Anda di halaman 1dari 22

INDUSTRI CAT

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 1

1. SarmilahA251 14 041 5. Yulisda Battu A251 14 023

2. Nurmalasari A251 14 026 6.Hikmah.H.B A251 14 022

3. Tri Suci.LA251 14 036 7. Mutia A251 14 084

4. HasriatiA251 14 083 8. Rian Hidayat A251 15 014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah
“Industri Pembuatan Cat” ini sesuai dengan tenggang waktu yang ditentukan.

Terlepas dari kerja sama tim makalah ini disusun berdasarkan penjajakan
studi pustaka yang dilakukan serta bantuan dari beberapa pihak, oleh karena itu
penyusun mengucapkan terima kasih atas segala partisipasi yang telah diberikan.

Mengingat keterbatasan pengalaman dan kemampuan, penyusun


menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penyusun sangat berekspektasi atas segala saran dan kritik dari semua pihak yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini tidak hanya untuk memenuhi tuntutan
kurikulum semata akan tetapi juga dapat memperkaya khazanah pengetahuan dan
memperluas cakrawala dalam rangka mengemban tugas sebagai mahasiswa.

Palu, 07 Maret 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................. 2

BAB II ISI

2.1 Pengertian Cat ................................................................... 3


2.2 Bahan Baku Pembuatan Cat……………………............... 4
2.3 Proses Pembuatan Cat………………………………….... 10
2.4 Bahaya Zat Kimia Pembuatan Cat..................................... 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................ 18
3.2 Saran …………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cat Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000
tahun lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan
komunikasi, dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan metrial-material
yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari
tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan,
cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada
lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin
di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang
ditemukan.

Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna,


mereka menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya
dari akar tanaman tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan
kasein sebagai perekatnya. Seiring dengan waktu, manusia mulai menemukan
minyak tanaman dan resin dari fosil untuk mengganti darah dan susu sebagai
perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan perekat/resin yang semakin
baik dengan berkembangnya teknologi kimia, resin-resin natural hingga kini
masih banyak dipakai.

Salah satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan
melapisi permukaan bahan tersebut dengan bahan lain yang lebih tinggi
nilainya. Pengetahuan tentang pelapisan permukaan bahan, secara umum
dikenal sebagai surface coating knowledge. Bagian ini meliputi: metal
coating (electro coating, galvanizing), plastic coating, paper coating, powder
coating dan tentang cat itu sendiri. Jadi cat merupakan bagian kecil dari
sebuah ilmu yang jauh lebih besar, yaitu ilmu tentang surface coating.

4
1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa yang dimaksud dengan cat?

1.2.2. Apa sajakah bahan baku pembuatan cat?

1.2.3. Bagaimanakah proses pembuatan cat?

1.2.4. Apa sajakah bahaya bahan kimia yang terkandung didalam cat?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari cat

1.3.2. Untuk mengetahui bahan dasar pembuatan cat

1.3.3. Untuk mengetahui proses pembuatan cat

1.3.4. Untuk mengetahui bahaya bahan kimia dalam cat

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Cat

Cat adalah suatu bahan yang berbentuk cairan yang dipakai untuk
melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative),
memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut.
Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk
lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada permukaan tersebut. Pelekatan
cat ke permukaan dapat dilakukan dengan banyak cara: diusapkan (wiping),
dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping) atau dengan
cara yang lain.
Cat merupakan istilah umum produk yang digunakan keluarga untuk
melindungi dan memberikan warna pada suatu objek atau permukaan dengan
melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan pada hampir
semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis
untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan
pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau
kerusakan oleh air). Cat yang biasanya sering dipakai oleh keluarga untuk
menghiasi rumah adalah cat kayu dan cat tembok. Daya lekat antara cat
tembok dan cat kayu berbeda. Cat kayu mempunyai daya rekat yang lebih
kuat daripada cat tembok
Cara pengeringan dengan cat, dapat dilakukan dengan:
1. Fisika
Penguapan thinner dalam campurancat
Contoh : pengeringan untuk cat NC
2. Kimia
Penguapan dengan membuat reaksi kimia antara 2 benda yang berlainan
jenis.

6
Contoh : cara pengeringan melamic dan PU setelah bereaksi dengan
hardener
3. Radiasi
Cat yang bisa kering setelah dilakukan radiasi dari lampu Ultra Violet
yang ada di dalam mesin UV
Pada umumnya cat terdiri dari sejumlah komponen seperti pelarut, pelekat,
pewarna dan bahan tambahan lainnya. Bau menyengat pada cat tembok lebih
banyak bersumber dari pelarut, yang biasanya berbasis minyak (oil-based),
cat tembok yang menggunakan pelarut berbasis minyak mengandung banyak
volatile organic compound (VOC) yang mudah menguap. Jika terhirup,
dampaknya bagi kesehatan bisa bervariasi sesuai dengan daya tahan tubuh
masing-masing individu.

2.2. Bahan Baku Pembuatan Cat

Bahan dasar cat terdiri dari 4 komponen yaitu binder, solvent (thinner),
pigment, dan additive. Dimana keempat komponen tersebut memiliki fungsi
atau kegunaan masing-masing. Berikut adalah pembahasan mengenai bahan
dasar cat tersebut:

a. Binder, yaitu bahan dasar cat yang merupakan komponen yang membentuk
daya rekat pada permukaan atau objek yang akan dicat. Berdasarkan
pembentukan lapisannya (film), binder dibagi menjadi beberapa jenis
yaitu:

 Solid thermoplastic/evaporation

 Oksidasi

 Katalis

 Panas

 Tipe emulsion

7
Berikut ini adalah beberapa contoh dari binder atau risen:

1. Polyvinyl Chloride.
Vynil chloride diperoleh dari treating acetilen dengan hidrogen chloride
dengan keberadaan katalis suhu dijaga di 60 C sampai 80 C, katalis yang
digunakan adalah larutan hidrochlorida dari metal chlorida.

Tekanan gas dari hidrogen chlorida dijaga pada 1 sampai 1.5 atm. Vinyl
chlorida dipolimerisasi untuk membentuk polivynil chlorida dengan
memanaskan emulsi air dari vinyl chlorida dengan sedikit tambahan benzoil
peroksida atau hidrogen peroksida dalam autoclave dibawah tekanan.

2. Epoxy Resin.

Resin epoksi kebanyakan digunakan pada industri cat, lacquer,


perekat dan lain – lain. Epoxi mempunyai sifat yang mantap seperti;

1. kekuatan.

2. Ketahanan kimia.

3. Fleksibilitas dan adhesi.

Resin epoxy mempunyai ketahanan kimia yang baik dan digunakan


karena sifat ketahanannya tersebut. Resin epoxy digunakan sebagai laminating
dan bahan casting, sebagai bahan untuk peralatan listrik dan untuk stabiliser
resin PVC.

8
b. Solvent (thiner) , yaitu cairan yang digunakan dalam industri cat untuk
melarutkan dan membantu penguapan yang tidak menjadi bagian pada lapisan
cat kering. Solvent memiliki fungsi diantaranya:

 Melarutkan dan/atau mengencerkan cat


 Mengontrol waktu pengeringan
 Mengatur tingkat kekentalan

Contoh dari solven, yaitu air, eter, alkohol, dan benzena

c. Pigment, merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan cat yang
digunakan sebagai pemberi warna pada cat. Pigment terlarut dalam cat dan
tidak larut dalam binder. Komponen ini memiliki fungsi yaitu sebagai
pembentuk keindahan, pelindung, serta fungsi spesial.

Berikut ini adalah tabel macam-macam pigmen dan fungsinya

Pigmen Fungsi
Pewarna putih: timah putih, titanium dioksida, Zn oksida,
lithopone, Zn sulfida, basic lead
sulphate
Pewarna hitam: karbon hitam, lampblack, graphite,
Untuk melindungi
magnetite black
lapisan cat dari
Pewarna biru: ultramarine, cobalt blue, copper
sengatan matahari,
phthalocyanine, iron blue
menguatkan lapisan dan
Pewarna merah: timah merah, iron oxides,kadmium
memberi tampilan
merah, toners and lakes
menarik (estetik)
Pewarna metalik : aluminium, debu seng, bubuk tembaga
Pewarna kuning: litharge, ochre, timah atau Zn kromat,
hansa yellows, ferrite yellows, cadmium
lithopone
Pewarna jingga: basic lead chromate, cadmium orange,

9
molybdenum orange
Pewarna hijau: kromium oksida, kromat hijau, hydrated
chromium oxide, phthalocyanine green,
permansa green
Pewarna coklat: burnt sienna, burnt amber, vandyke brown
Metal protective pigments: timah merah, timah biru, seng,
basic lead, barium potassium
chromates
Pigments Extenders: Mengurangi biaya
China clay, talk, asbestos, silika, gips, mika, barytes, blanc pewarna dan
fixe meningkatkan
ketahanan warna

d. Additive, komponen yang berfungsi untuk memberikan atau memperbaiki sifat


khusus yang dimiliki oleh binder, pigment, dan solvent. Misalnya untuk
menghambat pertumbuhan bio-organisme di dalam produk jadi cat.

Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah


beberapa additive yang biasa dipakai dalam industri cat.

KATEGORI NAMA KETERANGAN

Mempermudah atau
mempercepat proses
Wetting Agent penggantian udara dan air oleh
resin pada permukaan pigment
Mempercepat Atau
atau extender
Mempermudah Proses
Mempermudah distribusi
Dispersing Agent pigment dan extender ke dalam
cairan resin

Mencegah proses pengulitan


Mengurangi Akibat Jelek Anti Skinning pada permukaan cat (oil atau
Selama Penyimpanan Agent alkyd base resin) selama
penyimpanan

10
Mempertahankan kekentalan
Thickening Agent cat atau melindungi cat selalu
dalam kondisi koloid

Mempertahankan pigment
selalu berada pada kondisi
Anti Settling Agent dispersi yang stabil dalam
campuran, sehingga tidak
mengendap.

Mencegah turunnya atau


Anti Sagging melelehnya cat jika dipakai
pada permukaan tegak

Meningkatkan kualitas
permukaan cat, sehingga
Levelling Agent
permukaannya rata tidak
bergelombang
Mengurangi Akibat Jelek
Selama Pemakaian Mencegah pemisahan pigment
Anti Flooding &
baik secara vertikal maupun
Floating
horisontal

Mencegah atau menghilangkan


Anti Foaming timbulnya busa pada
permukaan cat

Mencegah atau mengurangi


Anti Static Agent timbulnya arus listrik static
selama pemaikaian

Mempercepat reaksi oksidasi


dan polymerisasi dari ikatan
Dryer tak jenuh pada cat jenis alkyd
Memperbaiki Atau atau synthetic (mengandung
Merubah Sifat Film drying oil).

Untuk mempercepat reaksi


crosslinking antara resin amino
dan alkyd polyol (atau
Catalyst
turunannya), biasanya dipakai
senyawa-senyawa asam
organik maupun anorganik

11
Meningkatkan fleksibilitas cat,
terutama pada cat yang
Plasticizer
mempunyai berat molekul
yang besar, seperti NC.

Mencegah timbulnya atau


Anti Fouling Agent melekatnya tumbuhan air laut
pada dasar dinding kapal

Menurunkan derajad kilap


lapisan cat (dari gloss ke semi
Matting Agent
gloss atau dari semi ke
dof/matt)

Anti Fungus Mencegah timbulnya jamur

Dalam lingkungan masyarakat cat yang sering digunakan untuk


memperindah ruangan yaitu cat kayu dan cat tembok. Cat kayu merupakan cat
yang khusus untuk memeberi warna dan melapisi kayu, sedangkan cat tembok
merupakan cat yang digunakan untuk melapisi dan mewarnai tembok. Namun,
kedua cat ini memiliki daya rekat ynag berbeda dimana cat kayu memiliki daya

rekat yang lebih kuat dibandingkan dengan cat tembok. Selain daya rekat yang
berbeda, cat kayu dan cat tembok mengandung zat kimia yang berbeda-beda.

