Anda di halaman 1dari 7

59

PENGARUH PEMBERIAN SUSU KEDELAI (GLICINE MAX L. MERR)


TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA IBU-IBU MENOPAUSE DI
PENGAJIAN AISYIYAH

Reza Fahlevi Y.P1, Robitah Asfur2


1
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2
Departemen Fisiologi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Uara


Jln. Gedung Arca No. 53, Medan – Sumatera Utara, 2019
Telp: (061)7350163, Email: rezafaleviyp@gmail.com

Abstract

Introduction: Women generally experience hyperuricemia during menopause


because it is associated with a decrease in estrogen production. The presence of
estrogen is very important to help regulate uric acid secretion so that it can protect
women from hyperuricemia. Isoflavones, including flavonoids, are often found in
legumes, one of which is soybeans. Generally, isoflavones are found in soybeans
and their processed products in the form of glycosides, which are inactive forms of
isoflavones. Flavonoids can contribute to reducing oxidative levels through
inhibition of related enzymes, including inhibition of xanthine oxidase action. This
study aims to determine the effect of giving soy milk (Glycine max (L.) Merr.) on
blood uric acid levels in menopausal women at Pengajian Aisyiyah. Method: This
study was experimental design of one group pretest and post test with a sample of
40 menopausal women taken by total sampling. This study was conducted for 3
months and measurement of uric acid levels before and after administration of soy
milk using a measurement of peripheral uric acid levels. The results were analyzed
using SPSS. Results: Of the 30 subjects who met the inclusion and exclusion
criteria, the average value of uric acid pretest = 5.98 mg/dl and the average value
of posttest uric acid = 5.51 mg/dl. There is a difference between the value of the
uric acid level pretest and posttest = 0.46 mg/dl. Conclusion: There is an effect of
giving soy milk to uric acid levels with p=0.02.
Keywords: Soy Milk, Uric Acid levels, Menopause.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


60

PENDAHULUAN maka akan menimbulkan pengkristalan dan


Kedelai (Glycine max (L) Merr) adalah menimbulkan gout.3
sumber protein dan lemak nabati yang Hiperurisemia adalah keadaan dimana
mempunyai peranan penting dalam kadar asam urat darah terjadi peningkatan
kehidupan. Kedelai mengandung 35% protein diatas normal. Hiperurisemia dapat terjadi
sedangkan kadar protein dalam varietas karena peningkatan metabolisme asam urat,
unggul memiliki 40-43%. Globulin penurunan pengeluaraan asam urat urin atau
merupakan bagian terbesar dari protein gabungan dari keduanya.
kedelain. Selain protein, kedelai juga Kadar asam urat diatas 7 mg% pada
mengandung lemak. Lemak kedelai laki-laki dan 6 mg% pada perempuan
merupakan bagia terbesar yaitu 85% asam dipergunakan sebagai batasan hiperurisemia.
lemak tak jenuh terutama asam linoleat dan Ketika kadar asam urat meningkat melebihi
asam oleat, sisanya yaitu lemak jenuh 15% nilai tersebut maka dikatakan hiperurisemia
yang berupa asam palmitat1 dikarenakan peningkatan produksi atau
Isoflavon termasuk senyawa penurunan ekskresi asam urat.4
flavonoid yang sering terdapat pada tanaman Hiperurisemia mengakibatkan reaksi
kacang-kacangan, salah satunya kedelai. patologis berupa peradangan akibat
Umumnya, isoflavon ditemukan di kacang penimbunan kristal mononatrium urat (MSU)
kedelai dan produk olahannya dalam bentuk di jaringan lunak terutama di persendian yang
glikosidanya, yaitu bentuk yang inaktif dari disebut tofi. Hal tersebut terjadi akibat kadar
isoflavon, terdapat 80%-95% dari konsentrasi asam urat darah melewati batas kelarutannya.
total yang terkandung dalam kacang kedelai Hiperurisemia di sebabkan oleh dua faktor
(Saidu, 2005). Senyawa-senyawa yang utama yaitu meningkatnya produksi asam urat
terdapat pada golongan flavonoid, termasuk dalam tubuh, hal ini di sebabkan karena
isoflavon, biasanya memiliki sifat sebagai sintesis atau pembentukan asam urat yang
antioksidan. berlebihan. Produksi asam urat yang
Senyawa-senyawa flavonoid dapat berlebihan dapat di sebabkan karena leukimia
berkontribusi menurunkan tingkat oksidatif atau kanker darah yang mendapat terapi
melalui inhibisi enzim terkait, diantaranya sitostatika. Faktor yang kedua adalah
inhibisi kerja xantin oksidase. Xantin oksidase pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang
dapat menghasilkan asam urat pada proses (gout renal), gout renal primer di sebabkan
degradasi purin. Enzim tersebut mengatalisis karena ekskresi asam urat di tubuli distal
perubahan hipoxantin menjadi xantin lalu ginjal yang sehat, dan gout renal sekunder di
xantin diubah menjadi asam urat. Dengan kata sebabkan ginjal yang rusak, misalnya pada
lain, Isoflavon, termasuk subkelas dari glomerulonefritis kronis, kerusakan ginjal
flavonoid, senyawa tersebut berperan dalam kronis (chronic renal failure). Meskipun
menghambat kerja dari xantin kejadian hiperurisemia bisa terjadi pada
semua tingkat usianamun kejadian ini
oksidase secara kompetitif sehingga di dalam
meningkat pada laki – laki dewasa berusia ≥
pembentukan asam urat menjadi terhambat
30 tahun dan wanita setelah menopause atau
dan mampu berperan mengobati keadaan
berusia ≥ 50 tahun, karena pada usia ini wanita
hiperurisemia.2
mengalami gangguan produksi hormon
Asam urat adalah akhir dari produk estrogen.2
metabolism purin (adenin dan guanin) dan Istilah menopause digunakan untuk
merupakan konstituen asam nukleat. Asam mengatakan suatu perubahan hidup dan pada
urat tetap ada di dalam tubuh dalam kadar saat itulah perempuan mengalami periode
substansial dikarenakan adanya siklus purin terakhir masa haid. Menopause adalah saat
secara terus menerus seiring dengan dimana tidak ada lagi telur yang masuk lagi
penguraian DNA dan RNA. Asam urat sehingga tidak direproduksi oleh indung telur
dikatakan sebagai antioksidan jika dalam
jumlah normal apabila jumlah berlebihan

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


61

hormon estrogen dan progesteron, maka f. Menderita penyakit keganasan dan /


perempuan itu tidak dapat hamil lagi. 5 atau penyakit kronis
Sebelum masa menopause, wanita g. Usia < 40 tahun sudah menopause
cenderung memiliki kadar asam urat yang h. Memiliki riwayat diabetes melitus
normal dan terbukti hanya 5% wanita yang Data yang digunakan dalam
belum menopause yang terkena gout. Pada penelitian ini didapat dengan menggunakan
usia diatas 60 tahun, wanita mengalami kuisioner. Data dipresentasikan dalam bentuk
peningkatan 50% terkena gout, dan pada rerata ± simpangan baku. Dilakukan uji
lansia usia 80 tahun, wanita lebih banyak normalitas dan homogenitas data. Data
menderita gout daripada pria.6 berdistribusi normal dan homogen maka
Berdasarkan uraian diatas, diperlukan dilakukan uji T-test berpasangan. Jika tidak
penelitian mengenai efek pemberian susu berdistribusi normal makan dilakukan uji
kacang kedelai terhadap kadar asam urat pada Wilcoxon. Semua analisa data dilakukan
wanita menopause di pengajian Ibu-Ibu dengan program analitik komputer.
Aisyiyah.

HASIL PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian eksperimental dengan Penelitian ini telah dilaksanakan pada
menggunakan rancangan one group pretest tanggal September – November 2018 di
and posttest. Penelitian ini bertujuan untuk Klinik Aisyiyah Medan di Jalan
mengetahui apakah ada pengaruh pemberian Sisingamangaraja, Medan Amplas, Kota
susu kedelai terhadap kadar asam urat darah Medan berdasarkan persetujuan Komisi Etik
pada ibu-ibu pengajian Aisyiyah. dengan Nomor 154/KEPK/FKUMSU/2018.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Peneliti memperoleh sampel penelitian dari
Pengajian Ibu-Ibu Aisyiyah Ranting Melati Pengajian Aisyiyah Ranting Melati, Pengajian
Medan pada bulan Juli-Desember 2018. Aisyiyah Ranting Pasar Merah, Pengajian
Metode penarikan sampel pada penelitian ini Aisyiyah Ranting Gedung Arca. Penelitian ini
yaitu total sampling dilakukan dengan 2 kali pemeriksaan kadar
Sampel penelitian ini adalah ibu asam urat yaitu pada bulan September 2018
pengajian Aisyiyah Ranting Melati Medan dan bulan November 2018 dan juga
yang berjumlah minimal 40 orang dengan pemberian susu kedelai selama 3 bulan.
kriteria sebagai berikut: Pada penelitian ini diambil subjek
1. Kriteria Inklusi : dari wanita menopause yaitu sudah tidak
a. Tidak mengalami menstruasi selama mengalami menstruasi selama minimal 12
≥ 12 bulan. bulan yang berusia antara 43-76 tahun dan
