DAN
Oleh:
Dokter Pembimbing:
dr. Lilis Catur Setyawati, Sp. Rad.
2017
HALAMAN PENGESAHAN
DAN
Oleh:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui:
Dokter Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan referat dengan Judul: “Tampilan Sonografik Pada
Tuberkulosis Abdominal dan Temuan-Temuan Hasil Pemeriksaan Ultrasound
Pada Tuberkulosis Abdominal: Tampilan Yang Umum Dan Yang Tidak Biasa
(Tidak Umum)”. Referat ini penulis susun sebagai salah satu tugas kepanitraan
klinik di SMF Ilmu Radiologi RSUD Dr. Mohammad Saleh Probolinggo.
1. Dr. Lilis Catur Setyawati, Sp. Rad selaku pembimbing SMF Ilmu
Radiologi RSUD Dr. Mohammad Saleh Probolinggo yang memberi
bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian referat ini.
2. Seluruh staf dan karyawan di bagian SMF Ilmu Radiologi RSUD Dr.
Mohammad Saleh Probolinggo yang membantu hingga terselesaikannya
referat ini.
3. Rekan-rekan dokter muda yang telah membantu dalam memberikan
masukan hingga referat ini terselesaikan dengan baik.
Referat ini jauh dari sempurna sehingga penulis masih mengharapkan saran
dan kritik untuk menyempurnakan tugas ini sehingga dapat bermanfaat bagi pihak
yang membutuhkan.
Penulis
iii
Journal 1
Arun Batra, MD, DNB, Manpreet Singh Gulati, MD, DNB, Dipanka Sarma, MD, Shashi
Bala Paul, MBBS
bagi para dokter ahli yang berpengalaman sekalipun, hal ini karena para pasien
penderita penyakit ini biasanya mempresentasikan tanda-tanda dan gejala yang tidak
peningkatan, yang dimana hal ini disebabkan oleh meningkatnya insiden penyakit
ini di stadium dini; dapat menggambarkan lesi-lesi pada usus, peritoneum, kelenjar-
kelenjar getah bening, dan organ-organ padat; dan modalitas ini dapat membantu
untuk mengidentifikasi target untuk biopsi. Sonografi juga tidaklah mahal dan
seperti contohnya kanker kelenjar getah bening, penyakit Crohn, amebiasis, dan
Tujuan dari esay piktorial ini adalah untuk membahas temuan-temuan dari
1
peritoneum, sistem limfatik, sistem hepatobilier, dan limpa. Spektrum tampilan
sonografik pun dipilih dari tinjauan retrospektif catatan-catatan para pasien (100
pasien) penderita tuberkulosis (Tabel 1). Tinjauan ini tidaklah menyertakan para
TABEL 1
Tuberkulosis Abdominal
2
*Mencakup keterlibatan ileum terminal, sekum, dan porsi kolon asending di
dekatnya.
1
Keterlibatan kolon melintang terisolasi
TEKNIK
yang mana hal ini memberikan jendela akustik yang baik untuk dilakukannya
mengevaluasi mesenteri. Dengan tingkat kompresi yang beragam dan perlahan oleh
transduser, simpal otot – secara khusus ketika terdilasi dan terisi dengan udara karena
obstruksi distal – dapat digantikan dari wilayah pemeriksaan. Bidang pandang yang
terbatas yang diberikan oleh transduser frekuensi tinggi dapat digantikan dengan cara
umumnya disebabkan oleh ingesi baksil (masuknya organisme melalui mulut) pada
sputum yang terinfeksi atau makanan yang terkontaminasi. Baksil ini dapat memicu
3
pembentukan granuloma epitelioid dan nekrosis kaseus pada dinding usus. Bentuk
penyakit yang paling umum adalah tipe ulseratif, yang diakibatkan oleh ulserasi
mukosa. Bentuk kedua adalah tipe hiperplastik, yang dapat menyebabkan penebalan
dinding usus florid. Kombinasi dari kedua tipe ini dapat menyebabkan tipe
TUBERKULOSIS GASTROINTESTINAL
hiperplasti, ataupun kombinasi keduanya. Fitur atau ciri dari tipe kombinasi biasanya
lainnya adalah pada ileum, sekum, kolon asending, jejunum, bagian-bagian usus lain,
kasarnya akan dapat terevaluasi dengan sonografi. Pada penyakit stadium awal,
beberapa nodus regional dan penebalan dinding sekum secara sirkumferensial dan
ileum terminal (ketebalan normal dinding usus kecil dan usus besar adalah 3 mm)
akanlah dapat tervisualisasi secara sonografi. Pada stadium lanjut penyakit ini, katup
ileosekal dan dinding medial didekatnya biasanya akan mengalami penebalan secara
4
tidak-simetris (Gambar 1). Namun demikian, perubahan-perubahan ini adalah tidak
spesifik dan juga dapat terlihat pada adenokarsinoma, penyakit Crohn, kanker
kelenjar getah bening, dan amebiasis. Pada tuberkulosis ileosekal lanjut, penebalan
usus kasar, simpal yang melekat, kelenjar getah bening regional yang membesar, dan
yang terpusat pada simpangan ileosekal (Gambar 2). Ciri atau fitur ini dapat
GAMBAR 1. Tuberkulosis ileosekal pada pasien perempuan yang berusia 17 tahun. Sonogram sagital
oblik pun didapatkan dengan menggunakan transduser susunan kurvilinear 3,5 MHz (A) dan
sonogram sagital oblik resolusi tinggi didapatkan dengan menggunakan transduser susunan linear 7,5
MHz (B) fosa iliak kanan menunjukkan penebalan dinding sirkumferensial sekum yang terkontraksi
5
dan usus asenden (ditunjukkan dengan tanda panah terbuka). Ileum terminal didekatnya (ditunjukkan
dengan tanda panah) menunjukkan sedikit penebalan dindingnya. (A) Simpangan ileosekal dan
dinding medial menunjukkan penebalan yang lebih tinggi (ditunjukkan dengan kepala anak panah).
(B) Gambar resolusi tinggi menunjukkan kelenjar getah bening mesenterik yang bulat dan kecil
(ditunjukkan oleh tanda panah panjang) disekitar usus yang menebal dan penebalan omental
ekhogenik di dekatnya. Ileum terminal, yang terisi oleh udara pada sonogram frekuensi rendah (A),
tampak kolaps pada sonogram resolusi tinggi (B) karena sonogram kompresi bertingkat.
GAMBAR 2. Tuberkulosis abdominal pada perempuan yang berusia 19 tahun dengan gejala-gejala
obstruksi usus parsial kambuhan. Sonogram melintang fosa iliak kanan menunjukkan masa heterogen
kompleks yang terdiri dari usus yang melekat (ditunjukkan dengan tanda panah pendek berwarna
hitam), mesenteri ekhogenik yang menebal (tanda panah melengkung yang berwarna putih) dengan
pembesaran kelenjar getah bening (ditunjukkan oleh tanda panah panjang), dan asites disekitarnya
yang terlokulasi dengan septa (ditunjukkan dengan tanda panah bengkok yang berwarna hitam).
terkadang dapat terdeteksi dan muncul/ tampak seperti ekstensi radial isian luminal
progresi penyakit, penebalan dinding dan striktur ruas-pendek akan muncul pada
6
usus, yang dimana hal ini dapat menyebabkan obstruksi usus parsial dan juga
tampak sebagai ruas-ruas penebalan mural sirkumferensial dan konten luminal yang
secara sonografis (Gambar 4). Enterolit jaranglah muncul di masa sekarang, hal ini
dilakukan secara lebih dini. Intususepsi yang terpicu oleh lesi mural dapat juga
terdeteksi secara sonografis, khususnya pada para pasien anak-anak (Gambar 5).
7
GAMBAR 3. Obstruksi usus sub-akut akibat striktur usus kecil tuberkulosa pada seorang wanita yang
berusia 25 tahun. (A) Sonogram oblik kuadran bawah kiri didapat dengan menggunakan transduser
susunan linear 7,5 MHz menunjukkan penebalan sirkumferensial panjang jejunum dengan kelenjar
getah bening disekitarnya (ditunjukkan dengan kepala anak panah). Ekstensi radial kontens luminal
ekhogenik kedalam dinding yang menebal (ditunjukkan oleh tanda panah) pun merepresentasikan
ulserasi, hal ini pun terkonfirmasi dengan hasil pemeriksaan x-ray barium. (B) Sonogram melintang
melalui striktur menunjukkan penebalan dinding dengan lumen sempit dan kelenjar getah bening
mesenterik di dekatnya (ditunjukkan oleh kepala anak panah).
GAMBAR 4. Obstruksi usus parsial kambuhan kronis akibat tuberkulosis pada seorang wanita yang
berusia 48 tahun. Sonogram sagital oblik perut bagian bawah menunjukkan simpal ileal yang tampak
terdilasi (ditunjukkan oleh kepala anak panah) yang mengandung struktur intraluminal yang besar
(tanda panah yang melengkung) dengan pembayangan distal. Pada saat pembedahan, enterolit oval
yang berukuran 3 cm pun mendekat ke arah striktur ileal yang ketat.
8
GAMBAR 5. Intususepsi pada anak usia 9 tahun penderita tuberkulosis intestinal/ usus. Sonogram
melintang melalui perut bawah kanan menunjukkan intususepsi dengan lemak mesenterik ekhogenik
yang menyela antara simpal-simpal usus konsentrik.
apakah penyakit tersebut melibatkan ruas usus yang panjang atau yang pendek) akan
lebih baik untuk dapat dievaluasi dengan sonografi waktu-nyata dan akan sulit untuk
Tuberkulosis usus dua belas jari merupakan hal yang jarang terjadi. Obstruksi
usus dua belas jari tuberkulosa umumnya diakibatkan dari kompresi ekstkrinsik
pihak ketiga duodenum oleh kelenjar getah bening pada wilayah mesenterik superior/
atas. Sonogram bagian ketiga duodenum dapat menunjukkan pusat hipoekhoik dan
9
adalah lebih jarang muncul dibandingkan dengan obstruksi duodenum oleh nodus-
didiagnosis. Penyempitan antral biasanya terjadi akibat ulserasi dan fibrosis, namun
dapat terdeteksi secara sonografi ketika lambung pasien terisi cairan/ air.
10
TUBERKULOSIS PERITONEAL
abdominal, dan juga dapat melibatkan – baik secara sendiri maupun terkombinasi )
peritoneal pun dijelaskan: tipe basah, tipe kering, dan campuran fibrotik. Tipe basah
memanifestasikian sebagai asites terlokulasi ataupun asites yang bebas; tipe yang
kering dengan penebalan mesenterik, limfadenopati, dan adhesi fibrosa, yang dimana
hal ini dapat menciptakan “lambung plastik”. Dan tipe campuran fibrotik dengan
penebalan omental dan simpal usus yang menyatu, dapatlah secara klinis
asitik bebas umumnya akan terlihat pada sonogram, dan dapat bersifat anekhoik atau
mengandung debris. Untaian renda atau septa halus dan ekho internal tingkat rendah
di dalam cairan asitik merupakan ciri dari asites eksudatif (Gambar 7). Asites
terlokulasi muncul/ nampak pada sonogram sebagai kumpulan cairan di dalam kista
dengan septasi yang tipis dan bertautan. Asites fokus merupakan sekumpulan cairan
antar simpal yang nampak pada sonogram sebagai tanda “sandwich tiga-roti”. Hal ini
disebabkan oleh lapisan hiperekhoik dan hipoekhoik serosa dan dinding usus 2
peritoneal nampak sebagai lapisan hiperekhoik yang tidak teratur, mirip lembaran,
dan bersifat hipoekhoik (Gambar 8A). Penebalan peritoneum yang berlokasi pas di
11
GAMBAR 7. Asites tuberkulosa pada seorang laki-laki yang berusia 45 tahun yang mengalami
penurunan berat badan, demam, dan distensi abdominal. Sonogram sagital resolusi tinggi wilayah
panggul dengan menggunakan transduser susunan linear 7,5 MHz menunjukkan multi septa yang tipis
dan tidak lengkap dan ekho internal tingkat rendah. Debris dan septa halus tampak pada sonografi
waktu nyata dengan mengambang. Ciri-ciri ini akan sangat terlihat pada sonogram, dan tidak terlihat
pada pemindaian CT.
Gambar 8. Tuberkulosis peritoneal pada seorang perempuan yang berusia 18 tahun. Sonogram sagital
(A) panggul menunjukkan asites eksudatif pada kantung Douglas yang terlhat sebagai kumpulan
cairan (COLL) dengan ekho internal dan berhubungan dengan penebalan peritoneal (ditunjukkan oleh
tanda panah) yang nampak di sepanjang permukaan luar kandung kemih (UB). (B) Gambar sonogram
12
melintang didapat dengan menggunakan transduser susunan linear 7,5 MHz yang menunjukkan
penebalan difusi peritoneum (ditunjukkan oleh kepala tandah panah) dengan area fokus nodularitas
(dtinjukkan oleh tanda panah tebal) dibawah dinding abdominal depan. Omentum besar yang
mendasarinya pun mengalami penebalan dan umumnya bersifat ekhogenik dengan nodul hipoekhoik
(ditunjukkan dengan tanda panah tipis panjang) didalamnya.
pada tuberkulosis abdominal stadium awal. Mesenteri awalnya akan menebal dan
tampak sebagai ekhogenik dengan sedikit kelenjar getah bening yang disekitarnya.
Pada tuberkulosis mesenterik stadium akhir, area-area hipoekhoik yang tidak regular
(Gambar 9B). Simpal usus yang menyatu disekitar mesenteri yang menebal akan
tampak sebagai jemari yang meradiasi dari pusat dan membentuk tanda “stelat/
bintang” sonografis.
GAMBAR 9. Tuberkulosis peritoneal pada seorang perempuan yang berusia 25 tahun yang
mempresentasikan dengan rasa nyeri pada perut, pembengkakan, muntah, dan adanya masa yang
dapat teraba pada perut bagian tengah. (A) Sonogram melintang untuk wilayah umbilikal
13
menunjukkan penebalan mesenterik hipoekhoik ekstensif (ditunjukkan dengan tanda panah putih yang
bengkok) dengan multi gabungan kelenjar-kelenjar getah bening (ditunjukkan dengan tanda panah
putih lurus). Sedikit kelenjar getah bening yang bersifat diskret (dtinjukkan dengan tanda panah warna
hitam) juga dapat terlihat. (B) Sonogram melintang melalui wilayah di dekatnya menunjukkna fokus
yang tidak teratur atau kalsifikasi pusat (ditunjukkan oleh tanda panah warna hitam) dengan
pembayangan distal di dalam masa kelenjar getah bening , Mesenteri akan mudah terevaluasi dengan
sonografi kompresi bertingkat dan transduser susunan linear frekuensi tinggi.
didasarkan pada distribusi dan morfologi kelenjar getah bening. Kelenjar getah
bening mesenterik (Gambar 1, 2, 3, 4, dan 9), seliak, porta hepatis, dan kelenjar getah
limfatik usus kecil. Kelenjar getah bening retroperitoneal pun secara relatif terpisah,
dan, tidak seperti pada kasus kanker kelenjar getah bening, keterlibatannya jarang
dapatlah terlihat (Gambar 10). Kelenjar getah bening yang terlibat biasanya akan
14
GAMBAR 10. Tuberkulosis diseminata pada seorang pasien perempuan yang berusia 18 tahun yang
mempresentasikan demam berkepanjangan dan penurunan berat badan. (A) Sonogram melintang
abdomen bagian tengah menunjukkan multi konglomerat/ penggabungan kelenjar getah bening
mesenterik yang tampak hipoekhoik di dekat usus. (B) Sonogram melintang wilayah suprarenal
menunjukkan masa-masa adrenal hipoekhoik bilateral (ditunjukkan dengan tanda panah yang
bengkok, kaliper mengindiksaikan masa di sebelah kanan) dan multi kelenjar/ nodus retroperitoneal
(parakaval) di bagian kanan. Kelenjar getah bening pada wilayah porta hepatis menunjukkan
kalsifikasi (ditunjukkan dengan tanda panah panjang). Biopsi berpanduan sonografis pada masa
adrenal kanan pun mengkonfirmasikan tuberkulosis.
Tuberkulosis liver atau limpa jarang terjadi secara isolasi dan seringnya
merupakan bagian dari penyakit multifokal atau terdiseminasi. Keterlibatan liver atau
limpa dapat terjadi dalam bentuk mikroabses pada pola tuberkulosis milier dan
terepresentasi secara sonografi oleh ekhoteksture yang kasar (Gambar 11) atau dalam
bentuk abses atau granuloma yang lebih besar (Gambar 12). Pinggiran hipoekhoik
15
yang terkadang nampak pada penyakit tuberkulosis stadium akhir atau setelah
sembuh.
GAMBAR 11. Keterlibatan limpa pada seorang pasien laki-laki yang berusia 33 tahun yang
menderita tuberkulosis diseminata dan mempresentasikan demam dan penurunan berat badan sebagai
gejala awal. Sonogram koronal oblik resolusi tinggi limpa dengan menggunakan transduser susunan
linear 7,5 MHz menunjukkan ekhotekstur kasar yang merepresentasikan keterlibatan milier
parenkhima. Tidaklah ada temuan korelatif penyerta pada CT (tidak ditampilkan).
16
GAMBAR 12. Tuberkulosis abdominal multifokus pada seorang pasien laki-laki yang berusia 24
tahun yang selama 6 minggu mengalami demam, anoreksia, dan penurunan berat badan. Pemeriksaan
fisik menunjukkan wajah yang pucat, hepatosplenomegali, dan masa epigastrik. (A) Sonogram
koronal oblik limpa menunjukkan lesi-lesi fokus hipoekhoik yang tidak teratur (ditunjukkan oleh
kepala anak panah), hal ini merepresentasikan abses yang menyebar pada parenkhima. (B) Sonogram
koronal oblik resolusi tinggi limpa menunjukkan halo hipoekhoik tipis yang mengelilingi abses dan
bintik kalsifikasi marginal (ditunjukkan oleh tanda panah). (C) Sonogram sagital oblik liver
menunjukkan lesi fokal hipoekhoik dengan margin ekhogenik iregular pada lobus kiri (ditunjukkan
oleh tanda panah). (D) Sonogram koronal oblik wilayah epigastrik menunjukkan multi kelenjar getah
bening hipoekhoik, seliak nekrotik, dan omental-kecil. Debris ekhogenik tampak pada kelenjar-
kelenjar getah bening yang terpisah (ditunjukkan oleh tanda panah).
GAMBAR 13. Sonogram longitudinal limpa pada seorang pasien perempuan yang berusia 56 tahun
menunjukkan lesi fokus yang terkalsifikasi dan terlokasi secara superfisial (dangkal), dan lesi ini
diduga sebagai granuloma lama. Lesi-lesi ini terkadang secara tidak sengaja terdeteksi pada para
pasien yang sebelumnya pernah mengidap tuberkulosis, seperti pada kasus ini.
menunjukkan penebalan dinding kantung empedu: septa yang tidak teratur dan kasar
tuberkulosis kantung empedu umumnya sulit untuk dibedakan dari fitur karsinoma
17
bersamaan dengan presentasi klinis dapat secara pra-operatif mengindikasikan
GAMBAR 14. Tuberkulosis katung empedu pada seorang pasien laki-laki yang berusia 29 tahun yang
mempresentasikan sedikit rasa nyeri dan masa yang dapat diraba pada kuadran kanan atas. Sonogram
sagital oblik menunjukkan kantung empedu yang terinfeksi (ditunjukkan oleh kepala panah) dengan
kantung empedu dan penebalan dinding fundus kantung empedu (panah terbuka). Hasil biopsi fundus
aspirasi jarum halus berpanduan sonografi pun mengkonfirmasi keberadaan tuberkulosis.
Tuberkulosis pankreatik adalah jarang terjadi, namun hal ini harus dianggap
terjadi pada kasus-kasus dimana pasien mempresentasikan demam, nyeri perut, dan
langsung penyakit dari infeksi kelenjar getah bening di dekatnya. Fitur-fitur hasil
atau pembentukan 1 atau lebih abses pankreatik (Gambar 15) yang mengindikasikan
18
GAMBAR 15. Abses tuberkulosa pankreatik pada seorang anak yang berusia 8 tahun. Sonogram
melintang pankreas menunjukkan adanya kumpulan anekhoik cairan (ditunjukkan oleh tanda panah)
dengan dinding yang tidak teratur dan kasar. Biopsi aspirasi jarum halus berpanduan sonografi pada
lesi menghasilkan nanah yang berwarna kuning dan menunjukkan hasil positif akan baksil tahan
asam. Sonogram lanjutan yang didapat setelah 6 bulan penanganan antituberkular menunjukkan
resolusi lengkap pada abses (tidak ditunjukkan).
KESIMPULAN
konvensional dapat mendeteksi perubahan-perubahan mukosal, dan hal ini lebih baik
satu modalitas yang tidak mahal dan banyak tersedia. Sonografi secara khusus
19
diagnosis awal penyakit tuberkulosis abdominal. Karena tuberkulosis dapat
otot psoas (Gambar 16), dan tulang belakang, lokasi-lokasi harus secara hati-hati
GAMBAR 16. Abses pada otot psoas pada pasien laki-laki yang berusia 32 tahun yang
mempresentasikan demam dan deformitas pada pinggul kiri. Sonogram sagital oblik pada kuadran kiri
bawah menunjukkan kumpulan cairan termultilokulasi (ditunjukkan oleh tanda panah) dengan ekho
internal tingkat rendah di dalam otot psoas. Adenopati mesenterik ekstensif pun terlihat (tidak
ditunjukkan) sebagai bukti tuberkulosis abdominal. Penyaliran perkutan berpanduan sonografis, yang
merupakan metode yang aman di dalam penanganan lesi tersebut, pun dilakukan.
20
Journal 2
ABSTRAK
langka pada kasus tuberkulosis ekstra paru. Pemahaman akan temuan-temuan yang
umum dan yang tidak biasa merupakan hal yang penting untuk proses diagnosis
penyakit.
Bahan dan Metode: Penelitian retrospektif ini melibatkan 150 orang pasien
konveks & linear pun dilakukan untuk mengetahui keterlibatan dan tampilan
Hasil: Kasus tuberkulosis abdominal diketahui merupakan kondisi yang lebih umum
muncul pada masyarakat pedesaan, dan diketahui bahwa jumlah dari para pasien
perempuan adalah sedikit lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pasien laki-
laki. Pada keterlibatan ekstra-intestinal, asites diketahui muncul pada 44% kasus,
penebalan peritoneal diketahui muncul pada 15% kasus, tuberkel muncul pada 5%
21
kasus. Limfadenopati diketahui muncul pada 47% kasus. Pada keterlibatan intestinal,
penebalan dinding usus yang terisolasi terjadi pada 30% kasus, ulserasi terjadi pada
3% kasus, benjolan usus dengan tampilan yang mirip ginjal terjadi pada 11% kasus,
penyatuan dan penggumpalan simpal usus terjadi pada 16,5%, dan masa usus
kompleks terjadi pada 8,5%. Beberapa pola yang tidak umum seperti “tampilan
sandwich tiga roti” (11%) dan “tampilan sandwich multi-lapis” (2%) pun
terobservasi.
maka kondisi penyakit ini sering tersamarkan oleh penyakit-penyakit lain seperti
akan temuan-temuan yang umum dan yang tidak umum merupakan hal yang penting
abdominal haruslah digunakan sebagai satu modalitas skrining primer yang efektif
dari sisi biaya untuk proses diagnosis yang dapat membantu di dalam penanganan
tuberkulosis abdominal.
PENDAHULUAN
peritoneum, kelenjar getah bening, ataupun visera padat, dan organ pada bagian perut
merupakan lokasi yang paling umum ke-6 dalam hal tuberkulosis ekstraparu (12%),
dan dari seluruh kasus tuberkulosis, 1-3% nya adalah tuberkulosis abdominal. Para
pasien seringkali mempresentasikan salah satu dari ketiga tipe penyakit, yaitu
22
keterlibatan usus, peritoneal, atau kelenjar getah bening mesenterik, dan walaupun
pasien, tanpa melihat tipe utama penyakit. Penelitian ini dilakukan untuk memahami
tampilan-tampilan yang umum dan juga yang tidak umum pada hasil pemeriksaan
ultrasound.
penelitian dimulai dari tahun 2010 sampai 2014. Pernyataan kebersediaan tertulis
dari pasien pun didapatkan. Pemeriksaan ultrasound abdominal yang dilakukan pada
150 orang pasien pun dilakukan di masyarakat pedesaan dan perkotaan di Distrik
HD 11 dengan probes konveks & linear untuk mengetahui keterlibatan usus dan
HASIL
Dari 150 orang pasien, 87 diantaranya adalah pasien perempuan & 63 orang
diantaranya adalah pasien laki-laki. Hampir dari seluruh pasien (111) berasal dari
ultrasound yang umum adalah asites, limfadenopati, dan penebalan dinding usus.
23
Tabel: Temuan-temuan hasil pemeriksaan ultrasound diantara para pasien
Jumlah Persentase
Temuan-Temuan Hasil Pemeriksaan Ultrasound
Pasien (%)
a) Penyakit ekstra-usus
Asitis 66 44
1. Asitis bebas 44 29
Untaian fibrin yang ada pada asites bebas 11
Ekho internal halus dan debris ada pada asites
7
bebeas
2. Asitis Terlokulasi Terlokulasi 15 10
3. Asitis Terlokulasi pada satu lokasi 7 5
Peritoneum/ Mesenteri 42 28
Penebalan peritoneal 23 15
Tuberkel Peritoneal 8 5
Pembengkakan mesenteri yang tebal 11 7
Limfadenopati 71 47
1. Diskrete 48 32
2. Konglomerat/ penyatuan & nodus berukuran besar 23 15
3. Abses dingin 8 5
Keterlibatan hepatik 16 10,6
Keterlibatan splenik/ limpa 8 5,3
b) Penyakit usus
Penebalan dinding usus 50 30
1. Striktur pada persimpangan IC ileum terminal dan
sekum +/- usus besar asenden 45
2. Multi striktur juga terlihat pada simpal ileal 3
3. Multi striktur usus besar terlihat pada kolon lintang/
asenden 2
Ulserasi 5 3
Gumpalan usus yang mirip dengan bentuk ginjal 17 11
Penyatuan dan penggumpalan simpal usus 25 16,5
Masa usus kompleks 13 8,5
pada 11 kasus dan granuloma yang sembuh/ fokus kalsifik terlihat pada 5 kasus
24
kasus, abses hepatik pada 2 pasien dan lesi hipoekhoik/ isoekhoik kecil terlihat pada
5 kasus dan para pasien diketahui memiliki abses limpa/ multi area hipoekhoik yang
lebih nampak pada para pasien yang mengalami gangguan imunitas (5 kasus). Multi
fokus kalsifik akibat granuloma limpa terlihat pada 3 kasus. Seringkali, penyakit
muncul sebagai kombinasi penyakit intra usus dan ekstra usus. Beberapa dari pola-
pola yang tidak umum pun terlihat, yang dimana hal ini disebabkan oleh kombinasi
Penebalan dinding usus yang tidak biasa pun terlihat sebagai adhesi dan
pelapisan simpal usus yang nampak sebagai tampilan sandwich multi-lapisan terlihat
pada 3 kasus.
Simpal usus terdilasi & peningkatan bayangan gas akibat obstruksi usus sub-
tampilan simpal usus yang meradiasi dan mesenteri yang menguntai seperti jemari
dari akar mesenteri pada cairan asitik yang dikenal sebagai “Tanda Stellate”.
PEMBAHASAN
menemukan fakta bahwa penyakit ini lebih umum diderita oleh perempuan (58%)
25
dan oleh pasien yang berusia dewasa muda (18-35 tahun). Pada beberapa penelitian
yang dilakukan oleh Saaiq dkk pada 233 orang pasien dan pada satu penelitian yang
dilakukan oleh Kishore dkk, para peneliti ini menemukan fakta bahwa penyakit ini
lebih sering diidap oleh pasien perempuan. Hal ini mungkin dapat dijelaskan oleh
fakta yang menunjukkan bahwa para perempuan di India (baik di pedesaan maupun
Penyakit ini lebih umum muncul pada masyarakat pedesaan dan pada para
temuan yang umum pada penelitian kami. Tuberkulosis abdominal pun dibagi
Keterlibatan rongga peritoneal: Asites terlihat pada 30% kasus di dalam penelitian
yang dilakukan oleh Jain dkk dan pada 46% kasus di dalam penelitian yang
dilakukan oleh Kedar dkk. Di dalam penelitian kami, asites terlihat pada 44% kasus.
Hal ini tampak sebagai asitis bebas yang merupakan tampilan yang paling umum (44
kasus) (Gambar 1), kemudian diikuti oleh asites terlokulasi (15 kasus), yaitu
kumpulan cairan yang tertutup kista dengan septa (Gambar 2) dan cairan antar-usus
ataupun asites yang terlokalisasi (7 kasus) (Gambar 3), yang mana merupakan bentuk
yang paling jarang muncul. Temuan-temuan serupa pun terobservasi oleh Kedar dkk
26
yang menunjukkan tipe asites bebas (paling umum), kemudian diikuti oleh tipe yang
Temuan-temuan yang tidak umum pun terobservasi pada beberapa pasien sebagai
untaian fibrin/ septae pada 11 kasus dan ekho internal halus serta debris pada cairan
Gambar 2: Asitis terlokulasi, yaitu kumpulan cairan dalam kista dengan septae
27
Gambar 3: Cairan antar usus atau Asitis Terlokulisasi: Lapisan tipis kumpulan cairan antara simpal
usus & antar-simpal, (asitis fokus atau terlokuklisasi).
jelas dengan ekho internal yang tebal, untaian internal yang tipis & ekho yang
28
1. Keterlibatan peritoneum/ mesenteri terlihat pada 28% kasus, dimana penebalan
mesenterik terlihat pada 8% kasus, sedangkan penebalan peritoneal terlihat pada 15%
yang paling jarang muncul) terlihat pada 5% kasus. Kedar dkk menemukkan
penebalan peritoneal pada 14% kasus dan nodula/ tuberkel peritoneal pada 3% kasus.
Gambar 6. a. Penebalan peritoneal terlihat sebagai penebalan yang nampak seperti lembaran
ekhogenik iregular disepanjang permukaan peritoneal. B. Penebalan peritoneal yang tampak lebih
jelas dengan asites.
Gambar 7. Nodula peritoneal (Granuloma), tampak sebagai nodul-nodul ekhogenik yang berukuran
kecil pada deposit disepanjang permukaan peritoneal.
29
Pembengkakan mesenteri yang tebal dapat menyebabkan pembetulan simpal usus &
usus yang meradiasi dari mesenteri pada cairan asitik yang nampak seperti jemari
yang meradiasi, yang dimana tampilan ini nampak sebagai “tanda stellate/ bintang”
atau terkadang nampak sebagai “pola anak tangga”. Kedar dkk menemukkan pola
ini yang terjadi pada 6,6% kasus, dan hal ini tidaklah berbeda dengan temuan
penelitian kami, dimana kondisi ini muncul pada 7% kasus dan menunjukkan pola
Gambar 8: (a,b) Pembengkakan mesenteri yang tebal (tanda stellate). Gambar 9: Pembengkakan
mesenteri yang menebal dengan gumpalan usus dan simpal usus yang bersifat tetap.
tuberkulosis abdominal, dan hal ini muncul pada 55% pasien. Hal yang sama di
garis tengah dan pada wilayah paraumbilikal kanan. Beberapa lokasi yang umum di
Kelenjar-kelenjar getah bening akan tampak diskrit/ terpisah ataupun yang menyatu
30
sebagai konglomerat. Di dalam penelitian kami, kelenjar getih bening tampak dengan
bentuk diskrit (terpisah) pada 32 kasus, menyatu atau terkonglomerasi pada 15%
kasus dan sebagai abses dingin pada 5% kasus. Kedar dkk menemukan 37% kasus
Terkadang, kelenjar-kelenjar getah bening ini tampak menempel pada simpal usus
akibat periadenitis yang menyebabkan inflamasi kelenjar getah bening. Pada 1 kasus,
pembesaran kelenjar getah bening yang besar pada portahepatis terlihat sebagai
wilayah porta yang menginvasi dan mengkompresi pada vena portal yang dapat
31
Gambar 11. Kelenjar getah bening yang besar pada porta hepatis – menginvasi wilayah porta dan
mengkompresi pada vena portal dan menyebabkan HT portal dan cavernoma pada TB yang kebal
terhadap obat.
Gambar 12: Kelenjar getah bening yang berukuran besar dengan area nekrotik sentral yang
menyebabkan abses dingin.
paling sering muncul pada kasus kronis. Granuloma atau abses yang berukuran kecil
seringkali ditemukan pada para pasien penderita HIV. Agrawal dkk menemukkan
insiden abses pada 11% dari seluruh pasien yang mengidap HIV dengan TB
abdominal. Kami menemukan kasus abses pada 2 orang pasien (8%) penderia HIV
32
Gambar 14: granuloma terkalsifikasi
2. Keterlibatan splenik/ limpa terlihat sebagai multi area hipoekhoik kecil dengan
bayangan ekhogenik pusat akibat granuloma limpa atau abses kecil, yang umum
terlihat pada para pasien dengan HIV positif. Di dalam satu penelitian yang
dilakukan oleh Agrawal dkk, 25% dari para pasien penderita TB abdominal dengan
HIV yang memiliki area/ abses hipoekhoik splenik/ limpa. Pembesaran limpa terlihat
pada 27,8% pasien. Kami meneliti 25 orang pasien penderita HIV positif yang
abses/ area hipoekhoik splenik. Splenomegali terlihat pada 5 orang pasien (20%) di
Multi fokus kalsifik akibat granuloma limpa yang terkalsifikasi dapat terlihat pada
kasus-kasus kronis.
33
Gambar 13: abses splenik/ limpa. Gambar 14: granuloma splenik/ limpa.
Penyakit usus: Menurut Leder dan Low dkk, keterlibatan akan saluran usus terlihat
pada 65 sampai 78%. Di dalam penelitian kami, keterlibatan usus dalam kasus TB
Penebalan dinding usus sebagai temuan yang terisolasi pun terlihat pada 30% kasus
di dalam penelitian kami, yang paling umum melibatkan ileum terminal, wilayah
wilayah ileosekal dan kolon asenden mengalami penebalan dan konsentrik (antara 8
sampai 25 mm). Keterlibatan usus kecil jaranglah terjadi di dalam penelitian kami,
keterlibatan ileal terisolasi tampak terlihat p ada 3 orang pasien. Striktur ruas panjang
pada kolon asenden dan wilayah ileosekal merupakan hal yang umum dan terlihat
sebagai “tanda untai/ string” pada hasil pemeriksaan USG. Temuan-temuan ini
tanda untai yang sama. Masa usus sub-hepatik dengan lumen sentral ekhogenik dapat
menghasilkan “tampilan yang seperti ginjal”. Ulserasi usus yang ada, dapat bersifat
dangkal ataupun dalam. Hal ini nampak pada 3% kasus di dalam penelitian kami, dan
34
terlihat pada 8,8% di dalam penelitian yang dilakukan oleh Kedar dkk. Sisa dari
Gambar 15: Tanda untai pada hasil pemeriksaan USG dibandingkan dengan pemeriksaan barium.
Gambar 16: Masa Usus Sub-Hepatik dengan tampilan yang mirip dengan ginjal.
gumpalan simpal usus terlihat sebagai fiksasi simpal usus akibat temuan-temuan
teberkulosa, yang tampak sebagai masa usus struktur Tubular dengan untaian linear.
Masa usus dengan tampilan seperti sandwich multi-lapis (terlihat pada 3 kasus)
akibat simpal usus yang melekat dan tampilan sandwich tiga-roti (terlihat pada 5
35
kasus) akibat cairan terlokalisasi antara lapisan usus juga merupakan manifestasi
yang tidak biasa pada kasus penyakit tuberkulosis intestinal dan ekstra-intestinal
terkombinasi.
Masa usus kompleks besar (terlihat pada 13 kasus) akibat peritonitis TB tipe fibrotik
tetap akibat lekatan simpal usus, kelenjar getah bening dan mesenteri dengan cairan
eksudatif diantaranya dapat terlihat. Terdapat abses dingin atau pecahnya abses pada
bagian pusatnya dapat memberikan tampilan masa kompleks ekhoik campuran yang
berukuran besar pada bagian organ perut. Simpal usus yang terdilasi & bayangan gas
yang meningkat akibat obstruksi usus kronis ataupun sub akut dapat terlihat pada 5
Gambar 18: Gumpalan usus akibat adhesi. Gambar 19: Masa usus kompleks. Gambar 20: Simpal
usus yang terdilasi & peningkatan bayangan gas akibat obstruksi usus sub akut atau kronis.
Gambar 21: Penebalan dengan adhesi dan pelapisan simpal usus, hal ini memberikan kesan tampilan
yang mirip dengan sandwich multi-lapisan.
36
Gambar 22: Tampilan sandwich tiga-roti disebabkan oleh cairan yang terlokalisasi antara lapisan
usus [Cairan atau eksudat antar usus]
KESIMPULAN
Karena gejala-gejala yang tidak spesifik pada Tuberkulosis abdominal, maka tidak
jarang kondisi penyakit ini sulit didiagnosis dan tampak mirip dengan penyakit lain,
seperti contohnya asiditis kronis, gastritis/ kolitis, ataupun apendisitis/ usus buntu
kronis. Pemahaman akan temuan-temuan yang umum dan yang tidak umum adalah
ultrasound abdominal harus digunakan sebagai modalitas skrining utama yang murah
(efektif dari sisi biaya) untuk proses diagnosis, yang dimana hal ini akan membantu
37