Bahan kimia yang ada dalam cat tembok di anataranya adalah kalsium
karbonat (CaCo), titanium dioksida (TiO), PVAC (Poly Vinly Acrylic), kaolin,
pigmen, dan air. Kalsium karbonat dan titanium dioksida digunakan ebagai
bahan baku utama dalam cat tembok. PVAC digunakan sebagai bahan
pengental dan perekat.

Adapun kaolin digunakan sebagai bahan pengisi dan pigmen sebagai


bahan untuk memberikan warna yang diinginkan. Bahan baku cat kayu hampir
sama dengan bahan baku pada cat tembok. Perbedaannya, pada cat kayu
ditambahkan lateks (getah karet) dan sebagai pelarutnya digunakan terpentin

12
bukan air. Terpentin digunakan sebagai pelarut karena dapat melarutkan lateks
sehingga memberikan rekat yang lebih kuat dari pada cat tembok.

2.3. Proses Pembuatan Cat

2.3.1. Proses Pembuatan Cat Secara Industri

Proses atau tahapan pembuatan cat secara industi sangat dipengaruhi


oleh seberapa canggih teknologi yang dipakai untuk menunjang pembuatan
cat tersebut, makin canggih tinggi teknologi yang dipakai maka makin
singkat dan mudah proses pembuatan catnya.

a. Persiapan
Pada tahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan baku sesuai
dengan formula atau resep cat yang akan dibuat. Bahan-bahan diambil dari
gudang yang sudah teruji kualitasnya, tidak kedaluwarsa dan tidak pula
cacat atau rusak baik fisik maupun kimia (yang ditandai dengan adanya
perubahan bau, warna, bentuk, atau kekentalan pada bahan tersebut).
Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara
ditimbang beratnya atau diukur volumenya, tergantung dengan basis apa
yang digunakan dalam formula atau resepnya. Ketelitian dan keakuratan
penimbangan merupakan faktor penting terhadap hasil akhir pembuatan cat,
terutama pada penimbangan additive atau pigment. Bahan-bahan tersebut
kemudian diangkut ke area produksi, bisa dilakukan dengan tenaga manusia
biasa, forklif atau melalui sistim pemipaan (untuk bahan cair).
b. Produksi

13
Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat:
1. Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler
Pembuatannya hanya melibatkan proses penuangan, mixing dan
stiring saja, yaitu menuang bahan-bahan dengan urutan dan cara sesuai
dengan jenis cat yang akan dibuat ke dalam sebuah tangki dengan ukuran
pas. Kemudian mencampur bahan-bahan dengan putaran mixer relatif
pelan, hingga diperoleh suatu campuran yang benar-benar merata di
semua titik. Waktu stiring dan kecepatan mixer disesuikan dengan jumlah
dan kekentalan campuran.
Perlakuan seperti ini juga dipakai untuk membuat tinner, hardener,
wood stain (solvent + dyestuff) atau campuran bahan lain yang tidak
mengandung pigment atau extender asli (padatan). Namun jika pigment
atau extender-nya sudah diproses menjadi bahan setengah jadi (pasta)
terlebih dulu, maka bahan atau campuran ini bisa diproses seperti
tersebut di atas.

Gambar 1. Macam-macam Pigment cat


2. Cat Dengan Pigment dan/atau Extender
Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa halus
padatan (pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran. Jika
diinginkan padatan terdispersi secara kasar (dengan kehalusan antara 20 – 50
mikro), maka proses yang dibutuhkan adalah cukup dengan proses dispersi
saja; namun jika dikehendaki padatan terdispersi secara halus (5 – 20 mikro)
maka diperlukan proses penggilingan partikel padat dalam mesin giling.
Contoh jenis cat yang dibuat cukup dengan proses dispersi saja adalah : dempul
atau filler, cat primer, undercoat, intermediate atau tembok dimana kehalusan
partikel bukan merupakan sifat yang harus dicapai.

14
Gambar 2 Mixing cat
3. Proses Dispersi
Tahapan dispersi merliputi:
a) Proses pembasahan permukaan partikel-partikel pigment dan/atau extender
oleh bahan-bahan cair (millbase).
b) Proses pemecahan secara mekanis terhadap kelompok-kolompok partikel
pigment dan/extender menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil atau
partikel-partikel primernya sesuai dengan derajad kehalusan yang
dikehendaki.
c) Mempertahan agar supaya kelompok-kelompok partikel yang lebih kecil
atau partikel-partikel primer ini tetap terpisah satu sama lain, tidak bersatu
kembali.
Proses dispersi akan mendapatkan hasil optimal bila prinsip-prinsip
dispersinya terpenuhi. Adapun prinsip-prinsip dispersi yang perlu mendapat
perhatian adalah: kecepatan peripheral campuran, bentuk cakram, diameter
cakram terhadap tangki, tinggi cakram dari dasar tangki, diameter tangki,
tinggi tangki dan perbandingan padatan dan cairan campuran (kadar padatan =
PVC) serta penambahan secara tepat additive wetting dan dispersingnya. Jika
kondisi ideal terpenuhi, maka akan terbentuk sebuah aliran yang menyerupai
donat, terbentuk “doughnut effect”. Pada kondisi ini diperoleh proses dispersi
yang optimal.

15
Gambar 3Triple Roll Mill
4. Penggilingan
Dengan hanya dispersi, kita belum mendapatkan kehalusan partikel lebih
rendah dari 20 mikro, yaitu ukuran rata-rata partikel primer dari pigment
dan/atau extender. Untuk itu diperlukan sebuah tahap lanjutan dimana ikatan
fisik partikel-partikel pigment akan dipecahkan lebih lanjut menjadi patikel-
partikel yang lebih kecil lagi. Tahapan ini disebut penggilingan.
Untuk memudahkan dalam pembuatan cat; biasanya pigment, extender,
sebagian resin dan additive digiling terlebih dahulu untuk dibuat pasta (bahan
setengah jadi). Pasta ini bisa disimpan dalam gudang atau langsung diproses
untuk dibuat cat, yaitu hanya dengan proses mixing biasa, seperti dijelaskan
pada proses pembuatan cat tanpa pigment di atas.
Alat dan prinsip penggilingan bermacam-macam, diantaranya adalah:
a. Melewatkan millbase diantara dua buah atau lebih silinder yang berhimpitan
satu dengan lainnya, dimana jarak diantara dua buah silinder ini bisa diatur
sesuai dengan derajat kehalusan yang diinginkan. Contoh dari alat ini adalah
Triple roll Mill.
b. Melewatkan secara vertical atau horizontal millbase ke dalam mesin giling
yang terdiri dari agitator dan banyak glass bead di dalamnya. Di dalam
silinder giling, glass bead bersama dengan millbase akan diputar oleh
agitator pada kecepatan tertentu, menyebabkan pigment-pigment secara
mekanis akan terpecah karena tertumbuk oleh glass bead secara terus
menerus. Millbase melalui saringan akan keluar, sedangkan glass bead akan
tetap tertahan di dalam silinder giling. Sekalipun glass bead terbuat dari
bahan yang keras dan kuat, pada akhirnya juga akan terpecah, ini akan

16
menyebabkan proses penggilingan akan menurun performance-nya dan
glass bead harus diganti dengan yang baru. kecepatan putar agitator,
kekentalan, kadar padatan dan waktu tinggal millbase di dalam mesin adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitasnya proses penggilingan. Jika
satu tahap proses penggilingan belum mencapai hasil yang diinginkan,
millbase biasanya dikembalikan lagi ke dalam mesin, dilakukan bisa
berkali-kali hingga diperoleh derajad kehalusan yang diinginkan.

Gambar 4. Sand Mill


c. Penyelesaian
Seperti sudah dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan cat
dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu proses yang melibatkan dispersi
dan/atau penggilingan dan proses yang hanya melibatkan proses mixing saja.
Tahap akhir dari kedua proses ini juga berbeda, pada proses yang melibatkan
dispersi dan/atau penggilingan pigment, maka mengukur derajad kehalusan
dari partikel-partikelnya adalah tahap yang penting guna mengakhiri proses
tersebut.
Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk
melihat seberapa jauh campuran sudah tercampur sempurna dan sesuai
komposisi yang ditentukan, cukup mengukur kekentalan atau viskositas
campuran tersebut. Namun bila campuran tersebut mengandung beberapa jenis
pasta, maka menyamakan warna (colour matching) campuran cat secara kasar
perlu dilakukan, agar campuran tidak terlalu jauh berbeda dengan warna
standardnya.

17
Kedua tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu tahapan
antara sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari proses
pembuatan cat, yaitu tahap pengujian kualitas cat.

2.3.2. Cara Membuat Cat Skala Home Industry (Cat Tembok)


Pada dasarya bahan baku dari pembuatan cat tembok adalah
kapur (CaCO3) yang ditambahkan dengan air dan pigment warna. Maka,
tidaklah aneh jika pada zaman dulu, Nenek-nenek kita sering mengecat
rumahnyayang terbuat dari ayaman bambu (bilik) cukup dengan kapur yang
ditambah air. Tentu saja warna catnya akan menjadi putih. Tetapi
kelemahan cat sederhana seperti ini adalah mudahnya cat untuk teroksidasi
sehingga warnanya akan berubah (pudar), selain itu cat akan mudah
terkelupas (bahkan menempel dengan mudah di kulit atau pakaian), dan
yang terakhir warna cat tidak mengkilap. Oleh karena itu diperlukan
penambahan zat lainnya agar cat yang dibuat dapata aplikatif dan tidak
berbeda jauh dengan cat buatan industri. Dibawah ini disediakan salah satu
resep pembuatan cat tembok dengan kualitas standar:

Bahan yang digunakan :

1. Calsium Carbonat (kapur) 2 Kg sebagai medium pendispersi


2. Titanium Dioksida 2 ons (zat ini sudah dilarang dan sulit didapatkan)
Fungsinya untuk menghasilkan warna putih sehingga jika ditambah
pigment colour akan menghasilkan warna yang murni)
3. Propylene Vinil Acrylic (PVAC) 1 kg, berfungsi agar cat tidak cepat
luntur
4. Air ¾ liter sebagai pelarut atau medium pendisfersi
5. Tepung tapioka secukupnya (digunakan untuk cat yang akan
diaplikasikan pada permukaan yang tidak rata, berfungsi sebagai
perekat)
6. Pigment Colour secukupnya sebagai pewarna
7. Kaolin 1 kg, berfungsi agar cat menjadi mengkilap

18
8. Pine Oil 10 cc, berfungsi agar warna cat menjadi stabil

Cara pembuatan:

1. Larutkan Calsium Carbonat ke dalam air aduk sampai rata


2. Lalu masukan PVAC ke dalam larutan 1 sambil terus diaduk. Masukan
Titanium Dioksida.
3. Masukan kaolin ke dalamnya sampai seluruhnya bercampur dengan
rata.Lalu masukan pigmen colour. Pigmen color ada bermacam-macam
sesuai selera dan permintaan.
4. Tambahkan pine oil

2.4. Bahaya Zat Kimia Pembuat Cat

Cat merupakan campuran bahan kimia yang sudah dikenal sejak dahulu
dan banyak digunakan di berbagai tempat. Cat merupakan bahan yang mudah
menguap dan cat semprot akan mengubah substansi menjadi bentuk aerosol
yang mudah terisap Cat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui
inhalasi, kontak kulit dan oral, hal ini merupakan pajanan potensial. Cat
mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker terutama kanker
paru di samping kanker esofagus, abdomen dan kandung kencing. Isosianat
yang dikombinasi dengan bahan-bahan kimia lain dalam cat semprot,
pelapis polyurethane serta beberapa industri dapat mempengaruhi kesehatan
bila dihirup dalam bentuk aerosol. Isosianat dapat menyebabkan beberapa
kelainan paru seperti asma danpneumonitis hipersensitif.
Pajanan isosianat dapat menyebabkan asma pada 5-15% pekerja dan
merupakan penyebab paru kerja yang sering dijumpai di daerah industri. Cat
semprot yang mengandung hidrokarbon, suatu bahan yang mudah menguap
dapat menimbulkan sensasi euforia dan halusinasi, sehingga dapat
disalahgunakan (abuse) terutama di kalangan remaja. Pajanan akut dan kronik
dapat mempengaruhi kesehat- an paru dan bahkan dapat menyebabkan
kematian.

19
Cat berisi bahan kandungan cat dan bahan pewarna berupa campuran zat
kimia padat dengan medium cair, digunakan sebagai lapisan proteksi atau
dekorasi permukaan; akan mengering dengan oksidasi, polimerisasi dan
evaporasi. Pekerja cat dan orang di sekitarnya dapat terpajan oleh bahan-
bahan kimia yang terdapat dalam cat.
Cat pada umumnya berbahan dasar air atau minyak dan terdiri atas tiga
komponen penting, yaitu:
1. Tiner
Semua cat mengandung pelarut/solvent yang biasanya berupa tiner. Tiner
akan menguap segera setelah cat dioleskan, saat itu pekerja cat dapat
mengisap bahan berbahaya yang terkandung dalam solven. Pajanan
terhadap solvent dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, iritasi mata,
hidung dan tenggorokan, masalah reproduksi dan kanker.
2. Binder
Binder yang dapat menyebabkan masalah kesehatan adalah resin (epoxy
sin dan urethane resin) menimbulkan iritasi hidung, mata, tenggorokan dan
kulit.
3. Pigmen
Pigmen dalam cat berguna untuk mewarnai dan meningkatkan ketahanan
cat. Banyak jenis pigmen merupakan bahan berbahaya yaitu: Lead
chromate: digunakan untuk memberi warna hijau, kuning dan merah; dapat
menyebabkan kerusakan sistem saraf pusat. Kromium: memberikan warna
hijau, kuning dan oranye; dapat menyebabkan kanker paru dan iritasi kulit,
hidung dan saluran napas atas. Kadmium: memberi warna hijau, kuning,
oranye dan merah; dapat menyebabkan kanker paru.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini, yaitu:

1. Cat adalah suatu bahan yang berbentuk cairan yang dipakai untuk
melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah
(decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective)
bahan tersebut.
2. Bahan baku pembuatan cat antara lain, yaitu binder, solven (tiner),
pigment, dan additive.
3. Proses pembuatan cat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu Proses
Pembuatan Cat Secara Industri Cara Membuat Cat Skala Home Industry .
4. Didalam cat terkandung bahan- bahan kimia berupa binder, tiner, pigmen
dan adittive yang berbahaya bagi

3.2 Saran
Sebagai konsumen sebaiknya kita mengetahui dasar industri cat
khususnya cat tembok yang sering digunakan. Sehingga dapat mengetahui
manfaat dan bahaya kandungan bahan-bahan dalam cat yang digunakan.

21
DAFTAR PUSTAKA

- Darmaya . 2012. INDUSTRI CAT . http://darmayamade.blogspot.com


/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html . [05 maret 2017]

- Anonim, 2007. Sejarah Cat. http://cattembok.web.id . [05 maret 2017]

- Mudhz. 2013. Pembuatan Cat https://mudhzz.wordpress.com


/pembuatan-cat/feed/ . [05 maret 2017]

22

Anda mungkin juga menyukai