Anda di halaman 1dari 14

Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI METODE


EKSPERIMEN PADA MATERI ORGAN TUBUH MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN 4 BANDA ACEH

Zainal Abidin Suarja1

ABSTRAK

Beberapa guru sains masih berorientasi untuk menghabiskan materi pelajaran yang sangat padat pada
kurikulum dari pada pelaksanaan pembelajaran yang bermakna akibatnya konsep yang dimiliki siswa
terhadap materi pelajaran lemah, metode yang diterapkan masih konvensional, dan interaksi guru dan
murid tidak optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif melalui Metode Eksperimen dalam peningkatan prestasi belajar siswa, dan aktifitas guru
dan siswa dalam model pembelajaran tersebut. Penelitian ini merupakan bentuk Penelitian Tindakan
Kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari: perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 4 Banda
Aceh yang berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Data hasil observasi dan tes dianalisis
dengan menggunakan statistik deksrikptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
prestasi belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode eksperimen dari siklus I
sampai siklus III, hal tersebut mengindikasikan bahwa model pembelajaran tersebut efektif dan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, aktivitas guru dalam pembelajaran telah mencerminkan
pelaksanaan pembelajaran kooperatif metode eksperimen dibuktikan dengan hasil yang mencapai
maksimal pada siklus terakhir walaupun reaksi yang didapat beragam dari setiap eksperimennya dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran juga telah mencerminkan pelaksanaan pembelajaran kooperatif
metode eksperimen dengan efektif sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep pembelajaran.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Metode Eksperimen, Prestasi Belajar Siswa, Organ Tubuh
Manusia

1
Zainal Abidin Suarja, Dosen STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Email: tamandoy@gmail.com

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 1


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

LATAR BELAKANG PENELITIAN SD Negeri 4 Banda Aceh adalah salah


Pendidikan merupakan faktor yang satu sekolah bertaraf Nasional dimana metode
sangat penting dalam dunia kehidupan pembelajaran pada mata pelajaran Sains telah
manusia. Pendidikan merupakan proses dalam disesuaikan dan diujicobakan dengan berbagai
pembangunan manusia untuk mengembangkan model penerapan dan metode sebagai alat
dirinya agar dapat menghadapi segala bantu pendidikan dan pembelajaran bagi
permasalahan yang timbul pada diri manusia siswa.
itu sendiri. Menurut Undang-Undang tentang Salah satu model yang dapat
sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah diterapkan kepada siswa untuk merangsang
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan keterampilan kerjasama dan kolaborasinya
suasana belajar dan proses pembelajaran agar adalah dengan pembelajaran pola kooperatif.
peserta didik secara aktif mengembangkan Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan di dalam masyarakat di mana, banyak
spiritual keagamaan, pengendalian diri, pekerjaan orang dewasa sebagian besar
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta dilakukan dalam organisasi yang saling
keterampilan yang diperlukan dirinya, bergantung sama lain dan di mana masyarakat
masyarakat, bangsa, dan negara. (UU No. 20 secara budaya semakin beragam. Selain aspek
Tahun 2003). tersebut, peningkatan prestasi belajar siswa
Sains sebagai disiplin ilmu yang adalah keuntungan jangka pendek yang
dimana obyeknya adalah benda-benda alam diharapkan oleh guru terhadap pemakaian
dengan hukum-hukum yang pasti dan umum model pembelajaran tersebut.
berlaku kapanpun dimanapun (Vardiansyah, Untuk itu perlu adanya pembaharuan
2008:21). Sains (Ilmu Alam) mempelajari dalam menggunakan pendekatan, model dan
aspek-aspek fisik dan non manusia tentang metode mengajar agar prestasi belajar siswa
bumi dan alam sekitarnya yang kemudian akan dapat meningkat. Adapun salah satu alternatif
membentuk landasan bagi ilmu-ilmu terapan model pembelajaran yang sesuai dengan
lainnya. Untuk mendapatkan tingkat standar kompetensi 2004 adalah model
kemandirian belajar sains yang tinggi sesuai pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran
dengan konsep pembelajaran siswa harus yang berpusat pada keaktifan siswa. Dalam
dapat mengoptimalkan kemampuan belajar pembelajaran ini terdapat proses kebersamaan,
mandirinya dengan menyelaraskan berbagai dimana proses kebersamaan ini merupakan
kompetensi dasar mata pelajaran Sains dalam salah satu metode pengembangan
berbagai aspek yakni pengetahuan, pembelajaran.
keterampilan, dan sikap, atau meliputi Rumusan Masalah
kecakapan hidup dan kecakapan sikap.

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 2


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

Berdasarkan latar belakang masalah di Jenis penelitian yang digunakan dalam


atas, rumusan masalah yang perlu dijawab penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
melalui penelitian ini adalah: Kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Kemis
1. Apakah penerapan model & Mc. Taggart (Kasbollah:1999). Bentuk
pembelajaran kooperatif melalui penelitian ini diharapkan dapat
metode eksperimen dapat mengembangkan profesionalisme guru
meningkatkan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar. PTK merupakan salah satu
kelas V SD Negeri 4 Banda Aceh? perpektif baru dalam penelitian yang mencoba
2. Bagaimanakah aktivitas guru dalam menjembatani antara praktek dan teori dalam
penerapan model pembelajaran pendidikan.
kooperatif melalui metode eksperimen Penelitian tindakan kelas dilakukan
pada materi Organ Tubuh Manusia di melalui proses yang dinamis dan
kelas V SD Negeri 4 Banda Aceh? komplementari yang terdiri dari empat
3. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam momentum esensial, yaitu sebagai berikut: (1)
penerapan model pembelajaran Penyusunan Rencana, adalah mengembangkan
kooperatif melalui metode eksperimen rencana tindakan yang secara kritis untuk
pada materi Organ Tubuh Manusia di meningkatkan apa yang telah terjadi, yang
kelas V SD Negeri 4 Banda Aceh? dilakukan untuk kegiatan memperbaiki,
Tujuan Penelitian meningkatkan atau perubahan perilaku dan
1. Untuk mengetahui apakah penerapan sikap, (2) Tindakan, adalah tindakan yang
Model Pembelajaran Kooperatif melalui dilakukan secara sadar dan terkendali, yang
Metode Eksperimen dapat meningkatkan merupakan variasi praktik yang cermat dan
prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 4 bijaksana serta untuk memperbaiki keadaan
Banda Aceh yang diinginkan. (3) Observasi adalah
2. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam kegiatan pengumpulan data yang berupa
penerapan Model Pembelajaran proses perubaan kinerja Proses Belajar
Kooperatif melalui Metode Eksperimen Mengajar. (4) Refleksi adalah mengingat dan
pada materi Organ Tubuh Manusia di merenungkan suatu tindakan persis seperti
kelas V SD Negeri 4 Banda Aceh. yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam berusaha memahami proses, masalah,
penerapan Model Pembelajaran persoalan, dan kendala yang nyata dalam
Kooperatif melalui Metode Eksperimen tindakan strategis.
pada materi Organ Tubuh Manusia di Lokasi Penelitian.
kelas V SD Negeri 4 Banda Aceh. Untuk melaksanakan penelitian tentang
METODE PENELITIAN penggunaan media dalam pembelajaran di
Pendekatan dan Jenis Penelitian kelas V, penulis memilih lokasi penelitian di

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 3


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

SD Negeri 4 Banda Aceh, Jalan CV. Puda Sebelum peneliti melakukan


Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh. Sekolah pembelajaran terlebih dahulu menyiapkan
ini dulunya adalah gabungan dari 2 Sekolah perangkat pembelajaran terlebih dahulu seperti
Dasar, yaitu SDN 4 dan SDN 15. Sebelum RPP, LKS, tes dan lembaran observasi.
berada di lokasi ini, SDN 4 (SDN 4 dan SDN Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu
15) berada di Kampung Keuramat, di peneliti mengadakan pretes untuk mengetahui
pinggiran jalan Tgk. Daud Beureuh, kemudian kemampuan awal siswa.
lokasinya tukar guling dengan Hotel Regina. Pada saat pembelajaran berlangsung
Saat ini dibawah pimpinan Ibu Dra. Hj. dilakukan observasi oleh 2 (dua) orang
Susilawati, sekolah ini mempunyai 23 orang pengamat yaitu Fariani dan Ruhani dengan
tenaga guru dan 4 tenaga administrasi. Dengan menggunakan lembar observasi. Setelah
12 ruangan kelas, sekolah ini dapat pembelajaran berlangsung peneliti melakukan
menampung 360 orang siswa. tes dan melakukan refleksi dengan para
Subjek Penelitian pengamat untuk mengetahui kekurangan yang
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa terjadi pada siklus I. Kekurangan atau
kelas V/B SD Negeri 4 Banda Aceh yang kejanggalan yang terjadi pada siklus I
berjumlah 31 orang siswa yaitu; 11 laki-laki dijadikan pedoman untuk melaksanakan siklus
dan 20 perempuan. selanjutnya.
Instrumen Penelitian Metode Pengolahan Data.
Adapun instrumen yang penulis gunakan Pengolahan data dalam penelitian ini
dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dilakukan dengan menelaah semua data yang
sebagai berikut; diperoleh melalui hasil observasi aktivitas
a. Lembar Observasi guru dan siswa serta tes.
Lembaran observasi digunakan untuk 1. Aktivitas guru dan siswa. Data aktivitas
melihat atau mengamati aktivitas guru dan guru dan siswa diperoleh pada saat
siswa pada saat pembelajaran berlangsung. pembelajaran berlangsung dengan cara
Aktivitas guru dan siswa disesuaikan dengan membagikan lembaran pengamatan atau
model pembelajaran kooperatif melalui observasi kepada kedua pengamat,
metode eksperimen. kemudian dianalisis dengan
b. Tes menggunakan statistik deksrikptif
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat dengan rata-rata skor sebagai berikut:
ketuntasan belajar siswa pada akhir a. skor 1,00 – 1,69 = kurang baik
pembelajaran pada setiap siklus. Soal tes b. skor 1,70 – 2,59 = sedang
berupa Uraian berjumlah 5 (lima) buah sesuai c. skor 2,60 – 3,50 = baik
dengan RPP yang telah dibuat. d. skor 3,51 – 4,00 = baik sekali
Teknik Pengumpulan Data.

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 4


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

(Budiningarti, Karena menggunakan 2 (dua) orang pengamat,


1998:10) maka digunakan rumus:
Skor = N1 + N2
2
Keterangan : N1 = nilai dari pengamat 1
N2 = nilai dari pengamat 2

2. Data hasil belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan rumus persentase
pada penelitian ini kemudian dianalisis (Sudijiono:2001):
f
P x100 %
N

Keterangan: P : Persentase
f : Frekuensi
N : Jumlah Siswa
100% : Bilangan tetap
HASIL PENELITIAN DAN 59,87 lebih rendah dari nilai rata-rata individu.
PEMBAHASAN Dari data di atas siswa yang tuntas belajar
Hasil Penelitian Sains secara individu hanya 14 siswa yang
Data yang terambil merupakan data tuntas, sedangkan untuk tes kelompok hanya 1
hasil akhir dari evaluasi yang dilakukan kelompok yang tuntas, sisanya 4 kelompok
setelah mengalami proses seperti rencana lagi belum tuntas. Data tersebut menunjukkan
penelitian (dengan menggunakan LKS). lemahnya prestasi belajar siswa dalam siklus I
1. Siklus I oleh sebab itu perlu adanya kelanjutan
a. Hasil Belajar Siswa pembelajaran yang dapat nantinya disajikan
Pengambilan data pada Siklus I pada siklus II. Hal ini juga menjadi
tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat pengalaman peneliti untuk meningkatkan
penguasaan siswa terhadap materi organ tubuh penguasaan siswa sekaligus sebagai jalan
manusia pelajaran sains. untuk pertama kali dalam menyelesaikan
Data penelitian menunjukkan bahwa masalah.
hasil belajar siswa kelas V tidak maksimal dan b. Aktivitas Guru
berhasil, dan ini memerlukan perbaikan Setelah guru melaksanakan semua
metode atau penerapan materi yang harus rencana tindakan pada siklus pertama tersebut
ditinjau kembali. Dari hasil tes individu rata- dan sesuai hasil pengamatan diperoleh hasil
rata 60,16 belum melewati batas minimal sebagai berikut:
KKM, sedangkan pada tes kelompok rata-rata

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 5


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

a. Dalam kegiatan menumbuhkan minat belajar mengajar berlangsung memperoleh


belajar siswa serta menggali konsep nilai sedang (2,8) dan dengan 8 aspek
awal dari siswa, guru masih kurang penilaian dapat disimpulkan:
dalam memotivasi siswa dan a. Pada awal pertemuan, siswa sangat
memancing siswa untuk bersemangat mengikuti pembelajaran,
mengungkapkan ide dan seluruh siswa memperhatikan
pengalamannya hal tersebut terlihat penjelasan dan bacaan terkait dengan
dari skor pengamatan rata-rata sebesar materi pembelajaran yang akan
2,50 untuk kegiatan pendahuluan dan dilakukan, namun sayangnya hal
aktivitas pemberian motivasi terhadap tersebut tidak bertahan lama.
siswa dengan skor 1. b. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa
b. Pada kegiatan inti guru terlalu fokus masih kurang aktif melakukan
pada penyajian materi dan eksperimen, terlihat beberapa siswa di
mengorganisir kelompok siswa masing-masing kelompok tidak
sehingga penjelasan dan petunjuk memerhatikan dan mengerjakan
untuk eksperimen yang ingin tugasnya.
didemonsrtrasikan tidak dapat c. Siswa tidak dapat menyelesaikan
disampaikan dengan baik. laporan dan tugas kelompoknya
c. Walaupun dimulai dengan kegiatan dengan baik, kerjasama antar anggota
awal yang sedang serta kegiatan inti kelompok juga kurang. Tampak
yang tidak terlalu baik, namun pada beberapa siswa mendominasi kegiatan
akhirnya guru dapat menguasai kelompok, sehingga presentasi
keadaan dan kembali kepada rencana kelompok tidak berjalan sebagaimana
pembelajaran yang benar pada mestinya.
kegiatan penutup. Seluruh aspek
dinilai 3 (baik). d. Refleksi
d. Pengelolaan waktu yang dilaksanakan Berdasarkan hasil pengamatan dan
guru sangat baik, bahkan sampai akhir analisis data yang diperoleh oleh guru dan
pembelajaran, guru masih mempunyai pengamat selama tatap muka pada siklus
beberapa menit jam pelajaran tersisa. pertama terlihat ada pengaruh selama kegiatan
e. Suasana kelas dinilai sedang, dengan pembelajaran berlangsung. Pengaruh dari
rata-rata 2,33 dan aktivitas guru yang tindakan yang diberikan dapat ditinjau dari
sangat antusias yang paling menonjol kekurangan yang terjadi yaitu; pelaksanaan
pada aspek tersebut. tindakan yang direncanakan oleh guru peneliti
c. .Aktivitas Siswa untuk menerapkan metode eksperimen,
Seluruh aktivitas siswa selama proses menurut observator masih ada beberapa hal

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 6


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

yang perlu diperbaiki antar lain; pada bagi peneliti untuk memecahkan masalah
kegiatan-kegiatan berdiskusi antar anggota perubahan karakter kerja sama yang cocok
kelompok, cara bertanya, menjawab dan dalam membimbing kelompok-kelompok yang
menanggapi diskusi antar siswa. Selain itu belum dinyatakan lulus. Untuk itu upaya
guru dalam membimbing siswa pada saat tersebut tetap dilakukan oleh para peneliti agar
kegiatan diskusi berlangsung harus hasil yang dicapai lebih baik.
memberikan perhatian yang merata untuk b. Aktivitas Guru
semua anggota kelompok, sehingga tidak ada Pada siklus kedua ini hasil
anggota kelompok yang merasa kurang pengamatan dari observer adalah sebagai
diperhatikan. Guru juga harus menindaklanjuti berikut:
peningkatan hasil tes belajar dengan a. Guru telah dapat memberikan motivasi
memberikan tugas rumah atau menjelaskankan yang tepat dan sesuai dengan materi
kembali soal-soal tersebut. pelajaran. Seluruh siswa di kelas sangat
2. Siklus II tertarik pada materi setelah mendengar
a. Hasil Belajar Siswa paparan singkat guru. Pada siklus kedua
Dari hasil penelitian menunjukkan ini terjadi peningkatan aktivitas guru
bahwa hasil belajar siswa kelas V yang telah menjadi baik (2,83) dibandingkan pada
diteliti pada siklus II ini mengalami siklus pertama sedang (2.50).
peningkatan yang cukup berarti dimana terjadi b. Guru terlihat tidak bisa menguasai
perubahan yang sangat diharapkan oleh percobaan demonstrasi dengan baik,
peneliti. Jika sebelumnya 80% atau 4 penjelasan-penjelasan yang diberikan
kelompok tidak berhasil menuntaskan sangat tidak memadai walaupun secara
pembelajaran, pada siklus kedua ini berkurang materi guru berhasil menyampaikannya
menjadi hanya 40% lagi atau 2 kelompok. secara lisan kepada siswa. Karena hal
60% atau 3 kelompok dalam pembelajaran tersebut kemudian berdampak pada siswa
telah berhasil menyelesaikan target KKM.. yang tidak mampu mengulangi percobaan
Namun meski demikian ada pula kelemahan atau membuktikan materi pembelajaran
dimana masih ada siswa yang juga belum dengan sempurna.
berhasil atau belum tuntas, untuk nilai individu c. Alokasi waktu telah tepat dan dapat
hanya tinggal 9 orang lagi atau 29,03% lagi. dikondisikan oleh guru sesuai daya
Dalam hal ini kemampuan individu dan tangkap dan tanggap siswa.
kelompok siswa tersebut memang sangat d. Aktivitas penutupan pembelajaran
terbatas sampai perolehan tingkat nilai yang mengalami penurunan dibandingkan
maksimal. Disamping itu juga intelegensi anak dengan siklus I, dari kategori baik (3,00)
yang satu dengan anak yang lain memang menjadi sedang (2,33).
tidak sama dan ini juga merupakan kendala

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 7


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

e. Kurang sempurnanya pembelajaran pada a. Penerapan pembelajaran kooperatif


siklus kedua ini sangat dipengaruhi oleh metode eksperimen dalam kegiatan
pengelolaan waktu yang kurang baik yang pembelajaran sudah baik dan sesuai
dilaksanakan oleh guru. dengan rencana pembelajaran yang
f. Berbanding terbalik dari siklus disusun.
sebelumnya, jika pada siklus I guru yang b. Kemampuan guru mengelola
antusias namun pada siklus II ini siswa pembelajaran untuk meningkatkan hasil
menunjukkan antusias yang baik. belajar siswa sesuai dengan rencana dan
c. Aktivitas Siswa langkah-langkah pembelajaran sudah
Aktivitas siswa pada siklus kedua ini mulai membaik walaupun tidak berhasil
berjalan dengan baik walaupun beberapa mengelola waktu sebaik mungkin
kekurangan pada siklus I masih bisa dijumpai. selama pembelajaran.
Selain tetap antusian mengikuti pembelajaran c. Kemampuan guru dalam mengatur
seperti pertemuan sebelumnya, pada posisi meja (kelompok) siswa dan tahap-
pertemuan kedua ini siswa mulai memahami tahap diskusi berjalan bagus.
dan terlibat langsung ketika mengadakan Beberapa kelemahan yang dijumpai
eksperimen. Selain itu terjadi peningkatan observator atau pengamat yang diharapkan
aspek siswa dalam memahami dan menerima dapat diperbaiki pada pertemuan selanjutnya
pendapat siswa lain ketika berdiskusi dan adalah demonstrasi yang dilakukan terlalu
walaupun belum semaksimal yang diharapkan memakan banyak waktu. Guru belum terbiasa
dan seperti siklus sebelumnya tidak semua terhadap demonstrasi tersebut sehingga
kelompok siswa berhasil menyajikan laporan beberapa kali terlihat guru kerepotan dalam
yang tepat dan benar ketika selesai melaksanakan demonstrasi tersebut. Bahkan di
mengadakan pekerjaan. Terjadi penurunan akhir pembelajaran, tidak semua kelompok
aktivitas siswa dalam membuktikan dapat menyajikan hasil laporan kerjanya
eksperimen untuk menguji kebenaran materi, karena kekurangan waktu tersebut. Selain
hal tersebut dikarenakan eksperimen tersebut tidak efektifnya demonstrasi yang
membutuhkan waktu dan bahan yang sulit atau dilaksanakan oleh guru, dampak lain pada
sekali pakai. siswa adalah, guru tidak bisa menganalisis
d. Refeksi atau memperhatikan dengan seksama beberapa
Berdasarkan hasil pengamatan dan siswa yang masih pasif dalam perkembangan
analisis data diperoleh guru dan pengamat kerjasama kelompoknya.
selama tatap muka pada siklus kedua mulai 3. Siklus III
memberikan pengaruh yang positif pada a. Hasil Belajar Siswa
implikasi hasil belajar yang ingin dicapai Dengan perolehan keseluruhan
yaitu; berjumlah 2475 untuk individu dan 2432

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 8


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

untuk kelompok serta rata-rata 79,83 dan d. Refleksi


78,45 dengan 3 siswa yang tidak bisa Berdasarkan hasil pengamatan dan
menyelesaikan materi pelajaran dan tanpa ada analisis siklus terakhir ini diperloleh bahwa
kelompok yang tidak tuntas, dengan demikian kemampuan guru dalam mengelola
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pembelajaran untuk meningkatkan hasil
pada siklus III tersebut dapat dikatakan belajar siswa telah sesuai dengan rencana dan
berhasil. Namun masih ada yang harus langkah-langkah pembelajaran yang yang
dilakukan peneliti, yaitu bagaimana ideal. Kemampuan siswa berdiskusi dan
pembelajaran kooperatif metode eksperimen bekerja dalam kelompok semakin baik dan
yang diterapkan pada materi pembelajaran ini suasana kelas ketika diskusi berlangsung pun
dapat dikembangkan lagi untuk meningkatkan telah hidup. Pada saat eksperimen
penguasaan siswa lebih baik lagi, yaitu pada berlangsung, siswa-siswa sangat terampil dan
taraf nilai 10. antusias, hal ini disebabkan mereka telah
b. Aktivitas Guru mengerti benar bagaimana proses
Dilihat dari lembar observasi tersebut pembelajaran kooperatif metode eksperimen
maka pembelajaran Sains tentang materi organ ini, dimana pembelajaran terasa
tubuh manusia pada kelas V telah mencapai menyenangkan, tidak kaku, lepas, dan bebas
hasil yang memuaskan dimana seluruh aspek memberikan pertanyaan dan pendapat kepada
yang diamati dalam penerapan model seluruh kelas.
pembelajaran kooperatif metode eksperimen Pembahasan
secara optimal telah terpenuhi dengan Dikaitkan dengan pembelajaran
maksimal. kooperatif dan metode eksperimen maka
didapatkan data lengkap hasil belajar siswa
c. Aktivitas Siswa mulai dari siklus I, II dan III. Melalui
Seperti analisis data aktivitas guru, penelitian ini setelah diadakan perbaikan dapat
aktivitas siswa pada siklus III juga berkolerasi dilihat pada tabel ini :
lurus dengan aktivitas guru dan analisis hasil
belajar siswa. Dengan skor 3,8 aktivitas siswa
pada siklus III ini adalah tinggi.

Kelompok Siklus I Siklus II Siklus III

Kelompok 1 96 58 58
Kelompok 2 85 96 57
Kelompok 3 96 56 56
Kelompok 4 88 96 58
Kelompok 5 89 5,7 57

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 9


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

8,65 9,56 5,56

Dari tabel tersebut dapat dikatakan Dalam penelitian tindakan kelas,


persentase perolehan nilai siswa mengalami untuk memperbaiki tingkat penguasaan siswa
peningkatan. Demikian juga dengan dan untuk memperbaiki pembelajaran
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran diperlukan adanya perubahan siklus. Hal ini
Sains tentang organ tubuh manusia. Hal ini disebabkan melalui siklus kita dapat melihat
membuktikan bahwa metode pembelajaran nilai dan hasil persentase yang diperoleh siswa
yang diterapkan pada saat melakukan proses dalam mengikuti pembelajaran. Pada PTK ini
penelitian berlangsung telah membuahkan yang menggunakan pembelajaran kooperatif
hasil positif, artinya semua kendala yang metode eksperimen, pembelajaran yang
dialami baik oleh peneliti maupun oleh para dilakukan memberi peluang kepada guru dan
siswa yang menerima pembalajaran telah siswa untuk melakukan demonstrasi bersama
terjawab pada akhir siklus. tentang organ tubuh manusia serta mengamati
Melalui tabel sebelumnya juga dapat proses dan hasil percobaan itu. Adanya
dijelaskan bahwa keberhasilan siswa pada kegiatan percobaan dengan bimbingan pada
siklus I secara menyeluruh persentasenya siklus II telah menyebabkan keaktifan siswa
hanya mencapai 20%. Pada siklus II daya dalam pembelajaran meningkat. Guru dapat
serap siswa secara keseluruhan mencapai 60% menilai kegiatan proses dan hasil siswa
dan pada siklus III daya serap siswa rata-rata dengan objektif, sebaliknya siswa dapat
mencapai 7,84 dengan keberhasilan 100%. berkreasi sesuai dengan kreatifitasnya,
Hasil tersebut memperlihatkan bahwa sekaligus dapat menarik simpulan sendiri dari
perolehan nilai yang dicapai para siswa hasil percobaannya.
peningkatannya sangat berarti walaupun tidak a. Siklus I
bisa dikatakan menonjol. Beberapa siswa Menyadari tentang rendahnya taraf
memang sampai siklus terakhir tidak dapat daya serap yang dimiliki oleh para siswa kelas
menyelesaikan materi pembelajaran dengan V/B tentang Mata Pelajaran Sains materi
baik. Hal ini disebabkan daya serap siswa organ tubuh manusia maka peneliti berinisiatif
tersebut sangat rendah, bukan hanya di melakukan penelitian tindakan kelas untuk
pelajaran Sains untuk materi ini, tapi diseluruh mengetahui seberapa besar daya serap
mata pelajaran, siswa tersebut tidak tuntas penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
menerima tujuan pembelajaran, dan seperti tersebut. Dalam pembelajaran pertama guru
informasi yang diterima bahwa beberapa siswa hanya menjelaskan secara singkat tujuan
tersebut tidak akan naik kelas pada tahun pembelajaran yang ingin dicapai, memotivasi
ajaran ini. siswa dan mengaitkan pelajaran dengan
pengetahuan awal yang dimiliki siswa baik

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 10


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

dari pembelajaran sebelumnya maupun pembelajaran kooperatif metode eksperimen


pengetahuan yang didapat siswa dari dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru terbukti. Dari perolehan nilai yang
menjelaskan cara bekerja dalam pembelajaran dikumpulkan mulai siklus I sampai siklus III
kooperatif ini, guru membimbing, mengawasi pembelajaran Sains tentang materi organ tubuh
dan memberikan pertanyaan kepada siswa manusia terlihat bahwa metode eksperimen
yang jawabannya dapat dibuktikan dengan dapat meningkatkan kreativitas, minat, dan
pengalaman siswa dan hasil demonstrasi atau kemampuan siswa dalam pembelajaran Sains
eksperimen. Di akhir pembelajaran guru akan sehingga siswa dapat belajar Sains secara
memberikan penilaian dengan memberikan efektif. Terlihat bahwa selama pembelajaran
ujian tertulis untuk mengukur pemahaman siswa secara aktif terlibat mengumpulkan
siswa yang hasilnya telah ditulis diatas. fakta, informasi, atau data yang diperlukan
melalui eksperimen yang sedang berlangsung.
b. Siklus II Selain itu siswa memperoleh kesempatan
Daya serap siswa kelas V/B setelah untuk membuktikan kebenaran teoritis secara
dilaksanakan tes pada siklus I menjadi bahan empiris melalui eksperimen yang dilakukan di
acuan dan landasan awal untuk pelaksanaan depan kelas.
pembelajaran pada siklus selanjutnya. Dan Pada pembelajaran Sains dengan
hasilnya pada siklus II menunjukkan kemajuan metode eksperimen yang dilakukan pada
yang signifikan, dimana pembelajaran yang penelitian ini siswa diberi kesempatan untuk
disajikan peneliti dalam hal ini guru, diterima menemukan sendiri apa yang sedang
oleh para siswa dengan menghasilkan angka- dipelajari. Menurut Slameto (2005)
angka yang mulai membaik jika dibandingkan pembelajaran yang demikian ini bercirikan :
dengan siklus I. Hal ini terwujud karena 1) Bertanya, tidak semata-mata
seorang peneliti selalu saja memperbaiki dan mendengarkan dan menghafal.
menilai sendiri serta mensiasati dengan 2) Bertindak, tidak semata-mata
strategi dan metode pembelajaran yang dipakai melihat dan menghafal
oleh peneliti. Adapun kegagalan yang dialami 3) Mencari pemecahan, tidak
siswa merupakan tugas yang harus dilakukan semata-mata mendapatkan
oleh peneliti untuk memberikan bimbingan 4) Menemukan masalah tidak
yang intensif kepada siswa tersebut. semata-mata mempelajari fakta
c. Siklus III 5) Menganalisis tidak semata-mata
Pada siklus III yang merupakan usaha mengamati
terakhir dari peneliti dalam meningkatkan 6) Membuat sintesis tidak semata-
penguasaan terhadap materi pelajaran organ mata membuktikan
tubuh manusia terlihat bahwa hipotesa

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 11


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

7) Berfikir, tidak semata-mata dilapangan, terlihat bahwa metode eksperimen


membayangkan turut membantu anak memahami dengan jelas
8) Memproduksi/menghasilkan tidak jalannya suatu proses dengan penuh perhatian,
semata-mata menggunakan sebab tampil lebih menarik di mata siswa,
9) Menyusun, tidak semata-mata dengan metode ini peserta didik dapat
mengumpulkan menghayati dengan sepenuh hatinya mengenai
10) Menerapkan, tidak semata-mata pelajaran yang diberikan.
mengingat Prestasi belajar siswa yang tinggi
11) Mengujikan tidak semata-mata disebabkan oleh pengalaman praktis yang
membenarkan telah dibentuk oleh perasaan dan kemauan
12) Memberikan kritik konstruktif, siswa akibat perhatian siswa yang terpusat
tidak semata-mata menerima kepada apa yang dieksperimenkan, sekaligus
13) Merancang, tidak semata-mata masalah-masalah yang mungkin timbul dalam
melaksanakan hati peserta didik dapat langsung terjawab.
14) Melakukan penilaian dan Kesalahan dalam mengambil kesimpulan bisa
menghubungkan, tidak semata-mata terminimalkan karena siswa mengamati
mengulangi. langsung terhadap suatu proses yang sedang
dijalaninya.
Sehingga membuktikan bahwa format Walaupun terkadang metode
pembelajaran Sains yang didesain dengan eksperimen memerlukan waktu yang banyak
metode eksperimen, memungkinkan siswa (panjang) serta sarana peralatan yang memadai
berekspresi kreatif, karena siswa akan terlibat sesuai dengan kebutuhan namun hal ini dapat
langsung di dalam menentukan hipotesa yang disiasati dan diselesaikan oleh guru dengan
akan diuji lewat praktikum (percobaan) yang pembuatan perencanaan pembelajaran yang
dilakukan. Hal ini juga memberikan matang dan tepat.
keberlangsungan cara belajar yang efektif
dalam pembelajaran Sains yang akan KESIMPULAN DAN SARAN
meningkatkan prestasi belajar siswa. Kesimpulan
Penggunaan metode eksperimen pada Metode eksperimen adalah metode
beberapa mata pelajaran sains sangat tepat pengajaran dimana guru dengan murid
dipergunakan apabila guru akan memberikan bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai
keterampilan tertentu pada peserta didiknya. latihan praktis dari apa yang diketahui, dalam
Selain itu akan memudahkan berbagai jenis penelitian ini digunakan materi organ tubuh
penjelasan yang ingin disampaikan, sebab manusia pada siswa Kelas V dengan
penggunaan bahasa lebih terbatas (untuk pendekatan penelitian tindakan kelas.
menghindari verbalisme). Dari pengamatan

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 12


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

a. Terjadi peningkatan prestasi belajar menggunakan dan mengembangkan


siswa dengan menerapkan model pembelajaran ini pada materi-
pembelajaran kooperatif metode materi Sains lain yang dianggap sesuai
eksperimen dari siklus I sampai siklus sehingga siswa dapat memperoleh
III, hal tersebut mengindikasikan pengertian yang lebih jelas,
bahwa model pembelajaran tersebut pembentukan sikap serta kecakapan
efektif dan dapat meningkatkan praktis.
prestasi belajar siswa. 2. Hendaknya diusahakan dalam
b. Aktivitas guru dalam pembelajaran melakukan metode ini, guru dibantu
telah mencerminkan pelaksanaan oleh 1 orang asisten dalam penyediaan
pembelajaran kooperatif metode peralatan dan penampilan demonstrasi
eksperimen dibuktikan dengan hasil di depan kelas.
yang mencapai maksimal pada siklus 3. Diharapkan guru dapat memberi
terakhir walaupun reaksi yang didapat pengertian sejelas-jelasnya terhadap
beragam dari setiap eksperimennya. landasan teori dari apa yang akan
c. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dieksperimenkan dengan keterampilan
juga telah mencerminkan pelaksanaan dan seni mengajar sehingga siswa
pembelajaran kooperatif metode akan semakin tertarik dan berminat
eksperimen dengan efektif sehingga mengikuti pembelajaran.
siswa dapat memahami konsep-konsep
pembelajaran.
SARAN-SARAN
1. Dengan melihat hasil pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif metode eksperimen,
diharapkan guru Sains dapat

DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. (1997). Classroom Instruction and Management. New York: McGraw Hill Companies.
Arikunto, Suharsimi. (2004). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa.
Hatimah, Ihat. (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: Adira
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Kasbollah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta. Depdikbud.
Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 13


Zainal Abidin Suarja, Penerapan Model Pembelajaran...

M. Ngalim, Purwanto. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.


Nasution, Andi Hakim (1992). Bakat dan Kreatifitas. Bandung: Pustaka Buana.
Nurhadi, dkk. (2004). Pembelajaran Kontektual (Contextual Teaching And Learning/ CTL) dan
Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press).
Resmini, Novi (2006). Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Bandung. UPI
Press.
Rosyada, Dede. (2004). Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana.
Roslionto (2006). Pengertian Sains, Teknologi dan Masyarakat. PGSD. NTT
Rusidi. (1998). Dasar-dasar Penelitian dalam Rangka Pengembangan Ilmu, Bandung: Program
Pascasarjana Unpad.
Sastrosupadi, A, (2000). Rancangan Percobaan Praktis, Kanisius, Malang.
Sudjana, Nana. (2000). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Surachmad, Winarno. (1990). Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jerman.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Winkel, W.S (1996). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Wikipedia (2013). Sains. Tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/sains. Ensiklopedia Bebas.
Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Biograf Publishing .

ISSN 2355-0066 Jurnal Tunas Bangsa| 14

Anda mungkin juga menyukai