Anda di halaman 1dari 5

RANCANG BANGUN ALAT PIROLISIS PORTABEL

PENGOLAH SAMPAH PLASTIK LDPE MENJADI BAHAN


BAKAR MINYAK (BBM)

NUR AZIZAH

J1B116088

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penggunaan plastik dan barang-barang berbahan dasar plastik semakin
meningkat seiring berkembangnya teknologi, industri dan juga jumlah populasi
penduduk. Di Indonesia, kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami
kenaikan rata-rata 200 ton per tahun. Akibat dari peningkatan penggunaan plastik
ini adalah bertambah pula sampah plastik. Sampah plastik merupakan masalah
lingkungan berskala global. Berdasarkan data hasil survei Tim Konservasi
UNNES tahun 2010 tentang volume sampah per hari yang dihasilkan oleh
UNNES dan masyarakat sekitar didapatkan hasil bahwa jumlah sampah yang
dihasilkan tiap harinya sekitar 20 m3 sekitar 3% merupakan sampah plastik.
Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat kedua sebagainegara
penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah China.Berdasarkan data
jambeck (2015) Indonesia menghasilkan sampah plastik hingga mencapai 187,2
juta ton setelah China yang mencapai 262,9 juta ton per tahun.
Berdasarkan asumsi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari
penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total
sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah
plastik atau sejumlah 28,4 ribu ton sampah plastik/hari (Fahlevi, 2012).
Seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia, konsumsi akan barang-
barang berbahan plastik semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena plastik
memiliki banyak kelebihan dibandingkan bahan lainnya. Barang berbahan plastik
umumnya lebih ringan namun kuat, bersifat isolator, tahan terhadap korosi,
transparan dan mudah diwarnai, serta proses pembuatannya lebih murah.
Kelebihan-kelebihan tersebut membuat plastik menjadi bahan yang sulit
tergantikan untuk berbagai kebutuhan manusia sehari-hari.
Salah satu jenis plastik yang cukup banyak dimanfaatkan oleh manusia
adalah plastik jenis Low Density Poly Ethylene (LDPE). LDPE merupakan jenis
plastik yang diproduksi pada suhu tinggi (200-300ºC) dan tekanan etilena
superkritis (130–260 MPa), mengunakan bantuan radikal bebas peroksida. LDPE
memiliki rantai panjang dan bercabang dengan massa jenis bervariasi antara 0.915
sampai 0.925 g/cm3. Plastik jenis ini banyak digunakan sebagai pembungkus
makanan karena memiliki sifat yang lentur namun kuat. (Cahyono & Styana,
2017). Dibalik semua kelebihannya, bahan plastik LDPE menjadi masalah apabila
sudah tidak digunakan lagi atau menjadi sampah. Barang tersebut tidak mudah
diuraikan oleh mikroorganisme di dalam tanah sehingga bisa menimbulkan
pencemaran lingkungan berupa terjadinya degradasi tanah. Sebagai contoh,
sampah kantong plastik apabila ditimbun di dalam tanah, butuh sekitar 1000 tahun
untuk dapat diuraikan oleh mikroorganisme (Bashir, 2013).
Saat ini, kebanyakan sampah plastik LDPE dibuang begitu saja ke tempat
pembuangan akhir (TPA) atau landfill. Sementara sisanya dibakar dan sebagian
lagi didaur ulang (recycle). Penanganan tersebut tidak menyelesaikan masalah
karena suatu saat TPA akan penuh dengan sampah plastik. Sementara
pemusnahan sampah plastik dengan cara dibakar pada suhu rendah akan
menimbulkan masalah polusi karena menghasilkan senyawa berbahaya yang
bersifat karsinogen, seperti poly chloro dibenzodioxins dan poly chloro diben-
zofurans (Ermawati, 2011).
Proses daur ulang (recycling) menjadi sangat populer saat ini, dimana
sampah plastik akan dilebur lagi menjadi bahan baku plastik dengan kualitas yang
lebih rendah. Oleh karena itu, ditemukanlah cara lain untuk mengolah sampah
plastik. Salah satunya adalah dengan cara mengonversi sampah plastik menjadi
minyak. Hal ini sangat mungkin dilakukan karena plastik sendiri berasal dari
minyak bumi, sehingga hanya mengembalikannya ke bentuk semula. Di sisi lain,
plastik juga mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi, mencapai 40 MJ/kg, setara
dengan bahan bakar fosil seperti bensin dan solar (Syamsiro & Arbiyantoro,
2014). Tidak bisa dipungkiri, permasalahan utama yang muncul saat ini di
Indonesia adalah krisis energi, terutama bahan bakar minyak (BBM).
Pertumbuhan penduduk yang pesat dan per-kembangan industri yang cepat
menyebabkan peningkatan konsumsi BBM. Di sisi lain, produksi BBM yang
berasal dari minyak bumi dalam negeri juga semakin menurun. Hal ini disebabkan
menurunnya cadangan minyak pada sumur-sumur yang berproduksi, sehingga
tidak lagi mencukupi kebutuhan BBM nasional dan harus diimpor dari negara lain
(Sukarjo, 2014).
Teknologi untuk menangani sampah plastik sebenarnya telah banyak
dikembangkan terutama oleh beberapa negara maju yaitu seperti teknologi daur
ulang. Namun alternatif lain penanganan sampah plastik yang saat ini banyak
diteliti dan dikembangkan adalah mengkonversi sampah plastik menjadi bahan
bakar minyak yaitu dengan proses pirolisis. Pirolisis merupakan proses degradasi
termal dari material tanpa adanya oksigen atau dalam keadaan kekurangan
oksigen (Patni et al. 2013). Dengan menggunakan metode ini limbah plastik dapat
tereduksi hingga 90% (Siddiqui, Redwhi 2009). Proses pirolisis sudah banyak
dilakukan untuk melakukan dekomposisi termal dari suatu bahan yang diharapkan
nantinya bisa menghasilkan suatu zat yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
alternatif.
Dengan komponen yang hampir sama dengan bahan bakar minyak, maka
dibuatlah rancang bangun alat pirolisis portabel pengolah limbah sampah plastik
menjadi bahan bakar alternatif sebagai upaya untuk mengatasi kelangkaan energi
dan mengatasi polusi lingkungan akibat sampah plastik yang sulit terurai, serta
mudah dibawa agar alat ini dapat dimiliki disetiap rumah warga. Adapun
permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu bagaimana perancangan
dari alat pirolisis portabel minyak limbah sampah plastik yang efektif serta hasil
dari pengujian alat pirolisis portabel minyak limbah plastik tersebut tehadap
minyak yang dapat dihasilkan.

1.2. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan proposal penelitian ini yaitu :
a. Menemukan solusi penanggulangan energi akan permasalahan bahan
bakar minyak unrenewable yang semakin langka.
b. Mengatasi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik LDPE yang sulit
terurai.
c. Merancang alat pirolisis portabel pengolah sampah plastik yang dapat
digunakan dalam skala rumah tangga.
1.3. Hipotesis
Dengan adanya alat pirolisis portabel pengolah limbah sampah plastik
menjadi bahan bakar alternatif ini maka permasalahan polusi lingkungan akibat
sampah plastik yang sulit terurai dapat terkurangi dan juga kelangkaan bahan
bakar minyak dari fosil (unrenewable) di masyarakat dapat teratasi.

1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan proposal penelitian ini yaitu :
a. Dapat menambah pengetahuan mengenai pengolahan limbah plastik
menjadi bahan bakar dan dapat menanggulangi permasalahan bahan bakar
minyak unrenewable yang semakin langka.
b. Dapat mengatasi pencemaran lingkungan akibat limbah plastik LDPE.
c. Dapat merancang alat pirolisis portabel pengolah sampah plastik yang
dapat digunakan dalam skala rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai