Anda di halaman 1dari 25

ADIKSI NAPZA DAN GANGGUAN PERILAKU

AKIBAT PENGGUNAANNYA

dr Inu Wicaksana SpKJ (K), MMR

Assalamualaikum guys, selamat belajar untuk eb blok 11, semangat :”) Kali ini kita
akan membahas materi mengenai napza. Jangan lupa berdoa dulu ya sebelum
belajar, insyaAllah akan dipermudah. Aamiin…
Yuk langsung aja masuk ke materi…

A. Adiksi

 Chronic (menetap dalam jangka panjang),

 Relapsing Brain disease (gangguan di otak yg kambuh-kambuhan)

 Characterized by : Pencarian dan penggunaan obat kompulsif, meskipun ada


konsekuensi berbahaya

 Merupakan Primary disease

 Adiksi menyebabkan perubahan pada struktur otak dan fungsinya.

 Vulnerabilitas terhadap adiksi berbeda individu satu dg yang lain. Resiko/


keparahan terhadap adiksi berbeda beda dari individu satu dengan yang lainnya.
Contohnya : ada 10 orang yang disuntik heroin, ada beberapa yang menjadi
pecandu heroin dan yang lainnya tidak.

 Seseorang menjadi pecandu (addict) tidak ditentukan oleh satu faktor saja.
Banyak faktornya yang paling banyak pengaruh teman, kedua kesedihan.

 Napza bekerja di otak, menyebabkan perubahan pada brain pathways yang akan
tetap berlangsung walau seseorang berhenti pakai zat

1. Daerah otak yang berhubungan dengan adiksi

 Ventral tegmental area (VTA) (vetral otak tengah)

 Nucleus acumbens (Nac) -> ventral otak depan

 Locus Seruleus (LC) dan Periaquaductal Grey (PAG) -> dasar ventricel
quartus

 Mesolimbic dopamine pathway (medial forebrain bundle)


Dopamin (yang jalur kuning) kalo ga jelas bisa lihat dippt ya guys..

Fungsi dopamin :

 Reward (motivasi)

 Kesenangan, euphoria (gembira yang berlebihan)

 Motor function (untuk gerak)

 Kompulsi (gerakan berulang)

 Perseveration (pengulangan)

Serotonin (yang merah) fungsinya :

 Perasaan

 Memproses memori

 Tidur

 kognisi
AKIBAT DARI
AREA OTAK PERAN DALAM PERILAKU NORMAL
PENYALAHGUNAAN OBAT

Sistem dopamin sistem motivasi penting untuk Meningkatkan aktivitas sistem


ventral tegmental perilaku bertahan hidup (makan dari berbagai mekanisme
minum, perilaku reproduksi)

Nucleus pengalaman subjektif dari Meningkatkan level dopamin di


accumbens penghargaan dan kepuasan; NA yg mana menyebabkan
antisipasi kenikmatan selama nafsu “tinggi” selama
keinginan tidak ada obat

Sistem limbik respons emosional terhadap isyarat


(amygdala) yang memprediksi hukuman; menyebabkan agitasi dan
mengingat kembali kenangan aktivasi perilaku selama
pengalaman masa lalu; diaktifkan keinginan; mengingat
selama keinginan kenikmatan tertinggi
sebelumnya

Korteks frontal membebani risiko dan manfaat dari aktivasi mengarah pada
perilaku; tindakan kontrol keputusan impulsif dan perilaku
(penghambatan perilaku) kompulsif

2. Neurotransmitter yang berhubungan dengan Adiksi


e. Asetilkholin (Ach)
a. Dopamin (DA)
f. GABA
b. Serotonin (5HT)
g. Glisin, asam glutamat, asam aspartat
c. Norepinefrin (NE)

d. Epinefrin (E)

Neurobiologi Adiksi Mayor Neurotransmitter Systems yang Tercakup dalam


Kecanduan

FUNGSI KOMUNIKASI
NEUROTRANSMITT SITUS PRODUKSI
TARGET UMUM
ER

Serotonin (5 HT) nuklei dorsal didistribusikan secara pengaturan tidur dan


raphe dalam luas (otak depan, otak suasana hati
sistem dorsal tengah)

Norepinephrine locus ceruleus di didistribusikan secara gairah, kewaspadaan


(NE) batang otak luas
Dopamin DA) Otak tengah striatum, sistem limbik, gerakan, kesenangan
korteks serebral
GABA didistribusikan ke neuron tetangga neurotransmitter
seluruh otak di penghambatan utama
interneuron
Neuropeptida Otak tengah Otak tengah, sistem mengurangi sinyal rasa
opioid limbik sakit, penguatan
perilaku

B. Penggolongan napza

1. Golongan I : heroin/putauw, kokain, ganja

 digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan,

 dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan

2. Golongan II : morfin, petidin, fentanyl

 berkhasiat pengobatan, sebagai pilihan terakhir. Contohnya: tentara tertembak

dimedan perang kesakitan terkena granat dan kakinya hancur disuntik menggunakan

morfin lalu dievakuasi


 digunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan

3. Golongan III : kodein

 berkhasiat pengobatan

 banyak digunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan

C. PSIKOTROPIKA

1. GOLONGAN I : ekstasi, LSD

 digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, tidak digunakan dalam terapi

2. GOLONGAN II : amphetamin, methyl phenidat

 dapat digunakan dalam terapi,

 potensi kuat mengakibatkan ketergantungan.

3. GOLONGAN III : fenobarbital, flunitrazepam

 berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi

4. GOLONGAN IV

 berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi

diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti

pil BK, pil Koplo, Rohipnol, Dumolid, Mogadon

 untuk tujuan ilmu pengetahuan

 potensi ringan mengakibatkan ketergantungan

5. GOLONGAN V : Antipsikotik, antimanik, antidepresan obat keras

Neuroleptik, antidepresan, anti mania obat keras

Jenis NAPZA Menurut Efeknya


1. Depresan (menekan saraf pusat) : heroin

2. Halusinogenik : inhalan (mariyuana, ganja), LSD, jamur

3. Stimulan : metamphetamin (sabu, ekstasi), kokain, nikotin

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis

maupun semisintetis yang akan menyebabkan perubahan kesadaran, mengurangi sampai

menghilangkan rasa sakit dan dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi).

Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin (putauw), petidin, termasuk

ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain.

Sedangkan jenis Psikotropika yang sering disalahgunakan adalah amfetamin, ekstasi, shabu, obat

penenang seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo, BK, termasuk LSD, Mushroom.

Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat bukan Narkotika & Psikotropika seperti alkohol/etanol

atau metanol, tembakau, gas yang dihirup (inhalansia) maupun zat pelarut (solven).

D. Cara kerja napza di otak

1. Marijuana dan heroin, struktur kimianya menyerupai neurotransmiter alamiah sehingga dapat

mengaktifkan neuron melalui reseptor.

2. Amphetamine dan cocaine, menyebabkan neuron mengeluarkan sejumlah besar

neurotransmiter alamiah (dopamin). Disamping itu juga mencegah reuptake kembali dopamin.

Narkoba baru di Indonesia

 NPS (new psychoactive substance) -> Tembakau cap super gorila

 Ketamin

 Ganja cair, Sabu cair

 Carisoprodol

E. Gangguan Penggunaan Zat

Diagnosisnya berdasarkan pada bentuk perilaku patologis terkait dengan penyalahgunaan zat
Terdiri :

1. Ketidakmampuan mengendalikan diri

2. Fungsi sosial terganggu

3. Pemakaian berisiko

4. Farmakologi

Dikatakan kecanduan – gangguan penggunaan zat bila terdapat gejala di bawah ini :

1. Toleransi : membutuhkan dosis yang yang lebih banyak untuk mendatangnya efek yang sama.

2. Mengalami gelaja putus zat : kalau dihentikan kacau

3. Menggunakan zat lebih lama dan lebih banyak dari yang direncanakan

4. Ada keinginan yang kuat untuk menghentikan tetapi gagal (tak mampu mengendalikan diri)

5. Menghabiskan waktu untuk mencari, menggunakan narkoba.

6. Masalah bermakna dibidang sosial, pekerjaan dan aktivitas rekreasional.

7. Terus menggunakan narkoba meskipun tahu dampak buruknya

F 10 – F 19

Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoakif

F 10 - Gg Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol

F 11 - Gg Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Opioida

F 12 - Gg Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Kanabioida

F 13 - Gg Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Sedativa - Hipnotika

F 14 - Gg Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Kokain

F 15 - Gg Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Stimulansia - Kafein

F 16 - Gg Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Halusinogen


F 17 - Gg Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Tembakau

F 18 - Gg Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Pelarut - Menguap

F 19 - Gg Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Multiple

Mengapa Menggunakan Zat

1. Supaya merasa nyaman dan menyenangkan . Sensasi awalnya eforia diikuti oleh efek lainnya

yang tergantung zatnya. Stimulan (kokain, amfetamin) akan membuat orang 'giting' (merasa

dirinya melayang tinggi), merasa berkuasa, percaya diri dan energi meningkat. Eforia depresan

(putauw) diikuti rasa santai dan puas.

2. Merasa berfungsi lebih baik. Mereka yang cemas bergaul, mudah cemas dengan pekerjaan,

depresi akan merasa nyaman menggunakan zat sehingga mereka dapat berfungsi lebih baik.

Stress mengawali penggunaan, untuk meredakan stress mereka menggunakan zat .

3. Untuk lebih berprestasi misal memerbaiki kemampuan atletik, kognitif.

4. Rasa ingin tahu, karena teman menggunakan. Sebagai cara untuk diakui dalam geng

Tingkat penggunaan Napza

Eksperimental  Coba-coba

Rekreasional  Saat rekreasi

 Pesta

 Lihat bola, warnet

Situasional  Saat sress, sedih, cemas

 Ingin lari dari situasi

Abuse (penyalahgunaan)  Gangguan fungsi sehari-hari

Ketergantungan& kecanduan  Timbul berbagai masalah

Apa yang terjadi kalau kita terus menyalahgunakan napza?

Otak akan menyesuaikan diri terhadap banyaknya dopamin di sinaps dengan cara

menurunkan produksi dopamin (dan neurotransmiter lain) atau dengan cara mengurangi jumlah
reseptor penerima sinyal. Dampaknya karena jumlah dopamin menurun orang tsb

kemampuannya merasakan bahagia/nikmat juga berkurang.

Hal ini yang membuat addict merasa kan putus asa, tak bisa merasakan emosi, sedih tak bisa

merasakan bahagia

Intoksikasi

Kondisi yang terjadi pada pengguna zat psikoaktif yang mengalami perubahan tinglat

kesadaran, kognisim perswpsi, pengambilan keputusan, afek, perilaku dan fungsi

psikofisiologisnya

Wihdrawal (Gejala withdrawal syndrome adalah gejala yang timbul ketika seseorang
menggunakan steroid jangka panjang dan tiba-tiba menghentikan obatnya)
1. Bervariasi tergantung jenis zat

2. Tanda/gejala fisiologis yang mudah diketahui adalah pada pemakai alkohol, opioid, sedativa,

hipnotik dan anti cemas

3. Yang kurang tampak gejalanya : pada pengguna stimulan, oleh karena ketergantungannya

lebih kearah ketergantungan mental bukan fisik.

4. Ketergantungan mental : bingung, gelisah, cemas, curiga, craving (dorongan memakai zat lagi)

5. Ketergantungan fisik : keringat dingin, nyeri, keluar air mata, keluar ingus, kramp usus, diare

Penatalaksanaan

Tergantung :

1. Jenis zat yang dipakai

2. Kesiapan pecandu mengikuti terapi

3. Masalah psikososial pecandu

4. Dukungan bagi pecandu

5. Kondisi fisik dan mental pecandu


TAHAP KESIAPAN TERAPI PENYALAHGUNA ZAT

Tahapan Pemakai zat adiktif Upaya penanganan

Pre-kontemplasi Pemakai tak berfikir berhenti Membentuk hubungan dengan


pemakai. Mencoba
meningkatkan kesadaran akan
akibat pemakaian zat adiktif.

Kontemplasi Pemakai sadar bahwa ada masalah, Memunculkan alasan untuk


dan dia berfikir serius untuk berubah. Memperkuat efikasi/
melakukan sesuatu. kemampuan diri untuk berubah.

Preparasi Melakukan pemeriksaan penuh


(full assesment) terhadap
pemakai, dan membantu
memutuskan langkah terbaik
untuk berubah.

Aksi/ Tindakan Pemakai mengubah perilakunya Menolong pemakai untuk


dan atau lingkungannya untuk mempeelajari keterampillan dan
keluar atau berhenti, atau paling mengembangkan strategi untuk
tidak secara serius mengurangi hidup bebas tanpa narkoba.
mengonsumsi zat adiktif. Dukungan sangat diperlukan
selama tahap ini.

Pemeliharaan Individu sudah abstinens dan ingin Menolong individu untuk


terus berhenti pakai. mengembangkan gaya hidup
sehat dan mengenali serta
menggunakan strategi untuk
menceggah kambuh.

Kambuh Sesudah mencoba abstain, pemakai Mempersiapkan pemakai


mungkin kembali mengkonsumsi terlebih dulu untuk memahami
zat adiktif. Ini dapat terjadi kapan tahapan ini. Menolong untuk
saja, dan memindahkan individu menggambarkan apa penyebab
mundur ke tahap sebelumnya. kambuh dan membantu
memperbarui kontemplasi dan
menerapkan rencana aksi lebih
efektif.

Obat-Obatan yang Digunakan Untuk Mengobati Kecanduan Narkoba

A. Kecanduan Tembakau
1. Terapi penggantian nikotin (tersedia sebagai patch, inhaler, atau permen karet)

2. Bupropion

3. Varenicline

B. Kecanduan opioid

1. Methadone

2. Buprenorfin

3. Naltrexone

C. Kecanduan Alkohol dan Narkoba

1. Naltrexone

2. Disulfiram

3. Acamprosate

Bagaimana obat dapat membantu mengobati kecanduan narkoba?


1. Mengobati Penarikan.
Ketika pasien pertama kali berhenti menggunakan narkoba, mereka dapat
mengalami berbagai gejala fisik dan emosional, termasuk depresi, kecemasan, dan
gangguan suasana hati lainnya, serta kegelisahan atau sulit tidur. Obat pengobatan
tertentu dirancang untuk mengurangi gejala-gejala ini, yang membuatnya lebih
mudah untuk menghentikan penggunaan obat.
3. Tinggal di Perawatan.
Beberapa obat pengobatan digunakan untuk membantu otak beradaptasi secara
bertahap dengan tidak adanya obat yang disalahgunakan. Obat-obat ini bertindak
perlahan untuk mencegah hasrat obat dan memiliki efek menenangkan pada sistem
tubuh. Mereka dapat membantu pasien fokus pada konseling dan psikoterapi lain
yang terkait dengan perawatan obat mereka.
3. Mencegah Relapse. Ilmu pengetahuan telah mengajarkan kita bahwa stres, isyarat
yang terkait dengan pengalaman narkoba (seperti orang, tempat, benda, dan
suasana hati), dan paparan terhadap obat-obatan adalah pemicu yang paling umum
untuk kambuh. Obat-obatan sedang dikembangkan untuk mengganggu pemicu ini
untuk membantu pasien mempertahankan pemulihan.

Apakah kecanduan dapat berhasil diobati?


Iya. Kecanduan adalah penyakit yang bisa diobati. Penelitian dalam ilmu
kecanduan dan pengobatan gangguan penggunaan zat telah mengarah pada
pengembangan intervensi berbasis bukti yang membantu orang berhenti
menyalahgunakan obat dan memulai kembali kehidupan yang produktif.
Bisakah kecanduan disembuhkan?
Tidak selalu — tetapi seperti penyakit kronis lainnya, kecanduan dapat berhasil
dikelola. Perawatan memungkinkan orang untuk mengatasi efek gangguan yang kuat
pada otak dan perilaku mereka serta mendapatkan kembali kendali atas kehidupan
mereka.

Tujuan terapi rehabilitasi adiksi zat

Untuk membantu individu:

1. Menghentikan atau mengurangi penggunaan zat

2. Mengurangi risiko (dampak buruk) terkait penggunaan zat

3. Meraih produktivitas / keberfungsian sosial (keluarga, pekerjaan, masyarakat)

Rehabilitasi :

1. Rehabilitasi medis

2. Rehabilitasi psikososial

Program Pencegahan

Cara pencegahan adalah dengan meningkatkan faktor protektif dan mengeliminasi atau
menurunkan faktor risiko. Program harus dibuat sesuai perkembangan umur anak, dapat

individual atau kelompok, di sekolah atau rumah.

Tiga jenis program

1. Universal programs tertuju untuk faktor risiko dan protektif anak yasng berisiko--> sekolah,
komunitas

2. Program selektif, buat anak yang risikonya tinggi

3. Program dengan indikasi- untuk mereka yang sudah menggunakan

Terapi Psikologi
Terapi perilaku kognitif

Wawancara motivasi

Meningkatkan pemikiran untuk mengubah perilaku .

Terapi peningkatan motivasi

Penvegahan kambuh

Terapi kelompok.

IPWL

institusi penerima wajib lapor

Wajib Lapor Pecandu Narkoba

IPWL - adalah Pusat kesehatan masyarakat, rs, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan sosial

yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menerima wajib lapor

Pemeriksaan
medis
 Identitas
 MentaL  Rajal
 Latar
 Fisik  Inap
Assesment
Rencana
terapi

F. GANGGUAN AKIBAT PENYALAJHGUNAAN ZAT

1. Ganja (Kanabis)
a. Delirium Intoksikasi Kanabis
• Gejala gangguan kognitif dan penampilan kinerja yg buruk
• Dosis kecil kanabis cukup untuk menyebabkan gangguan daya ingat,
gangguan orientasi OWTS, persepsi, koordinasi motorik, dan pemusatan
perhatian.
b. Gangguan psikotik akibat kanabis
• Gejala Reaksi Paranoid Akut yang bertaraf Waham, dan ilusi, halusinasi
visual maupun akustik.
c. Gangguan Kecemasan akibat Kannabis
• Gejala kecemasan, kadang bertaraf gangguan panik disebabkan karena
waham paranoid dari pemakaian ganja.

PENGOBATAN KEADAAN PUTUS ZAT GANJA (DETOKSIFIKASI GANJA / CANNABIS)

Gejala Psikotik ( Waham dan Halusinasi Paranoid) dihilangkan dengan :

 Haloperidol 5mg ---------- 2 x 1 pagi sore ------- atau....

 Risperidon 2mg ------------ 2 x 1 pagi sore

 Triheksipenidil 2mg ------- 2 x 1 pagi sore

Untuk Depresi nya -------- Amitriptilin 25mg ---- 2x1 atau

 Fluoxetin 20 mg ------------ 1 x 1 pagi hari

Untuk kecemasan hebat dan emosi tak stabil :

 Clobazam 10mg ------------ 2x1 pagi sore atau

 Diazepam 5mg -------------- 2 x 1 pagi sore

Untuk sulit tidurnya : -------------------------Clozapin 25 mg

Untuk daya ingatnya : ------------------------- Piracetam 800mg ----- 1x1

2. Alkohol

a. Intoksikasi alkohol (delirium)

 Intoksikasi yg parah dapat menyebabkan koma, depresi pernapasan dan kematian

 Perilaku maladaptif, banyak bicara, atau cenderung menarik diri dan mudah marah

 Sering menunjukkan suka berkelahi, emosi dan mood labil – marah, sedih, tertawa dan

menangis
 Intoksikasi idiosinkratik – reaksi paranoid, konfusi, disorientasi, ilusi, waham2 sementara,

hiperaktivitas, impulsif dan agresif.

b. Sindrom putus alkohol

 Gangguan persepsi, kejang, hiperaktivitas motorik, gemetar, waham dan halusinasi

sementara, tremor, hiperaktivitas otonom spt takikardi, demam, hipertensi, distorsi

persepsi, kecemasa, insomnia – Delirium Tremens.

 Gangguan Amnestik menetap akibat alkohol

 Gangguan daya ingat jangka pendek yg disebabkan penggunaan alkohol berat jangka

panjang – disebut Sindrom Wernicke dan Korsakoff.

 Gangguan Psikotik akibat Alkohol

Adanya waham (kebesaran dan paranoid), dan halusinasi akustik --- disebut Korsakoff

Psikosis.

PENGOBATAN KEADAAN PUTUS ZAT ALKOHOL ( DETOKSIFIKASI ALKOHOL)

Untuk Korsakoff Psikosis dan Delirium Tremens :

 Haloperidol 5mg ------------------------- 2x1 pagi sore, atau

 Trifluoperazine 5mg -------------------- 3 x 1 , atau ...…

 Risperidon 2mg --------------------------- 2 x 1 ..... Pagi sore

Untuk menjaga EPS tak timbul : Triheksipenidil 2mg ..... 2x1

Untuk kejangnya, gemetara, tremor , emosi tak stabil :

 Diazepam 5mg ................................... 2x1 , bisa ditambah :

 Lorazepam 1mg ................................. 2x1

Untuk daya ingatnya :

 Piracetam 800 mg ............................... 2x1 pagi sore

 Asan Folat ........................................... 2x1 idem

Untuk depresinya : Amitriptilin 25mg............ 2x1


Untuk Insomnianya : Clozapin 25 mg ------------ 1 x 1 malam

3. Pil Koplo (Sedatif, Hipnotik, dan Anxiolitik)

a. Intoksikasi Pil Koplo

 Disinhibisi perilaku – perilaku bermusuhan, kelambanan, inkoordinasi perilaku, kesulitan

berpikir, ingatan yg buruk, perlambatan bicara dan pengertian, pertimbangan yg salah, ,

disinhibisi impuls seksual, dan agresif, penyempitan perhatian, labilitas emosonal

 Mood yg terdistorsi, keterampilan motorik terganggu

b. Putus zat Pil Koplo

 Kecemasan, disforia, intoleransi cahaya terang dan bunyi yg keras, mual2, berkeringat,

keduten otot, dan kadang kejang.

 Detoksifikasi : Haloperidol 1,5mg / Amitriptilin 10mg atau Fluoxetin 10mg / Diazepam 2mg
/ Triheksipenidil 2mg ---- dikapsul 2 x 1 cap pagi sore ----- ditambah untuk sulit tidurnya :

Clozapin 25mg 1 x 1 malam , menggantikan anti insomnia Eztazolam 1mg ( Esilgan ) dan /
atau Zolpidum Tartrat (Zolmia 10mg) ---- karena Clozapin adalah antipsikotik generasi baru
dgn efek menidurkan kuat.

Untuk daya pikir “Telmi” -------- Piracetam 800mg 1x1 atau 2x1

 Gangguan psikotik akibat pil koplo jenis barbiturat dan dextrometorfan

Dextrometorfan sesungguhnya derivat narkotik seperti kodein, tapi di kalangan pecandu

dimasukkan pil koplo

Penggunaan dextro yg 30 tablet sekali tenggak jangka panjang menyebabkan timbulnya

gejala psikotik spt waham2 dan halusinasi (visual, taktil, suara).

DETOKSIFIKASI DEXTRO :

 Haloperidol 5mg -------------- 2x1 pagi sore .... Or Risperidon 2mg ---------------- 2 x 1 pagi sore

 Trifluoperazine 5mg ---------- 3x1 pagi, siang, malam

 Triheksipenidil 2mg ---------- 2x1 pagi sore


Untuk sulit tidurnya Clorpromazine 100mg 1 x 1 atau Clozapin 25 mg .....….

Untuk cemasnya

 Clobazam 10mg 2x1

Untuk depresinya

 Amitriptilin 25 mg ----- 2 x 1 pagi sore

4. HEROIN (OPIOD)

a. Delirium Intoksikasi Opioid (Gangguan Mental Organik Opioida)

 Konstriksi pupil – bila dosis opoida berat malah dilatasi pupil akibat anoksia)

 Euforia, disforia, retardasi psikomotor

 Mengantuk, hendaya dlm pemusatan perhatian & daya ingat

Tingkah laku maladaptif – hendaya daya nilai realitas, hambatan fungsi sosial dan pekerjaan

b. Sindrom putus opioida

Lakrimasi, rinoroea, nyeri2 persendian, punggung spt distrika, diare, mual2 dan muntah, demam,
takikardi

c. Gangguan Psikotik akibat Opioida

Terutama gejala predominan – halusinasi dan waham

DETOKSIFIKASI : Haloperidol 5mg ---- 2x1 , atau Risperidone 2mg ----- 2x1 tambah
Triheksipenidil 2mg --- 2x1

d. Gangguan Mood akibat Opioida

Bersifat Manik, Depresif, atau campuran ( kombinasi antara iritabilitas, perasaan meluap-luap,
dan depresi

DETOKSIFIKASI : Antipsikotik ditambah Mood Stabilizer :

Lithium Carbonat 200mg (atau 400mg) 2x1 pagi sore

e. Gangguan Tidur akibat Opioida


Bisa Insomnia ataupun hipersomnia

Tidur tak dalam dan mudah terbangun

DETOKS : Clozapin 25mg, atau Zolpidum 10mg --- 1x1 malam

Atau Lorazepam 2mg ... 1x1 malam

f. Disfungsi Seksual akibat Opioida

Kenikmatan penggunaan heroin jauh melebihi orgasme sehingga megurangi dan menghilangkan
hasrat seksual

5. AMFETAMIN ( SABU, EKSTASI)

a. Gangguan Mental Organik akibat Amfetamin

b. Intoksikasi Amfetamin – agitasi psikomotor, rasa gembira (euforia dan elasi), harga diri
meningkat, banyak bicara, kewaspadaan meningkat

Dalam waktu 1 jam sesudah penggunaan – takikardia, dilatasi pupil, peningkatan tekanan darah,
berkeringat – rasa dingin, mual atau muntah.

Tingkah laku maladaptif – berkelahi, ggn daya nilai, halangan fungsi sosial dan pekerjaan

c. Gangguan Psikotik akibat Amfetamin

Sangat mirip dgn Skizofrenia Paranoid

Tanda utama adanya gejala paranoid

Gejala positif Skizofrenia Paranoid serupa dgn akibat amfetamin : waham paranoid, halusinasi,

asosiasi longgar.

Bedanya pada SP ada : hiperaktivitas, hiperseksualitas, afek tumpul/datar, inkoherensi.

Ada riwayat jelas penggunaan sabu.

d. Gangguan Mood akibat Amfetamin

Terjadi selama intoksikasi atau putus zat – gejalanya campuran.

Saat intoksikasi – Manik , dan saat putus zat - depresif


e. Gangguan Kecemasan akibat Amfetamin

Terjadi selama intoksikasi atau putus zat.

Gejalanya mirip dengan gejala gangguan obsesif kompulsif, gangguan panik, dan gangguan fobik.

f. Disfungsi Seksual akibat Amfetamin

Pemakaian dosis tinggi dan jangka panjang akan menyebabkan impotensi dan disfungsi seksual

lainnya

Onzet selama intksikasi.

g. Gangguan tidur akibat amfetamin

Selama intoksikasi maupun putus zat --- hanhhuan tidur.

Selam intoksikasi – insomnia dan tidur yg buruk

Selama putus zat – hipersomnolensi dan mimpi2 yg menakutkan (nightmares)

DETOKSIFIKASI PUTUS ZAT AMFETAMIN ( SABU )

Reaksi Paranoid Akut, Waham, dan halusinasi :

 Haloperidol 5mg ---------------- 2x1 pagi sore, atau

 Olanzepin 10mg ---------------- 1x1 sore, atau.....…

 Risperidon 2mg ----------------- 2x1 pagi sore

Depresi diobati dengan :

 Amitriptilin 25 mg ------------- 2x1 pagi sore

 Fluoxetin 20mg -------------------- 1x1 sore

Kecemasan hebat mirip gangguan panik :

 Alprazolam 1mg ---------------- 3x1


Insomnia yang timbul ------------- Clozapin 25 mg ----- 1x1 malam

Bisa ditambah Diazepam 5mg atau Zolmia 10mg ------ 1x1 malam

6. Ekstasi (MetilDioksiMetamfetamin/MDMA)

a. Gangguan Psikotik akibat MDMA

Terjadi setelah penggunaan jangka panjang, saat keadaan putus zat – Waham kebesaran dan
curiga, ilusi dan halusinasi yg jelek / mengerikan.

b. Depresi akibat MDMA

Terjadi saat keadaan putus zat, penggunaan baru maupun jangka panjang – gejalanya sedih, tak
bergairah, hampa/kosong, tiba2 ingin bunuh diri tanpa sebab.

DETOKSIFIKASI :

 Haloperidol 1,5 mg ------------- 2x1 pagi sore, atau :

 Risperidon 2mg ----------------- 2x1 pagi sore

 Triheksipenidil 2mg -------------- 2x1

 Amitriptilin 25 mg ---------------- 2x1 , atau

 Sertraline 50mg ------------------- 1x1 pagi

 Clobazam 10mg / Alprazolam 1mg ---------- 2x1

 Clozapin 25 mg ------------------------------------ 1x1 malam

Alhamdullah materi yang dibahas kali ini sudah selesai. Nah dr. Inu juga ngasih
petunjuk soal nih buat kita. Alhamdullillah ya semoga membantu untuk
mendapatkan pundi pundi poin eb ehehe…

1. Daerah otak ini berhubungan dengan adiksi jawaban yg paling benar..

a. Ventral tegmental area (VTA) (vetral otak tengah)

b. Nucleus acumbens (Nac) -> ventral otak depan


c. Locus Seruleus (LC) dan Periaquaductal Grey (PAG) -> dasar ventricel quartus

d. Mesolimbic dopamine pathway (medial forebrain bundle)

e. Semua jawaban benar

2. Pengaruh napza di otak bagian ini maka pecandu akan merasakan craving yang
menyiksa yaitu…

a. Ventral tegmental dopamin system

b. Nucleus accumbens

c. Limbic system

d. Korteks frontal

3. Neurotransmitter yang berhubungan dengan Adiksi…

a. Dopamin (DA)

b. Serotonin (5HT)

c. Norepinefrin (NE)

d. GABA

e. Semua benar

4. Jenis nurotransmittr yang tergabung oleh napza yang fungsinya unuk regulasi tidur
dan mood adalah…

a. Norepinefrin (NE)

b. Dopamin (DA)

c. GABA

d. Serotonin (5HT)

5. Narkotika golongan I yang paling berat…

a. Morfin

b. Petidin

c. Metadon
d. Heroin

6. Pil Koplo termasuk psikotropika golongan…


a. I
b. II
c. III
d. IV

7. Sabu dan ekstasi adalah jenis napza yang menurut efeknya termasuk…

a. Depresan

b. Halusinogen

c. Stimulan

8. Dibawah ini bukan termasuk narkoba baru di Indonesia adalah…

a. Heroin

b. Ganja cair, Sabu cair

c. carisoprodol

d. Ketamin

e. Tembakau cap super gorila

9. Mengapa Menggunakan Zat?

a. Supaya merasa nyaman dan menyenangkan

b. Merasa berfungsi lebih baik

c. Untuk lebih berprestasi

d. Rasa ingin tahu

e. Semua benar

10. Tingkat ketergantungan dari napza yang paling berat adalah…


a. Eksperimental

b. Rekreasional

c. Ketergantungan

d. Situasional

e. Abuse

11. Jenis napza yang termasuk halusinogen yang menimbulkan halusinasi yang
mengerikan adalah…

(ganja)

12. Gangguan ganja itu menyebabkan reaksi paranoid akut yang gejalanya..
a. Waham dan halusinasi

13. Intoksikasi alkohol yg parah dapat menyebabkan…

a. Intoksikasi yg parah dapat menyebabkan koma, depresi pernapasan dan kematian

b. Perilaku maladaptif, banyak bicara, atau cenderung menarik diri dan mudah marah

c. Sering menunjukkan suka berkelahi, emosi dan mood labil – marah, sedih, tertawa dan
menangis

d. Intoksikasi idiosinkratik – reaksi paranoid, konfusi, disorientasi, ilusi, waham2


sementara, hiperaktivitas, impulsif dan agresif.
e. Semua benar

14. Korsakoff Psikosis adalah gangguan psikotik akibat…

a. Alkohol

b. Ganja

c. Ekstasi

d. Sabu
15. Untuk Korsakoff Psikosis dan Delirium Tremens obatnya adalah…

a. Trifluoperazine 5mg

b. Diazepam 5mg

c. Lorazepam 1mg

d. Piracetam 800mg

16. Yang tidak termasuk Intoksikasi Pil Koplo adalah…

a. Mood yg terdistorsi

b. Keterampilan motorik terganggu

c. Halusinasi

d. agresif

17. Sindrom putus opioida yaitu…

a. Lakrimasi

b. Rinoroea

c. nyeri2 persendian

d. punggung spt distrika


e. Semua benar

18. Intoksikasi sabu yang salah yaitu…

a. agitasi psikomotor

b. rasa gembira (euforia dan elasi)

c. harga diri meningkat,

d. banyak bicara
e. Halusinasi dan inkoherensi

19. Gangguan Psikotik akibat Amfetamin sanga mirip dngan..

a. Gangguan obsesi kompulsif

b. Gangguan cemas menyeluruh

c. Gangguan panik

d. Skizofrenia Paranoid

20. Gejala putus zat dari pemakaian MetilDioksiMetamfetamin/MDMAadalah…

a. Depresi dan bunuh diri

b. Nyaman

c. Euforia

d. Senang

Semangat EB teman-teman :”)

Anda mungkin juga menyukai