b. Bersedia menjadi subjek penelitian diambil berdasarkan kriteria inklusi dan
dan telah menandatangani lembar kriteria eksklusi. Distribusi subjek sejumlah
informed consent 40 wanita yang tersebar di 3 pengajian
2. Kriteria Eksklusi : Aisyiyah di Medan. Setelah melewati kriteria
a. Tidak bersedia menjadi responden inklusi dan eksklusi maka subjek berjumlah
Sedang menjalani kemoterapi 30 wanita.
b. Menggunakan terapi sulih hormon Tabel 1 Distribusi Frekuensi Respomdem
(Hormone Replacement Therapy) Berdasarkan Usia
c. Merokok dan / atau mengonsumsi Usia Frekuensi Presentase
alcohol Responden (n) (%)
d. Pernah menjalani operasi
Usia 41-50 2 6,67
pengangkatan uterus dan atau
ovarium Usia 51-60 18 60
e. Memiliki riwayat gangguan psikiatrik

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


62

Usia 61-70 8 26,66 Dari tabel 2 dapat dilihat nilai


kelompok kontrol sebelum perlakuan (pretest)
Usia 71-80 2 6,67 dan sesudah perlakuan (posttest). Nilai rata-
rata kadar asam urat subjek penelitian sebelum
perlakuan adalah 5,9800 mg/dl dan nilai rata-
Nilai Asam Urat subjek penelitian sebelum rata kadar asam urat subjek penelitian setelah
dan sesudah pemberian jus buah jambu biji perlakuan adalah 5,5133 mg/dl.
merah dapat dilihat pada tabel berikut: Setelah didapatkan hasil nilai Asam Urat
Tabel 2. Nilai Rata-Rata Asam Urat Subjek subjek penelitian sebelum dan sesudah
Penelitian Sebelum dan Sesudah Perlakuan perlakuan maka selanjutnya dilakukan uji
normalitas data. Didapatkan hasil sebagai
Nilai Asam Urat berikut:
Subjek (mg/dl) Seilisih
Penelitian (mg/dl) Tabel 3. Uji Normalitas Shapiro-Wilk
Pretest Posttest Sig. P
1 7 7 0 Pretest
,001 >0,05
2 4,9 5,6 -0,7 As.Urat
3 10,2 9,6 0,6 Post Test
,002 >0,05
4 7 7,5 -0,5 As. Urat
5 3,6 4,6 1 Pada uji normalitas Shapiro-Wilk,
didapatkan nilai p pada data pre-test dan post-
6 4,7 4,1 0,6
test masing masing sebesar 0.01 dan 0.02.
7 4,7 4 0,7 Dalam uji normalitas, data dianggap
8 7,9 6,5 1,4 terdistribusi normal apabila didapatkan nilai
9 6,4 5 1,4 p>0.05. Hal ini bermakna, sebaran data yang
10 5,7 5,6 0,1 peneliti dapatkan terdistribusi tidak normal,
11 6,6 6 0,6 dan dilanjutkan dengan analisis data non-
-3,8 parametrik (uji Wilcoxon) pada kelompok
12 4,7 8,5
yang tidak berdistribusi normal.
13 5 4,6 0,4
Tabel 4. Pengaruh Pemberian Susu Kedelai
14 7 6,5 0,5 Terhadap Kadar Asam Urat
15 4,9 4 0,9
16 9,9 8,9 1 Rata-
17 9,1 8,7 0,4 Kadar
rata
Nilai Nilai
nilai Selisih Nilai
18 5,2 4,3 0,9 Asam n
Asam
Maksimal Minimal
(mg/dl) p
0,6 Urat (mg/dl) (mg/dl)
19 5,2 4,6 Urat
20 5,6 5 0,6 (mg/dl)

21 5,2 4,8 0,4 Pre 5,980


30 10,20 3,60
22 4,9 4,4 0,5 test 0 0,466
0.02
23 6,3 5,1 1,2 Pos 5,513 7
30 9,60 3,00
0,6 test 3
24 5,2 4,6
25 7 4,6 2,4
Berdasarkan tabel diatas terlihat
26 5,1 4,9 0,2 bahwa rata-rata nilai asam urat pada subjek
27 4,5 3,8 0,7 penelitian yang didapatkan sebelum perlakuan
28 6 5,1 0,9 adalah 5,9800 mg/dl dan setelah perlakuan
29 4,6 3 1,6 adalah 5,5133 mg/dl, dengan selisih
30 5,3 4,5 0,8 diantaranya 0,4667 mg/dl. Dapat dilihat
Rata-rata 5,9800 5,5133 diantara nilai pretest dan post-test, memiliki
nilai p sebesar 0.02. Pada uji t-test

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


63

berpasangan, dianggap berpengaruh apabila melalui mekanisme meningkatkan renal


nilai p<0.05. Hal ini bermakna, terdapat clearance. Selain itu, dengan adanya estrogen
perbedaan yang bermakna antara pemberian maka URAT1 (Urate Transporter 1) yang
susu kedelai (Glycine Max L,Merr) terhadap merupakan transporter asam urat menjadi
kadar asam urat pada wanita menopause di lebih rendah sehingga juga menurunkan
pengajian ibu-ibu Aisyiyah. reabsorbsi asam urat oleh ginjal.9 Penelitian
12 sejenis juga menjelaskan bahwa kadar
estrogen yang tinggi pada wanita usia
10
reproduksi terbukti berkontribusi menjaga
8 sekresi normal asam urat melalui urin oleh
6 ginjal.10 Penelitian di Ukraina pada tahun
2011 menunjukkan bahwa usia berkontribusi
4
terhadap peningkatan kadar asam urat dalam
2 darah yang mengarah pada perkembangan
0 hiperurisemia pada kelompok subjek wanita
2 4 6 8 10 12 14 6 8 20 22 24 26 28 30 berusia 80–89 tahun dibandingkan dengan
kelompok umur 20–29 tahun.11
Pre Test Post Test
Sebuah penelitian di China juga
menunjukkan hasil serupa bahwa produk
Gambar 1. Grafik Nilai Asam Urat Sebelum
olahan kedelai terkait dengan penurunan
Perlakuan (Pretest) dan Sesudah Perlakuan
risiko hiperurisemia.12 Penelitian klinis lain di
(Posttest) Pada Subjek Penelitian.
China pada wanita menopause juga
Dari gambar di atas, menunjukkan
menunjukkan bahwa konsumsi kedelai jangka
bahwa rata-rata nilai kadar asam urat pada
panjang tidak meningkatkan asam urat dalam
subjek penelitian sebelum dan sesudah diberi
darah, sehingga sumber makanan olahan
susu kedelai bervariasi. Dapat dilihat bahwa
kedelai tidak perlu dibatasi.13 Hasil ini diduga
terjadi penurunan kadar asam urat yang
terkait kandungan isoflavon pada kedelai,
bermakna pada subjek penelitian dimana nilai
yang memiliki sifat mirip estrogen yang
p <0,05.
berfungsi menekan pembentukan asam urat.14
Penelitian lainnya dilakukan di
PEMBAHASAN
Jakarta tahun 2012 menyatakan bahwa, hanya
Berdasarkan penelitian yang diatas, bahan uji 1 (2,25 g kacang kedelai/200 g
terlihat ada pengaruh pemberian susu kedelai bb/hari) yang menunjukkan penurunan kadar
terhadap kadar asam urat pada ibu-ibu asam urat yang bermakna (p<0,05) setelah
pengajian Aisyiyah. Hal ini sejalan dengan delapan hari dilakukan pemberian ke hewan
penelitian yang dilakukan di Semarang pada uji. Sedangkan bahan uji 2 (24,5 g kacang
tahun 2018,sebagian besar wanita menopause kedelai/200g bb/hari) dan baha uji 3 (9 g
usia 55-65 tahun pada penelitian ini memiliki kacang kedelai/200g bb/hari), secara statistik,
kadar asam urat dalam darah kategori normal tidak menunjukkan penuruna kadar asam urat
sebesar 96,8% dan hanya 1,6% subjek dengan yang bermakna (p>0,05) setelah delapan hari
normourisemia dan hiperurisemia. Hasil pemberian ke hewan uji. Hal ini disebabkan
analisis bivariat menggunakan uji korelasi karena kandungan isoflavon dan flavon yang
Pearson product moment menunjukkan dapat dalam bahan uji 2 dan 3 tidak dapat
bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan menandingi kadar purin yang juga terdapat
protein total dan variabel asupan protein didalamnya. Sebab lainnya yaitu diduga
kedelai dengan kadar asam urat (p>0,05).8 xantin oksidase yang terdapat dalam tubuh
Penelitian lain yang dilakukan di tikus sudah bersifat jenuh sehingga dengan
Inggris tahun 2008 menemukan bukti lebih meningkatnya dosis maka tidak akan
lanjut peran estrogen dalam mengatur meningkatkan efektivitas penurunan kadar
peningkatan ekskresi asam urat oleh ginjal asam urat.2

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


64

Komponen yang menguntungkan KESIMPULAN


lainnya yaitu senyawa flavonoids, dimana
flavonoids dapat menghambat enzim xanthin Berdasarkan hasil penelitian maka
oxidase, yang mengatalisis hipoxantin dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
menjadi xantin, sehingga perubahan xantin berikut:
menjadi asam urat juga akan terhambat.15 16 1. Terdapat penurunan nilai kadar asam
Mekanisme flavonoids yang menghambat urat yang signifikan sebesar dengan
xanthin oxidase sama dengan mekanisme obat p=0,02, tetapi penurunannya tidak
penurun asam urat yang banyak digunakan signifikan secara klinis setelah
yaitu allopurinol.12 Senyawa flavonoids yang pemberian susu kedelai.
ada dalam sumber makanan protein nabati 2. Nilai kadar asam urat pada pretest
terutama kacang-kacangan adalah isoflavon. responden memiliki rata-rata sebesar
Isoflavon pada kacang-kacangan berupa 5,98 mg/dl.
daidzein dan genistein. Hasil penelitian 3. Nilai kadar asam urat pada posttest
menyebutkan bahwa dalam 200 gram tempe responden memiliki rata-rata sebesar
dalam ekstrak metanol mengandung senyawa 5,51 mg/dl.
genistein sebanyak 47,9 gram.17 Genistein dan
daidzein memiliki struktur kimia yang hampir
sama dengan estrogen.16 Isoflavon tersebut REFERENSI
termasuk golongan phytoestrogens yang dapat 1. Retno E, Dwi N. Pengaruh Berbagai
meningkatkan aktifitas positif dari estrogen Pengolahan Kedelai Terhadap
dengan mengikat reseptor estrogen.18 Struktur Penerimaan Organoleptik. UNDIP Press.
kimia yang sama dengan estrogen membuat 2012:468-475.
isoflavon pada kacang-kacangan memiliki 2. Gustiansyah RJ. Efek susu kacang
sifat yang sama dengan estrogen untuk kedelai (Glycine max (l.) Merr.) terhadap
mengurangi resiko penyakit gout.18 7 kadar asam urat darah tikus putih jantan
Seperti pada pembahasan yang diinduksi kalium oksonat. Skripsi
sebelumnya, kandungan yang paling dominan UI. 2012:24-39.
yang terdapat dalam kacang kedelai adalah 3. Firestein G, Budd R, Harris E, Rudy S,
isoflavon. Menurut penelitian yang dilakukan Sergen J. Kelley’s Textbook of
pada tahun di Belanda pada tahun 2002, dari Rheumatology, 8th Ed. W.B Saunders,
empat subkelas flavonoid yang diujikan Philadelphia.; 2009.
(flavon, flavonon, isoflavon, dan katekin) 4. Diana FM. Fungsi Dan Metabolisme
hanya keluarga flavon yang menunjukkan Protein Dalam Tubuh. Jurnal
aktivitas penghambatan xantin oksidase.19 Hal Kesehatan Masyarakat Fakultas
ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan di Kedokteran Universitas Andalas.
Korea pada tahun 2008, dari penghambatan 2003:47-52.
kerja xantin oksidase dari senyawa daidzein, 5. Takesihaeng J. Hidup Sehat Bagi
glisitein, dan genistein sangat rendah. Nilai Perempuan. Jakarta: Gramedia;
IC50 ini ditentuan berdasarkan kemampuannya 2000:243-244.
menghambat pembentukan superoksida dan 6. Mahajan A, Tandon VR, Sharma S,
asam urat. Dalam hal penghambatan Jandial C. Gout and Menopause.
pembentukan superoksida, daidzein, 2007;9(1):50-51.
genistein, dan glisitein dianggap mampu 7. Messina M, Mph VLM, Ms PC.
menghambat pembentukannya. Kemudian, Soyfoods, hyperuricemia and gout: A
dalam hal penghambatan pembentukan asam review of the epidemiologic and clinical
urat, hanya genistein yang menunjukkan data. 2011;20(January):347-358.
penghambatan pembentukan asam urat.20 8. Hastuti VN. Hubungan asupan protein
total dan asupan protein kedelai terhadap
kadar asam urat. Skripsi UNDIP

