Oleh
Nama : Reza Sintiani
NRP : 123020161
No. Meja : 6 (Enam)
Kelompok :F
Tanggal Praktikum : 16 April 2015
Asisten : Pika Apriyance
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2)
1.1.Latar Belakang
Susu sapi tidak hanya dibuat untuk minuman saja, penambahan susu pada
kue dan roti bisa menambah “value” nilai sehingga kue atau snak bisa dijual lebih
mahal. Beberapa roti seringkali ditambahkan susu bahkan kerupuk susu mulai
mineral, vitamin dan sejumlah enzim. Susu dari ternak yang sehatpun
bukan berarti susu bebas dari bakteri tapi bisa juga tercemar. Pencemaran bisa
berasal dari bahan kemasan yang digunakan, manusia atau pekerja, cara simpan
yang salah, debu, udara, hewan (lalat, tikus dll) sampai cara penanganan yang
tidak bagus. Agar bisa dikonsumsi, susu olahan harus memenuhi keamanan
berbahaya dan non pathogen. Residu pestisida, logam berat atau antibiotic saat
Pertumbuhan bakteri dalam susu olahan bisa menurunkan mutu sehingga muda
basi. Mikroba pathogen yang sering kali mencemari susu adalah E.coli, yang
penambahan gula. Lunak dan kerasnya dari karamel susu ini tergantung pada
tekstur karamel tersebut. Pada proses pembuatan karamel akan terlihat reaksi
browning non enzimatis yang akan menentukan warna dan aroma caramel.
1.2.Tujuan Percobaan
produk olahan susu salah satu cara pengawetan susu, meningkatkan nilai
1.3.Prinsip Percobaan
Digunakan, (2) Alat Percobaan yang Digunakan, dan (3) Metode Percobaan.
(Karamel) adalah neraca digital, mangkok, cup plastik, panci, sendok, dan cetakan
permen.
Bab ini akan membahas mengenai : (1) Hasil Percobaan Pembuatan Permen
(Karamel) yang telah dilakukan maka diperoleh hasil pengamatan yang dapat
diketahui bahwa basis 200 gram dapat dihasilkan berat produk sebanyak 49,9
gram dan % produk sebesar 24,95 % dan berdasarkan sifat organoleptik diketahui
bahwa Permen Susu (Karamel) memiliki warna putih susu, rasa manis, aroma
Karamel susu atau permen susu adalah produk permen yang dibuat dari susu
dengan penambahan gula. Lunak dan kerasnya dari karamel susu ini tergantung
pada tinggi rendahnya kandungan sukrosa. Semakin tinggi sukrosa semakin keras
tekstur karamel tersebut. Pada proses pembuatan karamel akan terlihat reaksi
browning non enzimatis yang akan menentukan warna dan aroma caramel
sebagai sebuah tahapan dimana pengendalian dapat dilakukan dan sangat penting
atau menguranginya hingga ke tingkat yang dapat diterima. Dengan kata lain CCP
adalah suatu titik, prosedur atau tahapan dimana terlewatnya pengendalian dapat
yaitu proses pemanasan karena dalam proses tersebut terdapat pengendalian yang
terdapat dalam susu. Pengadukan dilakukan dengan cepat dan merata agar tidak
Agar permen tidak gosong maka harus dilakukan pengadukan secara terus-
menerus sampai terbentunya karamel susu. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan
dalam proses pemanasan yaitu alat-alat yang digunakan dalam proses ini harus
dalam keadaan bersih yang akan berdampak pada keamanan pangan (Winarno,
1997).
titik didihnya. Keadaan ini akan terus berlangsung sehingga seluruh air menguap
semua. Bila keadaan tersebut telah tercapai dan pemanasan diteruskan, maka
cairan yang ada bukan lagi terdiri dari air tetapi cairan sukrosa yang lebur. Titik
lebur sukrosa adalah 160 oC. Bila gula yang telah mencair tersebut dipanaskan
terus sehingga suhunya melampaui titik leburnya, misalnya pada suhu 170 oC ,
foil juga dimaksudkan agar karamel tidak lengket, selain itu juga untuk
yaitu reaksi kompleks yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dari gula
menjadi bentuk amorf yang berwarna coklat gelap. Larutan gula dalam susu
dipanaskan sampai seluruh air menguapsehingga cairan yang ada pada akhirnya
adalah cairan gula yang lebur. Apabila keadaan ini telah tercapai dan terus
Pada proses pembuatan permen susu akan terlihat reaksi browning non
enzimatis yang akan menentukan warna dan aroma karamel. Gula karamel sering
dipergunakan sebagai bahan pemberi cita rasa makanan. Reaksi yang terjadi bila
gula mulai hancur atau terpecah-pecah tidak diketahui secara pasti, tetapi paling
dipecah menjadi sebuah molekul glukosa dan sebuah molekul fruktosan (fruktosa
yang kekurangan satu molekul air). Suhu yang tinggi mampu mengeluarkan
sebuah molekul air dari setiap molekul gula sehingga terjadilah glukosan, suatu
molekul yang analog dengan fruktosan. Proses pemecahan dan dehidrasi diikuti
dengan polimerisasi dan beberapa jenis asam timbul dalam campuran tersebut
(Winarno, 1997).
pencoklatan non enzimatik tanpa senyawa nitrogen. Jika gula dipanaskan tanpa air
atau larutan pekat gula dipanaskan sederet reaksi terjadi yang pada akhirnya
(levulosan). Pada 200C, urutan reaksi terdiri dari tiga tahap yang jelas terpisah
4,5 %, sesuai dengan kehilangan satu molekul air per molekul sukrosa. Setelah
Bau rasa permen susu yang khas adalah akibat dari sejumlah hasil
fragmentasi dan dehidrasi gula, termasuk diasetil, asam asetat, bau rasa khas
demikian pula titik didihnya. Keadaan ini akan terus berlangsung sehingga seluruh
air menguap semua. Bila keadaan tersebut telah tercapai dan pemanasan
diteruskan, maka cairan yang ada bukan lagi terdiri dari air, tetapi cairan sukrosa
Pencetakan dilakukan dalam keadaan panas dan bentuk sesuai dengan selera
masing-masing. Proses ini harus dilakukan secepat mungkin agar karamel susu
tersebut tidak mengeras sebelum semuanya tercetak. PPenimbangan dilakukan
sebelum produk disimpan untuk menghitung persen produk yang dibuat (Anonim,
2010).
penyimpanan atau pendinginan pada suhu kurang lebih 2C selama 1 jam. Hal ini
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
diketahui bahwa basis 200 gram dapat dihasilkan berat produk sebanyak 49,9
gram dan % produk sebesar 24,95 % dan berdasarkan sifat organoleptik diketahui
bahwa Permen Susu (Karamel) memiliki warna putih susu, rasa manis, aroma
4.2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah praktikan dapat lebih teliti serta lebih
cekatan dalam melakukan prosedur sehingga pengerjaan dapat lebih cepat dan
for Standardisation.
2015.
Winarno F.G, (1997), Kimia Pangan Dan Gizi, Cetakan Kedelapan Penerbit
PT.Gramedia, Jakarta.
LAMPIRAN SNI
Perhitungan
Diketahui: Basis = 200 gram
62,7
1. Butter Milk = x 200 gram = 125,4 gram
100
27
2. Sukrosa = 100 x 200 gram = 54 gram
0.3
3. Agar- agar = 100 x 200 gram = 0,6 gram
𝑊 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
% Produk = x 100%
𝑊 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠
49,9
= 200 x 100%
= 24,95 %
LAMPIRAN DISKUSI MODUL