Teguh Hindarto
Ibadah Kristiani pada awalnya berakar pada Yudaisme. Yesus Sang Mesias
adalah seorang Yahudi (Ibr 7:14) dan beribadah secara Yahudi. Demikian pula
murid-murid Yesus dan para rasulnya meneruskan tata cara ibadah Yudaisme
tersebut. Pilar ibadah Kristiani yang berakar pada Yudaisme meliputi sbb:
1. Ibadah Harian tiga kali sehari (Tefilah Sakharit, Minkhah, Maariv – Kis
3:1; 10:3)
2. Ibadah Pekanan (Sabat – Kis 13:14,27,42,44)
3. Ibadah Bulanan (Rosh kodesh – Kol 2:16-17)
4. Ibadah Tahunan atau Tujuh Hari Raya (Sheva Moedim – Kis 20:16, 1 Kor
16:8)
Para ahli liturgi Kristen pun mengakui bahwa beberapa tradisi liturgis dalam
gereja Katholik, Orthodox dan Protestan, sebenarnya berakar dari Yudaisme. Pdt.
2|Buletin IJI Vol 4/Maret 2016
1
Mazmur-Mazmur Kekristenan Purba Dalam Konteks Yahudi Abad Pertama, dalam
Jurnal Teologi GEMA Duta Wacana, No 48 Tahun 1994, hal 16
2
Ibadah Harian Zaman Patristik, Bintang Fajar, 2000, hal 5
3
Ibid., hal 36
3|Buletin IJI Vol 4/Maret 2016
Padahal sejatinya peribadahan Kristiani yang berakar pada Yudaisme dan yang
dilestarikan oleh para rasul jika diperbandingkan dengan peribadahan dalam
Islam, tiada jauh berbeda. Bahkan boleh dikatakan Islam hanya meneruskan
peribadahan yang Yudaisme dan Kristen awal.
Definisi Doa
Dalam bahasa Ibrani, kata doa rata-rata diterjemahkan dengan tefilah.
Padanan dalam bahasa Yunaninya adalah proseukhe. Baik tefilah.maupun
proseukhe dapat memiliki dua pengertian: Pertama, perkataan spontan seseorang
4|Buletin IJI Vol 4/Maret 2016
kepada Tuhan yang diutarakan dalam ibadah pribadi (2 Sam 7:7, Mzm 141:5, Luk
19:46, Mat 17:21). Kedua, waktu-waktu tertentu dalam berdoa dengan diiringi
sikap tubuh yang tertentu (Mzm 55:17, Dan 6:11)
“Tetapi aku berseru kepada Tuhan dan YHWH akan menyelamatkan aku-
diwaktu petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan menangis; dan Dia
mendengar suaraku” (Mzm 55:17-18)
“Tetapi aku ini, ya YHWH, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan
pada waktu pagi doaku datang kepada-Mu” (Mzm 88:14)
“Marilah kita mengangkat tangan dan hati kita kepada Tuhan di Surga”
(Rat 3:41)
“Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-
malaman ia berdoa kepada Tuhan” (Luk 6:12)
“Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan
sudah dekat kota Yope, naiklah Petrus keatas rumah untuk berdoa” (Kis 10:9)
6|Buletin IJI Vol 4/Maret 2016
Demikian pula Yesus Sang Mesias dan para rasul-Nya yang merupakan bagian
dari Yudaisme melakukan ibadah harian dengan sikap tubuh tertentu sebagaimana
umat sebelumnya, sebagaimana terekam dalam kesaksian Kitab Perjanjian Baru
sbb:
“Kemudian Dia (Yesus) menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu
jaraknya, lalu Dia berlutut dan berdoa” (Luk 22:41)
“Dia maju sedikit, merebahkan diri ketanah dan berdoa supaya sekiranya
mungkin, saat itu lalu daripada-Nya” (Mrk 14:35)
4
Rabbi Hayim Ha Levy Donim, To Pray As A Jew: A Guide to the Prayer Book &
Synagoge Service, Basic Books, 1980,p. xxii
8|Buletin IJI Vol 4/Maret 2016
sekalipun kebiasaan membuat doa tiga kali sehari sudah ada pada zaman
Yesus”5.
Pelestarian Doa-Doa Harian Dalam Gereja Timur dan Gereja Barat Serta
Gereja Reformasi
Tulisan-tulisan paska rasuli sampai masa Kontantinus Agung (Abad I-IV
M) banyak mengulas eksistensi mengenai ibadah harian berikut varian
pemahaman dan pelaksanaannya6. Kitab Didache (50-70 M) menasihatkan para
orang Kristen untuk berdoa Bapa Kami tiga kali sehari. Surat pertama Klemens
(96-98 M) dari Roma kepada orang Korintus mengenai kewajiban berdoa yang
telah ditentukan oleh Tuhan. Surat Plinus kepada Trajanus (112 M) mengenai doa
sebelum matahari terbit. Klemens dari Alexandria (150-215 M) menolak pola doa
harian Yudaisme dan menggantikan dengan doa sebelum, selama dan sesudah
makan dan menjelang tidur serta bangun tidur. Hypolitus (215 M) menambahkan
doa harian tiga kali sehari dengan doa tidur, tengah malam dan saat ayam
berkokok. Tertulianus (220 M) menyarankan doa harian tiga kali sehari dengan
menghadap ke Timur kea rah matahari terbit. Origenes (254 M) menggarisbawahi
empat jam doa harian yaitu pagi, siang, malam dan sebelum tidur. Sikap tangan
terentang sebagai tanda korban petang serta pembacaan Mazmur 140 sebagai isi
doa malam. Siprianus (258 M) melestarikan doa harian Yudaisme.
