ISSN: 2087-2879
HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INDIKATOR MENYUSUI DENGAN
ANGKA KESAKITAN BAYI DI ACEH BESAR
The Relationship of Breastfeeding Factors with the Baby’s Morbidity in Aceh Besar
Darmawati
Bagian Keilmuan Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK-FK Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Maternity and Pediatric Nursing Department, School of Nursing,
Faculty of Medicine, Syiah Kuala University, Banda Aceh
E-mail: darmawati_dar@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor indikator menyusui dengan angka
kesakitan bayi. Variabel penelitian ini melibatkan ibu yang dengan status menyusui sebagai variabel
independen yang ditinjau dari persiapan, tehnik, frekuensi dan lamanya menyusui, sedangkan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah angka kesakitan bayi usia 0-12 bulan. Penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian time series, dengan pendekatan rancangan serial waktu jeda, dengan melibatkan satu
kelompok dalam penelitian yang diukur secara periodik dengan interval waktu yang ditentukan. Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu menyusui 0-12 bulan dengan jumlah sampel 78 orang. Pengambilan sampel
dalam penelitian dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Metode analisis yang digunakan untuk
penelitian ini adalah Chi Square ( )2 dan diolah dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian
diperoleh hasil Ada hubungan faktor persiapan menyusui dengan angka kesakitan bayi di Kecamatan Mesjid
Raya Aceh Besar dengan nilai p-value 0,029,Ada hubungan faktor teknik menyusui dengan angka kesakitan
bayi di Kecamatan Mesjid Raya Aceh Besar dengan nilai p-value 0,034, Ada hubungan faktor Frekuensi
menyusui dengan angka kesakitan bayi di Kecamatan Mesjid Raya Aceh Besar dengan nilai p-value 0,029,
Ada hubungan antara faktor lama menyusui dengan angka kesakitan bayi di Kecamatan Mesjid Raya Aceh
Besar dengan nilai p-value 0,001. Disarankan kepada masyarakat khususnya ibu menyusui agar dapat
memberikan ASI kepada bayinya sampai berusia 2 tahun dan kepada pihak terkait untuk meningkatkan
promosi dalam menurunkan angka kesakitan bayi melalui pemberian ASI secara optimal dengan cara
penyuluhan tentang persiapan, tehnik, frekuensi dan lamnya menyusui yang benar dan tepat.
ABSTRACT
This study aimed to determine the relationship of breastfeeding factors with the baby’s morbidity. Variables
in this research involve mothers with breastfeeding status as an independent variable in terms of
preparation, technique, frequency and duration of breastfeeding, while the dependent variable in this study is
the morbidity of infants aged 0-12 months. The time series studies were used, with a lag time serial design
approach, with the involvement of the group in the study were measured periodically with a specified time
interval. The population in this study was mothers who have baby aged 0-12 months with a sample of 78
people. Samples were collected research by using purposive sampling technique. The method of analysis
used for this study is Chi Square (χ)2 and processed by using SPSS software. The research results found that
there is a relationship between the preparations of breastfeeding with infant morbidity in the district Mesjid
Raya, Aceh Besar with p-value 0.029, There is a relationship between breastfeeding techniques with infant
morbidity in the district Mesjid Raya, Aceh Besar with p-value 0.034, There is a relationship breastfeeding
frequency with infant morbidity in the district Mesjid Raya, Aceh Besar with p-value 0.029, and finally There
is a relationship between the duration of breastfeeding factors to infant morbidity in the district Mesjid Raya,
Aceh Besar with p-value 0.001. It is recommended to the public, especially for breastfeeding mothers to
breastfeed their babies until the age of 2 years and to related parties to enhance the promotion in order to
reduce infant morbidity through optimal breastfeeding counseling in the part of preparation, technique,
frequency and the duration of breastfeeding within it are true and correct.
18
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 1 2013
memiliki kemampuan yang dapat tubuhnya jika bukan dari air susu ibu
dikembangkan dalam meneruskan (Handrawan, 2000).
pembangunan bagsa. Indikator kesehatan Pilihan pertama untuk memberi
anak terdiri dari angka kematian bayi, angka makan bayi yang sehat adalah dengan Air
kesakitan bayi, status gizi, dan angka Susu Ibu (ASI). Menyusui menjamin bayi
harapan hidup waktu lahir (Enyharyanti, memperoleh kesehatan, pertumbuhan dan
2011). perkembangan yang optimal, serta mendapat
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) imunitas untuk melawan penyakit (Brooker,
membantu bayi untuk memulai 2008). Air Susu Ibu (ASI) selain
kehidupannya dengan baik. Kolostrum atau mengandung zat-zat yang diperlukan untuk
susu pertama mengandung antibodi yang pertumbuhan si bayi, juga merupakan
kuat untuk mencegah infeksi dan membuat makanan bayi yang paling aman, tidak
bayi lebih kuat. Penting sekali untuk segera memerlukan biaya tambahan dan tidak kalah
memberi ASI pada bayi dalam jam pertama pentingnya ASI mengandung zat-zat
sesudah lahir dan kemudian setiap 2 atau 3 kekebalan/anti infeksi yang tidak dipunyai
jam (Bahiyatun, 2009). Riset di Amerika oleh susu botol. Selain daripada itu ASI juga
Serikat, Kanada, Eropa dan negara maju dapat membantu mencegah terjadinya alergi
lainnya, terutama pada populasi kelas semasa bayi. Di Indonesia 80-90% para ibu
menengah, menghasilkan bukti kuat bahwa di daerah pedesaan masih menyusui bayinya
pemberian ASI mengurangi insidensi sampai umur lebih dari satu tahun, tetapi di
dan/atau keparahan diare, infeksi saluran kota-kota Air Susu Ibu (ASI) sudah banyak
napas bawah, otitis media, dan beberapa diganti dengan susu botol. Banyak faktor
penyakit lainnya. Terdapat sejumlah studi yang menyebabkan penurunan ASI ini. Di
yang memperlihatkan kemungkinan efek kota-kota banyak ibu-ibu ikut bekerja untuk
protektif pemberian ASI terhadap sindrom mencari nafkah, sehingga tidak dapat
kematian bayi mendadak, diabetes mellitus menyusui bayinya dengan baik dan teratur
tergantung insulin, limfoma, penyakit alergi, (Soetjiningsih, 1997).
dan penyakit pencernaan kronis lainnya. Pada kelompok umur bayi 2-4 bulan
Menyusui juga dilaporkan berkaitan dengan biasanya ibu-ibu kembali melakukan
peningkatan perkembangan kognitif (Bloom, pekerjaan sehari-hari. Mereka mengatakan
2009). bahwa mereka sibuk dan karena itu ibu
Bayi yang tidak mendapat air susu ibu melakukan pekerjaan sambil menyusui.
beresiko kekurangan gizi, lantaran selain tak Kemudian karena ibu merasa lebih mudah
dilengkapi oleh kekebalan, susu formula menyusui dengan payudara kiri sambil
dibuat dengan takaran yang mungkin belum bekerja, hal ini menjadi semacam kebiasaan.
tentu seluruhnya sesuai dengan kebutuhan Dan ini mengurangi jumlah ASI yang
bayi. Perlu disadari bahwa bayi baru lahir dikonsumsi anak, juga mengurangi
belum kuat melawan bibit penyakit. konsumsi ASI dari payudara yang tidak
Kekebalan yang diberi ibunya selama di digunakan sebagai akibat anak tidak
kandungan pun tidak cukup lagi. Selain mendapat ASI yang cukup, menjadi rewel
belum lengkap, persediaannya pun menipis dan menangis. Selanjutnya ibu berusaha
seiring dengan bertambahnya umur anak. memberikan makanan untuk menenangkan
Sumber utama kekebalan tubuh tentunya anak. Apabila siklus tersebut dapat
dari air susu ibu, dan bayi tidak mungkin dipecahkan, maka anak akan mendapat lebih
mendapatkan kekuatan untuk menjaga banyak ASI dan memungkinkan pemberian
19
Idea Nursing Journal Darmawati
20
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 1 2013
Tabel 7. Hubungan Faktor Persiapan Menyusui dengan Angka Kesakitan Bayi di Kecamatan Mesjid
Raya Aceh Besar Tahun 2012
Persiapan Menyusui
Angka Kesakitan Bayi Baik Kurang Total % α p-value
f % f %
Jarang 19 43,2 25 56,8 44 100
Tidak Pernah 24 70,6 10 29,4 34 100 0,05 0,029
Total 43 55,1 35 44,9 78 100
22
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 1 2013
Tabel 8. Hubungan Faktor Teknik Menyusui dengan Angka Kesakitan Bayi di Kecamatan Mesjid Raya
Aceh Besar Tahun 2012
Teknik Menyusui
Angka Kesakitan Bayi Baik Kurang Total % α p-value
f % f %
Jarang 18 40,9 26 59,1 44 100
Tidak Pernah 23 67,6 11 22,4 34 100 0,05 0,034
Total 41 52,6 37 47,4 78 100
Tabel 9. Hubungan Faktor Frekuensi Menyusui dengan Angka Kesakitan Bayi di Kecamatan Mesjid
Raya Aceh Besar Tahun 2012
Frekuensi Menyusui
Angka Kesakitan Bayi Baik Kurang Total % α p-value
f % f %
Jarang 19 43,2 25 56,8 44 100
Tidak Pernah 24 70,6 10 29,4 34 100 0,05 0,029
Total 43 55,1 35 44,9 78 100
Tabel 10. Hubungan Faktor Lama Menyusui dengan Angka Kesakitan Bayi di Kecamatan Mesjid Raya
Aceh Besar Tahun 2012
Lama Menyusui
Angka Kesakitan Bayi Baik Tidak Baik Total % Α p-value
f % f %
Jarang 12 27,3 32 72,7 44 100
Tidak Pernah 23 67,6 11 32,4 34 100 0,05 0,001
Total 35 44,9 43 55,1 78 100
Hubungan Faktor Teknik Menyusui kurang angka kesakitan pada bayi jarang
dengan Angka Kesakitan Bayi yaitu 56,8%, sedangkan dari 34 responden
Pada tabel 8 menunjukkan dari 44 dengan persiapan menyusui yang baik angka
responden dengan persiapan menyusui kesakitan pada baik tidak pernah 70,6%.
kurang angka kesakitan pada bayi jarang Setelah dilakukan uji statistik dengan
yaitu 59,1%, sedangkan dari 34 responden menggunakan chi-square didapatkan nilai p-
dengan persiapan menyusui yang baik angka value 0,029 atau <0,05. Maka hipotesa nol
kesakitan pada baik tidak pernah 67,6%. ditolak, yang berarti bahwa Ada hubungan
Setelah dilakukan uji statistik dengan Faktor frekuensi mnyusui dengan Angka
menggunakan chi-square didapatkan nilai p- Kesakitan Bayi di Kecamatan Mesjid Raya
value 0,034 atau <0,05. Maka hipotesa nol Aceh Besar tahun 2012.
ditolak, yang berarti bahwa Ada hubungan
Faktor tehnik menyusui dengan Angka Hubungan Faktor Lama Menyusui
Kesakitan Bayi di Kecamatan Mesjid Raya dengan Angka Kesakitan Bayi
Pada tabel 10 menunjukkan dari 44
Aceh Besar tahun 2012.
responden dengan persiapan menyusui
Hubungan Faktor Frekuensi Menyusui kurang angka kesakitan pada bayi jarang
dengan Angka Kesakitan Bayi yaitu 72,7%, sedangkan dari 34 responden
Pada tabel 9 menunjukkan dari 44 dengan persiapan menyusui yang baik angka
responden dengan persiapan menyusui kesakitan pada baik tidak pernah 67,6%.
23
Idea Nursing Journal Darmawati
Setelah dilakukan uji statistik dengan secara optimal. Dan tentunya akan membuat
menggunakan chi-square didapatkan nilai p- anak tidak mudah terserang oleh penyakit.
value 0,001 atau <0,05. Maka hipotesa nol
ditolak, yang berarti bahwa Ada hubungan Ditinjau dari segi pekerjaaan terdapat
Faktor lama menyusui dengan Angka 74,4 % ibu yang tidak bekerja sehingga
Kesakitan Bayi di Kecamatan Mesjid Raya mempunyai banyak kesempatan untuk
Aceh Besar tahun 2012 mempersiapkan segala sesuatu sebelum
proses pemberian ASI dilakukan. Bertolak
DISKUSI belakang dengan data tingkat pendidikan,
Berdasarkan hasil penelitian untuk terdapat 50 responden atau 57,7% yang
hubungan persiapan menyusui dengan angka berpendidikan rendah. Hal ini terlihat bahwa
kesakitan bayi menunjukkan bahwa hipotesa pendidikan saja tidak cukup untuk
nol (Ho) ditolak yang berarti terdapat meningkatkan perilaku hidup sehat termasuk
hubungan antara persiapan menyusui dengan pemberian ASI, hal ini tercermin dari
angka kesakitan bayi di Kecamatan Mesjid budaya mencuci tangan sebelum menyusui.
Raya aceh Besar dengan nilai p-value 0,029. Faktor lain yang berpengaruh juga
Menurut Soetjiningsih, 1997, persiapan pengetahuan dan motivasi responden dalam
menyonsong kelahiran sang bayi, dengan pemberian ASI pada bayinya.
perawatan payudara yang dimulai dari
kehamilan bulan ke 7-8 memegang peranan Penelitian dari Greiner, T. (2001).
penting dalam menentukan berhasilnya Information and socioeconomic factors
menyusui bayi. Payudara yang terawat akan associated with early breastfeeding
memproduksi ASI cukup untuk memenuhi practices in rural and urban Morogoro,
kebutuhan bayi. Begitu pula dengan Tanzania yang melibatkan 320 ibu dari
perawatan payudara yang baik, ibu tidak masing-masing daerah yang memiliki bayi
perlu khawatir bentuk payudaranya akan di bawah 7 bulan menyimpulkan bahwa
cepat berubah sehingga kurang menarik. baik di pedesaan dan perkotaan memiliki
Manfaat lain dari perawatan payudara yang keyakinan yang keliru tentang praktik
baik puting tidak akan lecet sewaktu diisap pemberian makanan bayi. Ada hubungan
bayi dan langkah-langkah menyusui yang pada ibu yang tinggal di perkotaan dengan
benar juga meemgang peranan penting untuk durasi pemberian ASI eksklusif tapi tidak
keberhasilan ASI. dominan, baik dari segi pengetahuan
Persiapan menyusui yang baik akan maupun informasi spesifik menyusui.
sangat berperan dalam mengurangi angka Kepemilikan radio secara positif terkait
kesakitan pada anak. Contohnya ketika ibu dengan menyusui eksklusif dan dominan di
menggunakan BH khusus untuk menyusui, daerah pedesaan. Kehadiran ibu untuk
maka bentuk dari payudara akan terjaga dan antenatal tinggi baik ibu di pedesaan dan
tentunya juga memberikan rasa nyaman bagi perkotaan. Ibu di perkotaan mendapatkan
ibu ketika akan menyusui. Dengan rasa informasi tentang menyusui di klinik
nyaman yang dirasakan oleh ibu, maka antenatal. Hal ini juga menunjukkan bahwa
produksi ASI akan meningkat dan anak program informasi untuk memberikan
tidak akan kekurangan ASI. Dengan pengetahuan tentang menyusui harus
tercukupinya kebutuhan ASI anak, hal ini dimulai pada kunjungan antenatal agar
akan menyebabkan segala kebutuhan zat gizi dapat mengurangi komplikasi dini,
penting dalam ASI akan diterima oleh anak meskipun dukungan tambahan juga
diperlukan.
24
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 1 2013
25
Idea Nursing Journal Darmawati
jernih sampai kuning muda, bayi sering Menurut Nelson (2000) ASI
buang air besar berwarna kekuningan menyediakan vitamin A yang diperlukan
dengan bentuk berbiji, bayi tampak puas, selama 6 bulan pertama dan sebagian besar
sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan kebutuhan hingga usia 2 tahun, dan dapat
tidur cukup, bayi setidaknya menyusu 10-12 digunakan sebagai intervensi sederhana
kali dalam 24 jam, payudara ibu terasa sehingga dapat menurunkan mortalitas yang
lunak dan kosong setiap kali selesai disebabkan pneumonia dan penyakit lainnya.
menyusui, ibu dapat merasakan geli karena Adapun hasil penelitian untuk
aliran ASI, setiap kali bayi mulai menyusu hubungan Lama menyusui dengan angka
dan bayi bertambah berat badannya. kesakitan pada bayi menunjukkan bahwa
Proses menyusui harus dimulai hipotesis nul (H0) ditolak yang berarti
segera sesudah persalinan ketika keadaan terdapat hubungan antara lama menyusui
bayi memungkinkan, lebih baik dalam dengan angka kesakitan pada bayi di
beberapa jam. Bayi yang tidak diberi minum Kecamatan Mesjid Raya Aceh Besar.
ASI sesuai kebutuhan harus dibawa pada Menurut penulis kebanyakan lama
ibunya untuk pemberian ASI setiap sekitar 3 menyusui adalah suatu hal yang tidak
jam selama siang hari dan setiap 4 jam mendapatkan perhatian oleh ibu ketika
selama malam hari. Banyak bayi lapar menyusui. Padahal seharusnya lama
kembali dalam 2 jam setelah menyusu menyusui juga menjadi bagian yang penting
dengan puas dan sekitar 75% ASI telah terisi ketika menyusui anak. Ada batasan tertentu
lagi pada saat ini (Nelson, 1999). ketika seorang ibu menyusui anak. Sebab
ketika lamanya menyusui ini tidak
Hasil penelitian ini sesuai dengan
diperhatikan akan mengakibatkan ASI yang
pendapat Sulistiyoningsih, 2011, yang
telah dikeluarkan menjadi tidak berfungsi
menyatakan bahwa ASI yang cukup sangat
secara optimal. Tentu saja ASI mengandung
diperlukan untuk kesehatan bayi. ASI juga
banyak zat gizi yang dibutuhkan anak dalam
mendukung pertumbuhan dan
masa tumbuh kembangnya, namun ada
perkembangan bayi secara optimal. Bayi
beberapa zat yang juga tidak boleh
yang diberi ASI yang cukup akan
berlebihan diterima oleh anak, misalnya
memperoleh seluruh kelebihan ASI serta
laktosa dalam ASI, kelebihan durasi
terpenuhinya kebutuhan gizinya secara
menyusui akan menyebabkan masuknya
maksimal sehingga bayi akan lebih sehat,
laktosa ke saluran pencernaan anak juga
lebih tahan terhadap infeksi, tidak mudah
meningkat. Padahal sistem saluran
terkena alergi dan lebih jarang sakit.
pencernaan anak belum mampu untuk
Pemberian ASI diharapkan untuk mencerna laktosa dengan jumlah yang
tidak dijadwalkan. Pada hari-hari pertama banyak, dan hal ini dapat menyebabkan anak
ASI belum banyak sehingga bayi akan mengalami gangguan sistem percernaan.
sering meminta menyusu. Apabila ASI Dengan ibu memperhatikan durasi menyusui
sudah banyak bayi akan mengatur sendiri yang baik, maka kemungkinan gangguan
kapan ia ingin menyusu. Pada hari-hari sistem percernaan pada anak dapat dihindari.
pertama menyusu dari satu payudara antara Menurut Soetjiningsih (1997), pada
5-10 menit dan boleh dari kedua payudara hari-hari pertama, biasanya ASI belum
karena ASI belum banyak. Setelah ASI keluar, bayi boleh disusukan selama 10
banyak, untuk penyusuan berikutnya dimulai menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi
dari payudara yang belum kosong (Suradi, dapat disusukan selama 15 menit (jangan
2008). lebih dari 20 menit). Menyusukan selama 15
26
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 1 2013
menit ini jika produksi ASI cukup dan ASI Responden terdiri dari 131 wanita hamil, 46
lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. kondisi normal, dan 37 kelompok resiko
Dikatakan bahwa, jumlah ASI yang terisap rendah dan 48 kelompok resiko tinggi.
bayi pada 5 menit pertama adalah 112 ml, 5 Perbandingan dilakukan antara menyusui
menit kedua 64 ml dan 5 menit terakhir dan botol susu. Faktor-faktor yang
hanya 16 ml. Penting diketahui, apakah bayi ditunjukkan pada tiga dan enam bulan
telah cukup mendapat ASI atau tidak. berhubungan dengan durasi menyusui pada
Lamanya bayi menyusui juga sangat tingkat <p 0,05 yang: mengidentifikasi
tergantung pada tipe bayi. Ada bayi yang faktor risiko tinggi dalam persalinan,
bisa minum dengan cepat (quick feeder) penerimaan bayi pada unit perawatan
tetapi ada juga bayi yang minum dengan intensif, dan hari rawatan ibu dan janin. Tiga
lambat (slow feeder). Bayi tipe quick feeder bulan kemudian diperoleh data ada
bisa menghabiskan ASI di masing-masing hubungan yang signifikan antara kelahiran
payudara dalam waktu lima menit. spontan dan `proses menyusui. Tidak ada
Sementara bayi tipe slow feeder hubungan positif antara durasi menyusui dan
membutuhkan sekitar 20 menit untuk dukungan dari staf keperawatan. Hasil
melakukan hal yang sama. penelitian menunjukkan bahwa ketika ibu
Informasi tentang tujuan pemberian dan bayi mengalami faktor intrapartum
ASI yang benar pada ibu akan sangat berisiko tinggi, persalinan dengan operasi
membantu. Tujuan pemberian ASI yang caesar dan hari rawatan yang panjang, para
baik adalah untuk tumbuh-kembang anak ibu cenderung berhenti menyusui dini.
yang adekuat. Pemberian ASI merupakan Penelitian lain juga membuktikan
praktik yang unik dan bukan hanya bahwa angka kesakitan dan kematian bayi
memberikan asupan nutrient dan energi yang yang mendapat ASI ekslusif selama 6 bulan,
memadai, tetapi juga asuhan psikososial jauh lebih rendah daripada yang tidak
melalui pembentukan ikatan kasih sayang mendapat ASI. Penelitian lain yang
dengan ibu dan kesehatan melalui unsur dilakukan oleh tim dari University of
imunologik yang ada pada ASI (Gibney, minnesota cancer center yang dimuat dalam
2008). journal of the National cancer institute.
Dari hasil penulisan yang dilakukan Hasil penelitian menyatakan bahwa risiko
juga menunjukkan bahwa seorang ibu harus bayi yang mendapat ASI untuk terkena
memperhatikan perilakunya dalam menyusui kanker darah turun sampai 30% bila
bayi. Sebab, ketika perilaku ibu dalam dibandingkan dengan bayi yang tidak
menyusui sesuai dengan langkah-langkah mendapatkan ASI.
yang dianjurkan oleh para tenaga kesehatan, Secara umum dapat disimpulkan
maka tentu saja ASI yang diberikan ke anak bahwa faktor-faktor indikator menyusui
menjadi sangat maksimal dan anak akan yang terdiri dari persiapan, tehnik, frekuensi
mendapatkan manfaat yang optimal dari ASI dan lamanya menyusui berhubungan dengan
yang diterima. Tentu saja manfaat yang angka kesakitan bayi. Hal ini sesuai dengan
dirasakan bayi, salah satunya yaitu bisa hasil penelitian Haroun,et.al (2008), Breast
mendapatkan zat imunologik dalam ASI feeding indicators in Sudan: A case study of
sehingga menambah daya tahan tubuhnya Wad Medani town. Sudanese. Penelitian ini
dan terhindar dari bakteri, virus atau bertujuan untuk menentukan indikator
penyebab penyakit lainnya. menyusui, memeriksa efek dari beberapa
Penelitian Ellis, et, al , 1984 tentang demografi dan sosio-ekonomi faktor pada
Factors Related to Breastfeeding Duration. durasi pemberian ASI dan untuk
27
Idea Nursing Journal Darmawati
mengidentifikasi alasan yang paling penting secara optimal dengan cara penyuluhan
yang menyebabkan ibu untuk berhenti tentang persiapan, tehnik, frekuensi dan
menyusui dan menyapih anak-anak mereka lamanya menyusui yang benar dan tepat.
sebelum dua tahun.Penelitian ini didasarkan Bagi peneliti berikutnya untuk dapat
pada data primer dikumpulkan melalui melanjutkan penelitian ini yang
kuesioner terstruktur yang dirancang untuk ditambahkan dengan adanya pemberian
mencakup semua tujuan penelitian. Hasil intervensi agar mendapatkan hasil penelitian
penelitian menunjukkan bahwa sebagian yang lebih sempurna.
besar ibu 64,4% menuusui secara alami
dalam waktu empat bulan. 54,2% dari KEPUSTAKAAN
mereka mulai menyusui setelah satu jam Abdullah, 2003. Menjadi Ibu Ideal. Jakarta :
dari pengiriman. Alasan utama untuk Pustaka Al Kautsar.
menyapih bayi adalah kehamilan 54,1%.
Ariefudin, Y, dkk (2009). Hubungan
Selanjutnya hasil menunjukkan hubungan
pemberian ASI ekslusif terhadap
yang signifikan antara durasi menyusui dan kejadian ISPA pada Bayi o-6 bulan
beberapa variabel seperti usia ibu, pekerjaan (Studi analitik observasional di
ibu, kehamilan dan pendapatan keluarga. posyandu tegal timur kota Tegal)
http://yanuar.wordpress.com/2010/03/
KESIMPULAN 11/hubungan-pemberian-asi-
1. Ada hubungan faktor persiapan eksklusif-terhadap-kejadian-ispa/.
Diakses tanggal 22 Oktober 2012.
menyusui dengan angka kesakitan
bayi di Kecamatan Mesjid Raya Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan
Aceh Besar dengan nilai p-value Kebidanan Nifas Normal. Jakarta :
0,029 EGC.
2. Ada hubungan faktor teknik
menyusui dengan angka kesakitan Bloom, dkk. 2009. Obstetri William
bayi di Kecamatan Mesjid Raya Panduan Ringkas. Jakarta : EGC
Aceh Besar dengan nilai p-value
Brooker, 2008. Ensiklopedia Keperawatan.
0,034 Jakarta : EGC
3. Ada hubungan faktor Frekuensi
menyusui dengan angka kesakitan Ellis, Donelda J. and Hewat, Roberta J.
bayi di Kecamatan Mesjid Raya (1984). Factors Related to
Aceh Besar dengan nilai p-value Breastfeeding Duration. Can Fam
Physician. 1481-1484
0,029
4. Ada hubungan antara faktor lama Enyharyanti . (2011). Angka kesakitan bayi.
menyusui dengan angka kesakitan http//Enyharyanti.com
bayi di Kecamatan Mesjid Raya /Tag/Angka_kesakitan_ bayi, 26 mei
Aceh Besar dengan nilai p-value 2011. Diakses pada tanggal 21
0,001 Oktober 2012.
28
Idea Nursing Journal Vol. IV No. 1 2013
town. Sudanese Journal of Public Shirima, R., Gebre-Medhin, M., & Greiner,
Health: April, Vol.3 (2) T. (2001). Information and
Ivarsson, A. et al. (2002). Breast-Feeding socioeconomic factors associated with
May Protect Against Celiac Disease. early breastfeeding practices in rural
Am J Clin Nutr, 75 : 914-921. and urban Morogoro, Tanzania. Acta
Paediatrica. 90: 936-942.
Nelson, (1999). Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta : EGC Sidi, I.P.S. dkk. (2004), Manfaat dan
kleunggulan ASI. Bahan bacan
Notoadmodjo. (2002). Metodelogi manajemen laktasi. .
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Jakarta.Perkumpulan Perinatologi
Penerbit Rineka Cipta Indonesia
29