BAB III
post ORIF fraktur cruris dengan fokus studi gangguan mobilitas fisik.
1. Klien rawat inap di RSU Tidar Kota Magelang selama studi kasus
dilakukan.
2. Laki-laki usia 25-44 tahun dengan diagnosa fraktur cruris hari kedua post
ORIF.
3. Mampu berkomunikasi dengan baik
4. Bersedia menjadi klien kelolaan.
C. Fokus Studi
ini adalah gangguan mobilitas fisik pada klien hari kedua post ORIF fraktur
cruris.
apabila pada satu atau lebih ekstremitas memiliki derajat kekuatan otot < 5,
rentang gerak sendi tidak dapat mencapi rentang gerak maksimal, dan dalam
mandiri.
Fraktur cruris merupakan istilah untuk patah tulang tibia dan fibula,
dapat dibuktikan dengan foto rontgen tulang. Salah satu tindakan konservatif
yang dilakukan pada pasien fraktur cruris di rumah sakit adalah ORIF (Open
mengumpulkan data pada studi kasus ini adalah instrumen pengkajian yang
G. Pengumpulan Data
32
sebagai berikut:
1. Wawancara
Melakukan wawancara atau anamnesa secara langsung dengan cara
terkait.
2. Observasi langsung
Melakukan pemeriksaan kekuatan otot, rentang gerak sendi, aktivitas,
asupan nutrisi dan kondisi luka klien dengan teknik Inspeksi, palpasi,
cruris.
H. Analisis dan Penyajian Data
maupun keluarga.
5. Menentukan prioritas masalah keperawatan dari data yang diperoleh,
klien akan dituliskan dengan inisial dan alamat klien tidak akan ditulis
secara lengkap serta apabila melakukan tidakan yang berisiko bagi klien