Anda di halaman 1dari 6

Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1, Maret 2014 ISSN : 1412 – 6885

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT


PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT
DENGAN METODE LAND APPLICATION

Zulkarnain1
1
Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda, Indonesia.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah cair industri
minyak sawit dengan aplikasi metode tanah pada beberapa sifat kimia tanah.
Penelitian dimulai dari bulan April sampai Juli 2011, yang dilakukan di PT. Kecamatan London Sumatra
Tanjung Isuy, dengan luas total lahan adalah + 7,29 ha di blok 81 D dan volume sampah yang diberikan
sebanyak 6,690 m3 setara dengan 6.6690.000 liter. Sampel tanah diambil dengan menggunakan bor tanah
pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm secara komposit dengan sistem sistem acak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian limbah cair industri minyak sawit dengan aplikasi
metode tanah adalah adanya penurunan pH, C organik, dan N total, namun perbaikan pada elemen P
tersedia dan K tersedia.

Kata kunci: Limbah Cair Industri Kelapa Sawit, Kimia Tanah

ABSTRACT
The aims of the research was to know effect gift industrial liquid waste of palm oil with the method
land application on the some soil chemistry properties.
The research was started from April until July 2011, that conducted in PT. London Sumatra sub
district of Tanjung Isuy, with total areas of land was + 7,29 ha at block 81 D and waste volume given as
much 6.690 m3 equivalent by 6.6690.000 litre. Soil sample was taken by using auger soil at depth of 0-20 cm
and 20-40 cm compositely by system random.
Results of the research showed that gift industrial liquid waste of palm oil with the method land
application was existence of degradation of pH, C organic, and N total, but improvement on the element P
available and K available.

Keywords : Industrial Liquid Waste of Palm Oil, Soil Chemistry Properties

1. PENDAHULUAN mengurangi dampak yang ditimbulkan,


maka limbah cair industri kelapa sawit
Dalam proses pengolahan tandan dapat digunakan sebagai pupuk,
buah segar (TBS) menjadi Crude Palm Pemanfaatan limbah cair tersebut
Oil (CPO) menghasilkan limbah organik, memberikan beberapa keuntungan, yaitu
yaitu (1) limbah padat berupa janjang dapat mengurangi biaya pengolahan dan
kosong dan cangkang kernel, dan (2) sekaligus berfungsi sebagai pupuk
limbah cair berupa cairan yang berasal organik untuk tanaman.
dari kegiatan pabrik dari kondensat Hasil penelitian Litbang Deptan
sterilizer, sludge separator, purifier (2008) menunjukkan bahwa limbah cair
(stasiun klasifikasi), dan buangan industri kelapa sawit sebanyak 1m3 setara
hydrocylone. dengan 1,5 kg urea; 0,3 kg SP-36; 3,0 kg
Di Indonesia banyak dijumpai MPO; dan 1,2 kg Kiserit.
industri pengolahan buah kelapa sawit, Dalam prakteknya, limbah cair
dengan demikian banyak juga dijumpai tersebut tidak dapat diberikan langsung
limbah dari industri tersebut. Untuk kepada tanaman karena kualitas limbah

125
Beberapa Perubahan Sifat Kimia … Zulkarnain

cair yang dihasilkan sebelum di instalasi Bahan dan Alat


pengolahan limbah cair memiliki kadar Bahan yang digunakan adalah
pencemar yang sangat tinggi. Untuk itu limbah cair kelapa sawit sebanyak 6.690
limbah cair harus diolah terlebih dahulu m3, peta dasar, sampel tanah kedalaman
dengan melakukan treatment. Teknis 0-20 cm dan 20-40 cm yang diambil
pemanfaatan limbah cair tersebut secara komposit. Alat yang digunakan
dilakukan dengan metode land adalah cangkul, parang, bor tanah,
application, dan dosis yang diberikan kantong plastik, kamera dan alat tulis.
pada lahan setiap tahun selalu ditentukan
oleh jumlah kapasitas tandan buah segar Pelaksanaan Penelitian
yang diolah.
Hasil penelitian yang dilaporkan a. Tahap persiapan dan orientasi
oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit lapangan
(PPKS) dan Smart Research Institute Pada tahap ini dilakukan
(SMARTRI), bahwa dosis optimum pertemuan dengan pihak manajemen
limbah cair untuk lahan aplikasi adalah perkebunan dan pengumpulan informasi
750 ton ha-1 tahun-1. Pemberian dosis mengenai keadaan lokasi penelitian.
berdasarkan perhitungan volume kolam
flatbed yaitu 2,4 m3 (panjang 4 m, lebar b. Pengambilan sampel tanah awal
1,5 m dan kedalaman 0,4 m), dengan dan sampel tanah akhir setelah
volume 2,4 m3 tersebut terkandung perlakuan
beberapa unsur hara yaitu : 1,4 kg N; 0,2 Pengambilan sampel tanah
kg P; 6 kg KCl, dan 2,4 kg kapur. dilakukan pada saat sebelum dan sesudah
Dengan demikian, penerapan land dilakukan land application. Pengambilan
application diharapkan dapat sampel tanah menggunakan bor tanah
memperbaiki sifat kimia tanah dan secara pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm.
tidak langsung dapat memberikan Sampel tanah diambil pada fat bad yang
tambahan unsur hara yang dibutuhkan telah diberi limbah cair kelapa sawit,
oleh tanaman (mengurangi pemberian jumlah sampel tanah yang diambil
pupuk kimia seperti urea, SP-36 dan sebanyak 27 titik sampel yang kemudian
KCl). dibagi menjadi 6 sampel tanah yang telah
Tujuan penelitian adalah untuk dikompositkan masing-masing sebanyak
mengetahui perubahan beberapa sifat 1 kg untuk dianalisis di laboratorium.
kimia tanah akibat pemberian limbah cair
kelapa sawit dengan menggunakan c. Pengumpulan Data
metode land application. Pengumpulan data sifat kimia tanah
pada sebelum perlakuan (awal) dan
2. METODE PENELITIAN setelah perlakuan (akhir) yaitu : pH
tanah, kandungan C organik, N total, P
Waktu dan Tempat tersedia dan K tersedia.
Penelitian dilaksanakan selama 3 Metode analisis yang digunakan
bulan (April sampai dengan Juli 2011) adalah : pH tanah menggunakan metode
pada blok 81 D lahan perkebunan kelapa ekstraksi H2O, C organik dengan metode
sawit PT. London Sumatera, Kecamatan Walkley dan Black, N total dengan
Tanjung Isui. Analisis tanah dilakukan di metode Kjeldahl, P tersedia dengan
laboratorium Ilmu Tanah Fakultas metode Bray I, dan K tersedia dengan
Pertanian Universitas Mulawarman metode Morgan.
Samarinda.

126
Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1, Maret 2014 ISSN : 1412 – 6885

d. Analisis Data 3. HASIL PENELITIAN DAN


Analisis data mengenai sifat kimia PEMBAHASAN
ditentukan berdasarkan metode yang
sudah dikembangkan oleh Pusat Keadaan sifat kimia tanah sebelum
Penelitian Tanah Bogor tahun 1983, yaitu perlakuan (awal)
dengan cara membandingkan hasil Berdasarkan hasil analisis tanah di
analisis tanah dari laboratorium dengan laboratorium menunjukkan bahwa
kriteria yang telah ditetapkan oleh PPT keadaan pH tanah, kandungan C organik,
Bogor tersebut. N total, P tersedia, dan K tersedia tanah
sebelum diberi perlakuan (keadaan awal)
disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Keadaan Sifat Kimia Tanah (pH, Corganik, N Total, P Tersedia, dan K Tersedia)
Sebelum Perlakuan (Keadaan Awal).
Kedalaman
Nomor Sifat Kimia Tanah Nilai Status
(cm)
1 pH Tanah 0-20 4,92 Masam
20-40 4,83 Masam
2 C Organik 0-20 1,54 % Rendah
20-40 0,82 % Sangat Rendah
3 N total 0-20 0,17 % Rendah
20-40 0,15 % Rendah
4 P tersedia 0-20 2,27 ppm Sangat Rendah
20-40 0,36 ppm Sangat Rendah
5 K tersedia 0-20 68,47 ppm Sangat Tinggi
20-40 61,47 ppm Sangat Tinggi

Berdasarkan Tabel 1 di atas dan semakin dalam tanah kandungan C


menunjukkan bahwa keadaan pH tanah organik semakin menurun.
tergolong masam. Hal ini disebabkan Kandungan N total pada kedalaman
karena tinggi kandungan kation asam (H 0-20 cm sebesar 0,17 % dan pada
dan Al) dan rendah kandungan kation kedalaman 20-40 cm sebesar 0,15 %
basa yang terjerap pada permukaan tergolong rendah. Keadaan ini
koloid dan larutan tanah. Seperti disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
dinyatakan oleh Hakim dkk. (1986) karena sumber N berupa kandungan
bahwa kandungan kation Al dan H yang bahan organik dalam tanah yang
tinggi pada permukaan koloid dan larutan tergolong rendah sampai sangat rendah,
tanah dapat menyebabkan tanah bereaksi pemberian pupuk N seperti urea
masam. dilakukan seperlunya saja, dan
Kandungan C organik pada kehilangan N tanah melalui pencucian air
kedalaman 0-20 cm sebesar 1,54 % tanah, serta akibat diserap oleh tanaman
tergolong rendah dan pada kedalaman 20- kelapa sawit.
40 cm sebesar 0,82 % tergolong sangat Kandungan P tersedia pada
rendah. Keadaan ini karena lahan kedalaman 0-20 cm sebesar 2,27 ppm dan
digunakan untuk perkebunan kelapa sawit pada kedalaman 20-40 cm sebesar 0,36
tersebut merupakan lahan bekas padang ppm tergolong sangat rendah. Keadaan
alang dan semak belukar yang memang ini disebabkan oleh beberapa faktor
miskin akan kandungan bahan organik, seperti pH tanah, kandungan bahan
organik, kelarutan kation Al dan Fe serta

127
Beberapa Perubahan Sifat Kimia … Zulkarnain

tipe liat. Bila dihubungkan dengan batuan/mineral yang mengandung K dan


keadaan pH tanah yang tergolong masam pemberian pupuk K. Dijelaskan oleh
diduga rendahnya ketersediaan P Indranada (1986) bahwa sumber K dalam
disebabkan karena ion P banyak terikat tanah terutama berasal dari mineral
oleh kation Al dan Fe dalam bentuk Al-P kalium dan pemupukan K.
dan Fe-P yang tidak larut. Disamping
faktor di atas, rendah P tersedia diduga Keadaan sifat kimia tanah setelah
disebabkan karena tanah miskin akan perlakuan (akhir)
batuan/mineral yang mengandung P Berdasarkan hasil analisis tanah di
(Hardjowigeno, 2003). laboratorium menunjukkan bahwa
Kandungan K tersedia pada keadaan pH tanah, kandungan C organik,
kedalaman 0-20 cm sebesar 68,47 ppm N total, P tersedia, dan K tersedia tanah
dan pada kedalaman 20-40 cm sebesar setelah diberi perlakuan (keadaan akhir)
61,47 ppm tergolong sangat tinggi. disajikan pada Tabel 2.
Keadaan ini berkaitan dengan kandungan

Tabel 2. Keadaan Sifat Kimia Tanah (pH, Corganik, N Total, P Tersedia, dan K Tersedia) Setelah
Perlakuan (Keadaan Akhir)

Kedalaman
Nomor Sifat Kimia Tanah Nilai Status
(cm)
1 pH Tanah 0-20 4,32 Sangat Masam
20-40 4,02 Sangat Masam
2 C Organik 0-20 1,37 % Rendah
20-40 1,03 % Rendah
3 N total 0-20 0,16 % Rendah
20-40 0,12 % Rendah
4 P tersedia 0-20 13,77 ppm Rendah
20-40 18,30 ppm Rendah
5 K tersedia 0-20 261,67 ppm Sangat Tinggi
20-40 183,00 ppm Sangat Tinggi

a. pH tanah bahwa pelapukan bahan organik


Berdasarkan hasil analisis menghasilkan asam-asam organik yang
menunjukkan bahwa pemberian limbah dapat menurunkan pH tanah. Selanjutnya
cair kelapa sawit menurunkan kandungan dinyatakan pula bahwa berkurangnya
C organik pada lapisan 0-20 cm yaitu dari kandungan kation basa seperti Ca dan Mg
4,92 (masam) menjadi 4,32 (sangat yang diserap tanaman juga berperan
masam), dan pada lapisan 20-40 cm terhadap penurunan pH tanah.
terjadi penurunan pH tanah dari 4,83
(masam) menjadi 4,02 (sangat masam).
Keadaan ini disebabkan oleh beberapa b. Kandungan C Organik
faktor diantaranya yaitu meningkatkan Berdasarkan hasil analisis
kadar asam organik hasil proses menunjukkan bahwa pemberian limbah
dekomposisi bahan organik; dan menurun cair kelapa sawit menurunkan
kandungan kation basa akibat diserap kandungan C organik pada lapisan 0-20
oleh tanaman kelapa sawit. Seperti cm yaitu dari 1,54 % (rendah) menjadi
dikemukakan oleh Nyakpa dkk. (1988) 1,37 % (rendah), sedangkan pada lapisan

128
Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1, Maret 2014 ISSN : 1412 – 6885

20-40 cm terjadi peningkatan kandungan (sangat rendah) menjadi 18,30 ppm


C organik yaitu dari 0,82 % (sangat (rendah). Keadaan ini disebabkan karena
rendah) menjadi 1,03 % (rendah). limbah cair kelapa sawit yang diberikan
Terjadinya penurunan kandungan C mengandung unsur P, dan dalam proses
organik pada lapisan 0-20 cm disebabkan dekomposisinya dapat membebaskan P
bahan organik awal yang ada pada ke dalam larutan tanah. Di samping
lapisan tersebut maupun melalui faktor tersebut, meningkatnya kandungan
pemberian limbah cair kelapa sawit telah P tersedia dapat juga disebabkan karena
mengalami dekomposisi, dan sebagian pemberian bahan organik berupa limbah
lagi mengalami pencucian oleh air ke cair kelapa sawit dapat mengurangi
lapisan yang ada di bawahnya. Seperti kelarutan Al, sehingga P yang dibebaskan
dinyatakan oleh Hakim dkk (1986) dari hasil dekomposisi bahan organik dan
bahwa dalam proses dekomposisi bahan pelapukan mineral dapat tersedia dalam
organik menghasilkan senyawa yang larutan tanah. Seperti dikemukakan oleh
lebih sederhana, CO2 dan H2O. Proses Nyakpa dkk. (1988) bahwa peranan
dekomposisi tersebut dapat menurunkan bahan organik dalam meningkatkan
kandungan bahan organik tanah. ketersediaan P tanah adalah disebabkan :
(1) membentuk P humik yang mudah
c. Kandungan N Total diserap tanaman, dapat menyangga
Berdasarkan hasil analisis pengikatan P oleh koloid tanah, dan (3)
menunjukkan bahwa pemberian limbah dapat terjadi pertukaran antara ion P
cair kelapa sawit menurunkan dengan ion humat.
kandungan N total pada lapisan 0-20 cm
yaitu dari 0,17 % (rendah) menjadi 0,16 e. Kandungan K tersedia
% (rendah), dan pada lapisan 20-40 cm Berdasarkan hasil analisis
juga terjadi penurunan yaitu dari 0,15 % menunjukkan bahwa pemberian limbah
(rendah) menjadi 0,12 % (rendah). cair kelapa sawit dapat meningkatkan
Keadaan ini disebabkan karena oleh kandungan K tersedia yaitu pada lapisan
beberapa faktor yaitu penyerapan N oleh 0-20 cm dari 68,47 ppm (sangat tinggi)
tanaman kelapa sawit, dan akibat menjadi 261,67 ppm (sangat tinggi), dan
pencucian oleh air drainase. Seperti pada lapisan 20-40 cm yaitu dari 61,47
dikemukakan oleh Indranada (1986) ppm (sangat tinggi) menjadi 183 ppm
bahwa kandungan N dalam tanah mudah (sangat tinggi). Keadaan ini disebabkan
berfluktuasi terutama di daerah dengan karena limbah cair kelapa sawit yang
perubahan curah hujan yang sangat nyata. diberikan mengandung unsur K, sehingga
Kehilangan N dalam tanah dapat hasil dekomposisi bahan organik tersebut
disebabkan oleh pencucian oleh air, dapat meningkatkan kandungan K
diserap oleh tanaman/terangkut panen, tersedia dalam larutan tanah. Selain
dan denitrifikasi. faktor tersebut peningkatan kandungan K
tersedia dapat juga disebabkan berasal
d. Kandungan P tersedia dari hasil pelapukan mineral. Seperti
Berdasarkan hasil analisis dikemukakan oleh Nyakpa dkk. (1988)
menunjukkan bahwa pemberian limbah bahwa ketersediaan K dalam tanah sangat
cair kelapa sawit dapat meningkatkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
kandungan P tersedia yaitu pada lapisan tipe koloid, suhu, pembasahan dan
0-20 cm dari 2,27 ppm (sangat rendah) pengeringan tanah, pH tanah, dan
menjadi 13,77 ppm (rendah), dan pada pelapukan mineral.
lapisan 20-40 cm yaitu dari 0,36 ppm

129
Beberapa Perubahan Sifat Kimia … Zulkarnain

4. KESIMPULAN [2] Hardjowigeno, S. 20003. Ilmu


Tanah. Akademika Pressindo,
Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta.
pembahasan dapat diambil kesimpulan, [3] Indranada, H.K. 1986. Pengelolaan
yaitu : Pemberian limbah cair kelapa Kesuburan Tanah. Bina Aksara,
dengan metode land application dapat Jakarta.
menurunkan pH tanah, C organik dan N [4] Litbang Departemen Pertanian.
total tanah, Pemberian limbah cair kelapa 2008. Kandungan Unsur Hara dalam
dengan metode land application dapat Limbah Cair Industri Kelapa Sawit.
meningkatkan kandungan P tersedia dan http//primatani.litbang.deptan.go.id.
K tersedia. [5] Nyakpa, M.Y., A.M. Lubis., M.A.
Pulung., A.G. Amrah., A. Munawar.,
G.B. Hong., dan N. Hakim. 1988.
DAFTAR PUSTAKA Kesuburan Tanah. Unila, Lampung.
[6] PT. Rea Kaltim. 2005. Laporan
[1] Hakim, N., M.Y. Nyakpa., A.M. Tahunan Penerapan Land
Lubis., S.G. Nugroho., M.R. Saul., Application Di Lahan Perkebunan
M.A. Diha., G.B. Hong., dan H.H. Kelapa Sawit. PT. Rea Kaltim,
Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Samarinda.
Tanah. Unila, Lampung. [7] Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor.
1983. Klasifikasi Kesesuaian Lahan.
PPT, Bogor.

130

Anda mungkin juga menyukai