Gereja Orthodox dan Katholik yang berkembang diluar Yerusalem, masih
tetap memelihara pola ibadah harian yang diwariskan dari Yudaisme, meskipun
dalam corak dan pemahaman teologis yang berbeda. Mereka melakukan doa
harian sebagai ekspresi penghayatan terhadap pengalaman Mesias menjelang di
salibkan dan bangkit dari kematian. Dalam tradisi gereja Orthodox, seperti Syria
dan Mesir, mengenal liturgi doa harian yang disebut Ashabush Sholawat, 7 yang
terdiri dari :
5
Bernardus Boli Ujan, SVD., Memahami Ibadat Harian: Doa Tanpa Henti Semua
Anggota Gereja, Maumere: Ledalero, 2003, hal 15-16
6
Ibid., hal 19-22
7
Bambang Noorsena, Sekilas Soal Sholat Tujuh Waktu Dalam Gereja Orthodox, dalam
PENSYL, No 29/III/1996
9|Buletin IJI Vol 4/Maret 2016
Istilah Liturgia Horarum dalam bahasa Inggris disebut Liturgy of the Hours
(Liturgi Waktu). Nama ini mulai dipakai untuk pertama kali pada tahun 1959 dan
menjadi populer selama Konsili Vatikan II, khususnya dalam Konstitusi Liturgi.
Nama ini memperlihatkan bahwa ibadat ini dijalankan sesuai dengan jam atau
waktu tertentu setiap hari yang pada dasarnya mempunyai arti simbolis sepeti
terungkap dalam doa-doa yang dipakai dalam ibadat ini9. Disebut Liturgi karena
ibadat ini sesungguhnya adalah doa atau kegiatan rohani seluruh umat sebagai
Gereja dalam arti sebenarnya. Istilah harian (jam harian) menyatakan bahwa
ibadat ini menguduskan waktu, jam siang dan malam. Sebenarnya dalam ibadat
ini umat mengalami Tuhan yang tidak kenal waktu, yang abadi dan kudus. Oleh
pengalaman berahmat itu manusia dikuduskan dalam waktu, hidup dan karyanya
8
Syeikh Efraim Bar Nabba Bambang Noorsena, Selayang Pandang Tentang Shalat Tujuh
Waktu Dalam Kanisah Orthodox Syria, Surabaya, 19 Juni 1998_________________
9
Op. Cit., Memahami Ibadat Harian: Doa Tanpa Henti Semua, hal 10
10 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
sehari-hari diberkati dan dikuduskan oleh Tuhan, saat atau sejarah hidupnya
menjadi saat yang penuh rahmat dan menyelamatkan 10.
Dalam perspektif Roma Katholik yang mengacu pada istilah Latin, ada
beberapa istilah yang dipergunakan selain Liturgia Horarum yaitu Ofisi Ilahi
(Oficium: Kegiatan, Kewajiban), Brevir (Breviarum: Ringkasan, Singkatan),
Opus Dei (Karya Tuhan), Pensum Servitutis (Takaran Pelayanan), Horae
Canonicae (Jam-jam wajib), Horologion (Jam-jam doa)11.
Namun demikian, gereja-gereja Barat secara perlahan-lahan mengabaikan
peranan doa harian dengan sikap-sikap tubuh tertentu dan jam-jam tertentu dan
menjadikannya sebagai doa yang berkaitan dengan tugas para imam. James F.
White menjelaskan kenyataan tersebut sbb: “Di Barat, ibadah umat menghilang
dalam beberapa abad, kerugian besar bagi kekristenan. Ibdah umum harian,
selain melaksanakan ekaristi, menjadi tradisi rohaniawan dan biarawan yang
hamper-hampir ekslusif selama berabad-abad”12
Para reformator tetap mempertahankan doa-doa harian sebagai pembentuk
kerohanian umat sekalipun pol penerapannya beragam sebagaimana James F.
White menjelaskan: “Para reformator Protestan mengambil langkah-langkah
lebih drastic ke pembaruan praktik doa umum harian…reformator-reformator
yang beragam itu menemukan berbagai pemecahan berbeda-beda terhadap
masalah pemulihan untuk penggunaan popular doa-doa umum harian”13
Di Zurich, Reformator Ulrich Zwingli meresmikan ibadah-iadah harian, yang
terutama meliputi pembacaan-pembacaan Kitab Suci dan penafsiran atasnya.
Martin Luther bersikap konservatif. Pada tahun 1523 dan 1526 ia mengusulkan
untuk balik kembali ke dua ibadah harian: matins (pagi) dan vesper (sore) pada
hari-hari peringatan (hari-hari lain selain hari Minggu) yang mencakup
10
Ibid 10
11
Ibid., hal 11-12
12
James F. White, Pengantar Ibadah Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia 2005, hal 120
13
Ibid., hal 127-128
11 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
14
Ibid., hal 128-130
15
Ibid., hal 131
16
The Scriptures, Institute Research Scriptures,2000
12 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
Melekh bermakna, raja atau berkuasa. Semua aktivitas diatas berkonotasi suatu
tindakan rutinitas dalam hidup dalam rangka mendapatkan sesuatu pendapatan
hidup. Namun pada hari yang ketujuh, harus dihentikan.
Pelaksanaan Sabat
Dijelaskan pada Keluaran 20:10, "Lo taasheh kal melaka, Atta ubeneka
ubiteka avdeka waamateka ubehemteka wegerka asher bishareka". Orang
beriman tidak diperbolehkan bekerja di hari Shabat. Kata bekerja dalam ayat ini
diterjemahkan dari kata melakha. Bukan sekedar bekerja biasa namun, "suatu
pekerjaan yang bersifat menciptakan atau menguasai terhadap sesuatu"17. Kata
ini berhubungan dengan kata melekh (Raja). Yudaisme mengatur mengenai
melakha yang tidak boleh dikerjakan, dalam Mishnah Sabat 7:2, yaitu :
17
Tracey R. Rich, Shabat
http://www.jewfaq.org/shabbat.htm
13 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
Tying (mengikat)
Untying (membuka)
Sewing two stitches (menjahit dua jahitan)
Tearing (menyobek)
Trapping (menjerat binatang)
Slaughtering (menyembelih)
Flaying (menguliti)
Salting meat (mengasini makanan)
Curing hide (merawat kulit)
Scraping hide (memarut kulit)
Cutting hide up (memotong kulit)
Writing two letters (menulis dua surat)
Erasing two letters (menghapus dua surat)
Building (membangun)
Tearing a building down (membongkar bangunan)
Extinguishing a fire (memadamkan api)
Kindling a fire (mengumpulkan kayu untuk perapian)
Hitting with a hammer (memukul dengan palu)
Taking an object from the private domain to the public, or transporting
an object in the public domain. (menggunakan benda /alat transportasi
yang digunakan untuk kepentingan umum) 18
18
Ibid.,
14 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
19
Ibid.,
20
Prof. Harvey E. Finley, Ph.D. Biblical Hebrew: A Beginner Manual, Beacon Hill Press
of Kansas City, 1982, p.75
15 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
digunakan bentuk perfect yang bermakna, "menunjuk pada suatu kejadian yang
sudah dikerjakan,lengkap"21. Hal ini bermakna bahwa YHWH Sang Pencipta
telah menyelesaikan pekerjaan penciptaan tersebut dalam perspektif historis. Hari
ini YHWH tidak menciptakan apapun. Hari ini, YHWH bertanggung jawab
(mengawasi, mengatur, mengontrol) proses regenerasi (kelahiran) dan bukan
kreasi (penciptaan) pada mahluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan.
