Anda di halaman 1dari 12

Eksperimen VI

Pencacah Radioaktivitas Geiger Muller Counter

LAPORAN

EKSPERIMEN FISIKA II

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Eksperimen Fisika II yang diampu oleh

Drs. David Edison Tarigan, M.Si.

Oleh:

Cahya Julian (1602215)

Kelompok:

Siti Nabila Rahmah (1604306)

LABORATORIUM FISIKA LANJUT

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2019
PENCACAH RADIOAKTIVITAS GEIGER MULLER COUNTER

I. PENDAHULUAN
Emisi spontan dari zat radioaktif akan memancarkan sinar alfa, sinar beta, atau
sinar gamma. Ketiga sinar radioaktif tersebut memiliki daya tembus yang berbeda.
Urutan dari kekuatan daya tembusnya dari yang terkuat hingga yang terlemah adalah
sinar gamma, beta, alfa. Apabila seberkas sinar radioaktif yang intensitasnya I
diarahkan pada material yang tebalnya x maka intensitas sinar radioaktif setelah
keluar dari material menjadi berkurang, hal ini disebabkan oleh penyerapan sebagian
radioaktif oleh bahan ketika sinar radioaktif dilewatkan. Laju berkurangnya
intensitas sebanding dengan tebal bahan dapat diturunkan melalui persamaan :

d𝐼
= −μ𝐼
𝑑𝑥
I = I0𝑒 −μx
𝐼 𝐼𝑜
= 𝑒 −μx 𝑎𝑡𝑎𝑢 = 𝑒 μx
𝐼𝑜 𝐼

𝐼𝑜
ln ( ) = μx
𝐼

𝐼𝑜
ln ( 𝐼 )
μ=
𝑥
Dengan :
I = Intensitas setelah keluar dari materi
𝐼0 = Intensitas sinar radioaktif mula-mula
𝜇 = Koefisien Atenuasi
x = Tebal bahan
Berdasarkan pemaparan diatas maka dilakukan eksperimen yang bertujuan
untuk menyelidiki faktor atenuasi berbagai macam bahan penahan partikel radioaktif
dengan menggunakan alat pencacah Geiger Muller Counter.
II. EKSPERIMEN
No. Alat dan bahan Jumlah Kegunaan
Sumber bahan Radioaktif
1. 1 buah Sebagai sumber radioaktif
Sr90
Lempengan alumunium Sebagai bahan penahan saat
2. 5 buah
dengan beda ketebalan pencacahan radioaktif
Lempengan timbal dengan Sebagai bahan penahan saat
3. 1 buah
beda ketebalan pencacahan radioaktif
Set alat pencacah Untuk mendeteksi pancaran
4. radioaktif Geiger Muller 1 set partikel radioaktif dan menghitung
Counter intensitasnya

Eksperimen dilakukan dengan meletakan alat detektor Geiger Muller Counter


pada dudukan tempat pengamatan tepat segaris lurus dengan wadah bahan
radioaktif yang akan digunakan. Kemudian melakukan percobaan dengan tebal
material penghalang yang berbeda namun jenis penghalang sama yaitu Alumunium.
Sebelum dilakukan pencacahan dengan menggunakan radioaktif dan material
penghalang, dilakukan terlebih dahulu pencacahan background radiasi kosmik
untuk selang waktu setiap satu menit sebanyak lima kali, hasil dari pencacahan ini
disebut Ib. Setelah didapatkan intensitas background kemudian dilakukan
pencacahan pada radioaktif tanpa bahan penghalang, hasil dari pencacahan ini
disebut IP. Selanjutnya letakkan bahan penghalang pada dudukan diatas bahan
radioaktif dan dilakukan pencacahan setiap satu menit sebanyak lima kali. lalu
mengganti bahan penghalang dengan tebal yang berbeda dan lakukan pencacahan
setiap menit sebanyak lima kali, lalu catat seluruh data pengamatan pada tabel data.
Percobaan
1. Variabel bebas Tebal bahan penghalang
2. Variabel terikat Intensitas bahan penghalang
3. Variabel kontrol Intensitas background, Intensitas awal, jarak
sumber radioaktif, jarak bahan pencacah
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan dengan tebal bahan penghalang berubah, jenis bahan penghalang
tetap dilakukan pengolahan data menggunakan grafik dengan aplikasi Microsoft
Excel. Setelah didapatkan grafik maka nilai dari faktor atenuasi tersebut merupakan
nilai dari kemiringan garis pada grafik.
Eksperimen diawali dengan melakukan pencacahan tanpa menggunakan
radioaktif dan tanpa bahan penghalang radioaktif, dan didapatkan hasil rata – rata
untuk intensitas backgroundnya adalah 48.2 cpm. Hal tersebut menyatakan bahwa di
lingkungan tempat dicacahnya radioaktif terdapat sumber radioaktif yang
diindikasikan berasal dari radiasi kosmis. Kemudian dilakukan pencacahan terhadap
radiasi pancaran Sr90 tanpa material penghalang dan diperoleh hasil rata – rata untuk
intensitasnya adalah 991.2 cpm. Lalu dilakukan pencacahan terhadap radiasi
radioaktif Sr90 dengan material penghalang berupa alumunium dengan ketebalan
yang berbeda-beda. Menggunakan jarak sumber radioaktif yang tetap yaitu 80 mm,
jarak material penghalang yang tetap 20 mm dan voltase 400V. Untuk tebal
alumunium 0,3 mm didapatkan hasil intensitas rata – rata 693.40 cpm, untuk tebal
alumunium 0,5 mm didapatkan hasil intensitas rata – rata 637.60 cpm, untuk tebal
alumunium 1 mm didapatkan hasil intensitas rata – rata 423.00 cpm, untuk tebal
alumunium 3 mm didapatkan hasil intensitas rata – rata 303.80 cpm, untuk tebal
alumunium 5 mm didapatkan hasil intensitas rata – rata 286.40 cpm. Pencacahan
dilakukan dengan masing masing ketebalan sebanyak lima kali dan membuktikan
bahwa semakin tebal material penghalang maka akan didapatkan penurunan
intensitasnya.
Meskipun data yang digunakan hanya lima data namun grafik yang didapat
cukup linear. Dari pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan Microsoft
Excel didapatkan y = 206.96x + 0.4851 (faktor atenuasi adalah gradiennya 206.96 /
meter) dan dengan menggunakan Microcal Origin diperoleh faktor atenuasi
alumunium sebesar (206.96044 ± = 206.96044) meter-1 dengan persentase
kesalahan presisi sebesar 27.4%
Kesalahan presisi yang didapatkan disebabkan oleh faktor kemungkinan terjadi
fluktuasi jumlah partikel yang dihasilkan sumber radiasi Sr90.
IV. SIMPULAN
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa fakor
atenuasi aluminium dapat digunakan dengan:
1. Microsoft Excel didapatkan y = 206.96x + 0.4851 (faktor atenuasi adalah
gradiennya 206.96 / meter)
2. Microcal Origin diperoleh faktor atenuasi alumunium sebesar (206.96044
± = 206.96044) meter-1 dengan persentase kesalahan presisi sebesar
27.4%
Pada eksperimen ini saya tidak menemukan data literatur nilai atenuasi pada
setiap bahan yang bisa dijadikan acuan.
DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, P. 2016. Fisika Modern. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Tim Dosen Eksperimen Fisika II. 2018. Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika II.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
LAMPIRAN
PENGOLAHAN DATA
Ix (cpm)
1 menit
Ib (cpm) Ip (cpm) Tebal Penghalang x (mm)
ke -
0,3 0,5 1 3 5
1. 15 349 232 219 130 86 82
2. 33 664 453 426 278 189 181
3. 50 987 686 636 415 295 294
4. 61 1317 938 845 570 417 392
5. 82 1639 1158 1062 722 532 483
rerata 48.2 991.2 693.4 637.6 423 303.8 286.4
Standar
Deviasi 25.7 511.2 369.6 332.8 233.4 177.2 160.3

I0 = (Ip- Irerata I = Irerata - Ib


No. X (meter) I0/I ln(I0/I)
Ib) (cpm) (cpm) (cpm)
1. 0.0003 693.4 645.2 1.46156231 0.379506
2. 0.0005 637.6 589.4 1.59993213 0.469961
3. 274.8 0.001 423 374.8 2.51600854 0.922674
4. 0.005 303.8 255.6 3.68935837 1.305453
5. 0.005 286.4 238.2 3.9588581 1.375956

1.5 y = 206.96x + 0.4851


ln I0/I

0.5

0
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006
x (m)

Gambar 1. Menggunakan Microsoft Excel


Gambar 2. Menggunakan Microcal Origin

Dari hasil pengolahan data menggunakan grafik Microsoft Excel didapatkan y =


206.96x + 0.4851, dan Microcal Origin y = 206.96044 ± 56.75315. Gradien dari
persamaan garis lurus tersebut sama dengan faktor atenuasi bahan. Untuk nilai
atenuasi dari bahan penghalang Alumunium diatas:
d𝐼
= −μ𝐼
𝑑𝑥
I = I0𝑒 −μx
𝐼 𝐼𝑜
= 𝑒 −μx 𝑎𝑡𝑎𝑢 = 𝑒 μx
𝐼𝑜 𝐼
𝐼𝑜
ln ( ) = μx
𝐼
y = mx

faktor atenuasi didapatkan dengan dua cara:

1. Microsoft Excel: μ = 𝑚 = 206.96 meter-1

2. Microcal Origin: μ = 𝑚 = (206.96044 ± 56.75315) meter-1 dengan presentase


56.75315
kesalahan presisi sebesar 206.96044 × 100% = 27.4%

TUGAS AKHIR
Eksperimen VI
Pencacah Radioaktivitas Geiger Muller Counter
1. Buatlah laporan tentang rincian analisis data dalam hasil percobaan secara lengkap,
berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, tentukanlah faktor atenuasi bahan
penahan yang digunakan lengkap dengan grafik dan teori sesatannya serta berilah
analisis atau diskusi tentang masalah – masalah baru yang anda temukan dasar
percobaan di atas.
Jawab:
Terlampir.
DOKUMENTASI
CAHYA JULIAN
1602215
TUGAS AWAL EKSPERIMEN 8. DIFRAKSI ELEKTRON

1. Jelaskan maksud dualisme gelombang partikel dari cahaya?


Dualisme artinya memiliki dua sifat yang berbeda. Cahaya juga ternyata memiliki
dua sifat yang berbeda antara lain.
a. Cahaya sebagai gelombang yang bercirikan dapat mengalami pembiasan,
pemantulan, interferensi, polarisasi, dan difraksi.
b. Cahaya sebagai partikel yang terdiri dari paket-paket energi yang disebut
foton.
2. Berikanlah contoh dari sifat simetri lainnya dalam fisika!
Simetri diartikan sebagai suatu sifat yang tak berubah bila suatu sistem dikenai
operasi transformasi yang contohnya kecepatan cahaya memiliki nilai yang sama
pada seluruh kerangka acuan.
3. Peluru senapan angin yang massanya 5 gram melesat dari larasnya dengan
kecepatan 300 km/jam, jelaskanlah apakah akan nampak sifat gelombang dari
peluru itu saat bergerak bila ukuran peluru tersebut diameternya 2 mm!
Ya, karena dimensi ukuran peluru tersebut lebih kecil dari Panjang gelombangnya
6,6×10−34 𝐽𝑠
yang bisa dihitung dengan 𝜆 = 9,11×10−31 𝑘𝑔 8,33 𝑚/𝑠 = 86,97 𝑚

4. Elektron bergerak dengan kecepatan 6x10 m/s , jelaskanlah apakah nampak sifat
gelombang dari elektron itu?
Belum nampak, meskipun electron memiliki energi yang terkuantisasi tetapi
dalam kasus ini Panjang gelombang de Broglie nya sebesar 𝜆=
6,6×10−34 𝐽𝑠
= 12,1 𝑚 dan tidak ada ukuran dimensinya.
9,11×10−31 𝑘𝑔 60 𝑚/𝑠

5. Cahaya atau gelombang akan terdifraksi bila dilewatkan pada celah sempit atau
kisi. Untuk mendifraksikan elektron juga harus dilewatkan pada kisi. Bentuk kisi
bagaimana yang dapat mendifraksikan elektron itu? Dan jelaskan alasannya!
Kisi yang memiliki keteraturan dan tersusun secara periodik, seperti kisi pada
kristal. Berkas cahaya monokromatik yang jatuh pada sebuah kristal akan
dihamburkan ke segala arah tetapi karena keteraturan letak atom, pada arah
tertentu gelombang hambur tersebut akan berinterferensi konstruktif.
6. Turunkanlah persamaan 2:
Kecepatan elektron
1
𝑒𝑉 = 2 𝑚𝑣 2

2𝑒𝑉
𝑣=√ 𝑚

Panjang gelombang elektron hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan


de Broglie adalah
ℎ ℎ ℎ ℎ
= = = =
𝑝 𝑚𝑣 2𝑒𝑉 √2𝑚𝑒𝑉
𝑚√
𝑚

7. Turunkan persamaan 3:
𝑅
𝑡𝑎𝑛2𝜃 =
𝐿
Untuk harga 𝜃 yang sangat kecil maka 𝑡𝑎𝑛2𝜃 ≈ 𝑠𝑖𝑛2𝜃 ≈ 2𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑅
Menurut Bragg: 2d sin 𝜃 = n𝜆 sehingga 𝑑 𝐿 = 𝑛𝜆; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 = 1
𝑅
Didapatkan 𝑑 𝐿 = 𝜆
𝐿
Terbukti bahwa 𝑑 = 𝑅 𝜆

R = jejari cincin
L = diameter tabung
8. Dalam percobaan ini untuk sebuah beda tegangan akan diperoleh dua cincin
difraksi. Apa interpretasi anda pada percobaan tersebut?
Terbentuknya dua cincin difraksi merupakan akibat terjadinya pola interferensi
konstruktif dan interferensi destruktif ketka sinar monokromatik jatuh pada kisi
kristal
9. Berdasarkan rumus tersebut variabel apa yang mau diukur secara langsung?
Tegangan yg diberikan, diameter tabung, Diameter luar dan dalam (2R) pola
difraksi yang terbentuk

Anda mungkin juga menyukai