Makalah Buk Lisa Hiperbilirubbin
Makalah Buk Lisa Hiperbilirubbin
HIPERBILIRUBIN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. HIPERBILIRUBI
1. Defenisi
Siklus sel darah merah pada bayi lebih pendek daripada orang dewasa. Ini
berarti lebih banyak bilirubin yang dilepaskan melalui organ hati bayi anda.
Kadang-kadang hati bayi belum cukup matang untuk mengatasi jumlah birubin
yang berlebih.
2
Tersering pada bayi yang memiliki golongan darah yang berbeda dengan
ibunya, misalnya ibu memiliki rhesus positif sedangkan bayi memiliki
rhesus negatif atau ibu memiliki golongan darah O sedangkan bayi
memiliki golongan darah A, B, atau AB.
Bayi yang lahir prematur, karena kurang matangnya fungsi hati
Bayi yang memiliki kelainan pada hati dan gangguan kesehatan lainnya.
Bayi yang mengalami infeksi juga dapat mengalami gangguan fungsi hati
Bayi yang kekurangan cairan.
Bayi mengalami kekurangan enzym G6PD (Glukosa 6 Phospate
Dehidrogenase), yaitu enzim Yang bertugas memperkuat dinding sel darah
merah.
Kulit bayi dan bagian putih bola mata berwarna kekuningan. Bayi juga
mungkin mengalami kekuningan pada membrane mukosa, seperti pada
gusi dan lidah atau pada kuku tangan dan kaki.
Urine yang berwarna kuning pekat
Kelihatan lelah dan agak rewel
Bayi anda kurang cairan/minum
3
Jika kadar bilirubin tidak terlalu tinggi biasanya tidak perlu
pengobatan. Biasanya dokter menyarankan untuk memberikan ASI
atau susu formula lebih sering, serta dijemur pada saat pagi hari pukul
7 sampai 9 pagi.
Namun bila kadar bilirubin cukup tinggi (di atas 10 mg/dl), maka harus
dilakukan foto terapi
Bila kadar bilirubin sangat tinggi terdapat kemungkinan dilakukan
tranfusi tukar, karena dapat menyebabkan bayi mengalami kerusakan
otak.
Fototerapi adalah :
Tindakan dimana bayi disinar dengan sinar biru yang diarahkan ke kulit sehingga
terjadi perubahan kimia pada molekul bilirubin di dalam jaringan bawah kulit, oleh
karena itu bilirubin dapat segera dibuang tanpa perlu dimetabolisme terlebih dahulu
oleh hati.
Pada saat dilakukan fototerapi, baju bayi dilepas, mata ditutup untuk menghindari
paparan sinar yang terlalu terang, dan posisi tidur bayi diubah beberapa kali supaya
seluruh tubuh terpapar sinar.
3. Etiologi
Pembentukan bilirubin yang berlebihan.
Gangguan pengambilan (uptake) dan transportasi bilirubin dalam hati.
Gangguan konjugasi bilirubin.
Penyakit Hemolitik,yaitu meningkatnya kecepatan sel darah merah.
Disebut juga ikterus hemolitik. Hemolisis dapat pula timbul karena adanya
pendarahan tertutup.
Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya
Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obatan tertentu.
Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau
toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti :
infeksi toxoplasma. Siphilis.
4. Patofisiologi
4
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan.
Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat beban bilirubin pada
sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan
penghancuran eritrosit,polisitemia.Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga
dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh.Hal ini dapat terjadi
apabila kadar protein berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan
lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila
ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami
gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu.
Manifestasi klinis
5
o Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan penyakit
hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis atau ibu dengan
diabetk atau infeksi.
5. Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan bilirubin serum
Pada bayi cukup bulan, bilirubin mencapai kurang lebih 6mg/dl
antara 2-4 hari setelah lahir. Apabila nilainya lebih dari
10mg/dl tidak fisiologis.
Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai puncak 10-12
mg/dl antara 5-7 hari setelah lahir. Kadar bilirubin yang lebih
dari 14mg/dl tidak fisiologis.
b) Pemeriksaan radiology
Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan
diafragma kanan pada pembesaran hati, seperti abses hati atau
hepatoma
c) Ultrasonografi
Digunakan untuk membedakan antara kolestatis intra hepatic dengan
ekstra hepatic.
d) Biopsy hati
Digunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang
sukar seperti untuk membedakan obstruksi ekstra hepatic dengan intra
hepatic selain itu juga untuk memastikan keadaan seperti hepatitis,
serosis hati, hepatoma.
e) Peritoneoskopi
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto
dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada
penderita penyakit ini.
f) Laparatomi
6
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto
dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada
penderita penyakit ini.
6. Penatalaksanaan
a) Tindakan umum
Memeriksa golongan darah ibu (Rh, ABO) pada waktu hamil
Mencegah truma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi
baru lahir yang dapat menimbulkan ikhterus, infeksi dan
dehidrasi.
Pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang
sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir
Imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat.
b) Tindakan khusus
Fototerapi
Dilakukan apabila telah ditegakkan hiperbilirubin patologis dan
berfungsi untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja
dan urine dengan oksidasi foto.
Pemberian fenobarbital
Mempercepat konjugasi dan mempermudah ekskresi. Namun
pemberian ini tidak efektif karena dapat menyebabkan
gangguan metabolic dan pernafasan baik pada ibu dan bayi.
Memberi substrat yang kurang untuk transportasi/ konjugasi
misalnya pemberian albumin karena akan mempercepat
keluarnya bilirubin dari ekstravaskuler ke vaskuler sehingga
bilirubin lebih mudah dikeluarkan dengan transfuse tukar
Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi
untuk mencegah efek cahaya berlebihan dari sinar yang
ditimbulkan dan dikhawatirkan akan merusak retina. Terapi ini
juga digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada
neonatus dengan hiperbilirubin jinak hingga moderat.
Terapitransfuse digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin
yang tinggi.
Terapiobat-obatan
7
misalnya obat phenorbarbital/luminal untuk meningkatkan
bilirubin di sel hati yang menyebabkan sifat indirect menjadi
direct, selain itu juga berguna untuk mengurangi timbulnya
bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hari.
1. Menyusui bayi dengan ASI
2. Terapi sinar matahari
8
BAB III
F. MILIARIASI
Miliariasis atau biang keringat adalah kelainan kulit yang timbul akibat
keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat, yaitu di dahi,
leher, bagian-bagian badan yang tertutup pakaian (dada dan punggung), serta
tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan dapat juga
dikepala. Keadaan ini biasanya di dahului oleh produksi keringat yang
berlebihan, dapat diikuti rasa gatal seperti ditusuk, kulit menjadi kemerahan
dan disertai banyak gelembung kecil berair.
9
1. Etiologi
2. Patofisiologi
Milliariasis sering terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel
epidermal dan apendik yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada
40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan akan
menghilang dengan sendirinya pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus
ini menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya.
3. Klasifikasi
10
a) Miliaria kristalina
Pada penyakit ini terlihat vesikel berukuran 1-2 mm berisi
cairan jernih tanpa disertai kulit kemerahan, terutama pada badan
setelah banyak berkeringat, misalnya karena hawa panas. Vesikel
bergerombol tidak disertai tanda-tanda radang atau inflamasi pada
bagian badan yang tertutup pakaian. Umumnya tidak memberi keluhan
subjektif dan sembuh dengan sisik yang halus. Pada gambaran
histopatologik terlihat gelembung intra/subkorneal. Pengobatan tidak
diperlukan, cukup dengan menghindari panas yang berlebihan,
mengusahakan ventilasi yang baik, pakaian tipis dan menyerap
keringat.
b) Milliaria rubra
c) Miliaria profunda
11
pakaian yang tipis, pemberian losio calamin dengan atau tanpa menthol
0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alkohol.
d) Milliaria fustulosa
12
4. Mengupayakan agar kamar bayi diberi jendela sehingga pertukaran
udara dari luar ke dalam lancar.
5. Memandikan bayi secara teratur.
6. Menghindarkan pakaian yang tidak menyerap keringat.
6. Penatalaksanaan
Perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.
Mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan
yang sudah timbul
Menjaga kebersihan tubuh bayi
Mengupayakan menciptakan lingkungan dengan kelembapan yang
cukup serta suhu yang sejuk dan kering, misalnya pasien tinggal
diruang ber ac atau didaerah yang sejuk dan kering
Menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu
sempit
Segera mengganti pakaian yang basah dan kotor
Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang
terbentuk memperparah sumbatan kelenjar
Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dengan
menambahkan mentol 0,5-2% yang bersifat mendinginkan ruam.
Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan
antibiotic
13
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
14
dan belum matangnya fungsi hepar. Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada
hari ke 2-3 dan mencapai puncaknya pada hari ke 5-7,kemudian akan menurun
kembali pada hari ke 10-14 kadar bilirubin pun biasanya tidak melebihi 10
mg/dl pada bayi cukup bulan dan kurang dari 12 mg/dl pada bayi kurang
bulan. Pada keadaan ini peninggian bilirubin masih dianggap normal dan
karenanya disebut ikterus fisiologik. Masalah akan timbul apabila produksi
bilirubin ini terlalu berlebihan atau konjugasi hati menurun sehingga kumulasi
di dalam darah. Peningkatan kadar bilirubin yang berlebihan dapat
menimbulkan kerusakan sel tubuh t3, misal kerusakan sel otak yang akan
mengakibatkan gejala sisa dihari kemudian.
SARAN
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangan dan kesalahan, kami mohon
maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar
kami dapat membuat makalah lebih baik kemudian hari.
15
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.
http://www.trinoval.web.id/2010/04/askep-hiperbilirubin.html
http://nursingart.blogspot.com/2008/08/askep-anak-dengan-
hiperbilirubinemia.html
16