Anda di halaman 1dari 11

ANALISA PIPA ALUR SPIRAL

PADA ALAT PENYULING BIOETANOL


Didi Setiawan, Dwi Irawan

Program StudiTeknikMesin,FakultasTeknik, UniversitasMuhammadiyah Metro


Jl. Ki HajarDewantara No. 116 Iringmulyo Kota Metro ( 0725 ) 42445-42454

ABSTRAK
Penyulinganadalahsuatumetodepemisahanbahankimiaberdasarkanperbedaantitikdidihua
pnyasehinggazat yang memilikititikdidih paling rendahakanmenguapterlebihdahulu.Pada
penyuling terdapat proses pertukaran kalor dimana pertukaran kalor ini dapat mempengaruhi hasil
bioetanol yang dihasilkan. Pada proses penyulingandalampenelitianinialur yang dibuatadalahalur
spiral, penyulingan ini dibuat dalam skala laboraturium. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui berapa banyak bioetanol yang dihasilkan dan berapa efisiensi penyulingan
bioetanol.Hasil dari penelitian ini mendapatkan bioetanol sebanyak 4,55 liter, banyak kalor yang
dibutuhkan untuk perebusan 7158,75 kJ, banyaknyakalor yang harusdidinginkan1146,6kJ,
banyaknyakalor yang diserapoleh air 1024,8 kJ, efisiesitermal 89,38 %, efisiensipenyulingan
13,18%, lajupenyulinganbioetanol 0,24 liter/jam.

Abstrak : Kata kunci: penyulingan, alurspiral, bioetanol.

1. PENDAHULUAN
Kekhawatiran akan habisnya bahan yaitu Persiapan bahan baku, Fermentasi,
bakar fosil ini menjadi perhatian dimasa dan penyulingan.
depan untuk kepentingan itu sudah Pada penyuling terdapat proses
saatnya penggunaan sumber energi pertukaran kalor dimana pertukaran kalor
terbarukan berupa bahan bakar nabati ini dapat mempengaruhi hasil bioetanol
(BBN) ditingkatkan, untuk menggantikan yang dihasilkan, dalam pembuatan alur
bahan bakar fosil yang semakin menipis. pipa diperlukan suatu rancangan bentuk
Bahan bakar nabati (BBN) cair berupa alur penyuling yang sederhana dan
bioetanol sebagai pengganti bensin. optimal sesuai dengan teori yang ada,
Bioetanol berasal dari pati atau agar dapat digunakan untuk penyulingan
karbohidrat umbi-umbian seperti skala industri kecil. Dalam pembuatan
singkong, garut, ganyong, dan umbi- alur pipa penyuling dapat dibuat dengan
umbian sejenisnya. beberapa bentuk alur seperti alur zig –
Pada penelitian ini bahan baku yang zag, alur berliku, dan alur spiral. Dalam
digunakan dalam proses pembuatan penelitian ini bentuk alur yang digunakan
bioetanol adalah gayong yang merupakan dalam proses penyulingan menggunakan
salah satu tanaman umbi-umbian yang pipa alur spiral supayadapatmemperluas
pemanfaatannya sangat kurang dan permukaan pipa penyulingan yang
jumlahnya yang cukup banyak disekitar terendam air. Penelitian ini bertujuan
kita. Umbi ganyong berpotensi untuk untuk mengetahui berapa banyak
dimanfaatkan sebagai bahan bakar bioetanol yang dihasilkan dan berapa
alternatif bioetanol, karena kandungan efisiensi penyulingan bioetanol.
karbohidrat pada umbinya cukup tinggi.
Secara singkat proses produksi bioetanol
tersebut dapat dibagi dalam tiga tahap,

TURBO ISSN 2301-6663 Volume 1 No. 2, Desember 2012 116


2. TINJAUAN PUSTAKA Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi
Bioetanol panas yang dimiliki oleh suatu zat. Dari
Bioetanol merupakan salah satu hasil percobaan yang sering dilakukan
biofuel yang hadir sebagai bahan bakar besar kecilnya kalor yang dibutuhkan
alternatif yang lebih ramah lingkungan suatu benda (zat) bergantung pada 3
dan sifatnya yang terbarukan. Umbi faktor yaitu :
ganyong dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar alternatif bioetanol, karena 1. Massa zat
kandungan karbohidrat pada umbinya 2. Jenis zat (kalor jenis)
cukup tinggi. Secara singkat proses 3. Perubahan suhu
produksi bioetanol tersebut dapat dibagi
dalam tiga tahap, yaitu Persiapan bahan Perpindahan Panas
baku, Fermentasi, dan penyulingan. Perpindahan panas adalah ilmu
Dalam pembuatan bioetanol pati dari yang mempelajari tentang laju
umbi – umbian harus melalui proses perpindahan panas diantara material.
fermentasi. Lama proses fermentasi umbi Pada instalasi penyuling perpindahan
ganyong sekitar satu minggu. panas dapat dianalisa dengan dua cara
Bioetanoldapat digunakan dalam mesin yaitu
bensin sebagai pengganti bensin, dalam a. Dengan cara aliran atau konveksi.
penggunaannya etanol dicampur bensin Perpindahan panas secara aliran atau
dengan persentase tertentu. konveksi yaitu perpindahan panas yang
terjadi antara permukaan padat dengan
Ganyong fluida yang mengalir disekitarnya.
Ganyong yang mempunyai nama b. Dengan cara perambatan atau
latin (canna edulis kerr) merupakan konduksi.
tanaman herbal yang berasal dari Perpindahan panas secara rambatan
Amerika Selatan merupakan salah satu atau konduksi adalah proses
tanaman jenis umbi-umbian yang banyak perpindahan panas yang mengalir dari
tumbuh disekitar kita yang dapat tempat yang memiliki suhu lebih tinggi
dimanfaatkan sebagai bahan bakar ketempat yang suhunya lebih rendah,
alternatif karena umbi ganyong memiliki dengan media penghantar panas tetap.
unsur pati atau karbohidrat yang cukup
tinggi. Penyuling
Penyulingan adalah suatu metode
Tabel1 kandungan ganyong pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan titik didih uapnya sehingga zat
No Kandungan Gizi Kadar yang yang memiliki titik didih paling rendah
Terkandung
1 Kalori (kal) 95 kal) akan menguap terlebih dahulu. Pada suhu
2 Protein (grm) 1 (grm) 78 OC (setara dengan titik didih alkohol)
3 Lemak (grm) 0,11 (grm) etanol akan menguap terlebih dulu dari
4 Karbohidrat (grm) 22,6 (grm) pada air yang memiliki titik didih 100
5 Vitamin B1 (mg) 10,1 (mg)
. Proses perubahan uap menjadi cair atau
6 Vitamin C (mg) 10 (mg)
7 Kalsium (mg) 21 (mg) penyulingan berlangsung di dalam
8 Fosfor (mg) 70 (mg) tabung, dimana fluida uap mengalir di
9 Zat besi (mg) 1,9 (mg) dalam pipa dan fluida pendingin di luar
10 Air (grm) 75 (mg) pipa dalam tabung. Pertukaran kalor dari
permukaan dinding fluida panas dengan
Sumber :Aninda

TURBO ISSN 2301-6663 Volume 1 No. 2, Desember 2012 117


fluida dingin berlangsung secara Fase – fase yang terjadi dalam
konduksi dan konveksi karena fluida penyulingan
pedingin hanya diam tanpa aliran. Dalam Uap jenuh yang dihasilkan dari
proses penyulingan ada 4 jenis ketel perebusan dimasukkan ke dalam
penyulingan atau destilasi yaitu : pipa penyulingan didalam pipa
A. Destilasi Sederhana penyulingan uap akan mengalami
beberapa fase perubahan sebelum
Pada destilasi sederhana, dasar menjadi etanol cair. Uap yang ada pada
pemisahannya adalah perbedaan titik pipa akan mengembun pada suhu tertentu
didih yang jauh atau dengan salah satu saat didinginkan, waktu melakukan
komponen bersifat volatil. pendinginan disarankan dimulai dari
B. Destilasi Fraksionisasi kolom penyulingan bagian atas terlebih
Fungsi destilasi fraksionasi adalah dahulu yang didinginkan agar embun
memisahkan komponen-komponen mengalir ke kolom bagian bawah yang
cair, dua atau lebih, dari suatu larutan lebih panas, pada bagian ini akan
berdasarkan perbedaan titik didihnya. mendidihkan uap yang tadi sudah
Distilasi ini juga dapat digunakan dicairkan dengan menghasilkan uap
untuk campuran dengan perbedaan etanol baru dengan kadar alkohol yang
titik didih kurang dari 20 °C dan lebih tinggi. Uap yang tadi mencair akan
bekerja pada tekanan atmosfer atau menguap kembali dan akan diembunkan
dengan tekanan rendah. lagi dan menghasilkan cairan etanol
dangan kadar yang lebih tinggi. Jadi,
C. Destilasi Uap
dengan mengulang – ulang proses
Destilasi uap digunakan pada penguapan dan pengembunan dalam
campuran senyawa-senyawa yang sekali proses penyulingan akan
memiliki titik didih mencapai 200 °C meningkatkan kadar etanol yang
atau lebih. Distilasi uap dapat dihasilkan.
menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100 °C dalam Bentuk alur penyulingan
tekanan atmosfer dengan a. Bentuk alur berliku-liku
Penyuling ini dibuat dengan alur
menggunakan uap atau air mendidih.
berliku-liku dengan arah vertical.
D. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan
jika senyawa yang ingin didistilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat
terdekomposisi sebelum atau
mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di
atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak
dapat digunakan pada pelarut dengan
titik didih yang rendah jika
kondensornya menggunakan air
dingin, karena komponen yang
menguap tidak dapat dikondensasi Gambar 1 Alur berliku-liku
oleh air. Untuk mengurangi tekanan
digunakan pompa vakum atau
aspirator.

TURBO ISSN 2301-6663 Volume 1 No. 2, Desember 2012 118


b. Bentuk alur spiral b. Uap ini akan berubah menjadi
embun karena adanya perbedaan
Penyuling ini dibuat dengan alur
suhu antara pipa penyuling dan
spiral atau lingkaran yang tersusun
menurun dalam tangki pendingin.
suhu air yang berada dalam tangki
penyuling
c. Embun akan mengalir kebawah
selama embun mengalir bila pipa
penyuling didinginkan secara
terus – menerus maka embun akan
berubah menjadi bioetanol cair.

Analisa Perhitungan
a. Untuk mencari panas yang akan
Gambar 2. 2 Alur spiral dilepas pada penyulingan bioetanol
dan banyak kalor yang dibutuhkan
untuk perebusan bioetanol dapat
c. Bentuk alur zig zag digunakan persamaan di bawah ini :
Q = G1 × Δ entalpi
Penyuling ini dibuat dengan alur zig
zag yang tersusun menurun kebawah Keterangan :
dalam tangki pendinginan.
Q = Panas yang dilepas(kJ)
Alur spiral
Alur spiral adalah alur yang dibuat G1 = Massa air yang dipanaskan(kg)
melingkar kebawah menggunakan bahan
pipa. Alat ini mempunyai tujuan untuk Δ entalpi = (wd2 wd1 )(kJ /kg)
mendinginkan uap panas yang melalui b. Untuk menganalisa perpindahan
pipa sehingga menjadi cair kembali, panas yang terjadi pada pipa
umumnya digunakan sebagai alat penyulingan bioetanol :
penyulingan, misalnya pada alat
penyulingan minyak nilam, alat
penyulingan bioetanol, dan lain-lain.
Dalam proses penyulingan ini untuk
pendinginan uap tersebut menggunakan T1
media air, karena air mudah menyerap T2 Tuap
dan melepas panas. Tair

Cara Kerja Penyuling


Secara garis besar prinsip kerja
penyuling adalah merubah uap menjadi Gambar 2. 4 penampang pipa
cair dengan cara didinginkan
menggunakan air sebagai media
pendingin. Proses yang terjadi dalam
pipa penyulingan :
a. Uap panas etanol masuk ke pipa
penyuling

TURBO ISSN 2301-6663 Volume 1 No. 2, Desember 2012 119


Te= Dinding ketel yang berbatasan
T1 dengan api( )
T2
Air uap Tb= Termperatur di dalam ketel ( )
A= Luas penampang (m2)
= Tebal plat (m)

d. Untukmencaribanyaknyakaloryangh
arusdidinginkan

Gambar 2. 5 dinding pipa Q = G2 . Cp . Tb

Dari gambar dapat diperoleh persamaan Keterangan :


sebagai berikut Q = Banyak kalor yang diterima air
QK1 = α . A . (Tb – T1) pendingin (kJ)
QK2 = α . A . (T2 – Tc)
Keteranngan : G2 = Massa air yang tersuling (kg)
QK1 = Jumlah panas yang diserahkan
dinding pipa bagian dalam (kJ/Jam) Cp = Kalor jenis uap air ( J/kg )
QK2 = Jumlah panas yang diserahkan
dinding pipa bagian luar Tb = Tempraturuap ( )
(kJ/Jam)
e. Untuk mencari banyak kalor yang
Tb = Temperatur uap ( ) diserap oaleh air dapat digunakan
Tc = Temperatur air ( ) persamaan di bawah ini :
T1 = Temperatur dinding pipa bagian
dalam ( ) Q = G3 . Cp . (Tc )
T2 = Temperatur dinding pipa bagian
Keterangan :
luar ( )
A = Luas permukaan pipa yang Q = Banyak kalor yang diterima air
terendam air (m2) pendingin (kJ)
α = Angka peralihan panas (kJ
/Jam.m2. )
G3 = Massa air pendingin (kg)

c. Untuk mencari perpindahan panas Cp = Kalor jenis air(J/kg )


diketel perebusan dapat digunakan
persamaan di bawah ini : Tc = Suhu air pendingin awal
penyulingan ( )
q = (J. P. Td = Suhu air pendingin akhir
Holman) penyulingan ( )
Keterangan : f. Untuk mencari perpindahan panas
q = Banyak panas yang dibutuhkan di secara konduksi pada pipa
ketel perebusan (kJ / jam) penyuling dapat digunakan
persamaan di bawah ini :
k= Konduktivitas termal (kJ /jam. m.
)

TURBO ISSN 2301-6663 Volume 1 No. 2, Desember 2012 120


dengan lubang keluar ketel dan
lubang masuk uap pada penyuling
= (J. P. Holman)
Keterangan : c. Masukkan air ketangki penyuling
q = Panas yang dipindahkan pada sebagai media pendingin.
pipa penyuling(kJ) d. Pasang termometer ke titik yang
T1 = Temperatur dinding pipa yang
akan diukur
berbatasan dengan uap( )
T2 = Termperatur dinding pipa yang e. Melihat dan mencatat kenaikan
berbatasan dengan air( ) suhu pada proses penyulingan
k = Konduktivitas termal(kJ /jam. dalam waktu tertentu
m. ) f. Mencatat hasil penelitian
r1 = Jari - jari pipa bagian luar (m)
r2 = Jari - jari pipa bagian luar(m) g. Mengelola data yang didapat dari
l = Panjang pipa(m) penelitian

g. Untuk mencari efisiensi termal pada h. Hasil


proses penyuling dapat digunakan
2. Desain alat penyuling
persamaan di bawah ini:
a. Penyuling dibuat dengan alur
η k= spiral dan bahan pipa penyuling
yang digunakan pipa baja karbon
rendah dengan diameter ½ inchi
(0,0127 m).
h. Untuk mencari efisiensi penyuling b. Jari – jari pipa bagian dalam
dapat digunakan persamaan di
bawah ini :
c. Jari – jari pipa dagian luar
ηp =

d. Jumlah lingkaran penyuling 10


e. Panjang pipa penyuling yang
i. Untuk mencari laju bioetanol dapat terendam air 10 m ( l )
digunakan persamaan di bawahini : f. Tebal pipa penyuling 0,002 m
g. Tebal plat dinding penyuling 0,002
q = m
h. Diameter lingkaran spiral 0,318 m
METODE PENELITIAN
1. Tahap penelitian i. Diameter tabung penyuling 0,4 m

a. Persiapkan alat dan bahan yang


digunakan. j. Tinggi tabung penyuling 0,5 m

b. Pasang pipa yang masing – k. Jarak antara alur penyuling 0,035


masing ujungnya dihubungkan m

TURBO ISSN 2301-6663 Volume 1 No. 2, Desember 2012 121


l. Jarak antara pipa penyuling dengan p. Nilai koefesien peripindahan panas
dinding tabung penyuling 0,02 m kondensasi untuk uap ( α1 ) = 9600
W / m2.OC = 34560 kJ/Jam.m2.OC
3. Data lapangan
q. Nilai koefisien perpindahan panas
a. Jumlah pati 8,3 kg konveksi ( α2 ) = 890 W / m2.OC
=3204 kJ/Jam.m2.OC
b. Perbandingan air dan pati adalah 3
kg : 1 kg r. Diameter tabung ketel = 350 mm
c. Bubur gayong yang direbus 35 kg
d. Bubur gayong yang sudah
difermentasi (G1) = 34,5 kg
e. Temperatur awal air yang berada
pada ketel ( Ta ) = 29
f. Temperatur akhir air yang berada
pada ketel atau temperatur
uap ( Tb ) = 78
g. Temperatur awal air yang berada
pada tabung penyulingan ( Tc
) = 29
h. Temperatur akhir air yang berada
pada tabung penyulingan( Td )
= 33
i. Temperatur dinding ketel yang
berbatasan dengan api ( Te ) =
135
j. Kalor jenis air ( Cp1 ) = 4200 J/kg

k. Kalor jenis uap ( Cp2 ) = 2100 J/kg

l. Massa air yang tersuling ( G2 ) = 7


kgMassa air yang berada pada
tabung penyulingan ( G3 ) = 61 kg
m. Waktu penyulingan = 19 jam
n. Bioetanol yang dihasilkan = 4,55
liter
o. Konduktivitas termal ( k ) =
43 W / m.OC = 154,8 kJ/Jam.m.OC

TURBO ISSN 2301-6663 Volume 1 No. 2, Desember 2012 122


Gambar penyuling yang digunakan PERHITUNGAN DAN
PEMBAHASAN
Banyak kalor yang dibutuhkan untuk
proses perebusan di ketel

- Ta = 29 Entalpi air mendidih


(wd1)
- = 121 kJ/kg

- Tb = 78 Entalpi air mendidih


(wd2) = 328,5 kJ /kg
Makabanyakkalor yang dibutuhkan
untuk proses perebusan

Q1 = G1 (wd1 wd2 )

= 34,5 kg

Keterangan gambar penyuling : = 34,5 kg


A. Pipa masuk uap dengan diameter ½ = 7158,75 kJ
inchi
Perpindahan panas diketel perebusan
B. Air pendingin - Luas dinding ketel yang
bersentuhan dengan api
C. Alur pipa spiral dengan jumlah 10
lingkaran A1 =
= 3,14
D. Jarak antar alur 35 mm = 0,96 m2
- perpindahan panas diketel
E. Pipa keluar etanol perebusan
F. Diameter linkaran spiral 318 mm
q =
G. Tempat penampungan bioetanol
= 154,8 kJ/Jam . m
H. Diameter tangki penyuling 400 mm
.OC . 0,096
I. Tinggi tabung penyuling 500 mm
J. Jarak antara alur dengan dinding m2 .
tabung 20 mm
= 14,89 kJ. m/Jam .OC
(
28500 OC/m )
= 424249,72 kJ/jam

TURBO ISSN 2301-6663 Volume 1 No. 2, Desember 2012 123


Perpindahan panas secara konveksi
pada proses penyulingan
=
- Luas pipa yang terendam air
A2 = 2 π r l
= 2 . 3,14 . 0,00635 m . 10
m
= 0,398 m2
= 0,4 m2
- Temperatur dinding pipa yang
berbatasan dengan uap
231026,79 k
Q1 = α1 . A2 . (Tb – T1)
– Perpindahan panas secara konduksi
T1 = Tu + total pada pipa penyulingan
= 78 0 C +
Q3total = perpindahan panas per
meter l

= 231026,79 kJ/𝐽𝑎𝑚 .𝑚 10 m
= 2310267,9 kJ/Jam
0
=78 C +
=78 0 C + 0,52 OC
= 78,520 C
– Temperatur dinding pipa yang
berbatasan dengan air
Q1 = α2 . A2 . (T2 – Td)

T2 = Td +
= 330 C +

= 330 C +
= 330 C + 5,590 C
= 38,590 C

Perpindahan panas secara konduksi


pada pipa spiral dalam proses
penyulingan
- Perpindahan panas secara konduksi
pada pipa penyuling per meter

TURBO ISSN 2301-6663 Volume 1 No. 2, Desember 2012 124


Banyak kalor yang harus didinginkan bioetanol kita memerlukan sejumlah
q = G2 . Cp . Tu energi, energi yang dibutuhkan untuk
menguapkan bubur gayong sebesar
= 7 kg . 2,1 kJ/kg OC . 78OC 7158,75 kJ.proses perpindahan panas
didalam pipa penyuling dianalisa dengan
= 1146,6 kJ
dua cara yaitu secara konveksi dan
konduksi,untuk perpindahan scara
konveksi yang terjadi adalah, dari
Banyak kalor yang diserap air temperaturuap bioetonol 78 OC fluida
pendingin bergerak ke arah dinding pipa sehingga
q = G3 . Cp . (Td ) temperatur dinding pipa yang berbatasan
dengan uap bioetanol menjadi 78,52 0 C,
= 61 kg . 4,2 kJ/kg OC. (33 pada tagki penyuling temperatur air 33 0
) Ckarena ada perbedaan temperatur antara
didaal pipa dan air dalam tangki
= 256,2 kJ/ OC . ( 4 OC ) penyuling sehinggatemperatur dinding
= 1024,8 kJ pipa yang berbatasan dengan uap
bioetanol menjadi 38,59 0 C. Sedangkan
energi yang terserap air sebanyak 1024,8
kJ. Sementara itu perpindahan panas
Efisiensi termal secara konduksi yang terjadi pada proses
ηt= perebusan uap gayong sebesar 424249,72
kJ/jam . dan yang terjadi pada pipa
penyuling per meter sebesar 2301026,79

sehingga perpindahan panas


= secara konduksi pada penyulingan
= 89,38 %
sebesar 23010267,9 . Sedangkan
Efisiensi penyulingan bioetanol bioetanol yang didapat sebanyak 4,55
ηp = liter.
Dari data yang telah diperoleh, dapat
untuk mencari efisiensi yang terjadi pada
proses penyulingan yang terjadiseperti,
efisiensi termal sebesar 89,38 % dan
=
efisiensi penyulingan yang terjadi sebesar
= 13,18 %
13,18 %, selanjutnya laju penyulingan
yang terjadi 0,24 liter / jam
Laju penyulinganbioetanol
KESUMPULAN
q =
Analisa perpindahan panas yang
= terjadi selama proses penyulingan :
= 0,24 liter / jam temperatur dinding pipa yang berbatasan
= 0,067 mili liter/detik dengan uap 78,52 , temperatur dinding
pipa yang berbatasan dengan air 38,59
Pembahasan , perpindahan panas secara konduksi
Untuk menguapkan bubur gayong yang pada pipa penyuling per meter 231026,79
telah difermentasi untuk menghasilkan

TURBO ISSN 2301-6663 Volume 1 No. 2, Desember 2012 125


(online) http://bioethanolmania. multiply.
perpindaha panas secara com/journal/item/1?&show_interstitial=
konduksi pada pipa penyuling total 1&u=%2Fjournal%2Fitem diakses 15
maret 2012
2310267,9 , perpindahan panas
secara konduksi pada perebusan sebesar Richana, Nur. “Bioetanol bahan
424249,71 kJ/jam, selama proses baku, Teknologi, Produksi, dan
penyulingan banyaknya bioetanol yang Pengendalian Mutu”. Bandung. Nuansa
dihasilkan 4,55 liter, efisiensi termal yang Cendikia. 2011.
terjadi pada pipa penyulingan sebesar
Suryanto, edi. Jaan, R, Rasa.
89%, efiiensi penyulingan pada proses
To,podung, A. “distilasi fraksinasi
pembuatan bioetanol sebesar 13,18 %,
alkohol dari nira aren sebagai model
sedangkan laju penyulingan yang
teknologi tepat guna pedesaan ” (online),.
terjadilaju penyulingan 0,24 liter / jam
http://arenindonesia. wordpress.
com/makalah-aren/edi-suryanto-et-al
DAFTAR PUSTAKA diakses 10 maret 2012

Annida, 30 Desember 2011 Suwarda, Rosiniyati. “analisa


“KandunganGizi Serta NutrisiGanyong”. energi proses penyulingan minyak akar
(online) http://tepungganyong. annida. wangi dengan peningkatkan tekanan dan
net/?p=26 di akses tanggal 15 Maret laju alir uap air secara bertahap“
2012 IPB(Bogor agricultural university). 2010

Ruhayat, nanang. “pembuatan


prototype ”. staf pengajar falkutas teknik
industri universitas mercu buana
Artikel non-personal, 23 Maret
2008, “kalor” (oline), http://alljabbar.
wordpress. com/2008/03/23/kalor
diakses 19 maret 2012
Artikel non-personal, 5 Maret
2012, “suhu”, Wikipedia Bahasa
Indonesia (online).http://id. wikipedia.
org/wiki/Suhu. diakses 15 maret 2012
Chadidjah, Siti dan Wiyoto. “
Konsep Teknologi Renewable Energi”,
Jakarta. Genta Pustaka. 2011
Djokosytyardjo, M, J. “ketel uap”,
Jakarta. PT Prandya Paramita. 1993
Holman, J, P. “perpindahan
kalor”, Jakarta. PT gelora aksara
pratama. 1997
Mahardian, Andi, 17 oktober 2008,
“alat destilasi manual bioetanol”,

TURBO ISSN 2301-6663 Volume 1 No. 2, Desember 2012 126

Anda mungkin juga menyukai