Anda di halaman 1dari 10

V-10

5.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 5.1 Hasil Pengamatan pada Bola
Diameter Jari-jari Volume
No Bola Massa (g)
(cm) (cm) (cm3)
1. Kecil 1 3,58 1,222 0,611 0,950
2. Kecil 2 3,75 1,26 0,63 1,047
3. Kecil 3 3,78 1,258 0,629 1,047
4. Sedang 1 11,16 1,893 0,945 3,533
5. Sedang 2 12,14 1,862 0,931 3,368
6. Sedang 3 12,54 1,80 0,9 3,052
7. Besar 1 35,02 2,62 1,31 9,412
8. Besar 2 34,08 2,63 1,315 9,520
9. Besar 3 35,62 2,264 1,282 8,780

Tabel 5.2 Hasil Pengamatan pada Fluida


Massa
Massa Wadah Massa
Wadah Volume
No Fluida Berisi Fluida Fluida
Fluida (mL)
(g) (g)
(g)
1. Air (piknometer)
23,13 9,92 10
13,21
2. Minyak Goreng (gelas beker)
152,47 89,91 100
62,56
(gelas beker)
3. Oli 150,30 87,74 100
62,56
V-11

Tabel 5.3 Hasil Pengamatan Bola Jatuh pada Fluida demgan Jarak 75cm
Waktu Jatuh Bola pada Fluida (s)
No. Bola Air (75cm) Minyak Goreng Oli (50)
(70)
1. Kecil 1 0,97 1,1 1,12
2. Kecil 2 0,83 1,06 1,04
3. Kecil 3 0,82 1,00 1,01
4. Sedang 1 0,76 0,8 0,79
5. Sedang 2 0,79 0,88 0,72
6. Sedang 3 0,77 0,95 0,82
7. Besar 1 0,77 0,75 0,64
8 Besar 2 0,75 0,77 0,59
9 Besar 3 0,76 0,73 0,59

Tabel 5.4 Massa Jenis Fluida


No Fluida Massa ( gram ) Volume (cm3 ) Massa Jenis
(g/cm3)
1 Air 9,92 10 0,9920
2 Minyak goreng 89,91 100 0,8991
3 Oli 87,74 100 0,8774
V-12

Tabel 5.5 Massa Jenis Bola


No Bola Massa Jenis (g/cm3) Massa Jenis rata-rata (g/cm3)
1. Kecil 1 3,767
2. Kecil 2 3,582
3,650
3. Kecil 3 3,610
4. Sedang 1 3,159
5. Sedang 2 3,605
3,620
6. Sedang 3 4,102
7. Besar 1 3,721
8. Besar 2 3,601
3,790
9. Besar 3 4,056

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Kecepatan Bola Jatuh pada Air


JarakJatuh Waktu Kecepatan Kecepatan rata-
No Bola
(cm) (s) (cm/s) rata (cm/s)
1. Kecil 1 75 0,97 77,320
2. Kecil 2 75 0,83 90,361
86,380
3. Kecil 3 75 0,82 91,463
4. Sedang 1 75 0,76 98,684
5. Sedang 2 75 0,79 94,937 97,440
6. Sedang 3 75 0,77 97,403
7. Besar 1 75 0,77 97,403
8. Besar 2 75 0,75 100 98,700
9. Besar 3 75 0,76 98,684
V-13

Tabel 5.7 Hasil Perhitungan Kecepatan Bola Jatuh pada Minyak Goreng
JarakJatuh Waktu Kecepatan Kecepatan rata-
No Bola
(cm) (s) (cm/s) rata (cm/s)
1. Kecil I 70 1,1 63,640
2. Kecil II 70 1,06 66,038 66,560
3. Kecil III 70 1 70
4. Sedang I 70 0,8 87,5
5. Sedang II 70 0,88 79,545 80,240
6. Sedang III 70 0,95 73,684
7. Besar I 70 0,75 93,33
8. Besar II 70 0,77 90,909 93,380
9. Besar III 70 0,73 95,890

Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Kecepatan Bola Jatuh pada Oli


Jarak Jatuh Waktu Kecepatan Kecepatan rata-
No Bola
(cm) (s) (cm/s) rata (cm/s)
1. Kecil I 50 1,12 44,640
2. Kecil II 50 1,04 48,077 47,410
3. Kecil III 50 1,01 49,505
4. Sedang I 50 0,79 63,290
5. SedangII 50 0,72 69,44 64,566
6. Sedang III 50 0,82 60,975
7. Besar I 50 0,63 78,123
8. Besar II 50 0,59 84,746 82,540
9. Besar III 50 0,59 84,745
V-14

Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Koefisien Viskositas (η) dan Gaya (F) pada Air
s η η rata-rata F F rata-rata
No. Bola
(cm) (poise) (poise) (dyne) (dyne)
1. Kecil I 75 2,909 2584,560
2. Kecil II 75 2,478 2,620 2657,281 2642,680
3 Kecil III 75 2,474 2686,198
4. Sedang I 75 4,270 7502,00
5. Sedang II 75 5,184 5,0229 8623,379 8475,956
6. Sedang III 75 5,633 9302,490
7. Besar I 75 10,470 25169,620
8. Besar II 75 9,824 10,459 24339,252 25293,611
9. Besar III 75 11,082 26371,961

Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Koefisien Viskositas (η) dan Gaya (F) pada Minyak
S η η rata-rata F F rata-rata
No. Bola
(cm) (poise) (poise) (dyne) (dyne)
1. Kecil I 70 3,652 2671,08
2. Kecil II 70 3,512 3,504 2752,590 2735,059
3 Kecil III 70 3,348 2781,507
4. Sedang I 70 5,022 7823,67
5. Sedang II 70 6,407 6,539 8929,969 9108,107
6. Sedang III 70 8,188 10570,682
7. Besar I 70 11,299 26026,51
8. Besar II 70 11,192 11,414 25205,989 26134,892
9. Besar III 70 11,751 27172,177
V-15

Tabel 5.11Hasil Perhitungan KoefisienViskositas (η) dan Gaya (F) pada Oli
S η η rata-rata F F rata-rata
No. Bola
(cm) (poise) (poise) (dyne) (dyne)
1. Kecil I 50 5,246 2691,29
2. Kecil II 50 4,863 4,960 2774,852 2756,637
3 Kecil III 50 4,772 2803,769
4. Sedang I 50 7,010 7898,80
5. Sedang II 50 7,398 7,912 9001,584 8848,549
6. Sedang III 50 9,329 9645,263
7. BesarI 50 13,602 26226,670
8. BesarII 50 12,102 13,030 25408,445 26331,06
9. BesarIII 50 13,387 27358,054

5.4.2 Pembahasan
Viskositas adalah daya aliran molekul dalam system larutan
(Pebrinata,2005). Viskositas disebut juga kekentalan. Viskositas dianggap sebagai
gaya gesekan dibagian dalam suatu fluida (Sears,1982:340). Fluida atau cairan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah air, minyak goreng dan oli. Dalam
penentuan viskositas digunakan bola viskositas dengan massa yang berbeda-beda.
Rheologi digunakan untuk menggambarkan aliran-aliran cairan fluida
yang menjadi bahan dlam viskositas metode bola jatuh. Rheologi terlibat dalam
cairan bahan yaitu air, minyak goreng dan oli. Aliran cairan ini dapat
berpenngaruh dalam meguji suatu kekentalan cairan fluida.
Berdasarkan hukum newton tentang sifat aliran cairan, maka tipe aliran
cairan dibedakan menjadi dua yaitu cairannewton dan non newton. Cairan newton
yaitu cairan yang mengikuti kaidah newton, serta dipengaruhi oleh kecepatan
geser. Oleh karena itu ditentukan oleh suatu kecepatan geser.
Pengukuran viskositas cairan dengan metode bola jatuh yang dilakukan,
diperoleh data suhu air, minyak goring dan oli 30 oC. Suhu diukur karena
mempengaruhi viskositas suatu fluida. Hasil perhitungan massa jenis air, minyak
goring dan oli berturut-turut adalah 0,9920 gram/mL; 0,8991 gram/mL; dan
V-16

0,8774 gram/mL. Umumnya massa jenis air, minyak goring dan oli adalah 1
gram/mL; 0,82 gram/mL; dan 0,84 gram/mL (Suena,2014). Hal ini dikarenakan
densitas dipengaruhi beberapa hal, yaitu suhu, salinitas dan tekanan. Hasil
perhitungan massa jenis rata-rata bola kecil, bola sedang dan bola besarberturut-
turut adalah 3,652 gram/cm3; 3,620 gram/cm3; dan 3,792 gram/cm3.
Bola viskositas memiliki ukuran dan massa yang berbeda-beda. Dalam
mengukur diameter bola menggunakan jangka sorong. Ukuran diameter pada bola
besar 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah 2,62 cm, 2,63 cm, dan 2,56 cm. Ukuran
diameter bola sedang 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah 1,80 cm, 1,862 cm, 1,893
cm. Ukuran diameter bola kecil 1, 2, dan 3 berturut-turut sebesar 1,22 cm, 1,26
cm, 1,26 cm. Sedangkan untuk mengukur massa bola menggunakan neraca
analitik. Sehingga hasil penimbangan bola didapatkan untuk bola besar 1, 2, dan 3
berturut-turut sebesar 35,02 gr , 34,28 gr, dan 35,62 gr. Massa bola sedang 1, 2,
dan 3 berturut-turut sebesa 11,16 gr, 12,14 gr, 12,52 gr. Massa bola kecil 1, 2, dan
3 berturut-turut sebesar 3,58 gr, 3,75 gr, dan 3,78 gr.
Penggunaan bola yang berbeda-beda digunakan untuk mengetahui
pengaruh dari bola terhadap viskositas cairan. Hal ini yang mempengaruhi
kecepatan bola jatuh pada fluida. Berikut ini adalah grafik hasil perhitungan
kecepatan yang didapat:
V-17

