Rancang Bangun Alat Pembuat Briket Serbuk Kayu & Tempurung Kelapa
Dengan Sistem Pneumatik
Dosen Pengampu : Indra Koto. S.T., M.Eng
Disusun Oleh :
Kelompok 1
RICHO HANDIKA (5173121025)
ARI SUNARKO (5172121001)
FITRA JAKA PRATAMA (5173321021)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya . Guna untuk
memenuhi tugas yang telah diberikan kepada kami dalam mata kuliah SISTEM
PNEUMETIK/HIDROLIK.
Harapan kami semoga dengan adanya pembuatan makalah ini dapat menambah wawasan
kepada pembaca dalam bidang ilmu mata kuliah SISTEM PNEUMETIK/HIDROLIK.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar menjadi lebih baik dimasa yang
akan datang. Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3. Tujuan............................................................................................................................... 1
1.4. Luaran Yang diharapkan .................................................................................................. 1
1.5. Kegunaan Program ........................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 3
2.1. Serbuk Kayu ......................................................................................................................... 3
2.2. Tempurung Kelapa ............................................................................................................... 4
2.3. Pembuatan Karbon ............................................................................................................... 4
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ............................................................................................. 6
3.1. Pelaksanaan Program ....................................................................................................... 6
3.2. Jadwal Kegiatan ............................................................................................................... 7
3.3 Diagram Alir ......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Banyaknya tukang parut kelapa yang menyia-nyiakan tempurung kelapanya sehabis di
parut dan banyak panglong panglong kayu yang sehabis memotong ataupun menghaluskan
kayu serbuknya mereka buang dan kadang mereka bakar begitu saja dan terbuang sia-sia begitu
saja.
Permasalahan yang sering di alami saat para tukang parut kelapa, mereka ketika
mengumpulkan banyak tempurung kelapa banyak banyak untuk di jual kembali, tapi yang
ingin membeli tempurung kelapa biasanya sangat lama dating untuk mengambil tempurungg
kelapanya, itulah penyebabnya tempurung kelapa yang mereka kumpulkan biasanya
berserakan kembali dan terbuang buang begitu saja karna yang membeli tempurung kelapa
lama ngambilnya. Begitu juga dengan serbuk kayu dari penjual penjual kayu, mereka tidak tau
akan di apakan serbuk serbuk kayu tersebut dan juga tidak ada yang ingin membeli serbuk
kayu tersebut kalau pun ada yang membelinya biasanya para penjual hewan peliharaan yang
membelinya pun tidak banyak, jadi karena sudah numpuk numpuk banyak akhirnya biasanya
mereka membakarnya dan terbuang sia-sia.
Dari permasalahan yang ada ini kami ingin membuat alat yang dapat memanfaatkan
tempurung kelapa dan serbuk kayu sebagai bahan bakar yang akan di manfaatkan kembali dan
tentunya jadi berguna lagi dan tidak akan terbuang sia-sia lagi bagi mereka dan mereka bisa
menjual hasil yang sudah mereka buat dari serbuk kayu dan tempurung kelapa tersebut.
1.3. Tujuan
1. Untuk memanfaatkan bahan yang tidak terpakai lagi
2. Membuat bahan bakar yang tahan lama dan ekonomis
3. Bagaimana agar semua yang terbuang agar bisa di manfaatkan lagi
1
juga tidak terlalu banyak mengeluarkan banyak uang dan saat di jual bisa jadi banyak yang
suka.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Serbuk Kayu
Penggunaan berbagai jenis kayu sebagai bahan bakar telah banyak dilakukan. Dengan
menggunakan barbagai jenis kayu sebagai bahan bakar seperti kayu bakar, serbuk gergaji kayu,
ampas tebu, dan kayu bekas peti kemas (Azhary H. Surest*, M.S, Arnaldo, Helmi Afif, 2011).
kayu terdiri beberapa unsur kimia. Namun, persentase kandungan yang terdapat dalam kayu
tersebut berbeda – beda untuk tiap – tiap jenis kayu. Biasanya jenis kayu keras memiliki persentase
komposisi kimia yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kayu lunak.
4. Unsur yang di endapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan kayu (zat ekstraktif)
Zat ekstraktif merupakan komponen kayu yang dapat larut dalam pelarut seperti
ester, alcohol, bensin, dan air. Kadar rata–ratanya berkisay antara 3 – 8 % dari berat kayu
kering, termasuk didalamnya resin, lilin, lemak, tannin, gula, pati, minyak, dan zat warna.
Zat ekstraktif sangat penting untuk mempertahankan fungsi biologi pohon, karena dapat
bersifat racun dan menghambat pertumbuhan bakteri dan serangga (Agoes. D, 1994). Zat
ekstraktif juga berfungsi dalam proses pembuatan pulp dan kertas (Ajostrom E,1995).
5. Abu
Selain senyawa diatas, didalam kayu juga terdapat beberapa zat organic yang
disebut abu (sisa pembakaran). Kadar abu dalam kayu sekitar 0,2 – 1 % dari berat kayu
3
kering (J.F. Dumanauw,1996). Komponen utama abu kayu adalah kalium, kalsium,
magnesium, dan silicon (D. Fengel dan G. Wegener, 1983).
4
tersebut terbakar, pada saat pembakaran drum atau lubang ditutup sehingga hanya ventilasi yang
dibiarkan terbuka. Ini bertujuan sebagai jalannya keluarnya asap. Ketika asap yang keluar
berwarna kebiru – biruan, ventilasi ditutup dan dibiarkan selama lebih kurang 8 jam atau satu
malam. Tidak dibenarkan menggunakan air untuk memadamkan bara yang sedang menyala,
karena dapat menurunkan kualitas karbon.
Selain cara diatas, karbon juga dapat dihasilkan dengan cara destilasi kering. Cara destilasi
kering ini sama dengan proses karbonisasi. Dengan cara ini, bahan baku dipanaskan dalam suatu
ruangan vakum. Hasil yang diperoleh berupa residu yaitu arang dan destilat yang terdiri dari
campuran metanol dan asam asetat. Residu yang dihasilkan bukan merupakan karbon murni, tetapi
masih mengandung abu dan tar yang memiliki titik didih tinggi. Karbon hasil proses karbonisasi
ini juga masih mengandung beberapa gugus fungsi senyawa karbon seperti gugus keton,
karboksilat, alkohol dan eter siklik( Jurnal Kimia, 2011).
5
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1. Pelaksanaan Program
1. Persiapan kegiatan
Persiapan kegiatan meliputi sebagai berikut
a. Bermusyawarah kepada rekan
b. Survey harga peralatan dan bahan yang akan digunakan
2. Pengadaan alat dan bahan yang di butuhkan
Pengadaan alat dan bahan ini di lakukan setelah persiapan kegiatan selesai di
laksanakan, pengadaan alat dan bahan di lakukan setelah persiapan karena jika tidak
ada alat dan bahan tidak bisa melanjutkan ke kegiatan selanjutnya
3. Persiapan produksi
a. Mempersiapkan tempat dan fasilitas penunjang di tempat produksi
b. Pemasangan alat dan kelengkapan penunjang produksi
4. Proses produksi
Tahap yang harus di lakukan pada tahap ini adalah:
a. Perancangan alat
Perancangan alat ini dapat dilakukan sebagai berikut:
- Desain alat
- Pemilihan bahan
- Perhitungan tekanan yang akan diberikan ketika mencetak briket
- Perhitungan kekuatan kontruksi
b. Pembuatan alat
Pembuatan alat dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut:
- Pemotongan bahan baku
- Pengelasan
- Penghalusan
- Perakitan
5. Uji coba dan penelitian
Setelah semuanya sudah selesai di buat maka selanjutnya masuk tahap uji coba dan
penelitian, uji coba akan di lakukan untuk mencetak briket dan akan di lihat apakah
bagus atau tidak jadinya, jika belum bagus maka akan di perbaiki lagi dan di cari apa
yang salah.
6. Evaluasi hasil produk
Untuk meningkat kan kualitas pada alat yang di hasilkan harus di lakukan evaluasi
sebagai berikut:
a. Kekuatan kontruksi
Melakukan uji coba kepada alat agar bisa mengevaluasi kekuatan kontruksi.
b. Model dan bentuk
Evaluasi model dan bentuk dilakukan agar dapat di sesuaikan dengan tempat dan
kondisi di mana kerjanya.
6
c. Produktivitas alat
Evaluasi seberapa evisiennya alat ini untuk menekan cetakan briket, untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan
7. Perbaikan hasil produk
Setelah melewati tahap evaluasi setelah itu masuk ketahap perbaikan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
8. Penyusunan laporan
Tahap akhir dari kegiatan ini adalah penyusunan laporan dari setiap analisa kegiatan
yang telah di laksanakan
7
3.3 Diagram Alir
Start
Persiapan
Proses Produksi
Tidak
Perbaikan Hasil Produk
Evaluasi
Hasil
Ya
Produk
Penyusunan Laporan
END
8
DAFTAR PUSTAKA
Azhary H. Surest*, M.S, Arnaldo, Helmi Afif 2011. Pembuatan briket arang dari serbuk gergaji
kayu dan tempurung kelapa dengan proses karbonisasi
Senen Machmud 2011. Kajian ekonomis industry briket arang tempurung kelapa