Pengkajian Kejadian 2:2-3 memberikan petunjuk pada kita bahwa Sabat bukan
semata-mata ibadah yang secara ekslusif dihubungkan dengan keberadaan orang
Yahudi atau Bangsa Israel kuno. Sabat merupakan pola Sang Pencipta yang
ditetapkan sebagai hari peringatan untuk perhentian dan menghormati hari yang
diberkati serta dikuduskan oleh-Nya.
Kelak, ketika YHWH memilih suatu bangsa untuk menjadi saksi dan terang
Firman-Nya, yaitu Israel, maka YHWH berbicara melalui Musa, bahwa Sabat
dihubungkan sebagai proses peringatan terhadap pembebasan bangsa Israel dari
perbudakan di Mesir (Ul 5:12, 15). Kitab TaNaKh memberikan kesaksian
bagaimana YHWH memberikan petunjuk teknis dalam memelihara Sabat, melalui
kehidupan Bangsa Israel, sebagai prototype bangsa non Yahudi. Dalam petunjuk-
petunjuk ini, ada yang bersifat situasional (bergantung pada konteks setempat)
namun ada pula yang bersifat eternal (tidak berubah). Sifat situasional
dikarenakan kondisi alam kehidupan dan bentuk komunitas sosial Bangsa Israel
pada waktu itu. Beberapa petunjuk teknis memelihara Sabat dalam Kitab TaNaKh
adalah sbb:
Petunjuk Yang Bersifat Situasional
Bekerja di hari sabat mendapat hukuman mati. Dalam Bilangan 15:32-36,
disebutkan ada seorang lelaki yang mengumpulkan kayu api pada hari Sabat (Bil
15:32), lalu dipergoki oleh sesamanya. Orang ini lalu dibawa kepada Musa dan
Harun serta orang-orang Israel (Bil 15:33). Selanjutnya dia dimasukkan dalam
tahanan karena belum ada keputusan mengenai bentuk hukuman yang tepat [Bil
15:34]. YHWH akhirnya menetapkan bentuk hukuman mati bagi orang tersebut
(Bil 15:35). Akhirnya, orang itupun dilontari batu hingga mati (Bil 15:36).
21
Ibid.,
16 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
Pernyataan bentuk hukuman mati di sebutkan juga dalam Nehemia 10:31 dan
Yeremia 17:21.
Mempersembahkan korban bakaran. Dalam Bilangan 28:9-10,
diperintahkan agar setiap jatuh Sabat, harus mempersembahkan dua ekor domba
berumur setahun yang tidak bercela dan dua persepuluh efa tepung yang terbaik
sebagai korban sajian (Bil 28:9).
Petunjuk Yang Bersifat Universal
Hari perhentian penuh dan ibadah. "Hari itu harus menjadi Sabat, hari
perhentian penuh bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa.
Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya" (Im 16:31)
Hari pertemuan kudus. "Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan,
tetapi pada hari yang ketujuh, haruslah ada Sabat, hari perhentian penuh, yakni
hari pertemuan kudus..."(Im 22:3)
Kesempatan untuk sirkulasi tanah. "Enam tahun lamanya kamu harus
menaburi dan mengumpulkan hasil tanah itu, tetapi pada tahun ketujuh haruslah
ada bagi tanah itu, suatu Sabat, masa perhentian penuh, suatu Sabat bagi
YHWH. Ladangmu janganlah kau taburi dan kebun anggurmu janganlah kau
rantingi" (Im 25:3-4)
Mengapa hukuman mati dan mempersembahkan korban dikategorikan
petunjuk yang bersifat situasional? Sebenarnya, inti dari Bilangan 15:32-36,
Nehemia 10:31 serta Yeremia 17:21, mengisyaratkan bahwa melanggar Sabat
membawa konsekwensi berupa hukuman. Makna hukuman adalah mendisiplin
atau membuat jera serta memberi contoh agar yang lain tidak meniru perbuatan
yang serupa. Bentuk hukuman mati, adalah bentuk yang terikat situasi pada
zaman itu. Bentuk hukuman ini dilakukan bagi kasus pelanggaran berat. Jauh
sebelum Torah diturunkan di Sinai sekitar tahun 1444 SM 22, telah berdiri
Kerajaan Babilonia dengan rajanya bernama Hammurapi (1792-1750 SM). Dalam
penemuan di Susa tahun 1902 Ms, didapatkan beberapa batu tulis yang
22
Irving L. Jensen, Jensen‟s Survey of the Old Testament, Chicago: Moody Press, 1978, p.
91
17 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
23
The New Bible Dictionary, (Wheaton, Illinois: Tyndale House Publishers, Inc.) 1962
24
Dake‟s Annotated Reference Bible, Dake Bible Sales, 1992, p. 44
25
Ibid.
26
Loc.Cit.
18 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
didelegasikan melalui Musa dan tua-tua Israel. Disaat ini, dimana sistem Teokrasi
tidak menjadi sistem yang dominan, maka bentuk hukuman mati tidak mengikat
untuk diterapkan bagi pelanggar Sabat. Demikian pula dengan mempersembahkan
korban. Korban adalah bentuk ibadah pra Mesias, yang menunjuk pada Anak
Domba yang dikorbankan, sekali dan untuk selamanya, yaitu Yesus Sang Mesias
(Ibr 10:1-4,10). Yesus telah dikorbankan/dipersembahkan sekali dan untuk
selama-lamanya, maka kita tidak perlu mempersembahkan korban hewan
kembali.
Sistem ibadah korban adalah pola ibadah Imamat Lewi yang dipusatkan di
Bait Tuhan, namun sistem Imamat Melkitsedek bukan ditandai dengan
persembahan korban. Sistem Imamat Melkitsedek membaharui dan
menyempurnakan sistem Imamat Lewi (Ibr 7:11-12, 19). Essensi Bilangan 29:9-
1- adalah bahwa setiap jatuh Sabat, persembahkanlah sesuatu kepada YHWH
(baik pujian, ucapan syukur, doa-doa, harta, dll).
Ayat-Ayat Yang Keliru Diterjemahkan Dan Keliru Ditafsirkan
Terjemahan yang buruk dan asumsi teologis yang keliru mengenai makna
kedatangan Mesias, mengakibatkan pemahaman yang keliru terhadap aspek
Torah, yaitu Sabat. Berikut ayat yang keliru diterjemahkan dan keliru ditafsirkan
sehingga menghasilkan pemahaman yang keliru.
Keliru diterjemahkan
Pertama, Dalam Yohanes 5:18, menurut terjemahan Lembaga Alkitab
Indonesia, sbb: "dengan demikian Dia membatalkan Sabat". Dalam Yohanes 5:1-
18, dikisahkan bahwa Yesus menyembuhkan seorang yang lumpuh selama tiga
puluh delapan taahun saat berada di kolam Betesda pada hari Sabat (Yoh 5:5-9).
Orang Yahudi marah karena Yesus menyembuhkan orang di hari Sabat (Yoh
5:16). Namun komentar Yohanes yang disalin dalam teks Greek berbunyi, "...luen
ton sabbaton", banyak diartikan, "dia meniadakan Sabat". Kata "Luo" memiliki
beragam makna sbb :
1. untie, loose from ropes or straps (Mk 1:7)
2. set free, release from condition or circumstance (Lk 13:16)
3. destroy, to ruin by tearing or breaking (Ac 27:41; Eph 2:14)
19 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
27
Swanson, James, A Dictionary of Biblical Languages With Semantic Domains: Greek
(New Testament), (Oak Harbor, WA: Logos Research Systems, Inc.) 1997.
28
New York: Artist for Israel International , 1996 www.beittikvahsynagogues.org
29
The Hebraic Root Version New Testament, Society for the Advancement of Nazarene
Judaism, 2001, p.211
20 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
30
Jewish New Testament Commentary, JNTP, 1992, p.299
31
Yahweh’s New Covenant Assembly, 1992, p.11
21 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
32
Ibid., Jewish New Testament Commentary, p.299
22 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
pernah menyebutkan adanya tradisi bahwa hari kedatangan Mesias bukan pada
hari minggu namun pada hari pertama saat perayaan Seder Paskah17.
Nampaknya, kata te kuriake hemera lebih menunjuk pada yom YHWH dalam
Yoel 2:31. Dalam naskah Septuaginta, yom YHWH diterjemahkan hemeran
kuriou (hari Tuhan). Konteks Wahyu 1:10 tidak berbicara mengenai hari
peribadahan yang tertentu melainkan berbicara mengenai penyingkapan mengenai
Akhir Zaman yang harus diberitahukan pada jemaat (Why 1:1-3).
Keliru ditafsirkan
Dalam Markus 2:23-27, terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia berbunyi,
"Anak Manusia Tuhan atas hari sabat". Pernyataan ini ditafsirkan bahwa Yesus
berkuasa untuk mengubah hari sabat menjadi hari minggu. Jika kita telaah secara
seksama, peristiwa yang dilaporkan dalam perikop diatas menceritakan teguran
Yesus terhadap penafsiran orang-orang Yahudi yang keliru mengenai sabat.
Ketika murid Yesus berjalan diladang, beberapa murid-Nya memetik bulir
gandum (Mrk 2:1). Tindakan "memetik bulir gandum" dikategorikan bekerja oleh
orang-orang Yahudi, sehingga mereka mencela para murid dan dianggap telah
melanggar sabat (Mrk 2:24). Karena itu, Yesus memberikan kutipan kisah dalam
TaNaKh, dimana peristiwa tersebut digunakan sebagai analogi terhadap apa yang
dilakukan murid-Nya (Mrk 2:25-26). Yesus mengingatkan orang-orang Yahudi
yang mencela agar tidak terjebak pada 'legalisme' (ketaatan pada hukum secara
berlebihan) dengan mengatakan bahwa hari sabat ditetapkan baagi manusia dan
bukan manusia untuk hari Sabat. Dengan istilah lain, hukum untuk manusia dan
bukan manusia menghamba pada hukum (Mrk 2:27). "memetik bulir gandum"
dalam perjalanan tidak termasuk dalam "melaka" namun hanya pekerjaan biasa
dan tidak termasuk melanggar sabat. Demikian pula dalam Markus 3:1-6. Saat
Yesus beribadah di hari Sabat, Dia menjumpai ada orang yang tangannya lumpuh
sebelah (Mrk 3:1). Yesus bertanya pada hadirin, manakah yang benar, berbuat
baik dihari sabat atau berbuat jahat? (Mrk 3:4). Karena tidak ada yang menjawab,
Yesus akhirnya menyembuhkan orang tersebut (Mrk 3:5). Tindakan Yesus
menimbulkan misinterpretasi diantara orang Yahudi (Mrk 3:6). Inti kejadian ini
hendak mengatakan bahwa di hari sabat diperbolehkan menolong orang. Proses
Terapeutik (penyembuhan) tidak termasuk kategori "melaka" yang rutin.
23 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
33
Harry R. Boer, A Short History of the Early Church, Grand Rapids, Michigan: William
B. Eerdmans Publishing Company, 1986, p. 143
34
Ibid.,
24 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
35
Robert & Remy Koch, Christianity: New Religion or Sect Biblical Judaism? , Palm
Beach Gardens, Florida: A Messenger Media Publication, p.216, mengutip Samuele
Bacchiocchi, From Sabbath to Sunday, Rome: The Pontifical Gregorian University Press,
1977, p.194
25 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
extra (Adar Sheni) ditambahkan kepada kalender Ibrani setiap dua atu tiga tahun
dalam rangka menjaga kesejajaran antara waktu matahari dan kalender bulan.
Rosh Khodesh dan Kalender Yahudi
Karena lama waktu kalender Ibrani adalah 29 atau 30 hari, maka Rosh
Khodesh dapat terjadi sebanyak dua kali: Pertama, jika bulan beredar selama 29
hari, maka Rosh Khodesh dilaksanakan pada hari pertama di permulaan bulan
baru. Kedua, jika bulan beredar selama 30 hari, maka Rosh Khodesh
dilaksanakan pada hari terakhir sebagaimana pada hari pertama di permulaan
bulan baru.
Pelayanan Shabat sebelum bulan baru disebut Shabat Mevarkhim atau
“Shabat yang memberkati bulan”. Setelah selesai pembacaan Torah kemudian
pemimpin mengangkat gulungan Torah mengucapkan berkat untuk bulan yang
baik kemudian mengumumkan mengenai datangnya hari minggu ketika bulan
baru dimulai. Catatan, bahwa Shabat Mevarkhim tidak dilaksanakan selama bulan
Elul (Untuk mengumumkan permulaan bulan Tishri), karena keseluruhan bulan
Elul merupakan periode shelikhot dan persiapan menjelang Rosh ha Shanah serta
hari-hari raya lainnya.
Pada hari dimana Rosh Khodesh tiba (pada minggu tersebut) maka doa harian
dilayankan termasuk bagian dari Musaf (tambahan) termasuk bagian dari Hallel
(bacaan yang terambil dari Mazmur), dengan tambahan Shemoneh Eshre (korban
extra yang dibawa ke Bait Suci untuk Rosh Kodesh) serta bacaan tambahan dari
Torah (Bilangan 28:11-15).
Sejarah Rosh Khodesh
Menurut tradisi Rabinik, bahwa perintah yang paling utama diberikan kepada
keturunan Israel sesaat setelahterbebas dari Mesir adalah menguduskan Bulan
Baru (Kel 12:1-2), dengan cara demikian menyebabkan bangsa yang masih muda
tersebut memisahkan dirinya dari tradisi dewa matahari dari bangsa Mesir
(penyembahan pada dewa Ra) dan melihat kepada bulan dengan makna yang baru
sebagai saat dan waktu perhitungan.
Munculnya bulan – dari gelap menuju cahaya - merupakan gambaran
keselamatan dari Tuhan bagi Bangsa Yahudi dan bagi pembebasan diri kita dari
27 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
kegelapan menuju terang. Catatan, bahwa kata Ibrani untuk bulan adalah khodesh
dari kata khadash yang bermakna “baru”. Di masa Talmudik, penandaan
dimulainya Bulan Baru ditentukan dengan cara melakukan pengamatan oleh
sekurang-kurangnya dua orang saksi mata. Segera setelah bulan terlihat semakin
bertambah sabit, Sanhendrin (Majelis Tinggi Rabinik) di Yishrael diberitahu dan
Rosh Khodesh segera diumumkan (sistem ini kemudian dibuang dan menyepakati
kalender yang ditetapkan Hillel II {360 M} yang dipergunakan hingga kini). Hari
setelah bulan baru dipandang sebagai perayaan, diramaikan dengan peniupan
shofar dan diperingati dengan pertemuan-pertemuan serta korban-korban.
Mengetahui dengan pasti kapan saat Rosh Khodesh, penting untuk
menetapkan Moedim atau waktu-waktu yang ditetapkan YHWH. Kenyataannya
seluruh kalender Yahudi didasarkan pada pemahaman kapan Rosh Khodesh
dimulai karena tanpa pemahaman akan hal ini maka akan menimbulkan penetapan
hari raya menjadi tidak diketahui. Selama masa penganiayaan (oleh orang Yunani
Syria), orang-orang Yahudi dilarang memperingati Bulan Baru sebagaimana
Shabat dalam rangka memelihara mereka terhdap ketaatannya pada Tuhan.
Ibadah Tahunan/Hari Raya (Moedim)
Di Sinai YHWH memberikan Torah. Dalam Torah, YHWH menetapkan
Moedim (waktu-waktu yang tetap) atau hari-hari raya yang berjumlah tujuh
(sheva moedim). Ketujuh perayaan tersebut adalah (Imamat 23:1-44) sbb:
1. Pesakh (14 Nisan)
2. Ha Matsah (15 Nisan)
3. Sfirat ha Omer (menghitung omer setelah shabat moedim)
4. Shavuot (hari kelimapuluh setelah menghitung omer)
5. Yom Truah /Rosh ha Shanah (1 Tishri)
6. Yom Kippur (10 Tishri)
7. Sukkot (15-21 Tishri)
Rasul Paul berkata dalam Kolose 1:15-16 sbb: “Karena itu janganlah kamu
biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau
mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah
bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Mesias”. Ayat ini
bukan larangan agar orang Kristen melaksanakan perayaan yang ditetapkan oleh
28 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
YHWH di Sinai namun perihal larangan agar jemaat Mesias non Yahudi jangan
membiarkan diri mereka dihakimi oleh beberapa kelompok mazhab Yahudi yang
menekankan praktek legalistik dalam pelaksanaan Torah yang dipaksakan
terhadap jemaat non Yahudi sebagaimana DR. David Stern menjelaskan sbb:
“But here it appears that Gentile Judaizers, perhaps like those in Corinth who put
themselves „in subjection to a legalistic perversion of the Torah (1 C 9:20b&N),
have set up arbitrary rules (Shaul brings examples at v.21) about when and how
to eat and drink, in order to „take ...captive‟(v.8) their fellow Collosian”36
(Namun di sini nampaknya orang-orang non Yahudi yang di yahudisasi, seperti di
Korintus yang meletakkan pada diri mereka dalam ketaatan kepada pelaksanaan
Torah yang legalistik (1 Kor 9:20) harus membebaskan diri dari aturan-aturan
dangkal (Shaul memberikan contoh pada ayat 21) mengenai kapan dan bagaimana
makan dan minum agar menjadikan... tawanan).
Pernyataan Rasul Paul memberikan pemahaman bahwa perayaan yang
ditetapkan YHWH di Sinai merupakan bayangan yang wujud nyatanya adalah
Mesias. Barney Kasdan memberikan penjelasan mengenai relevansi Tujuh Hari
Raya bagi kehidupan iman pengikut Mesias sbb: “The Feast of the Lord or the
biblical holy days, teach us about the nature of God and his plan for mankind...in
short, all of the Feast of the Lord were given to Israel and to grafted-in believer
to teach, in practical way, more about God and his plan for the world ”37 (Hari
Raya YHWH atau Hari Raya Biblikal mengajar kita mengenai sifat Tuhan dan
rencana-Nya bagi umat manusia...singkatnya semua Hari Raya YHWH telah
diberikan bagi Israel dan orang beriman yang ditempelkan untuk belajar dalam
cara yang sederhanan mengenai Tuhan dan rencananya bagi dunia). Oleh
karenanya kita harus memahami dengan seksama bagaimana Mesias menggenapi
berbagai aspek dan unsur dalam Tujuh Hari Raya yang ditetapkan YHWH.
Pesakh
Perayaan ini menunjuk pada peringatan terluputnya nenek moyang Israel dari
tulah YHWH melalui olesan darah di tiap palang pintu orang Israel (Im 23:5).
36
DR. David Stern, Jewish New Testament Commentary, Clarksville: JNTP 1992, P.610
37
Barney Kasdan, God‟s Appointed Times: A Practical Guide for Understanding and
Celebrating the Biblical Holidays, Lederer Books 1993, p.vi
29 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
38
Teguh Hindarto, Seder Pesakh dan Perjamuan Malam Terakhir
http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/03/perjamuan-malam-terakhir-dan-seder.html
30 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
“Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit
dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu”
(Kol 1:18)
Namun demikian, jika kita mengikuti perhitungan mazhab Saduki, tiap tahun
saat merayakan Buah Sulung tidak selalu bertindih tepat tiga hari tiga malam
dengan peristiwa kebangkitan Mesias dari alam maut karena sistem penanggalan
akan bergeser. Contoh: Tahun 2011 ini Pesakh Tgl 14 Nisan jatuh pada Tgl 17
April Kalender Gregorian yang jatuh pada hari Minggu. Karena berpedoman
bahwa penetapan Buah Sulung menunggu hari sesudah sabtu, maka pada hari
Minggu Tgl 24 April kita merayakan Buah Sulung sekaligus kebangkitan Yesus
dari alam maut. Sekalipun ada selisih satu minggu, namun yang menjadi pedoman
kita adalah hari Minggu setelah jatuh Pesakh.
Sementara itu jika kita mengikuti nalar mazhab Farisi, maka perayaan Buah
Sulung selalu akan dilaksanakan Tgl 16 Nisan setiap tahun sekalipun tidak jatuh
pada hari Minggu. Namun maknanya tidak akan bertindih tepat dengan hari
kebangkitan Yesus dari alam maut yang sudah terhitung hari Minggu atau hari
pertama.
Shavuot
Perayaan ini menunjuk pada pesta panen hari kelima puluh setelah
menghitung buah sulung. Dalam tradisi Yahudi dihubungkan pula dengan
turunnya Torah di Sinai. Perayaan Shavuot dinamakan juga Pentakosta. Istilah ini
merujuk pada Kitab Septuaginta (terjemahan TaNaKh: Torah, Neviim, Kethuvim
dalam bahasa Yunani pada Abad III Ms yang disponsori oleh Kaisar Ptolemaus
Philadhelphus) yang menerjemahkan kata “lima puluh hari” dalam Imamat 23:16
di atas dengan kata Yunani Pentekonta. Kitab Kisah Rasul 2:1 salinan berbahasa
Yunani mengadopsi istilah Pentekostes dari Kitab Septuaginta. Jadi ketika kita
merayakan Hari Raya Pentakosta kita harus mengembalikan maknanya pada
konteks perayaan Ibrani yaitu Yom Shavuot. Mayoritas Kekristenan menganggap
Perayaan Pentakosta sebagai perayaan pencurahan Roh Kudus, suatu hari raya
baru yang terpisah dari hari-hari raya Yahudi. Yang benar adalah peristiwa
pencurahan Roh Kudus terjadi bersamaan dengan perayaan Yom Shavuot atau
Pentakosta.
32 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
Yom Shavuot adalah pesta panen, yaitu panen gandum. Tiap tahun, orang-
orang Yahudi perantauan harus mudik untuk merayakan tiga hari raya utama yaitu
Ha Matsah (Roti Tidak Beragi), Shavuot (Pentakosta) dan Sukkot (Pondok Daun)
sebagaimana dikatakan: “Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu
harus menghadap hadirat YHWH, Tuhanmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya,
yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada
hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat YHWH dengan tangan
hampa, tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan
berkat yang diberikan kepadamu oleh YHWH Tuhanmu.". Oleh karenanya Kisah
Rasul 2: 5 melaporkan bahwa ada banyak orang Yahudi dari berbagai wilayah
perantuan berkumpul menyaksikan peristiwa pencurahan roh yang dialami murid-
murid Yesus Sang Mesias sebagaimana dikatakan,”Waktu itu di Yerusalem diam
orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit”,
demikian juga dalam ayat 8-10 dikatakan, “Bagaimana mungkin kita masing-
masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa
yang kita pakai di negeri asal kita:kita orang Partia, Media, Elam, penduduk
Mesopotamia, Yudea dan Kapa dokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia,
Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-
pendatang dari Roma…”
Yom Shavuot dalam Perjanjian Baru menunjuk pada peristiwa pencurahan
Roh Kudus kepada para murid Yesus Sang Mesias untuk tugas pekabaran Injil
sebagaimana dikatakan:“Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya
berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti
tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan
tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan
hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh
Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang
diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” (Kis 2:1-4)
Yom Truah
Perayaan ini menunjuk pada peniupan shofar (tanduk domba yang panjang)
sebagai penanda tahun baru sipil Ibrani dan juga peringatan penghakiman
YHWH. Dalam Perjanjian Baru menunjuk pada kedatangan Mesias yang kedua
sebagai Hakim Yang Adil. Barney Kasdan dalam bukunya berjudul God‟s
33 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
39
Ibid, p. 64-67
34 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
shofar. Cahaya enam hari Penciptaan akan kembali dan terlihat, cahaya bulan
akan seterang matahari, dan Tuhan akan mengirim kesembuhan sepenuhnya atas
semua orang Israel yang sakit. Tiupan Eli-Yah yang kedua akan menyebabkan
orang mati bangkit. Mereka akan bangkit dari dalam debu dan mengenali sesama
mereka, suami dan istri mereka, ayah, anak, saudara dengan saudara. Seua akan
datang kepada Mesias dari keempat pencuru bumi, dari timur dan barat, dari
utara dan selatan. Anak-anak Israel akan terbang pada sayap burungrajawali
menghampiri Mesias…” (Ma’ashe Daniel).
Seluruh detail dari Rosh ha Shanah menjadi lebih bermakna apabila kita
hubungkan dengan pelayanan Yesus Sang Mesias dan Kitab Perjanjian Baru.
Banyaknya bukti dalam Kitab Perjanjian Baru, menuntun pada kenyataan bahwa
Mesias lahir pada musim semi dan bukan pada musim dingin (Desember). Jika
ini tepat maka kita dapat memperkirakan saat mana Yesus memulai
pelayanannya. Sebagaimana dicatat dalam Lukas 3:23, Yesus berusia sekitar 30
tahun saat memulai pelayanannya, sehingga kita dapat meletakkan saat baptisan
dan kotbah pertamanya pada musim semi tahun itu. Dengan mempertimbangkan
kesamaan tema pada perayaan Rosh ha Shanah, tidakkah mengejutkan kita bahwa
Yesus dibaptis pada saat musim semi tahun itu yang jatuh pada Bulan Elul atau
Tishri (Mat 3:13-17)? Mungkinkah ada kesamaan saat Yesus digoda shatan di
padang gurun selama empat puluh hari empat puluh malam (Mat 4:1-11)? Dan
apakah pesan pertama Mesias setelah empat puluh hari penggodaan di padang
gurun? Bukankah seruan, “Bertobatlah dari segala dosamu kepada Tuhan,
karena Kerajaan Tuhan sudah dekat!”
Waktu terbaik mana lagi yang tepat bagi Mesias untuk memulai pelayanannya
di bumi selain saat tahun baru yang memiliki makna spiritual, yaitu Rosh ha
Shanah? Bukti-bukti sejarah ini menunjukkan bahwa bulan Elul atau Tishri
merupakan waktu yang sempurna bagi persiapan untuk menyampaikan pesan
agung rohani yang akan datang bagi Israel yaitu: Kembali pada Tuhan karena
Mesias telah datang.
Rasul Paul pun menghubungkan karakteristik Rosh ha Shanah untuk
menggambarkan pengangkatan orang yang percaya kepada Mesias di awan-awan
sebagaimana dikatakan dalam 1 Tesalonika 4:16-18 sbb: “Sebab pada waktu
tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Tuha)
35 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
berbunyi, maka Junjungan Agung sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang
mati dalam Mesias akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang
masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan
menyongsong Junjungan Agung di angkasa. Demikianlah kita akan selama-
lamanya bersama-sama dengan Junjungan Agung. Karena itu hiburkanlah
seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini”.
Yom Kippur
Perayaan ini menunjuk pada pendamaian dosa-dosa kolektif Bangsa Israel
terhadap YHWH dengan penyembelihan hewan setahun sekali. Dalam Perjanjian
Baru menunjuk pada karya Yesus sebagai korban pendamaian sejati. Barney
Kasdan dalam bukunya berjudul God‟s Appointed Times: A Practical Guide for
Understanding and Celebrating the Biblical Holidays40 memberikan penjelasan
mengenai Yom Kippur sbb: Berdasarkan Imamat 16, ritual Yom Kippur berpusat
pada persembahan dua korban kambing. Yang satu dinamai dengan Khatat yang
akan disembelih sebagai lampang penghapusan dosa Israel. Sementara kambing
yang satu diberi nama Azazel. Kambing ini tidak disembelih namun dibuang ke
hutan dan ditandai kain merah kesumba. Kambing ini sebagai lambang dosa Israel
yang dibuang. Ritual di atas merupakan ketetapan Tuhan yang agung, yaitu
mengenai penebusan dan pengampunan melalui korban pengganti. Karena Rosh
ha Shanah dan Yom Kippur berdekatan dalam berjarak sepuluh hari, maka
perayaan Yom Kippur menjadi sangat penting. Apa yang telah dimulai pada bulan
Tishri sebagai evaluasi diri dan pertobatan maka pada hari kesepuluh digenapi
dengan penebusan dan pengampunan. Sejak Bait Suci (Bet ha Miqdash) di
Yerusalem hancur pada tahun 70 Ms. Maka muncul kebingungan diantara para
rabbi, mengenai bagaimana pelaksanaan korban Yom Kippur yang berpusat di
Bait Suci. Pada perkembangannya para rabbi membuat korban pengganti melalui
Tseloshah Taw atau “TIGA T” yaitu: Tefilah (doa), Tsedaqah (perbuatan baik,
derma) dan Teshuvah (pertobatan).
Nama lain yang diberikan untuk perayaan Yom Kippur adalah Yomim
Nora‟im (hari yang khidmat) karena merupakan perluasan Rosh ha Shanah. Pada
hari ini orang-orang Yahudi tradisional melakukan doa, puasa dan pengampunan
40
Ibid., p. 77-86
36 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
41
Lexicon oleh Rabbi David Kimchi sebagaimana dikutip dari buku A Manual of
Christian Evidences for Jewish People, Vol 2, p.76
37 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
42
Ibid., P. 91-104
38 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
hari dan Dia harus disunatkan, Dia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut
oleh malaikat sebelum Dia dikandung ibu-Nya”. Demikianlah Rasul Paul
memberikan makna teologis peristiwa ini dalam Roma 15:8 sbb, “Yang aku
maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran Tuhan, Mesias telah menjadi
pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-
Nya kepada nenek moyang kita,…”. Pada hari kedelapan ini, dirayakan dengan
baik di rumah maupun sinagog dengan meriah. Ditandai dengan pengucapan
birkat atas unsur-unsur panen yang meliputi Lulav (ranting palem), Etrog (citrun),
Hadas (semak berbunga putih), Arava (semacam pohon-pohonan). Unsur-unsur
tadi akan digerakkan ke masing-masing penjuru mata angin sebagai simbol
kemahahadiran Tuhan di seluruh dunia dan lambang sukacita panen. “Keempat
Jenis” unsur-unsur tanaman tadi diperluas maknanya oleh para rabbi sbb: Etrog
yang memiliki rasa manis dan beraroma harum melambangkan orang yang
memiliki pengetahuan akan Torah dan memiliki perbuatan baik. Lulav yang
merupakan bagian dari pohon palem, memili rasa manis namun tidak beraroma
wangi. Ini melambangkan orang yang memiliki pengetahuan Torah namun tidak
memiliki perbuatan baik. Sementara Hadas tidak memiliki rasa manis namun
beraroma wangi. Ini tipe orang yang yang memiliki perbuatan baik namun tanpa
pengetahuan Torah. Akhirnya, Arava, tidak bercita rasa manis dan tidak beraroma
wangi. Tipe orang yang tidak memiliki pengetahuan maupun perbuatan.
Pada hari yang kesembilan, sebagai tambahan ada Simkhat Torah yaitu
perayaan sukacita diberikannya Torah di Sinai. Pada hari ini dirayakan dengan
menari di Sinagoga saat gulungan Torah dikeluarkan untuk dibacakan. Perayaan
Sukkot pun dihubungkan dengan kelahiran Sang Juruslamat. Dalam Yohanes 1
ayat 14 dikatakan, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-
Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. Sepintas
ayat ini hanya memberikan informasi kepada kita mengenai hakikat Mesias
sebagai Sang Firman YHWH yang menjadi manusia. Dan ayat ini menjadi kredo
dasar atau pengakuan akan Keilahian Mesias sebagai Sang Firman YHWH.
Namun mari kita perhatikan satu kata dalam ayat 14 yaitu kata yang
diterjemahkan dengan “diam”. Kata Yunani eskenosen dari kata kerja skenoo
yang artinya “membentangkan kemah”. Kata ini diterjemahkan dalam Hebrew
New Testament, yaitu terjemahan dalam bahasa Ibrani modern untuk komunitas
39 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
Yahudi, dengan kata yishkon dari kata shakan yang artinya “kemah”. Kata
“Pondok Daun” dalam Imamat 23:42 dalam bahasa Ibrani disebut dengan sukkot
dan oleh Septuaginta, terjemahan TaNaKh dalam bahasa Yunani pada Abad III
sM, diterjemahkan dengan skenais dari kata skenoo.
Berdasarkan kajian kata dan bahasa di atas, maka Yohanes 1:14 dapat dibaca,
“Firman itu telah menjadi manusia, dan berkemah di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. Apa arti penting kata
“berkemah” pada ayat 14? Pertama, Yohanes hendak memberikan pesan
tersembunyi bahwa Yesus Sang Mesias lahir pada saat orang Yahudi merayakan
sukkot atau heorte skenon. Data ini diperkuat bahwa pada hari kedelapan, Yesus
di sunat di Bait Suci. Tradisi penyunatan tidak harus jatuh pada saat Shemini
Atseret (hari kedelapan Sukkot) namun Lukas 2:21 pasti terkait Shemini Atseret,
jika memang benar terbukti bahwa Mesias lahir pada saat orang Yahudi
merayakan Sukkot. Hal ini senada dengan kesaksian dalam Lukas 2:11, “Hari ini
telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Mesias, Junjungan Agung, di kota Daud”.
Kapan persisnya yang dimaksud hari ini? Apakah pernyataan ini hanya
merupakan pernyataan konotatif atau justru bersifat historis? Peristiwa yang
benar-benar pernah terjadi? Perkataan hari ini bukan ungkapan konotatif
melainkaan bersifat historis. Kata “hari ini” menunjuk pada konteks ruang dan
waktu bahwa Mesias sebagai tanda keselamatan bagi dunia telah lahir, yaitu pada
bulan Tishri saat orang-orang Yahudi merayakan Sukkot. Kedua, bahwa Sang
Firman menjadi manusia dan berkemah di antara manusia memberikan makna
teologis yang mendalam bahwa YHWH telah melawat manusia, berdiam diantara
manusia, menyatakan kemuliaan-Nya ditengah-tengah manusia. Dan Mesias akan
menyatakan diri-Nya kembali dan berkemah di bumi untuk mengadili bangsa-
bangsa sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 21:1-3 sbb, “Lalu aku melihat
langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang
pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang
kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Tuhan, yang berhias
bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku
mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Tuhan
ada di tengah-tengah manusia dan Dia akan diam bersama-sama dengan mereka.
Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Tuhan mereka”.
40 | B u l e t i n I J I V o l 4 / M a r e t 2 0 1 6
3. Melakukan berbagai kajian kritis dan teologis terhadap Kitab Suci dengan
pola pikir Ibrani
Salah satu usaha untuk mencapai beberapa tujuan di atas diantaranya adalah
menerbitkan buletin berkala sebagai wujud komunikasi dan pembelajaran anggota
IJI.
Email: derekhatov@gmail.com