MANAJEMEN OPERASIONAL
DISUSUN OLEH :
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
2.2.9 Lay Out Kelompok .......................................................................... 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tata letak fasilitas produk yang ada merupakan landasan utama dalam
dunia industri. Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik
akan menjaga kesuksesan kerja suatu industri. Dalam membangun suatu
perusahaaan harus sesuai dengan perencanaan dan perancangan yang sesuai
dengan syarat pendirian suatu perusahaan. Dengan adanya perencanaan dan
perancangan tata letak fasilitas ini, diharapkan agar aliran proses serta
pemindahan bahan yang ada di dalam suatu perusahaan berjalan dengan
lancar. Kelancaran proses produksi dapat menghemat biaya dan
mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh. Selain itu, perencanaan dan
perancangan tata letak fasilitas ini juga berguna untuk mengoptimalkan
hubungan antar aktivitas.
Tata letak atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang
adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam dunia industri.
Permasalahan tersebut tidak bisa dihindari, sekalipun hanya sekedar mengatur
peralatan atau mesin di dalam bangunan yang ada serta dalam ruang lingkup
kecil serta sederhana. Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak
fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang
mengenai bermacam-macam faktor yang berpengaruh terhadap tata letak
pabrik itu sendiri tidak berhasil dikumpulkan dengan sebaik-baiknya. Salah
satu informasi yang diperlukan antara lain mengenai material dan proses
manufakturing yang dipilih. Perancang tata letak fasilitas sering kali
mengabaikan kedua hal tersebut dalam merancang tata letak fasilitas terutama
dalam menentukan jumlah mesin yangakan digunakan. Sehingga akan
menyebabkan perusahaan akan mengalami kerugian akibat pemborosan
pembelian mesin yang terlalu banyak maupun tingkat produksi yang tidak
mencapai target akibat pembelian mesin yang kurang.
1
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan Masalahnya meliputi :
1.2.1 Apa saja penentuan lokasi pabrik?
1.2.2 Apa saja tata letak bahan?
1.3 Tujuan
Setelah dilakukan pembahasan dalam makalah ini, kami berharap
pembaca mampu untuk :
1.3.1 Mengetahui tentang penetuan lokasi pabrik
1.3.2 Mengetahui tata letak bahan
1.4 Manfaat
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya bagi penulis adalah melatih menggabungkan
hasil bacaan dari berbagai sumber. Bagi pembaca untuk melatih
mengembangkan keterampilan membaca yang efektif serta memperluas ilmu
pengetahuan tentang perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dengan adanya penentuan lokasi suatu perusahaan atau pabrik
yang tepat atau baik akan menentukan :
1. Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan.
2. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinu dengan
harga yang layak atau memuaskan.
3. Mendapatkan tenaga buruh yang cukup.
4. Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik di kemudian hari.
masalah-masalah yang mungkin timbul di kemudian hari disebabkan :
a. karena berubahnya adat kebiasaan masyarakat.
b. dengan berpindahnya pusat-pusat penduduk dan perdagangan.
c. adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik.
4
1. Faktor - faktor Primer
Faktor-faktor primer merupakan faktor yang berpengaruh langsung
kepada produksi dan distribusi dari suatu perusahaan, seperti misalnya
ketersediaan sumber bahan baku, konsumen (pemasaran), transportasi,
ketersediaan tenaga kerja, serta sumber tenaga listrik.
a. Lokasi sumber bahan baku (raw material location)
Lokasi dari sumber bahan baku untuk produksi sangat pula
berpengaruh di dalam menentukan lokasi pabrik yang akan didirikan.
Beberapa industri karena sifat dan keadaan dari proses
manufakturingnya memaksa untuk menempatkan pabriknya berdekatan
dengan sumber bahan bakunya. Sebagai contoh untuk pabrik baja
secara tradisional akan meletakkan lokasi pabriknya berdekatan dengan
sumber batu bara (coal), karena industri ini akan banyak sekali
memanfaatkan enersi batu bara sebagai bahan baku untuk proses
pembakaran. Pada dasarnya di sini ada tiga kelas bahan baku yang
umum dijumpai dalam suatu proses produksi, yaitu sebagai berikut :
1.) Pure materials. Material yang termasuk sebagai bahan baku di
dalam proses manufacturing yang secara nyata tidak akan
kehilangan prosentase berat/volume pada akhir proses berlangsung.
2.) Weight-lossing. Material yang sebagian dari berat/volumenya akan
tetap tinggal pada saat akhir proses produksi berlangsung.
3.) Ubiquities. Material yang dapat secara mudah diketemukan pada
setiap tempat.
Berdasarkan ketiga macam bentuk material tersebut di atas, lokasi
pabrik dapat ditentukan, yaitu dengan aturan umum sebagai berikut :
1.) Bilamana suatu single raw material dipergunakan tanpa banyak
dapat kehilangan berat/volume dalam akhir proses produksinya,
maka sebaiknya pabrik ditempatkan sedekat mungkin pada sumber
bahan baku diperoleh atau bisa sedekat mungkin dengan lokasi
pasar dimana produk akan didistribusikan, atau pula terletak
diantaranya.
5
2.) Bilamana bahan baku akan kehilangan berat/volume secara nyata
pada akhir proses produksi, maka lokasi pabrik dapat dan
seharusnya diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi sumber
bahan baku diperoleh.
3.) Bilamana suatu jenis bahan baku dapat secara mudah diperoleh di
setiap tempat, maka lokasi pabrik dapat ditempatkan sedekat
mungkin dengan area pemasaran.
b. Alat Angkutan (transportation)
Masalah tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas transportasi adalah juga
sangat menentukan di dalam proses pemilihan media transportasi yang
tepat, maka beberapa pertimbangan harus dilakukan seperti :
1.) Macam/jenis fasilitas transportasi yang ada pada daerah asal dan
tujuan (kereta api, truk, kapal laut, dan lain-lain);
2.) Relatif biaya dari masing-masing media transportasi tersebut;
3.) Derajat kepentingan dari pengiriman barang tersebut;
4.) Kondisi-kondisi khusus yang diharapkan dalam proses pengiriman
barang yang ada (pendinginan, keamanan, dan lain-lain).
Pada hakekatnya biaya transportasi akan bervariasi dengan macam
route yang akan ditempuh dan macam media transportasi yang
digunakan. Selanjutnya dengan menggunakan analisa break even, maka
kita dapat mencoba menentukan media transportasi yang optimal yang
sebaiknya digunakan ditinjau dari segi biaya dan jarak angkut yang
ditempuhnya.
6
d. Kedekatan pasar
Perusahaan yang menempatkan lokasi pabriknya dekat dengan
konsumen (daerah pemasaran) mempunyai beberapa alasan utama di
antaranya adalah dengan dekat dengan konsumen, maka hasil
produksinya akan cepat sampai ke tangan konsumen. Hal ini sangat
terkait dengan sifat dari barang hasil produksi tersebut. Barang
produksi dengan tingkat ketahanan relatif pendek, maka secepatnya
harus sampai ke tangan konsumen untuk menurunkan tingkat kerusakan
suatu barang. Contoh perusahaan semacam ini adalah pabrik roti,
pabrik-pabrik makanan dan pabrik-pabrik yang menghasilkan barang
yang mudah pecah.
7
e. Ketersediaan tenaga kerja
Selain dekat dengan sumber bahan baku, penentuan lokasi pabrik
juga harus mempertimbangkan kedekatannya dengan sumber daya
manusia yang mempunyai keterampilan/kemampuan tersendiri. Faktor
tenaga kerja merupakan faktor yang penting bagi suatu perusahaan,
karena berhasil tidaknya pencapaiannya tujuan perusahaan juga
dipengaruhi oleh faktor tenaga kerja yang berlainan karena pengaruh
lingkungan, adat, dan budayanya. Suatu daerah perkantoran tentu saja
tidak cocok digunakan untuk lokasi pengolahan hasil pertanian
walaupun di daerah tersebut cukup banyak tersedia tenaga kerja. Untuk
pabrik pengolahan hasil pertanian pada umumnya tidak terlalu banyak
dibutuhkan tenaga kerja ahli, yang banyak dibutuhkan adalah tenaga
kerja operasional. Sedangkan untuk kantor pusatnya mungkin saja
dapat ditempatkan di pusat kota karena tenaga kerja tingkatan
menengah dan atas akan lebih mudah diperoleh. Faktor lain yang perlu
dipertimbangkan adalah tingkat upah pekerja. Akhir-akhir ini banyak
perusahaan-perusahaan internasional mendirikan cabang/pabriknya
terutama di negara-negara berkembang dengan pertimbangan tingkat
upah yang relatif masih rendah. Contoh lain adalah industri-industri
tekstil yang banyak menyerap tenaga kerja dengan tingkat keahlian
relatif rendah, menempatkan lokasi pabriknya di daerah-daerah yang
relatif jauh dari perkotaan, sehingga mudah mencari buruh dengan
tingkat upah yang lebih rendah.
8
2. Faktor - faktor Sekunder
Ada sejumlah faktor lain (faktor sekunder) yang juga perlu untuk
dipertimbangkan dalam penentuan lokasi fasilitasi seperti persediaan air,
peraturan pemerintah dan sistem perpajakan, sikap masyarakat setempat,
iklim, dan sebagainya.
a. Air dan limbah industri
Pada umumnya air dibutuhkan oleh setiap pabrik hanya saja
kebutuhan air antara pabrik yang satu dengan yang lainnya berbeda-
beda. Oleh karena itu, pertimbangan pemilihan lokasi pabrik di mana
terdapatnya persediaan air yang cukup tergantung dari pabrik itu
sendiri. Perusahaan yang membutuhkan air dalam volume yang besar
dalam berproduksi dapat dicontohnya seperti textile, pabrik kertas,
pabrik baja, pengolahan karet dan tentu saja pabrik minuman.
Perusahaan semacam itu perlu sekali untuk mempertimbangkan secara
matang lokasi yang akan dipilih apakah persediaan air di tempat itu
cukup atau tidak serta biayanya murah atau tidak. Air untuk kebutuhan
industri, secara umum tersedia dari tiga macam sumber utama, yakni
sebagai berikut :
1.) Surface water, yaitu air yang berasal dari sumber-sumber air seperti
sungai, danau dan lain-lain;
2.) Ground water, yaitu air yang berasal dari sumber air di dalam
tanah;
3.) Air yang berasal dari penampungan hujan.
Selanjutnya proses pembuangan limbah industri belakangan ini
banyak pula mendapatkan sorotan tajam dari berbagai kalangan
masyarakat, sehingga masalah pengendalian limbah industri sekarang
ini juga merupakan satu paket yang secara bersama-sama harus
dipikirkan pada saat perencanaan pendirian dan penentuan lokasi
pabrik. Hal ini terutama sekali ditujukan untuk memberi perlindungan
terhadap alam sekitar dan menjaga keseimbangan lingkungan habitat
yang ada.
9
b. Undang-undangan dan sistem perpajakan (law and taxation)
Aturan ataupun undang-undang yang dikeluarkan oleh suatu
pemerintah baik tingkat pusat maupun tingkat daerah akan pula
mempengaruhi proses pemilihan lokasi pabrik. Beberapa aspek dari
operasi suatu pabrik yang umum diatur oleh undang-undang adalah
berupa jam kerja maksimal, usia kerja minimal, dan kondisi-kondisi
kerja lainnya. Di samping itu besar kecilnya pajak yang harus
disetorkan oleh suatu industri akan pula berbeda-beda tergantung di
lokasi mana industri tersebut akan didirikan. Untuk itu besarnya yang
harus dibayarkan akan merupakan pula salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan di dalam proses pemilihan dan penentuan alternatif
lokasi pabrik.
10
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan tujuan perusahaan
akibatnya dapat merugikan perusahaan tersebut.
d. Iklim (climate)
Iklim atau cuaca secara nyata akan banyak mempengaruhi
efektivitas, efisiensi dan tingkah laku pekerja pabrik di dalam
melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian,
manusia akan dapat bekerja dengan nyaman di dalam ruangan yang
temperaturnya dapat dijaga sekitar 24 – 260C.
11
2.1.2 Tahapan dalam memilih Lokasi Pabrik
12
3.) Luar kota (country location); dasar pertimbangan yang
dipergunakan adalah apabila pabrik yang didirikan membutuhkan
lahan luas, tingkat ekspansi mudah, dibutuhkan tenaga
kerja unskill dalam jumlah besar, produk yang dihasilkan beresiko
tinggi, dan standar upah minimum.
13
2.2 Tata Letak Bahan
14
Secara lebih terperinci perencanaan tata letak mecakup hal-hal
sebagai berikut:
15
4. Penumpukan barang dalam proses produksi dapat dikurangi.
Penumpukan barang dalam proses produksi seringkali terjadi
disebabkan karena tidak seimbangnya masing-masing mesin dan peralatan
produksi di lini pengerjaan. Seperti yang diketahui bahwa hampir selalu
keluaran salah satu bagian produksi akan menjadi masukan pada bagian
produksi yang lain. Apabila kapasitas masing-masing bagian produksi
tidak seimbang, makan akan terjadi penumpukan working in process
inventory dalam pelaksanaan proses produksi. Penumpukan barang dalam
proses ini selain akan meningkatkan biaya pengerjaan juga berakibat
diperlukannya tempat penimpanan sementara yang cukup luas. Jika ini
terjadi maka akan terjadi penurunan efisiensi pemakaian ruangan.
5. Pemeliharaan fasilitas produksi menjadi mudah.
Penyusunan tata letak yang baik biasanya diikuti oleh dengan
perencanaan tata ruang pabrik yang efisien. Dengan penyusunan tata ruang
pabrik yang efisien memungkinkan teknisi dapat leluasa bergerak untuk
memelihara fasilitas produksi. Dengan keleluasaan tersebut dapat menjadi
faktor pemeliharaan fasilitas produksi menjadi lebih mudah dan biaya
pemeliharaan dapat ditekan karena pemeliharaan dapat dialkukan dengan
cepat.
6. Peningkatan produktivitas perusahaan.
Apabila tata letak yang digunakan oleh perusahaan merupakan
sebuah perencanaan yang cermat, maka tata letak dapat dijadikan sebagai
salah satu indikator untuk meningkatkan produktivitas kerja. Tata letak
yang baik akan melahirkan lingkungan kerja yang asri, apik dan
menyenangkan yang pada gilirannya akan mendorong kepuasan kerja.
Pada akhirnya kepuasan kerja akan mendorong kenaikan produktivitas
kerja semua pegawai perusahaan atau pabrik. Pelaksanaan proses produksi
akan menjadi semakin cepat dan lancar serta waktu tunggu dapat
diminimalisir guna mendorong peningkatan produktivitas pabrik.
Kemacetan dalam proses produksi termasuk penumpukan barang dalam
proses produksi dapat dihindarkan. Kelancaran produksi dan dan
percepatan proses pengerjaan menjadi pemicu terhadap penyelesaian
16
pengerjaan produk. Pengeluaran modal yang tidak penting dapat
dihindarkan.
7. Efektivitas penggunaan ruangan pabrik
Investasi yang dikeluarkan perusahaan untuk membangun pabrik,
membeli mesin dan peralatan produksi, umumnya berjumlah besar. Maka
dari itu perusahaan dituntut untuk membuat sebuah perencanaan tata letak
yang baik dan efisien. Dalam program dan perencanaan tata letak ini harus
sudah dipikirkan penempatan mesin dan peralatan produksi, ruang untuk
penempatan material handling, ruangan untuk penyimpanan bahan dan
komponen rakitan, ruang untuk tenaga kerja manusia, dan ruang lain untuk
menunjang proses pabrikasi yang lancar, agar tercapai pemanfataan yang
baik dan efisiensi tercapai.
8. Tingkat penggunaan tenaga kerja fabrikasi
Pada umumnya, perusahaan dalam melaksanakan proses produksi
mengharapkan waktu kerja yang efektif agar penggunaan SDM tidak
terbuang percuma. Jam kerja efektif tenaga kerja akan berkurang bila tata
letak pabrik kurang baik sehingga pekerja melakukan gerakan-gerakan
yang melampaui kebutuhan. Tata letak yang kurang baik membuat pekerja
harus hilir mudik dari satu ruangan ke ruangan yang lain dalam jarak yang
cukup panjang. Untuk melaksanakan sinkronisasi antara tenaga kerja
manusia dengan tata letak yang baik, manajemen dan para perekayasa
perusahaan perlu melakukan analisa desain proses diikuti dengan dan studi
ergonomik. Perencanaan tata letak yang baik beserta telaahan ergonomi
akan memberikan umpan balik yang baik terhadap efisiensi penggunaan
tenaga kerja manusia. Dengan cara itu tugas-tugas yang diberikan kepada
pegawai dapat diselesaikan dengan cepat dalam waktu yang optimal. Bila
perencanaan tata letak dilakukan dengan baik maka penggunaan tenaga
kerja manusia dapat mencapai target yang optimal dan waktu yang
terbuang dapat diminimalisir yang pada akhirnya, utilisasi tenaga kerja
akan meningkat secara optimal.
17
9. Mengurangi kendala kelancaran proses produksi
Keteraturan peletakan mesin dan peralatan produksi dalam sebuah
perusahaan akan menciptakan lingkungan kerj ayang baik. Tenaga kerja
akan merasa nyaman dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Tekanan
perasaan yang berujung pada timbulnya stress dapat dikurangi sehingga
pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan gembira dan bebas dari
beban mental yang tidak perlu. Hal tersebut akan terwujud apabila
manajemen melakukan perencanaan layout secara tepat sejak awal dengan
baik. Penempatan mesin dan peralatan produksi yang mengakibatkan rasa
sumpek, tidak serasi, tidak sistematis dan pengap akan memberikan
dampak psikologis yang berat terhadap para pekerja. Keharusan pekerja
mengeluarkan energi yang berlebihan karena atus bahan dan komponen
yang bolak balik, material handling yang tidak efektif dan efisien, akan
membuat pekerja cepat lelah, bosan, dan akhirnya stress. Aliran bahan dan
pekerjaan menjadi terhambat, produksi menjadi lambat dan pada akhirnya
produktivitas akan menurun. Akibat dari semua itu adalah meningkatnya
biaya produksi. Untuk menghindari hal tersebut manajemen dan par
amanager berusaha untuk membuat sebuah perencanaan tata letak yang
paling baik dan optimal. Para manager berusaha untuk menghilangkan
hambatan dan menimalisir penghalang (bottle neck) yang berpotensi
dihadapi. Kemampuan untuk menghilangkan kendala proses demikian itu
merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai dalam proses pembuatan
perencanaan tata letak pabrik yang berhasil guna.
18
10. Memudahkan komunikasi
Dari berbagai penelitian yang ada, perencanaan tata letak yang
menimbulkan kesulitan komunikasi antar para pekerja, pekerja dengan
supervisi, dan antar supervisi yang ada menghasilkan produktivitas yang
rendah. Melihat sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial yang
memerlukan komunikasi antar satu dengan lainnya maka rancangan tata
letak yang menghalangi manusia untuk dapat berkomunikasi atau pekerja
yang menghadap dinding akan menurunkan moral pekerja. Mereka akan
cepat bosan dan merasakan tekanan perasaan yang tidak tersalurkan, yang
pada kahirnya berdampak pada penurunan kinerja. Jarak yang kauh antara
satu pekerja dengan pekerja lainnya juga akan menghambat komunikasi
antar mereka. Maka dari itu untuk menghindari penurunan produktivitas
yang diakibatkan karena adanya hambatan komunikasi antar manusia,
maka diperlukan perencanaan tata letak yang dapat mengakomodasi
kebutuhan mereka untuk saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Tata letak ini digunakan pada pabrikasi (back office) dan proses
lini yang memiliki aliran kerja linier dan tugas yang berulang-ulang. Setiap
stasiun atau pusat kerja (work stasion) atau departemen diatur sesuai jalur
lini. Beberapa jenis pengaturan aliran, seperti bentuk L, O, S atau U. Tata
letak ini disebut dengan lini produksi atau lini rakitan.
Tipe tata letak ini sangat terspesialisasi dan sumber daya modal
tinggi. Bila volumenya tinggi, keuntungan tata letak aliran lini adalah
dalam hal kecepatan tingkat pemrosesan, persediaan lebih rendah, waktu
tidak produktifnya rendah untuk perubahan dan penanganan bahan atau
material. Tatangannya adalah mengelompokkan kegiatan- kegiatan ke
dalam stasiun-stasiun kerja dan mencapai tingkat hasil yang diinginkan
dengan sumber daya terbatas. Tata letak ini juga sering disebut dengan tata
letak produk dengan proses yang bersifat kontinyu.
19
Keunggulan tata letak produk ini adalah persediaan bahan baku dan
barang dalam proses rendah, pelatihan karyawan tidak terlalu diutamakan,
biaya variabel per unit rendah, dan waktu persiapan mesin tidak terlalu
lama. Sedangkan kelemahan tata letak produk ini adalah fleksibilitas
rendah, unit produk yang dihasilkan banyak, dan terhentinya sebagian
proses akan menghambat proses produksi secara keseluruhan.
Tata letak proses (Process Layout) atau tata letak fungsional adalah
penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau mempunyai fungsi
sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Misalnya, mesin-mesin yang
dikumpulkan pada daerah yang sama, demikian pula mesin-mesin peralata
diletakkan pada bagian yang sama. Mesin-mesin itu tidak dikhususkan
untuk produk tertentu melainkan dapat digunakan untuk berbagai jenis
produk.
20
Model ini cocok untuk discrete production dan bila proses
produksi tidak baku, yaitu jika perusahaan membuat berbagai jenis produk
yang berbeda atau suatu produk dasar yang diproduksi dalam berbagai
macam variasi. Jenis tata letak ini dijumpai pada bengkel-bengkel,
pergudangan, rumah sakit, universitas atau perkantoran.
21
2.2.3 Tata Letak Posisi Tetap
Fix position layout biasa dikatakan juga sebagai tata letak dengan
posisi tetap. Tata letak merupakan suatu keputusan penting yang
menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak
mempunyai banyak dampak setrategis karena tata letak termasuk yang
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses,
fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra
perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai
sebuah setrategi menunjang diferensiasi, biaya rendah, ataupun respon
cepat.
22
Ada beberapa permasalahan pokok yang dihadapi dalam tata letak
posisi tetap adalah :
23
b. Gerakan orang dan peralatan untuk bekerja dan dari situs
mungkin mahal.
c. Peralatan pemanfaatan mungkin rendah karena peralatan mungkin
kiri di sebuah lokasi di mana ia akan diperlukan lagi dalam
beberapa hari daripada dipindahkan ke lokasi lain di mana ia akan
produktif.
24
pabrik phisik banyak organisasi telah mempergunakan pendekatan
“kegunaan” terhadap bentuk dan desain fasilitas-fasilitas produksi mereka.
Banyak organisasi sekarang menghabiskan jauh lebih banyak dananya
untuk merancang faailittas-fasilitas mereka, dan mencobauntuk
membuanya baik secara fungsional ekonomis maupunsecara arsiktur
menarik. Bangunan juga dapat dirancang untuk menarik para karyawan,
agar motivasi dan produktifitas mereka lebih tinggi dalam pencapaian
tujuan,ini ditandai semakin meluasnya pengguna karpet, dinding kayu, dan
tata warna yang di koordinasi secara baik dalam bangunan-bangunan
kantor. Bangunan adalah salah satu satu fasilitas yang paling produktif.
25
2.2.7 Lay Out Fungsional
26
ini merupakan tipe paling populer dansering digunakan untuk pabrik yang
menghasilkan produk secara massal dengan tipeproduk relative kecildan
standar untuk jangka waktu relatif lama. Tujuan utama dari tata letak
seperti ini adalah untuk memudahkan pengawasan dalam kegiatan
produksi.
27
1. Barang hasil produksi dapat dikelompokkan dalam beberapa macam
kelompok yang memiliki garis besar urutan proses yang sama.
2. Mesin yang digunakan bersifat fleksibel
3. Memerlukan karyawan yang keahlianya fleksibel.
28
baru memberikan kesempatan untuk membuat tercapainya perbaikan-
perbaikan. Dengan layout baru adalah mungkin untuk menghilangkan
praktek-praktek pemborosan, sebagai contoh, dalam pabrik sekarang, dua
orang mengoperasikan sebuah truk padahal seorang saja sudah cukup,
pengurangan karyawan mungkin akan menimbulkan keberatan-keberatan.
Tetapi dengan pabrik baru disuatu lokasi yang berbeda, ban berjalan yang
tidak memerlukan karyawan sama sekali dapat diterapkan. Jadi
penghapusan masalah dan perbaikan metode.
Cara pertama untuk mulai suatu analisa layout adalah mulai dengan
diagram perakitan (bagan proses) yang menunjukkan bagaimana proses
produksi dari bahan mentah sampai produk akhir dilaksanakan. Kemudian,
buat daftar kebutuhan operasi untuk membuat komponen-komponen,
didapatkan dari departemen teknik. Daftar ini menunjukkan urutan-urutan
atau “routing” kebutuhan mesin-mesin untuk memproduksi suatu
komponen atau produk. Bila layout berorientasi pada produk, daftar
tersebut akan memberikan pola untuk penetapan tempat-tempat kerja
operator sepanjang garis perakitan dan untuk penempatan mesin-mesin.
Cara kedua penentuan suatu layout baru adalah dengan memperhatikan
produk dari sudut pandang penanganan bahan (materials handling).
Apakah produk besar dan padat atau besar dan ringan? Bagaimana tentang
bentuknya? Apakah panjang atau tipis, atau lentur, atau mudah ditumpuk?
Bagaimana tentang risiko kerusakannya? Apakah mudah patah atau rusak,
atau berbahaya dan sukar dibungkus, atau tahan terhadap karat? Apakah
mengandung minyak dan lemak atau apakah produk kering dan bersih?
29
karyawan lain, dan pergerakan kertas kerja. Sebagai contoh dalam kasusu
di restaurant, perpindahan bahan mentah (sebelum dimasak) menuju
tempat-tempat pemrosesan (lemari es, kompor, oven, dan lain-lain), dan
pergerakan produk akhir (masakan) ke langganan.
30
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
31
DAFTAR PUSTAKA
32