PENGERTIAN HOTEL
Hotel memiliki beberapa definisi yang akan berbeda-beda dari setiap orangnya, berikut ini adalah beberapa pengertian hotel:
1. Hotel adalah: “Building where meals and rooms are provided for travelers.” Yang dapat diartikan sebagai bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar, makanan dan minuman bagi
tamu. (Kamus Oxford, The advance learner’s Dictionary)
2. Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta
fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan
fasilitas tertentu yang dimiliki hotelitu.
3. Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan
perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tampa adanya perjanjian khusus.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hotel adalah suatu bangunan yang menyediakan jasa penginapan dengan beberapa fasilitas-fasilitas lain seperti penyedia makanan
dan minuman serta jasa lainnya yang dikelola oleh pemiliknya dengan sasaran para wisatawan atau orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan bermalam ataupun orang-orang yang hanya
ingin memakai fasilitas yang disediakan.
2.2. SEJARAH PERHOTELAN
Hotel mulai dikenal sejak permulaan abad masehi, dengan adanya usaha penyewaan kamar untuk orang yang melakukan perjalanan. Hotel sebagaimana jenis akomodasi lain berasal dari
kata “Inn” yang dapat diartikan sebagai usaha menyewakan sebagian dari rumahnya kepada orang lain yang memerlukan kamar untuk menginap. Pada umumnya kamar yang disewakan dihuni
oleh beberapa orang secarabersama-sama.
Pada mulanya inn, sering juga disebut dengan lodge yang hanya menyediakan tempat beristirahat bagi mereka yang melakukan perjalanan, karena sudah larut malam terpaksa tidak
dapat melanjutkan perjalanannya. Kemudian peradaban semakin maju maka terdapat berbagai peningkatan dengan menambahkan fasilitas penyediaan bak air untuk mandi yang kemudian
disusul dengan penyediaan makanan dan minuman walaupun masih dalam tahap yang sangat sederhana. Pada abad ke enam masehi, mulai diperkenalkan uang sebagai alat penukar yang sah,
maka jenis usaha penginapan ini semakin berkembang dan mencapai puncaknya pada masa Revolusi Industri di Inggris pada tahun 1750 hingga tahun 1790.
Revolusi ini mengakibatkan perubahan sistem perdagangan dan ekonomi dunia secara drastis dan menyeluruh, dengan ditemukannya mesin-mesin yang mengubah sistem produksi
rumah tangga ke produksi pabrikan. Hal ini pula yang menyebabkan terdorongnya dunia usaha untuk berlomba-lomba untuk menjual hasil produksinya. Dampak dari situasi ini maka lebih banyak lagi
orang melakukan perjalanan dari satu tempat ketempat lainnya. Walaupun pada jaman itu ketertiban dan keamanan belum sebaik dan setertib saat ini, hal tersebut ditandai dengan banyaknya
perampokan dan penjagalan terhadap para pejalan kaki sehingga mereka memilih untuk beristirahat di penginapan yang dianggap dapat memberikan rasa
aman kepada mereka yang bermalam, untuk keesokan harinya melanjutkan perjalanannya. Pada tahun 1129 telah
tercatat adanya Inn di kota Canterburry, Inggris sedangkan di Amerika Serikat Inn tertua dibangun pada tahun 1607.
Pada tahun 1794 di kota New York dibangun sebuah hotel yang diberi nama City Hotel yang mempunyai
kamar sebanyak 73 kamar. Walaupun pada awalnya dirasa janggal dengan dioperasikannya Hotel City tersebut
namun akhirnya dengan cepat menjadi buah bibir yang pada gilirannya menjadi pusat kegiatan segala acara di kota
tersebut. Selanjutnya disusul di kota Boston Amerika Serikat. Sedangkan pada tahun 1829 dibangun Hotel dengan
nama”The Tremont House”
yang kemudian oleh sebagian para ahli dianggap sebagai cikal bakalnya Perhotelan Modern. Hotel tersebutlah yang pertama kali memperkenalkan jenis-jenis kamar Single dan Double, yang
pada setiap kamar dilengkapi kunci masing-masing, air minum di setiap kamar, pelayanan oleh Bellboy serta memperkenalkan masakan Perancis ke dunia perhotelan. Hotel inipun menjadi sangat
terkenal dan menjadi tempat persinggahan yang sangat ramai. Yang terpenting mulai disadari bahwa Industri Hotel adalah industri penjualan jasa.
Pada tahun 1794 di kota New York dibangun sebuah hotel yang diberi nama City Hotel yang mempunyai kamar sebanyak 73 kamar. Walaupun pada awalnya dirasa janggal dengan dioperasikannya Hotel City
tersebut namun akhirnya dengan cepat menjadi buah bibir yang pada gilirannya menjadi pusat kegiatan segala acara di kota tersebut. Selanjutnya disusul di kota Boston Amerika Serikat. Sedangkan pada tahun
1829 dibangun Hotel dengan nama”The Tremont House” yang kemudian oleh sebagian para ahli dianggap sebagai cikal bakalnya Perhotelan Modern. Hotel tersebutlah yang pertama kali memperkenalkan
jenis-jenis kamar Single dan Double, yang pada setiap kamar dilengkapi kunci masing-masing, air minum di setiap kamar, pelayanan oleh Bellboy serta memperkenalkan masakan Perancis ke dunia perhotelan. Hotel
inipun menjadi sangat terkenal dan menjadi tempat persinggahan yang sangat ramai. Yang terpenting mulai disadari bahwa Industri Hotel adalah industri penjualan jasa.
The Tremont House adalah Hotel yang pertama yang memberikan pendidikan dan menyeleksi karyawannya untuk lebih meningkatkan mutu dalam upaya memberikan pelayanan yang memuaskan kepada
tamunya. Pada saat itu hotel belum menyediakan layanan kamar mandi dan pendingin atau penghangat untuk setiap kamarnya. Saat sekarang ini hal tersebut sudah menjadi suatu keharusan. Setelah 20 tahun
beroperasi hotel ini kemudian ditutup untuk diperbarui. Tidak disangsikan lagi bahwa keberasilan the Tremont telah mendorong lahirnya hotel-hotel baru yang kemudian saling bersaing dalam meningkatkan mutu
baik pelayanannya maupun fasilitas fasilitasnya.
Pada Permulaan abad 20 mulai terjadi perubahan yang cukup berarti pada Industri perhotelan yaitu mulai
diperkenalkannya hotel-hotel kelas menengah yang tidak begitu mewah dan mahal bagi para pengusaha atau
wisatawan yang betul- betul membutuhkannya, dengan ciri-ciri yang lebih mengutamakan kepraktisan dan hotel inipun
berkembang dengan pesatnya.
Tercatat seorang yang bernama Ellswort M. Statler yang berjasa dalam menemukan ide-ide baru seperti
penyediaan koran pagi, cermin di kamar, dan lain- lain. Dalam kurun waktu 40 tahun berikutnya, hotel-hotel milik Statler
menjadicontoh dalampembangunankontruksihotel-hotelbaikdiAmerikaSerikatmaupundiseluruh
dunia.
Industri perhotelan pernah mengalami kejayaannya, selama dan sesudah perang Dunia ke dua (II), dimana banyak sekali orang orang yang melakukan perjalanan apakah itu serdadu atau orang-orang yang
sedang cuti untuk berlibur, pindah tempat tinggal, kesibukan dalam membuka usaha baru atau yang mengungsi dan lain sebagainya. Mereka semuanya memerlukan jasa perhotelan.
Pada masa bangkitnya industri perhotelan, secara alamiah hotelhotel membagi dalam jenis menurut pengguna jasanya dan lokasi dimana hotel itu berada. Terdapat dua kelompok besar jenis hotel
yakni City Hotel yang terletak di tengah kota besar yang digunakan oleh kebanyakan usahawan dan resort hotel yang diperuntukkan bagi para wisatawan dan yang berlokasi di daerah tujuan wisata seperti
pantai, pegunungan dan pulau, danau dan lain-lain. Baru diawal tahun 1950-an, khususnya di daratan Eropa dan Amerika, dengan adanya persaingan yang semakin ketat yang dibarengi dengan semakin mahalnya
upah buruh dan ongkos-ongkos operasionalnya, para pengelola hotel mulai menyadari bahwa mereka harus meningkatkan kemampuan manajemen mereka dan melipatgandakan upaya penjualan agar mereka
dapat bersaing dalam industri hotel.
Perusahaan-perusahaan besar mulai mengadakan pendidikan khusus di bidang perhotelan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan dan berusaha mencari bentuk atau cara
usaha yang paling menguntungkan dalam pengelolaan hotelnya. Asosiasi atau organisasi profesi mulai dibentuk, dan mereka menciptakan standarisasi dan pola bekerja yang terbaik untuk industri hotel.
Di Indonesia sendiri di zaman penjajahan Belanda dan pada masa sebelum kemerdekaan di tahun 1945 telah banyak didirikan hotel besar berskala internasional, terutama di kota-kota besar seperti
Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Yogyakarta, dan lain-lainnya. Tercatat Hotel Des Indes di Jakarta dan Hotel Savoy Homann di Bandung, Hotel Bali Beach di Bali sering digunakan untuk
menerima tamu-tamu negara.
Perkembangan hotel-hotel bersejarah di Indonesia dapat di catat setelah Indonesia Merdeka tahun 1945, Presiden pertama Indonesia Ir. Sukarno yang lebih akrab dipanggil bung Karno mulai
membangun beberapa Hotel atas kepemilikan Pemerintah yang belakangan menjadi Hotel dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN ). Hotel tersebut antara lain: Hotel Indonesia di Jakarta, Bali Beach di Bali, dan
Samudra Beach Hotel, di Yogyakarta.
Saat ini di Indonesia ada kecenderungan terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, pada saat banjir sebagian masyarakat pindah ke Hotel. Begitu juga saat-saat libur seperti liburan lebaran, pembantu
pulang kampung maka ada sebagian anggota masyarakat memilih tinggal di Hotel. Dewasa ini telah banyak bermunculan berbagai tipe hotel dari yang berbintang lima, diamond, apertemen sampai hotel melati
atau losmen, yang sesuai dengan kebutuhanmasyarakat.
Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu (wisatawan) sebagai tempat tinggal sementara selama jauh dari tempat asalnya. Pada umumnya kebutuhan utama para
tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur, mandi, makan, minum, hiburan dan lain- lain. Namun dengan perkembangan dan kemajuan hotel sekarang ini, fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau
istirahat bagi para tamu, namun fungsinya bertambah sebagai tujuan konferensi, seminar, lokakarya, musyawarah nasional dan kegiatan lainnya semacam itu yang tentunya menyediakan sarana dan prasarana
yang lengkap.
Dengan demikian fungsi hotel sebagai suatu sarana komersial berfungsi bukan hanya untuk menginap, beristirahat, makan dan minum tetapi juga sebagai tempat melangsungkan berbagai macam kegiatan
sesuai dengan tujuan pasar hotel tersebut. Dalam menunjang pembangunan negara, usaha perhotelan memiliki peran antara lain :
2. Menciptakan lapangankerja
3. Membantu usaha pendidikan dan latihan
4. Meningkatkan pendapatan daerah dan negara
5. Meningkatkan devisa negara
6. Meningkatkan hubungan antarbangsa
Untuk mengetahui apakah fungsi atau manfaat daripada kegiatan perhotelan itu sangat tergantung dari sudut pandangan kita. Pada dasarnya fungsi hotel dapat dilihat dari kemanfaatan pihak
pengusaha, pemilik, pegawai, karyawan, tamu, dan pemerintah. a.
Pengusaha/Pemilikan Hotel
Pada umumnya sebagai pengusaha, demikian juga pengusaha atau pemilik hotel yang berkecimpung dalam usaha business, hotel merupakan suatu bentuk alat untuk mencari dan mendapatkan
keuntungan dan modal yang ditanamkan. Fungsi hotel untuk mencari dan mendapatkan keuntungan juga tidak terlepas dari peranan untuk menyelamatkan da mengamankan modal pengusaha itu
sendiri.
b. Pegawai/Karyawan Hotel
Sebagai pekerja pada umumnya, demikian juga di bidang perhotelan salah satu fungsi adalah untuk mendapatkan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan, dengan penghasilan tersebut diharapkan
dapat menjamin hidup dan kehidupannya beserta keluarganya.
Sebagai sutu perusahaan, hotel merupakan salah satu sumber keperluan tenaga kerja, dan juga merupakan tempat bagi pekerja untuk mendapatkan tambahan kemampuan dan pengalaman dalam
bidangnya.
c. Tamu Hotel
Tamu sebagai pemakai jasa sangat mengharapkan peranan hotel untuk mampu memberikan kenyamanan, keamanan, dan kepuasan. Hotel sebagai sarana akomodasi menyediakan fasilitas dan
pelayanan kepada para tamu/pengunjung hotel dengan fasilitas yang memadai dan dengan pelayanan baik yang secara tidak langsung akan meningkatkan penggunaan/pembelanjaan uang tamu berarti
pula peningkatan pendapatan pemilik, pegawai, dan pemerintah sendiri.
Penyediaan fasilitas dan pelayanan penginapan merupakan fungsi pokok hotel bagi para tamu, demikian juga penyediaan fasilitas dan pelayanan makanan dan minuman. Sedangkan failitas lainnya
seperti olahraga, rekreasi, klinik pengobatan, keaamanan barang dan orang sangat berperan dalam memelihara dan menjamin kepuasan tamu dalam menikmatinya.
d. Pemerintah
Pada dasarnya hotel sebagai sutu kegiatan usaha sangat besar peranannya bagi pemerintah (termasuk juga pemerintah daerah dimana hotel tersebut berlokasi). Bertambahnya hotel berarti pula
pembukaan lapangan kerja baru dan kesempatan kerja yang dapat membantu program pembangunan terutama dalam bidang ketenagakerjaan. Selain itu dengan penguna fasilitas oleh para tamu dan
layanan yang diberikan berarti pula akan menambah pendapatan negara/pemerintah serta secara tidak lanngsung akan berperan sebagai media untuk memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan
alam dan kebudayaan.
2.4. KARAKTERISTIK HOTEL
1. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga pekerja yang banyak pula.
2. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada.
3. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa pelayanannya dihasilkan.
4. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya.
5. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga m emperlakukan pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada banyaknya pelanggan yang
menggunakan fasilitas hotel tersebut.
Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan. Hotel dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tipe/kategori.
2.Kamarsuiteminimum1
Dasar
No. Penjelasan Keterangan
Klasifikasi kamar
3. Kamar mandi di dalam
1 Hotel melati
Berdasarkan 4.Luas kamar standar,
Kelas
1.Jumlahkamarstandar, minimum 22 m2
5.Luas kamar suite,
minimum 15kamar
Hotel bintang
minimum 44 m2
2. Kamar mandi di dalam
satu(*)
3.Luas kamar standar, 1.Jumlah kamar standar,
minimum 20m2
minimum 30kamar
Hotel bintang
2.Kamarsuiteminimum2
Hotel bintang 1.Jumlahkamar standar, tiga (***)
dua (**) minimum 20kamar kamar
3. Kamar mandi di dalam
4. Luas kamar standar, Harga kamar sudah
minimum 24 m2 termasuk dengan dua
5. Luas kamar suite, kali makan, di mana salah
minimum 48 m2 satu di antaranya harus
prosespengobatanatau
Motel
penyembuhan darisuatu
Inn penyakit.
kompleks olahraga.
antara 1 minggu sd. 1 Adalah suatu bentuk
bulan. bangunan yang
berdasarkanbintangadalahsebagaiberikut:Klasifikasihotel
a. American Plan
Sistem perencanaan harga kamar dimana harga yang dibayarkan sudah termasuk harga kamar itu sendiri ditambah dengan harga makan (meals).
American Plan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
c. European Plan
Tamu yang menginap hanya membayar untuk kamar saja. Keistimewaanya:
a. Small hotel
Small hotel adalah hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar
b. Medium hotel
Adalah hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:
Large hotel adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah kamar diatas 600 (enam ratus) kamar
d. Berdasarkan Lokasi
Klasifikasi hotel berdasarkan factor lokasi dapat dibagi menjadi:
a. City hotel, Hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagaian besar tamunya yang menginap adalah memiliki kegiatan berbisnis.
b. Resort Hotel, Adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar tamunya tidak melakukan kegiatan bisnis, tetapi lebih banyak rekreasi.
Macam-macam resort berdasarkanlokasi:
f. Berdasarkan MaksudKunjungan
Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kunjungan selama menginap,adalah sebagai berikut :
a. Business hotel, hotel yang tamunya sebagain besar berbisnis, disini biasanya menyediakan ruang-ruang meeting dan convensi.
b. Resort/Tourism Hotel, hotel yang kebanyakan tamunya adalah para wisatawan, baik domestik maupun manca negara.
c. Casino hotel, adalah hotel yang sebagain tempatnya berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berjudi.
d. Pilgrimhotel,hotelyangsebagaintempatnyaberfungsi sebagaifasilitasberibadah.Sepertihotel-hoteldiarab(padasaatmusimhaji) dan Lourdes diperancis.
e. Cure Hotel, adalah hotel yang tamu-tamunya adalah tamu yang sedang dalam proses pengobatan atau penyembuhan dari suatu penyakit.
g. Klasifikasi Hotel berdasarkan Faktor Lamanya Tamu Menginap:
a. Transit hotel, tamu yang menginap dihotel ini biasanya dalam waktu yang singkat, rata-rata satu malam
b. Semi residential hotel,tamu yangmenginap di hotelinibiasanyalebihdari satumalam,tetapi jangkawaktu menginap tetapsingkat,berkisar antara 1 minggu sd. 1 bulan.
c. Residential hotel, tamu yang menginap dihotel ini cukup lama, paling sedikit satu bulan.
h. Klasifikasi Hotel berdasarkan Kriteria Jenis Tamu
Familiy Hotel, adalah tamu yang menginap bersama keluarganya
a. Pondok Wisata, merupakan suatu usaha perseorangan dengan mempergunakan sebagian dari rumah tinggalnya untuk inapan bagi setiap orang dengan perhitungan pembayaran harian.
b. Cottage, adalah suatu bentuk bangunan yang dipergunakan untuk usaha pelayanan akomodasi dengan fasilitas-fasilitas tambahan lainnya. Fasilitas tambahan yang dimaksud bisa berupa peminjaman
sepeda secara gratis, atau fasilitas dayung apabila cottage terletak di tepi danau.
c. Motel (Motor Hotel), adalah suatu bentuk bangunan yang digunakan untuk usaha perhotelan dengan sarana tambahan adanya garasi disetiap kamarnya. Biasanya motel ini bertingkat dua, bagian atas sebagai
kamar, dan dibagian bawah berupa garasi mobil.
j. Klasifikasi berdasarkan WujudFisik
a. Produk nyata (tangible)
1. Lokasi
Lokasiyangyangdibutuhkanolehwisatawanadalahlokasiyangstrategisdanmemilikinilai-nilaiekonomisyangtinggi,sepertilokasiyang dekat dengan bandar udara, stasiun kereta api, pelabuhan, pusat
bisnis, atraksi wisata sehingga memberikan kemudahan tamu untuk mengakses aktivitas lain diluar hotel.
2. Fasilitas
Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan phisik yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan tamu serta dapat mempermudah tamu melaksanakan aktivitas selama tinggal di hotel. Fasilitas itu
dapat berupa:
Kamar dengan perlengkapannya seperti air conditioning, Colour TV with in house movie and international chanel, Safe Deposit Box, Hot and Cold water, Minibar, International Direct Dialing telephone, Private
bathroom with bathtub and shower, Tea & Coffee making facility, Hair dryer. ROOM FACILITIES
Tipe-tipe kamar di hotel dapat dibagi berdasarkan fasilitasnya, dan hal inilah yang biasa paling umum digunakan dalam memesan kamar.
a. Berdasarkan Fasilitas
Standard Room atau kamar standard merupakan sebutan kamar paling murah di sebuah hotel dan biasanya merupakan istilah di hotel-hotel Amerika. Tetapi
berbeda dari kamar single (single room), kamar standard untuk setiap hotel itu berbeda-beda. Terkadang memiliki satu ranjang king-size, double dengan 2 ranjang
queen-size, atau bahkan memang hanya satu ranjang seperti single room.
Kamar Standard memiliki fasilitas yang paling dasar, biasanya sebuah televisi, pembuat kopi, telepon, meja, kloset dan kamar mandi. Fasilitas tambahannya juga tergantung dari hotel tersebut. Tentunya hotel
bintang 2 dengan hotel bintang 5 memiliki fasilitas standard yang berbeda. Tapi memang standard room merupakan kamar paling murah dari suatu hotel.
Biasanya kamar tipe Superior ini memiliki definisi yang berbeda-beda di setiap hotel. Terkadang merupakan kamar standard dengan ukuran dan fasiltias yang lebih.
Atau juga terkadang mungkin merujuk ke kamar khusus dengan pemandangan atau lokasi yang lebih baik. Biasanya dikenal juga dengan nama Premium Room.
Sederhanya adalah merupakan kamar yang dilihat hotel lebih baik daripada Standard Room.
Sebuah ruangan besar yang dimana ruang tidur dan ruang duduk (seating area) terpisah. Walaupun biasanya muncul dalam bentuk kamar single, ia tetap memiliki pemisah kecil antara ruang duduk dan ruang
tidur.
Sebenarnya kamar dengan tipe Studio tidaklah begitu berbeda jauh dengan kamar tipe junior suite. Hanya saja ukurannya lebih besar karena adanya tambahan
dapur dan fasilitas memasak di dalamnya, dan harganya-pun terkadang lebih mahal daripada kamar tipe Suite.
manajer kelas atas dan Presidential, dimana akan kita bahas lebih lanjut di tipe Presidential.
6. Presidential / PenthouseRoom
Suite Room dapat diperluas menjadi Presidential Suite. Biasanya dikenal juga dengan nama Penthouse yang dimana merupakan lantai teratas dari hotel.
Dengan ruangan yang lebih besar, pemandangan dan perlengkapan terbaik yang ditawarkan sebuah hotel dan merupakan kamar termahal dari suatu hotel.
Tipe-tipe kamar hotel sendiri dapat dibagi berdasarkan jumlah ranjang dalam suatu kamar seperti single room,
double room dan seterusnya. Pemesanannya biasa digabungkan dengan fasilitasnya, seperti Single Suite Room dan sejenisnya.
1. Single Room, merupakan kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran single untuk satu orang.
2. Twin Room, merupakan sebuah kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur masing-masing berukurang single.
3. Double Room, merupakan sebuah kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran double (ranjang besar yang muat untuk dua orang).
4. Triple Room/Family Room, merupakan kamar untuk 3 orang dengan satu buah tempat tidur berukuran Double dan satu buah tempat tidur berukurang Single, atau sebuah kamar yang dilengkapi 3 buah
tempat tidur masing-masing berukuran Single. Biasanya Family Room memiliki ruangan yang lebihbesar.
PEMBAGIAN ZONAHOTEL
A. Front of thehouse
Front of the house adalah area yang paling banyak dikunjungi pengunjung sehingga menjadi cermin dari kualitas hotel untuk pertama kali bagi tamu saat memasuki suatu Hotel, oleh karena itu front of the house ini
terdiri dari ruang-ruang yang memang digunakan untuk ruang pemberi impresi pertama seperti: front office, public relation, general manager, marketing.
a. Front office
Front Office mempunyai macam-macam peran. Ada 8 peran penting dari Front Office Departemnt, antara lain:
1. Merupakan Wakil dari Manajemen (Management Representative), dalam keadaan tertentu front office dapat berperan sebagai wakil dari
manajemen, seperti menyelesaikan masalah tertentu yang biasanya diselesaikan oleh pihak manajemen.
2. Orang-orang Yang Mampu Menjual (Sale Person), setiap mereka yang berada di front office diharuskan mampu dan memiliki Salesmanship,
karena pada front office ini lebih banyak berhubungan dengan tamu dibandingkan departemen lain. Selain menjual produk hotel seperti
kamar, juga mampu menjual fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh Hotel.
3. Pemberi Informasi (Information Giver), petugas yang berada di front office diharapkan mampu memberikan keterangan yang jelas dan benar
tentang fasilitas dan produk hotel dan harus mengetahui kejadian-kejadian serta peristiwa-peristiwa penting diluar hotel yang berhubungan
dengan kebutuhan tamu.
4. Penyimpan Data (Record Keeper), Front office departement merupakan sumber dan pusat penyimpanan data dalam kegiatan-
kegiatan sehari-hari dihotel.
5. Dapat Melakukan Tindakan Secara Diplomatis (Diplomatic Agent), Front office mampu melakukan tindakan secara diplomatis yaitu menjaga
dan menetralisir suasana hubungan baik dengan pihak lain yang berhubungan dengan hotel.
6. Pemecah Masalah (Problem Solver),SebagaiTheHub ofActivities,front officemerupakan tempat untukmenyelesaikan masalah tamu, terutama keluhan-keluhan tamu.
7. Sebagai Wakil dari Hubungan Masyarakat (Public Relations Agent), karyawan front office harus dapat berperan secara aktif sebagai orang yang berhubungan dengan masyarakat, terutama masyarakat
pengunjung yang datang kehotel. Diharapkan dapat berperan sebagai internal public reletions yang memberikan citra baik terhadap tamu hotel.
8. Sebagai Koordinator Kegiatan Pelayanan (Service Coodinator), front office juga berperan sebagai tempat koodinator pelayanan informasi dan kegiatan departemen lain di komunikasikan melalui Front
Office.
1. Public Relations Manajer.Yaitu yang bertugas menginfokan dan mempublikasikan hotel. Seperti bekerja sama dengan media cetak, elektronik.
2. Public Relations Officer. Yaitu yang bertugas menanggani pembuatan rancana dan kegiatan hotel, biasanya dalam jangka waktu satu tahun sudah disiapkan terlebihdahulu.
c. General Manager
Manajer Hotel (perhotelan) adalah orang yang mengelola operasional sehari-hari dalam manajemen hotel. Hotel besar selalu memiliki tim untuk manajemen, dimana setiap anggota tim berkonsentrasi
pada daerah kepentingan tertentu.
Manajer Hotel bertanggung jawab atas operasi yang efisien dan menguntungkan bagi perusahaan mereka. General Manajer Hotel bertugas mengontrol keuangan, rumah tangga, kualitas pelayanan dan
makanan, dekorasi dan interior serta pembentukan norma-norma yang harus diikuti oleh staf sambil memberikan layanan mereka kepada para tamu, dll. Sedangkan, tugas dari Asisten Manajer adalah
untuk mengawasi operasional sehari-hari dari departemen. hotel besar memiliki Manajer Residen untuk menyelesaikan masalah sepanjang waktu. Di sini para manajer departemen yang berbeda diawasi
oleh manajemen puncak.
Manajer-manajer hotel merencanakan, mengorganisir dan mengatur operasi hotel, motel dan perusahaan yang sama/sejenis untuk menyediakan penginapan dan fasilitas lainnya kepada tamu
Indonesia.
B. Back of thehouse
Back of the house adalah area yang sangat jarang dikunjungi oleh pengunjung dimana area tersebut adalah area kotor atau area service. Back of the house ini adalah jantung aktifitas dari sebuah hotel karena
segala bagian service atau pelayanan berada pada area back of the house. Ruang- ruang back of the house terdiri dari : dapur, laundry, housekeeping, utilitas, gudang.
a. Dapur
Dapur merupakan salah satu departemen /bagian tersendiri dalam sebuah hotel berbintang karena itu dalam perencanaannya harus sangat matang
serta baik karena dapur merupakan salah satu urat nadi dalam opersionalnya yang mendatangkan prifit sesudah penjualan kamar.
Organisasi dapur yang terdapat dalam sebuah hotel berbeda-beda tergantung kepada besar kecilnya perusahaan hotel melalui cara pelayanan dan
luasnya variasi menu yang ditawarkan kepada tamu. Faktor ukuran dapur tergantung faktor-faktor seperti dibawah ini:
a. Berapa jumlah tamu yang harus dilayani
b. Berapa banyak jumlah yang harus dipersiapkan dalam setiap waktu makan.(meal)
c. Tipe atau cara pelayanan yang akan disajikan oleh Cafetaria, table service Tray dan sebagainya.
d. System penyajian makanan yang akan diterapkan
e. Waktu penyajian makanan
f. Sistem pengoperasian pemebelian dan penerimaan, serta sistem pergudangannya. Dan lain lain.
Setelah faktor-faktor tersebut diatas ditentukan, maka kemungkinan untuk menentukan pilihan tipe dapur dapat diujudkan sesuai dengan kebutuhan hotel itu sendiri .berdasarkan perkembangan keberadaan
dapur pada suatu hotel (industri cattering service) dapat dibagi atas empat tipe dapur.pada sebuah hotel yaitu :
a. Convertional Kitchen
b. Combinetpreperation andfinishing kitchen
c. Separated preperation and satelite kitchen
d. Convenience food kitchen
Dalam rencanaan pembuatan dapur harus dilihat dari segi kebutuhan dan tujuan operasional yang jelas, agar dapur yang buat benar-benar dapat memenuhi sarana dasar yang dapat menunjang pencapaian
dalam keberasilan perusahaan hotel.
Dalam rancangan sebuah dapur hotel harus dapat menjamin dengan dilengkapi berbagai aspek penting yang dapat mempengaruhi kelancaran opersional perusahaan hotel itu sendiri dapur harus
mempunyai ukuran yang memadai sesuai dengan kebutuhan dan praktis dalam memberikan kemudahan serta keleluasaan pelaksanaan segala kegiatan produksi dan pelayanan. Dari beberapa aspek tersebut
yaitu:
1) Kemudahan yang berhubungan letak lokasi dan fasilitas ruangan yang cukup memadai.
4) Sarana ruang tempat penyimpanan barang yang sesuai dengan jenis barang baik yang mudah rusak dan tahan lama.
6) Sarana ruang persiapan dan ruang pengolahan makanan dan minuman (cold, hot and pastry).
Laundry biasanya merupakan satu section /bagian dari housekeeping department. Secara garis besar tugas laundry adalah melaksanakan proses pemeliharaan linen-linen dan uniform yang dipakai
untuk operasional hotel. Laundry juga salah satu section yang menghasilkan pendapatan bagi hotel melalui pelayanan pencucian pakaian tamu.
Laundry terbagi menjadi dua bagian besar yaitu house linen-linen dan uniform laundry dan guest laundry. House laundry : Bertanggung jawab dalam pemeliharaan hotel sedangkan Guest Laundry :
yangdibutuhkanuntukoperasional pakaian tamu. Bertanggung jawab terhadap pelayanan pencucian
C. Housekeeping
Housekeeping Hotel adalah salah satu satuan tugas atau departemen di hotel yang bertugas untuk membersihkan, merapikan, dan menyediakan barang-barang kebutuhan kita di kamar seperti isi mini bar,
barang-barang toiletris (sabun, sampo, kertas tisu, dll), dan sebagainya. Petugas Housekeeping Hotel memang sudah dilatih sedemikian rupa sehingga mampu membuat kamar yang sudah acak-acakan menjadi
seperti baru lagi, seperti belum ditempati. Keahlian para petugas Housekeeping Hotel inilah yang sangat menentukan rekomendasi para tamu hotel. Itulah sebabnya, saat mencari rekomendasi atau review
tentang suatu hotel, sebaiknya kita juga mencari tahu, apakah petugas Housekeeping Hotel yang akan kita tempati melakukan tugasnya dengan baik.
Sementara itu, tugas Housekeeping Hotel bukanlah pekerjaan yang ringan. Dalam waktu satu menit, petugas ini harus mampu merapikan tempat tidur kita. Selanjutnya, ia akan membersihkan lantai,
karpet, toilet, asbak, dan balkon. Mengisi persediaan makanan dan minuman serta alat-alat mandi harus dilakukan dengan waktu yang singkat serta dengan cara yang khas pula. Beberapa hotel memiliki gaya
melipat handuk sendiri-sendiri, begitu pula dengan cara menata minuman di minibar. Semua itu harus dilakukan dalam waktu 15 menit!
Pekerjaan Housekeeping Hotel menjadi lebih berat setelah tamu check out. Hampir semua barang yang telah digunakan seperti selimut, sprei,
dan handuk harus diganti. Toilet dan kamar mandi pun dibersihkan secara khusus pula, termasuk dengan menggunakan zat-zat pembersih tertentu. Jangan sampai tamu yang baru saja tiba dapat mendeteksi bahwa
kamar tersebut barangkali baru saja ditinggalkan penghuni sebelumnya dalam beberapa jam. Namun, alokasi waktu yang digunakan oleh petugas ini untuk membersihkan kamar setelah tamu check out ini pun lebih
panjang, namun biasanya tidak lebih dari setengah jam.
Mengusahakan ruanga yang terjamin kebersihan dan keamanannya (Hygiene & Safety).
D. Utilitas
1. Air tanah
Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah tanah (ground tank) dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih pada bangunan, dalam
hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan pompa. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersbut, sistem ini terutama dapat
diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil yang rendah.
2. Down-feed system
Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi
bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh bangunan.
c. Pipa distribusi
Pipa distribusi harus terbuat dari bahan-bahan tahan karat dengan jenis sebagai berikut:
f. Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat agak miring ke atas (searah aliran) sedangkan pada sistem pengaliran ke bawah dibuat agak miring ke bawah.
Kemiringan sekitar 1/300.
g. Pemipaan yang tidak merata, agak melengkung ke atas atau melengkung ke bawah harus dihindarkan (misalnya ada erombakan gedung) hendaknya dipasang katup pelepas udara.
h. Sambungan harus benar-benar tapat supaya air tidak dapat merembes keluar/bocor
i. Pipa dan sambungannya harus mampu menahan kekuatan tekanan air sebesar 10 kg/cm2.
j. Bagian pipa melewati siar dilatasi bangunan harus diberi sambungan fleksibel untuk menetralisir perubahan kedudukan pipa apabila terjadi gempa.
d. Hot watersystem
1. Supply airbersih
Dalam perhitungannya, kapasitas air bersih yang perlu dicadangkan untuk keperluan air panas sebesar 1/3 dari total kebutuhan air bersih atau 1/3 dari debit kebutuhan total air bersih. Tangki
air bersih yang digunakan secara ekonomis dapat dijadikan satu dengan tangki air bersih untuk keperluan secara umum.
Bagian-bagian boiler:
a. Tangki persiapan/tangki air bersih yang mampu men-supply kebutuhan pemanasan dalam waktu 1 jam.
b. Alat pemanas (fire tube boiler). Terdiri burner dan sistem kontrol (sensor)
3. Tangki air panas
Adalah tangki yang berfungsi sebagai penyimpan air panas dengan cadangan penyimpanan selama minimum 1 jam. Dilengkapi dengan lapisan isolaso panas sehingga tidak terjadi reduksi
panas pada saat distribusi dilaksanakan. Tangki air panas tersebut harus mampu menahan panas air sekitar 180° F atau 82°C. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tangki boiler umumnya
dilengkapi dengan katup pengaman.
4. Pompa
Dalam hot water system diperlukan pompa, karena pada umumnya letak boiler ada di bagian bawah bangunan (basement).
Apabila letaknya di bagian bawah bangunan, maka jenis pompa yang diperkukan adalah pompa tekan.
5. Pemipaan
Pipa air panas mempunyai fungsi yang spesifik yaitu mendistribusikan air pamas untuk bagian yang diperlukan serta menjaga suhu agar
Tekanan air
c. Sistem bertekanan.
Sistem yang menggunakan alat ( pompa ) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu
bakpenampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat – alat plambing di basement pada bangunan tinggi /
bertingkat
1. Pompa Submersible, berfungsi untuk menaikan level air kotor pada daerah level terendah ke instalasi pengolah yang levelnya lebih tinggi.
2. sewage Treatment Plant (STP ) STP berfungsi sebagai pengolah air buangan sehingga memenuhi persyaratan sebagai air buangan rumah tangga ( domestic waste ), yaitu dengan ketentuan :
a. Kandungan zat tersuspensi rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg / liter.
b. Kebutuhan biologi untuk oksigen ( BOD ) rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg /literdengan kapasitas maksimum yang diperbolehkan s/d 30 mg / liter. Beberapa jenis STP yang
umum dipakai :
a. Extended Aeration Activated Sludge Process, terdiri dari beberapa bagian, Yaitu :
- Equalizing tank
- Aeration biozone
- Primary settling tank
- Chlorination tank
- Effluent tank
b. Rotating Biological Contactor (RBC). Terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
- Primary clarifier tank
- Rotor disk - Final clarifier
- Chlorination system
- Sludge disposal
- Effluent tank
c. Bio Activator, Merupakan kombinasi antara Extended Aeration Activated Sludge Process dengan Rotating Biological Contactor.
3. Lift, Tangga Umum dan Darurat
Alat transportasi bangunanmerupakan alat yang menunjang dan memfasilitasi sirkulasi didalam suatu bangunan gedung, terutama gedung berlantai banyak. Selain itu alat transportasi merupakan
sarana prasarana yang memperlancar pergerakan manusia didalam bangunan tersebut. Transportasi pada bangunan dapat dibagi secara vertical dan horizontal serta manual dan mekanis.
a. TRANSPORTASI VERTIKAL
Transportasi vertical, adalah metoda transportasi digunakan untuk mengangkut suatu benda atau manusia dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi
vertical, di antaranya tangga, lift, travator, escalator, dan dumbwaiter.
(gambar)
c. TRANSPORTASI HORIZONTAL
Sistemtransportasihorizontalmerupakanjalurangkut/lalu-lalangantarruangdalamsatulantai.Prosentasekemiringanpada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Alat transportasi
yang bersifat horizontal ini adalah konveyor dan koridor.
a. TRANSPORTASI MANUAL
Sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi tanpa mesin. Sehingga sistem transportasi yang dipakai berupa tangga dan ramps. Sistem ini pun tidak perlu mengeluarkan
banyak biaya seperti pada sistem mekanis.
b. TRANSPORTASI MEKANIS
Berbeda dengan sistem manual , sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi alat / mesin. Sistem ini tentunya akan mengeluarkan banyak biaya , diantaranya saat
pemesanan, operasionalnya sehari- hari dan biaya untuk perawatannya. Sistem transportasi mekanis ini berupa eskalator, konveyor, lift dan eskalator
3.3. Bagian-Bagian
A. Tangga
Tangga merupakan salah satu alat transportasi dalam bangunan yang menghubungkan antar lantai satu dengan lantai lain dengan system transportasi manual. Penggunaan tangga
pada bangunan bertingkat lebih dari tiga lantai, biasanya digunakan sebagai tangga darurat.
Tangga pada umumnya memiliki syarat:
B. Tangga darurat
Kriteria dan persyaratan sebuah tangga darurat diantaranya:
D. Koridor
Koridor merupakan salah satu alat transportasi yang bersifat horizontal yang tidak menggunakan system mekanik (manual).
Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam merancang sirkulasi horizontal terutama koridor adalah :
a. Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk, dan arah.
b. Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek mungkin.
c. Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah bermakna.
d. Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari sama sekali.
e. Cukup terang. E.
Konveyor
Konveyor merupakan suatu alat transportasi angkut untuk orang atau barang secara horizontal. Dipasang dalam keadaan datar atau sudut kemiringan kurang dari 10˚. Alat ini digunakan
dalam jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di bandara, terminal, pabrik. Alat transportasi ini menggunakan system mekanik.
F. LIFT
Lift adalah alat transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift terhubung antar lantai dalam bangunan bertingkat secara menerus dengan
menggunakan tenaga mesin (mekanik). Umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya
mempunyai tangga atau eskalator.
Persyaratan Umum Lift / elavator
Pada setiap bangunan, baik itu bangunan sederhana maupun bangunan yang menjulang tinggi selalu membutuhkan adanya listrik, untuk keperluan: penerangan, penggerak motor listrik, alat-alat rumah tangga
dan keperluan lainnya.
1. PLN
Aliran berasal dari jaringan kota yang dikelola oleh pemerintah sehingga watt yang dapat digunakan dibatasi oleh PLN. Keuntungan dari pemakaian sumber tenaga PLN antra
lain :
Terdapat 2 (dua) sistem penyaluran aliran listrik dari PLN ke konsumen, yaitu :
Kabel-kabel penyalur aliran listrik ditempatkan dalam pipa-pipa yang ditanam dibawah permukaan tanah pada kedalaman sekitar 0,75 meter.Sistem ini biasanya digunakan untuk kota-kota dengan
bangunan-bangunannya menjulang tinggi.
Air conditioner adalah perangkat teknik untuk mengkondisikan lingkungan terutama udara untuk berbagai keperluan. Pengkondisian lingkungan adalah usaha untuk mengatur dan mengontrol
besaran-besaran yang memenuhi kondisi tertentu yaitu kondisi yang lain dari pada yang diberikan oleh iklim alam dengan cara non alamiah. Manusia selalu menginginkan kondisi lingkungan yang serba
nyaman (comfortable). Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC sebagai pemanas,
memindahkan kalor dari sistempemanas ke dalam ruangan (di negara kutub)
Pada bangunan gedung sistem pengkondisisan udara / Tata Udara dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Sistem tata udara sentral : sistem pendinginan langsung (media air), sistem pendinginan tidak langsung (media udara)
b) Sistemtataudaranonsentral:sistemACwindows,sistemACsplit. Deskripsi masing – masing
sistem:
Jarak inlet (evaporator) dan outlet (kondensor) cooling unit cukup dekat atau terdapat dalam satu container. Misalnya AC window (self contained AC unit) dan AC split (fan coil filter unit)
AC Central adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seluruh bangunan. Untuk multi storiesbuilding dilengkapi dengan AHU (Air Handling Unit) di tiap lantai. Fungsi AHUadalah untuk mengatur distribusi
udara yang dikondisikan pada setiap lantai.Evaporator terdapat pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila dikehendaki untukdiatur suhunya.
6. Fire Protection
Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem pengindra api) adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian
memberiperingatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual dengan deengan sistem instalasi pemadam kebakaran (sistem Fire fighting).
Peralatan utama dari sistem protection ini adalah MCFA (Main Control Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP). MACP berfungsi meneriman sinyala masuk (input
signal) dari detector dan komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector).
Dalam prakteknya, ada 3 sistem pendetectian dari fire protection ini, yaitu:
Sistem ini disebut juga dengan sistem konvensional. Pada sistem inji MCFA menerima sinyal masukan langsung dari detector (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan
langsung memerintahkan komponen outpu (keluaran) untuk merespon input (masukan) tersebut. Sistem ini pada umumnya digunakan pada bangunan / area supervisi berskala kecil, seperti
perumahan, pertokoan, perkantoran, dan lain-lain.
Pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat penerima masukan (input) berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona dikendalikan (baik input
maupun output) oleh zona kontroler yang mempunyai alamat/ adress yang spesifik. Pada saat detector atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O)
berdasar zona kontroler yang mengumpulkannya.
Dalam kontruksinya tiap zona dapat terdiri dari:
Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjado gejala kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.
Merupakan pengembangan dari sistem semi adresibble. Pada system ini semua detector dan alat pemberi masukan (deteksi) mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman
dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami kebakaran.
3 Restaurant
5 Ruang sewa 0,3 sqm x jumlah kamar
a. Main dining room 1,9 sqm x jumlah kamar 8 Accounting manager 0,12 sqm x jumlah kamar
b. Coffee shop 1,5 sqm x jumlah kamar 9 Engineering office 0,12 sqm x jumlah kamar
Locker, shower, lavatory 0,6 sqm/orang 1 Housekeeping 0,7 sqm x jumlah kamar
f. Ruangchiller 25 sqm/unit
i. Ruangpanel
6 Dapur Utama
a. Dapur utama 0,9 sqm x jumlah kamar
Menimbang :
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun
tentang Standar Usaha Hotel;
2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata perlu diatur
mengenaiStandar Usaha Pariwisata; Mengingat :
b. bahwa seiring dengan perkembangan dunia usaha perhotelan sebagai bagian dari usaha pariwisata 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik
yang semakin pesat, menuntut adanya penyediaan jasa akomodasi yang memenuhi standar usaha;
Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);
c. bahwa Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.3/HK.001/MKP.02 tentang 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Repubklik
Penggolongan Kelas Hotel sudah tidak sesuai dengan perkembangan pariwisata saat ini, sehingga
Indonesia Tahun 2009 Nomor 166, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
perlu diganti;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha
di Bidang Pariwisata (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 105, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5311);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian 2. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan 3. Usaha Penyediaan Akomodasi adalah usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat
dan Organisasi Kementerian Negara; dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya.
5. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.86/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara 4. Usaha Hotel adalah usaha penyediaan akomodasi berupa kamar- kamar di dalam suatu bangunan,
Pendaftaran Usaha Penyediaan Akomodasi; yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau
6. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.07/HK.001/MPEK/2012 tentang fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 5. Standar Usaha Hotel adalah rumusan kualifikasi usaha hotel dan atau penggolongan kelas usaha
MEMUTUSKAN: hotel yang mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan usaha hotel.
6. Sertifikat Usaha Hotel adalah bukti tertulis yang diberikan oleh lembaga sertifikasi usaha pariwisata
Menetapkan :
kepada pengusaha hotel yang telah memenuhi standar usaha hotel.
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF TENTANG STANDAR USAHA HOTEL.
7. Sertifikasi Usaha Hotel adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha hotel untuk mendukung
BAB I KETENTUAN UMUM peningkatan mutu produk, pelayanan dan pengelolaan usaha hotel melalui penilaian kesesuaian
standar usaha hotel.
Pasal 1
8. Hotel Bintang adalah hotel yang telah memenuhi kriteria penilaian penggolongan kelas hotel
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
bintang satu, dua, tiga, empat, dan bintang lima.
1. Usaha adalah setiap tindakan atau kegiatan dalam bidang perekonomian yang dilakukan untuk 9. Hotel Nonbintang adalah hotel yang tidak memenuhi kriteria penilaian penggolongan kelas hotel
tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba. sebagai hotel bintang satu.
10. Pengusaha Hotel adalah orang atau sekelompok orang yang membentuk badan usaha 18. Penilaian Mandiri adalah penilaian kesesuaian pengusahaan hotel dengan standar usaha hotel
Indonesia berbadan hukum yang melakukan kegiatan usahahotel. yang mencakup persyaratan dasar, aspek produk, pelayanan dan aspek pengelolaan yang
11. Produk Usaha Hotel adalah fasilitas akomodasi berupa kamar-kamar yang dapat dilengkapi dengan dilakukan oleh pengusaha hotel.
jasa pelayanan makan dan minum, dan/atau fasilitas lainnya. 19. Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata yang selanjutnya disebut LSU Bidang Pariwisata adalah
12. Pelayanan Usaha Hotel adalah suatu proses yang memberikan kemudahan melalui lembaga mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata sesuai dengan
13. Pengelolaan Usaha Hotel adalah suatu sistem tata kelola dalam menjalankan seluruh kegiatan 20. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang
dalam rangka pencapaian tujuan usaha. memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
14. Penilaian Standar Usaha Hotel adalah penilaian yang digunakan untuk melakukan penggolongan kelas Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
hotel bintang dan penetapan hotel nonbintang berdasarkan persyaratan dasar, kriteria mutlak dan 21. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
kriteria tidak mutlak. penyelenggaraan pemerintah daerah.
15. Persyaratan Dasar adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh suatu usaha hotel baik yang 22. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
berupa sertifikat kelaikan yang dikeluarkan oleh instansi teknis pemerintah serta tanda daftar usaha kepariwisataan.
17. Kriteria Tidak Mutlak adalah prasyarat mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan usaha a. menjamin kualitas produk,pelayanan dan pengelolaan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
hotel sebagai unsur penilaian dalam menentukan penggolongan kelas hotel bintang dan penetapan kepuasan tamu;dan
hotel nonbintang yang ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan kondisi usahahotel. b. memberikan perlindungan kepada tamu, pengusaha hotel, tenaga kerja, dan masyarakat, baik
untuk keselamatan, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dan pelestarian
lingkungan hidup.
Pasal3 BAB III
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini mencakup: ASPEK PRODUK, PELAYANAN DAN PENGELOLAAN
b. aspek produk, pelayanan dan pengelolaan; (1) Standar Usaha Hotel mencakup aspek:
c. penilaian standar usahahotel; a. produk;
d. pembinaan dan pengawasan; dan b. pelayanan; dan
e. sanksi administratif. c. pengelolaan.
BAB II USAHA HOTEL Pasal 4 (2) Aspek produk, pelayanan dan pengelolaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a, huruf b,
dan huruf c, meliputi Kriteria Mutlak dan Kriteria Tidak Mutlak Standar Usaha Hotel.
(1) Setiap Usaha Hotel wajib memiliki Sertifikat dan memenuhi persyaratan Standar Usaha
(3) Kriteria Mutlak dan Kriteria Tidak Mutlak Standar Usaha Hotel sebagaimana dimaksud padaayat
Hotel.
(2) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
(2) Usaha Hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:
ini.
a. HotelBintang;dan
BAB IV
b. HotelNonbintang.
PENILAIAN STANDAR USAHAHOTEL
(3) Hotel Bintang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, memiliki penggolongan
kelas hotel terdiri atas: Bagian Kesatu Unsur Penilaian Standar Usaha Hotel Pasal 6
a. hotel bintang satu; PenilaianStandar Usaha Hotelmencakup:
Hotel; (3) Kriteria Mutlak Hotel Nonbintang sebagaimana dimaksud pada ayat
b. kelaikan fungsi bangunangedung; (1) huruf b, terdiri atas :
d. kelaikan kualitasair. b. aspek pelayanan meliputi 5 (lima) unsur dan 5 (lima) subunsur; dan
(4) Tanda daftar dan kelaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh instansi Pasal9
teknis pemerintah yang berwenang.
(1) KriteriaTidakMutlaksebagaimanadimaksuddalamPasal6hurufc, terdiri atas:
(5) Penilaian penggolongan kelas Hotel Bintang dan penetapan Hotel Nonbintang dilakukan setelah a. Kriteria tidak mutlak Hotel Bintang; dan
seluruh Persyaratan Dasar dapat terpenuhi.
b. Kriteria tidak mutlak Hotel Nonbintang.
Pasal8 (2) Kriteria Tidak Mutlak Hotel Bintang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) KriteriaMutlak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b mencakup: (1) huruf a terdiri atas:
a. kriteria mutlak Hotel Bintang; dan a. aspekprodukyangmeliputi32(tigapuluhdua)unsurdan147 (seratus empat puluh tujuh)
b. kriteria mutlak HotelNonbintang. subunsur;
(2) Kriteria Mutlak Hotel Bintang sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ) huruf a, terdiriatas: b. aspek pelayanan yang meliputi 14 (empat belas) unsure dan 40 (empat puluh) subunsur; dan
a. aspekprodukmeliputi12(duabelas)unsurdan15(limabelas) subunsur; c. aspek pengelolaan yang meliputi 6 (enam) unsurdan 21 (dua puluh satu)subunsur.
b. aspekpelayananmeliputi5 (lima)unsurdan5(lima)subunsur;dan (3) KriteriaTidakMutlakHotelNonbintangsebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
atas:
a. aspekprodukyangmeliputi11(sebelas)unsurdan28(duapuluh delapan) subunsur; Pasal11
b. aspekpelayananyangmeliputi5(unsur)unsuredan5(lima) subunsur; dan (1) Penilaian Hotel Nonbintang dilakukan dengan cara menentukan batas nilai terendah sebesar
c. aspek pengelolaan yang meliputi 4 (empat) unsure dan 5 (lima) subunsur. 152 (seratus lima puluh dua).
Bagian II (2) Hotel yang belum mencapai batas nilai terendah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diharuskan memperbaiki dan/atau memenuhi kekurangannya paling lambat 6 (enam) bulan
Penilaian Hotel Bintang dan Hotel Nonbintang Pasal10
setelah dilakukan penilaian.
(1) Penilaian Hotel Bintang menggunakan rentang nilaisebagai berikut: (3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Hotel Nonbintang tidak
a. ≥ 936 untuk kelas hotel bintang lima; melaksanakan perbaikan, hotel tersebut tidak ditetapkan sebagai Hotel Nonbintang.
b. 728 – 916 untuk kelas hotel bintang empat; (4) Bagi Hotel Nonbintang yang telah meningkatkan fasilitasnya, dapat mengajukan permohonan
c. 520 – 708 untuk kelas hotel bintang tiga; untuk dinilai sebagai Hotel Bintang.
e. 208 – 292 untuk kelas hotel bintang satu. Penilaian Hotel Bintang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Penilaian Hotel Nonbintang
(2) Hotel yang belum mencapai nilai minimal yang ditentukan untuk golongan kelas hotelnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
diharuskan untuk memperbaiki dan/atau memenuhi kekurangannya paling lambat 6 (enam) terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BagianKetiga Sertifikasi Usaha Hotel Pasal13 SertifikasiUsaha
bulan. Hotel dilaksanakan oleh LSU Bidang Pariwisata yang berkedudukan di wilayah Indonesia.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hotel tidak melaksanakan BagianKeempat PenilaianMandiri Pasal 14
perbaikan, maka digolongkan kedalam kelas hotel bintang yang lebih rendah.
(1) Pengusaha Hotel dapat melakukan Penilaian Mandiri sebelum melaksanakan Sertifikasi
(4) Perbaikandan/atau pemenuhan kekurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan Usaha Hotel.
dalam surat pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh pemilik/pimpinan hotel.
(2) Penilaian mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan kemudahan bagi
Pengusaha Hotel untuk memahami Standar Usaha Hotel dan bagi LSU Bidang Pariwisata untuk
memperlancar prosessertifikasi.
(3) Penilaian Mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi kewajiban Usaha Pasal 17
PEMBINAAN DANPENGAWASAN laporan kegiatan penerapan Standar Usaha Hotel di wilayah kerja.
(4) Pengawasan yang dilakukan oleh Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud ayat (1) mencakup
Pasal 15
Persyaratan Dasar dan pemeriksaan kepemilikan Sertifikat Usaha Hotel.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah melaksanakan pembinaan dan pengawasan dalam rangka
BAB VI
penerapan Standar Usaha Hotel sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 16
Pasal 18
(1) Menteri/Gubernur/Bupati/Walikotamelakukanpembinaandalam rangka penerapan Standar
Usaha Hotel sesuai kewenangannya. (1) Setiap Pengusaha Hotel yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
(2) Pembinaan yang dilakukan oleh Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup ayat (1) dikenakan teguran tertulis kesatu.
sosialisasi dana dvokasi. (2) Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari kerja setelah diberikan teguran tertulis
(3) Pembinaan yang dilakukan oleh Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup kesatu, Pengusaha Hotel tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pelaksanaan bimbingan teknis penerapan Standar Usaha Hotel bagi Pengusaha Hotel. Pengusaha Hotel dikenakan teguran tertuliskedua.
(4) Pembinaan yang dilakukan oleh Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara (3) Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) harikerjasetelahdiberikan teguran tertulis kedua,
Pengusaha Hotel tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pengusaha
lain melakukan bimbingan teknis penerapan standar usaha hotel dan pelatihan teknis
dikenakan teguran tertulis ketiga.
operasional hotel bagi tenaga kerja Usaha Hotel.
(4) Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari kerja setelah diberikan teguran tertulis Pasal22
ketiga, Pengusaha Hotel tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Usaha PeraturanMenteri inimulaiberlakupadatanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
Hotel dikenakan sanksi pembatasan kegiatan usaha. memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
(5) Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kerja setelah dikenakan sanksi pembatasan Republik Indonesia.
kegiatan usaha, Pengusaha Hotel tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), Usaha Hotel dikenakan sanksi pembekuan usaha.
PERALIHAN
Pasal 19
Padasaat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, dalam hal Pemerintah Daerah belum menerbitkan
sertifikat yang diperlukan sebagai persyaratan dasar, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 maka
Pemerintah Daerah dapat mengeluarkan surat keterangan atau rekomendasi tentang hal tersebut
kepada pengusaha yang bersangkutan. Pasal20 Sertifikat Penggolongan Kelas Hotel yang sudah
diterbitkansebelumPeraturanMenteriini,dinyatakanmasihtetapberlaku sampai berakhir masa berlakunya.
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal21 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.03/HK.001/MKP.02 tentang Penggolongan Kelas Hotel,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.