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


65

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Research & Therapy. 2008;(10(1478-


Kedokteran Universitas Diponegoro 6362 (Electronic))):120.
2018:7-9. 15. Murray RK, Granner DK, Mayes PA,
9. Pui K, Waddell C, Dalbeth N. Early onset Rowell P V. Biokimia Harper. Edisi 24.
of hyperuricaemia and gout following Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
treatment for female to male gender 1999: 293-301.
reassignment. Rheumatology. (Oxford). 16. Chun M, Chein S, Chien 7, Liang Y, Jen
2008;47(1840-1). L. Molecular modeling of flavonoids that
10. Zhang W, Doherty M, Pascual E. inhibits xantine oxidase. Biochemical
EULAR evidence based and Biophysical Reseacrh
recommendation for gout. Ann Rheum Communitation. 2002;294:167-172.
Dis. 2006;10(1301-11). 17. Sartika N. Studi Pendahuluan Daya
11. Povoroznyuk V, Dubetska G. Antioksidan Ekstrak Metanol Tempe
Hyperuricemia and age. Osteoporos Int Segar dan Tempe Busuk Kota Malang
[Internet]. 2011;22(3):S371. terhadap Radikal Bebas DPPH (1,1-
12. Villegas R, Xiang Y, Elasy T, Xu W, Cai difenil-2-pikrilhidrazil). Skripsi
H, Cai Q et al. Purine-rich foods, protein Universitas Negri Malang. 2007.
intake, and the prevalence of 18. Gou K. Daidzen-metabolising
hyperuricemia: The Shanghai Men’s phenotypes in relation to serum lipids and
Health Study. Nutrision, Metabolism & uric acids in Guangzhou, Cina. British
Cardiovascular Disease. Journal of Nutrision. 2010:118-124.
2012;22(5):409-416. 19. Horn V, Danny C. Accurate prediction of
13. Liu Z, Ho CS, Chen YM, Woo J. Can soy xanthine oxidase inhibition based on the
intake affect serum uric acid level? structure of flavonoids. European
Pooled analysis from two 6-month Journal of Pharmacology.
randomized controlled trials among 2002;451:111-118.
Chinese postmenopausal women with 20. Seong JP, Yoon HP, Hyun DK, Hee D,
prediabetes or prehypertension. Kon HK. Ortho-Dihydroxyisoflavone
European Journal of Nutrition. derivates from aged Doenjang (Korean
2014;54(1):51-58. fermented soypaste) and its radical
14. Gaffo A, Saag K. Serum urate, scavenging activity. Bioorganic and
menopause, and postmenopausal Medical Chemistry Letters.
hormone use: from eminence to 2008;18:5006-5009.
evidence-based medicine. Arthritis

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai