Peritonitis
Peritonitis
HELDIASTRI K. R (I11107070)
Bab I. Penyajian Kasus
Identitas
Puasakan
Injeksi ranitidine 3 x 30 mg
Siapkan WB 350 cc
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanactonam : dubia ad malam
Follow up
Follow-up HR,RR, dan Suhu
120
100
80
60
HR
RR
Suhu
40
20
0
Follow-up hasil pemeriksaan darah
rutin (Hb, Ht, WBC, dan PLT)
40
35
30
25
Hb
20
Ht
WBC
15
10
0
18-04-13 19-04-13 20-04-13 21-04-13 22-04-13
PLT
600
500
400
300
PLT
200
100
0
18-04-13 19-04-13 20-04-13 21-04-13 22-04-13
Bab II. Tinjauan pustaka
Definisi
Apendiks disebut juga umbai cacing atau apendiks
vermiformis. Apendisitis adalah peradangan
apendiks vermiformis dan merupakan penyebab
akut abdomen yang paling sering. Peradangan
akut apendiks memerlukan tindakan bedah segera
untuk mencegah komplikasi yang umumnya
berbahaya.
Anatomi dan Fisiologi
Epidemiologi
Insidens apendisitis akut di negara maju lebih tinggi
daripada di negara berkembang. Namun, dalam
3-4 dasawarsa terakhir kejadiannya menurun
secara bermakna.
Etiologi
Apendisitis akut merupakan infeksi bakteri.
Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang
diajukan sebagai faktor pencetus.
Patofisiologi
Apendisitisdimulai di mukosakemudian
melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam
waktu 24-48 jam pertama.
Upaya pertahanan tubuh berusaha membatasi
proses radang ini dengan menutup apendiks
dengan membentuk massa periapendikular
Gambaran Klinis
Tanda awal:
Nyerimulai di epigastrium atau regio umbilikus disertai
mual dan anoreksi.
Nyeri pindah ke kanan bawah dan menunjukkan
tanda rangsangan peritoneum lokal di titik
McBurney
Nyeri tekan
Nyeri lepas
Defans muscular
Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung
Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (Rovsing)
Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri
dilepaskan (Blumberg)
Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak, seperti
napas dalam, berjalan, batuk, mengedan.
Gejala apendisitis akut pada anak tidak spesifik.
Pada awalnya, anak hanya sering menunjukan
gejala rewel dan tidak mau makan.
Anak sering tidak bisa melukiskan rasa nyerinya.
Beberapa jam kemudian, anak akan muntah
sehingga menjadi lemah dan letargik.
Pemeriksaan
Demam biasanya ringan dengan suhu sekitar 37,5-
38,5°C.
Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi
perforasi.
Pada inspeksi perut, tidak ditemukan gambaran
spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita
dengan komplikasi perforasi.
Pada palpasi, didapatkan nyeri yang terbatas
pada region iliaka kanan, bisa disertai nyeri lepas.
Defans muscular menunjukan adanya rangsangan
peritoneal
Nyeri tekan perut kanan bawah ini merupakan
kunci diagnosis.
tanda Rovsing
Pada apendisitis retrosekal atau retroilealpalpasi
dalam untuk menentukan adanya rasa nyeri.
Peristalsis usus sering normal tetapi juga dapat
menghilang akibat adanya ileus paralitik pada
peritonitis generalisata yang disebabkan oleh
apendisitis perforasi.
Diagnosis
Meskipun pemeriksaan dilakukan dengan cermat
dan teliti, diagnosis klinis apendisitis akut masih
mungkin salah pada sekitar 15-20% kasus.
Kesalahan diagnosis lebih sering terjadi pada
perempuan dibandingkan dengan lelaki.
Laboratorium
Pemeriksaan jumlah leukosit membantu mengakkan
diagnosis apendisitis akut, pada kebanyakan kasus
terdapat leukositosis terlebih pada kasus dengan
komplikasi
Diagnosis Banding
Gastroenteritis
Demam dengue
Limfadenitis mesenterika
Kelainan ovulasi
Infeksi panggul
Kehamilan di luar kandungan
Kista ovarium terpuntir
Endometriosis eksterna
Urolitiasis pielum/ureter kanan
Penyakit saluran cerna lainnya.
Tatalaksana
Bila diagnosisi klinis sudah jelas, tindakan yang
paling tepat adalah apendektomi.
Sebelumnya pasien diberikan antibiotik kombinasi
yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob.
setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 6-8 minggu
kemudian dilakukan apendektomi.
Pada anak kecil, wanita hamil, dan penderita usia
lanjut, jika secara konservatif tidak membaik atau
berkembang menjadi abses dianjurkan operasi
secepatnya.
Prognosis
Angka mortalitas adalah 0.1% jika appendicitis
akut tidak pecah dan 15% jika pecah. Kematian
biasanya berasal dari sepsis,atau aspirasi.
prognosis membaik dengan diagnosis dini sebelum
ruptur dan antibiotik yang lebih baik
Bab III. Pembahasan
Pasien laki-laki, usia 11 tahun. Datang dengan
keluhan nyeri perut, nyeri perut dirasakan 7 hari
sebelum masuk Rumah Sakit. Nyeri awalnya
dirasakan di ulu hati dan bagian umbilicus
kemudian dirasakan menjalar di seluruh perut.
Nyeri perut disertai rasa mual dan muntah.
Nyeri ulu hati merupakan keluhan yang paling
sering dikeluhkan oleh pasien.
Nyeri ulu hati merupakan sensasi nyeri atau rasa
tidak enak pada regio epigastrium, biasanya
menggambarkan adanya masalah pada organ-
organ yang terdapat pada regio epigastrium atau
merupakan suatu nyeri alih yang berasal dari
tempat lain.
Pasien juga mengeluh demam yang tidak terlalu
tinggi yang timbul bersamaan dengan nyeri perut.
Pada apendisitis akut demam yang dikeluhkan
tidak terlalu tinggi, 37,5-38,5°C
Demam tinggi biasanya ditemukan pada apendisitis
akut dengan komplikasi
Dari pemeriksaan abdomen ditemukan tidak
distensi, nyeri tekan (+) regio
epigastrium, umbilicus, lumbal dextra dan
sinistra, defense muscular (+), bising usus
menghilang.
Peristalsis usus sering normal tetapi juga dapat
menghilang akibat adanya ileus paralitik pada
peritonitis generalisata yang disebabkan oleh
apendisitis perforasi.
Pada inspeksi perut, tidak ditemukan gambaran
spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita
dengan komplikasi perforasi.
Pemeriksaan jumlah leukosit membantu menegakkan
diagnosis apendisitis akut, pada kebanyakan kasus
terdapat leukositosis terlebih pada kasus dengan
komplikasi. Pada pasien ini ditemukan jumlah
leukosit yang tinggi yakni 18,7 K/ul.
Dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang dilakukan, pasien ini didiagnosis :Peritonitis
umum et causa appendicitis akut dengan
komplikasi perforasi.
Pemberian antibiotic pada pasien ini sangat
diindikasikan, alasannya selain sebagai terapi
preoperasi juga sebagai terapi definitifpada
pasien ini sudah terjadi komplikasi perforasi yang
dapat menyebabkan terjadinya sepsis.
Antibiotik yang diberikan pada pasien ini adalah
golongan sefalosporin generasi ketiga. Antibiotik ini
merupakan antibiotik berspektrum luas. Selain itu
diberikan Metronidazole yang efektif terhadap
kuman-kuman anaerob.
Apendektomi dilakukan pada infiltrat
periapendikular tanpa pus yang telah ditenangkan.
Sebelumnya pasien diberikan antibiotik kombinasi
yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob.
setelah keadaan tenang6-8 minggu kemudian
dilakukan apendektomi.
Pada anak kecil, wanita hamil, dan penderita usia
lanjut, jika secara konservatif tidak membaik atau
berkembang menjadi abses dianjurkan operasi
secepatnya
Pemberian terapi suportif pada pasien ini, berupa
cairan dan nutrisi, diharapkan dapat
memaksimalkan terapi definitif yang diberikan.
Setelah operasi, pasien dipuasakan. Hal ini
memungkinkan untuk memberikan terapi suportif
bagi pasien untuk menjaga integritas fisiologis atau
fungsional pasien sampai penyembuhan.
Terima kasih