120
98,700
100 96,440 93,380
86,380 82,540
80,240
Kecepatan (cm/s)

80
66,560 64.566
60 Bola Kecil
47.416
Bola Sedang
40 Bola Besar

20

0
Air Minyak Goreng Oli
Fluida

Gambar 5.3 Perbandingan Kecepatan Bola Jatuh TerhadapFluida

Data yang didapat dari menjatuhkan bola ke dalam fluida air, yaitu
kecepatan bola besar, bola sedang dan bola kecil untuk jarak 75 cm berturut-turut
adalah 98,700 cm/s; 96,440 cm/s; dan 86,380 cm/s . Pada cairan minyak goring
berturut-turut adalah 93,380 cm/s; 80,240 cm/s; dan 66,560 cm/s. Pada cairan oli
berturut-turut adalah 47,416 cm/s; 64,566 cm/s; dan 81,540 cm/s.
Dari gambar 5.3 Maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa
bola maka semakin cepat bola tersebut jatuh. Medium tercepat bola jatuh secara
berturut-turut adalah air, minyak goreng dan oli. Hal ini menunjukkan cairan
dengan nilai densitas tertinggi memiliki gaya gesek terendah. Hasil yang didapat
sesuai dengan teori bahwa kecepatan fluida berbanding lurus dengan jari-jarinya
(Sukardjo,1990). Kecepatan bola pada fluida air lebih tinggi dibandingkan pada
fluida oli dan minyak goring hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
hambatan gerakan benda didalam fluida itu disebabkan oleh gaya gesekan antara
bagian fluida di sebelahnya dimana gaya gesekan itu sebanding dengan koefisien
viskositas fluida (Peter, 2004).
V-18

Menurut teori (Fillah, 2013), semakin kecil massa jenis suatu cairan maka
semakin besar viskositasnya dan semakin besar massa jenis suatu caian maka
semakin kecil viskositas cairan. Sehingga hasil pengamatan koefisien viskositas
fluida air, minyak goreng dan oli dapat dilihat pada gambar berikut:

14 13,030

12 11.414
Koefisien Viskositas (poise)

10.459
10
7.912
8
6.539 Bola Besar
6 4,583 4,960 Bola Sedang
4 3.504 Bola kecil
2,620
2

0
Air Minyak Goreng Oli
Fluida

Gambar 5.4 Nilai Koefisien Viskositas Rata-Rata Fluida

Berdasarkan Gambar 5.4 diperoleh koefisien viskositas air. Pada bola


kecil adalah 2,620 poise, bola sedang 4,583 poise, bola besar 10,459 poise.
Koefisien viskositas minyak goreng pada bola kecil adalah 3,504 poise, bola
sedang 6,539 poise, dan bola besar 11,414 poise. Sedangkan koefisien viskositas
oli pada bola kecil sebesar 4,960 poise, bola sedang 7,912 poise dan bola besar
13,030 poise. Gambar 5.4 menunjukkan visositas oli lebih besar daripada air dan
minyak goreng, sehingga telah sesuai dengan teori.
Gaya yang diperlukan untuk meneruskan bola dari permukaan menuju
dasar viskometer juga diperoleh dari percobaan ini. Gaya gesek yang didapat dari
hasil perhitungan pada bola kecil, bola sedang dan bola besar pada air adalah
V-19

164,109 dyne; 8449,953 dyne; dan 22827,910 dyne. Pada minyak goreng adalah
2734,680 dyne; 102109,440 dyne; dan 24848dyne. Pada oli adalah 2847,619
dyne; 8843,818 dyne; dan 25048,002 dyne.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah tekanan, temperatur,
kehadiran zat lain, ukuran dan berat molekul, ikatan rangkap dan kekuatan antar
molekul. Tekanan, viskositas naik dengan naiknya tekanan. Temperatur,
viskositas akan turun dengan naiknya suhu. Kehadiran zat lain, pada minyak
adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena minyak
akan semakin encer. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin rapat suatu fluida,
maka gaya dan viskositasnya semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai