
benar termediakan dimana ruang-ruang interaksi sosial dan kultural dipisahkan dari tempat sosial
dan geografis yang spesifik.

F. Permisivisme

Permisivisme berasal dari bahasa Inggris, permissive yang berarti serba membolehkan, suka
mengizinkan. Sejalan dengan arti katanya, permisivisme merupakan sikap dan pandangan yang
membolehkan dan mengizinkan segala-galanya. Orang yang permisivistis dalam hidup
pribadinya bertindak serba bebas. Dalam hidup keseharian tidak ada keteraturan. Bangun dan
pergi tidur, makan, berpakaian, bermain dan bekerja semaunya.Tak ada waktu pasti dan cara
yang tetap. Dalam pergaulan, orang ini akan berperilaku seolah-olah tidak ada kebiasaan, adat
dan sopan-santun. Dalam masyarakat ia bertindak seakan-akan tidak ada peraturan, hukum dan
undang-undang.Itu semua dilakukan dengan ringan, tanpa beban, dan takut sanksi.Bila dijatuhi
hukuman, orang permisivistis akan menerima dengan gaya tak peduli dan tak jarang
dianggapnya lucu. Karena dalam hidup pribadi serba membolehkan, orang permisivistis juga
bersikap permisivistis.Dalam keluarga ia akan membiarkan setiap anggota berulah bebas
semaunya. Di bidang etis, permisivisme berarti sikap, pandangan, dan pendirian yang
berpendapat bahwa segala cara hidup, perilaku, perbuatan, juga yang melanggar prinsip, norma,
dan peraturan etis boleh saja dilakukan. Orang hidup baik boleh, jahat juga boleh. Orang
berperilaku etis baik silahkan, buruk tidak dilarang.Dengan demikian, di mata orang
permisivistis yang baik dan yang buruk itu sama saja. Prinsip etis untuk hidup baik atau buruk itu
tidak ada.

Kriteria etis untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk itu impian yang dalam
kenyataan hidup tidak ditemukan. Orang permisivistis etis hidup dalam kebebasan total. Tidak
ada baginya undang-undang, hukum, peraturan etis kapan saja, di mana saja, dengan apa dan
siapa saja, dalam hal apa saja.Yang ada hanya pikiran, kehendak, kemauan, dan kesenangan
sendiri. Sebagaimana dalam permisivisme pada umumnya, orang permisivistis etis tak peduli
akan sanksi-sanksi etis.

Sikap permisif seperti ini dapat dengan mudah ditemui di lingkungan Kandang Limun,
namun belum terlalu ekstrim seperti pada penjelasan di atas. Meskipun demikian, kontribusi
sikap permisif ini terhadap pelanggaran-pelanggaran yang “biasa” bahkan yang tidak biasa juga
sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai