Anda di halaman 1dari 8

STATUS UJIAN

HERNIA SKROTALIS DEXTRA

Disusun oleh:
ERY RIADY INDRAPRIAMBADA
(1102014086)

Pembimbing:
dr. Ima Arya Wijaya, Sp.B

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit


Umum Daerah Arjawinangun Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI Periode 28
Januari – 6 April 2019
STATUS PASIEN
UJIAN KOASS BEDAH
RSUD ARJAWINANGUN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tambak
Agama : Islam
Pekerjaan : Supir Truk
Pendidikan Terakhir : SMP
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk ke RS : 20 Maret 2019
Tanggal Pemeriksaan : 21 Maret 2019

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Benjolan di buah zakar sebelah kanan sejak 3 bulan sebelum masuk rumah
sakit (SMRS) yang semakin lama semakin membesar

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli bedah umum RSUD Arjawinangun dengan keluhan
muncul benjolan di buah zakar sebelah kanan sejak 3 bulan yang lalu SMRS.
Benjolan dirasa semakin lama semakin membesar. Benjolan berbentuk bulat
lonjong dengan permukaan yang rata dan warna sama seperti kulit disekitarnya.
Ukuran benjolan kira kira kurang lebih 14 x 8 x 7 cm. Benjolan tidak hilang
timbul dan tidak dapat dimasukan. Benjolan muncul tanpa mengejan dan spontan.
Pasien mengaku bahwa pada awal muncul benjolan ukurannya kecil dan terdapat
nyeri. Nyeri dirasakan jika dibawa jala dan jika dibawa naik motor. Namun
keluhan nyeri ini sudah berkurang ketika benjolan tersebut membesar. Pasien
tidak ada keluhan BAB bermasalah pasien dapat buang angin, mual muntah (-),
denan (-) dan BAK lancar. Keluhan batuk disangkal. Pasien mengaku selain
menjadi supir truk, pasien suka mengangkat barang berat untuk dimasukan
kedalam truknya.
1
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnmya. Pasien
baru pertama kali dirawat dan tidak pernah menjalani operasi. Riwayat hipertensi,
diabetes dan batuk kronik disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga pasien yang sedang atau pernah mengalami keluhan yang
sama. Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal.

Riwayat Kebiasaan Sosial


Pasien adalah seorang supir truk. Sehari hari pasien selain menjadi supir suka
mengangkut barang yang berat untuk dimasukan kedalam truknya

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Frekuensi Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 37,3 C
SpO2 : 98%

Status Generalis
Kepala & Leher
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+
Telinga : Normotia, serumen -/-
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, deviasi septum (-)
Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis perioral (-)
Leher : Trakea terletak di tengah, pembesaran KGB (-)

2
Pulmo
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral dalam keadaan statis
dan dinamis, jejas (-)
Palpasi : Fremitus vokal dan fremitus taktil simetris bilateral
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikular kanan = kiri, ronkhi -/-, wheezing -/-
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS 5 linea midklavikula sinistra
Perkusi : Batas kanan jantung pada ICS 4 linea parasternal dextra
Batas kiri jantung pada ICS 5 linea midklavikula sinistra
Batas pinggang jantung pada ICS 2 linea parasternal sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, distensi abdomen (-), jejas (-)
Auskultasi : Bising usus (+) pada keempat kuadran
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), nyeri
ketok CVA (-)

Status Lokalis
Regio Inguinalis Dextra

Inspeksi : Tanpa mengedan dan batuk tampak massa dengan ukuran 14 x 8 x 7


cm di daerah skrotum dextra. Massa berbentuk lonjong, dan berwarna
seperti kulit di sekitarnya.Tidak terdapat tanda peradangan

Palpasi : Tanpa mengedan dan batuk teraba massa di regio inguinalis dextra,
berbentuk lojong dengan permukaan rata tidak bernodul, tidak nyeri
tekan, massa teraba kenyal padat, tidak dapat dimasukkan kembali ke
cavum abdominalis abdominalis.

Transiluminasi: (-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium

Tes Hasil Satuan Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

Darah Lengkap:

Hemoglobin 12,4 g/dL 13.2 – 17.3

Leukosit 9.9 103/ L 3.8 – 10.6

Trombosit 339 103/ L 150 – 440

Hematokrit 38,8 % 40 – 52

Eritrosit 4.41 106/ L 4.4 – 5.9

MCV 87.6 fL 80 – 100

MCH 28,1 pg 26 – 34

MCHC 32.0 g/dL 32 – 36

RDW 11.9 % 11.5 – 14.5

MPV 5.3 (L) fL 7.0 – 11.0

Hitung Jenis (diff):

Segmen 61,9 % 28.0 – 78.0

Limfosit 22.2 (L) % 25 – 40

4
Monosit 6.3 % 2–8

Eosinofil 8.5 % 2–4

Basofil 1.1 % 0–1

Luc 0 % 3–6

KIMIA KLINIK

Glukosa sewaktu 122 mg/dL 75 – 140

Ureum 23.3 mg/dL 10 – 50

Kreatinin 0.68 mg/dL 0.62 – 1.10

KOAGULASI

Waktu Pembekuan (CT) 4 Menit 2-6

Waktu Perdarahan (BT) 2 Menit 1 -3

IMUNOLOGI

HBsAg Kuantitatif 0.01 S/CO Negatif < 0.13

Anti HIV Non reaktif Non reaktif

2. Rontgen Thorax
Expertise:
Corakan bronkovaskular kasar di apex pulmo bilateral, fibrosis (-)
Sinus costophrenicus lancip, diafragma licin
Cor: CTR < 0.5
Sistema tulang intact
Kesan:
Tb paru duplex lama aktif minimally
Besar cor normal

3. Elektrokardiogram

Kesan: Normal
V. DIAGNOSIS KERJA
Hernia Skrotalis Ireponibel Dextra

VI. DIAGNOSIS BANDING

Hidrokel
Varikokel
Tumor Testis

VII. PENATALAKSANAAN
a) Farmakologi Ketorolac
3x1 ampul i.v Ranitidin
2x1 ampul i.v
Ceftriaxon 2x1 gram i.v
b) Non farmakologi
IVFD Ringer Laktat 20 tetes/menit
Puasa 6-8 jam pre operasi

c) Pilihan tindakan
operatif Herniotomi
Herniorafi

VIII. EDUKASI
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai perjalanan penyakit
pasien
2. Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai rencana tatalaksana
yaitu tindakan operasi terbuka
3. Memberikan penjelasan perawatan luka pasca operasi (tidak boleh terkena air
dahulu, membersihkan luka dan mengganti perban serta rajin kontrol ke dokter)
4. Menjelaskan kepada pasien tidak ada pantangan makan setelah operasi
5. Menghindari faktor risiko (contoh: mengangkat dan mendorong barang berat)
6. Menjelaskan pada pasien dan keluarganya bahwa penyakit dapat terulang lagi
apabila faktor risiko tidak dihindari
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai