Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL

PERENCANAAN LOKASI PABRIK DAN TATA LETAK


FASILITAS PERUSAHAAN
DOSEN PEMBIMBING : WANDA NOVITA SARI SE, M.Sc

DISUSUN OLEH :

1. Maya Angela Leto 17.10.0.080


2. Nanditta Maharani Putri 17.10.0.093
3. Yohanes Aryanto Gultom 17.10.0.096

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM
2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena


dengan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menulis dan menyusun makalah ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tanpa ada hambatan yang berarti.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya dan para sahabatnya, dan juga kepada kita semua umatnya yang
insya’Allah selalu mengikuti ajaran sunahnya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat dalam membangun ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Batam, 7 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Penentuan Lokasi Pabrik .......................................................................... 3

2.1.1 Faktor yang mempengaruhi Penentuan Lokasi Pabrik ..................... 4

2.1.2 Tahapan dalam memilih Lokasi Pabrik........................................... 12

2.1.3 Perbandingan dalam berbagai Alternatif Lokasi ............................. 13

2.1.4 Analisis Biaya dalam Penentuan Lokasi ......................................... 13

2.1.5 Metode Transportasi Dalam Penentuan Lokasi .............................. 13

2.2 Tata Letak Bahan .................................................................................... 14

2.2.1 Tata Letak Aliran Lini ..................................................................... 19

2.2.2 Tata Letak Proses ............................................................................ 20

2.2.3 Tata Letak Posisi Tetap ................................................................... 22

2.2.4 Jenis-jenis Bangunan ....................................................................... 24

2.2.5 Pertimbangan Desain Fasilitas ........................................................ 25

2.2.6 Berbagai Pola Lay Out .................................................................... 25

2.2.7 Lay Out Fungsional ......................................................................... 26

2.2.8 Lay Out Produk ............................................................................... 26

ii
2.2.9 Lay Out Kelompok .......................................................................... 27

2.2.10 Lay Out Posisi Tetap ....................................................................... 28

2.2.11 Metode Lay Out .............................................................................. 28

2.2.12 Lay Out dalam Organisasi Jasa ....................................................... 29

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tata letak fasilitas produk yang ada merupakan landasan utama dalam
dunia industri. Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik
akan menjaga kesuksesan kerja suatu industri. Dalam membangun suatu
perusahaaan harus sesuai dengan perencanaan dan perancangan yang sesuai
dengan syarat pendirian suatu perusahaan. Dengan adanya perencanaan dan
perancangan tata letak fasilitas ini, diharapkan agar aliran proses serta
pemindahan bahan yang ada di dalam suatu perusahaan berjalan dengan
lancar. Kelancaran proses produksi dapat menghemat biaya dan
mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh. Selain itu, perencanaan dan
perancangan tata letak fasilitas ini juga berguna untuk mengoptimalkan
hubungan antar aktivitas.

Tata letak atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang
adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam dunia industri.
Permasalahan tersebut tidak bisa dihindari, sekalipun hanya sekedar mengatur
peralatan atau mesin di dalam bangunan yang ada serta dalam ruang lingkup
kecil serta sederhana. Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak
fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang
mengenai bermacam-macam faktor yang berpengaruh terhadap tata letak
pabrik itu sendiri tidak berhasil dikumpulkan dengan sebaik-baiknya. Salah
satu informasi yang diperlukan antara lain mengenai material dan proses
manufakturing yang dipilih. Perancang tata letak fasilitas sering kali
mengabaikan kedua hal tersebut dalam merancang tata letak fasilitas terutama
dalam menentukan jumlah mesin yangakan digunakan. Sehingga akan
menyebabkan perusahaan akan mengalami kerugian akibat pemborosan
pembelian mesin yang terlalu banyak maupun tingkat produksi yang tidak
mencapai target akibat pembelian mesin yang kurang.

1
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan Masalahnya meliputi :
1.2.1 Apa saja penentuan lokasi pabrik?
1.2.2 Apa saja tata letak bahan?

1.3 Tujuan
Setelah dilakukan pembahasan dalam makalah ini, kami berharap
pembaca mampu untuk :
1.3.1 Mengetahui tentang penetuan lokasi pabrik
1.3.2 Mengetahui tata letak bahan

1.4 Manfaat
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya bagi penulis adalah melatih menggabungkan
hasil bacaan dari berbagai sumber. Bagi pembaca untuk melatih
mengembangkan keterampilan membaca yang efektif serta memperluas ilmu
pengetahuan tentang perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penentuan Lokasi Pabrik

Di dalam dunia berwirausaha banyak faktor yang bisa menentukan


berhasil atau tidaknnya , lancar tidaknya usaha tersebut. Didalam dunia
marketing dikenal dengan istilah 4P, yaitu produk,price place and
promotion. Dari keempat faktor tersebut harus dilakukan analisis dengan
cermat dan tepat, agar kedepannya usaha yang dijalankan bisa tumbuh dan
berkembang dan sesuau dengan apa yang di harapkan.

Lokasi mendirikan usaha baik itu lokasi pabrik ataupun lokasi


tempat berjualan memerlukan analisa yang cermat, karena itu secara
langsung akan menentukan kelangsungan dari jalannya perusahaan dan
akan berimbas langsung ke besar-kecilnya laba perusahaan. Disebut
berimbas langsung terhadap besar-kecilnya laba karena lokasi yang tepat
akan menekan biaya yang dikeluarkan dan juga sebaliknya. Pilihan-pilihan
yang ada dalam lokasi meliputi:

1. Tidak pindah, tetapi meluaskan fasilitas yang ada.


2. Mempertahankan lokasi sekarang, selagi menambah fasilitas lain dii
tempat lain.
3. Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain.

Sering terdapat perbedaan dalam pemilihan lokasi.Hal ini


disebabkan oleh adanya perbedaan kebutuhan masing-masing
perusahaan.Lokasi yang baik adalah persoalan yang individual.Hal ini
sering disebut pendekatan “situasional” atau “contingenty” untuk
pembuatan keputusan.

3
Dengan adanya penentuan lokasi suatu perusahaan atau pabrik
yang tepat atau baik akan menentukan :
1. Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan.
2. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinu dengan
harga yang layak atau memuaskan.
3. Mendapatkan tenaga buruh yang cukup.
4. Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik di kemudian hari.
masalah-masalah yang mungkin timbul di kemudian hari disebabkan :
a. karena berubahnya adat kebiasaan masyarakat.
b. dengan berpindahnya pusat-pusat penduduk dan perdagangan.
c. adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik.

2.1.1 Faktor yang mempengaruhi Penentuan Lokasi Pabrik

Untuk mendapatkan lokasi pabrik yang tepat, maka harus


diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi pabrik.
Sesungguhnya ada banyak faktor yang berpengaruh, namun secara garis
besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yang pertama sebagai faktor
primer (utama), dan yang kedua adalah faktor sekunder. Masing-masing
perusahaan mempunyai kriteria sendiri-sendiri dalam melihat faktor mana
yang dianggap penting bagi perusahaannya. Suatu faktor yang dianggap
penting bagi perusahaan, belum tentu dianggap penting bagi perusahaan
yang lain. Begitu pula sebaliknya, faktor yang dianggap tidak penting
oleh perusahaan tersebut kemungkinan justru dianggap lebih penting oleh
perusahaan lainnya.

4
1. Faktor - faktor Primer
Faktor-faktor primer merupakan faktor yang berpengaruh langsung
kepada produksi dan distribusi dari suatu perusahaan, seperti misalnya
ketersediaan sumber bahan baku, konsumen (pemasaran), transportasi,
ketersediaan tenaga kerja, serta sumber tenaga listrik.
a. Lokasi sumber bahan baku (raw material location)
Lokasi dari sumber bahan baku untuk produksi sangat pula
berpengaruh di dalam menentukan lokasi pabrik yang akan didirikan.
Beberapa industri karena sifat dan keadaan dari proses
manufakturingnya memaksa untuk menempatkan pabriknya berdekatan
dengan sumber bahan bakunya. Sebagai contoh untuk pabrik baja
secara tradisional akan meletakkan lokasi pabriknya berdekatan dengan
sumber batu bara (coal), karena industri ini akan banyak sekali
memanfaatkan enersi batu bara sebagai bahan baku untuk proses
pembakaran. Pada dasarnya di sini ada tiga kelas bahan baku yang
umum dijumpai dalam suatu proses produksi, yaitu sebagai berikut :
1.) Pure materials. Material yang termasuk sebagai bahan baku di
dalam proses manufacturing yang secara nyata tidak akan
kehilangan prosentase berat/volume pada akhir proses berlangsung.
2.) Weight-lossing. Material yang sebagian dari berat/volumenya akan
tetap tinggal pada saat akhir proses produksi berlangsung.
3.) Ubiquities. Material yang dapat secara mudah diketemukan pada
setiap tempat.
Berdasarkan ketiga macam bentuk material tersebut di atas, lokasi
pabrik dapat ditentukan, yaitu dengan aturan umum sebagai berikut :
1.) Bilamana suatu single raw material dipergunakan tanpa banyak
dapat kehilangan berat/volume dalam akhir proses produksinya,
maka sebaiknya pabrik ditempatkan sedekat mungkin pada sumber
bahan baku diperoleh atau bisa sedekat mungkin dengan lokasi
pasar dimana produk akan didistribusikan, atau pula terletak
diantaranya.

5
2.) Bilamana bahan baku akan kehilangan berat/volume secara nyata
pada akhir proses produksi, maka lokasi pabrik dapat dan
seharusnya diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi sumber
bahan baku diperoleh.
3.) Bilamana suatu jenis bahan baku dapat secara mudah diperoleh di
setiap tempat, maka lokasi pabrik dapat ditempatkan sedekat
mungkin dengan area pemasaran.
b. Alat Angkutan (transportation)
Masalah tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas transportasi adalah juga
sangat menentukan di dalam proses pemilihan media transportasi yang
tepat, maka beberapa pertimbangan harus dilakukan seperti :
1.) Macam/jenis fasilitas transportasi yang ada pada daerah asal dan
tujuan (kereta api, truk, kapal laut, dan lain-lain);
2.) Relatif biaya dari masing-masing media transportasi tersebut;
3.) Derajat kepentingan dari pengiriman barang tersebut;
4.) Kondisi-kondisi khusus yang diharapkan dalam proses pengiriman
barang yang ada (pendinginan, keamanan, dan lain-lain).
Pada hakekatnya biaya transportasi akan bervariasi dengan macam
route yang akan ditempuh dan macam media transportasi yang
digunakan. Selanjutnya dengan menggunakan analisa break even, maka
kita dapat mencoba menentukan media transportasi yang optimal yang
sebaiknya digunakan ditinjau dari segi biaya dan jarak angkut yang
ditempuhnya.

c. Sumber energi (power)


Hampir dapat dipastikan bahwa semua industri akan memerlukan tenaga
listrik untuk berbagai macam kebutuhan dalam proses produksinya.
Secara umum sebagian perusahaan akan lebih senang untuk membeli
energi ini (dari perusahaan industri) dari pada harus membuat instalasi
listrik sendiri. Biasanya public utility akan pula dapat mensuplay enersi
pada tingkat biaya yang lebih rendah/murah dibandingkan bila harus
menyediakannya sendiri. Analisis ekonomi teknik akan banyak membantu
di dalam mengevaluasi kondisi seperti ini.

6
d. Kedekatan pasar
Perusahaan yang menempatkan lokasi pabriknya dekat dengan
konsumen (daerah pemasaran) mempunyai beberapa alasan utama di
antaranya adalah dengan dekat dengan konsumen, maka hasil
produksinya akan cepat sampai ke tangan konsumen. Hal ini sangat
terkait dengan sifat dari barang hasil produksi tersebut. Barang
produksi dengan tingkat ketahanan relatif pendek, maka secepatnya
harus sampai ke tangan konsumen untuk menurunkan tingkat kerusakan
suatu barang. Contoh perusahaan semacam ini adalah pabrik roti,
pabrik-pabrik makanan dan pabrik-pabrik yang menghasilkan barang
yang mudah pecah.

Pertimbangan lain suatu perusahaan menempatkan lokasi


perusahaannya dekat dengan pasar adalah bahwa dengan dekat dengan
konsumen, maka biaya angkut barang jadi kepada konsumen akan lebih
rendah, secara otomatis harga jual dari produk tersebut dapat ditekan
lagi. Hanya saja dalam hal ini perlu dipertimbangkan perbandingan
barang jadi kepada konsumen. Seperti misalnya jika perusahaan-
perusahaan yang menghasilkan barang jadi proses transportasinya lebih
berat dan sulit dibandingkan bahan bakunya, maka memang sebaiknya
lokasi pabriknya dekat dengan konsumen (pasar). Sebagai contoh
perusahaan yang memproduksi peralatan rumah tangga seperti meja
kursi baik yang terbuat dari kayu, rotan dan sebagainya, akan memilih
lokasi yang dekat dengan konsumen dengan pertimbangan bahwa akan
lebih mudah dan murah transportasi bahan baku dibanding dengan
transportasi barang jadinya.

Hal lain sebagai pertimbangan suatu pabrik didekatkan dengan


pasar adalah konsumen memperoleh kemudahan untuk memperoleh
produk dari penyalur produk apabila lokasi pabrik dekat dengan
konsumen, maka ketersediaan produk di pasar akibat gangguan
distribusi produk dari pabrik ke penyalur akan lebih cepat diatasi.

7
e. Ketersediaan tenaga kerja
Selain dekat dengan sumber bahan baku, penentuan lokasi pabrik
juga harus mempertimbangkan kedekatannya dengan sumber daya
manusia yang mempunyai keterampilan/kemampuan tersendiri. Faktor
tenaga kerja merupakan faktor yang penting bagi suatu perusahaan,
karena berhasil tidaknya pencapaiannya tujuan perusahaan juga
dipengaruhi oleh faktor tenaga kerja yang berlainan karena pengaruh
lingkungan, adat, dan budayanya. Suatu daerah perkantoran tentu saja
tidak cocok digunakan untuk lokasi pengolahan hasil pertanian
walaupun di daerah tersebut cukup banyak tersedia tenaga kerja. Untuk
pabrik pengolahan hasil pertanian pada umumnya tidak terlalu banyak
dibutuhkan tenaga kerja ahli, yang banyak dibutuhkan adalah tenaga
kerja operasional. Sedangkan untuk kantor pusatnya mungkin saja
dapat ditempatkan di pusat kota karena tenaga kerja tingkatan
menengah dan atas akan lebih mudah diperoleh. Faktor lain yang perlu
dipertimbangkan adalah tingkat upah pekerja. Akhir-akhir ini banyak
perusahaan-perusahaan internasional mendirikan cabang/pabriknya
terutama di negara-negara berkembang dengan pertimbangan tingkat
upah yang relatif masih rendah. Contoh lain adalah industri-industri
tekstil yang banyak menyerap tenaga kerja dengan tingkat keahlian
relatif rendah, menempatkan lokasi pabriknya di daerah-daerah yang
relatif jauh dari perkotaan, sehingga mudah mencari buruh dengan
tingkat upah yang lebih rendah.

8
2. Faktor - faktor Sekunder
Ada sejumlah faktor lain (faktor sekunder) yang juga perlu untuk
dipertimbangkan dalam penentuan lokasi fasilitasi seperti persediaan air,
peraturan pemerintah dan sistem perpajakan, sikap masyarakat setempat,
iklim, dan sebagainya.
a. Air dan limbah industri
Pada umumnya air dibutuhkan oleh setiap pabrik hanya saja
kebutuhan air antara pabrik yang satu dengan yang lainnya berbeda-
beda. Oleh karena itu, pertimbangan pemilihan lokasi pabrik di mana
terdapatnya persediaan air yang cukup tergantung dari pabrik itu
sendiri. Perusahaan yang membutuhkan air dalam volume yang besar
dalam berproduksi dapat dicontohnya seperti textile, pabrik kertas,
pabrik baja, pengolahan karet dan tentu saja pabrik minuman.
Perusahaan semacam itu perlu sekali untuk mempertimbangkan secara
matang lokasi yang akan dipilih apakah persediaan air di tempat itu
cukup atau tidak serta biayanya murah atau tidak. Air untuk kebutuhan
industri, secara umum tersedia dari tiga macam sumber utama, yakni
sebagai berikut :
1.) Surface water, yaitu air yang berasal dari sumber-sumber air seperti
sungai, danau dan lain-lain;
2.) Ground water, yaitu air yang berasal dari sumber air di dalam
tanah;
3.) Air yang berasal dari penampungan hujan.
Selanjutnya proses pembuangan limbah industri belakangan ini
banyak pula mendapatkan sorotan tajam dari berbagai kalangan
masyarakat, sehingga masalah pengendalian limbah industri sekarang
ini juga merupakan satu paket yang secara bersama-sama harus
dipikirkan pada saat perencanaan pendirian dan penentuan lokasi
pabrik. Hal ini terutama sekali ditujukan untuk memberi perlindungan
terhadap alam sekitar dan menjaga keseimbangan lingkungan habitat
yang ada.

9
b. Undang-undangan dan sistem perpajakan (law and taxation)
Aturan ataupun undang-undang yang dikeluarkan oleh suatu
pemerintah baik tingkat pusat maupun tingkat daerah akan pula
mempengaruhi proses pemilihan lokasi pabrik. Beberapa aspek dari
operasi suatu pabrik yang umum diatur oleh undang-undang adalah
berupa jam kerja maksimal, usia kerja minimal, dan kondisi-kondisi
kerja lainnya. Di samping itu besar kecilnya pajak yang harus
disetorkan oleh suatu industri akan pula berbeda-beda tergantung di
lokasi mana industri tersebut akan didirikan. Untuk itu besarnya yang
harus dibayarkan akan merupakan pula salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan di dalam proses pemilihan dan penentuan alternatif
lokasi pabrik.

c. Sikap masyarakat setempat (community attitude)


Sikap masyarakat setempat dimana pabrik tersebut hendak
didirikan ikut pula menjadi dasar perimbangan yang cukup penting
artinya. Sosial kultural, adat istiadat, tradisi, dan tingkat pendidikan
rata-rata dari anggota masyarakat merupakan aspek penting di dalam
penyelesaian masalah-masalah perburuhan, perselisihan, dan lain-lain
yang menyangkut masalah industrial relations.

Perlu diperhatikan bahwa, untuk beberapa industri sikap


masyarakat ini sangat penting untuk diperhatikan, karena masyarakat
inilah yang akan menjadi perspective employee. Di samping itu itu
mendirikan suatu pabrik perlu diperhatikan pandangan atau sikap
masyarakat di daerah itu apakah masyarakat itu setuju atau tidak
didirikannya pabrik di daerahnya. Keadaan atau suasana masyarakat di
daerah itu merupakan iklim bagi perkembangan perusahaan pabrik atau
industri. Dengan adanya suasana yang baik dari masyarakat, maka
suatu perusahaan dapat tumbuh dan mendapat keuntungan-keuntungan
tertentu dari pemilihan lokasi tersebut. Sebaliknya dengan adanya sikap
masyarakat yang kurang baik, maka masyarakat akan melakukan

10
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan tujuan perusahaan
akibatnya dapat merugikan perusahaan tersebut.

d. Iklim (climate)
Iklim atau cuaca secara nyata akan banyak mempengaruhi
efektivitas, efisiensi dan tingkah laku pekerja pabrik di dalam
melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian,
manusia akan dapat bekerja dengan nyaman di dalam ruangan yang
temperaturnya dapat dijaga sekitar 24 – 260C.

e. Fasilitas perumahan dan fasilitas pendukung lainnya


Fasilitas-fasilitas seperti perumahan dan fasilitas lainnya
merupakan faktor pendukung untuk meningkatkan ketentraman dan
kenyamanan karyawan. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan bagi
perusahaan. Apabila fasilitas perumahan di daerah kurang, maka
sebaiknya manajemen perusahaan mendirikan fasilitas perumahan
tersebut dan fasilitas pendukung lainnya yang akan menjadikan
karyawan nyaman. Akibatnya dari hal ini akan memperbesar investasi
dari perusahaan tersebut. Oleh sebab itu sebelum perusahaan didirikan
perlu adanya pertimbangan tentang fasilitas perumahan dan fasilitas lain
pada daerah tersebut agar dapat mengurangi biaya investasi.

f. Rencana masa depan perusahaan


Pada umumnya pendirian perusahaan disertai harapan bahwa
perusahaan tersebut akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang
panjang dan akan berkembang menjadi semakin besar. Dengan
demikian perlu dipertimbangkan tentang rencana panjang mengenai
kebutuhan-kebutuhan dan teknik-teknik operasi (technology).
Permintaan konsumen biasanya cenderung bervariatif dengan diikuti
desain-desain yang baru, menuntut perusahaan selalu inovatif dalam
melakukan perencanaan jangka panjang dan berada dalam dinamika
yang tinggi. Pertimbangan untuk melakukan ekspansi perlu menjadi
perhatian agar perusahaan dapat berkonsentrasi dalam penanganan
pasar.

11
2.1.2 Tahapan dalam memilih Lokasi Pabrik

Untuk mendapatkan lokasi pabrik yang ideal atau tepat, diperlukan


beberapa tahapan yang harus dikakukan yaitu :

a. Melihat kemungkinan daerah-daerah mana yang dapat ditentukan


sebagai daerah-daerah alternatif dengan melihat ketentuan dari
pemerintah daerah setempat mengenai daerah-daerah mana yang
diperkenankan untuk mendirikan pabrik tertentu. Dalam hal ini
pemerintah daerah setempat perlu dihubungi untuk mendapatkan
informasi kemungkinan-kemungkinan daerah yang dapat dipilih.
b. Melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam
menentukan lokasi pabrik. Dalam hal ini jenis barang hasil produksi
dan proses pengerjaanya selalu akan menentukan kekhususan pabrik
tersebut, seperti mengenai lokasi, powernya, transportasinya serta
faktor-faktor lain yang dianggap penting.
c. Mempertimbangkan dan menilai masyarakat-masyarakat dari daerah-
daerah yang ada pada tahap kedua telah dipilih untuk daerah lokasi
pabrik karena dianggap paling menguntungkan.

Memilih lokasi terbaik, alternatifnya:

1.) Kota besar (city location}; alternatif ini dipilih berdasar


pertimbangan apabila dibutuhkan tenaga kerja terampil dalam
jumlah besar, proses produksi tergantung fasilitas kota,
mengutamakan pentingnya sarana transportasi dan
komunikasi, banyak masalah tenaga kerja, ekspansi sulit dilakukan.
2.) Pinggir kota (suburban location); alternatif ini dipilih berdasar
pertimbangan apabila dibutuhkan tenaga kerja semi skill, tingkat
ekspansi mudah dilakukan, tenaga kerja dekat dengan lokasi
pabrik, jumlah penduduk minimum, sehingga tidak banyak terdapat
masalah lingkungan.

12
3.) Luar kota (country location); dasar pertimbangan yang
dipergunakan adalah apabila pabrik yang didirikan membutuhkan
lahan luas, tingkat ekspansi mudah, dibutuhkan tenaga
kerja unskill dalam jumlah besar, produk yang dihasilkan beresiko
tinggi, dan standar upah minimum.

2.1.3 Perbandingan dalam berbagai Alternatif Lokasi

2.1.4 Analisis Biaya dalam Penentuan Lokasi

2.1.5 Metode Transportasi Dalam Penentuan Lokasi

13
2.2 Tata Letak Bahan

Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan strategis


operasional yang turut menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam
jangka panjang. Tata letak yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya
penyesuaian tata letak fasilitas operasional itu dengan produk atau jenis
jasa yang dihasilkan dan proses konversi nya. Tata letak yang baik akan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya kelancaran arus faktor-faktor
produksi yang akan diproses, mulai sejak disiapkan dan diserahkan ke
dalam pemrosesan sampai menjadi produk akhir (final product).
Disamping itu pegawai yang terlibat langsung dalam pemrosesan dapat
bergerak lebih leluasa tanpa kekhawatiran akan kemungkinan tertimpa
kecelakaan. Dengan demikian, tata letak yang baik juga akan
menyebabkan pegawai bekerja dengan aman dan jauh dari tekanan
perasaan.

Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis yang berlangsung


dalam jangka waktu yang lama. Tata letak menentukan daya saing
perusahaan dalam hal kecukupan kapasitas, kelancaran proses, fleksibilitas
operasi dan biaya penanganan letak yang efektif dapat membantu
perusahaan dalam mencapai :kerja serta untuk kenyamanan kerja. Tata

1. Pemanfaatan yang lebih efektif atas ruangan, peralatan dan manusia;


2. Arus informasi, bahan baku dan manusia yang lebih baik;
3. Lebih memudahkan konsumen; dan
4. Peningkatan moral pegawai dan kondisi kerja yang lebih aman.

Pada dasarnya tujuan desain tata letak adalah untuk


mengembangkan tata letak yang ekonomis yang dapat membantu
pencapaian keempat hal tersebut dengan tetap memenuhi kebutuhan
perusahaan untuk beroperasi secara efektif, efisien, ekonomis dan
produktif.

14
Secara lebih terperinci perencanaan tata letak mecakup hal-hal
sebagai berikut:

1. Minimalisiasi material handling cost


Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen prusahaan
adalah kesederhanaan proses produksi di dalam perusahaan yang
bersangkutan. Penyusunan tata letak pabrik yang tepat diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap penurunan material handling cost. Disisi
lain penataan tata letak yang baik akan menunjang pelaksanaan proses
produksi secara efisien. Lebih jauh lagi penyederhanaan proses produksi
akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut.
2. Efisiensi penggunaan peralatan produksi dapat ditingkatkan
Efesiensi penggunaan mesin dan peralatan produksi yang ada serta
perlengkapan produksi yang disediakan di dalam perusahaan dapat
dipertahankan pada tingkat utilisasi yang lebih tinggi. Pada umumnya
manajemen perusahaan akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dalam
mengadakan investasi pengadaan mesin dan peralatan produksi serta
peralatan material handling. Apabila pengaturan dari mesin dan peralatan
produksi serta peralatan material handling yang diperlukan tersebut tidak
baik, kelancaran proses produksi menjadi terganggu sehingga penggunaan
mesin dan peralatan produksi cenderung menjadi tidak optimal.
3. Pengurangan waktu tunggu pelaksanaan produksi
Waktu tunggu dalam pelaksanaan produksi akan berkurang apabila
perusahaan memiliki tata letak yang tepat dan sistematis. Dengan
pengaturan tata letak yang baik dan sistematis serta keseimbangan atar
departemen yang proporsional, perusahaan dapat menyelaraskan tata letak
itu dengan kebutuhan pengolahan yang mana akan mewujudkan
kelancaran proses pengolahan. Keseimbangan kapasitas secara
proporsional akan memberikan kontribusi penurunan waktu tunggu dalam
proses pengolahan.

15
4. Penumpukan barang dalam proses produksi dapat dikurangi.
Penumpukan barang dalam proses produksi seringkali terjadi
disebabkan karena tidak seimbangnya masing-masing mesin dan peralatan
produksi di lini pengerjaan. Seperti yang diketahui bahwa hampir selalu
keluaran salah satu bagian produksi akan menjadi masukan pada bagian
produksi yang lain. Apabila kapasitas masing-masing bagian produksi
tidak seimbang, makan akan terjadi penumpukan working in process
inventory dalam pelaksanaan proses produksi. Penumpukan barang dalam
proses ini selain akan meningkatkan biaya pengerjaan juga berakibat
diperlukannya tempat penimpanan sementara yang cukup luas. Jika ini
terjadi maka akan terjadi penurunan efisiensi pemakaian ruangan.
5. Pemeliharaan fasilitas produksi menjadi mudah.
Penyusunan tata letak yang baik biasanya diikuti oleh dengan
perencanaan tata ruang pabrik yang efisien. Dengan penyusunan tata ruang
pabrik yang efisien memungkinkan teknisi dapat leluasa bergerak untuk
memelihara fasilitas produksi. Dengan keleluasaan tersebut dapat menjadi
faktor pemeliharaan fasilitas produksi menjadi lebih mudah dan biaya
pemeliharaan dapat ditekan karena pemeliharaan dapat dialkukan dengan
cepat.
6. Peningkatan produktivitas perusahaan.
Apabila tata letak yang digunakan oleh perusahaan merupakan
sebuah perencanaan yang cermat, maka tata letak dapat dijadikan sebagai
salah satu indikator untuk meningkatkan produktivitas kerja. Tata letak
yang baik akan melahirkan lingkungan kerja yang asri, apik dan
menyenangkan yang pada gilirannya akan mendorong kepuasan kerja.
Pada akhirnya kepuasan kerja akan mendorong kenaikan produktivitas
kerja semua pegawai perusahaan atau pabrik. Pelaksanaan proses produksi
akan menjadi semakin cepat dan lancar serta waktu tunggu dapat
diminimalisir guna mendorong peningkatan produktivitas pabrik.
Kemacetan dalam proses produksi termasuk penumpukan barang dalam
proses produksi dapat dihindarkan. Kelancaran produksi dan dan
percepatan proses pengerjaan menjadi pemicu terhadap penyelesaian

16
pengerjaan produk. Pengeluaran modal yang tidak penting dapat
dihindarkan.
7. Efektivitas penggunaan ruangan pabrik
Investasi yang dikeluarkan perusahaan untuk membangun pabrik,
membeli mesin dan peralatan produksi, umumnya berjumlah besar. Maka
dari itu perusahaan dituntut untuk membuat sebuah perencanaan tata letak
yang baik dan efisien. Dalam program dan perencanaan tata letak ini harus
sudah dipikirkan penempatan mesin dan peralatan produksi, ruang untuk
penempatan material handling, ruangan untuk penyimpanan bahan dan
komponen rakitan, ruang untuk tenaga kerja manusia, dan ruang lain untuk
menunjang proses pabrikasi yang lancar, agar tercapai pemanfataan yang
baik dan efisiensi tercapai.
8. Tingkat penggunaan tenaga kerja fabrikasi
Pada umumnya, perusahaan dalam melaksanakan proses produksi
mengharapkan waktu kerja yang efektif agar penggunaan SDM tidak
terbuang percuma. Jam kerja efektif tenaga kerja akan berkurang bila tata
letak pabrik kurang baik sehingga pekerja melakukan gerakan-gerakan
yang melampaui kebutuhan. Tata letak yang kurang baik membuat pekerja
harus hilir mudik dari satu ruangan ke ruangan yang lain dalam jarak yang
cukup panjang. Untuk melaksanakan sinkronisasi antara tenaga kerja
manusia dengan tata letak yang baik, manajemen dan para perekayasa
perusahaan perlu melakukan analisa desain proses diikuti dengan dan studi
ergonomik. Perencanaan tata letak yang baik beserta telaahan ergonomi
akan memberikan umpan balik yang baik terhadap efisiensi penggunaan
tenaga kerja manusia. Dengan cara itu tugas-tugas yang diberikan kepada
pegawai dapat diselesaikan dengan cepat dalam waktu yang optimal. Bila
perencanaan tata letak dilakukan dengan baik maka penggunaan tenaga
kerja manusia dapat mencapai target yang optimal dan waktu yang
terbuang dapat diminimalisir yang pada akhirnya, utilisasi tenaga kerja
akan meningkat secara optimal.

17
9. Mengurangi kendala kelancaran proses produksi
Keteraturan peletakan mesin dan peralatan produksi dalam sebuah
perusahaan akan menciptakan lingkungan kerj ayang baik. Tenaga kerja
akan merasa nyaman dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Tekanan
perasaan yang berujung pada timbulnya stress dapat dikurangi sehingga
pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan gembira dan bebas dari
beban mental yang tidak perlu. Hal tersebut akan terwujud apabila
manajemen melakukan perencanaan layout secara tepat sejak awal dengan
baik. Penempatan mesin dan peralatan produksi yang mengakibatkan rasa
sumpek, tidak serasi, tidak sistematis dan pengap akan memberikan
dampak psikologis yang berat terhadap para pekerja. Keharusan pekerja
mengeluarkan energi yang berlebihan karena atus bahan dan komponen
yang bolak balik, material handling yang tidak efektif dan efisien, akan
membuat pekerja cepat lelah, bosan, dan akhirnya stress. Aliran bahan dan
pekerjaan menjadi terhambat, produksi menjadi lambat dan pada akhirnya
produktivitas akan menurun. Akibat dari semua itu adalah meningkatnya
biaya produksi. Untuk menghindari hal tersebut manajemen dan par
amanager berusaha untuk membuat sebuah perencanaan tata letak yang
paling baik dan optimal. Para manager berusaha untuk menghilangkan
hambatan dan menimalisir penghalang (bottle neck) yang berpotensi
dihadapi. Kemampuan untuk menghilangkan kendala proses demikian itu
merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai dalam proses pembuatan
perencanaan tata letak pabrik yang berhasil guna.

18
10. Memudahkan komunikasi
Dari berbagai penelitian yang ada, perencanaan tata letak yang
menimbulkan kesulitan komunikasi antar para pekerja, pekerja dengan
supervisi, dan antar supervisi yang ada menghasilkan produktivitas yang
rendah. Melihat sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial yang
memerlukan komunikasi antar satu dengan lainnya maka rancangan tata
letak yang menghalangi manusia untuk dapat berkomunikasi atau pekerja
yang menghadap dinding akan menurunkan moral pekerja. Mereka akan
cepat bosan dan merasakan tekanan perasaan yang tidak tersalurkan, yang
pada kahirnya berdampak pada penurunan kinerja. Jarak yang kauh antara
satu pekerja dengan pekerja lainnya juga akan menghambat komunikasi
antar mereka. Maka dari itu untuk menghindari penurunan produktivitas
yang diakibatkan karena adanya hambatan komunikasi antar manusia,
maka diperlukan perencanaan tata letak yang dapat mengakomodasi
kebutuhan mereka untuk saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

2.2.1 Tata Letak Aliran Lini

Tata letak ini digunakan pada pabrikasi (back office) dan proses
lini yang memiliki aliran kerja linier dan tugas yang berulang-ulang. Setiap
stasiun atau pusat kerja (work stasion) atau departemen diatur sesuai jalur
lini. Beberapa jenis pengaturan aliran, seperti bentuk L, O, S atau U. Tata
letak ini disebut dengan lini produksi atau lini rakitan.

Tipe tata letak ini sangat terspesialisasi dan sumber daya modal
tinggi. Bila volumenya tinggi, keuntungan tata letak aliran lini adalah
dalam hal kecepatan tingkat pemrosesan, persediaan lebih rendah, waktu
tidak produktifnya rendah untuk perubahan dan penanganan bahan atau
material. Tatangannya adalah mengelompokkan kegiatan- kegiatan ke
dalam stasiun-stasiun kerja dan mencapai tingkat hasil yang diinginkan
dengan sumber daya terbatas. Tata letak ini juga sering disebut dengan tata
letak produk dengan proses yang bersifat kontinyu.

19
Keunggulan tata letak produk ini adalah persediaan bahan baku dan
barang dalam proses rendah, pelatihan karyawan tidak terlalu diutamakan,
biaya variabel per unit rendah, dan waktu persiapan mesin tidak terlalu
lama. Sedangkan kelemahan tata letak produk ini adalah fleksibilitas
rendah, unit produk yang dihasilkan banyak, dan terhentinya sebagian
proses akan menghambat proses produksi secara keseluruhan.

2.2.2 Tata Letak Proses

Tata letak proses (Process Layout) atau tata letak fungsional adalah
penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau mempunyai fungsi
sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Misalnya, mesin-mesin yang
dikumpulkan pada daerah yang sama, demikian pula mesin-mesin peralata
diletakkan pada bagian yang sama. Mesin-mesin itu tidak dikhususkan
untuk produk tertentu melainkan dapat digunakan untuk berbagai jenis
produk.

Tata Letak Proses

20
Model ini cocok untuk discrete production dan bila proses
produksi tidak baku, yaitu jika perusahaan membuat berbagai jenis produk
yang berbeda atau suatu produk dasar yang diproduksi dalam berbagai
macam variasi. Jenis tata letak ini dijumpai pada bengkel-bengkel,
pergudangan, rumah sakit, universitas atau perkantoran.

Kelebihan dari tata letak proses :

1. Memungkinkan utilisasi mesin yang tinggi.


2. Memungkinan penggunaan mesin-mesin yang multi guna sehingga
dapat dengan cepat mengikuti perubahan jenis produksi.
3. Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan
mesin.
4. Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personil dan peralatan.
5. Investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi Peralatan.
6. Memungkinkan spesialisasi supervise

Tata letak proses juga memiliki kelemahan, yaitu :

1. Meningkatnya kebutuhan material handling karena aliran proses yang


beragam serta tidak dapat digunakannya ban berjalan.
2. Pegawasan produksi yang lebih sulit.
3. Meningkatnya persediaan barang dalam proses.
4. Total waktu produksi per unit yang lebih lama.
5. Memerlukan skill yang lebih tinggi.
6. Pekerjaan routing, penjadwalan dan acounting biaya yang lebih sulit,
karena setiap ada order baru harus dilakukan perencanaan / perhitungan
kembali.

21
2.2.3 Tata Letak Posisi Tetap

Fix position layout biasa dikatakan juga sebagai tata letak dengan
posisi tetap. Tata letak merupakan suatu keputusan penting yang
menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak
mempunyai banyak dampak setrategis karena tata letak termasuk yang
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses,
fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra
perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai
sebuah setrategi menunjang diferensiasi, biaya rendah, ataupun respon
cepat.

Desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk


mencapai :

1. Daya guna ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.


2. Aliran informasi, barang atau orang-orang yang lebih baik.
3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondidi lingkungan kerja yang
lebih aman.
4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5. Fleksibilitas.

Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada


tempat terbaik (dalam pengaturan produksi ), kantor dan meja-meja (pada
pengaturan kantor) atau pusat pelayanan( dalam pengaturan rumah sakit
atau department store). Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya
aliran bahan, orang dan informasi di dalam dan antar wilayah.

Tata letak posisi tetap yaitu tata letak dimana proyek/kegiatan


berada dalam satu tempat sementara pekerja dan peralatan dating pada
tempat tersebut. Contoh tata letak posisi tetap tersebut seperti
pembangunan rumah, jembatan , jalan tol, galangan kapal dll.

22
Ada beberapa permasalahan pokok yang dihadapi dalam tata letak
posisi tetap adalah :

1. Tempat terbatas pada lokasi produksi/proyek.


2. Setiap tahapan berbeda memerlukan bahan berbeda.
3. Diperlukan volume bahan yang dibutuhkan diatur secara dinamis

Tetap dalam posisi-layout, item yang tetap bekerja pada stationary,


dan pekerja, bahan, dan peralatan yang dipindahkan sesuai kebutuhan.

Fixed-position layout digunakan dalam proyek-proyek besar


konstruksi (gedung, listrik, dan dams), kapal, dan produksi yang besar dan
pesawat ruang misi rockets.

Fixed-position layout yang banyak digunakan untuk pertanian,


firefighting, membangun jalan, membangun rumah, Renovasi dan
perbaikan, dan untuk pengeboran minyak. Manufaktur dan non-
manufaktur operasi besar atau rapuh produk, misalnya, kapal dan pesawat.
Pindahkan komputer dan / atau pekerja ke situs; produk biasanya tetap di
satu lokasi untuk seluruh periode manufaktur.

1. Keuntungan dari tata letak posisi tetap


a. Mengurangi gerakan kerja item; minimizes kerusakan atau biaya
pindah.
b. Kontinuitas lebih dari yang ditetapkan angkatan kerja (sejak item
tidak pergi dari satu ke departemen lain). Hal ini akan mengurangi
masalah perencanaan kembali dan meminta orang-orang yang
baru setiap kali jenis kegiatan ini adalah untuk memulai.
2. Kekurangan dari tata letak posisi tetap
a. Sejak sama pekerja yang terlibat dalam operasi lagi, pekerja
terampil dan serbaguna diperlukan. Yang diperlukan kombinasi
dari keterampilan mungkin akan sulit untuk mencari dan
membayar tingkat tinggi mungkin diperlukan.

23
b. Gerakan orang dan peralatan untuk bekerja dan dari situs
mungkin mahal.
c. Peralatan pemanfaatan mungkin rendah karena peralatan mungkin
kiri di sebuah lokasi di mana ia akan diperlukan lagi dalam
beberapa hari daripada dipindahkan ke lokasi lain di mana ia akan
produktif.

2.2.4 Jenis-jenis Bangunan


Secara umum, bangunan-bangunan dapat dibedakan menjadi
bangunan berlanta tunggal dan bangunan bercorak atau arsitektur.

1. Bangunan Berlantai Tunggal

Bentuk bangunan berlantai tunggal merupakan jenis yang paling


umum sekarang. Bangunan ini dapat melebar atau memanjang sesuai
kebutuhan dan dapat dengan mudah diperluas. Bangunan berlantai tunggal
tidak mempunyai tangga-tangga, lift atau lerengan yang menghubungkan
lantai-lantai. Pengangkutan bahan-bahan dari satu tahapan proses ke
tahpan berikutnya lebih mudah dan tidak mahal karena dilakukan secara
horizontal dan tidak naik turun. Peralatan-peralatan berat dapat diletakkan
diatas fondasi yang terpisah dan biaya pembangunannya lebih murah.
Ada beberapa kelemahan bentuk bangunan berlantai tunggal. Bentuk
bangunan ini memerlukan ruangan dsar yang lebih luas. Dan bila atap
berbentuk datar serta tidak ada kaca pada langit-langit bangunan, di
perlukan penerangan artifisial di hampirseluruh bagian pabrik, sistem
artifikasi dan pendingin udara (air conditioning) biasanya juga diperlukan.

2. Bangunan Bertingkat dan Arsitektur

Perkembangan arsitektur lengkap dapat mempunyai dampak


penting pada striktur biaya tetap dan variabel bangunan, seperti juga ekerja
didalamnya. pada sikap para karyawan yang bekerja di dalamnya. Karena
sifat banyak industri dan karena investasi tetap yang sangat besar pada

24
pabrik phisik banyak organisasi telah mempergunakan pendekatan
“kegunaan” terhadap bentuk dan desain fasilitas-fasilitas produksi mereka.
Banyak organisasi sekarang menghabiskan jauh lebih banyak dananya
untuk merancang faailittas-fasilitas mereka, dan mencobauntuk
membuanya baik secara fungsional ekonomis maupunsecara arsiktur
menarik. Bangunan juga dapat dirancang untuk menarik para karyawan,
agar motivasi dan produktifitas mereka lebih tinggi dalam pencapaian
tujuan,ini ditandai semakin meluasnya pengguna karpet, dinding kayu, dan
tata warna yang di koordinasi secara baik dalam bangunan-bangunan
kantor. Bangunan adalah salah satu satu fasilitas yang paling produktif.

2.2.5 Pertimbangan Desain Fasilitas

2.2.6 Berbagai Pola Lay Out

Ada 4 (empat) pola dasar umum layout . Pertama, “layout


fungsional” yang berkenaan dengan pengelompokan mesin-mesin dan
peralatan-peralatan yang diperlukan untuk membuat produk-produk
tertentu berdasarkan atas urutan proses produksi, dimana produk-produk
bergerak secara terus-menerus sebagai suatu garis perakitan. Kedua,
“layout produk” berorientasi pada produk yang sedang dibuat untuk
mencapai volume produksi yang tinggi. Ketiga, “layout kelompok“,
kadang-kadang diperlukan sebagai macam layout yang terpisah,
merupakan suatu variasi dari layout produk. Dalam layout kelompok,
bagian-bagiandan komponen-komponen produk yang sedang sedang
dibuat dikelompokkan menjadisemacam “keluarga”, dan berbagai area
atau departemen dipisah-pisahkan untukmengerjakan hanya komponen-
komponen tersebut dan melakukan segala sesuatu yangdibutuhkan untuk
membuatnya selesai. Keempat, “layout posisi tetap” menempatkan
produk-produk kompleks yang sedangdirakit pada suatu tempat, seperti
pembuatan pesawat Boeing 747, kapal dan sebagainya. Kebanyakan
perusahaan menggunakan secara kentara satu atau lebih pola-pola layout
ini, tetapi mungkin juga mencakup semua macam layout pada berbagai
derajat.

25
2.2.7 Lay Out Fungsional

Lay Out Fungsional yaitu pengaturan letak fasilitas produksi di


dalam pabrik yang didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau
fasilitas produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang memiliki kegunaan
yang sama dikelompokan dan diletakakan pada ruang yang sama. Layout
ini biasanya untuk membuat barang yang bermacam – macam

1. Sifat – sifat layout fungsional


b. Macam barang yang dibuat banyak, selalu berubah – ubah dan jumlah
yang dibuat setiap macam sedikit.
c. Mesin yan digunakan biasanya bersifat serbaguna
d. Routing atau penentuan urut – urutan proses pembuatan barang
biasanya selalu berubah ubah.
e. Keahlian tenaga kerja yang mengerjakan biasanya bersifat fleksibel
f. Banyak memerlukan instruksi kerja, serta instruksi kerja harus jelas.
g. Kualitas barang hasil produkai sangat tergantung pada keahlian
karyawan yang mengerjakan.

2. Kebaikan kebaikan layout fungsional


a. Fleksibel dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang
b. Investasi pada mesin – mesin dan pada fasilitas produksi yuang lain
lebih murah daripada layout garis.

3. Kelemahan – kelemahan layout fungsional


a. Biaya produksi setiap barang lebih mahal
b. Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksai lebih sering
digunakan
c. Pengangkutan barang di pabrik lebih sulit dan simpang siur
d. Tidak terjadi keseimbangan kerja setiap mesin

2.2.8 Lay Out Produk

Layout produk atau garis adalah pengaturan tata letak fasilitas


pabrik berdasarkanaliran dari produk tersebut. Tipe layout produk / garis

26
ini merupakan tipe paling populer dansering digunakan untuk pabrik yang
menghasilkan produk secara massal dengan tipeproduk relative kecildan
standar untuk jangka waktu relatif lama. Tujuan utama dari tata letak
seperti ini adalah untuk memudahkan pengawasan dalam kegiatan
produksi.

Kelebihan Lay Out Produk :


1. Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara cepat
2. Penentuan routuring dan scheduling mudah
3. Tak perlu material handling
4. Bahan cepat di proses
5. Pesanan tidak ada karena proses nya untuk pasar
6. Tidak memerlukan banyak karyawan karena fasilitas bersifat otomatis.

Kelemahan Lay Out Produk


1. Fasilitas yang satu tergantung dengan fasilitas yang lain sehingga
kerusakan mesin yang satu akan dapat menghentikan seluruh proses
produksi
2. Bila fasilitas ingin ditambah perlu seramgkaian fasilitas yang lain
sehingga investasi mahal
3. Memerlukan perencanaan proses yang matang dan pengawasan proses
yang teliti

2.2.9 Lay Out Kelompok

Metode layout kelompok atau sering disebut dengan group layout,


merupakan Pengaturan tata letak fasilitas produksi ke dalam departemen
tertentu atau kelompok mesin bagi pembuatan produk yang
memerlukan proses operasi yang sama. Setiap produk diselesaikan pada
daerah tersendiri dengan seluruh urutan pengerjaan dilakukan
pada departemen tersebut.

a. Sifat – sifat layout kelompok

27
1. Barang hasil produksi dapat dikelompokkan dalam beberapa macam
kelompok yang memiliki garis besar urutan proses yang sama.
2. Mesin yang digunakan bersifat fleksibel
3. Memerlukan karyawan yang keahlianya fleksibel.

b. Kebaikan – kebaikan layout kelompok

1. Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa macam


barang
2. Meskipun barang yang dikerjakan bermacam – macam arus barang
tidak simpang siur
3. Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk, biaya
produksi dapat lebih murah dibandingkan layout fungsional.

c. Kelemahan – kelemahan layout kelompok


1. Untuk dapat menggunakan layout semacam ini maka kelompok
produk yang memiliki kesamaan tingkat proses harus jelas.
2. Instruksi kerja harus jelas
3. Memerlukan pengawasan yang cermat

2.2.10 Lay Out Posisi Tetap

Pengaturan material atau komponen produk akan tetap pada


posisinya, sedangkan fasilitas produksi seperti peralatan, perkakas,
mesin, dan pekerja yaag bergerak berpindah menuju lokasi material
tersebut. Misalnya pabrik perakitan pesawat terbang, perakitan kapal,
dan pembuatan gedung. Layout ini mengatasi kebutuhan tata letak proyek
yang tidak berpindah atau proyek yang menyita tempat yang luas.

2.2.11 Metode Lay Out

Perusahaan-perusahaan yang membangun bebagai fasilitas baru


sering menghabiskan dua atau tiga tahun dalam pekerjaan pendahuluan,
dimana salah satu bagian penting adalah pencarian metoda-metoda yang
lebih baik untuk digunakan dalam pabrik baru. Pembangunan suatu pabrik

28
baru memberikan kesempatan untuk membuat tercapainya perbaikan-
perbaikan. Dengan layout baru adalah mungkin untuk menghilangkan
praktek-praktek pemborosan, sebagai contoh, dalam pabrik sekarang, dua
orang mengoperasikan sebuah truk padahal seorang saja sudah cukup,
pengurangan karyawan mungkin akan menimbulkan keberatan-keberatan.
Tetapi dengan pabrik baru disuatu lokasi yang berbeda, ban berjalan yang
tidak memerlukan karyawan sama sekali dapat diterapkan. Jadi
penghapusan masalah dan perbaikan metode.

Cara pertama untuk mulai suatu analisa layout adalah mulai dengan
diagram perakitan (bagan proses) yang menunjukkan bagaimana proses
produksi dari bahan mentah sampai produk akhir dilaksanakan. Kemudian,
buat daftar kebutuhan operasi untuk membuat komponen-komponen,
didapatkan dari departemen teknik. Daftar ini menunjukkan urutan-urutan
atau “routing” kebutuhan mesin-mesin untuk memproduksi suatu
komponen atau produk. Bila layout berorientasi pada produk, daftar
tersebut akan memberikan pola untuk penetapan tempat-tempat kerja
operator sepanjang garis perakitan dan untuk penempatan mesin-mesin.
Cara kedua penentuan suatu layout baru adalah dengan memperhatikan
produk dari sudut pandang penanganan bahan (materials handling).
Apakah produk besar dan padat atau besar dan ringan? Bagaimana tentang
bentuknya? Apakah panjang atau tipis, atau lentur, atau mudah ditumpuk?
Bagaimana tentang risiko kerusakannya? Apakah mudah patah atau rusak,
atau berbahaya dan sukar dibungkus, atau tahan terhadap karat? Apakah
mengandung minyak dan lemak atau apakah produk kering dan bersih?

2.2.12 Lay Out dalam Organisasi Jasa

Bank, restaurant, rumah sakit dan kantor-kantor juga menghadapi


banyak masalah layout yang sama seperti pada perusahaan-perusahaan
manufacturing. Bagi hamper seluruh bagian, metoda-metoda layout yang
sama dapat digunakan. Di samping aliran beban di antara departemen-
departemen, analisis harus mempertimbangkan pergerakan (perpindahan)
karyawan yang membutuhkan bekerja bertatap muka (face to face) dengan

29
karyawan lain, dan pergerakan kertas kerja. Sebagai contoh dalam kasusu
di restaurant, perpindahan bahan mentah (sebelum dimasak) menuju
tempat-tempat pemrosesan (lemari es, kompor, oven, dan lain-lain), dan
pergerakan produk akhir (masakan) ke langganan.

2.2.13 Keseimbangan Lini

Perencanaan dan penyusunan layout harus memperhatikan masalah


keseimbangan lini. Masalah keseimbangan aliran proses produksi ini
berarti adanya keseimbangan atau persamaan kapasitas atau keluaran dari
setiap tahap operasi daalam suatu runtutan lini. Bila terjadi keseimbangan
antara kapasitas suatu tahap operasi berikutnya, maka proses produksi
dapat diharapkan akan berjalan lancar. Bila keseimbangan tidak dijaga,
keluaran maksimum yang mungkin dicapai untuk lini tersebut akan
ditentukan oleh operasi yang paling lambat. Ketidak keseimbangan lini
akan mengakibatkan penumpukan barang-barang dalam proses pada suatu
bagian operasi, dan dilain pihak pengangguaran bagian-bagian operasi
lainnya.

Model antrian dalam keseimbangan lini. Model-model antrian atau


garis tunggu dapat digunakan sebagai pendekatan untuk memecahkan
masalah keseimbangan lini. Masalah penting model ini adalah
menyeimbangkan tahap-tahap operasi agar masing-masing tahap
mempunyai volume pekerjaan yang sama. Walaupun model antrian
memberikan pengertian yang berguna tentang pengaturan suatu runtutan
lini operasi, tetapi dalam praktek tidak merupakan pendekatan yang
berhasil sebagai alat bantu manajemen untuk memecahkan masalah
keseimbangan lini.

30
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Bunawan, Pengantar Manajemen Operasi : Seri Diktat Kuliah, Gunadarma,


Jakarta, Edisi Terbaru
2. Eddy Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Grasindo,
Jakarta, atau Edisi terbaru
3. T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE,
Yogyakarta, Edisi terbaru
4. Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, LP FEUI, Jakarta, Edisi
terbaru
5. Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi Terbaru
6. Render, Barry and Jay Heizer. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi.
Diterjemahkan oleh Kresnohadi Ariyoto. Jakarta: Salemba Empat.
7. https://cahya89.wordpress.com/2009/04/09/tata-letak-dengan-posisi-tetap/
8. Sumber: T Hani Handoko. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi.
Edisi 1

32

Anda mungkin juga menyukai