Anda di halaman 1dari 7

Skenario 

Pasien laki­laki, 72 tahun masuk UGD dengan keluhan demam, sesak nafas dan dari
pemeriksaan  fisik   ditemukan   keadaan  umum   :   sakit   sedang,   CM.   Tanda   vital   :   TD
105/61mmHg,  HR 115X/m, S 40,2 derajat celcius, RR 26x/m. Mata tak anemis,  tak
ikterik. Paru: Vesikuler, rh ­/­ . Ekstremitas: pulsasi cukup, edema ­,sianosis –.
Dari   hasil  laboratorium:  hematologi  :  Hb  12,6;  Ht  37;   L  25000;  Tr   140.000.
Malaria (­), widal (­), SGOT 41;SGPT 38; alk phospatase 87; Ur 58; Cr 1,4; GD 179.
Thorax foto : Pleuropneumonia kiri.
Dari   pemeriksaan   fisik   dan   penunjang   dokter   UGD   mulai   berfikir   kearah
Pneumonia dan dari gejala fisik yang ditunjukan mengarah kepada telah terjadinya sepsis
pada pasien tersebut. Untuk melakukan diagnosis telah terjadi sepsis pada pasien diatas
dokter UGD meminta untuk dilakukan pemeriksaan serum PCT kepada keluarga pasien.
Lantas   keluarga   pasienpun   menanyakan   tentang   keefektifan   pemeriksaan   PCT   untuk
menegakan diagnosis sepsis

Foreground Question 
Bagaimana   akurasi   serum   PCT   untuk   mendiagnosis   Sepsis   dibandingkan   dengan
pemeriksaan kultur darah

PICO
P: Laki­laki 72 tahun dengan dugaan sepsis
I: Pemeriksaan Procalcitonin
C: Pemeriksaan  kultur darah
O: Diagnosis Sepsis

Key Word: 
Sepsis AND Diagnostic AND Procalcitonin

Limitasi 
5 tahun

Judul Jurnal yang Dipilih 
Procalcitonin as A Marker for The Detection of Bacterimia and Sepsis in the Emergency
Departement
Telaah Kritisi Jurnal 

I. Apakah Studi ini valid ?

1. menentukan ada atau tidaknya perbandingan yang dilakukan secara independen
dan blind dan blind terhadap suatu rujukan standar.
Ada  pada   artikel  menjelaskan   bahwa  gold  standar   untuk  mendiagnosis  sepsis   adalah
kultur darah .

2. Menentukan   kesesuaian   antara   sample   pasien   penelitian   dengan   spectrum


penderita   pada   setting   praktik   klinik   saat   uji   diagnostic   tersebut   akan
diaplikasikan
Setting praktik dan pada artikel sesuai pada seknario dimana  masih dalam perawatan di
ruang UGD

3. menetukan   ada   tidaknya   rujukan   standard   dilakukan   tanpa   melihat   hasil   uji
diagnostic
Ada. Pada artikel selain melihat dari hasil pemeriksaan Procalcitonin dijelaskan untuk
mengetahui adanya sepsis dapat melalui suhu tubuh diatas 38,3oC, dengan melakukan
hitung sel darah putih, dan dengan melakukan kultur bakteri 

II. Apakah studi ini penting?

1. menentukan sensitivity, specificity, Likelihood Ratio
Pada   jurnal   dijelaskan   3   level   pemeriksaan   pada   PCT   yaitu   pada   lebel   <0,1
ng/ml,   0,1­1,0   ng/ml,   dan   >1,0   ng/ml.   dimana   dari   kurva   ROC   yang   digunakan
didapatkan hasil bahwa cutoff yang digunakan adalah 0,1475 didapatkan hasil sensitivity
yang rendah yaitu 75%, spesififsitas 79,8%. Sementara untuk hasil PPV =16,9% dan
NPV = 98,2%

III. Apakah Studi ini dapat diaplikasikan? 

1. menentukan   kemungkinana   penerapan   pada   pasien   (available,   affordable,


accurate, precise)
a. available
pemeriksaan   PCT   sudah   tersedia   di   laboratorium­laboratorium   di   Indonesia.   Dan
dibanding dengan pemeriksaan kultur darah yang hasilnya tidak bisa keluar dalam waktu
12 ­48 jam yang dapat mengakibatkan penundaan penanganan, pemeriksaan PCT lebih
dapat digunakan untuk mendiagnosis dalam siatuasi kegawatdaruratan. 

b. affordable
menurut data dari Rs. Mintoharjo pada tahun 2014 biaya pemeriksaan  PCT beriksar Rp.
520.000­728.000 tergantung dari kelas perawatan pasien.   Harga sangat mahal untuk
pemeriksaan serum PCT. 
c. accurate
dijelaskan bahwa hasil dari Pemeriksaan PCT dan Kultur darah selaku gold standard
memiliki akurasi yang signifikan. 

d. Precise
Tepat   dikarenakan   pada   artikel   dijelaskan   bahwa   karena   hanya   dibutuhkan   jumlah
sedikit dari serum pemeriksaan dapat diimplementasikan di Unit gawat darurat sebagai
test tambahan untuk membedakan pasien yang pada pemeriksaan kultur positive murni
atau positive kontaminan. 

2. menentukan ada atau tidaknya perubahan tata laksana dari hasil penelitian
tidak ada perubahan tatalaksana

3. menentukan manfaat dan kerugian uji diagnostic terhadap pasien

manfaat   pemeriksaan   PCT   :   waktu   pemeriksaan   lebih   cepat   dibanding   pemeriksaan


kultur   darah   dimana   hanya   dibutuhkan   1   jam   dan   dapat   digunakan   dalam   keadaan
kegawatdaruratan.
Kerugian pemeriksaan PCT : biaya yang dikeluarkan sangat besar untuk pemeriksaan. 

EVIDENCE­BASED MEDICINE 
DIAGNOSIS

“BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

Procalcitonin as A Marker for The Detection of Bacterimia and Sepsis in the Emergency
Departement”
MUHAMAD EKO PRASTA
1102012168
KELOMPOK B4

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2015/2016

Anda mungkin juga menyukai