Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DAN PENERAPAN PILAR

DASAR TOTAL QUALITY MANAGEMENT SEBAGAI VARIABEL INTERVENING


(Studi Empiris pada BUMN di Kota Padang)

Oleh :
SIGIT SANJAYA
84398 / 2007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode September 2013
PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DAN PENERAPAN PILAR
DASAR TOTAL QUALITY MANAGEMENT SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris pada BUMN di Kota Padang)

Sigit Sanjaya
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email: Sigit_Tendou_Sanjaya@yahoo.com

ABSTRACT

This research means to discover the influence of the commitment of division manager toward the managerial
performance and practices of fundamental base of Total Quality Management as intervening at BUMN (state’s company) and
practices in Padang City. Survey Populate method is implemented to 30 BUMN in Padang City. The division manager as
responden. The Using data consist of primary which taken by questionnaire and the secondary data which support this
research. Then, the hypothesis tested by Path Analysis. Based on the result discovered that: (1) There are influence of the
commitmen of division manager toward manager performance (2) There are influence of the division manager commitment
toward managerial performance and practices of fundamentals base of TQM as intervening at BUMN in Padang City

Key words: Commitment, TQM and performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh komitmen manajer divisi terhadap kinerja manajerial dan
penerapan pilar dasar Total Quality Management (TQM) sebagai variabel intervening pada BUMN di Kota Padang. Penelitian
ini menggunakan metode survei terhadap 30 BUMN di kota Padang. Manajer divisi sebagai responden dalam penelitian ini.
Data yang digunakan terdiri dari data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan data sekunder yang mendukung penelitian
ini. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan Path Analysis. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) Terdapat
pengaruh antara komitmen terhadap kinerja manajerial (2) Terdapat pengaruh antara komitmen terhadap kinerja manajerial
dan penerapan pilar dasar TQM sebagai variabel intervening pada BUMN di kota Padang

Kata Kunci: Komitmen, TQM dan kinerja.


1. PENDAHULUAN berantakan dan kualitas sumber daya manusia
Kinerja adalah hasil atau tingkat yang rendah, sedangkan Total Quality
keberhasilan seseorang atau secara keseluruhan Management sendiri belum menjadi agenda
selama periode tertentu di dalam melaksanakan penting dalam RUPS. Hal ini disampaikan oleh
tugas dibandingkan dengan berbagai para pemerhati BUMN di situsnya
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target (www.bumnwatch.com). Menteri BUMN sendiri
atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan juga mengungkapkan buruknya kinerja BUMN
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama dapat dilihat dari waktu penyelesaian suatu
sebelumnya. Kinerja manajerial merupakan hasil proyek yang memakan waktu cukup lama,
dari proses aktivitas manajerial yang efektif Dahlan Iskan mencontohkan pembangunan jalan
mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, tol di Surabaya yang dikelola oleh salah satu
penatausahaan, laporan pertanggungjawaban, BUMN manufakur memakan waktu hingga 12
pembinaan, dan pengawasan (Basri & Rivai, tahun. Selain itu, pembangunan listrik Jawa-Bali
2005). Menurut Donnelly, Gibson, dan yang dilakukan sejak tahun lalu dan
Ivancevich dalam Basri & Rivai (2005) “kinerja diprediksikan baru akan selesai pada akhir 2013
merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam mendatang. (www.voaindonesia.com).
melaksanakan tugas serta kemampuan untuk Kinerja dalam menjalankan fungsinya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan dengan
Kinerja menurut Gibson (2000) adalah kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi
seberapa efektif dan efisien manajer telah oleh keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat
bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. individu. Oleh karena itu menurut Donelly,
Organisasi diartikan sebagai suatu bentuk Gibson dan Ivancevich dalam Basri & Rivai
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama-sama (2005) kinerja individu pada dasarnya
secara efisien dan efektif melalui kegiatan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: (a) harapan
telah ditentukan secara sistematis dan di mengenai imbalan; (b) dorongan; (c)
dalamnya terdapat pembagian tugas, wewenang, kemampuan; kebutuhan dan sifat; (d) persepsi
tanggung jawab yang jelas dalam mencapai terhadap tugas; (e) imbalan internal dan
tujuan organisasi tersebut (Tangkilisan, 2007). eksternal; (f) persepsi terhadap tingkat imbalan
Tanggung jawab manajer terbagi atas tiga dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja
kelompok, yaitu tanggung jawab manajer dalam pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1)
melaksanakan tugas, tanggungjawab manajer kemampuan, (2) keinginan dan (3) lingkungan.
dalam mengelola team dan tanggung jawab Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang
manajer dalam mengelola individu. baik, seseorang harus mempunyai keinginan
Dalam dunia bisnis, kinerja menjadi yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui
menjadi salah satu pusat perhatian. Oleh pekerjaannya.
karenanya dalam berbagai penelitian banyak Manajer yang berkualitas adalah manajer
sekali ditemukan penelitian yang terkait dengan yang mempunyai kepemimpinan diri dan mampu
kinerja. Kinerja merupakan kondisi yang harus membangun kepemimpinan tim. Kepemimpinan
diketahui dan diinformasikan kepada pihak- (Leadership) adalah proses dimana seseorang
pihak tertentu untuk mengetahui tingkat capaian atau sekelompok (tim) memainkan pengaruh atas
hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi orang (tim) lain, menginspirasikan, memotivasi
yang diemban suatu organisasi serta mengetahui dan mengarahkan aktivitas bersama untuk
dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan mencapai sasaran dan tujuan bersama. Dalam
operasional yang diambil. manajemen kualitas total (TQM) sasaran utama
Dipetakan secara sederhana, BUMN adalah Corporate Master Improvement Story
memiliki kendala terhadap kinerjanya. Terbukti, (Gasperz, 2002). Komitmen manajer terhadap
dari 160 BUMN, hanya sepertiganya yang penerapan TQM menurut Ferris (1998)
kinerjanya baik. Permasalahan BUMN mendasar ditunjukkan dengan melaksanakan tugas pokok
diantaranya pengelolaan manajemen yang dan mempengaruhi, mengarahkan serta
1
mendorong bawahannya menuju program Quality Management telah dilakukan oleh
pengendalian kualitas terpadu. Gasperz (2002) Pasaribu (2009) dan menyatakan bahwa
mengemukakan bahwa orang yang berkomitmen komitmen berpengaruh signifikan positif
terhadap penerapan TQM akan mengadopsi terhadap kinerja manajerial melalui penerapan
prinsip-prinsip TQM dalam kehidupan sehari- pilar dasar TQM.
hari dan senantiasa bertanggung jawab atas Penelitian mengenai pengaruh komitmen
keberhasilan kinerja yang tercantum dalam terhadap kinerja juga dilakukan oleh Abdullah
Master Improvement story. Ferris (1998) juga tahun (2010) dan menyatakan bahwa komitmen
mengemukakan bahwa komitmen manajer berpengaruh terhadap kinerja. Penelitian
terhadap penerapan TQM akan berdampak Tistinangtias (2007) mengenai pengaruh
terhadap keberhasilan TQM. Karena manajer komitmen terhadap kinerja menyatakan bahwa
mempunyai peran vital dalam upaya pencapaian komitmen mempunyai pengaruh yang signifikan
tujuan dan manajemen mutu terpadu. Para terhadap kinerja. Namun penelitian Sabrina
manajer berperan dalam menerapkan manajemen (2011) mengenai pengaruh komitmen terhadap
mutu sebagai suatu program. Selain itu manajer kinerja menyatakan bahwa komitmen tidak
lah yang mengarahkan bawahan, memberikan berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
orientasi kepada karyawan baru dan lama, Penelitian mengenai penerapan Total
menegakkan disiplin dan menjadi konselor untuk Quality Management (TQM) terhadap kinerja
bawahan. dilakukan oleh Finasari (2006) menyatakan
Manajemen mutu atau Total Quality bahwa penerapan TQM mempunyai pengaruh
Management (TQM) menurut Gaspersz (2002) signifikan positif terhadap kinerja manajerial.
adalah meningkatkan perbaikan secara terus- Penelitian mengenai penerapan Total Quality
menerus pada setiap level operasi atau proses Management (TQM) juga dilakukan oleh Nurul
untuk memuaskan konsumen dengan (2011) dan menyatakan bahwa penerapan TQM
menggunakan sumber daya yang tersedia. berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Penerapan pilar dasar TQM mencakup kepuasan kinerja. Namun penelitian Sari (2009)
pelanggan, pemberdayaan karyawan dan menyatakan bahwa penerapan TQM tidak
peningkatan mutu secara berkelanjutan (Blocher, berpengaruh terhadap kinerja.
2000). Penelitian ini berbeda dengan penelitian
Total Quality Management (TQM) Pasaribu (2009), perbedaan dengan penelitian
merupakan suatu proses yang panjang dan Pasaribu terletak pada tempat penelitian.
berlangsung terus menerus, karena budaya Penelitian Pasaribu (2009) menjadikan BUMN
organisasi merupakan salah satu faktor yang manufaktur sebagai tempat penelitian, namun
cukup sulit untuk dirubah. Keberhasilan peneliti mencoba meneliti pada BUMN yang
penerapan TQM akan berdampak pada berlokasi di kota Padang baik yang bergerak di
penurunan biaya akibat turunnya kerusakan atau bidang manufaktur ataupun jasa. Perbedaan
kegagalan produk dan kemampuan menghindari dengan penelitian Abdullah pada tahun 2010,
pemborosan biaya yang tidak bernilai bagi penelitian Tistiningtias pada tahun 2007,
pelanggan. Penurunan biaya tidak semata-mata penelitian Finasari pada tahun 2006 dan Nurul
hanya pengurangan biaya produksi, namun juga pada tahun 2011 terletak pada variabel bebas dan
aktivitas berlebih, tanpa mengorbankan mutu tempat penelitian.
produk yang dihasilkan. Peningkatan mutu Berdasarkan latar belakang di atas, maka
diyakini sebagai cara yang sangat efektif peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
dilakukan seorang manajer untuk meningkatkan berjudul “Pengaruh Komitmen terhadap
pangsa pasar, dan perusahaan yang memiliki Kinerja Manajerial dan Penerapan Pilar
keunggulan biaya serta pangsa pasar yang luas, Dasar Total Quality Management sebagai
maka manajer akan menuai prestasi yang tinggi. Variabel Intervening ”. (Studi empiris pada
Adapun penelitian terdahulu yang BUMN Kota Padang)
melihat pengaruh komitmen dan penerapan Total
2
Berdasarkan latar belakang masalah sejauhmana organisasi dapat mencapai tujuan
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun
tentang: yang coba dikerjakan. Efisiensi (efficiency)
1. Sejauhmana pengaruh komitmen manajer organisasi adalah jumlah sumber daya yang
divisi mengenai penerapan TQM digunakan untuk mencapai tujuan
terhadap kinerja manajerial? organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan
2 Sejauhmana pengaruh komitmen manajer oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
divisi mengenai penerapan TQM manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan
terhadap kinerja manajerial melalui jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat
penerapan pilar dasar TQM dihitung sebagai jumlah sumber daya yang
Berdasarkan perumusan masalah diatas, digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: Jadi kinerja manajerial dapat diartikan
1. Pengaruh komitmen manajer divisi sebagai tingkat keberhasilan para manajer dalam
mengenai penerapan TQM terhadap melaksanakan tugas-tugasnya yang
kinerja manajerial. dibandingkan dengan sasaran yang telah
2. Pengaruh komitmen manajer divisi ditetapkan sebelumnya.
mengenai penerapan TQM terhadap
kinerja manajerial melalui penerapan Komitmen mengenai Penerapan TQM
pilar dasar TQM Komitmen adalah kemampuan dan
kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi
2. TELAAH LITERATUR DAN dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS organisasi. Hal ini mencakup cara-cara
Kinerja Manajerial mengembangkan tujuan atau memenuhi
Kinerja adalah hasil atau tingkat kebutuhan organisasi yang intinya
keberhasilan seseorang secara keseluruhan atau mendahulukan misi organisasi pada kepentingan
kelompok selama periode tertentu di dalam probadi (Soegiarto, 2009). Menurut Mayer dan
melaksanakan tugas dibandingkan dengan Allen (1991, dalam Soegiarto, 2009), komitmen
berbagai kemungkinan, seperti standar hasil dapat juga berarti penerimaan yang kuat individu
kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati individu berupaya serta berkarya dan memiliki
bersama sebelumnya (Basri & Rivai, 2005). hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di
Menurut Rai (2008) kinerja merupakan organisasi tersebut.
hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah Komitmen manajer terhadap penerapan
dilakukan dan dibandingkan dengan kriteria TQM yaitu kemampuan serta kemauan manajer
yang ditetapkan bersama. Sedangkan menurut untuk melaksanakan tugas pokok dan
Sedarmayanti (2004, dalam Syaiin 2008) mengarahkan, mempengaruhi serta mendorong
mengemukakan kinerja (performance) bawahan menuju program pengendalian kualitas
merupakan hasil kerja yang dicapai oleh terpadu (Ferris, 1998).
seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi Menurut Cherirington (1995) komitmen
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab merupakan nilai personal, yang terkadang
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan mengacu kepada sikap loyal terhadap
organisasi yang bersangkutan secara legal dan perusahaan. Mayer dan Allen (1991, dalam
tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan Cahyasumirat 2009) mengemukakan 3
dengan moral ataupun etika. komponen tentang komitmen organisasi: 1).
Berdasarkan definisi manajemen, Affective commitment, apabila anggota ingin
tanggung jawab manajer adalah menjadi bagian dari organisasi karena adanya
mengoordinasikan sumber daya yang ada secara ikatan emosional (emotional attachment) atau
efisien guna mencapai tujuan organisasi. merasa mempunyai nilai yang sama dengan
Efektivitas (effectiveness) organisasi berarti organisasi. 2). Continuance Commitment, yaitu
3
kemauan individu untuk tetap bertahan karena kelambatan dapat membuat komitmen
tidak menemukan pekerjaan lain atau karena pada filosofi operasi yang berbeda
reward tertentu. 3). Normative Commitment, dengan cara tradisional organisasi.
merupakan kemauan yang timbul dari nilai-nilai Filosofi operasi bukanlah merupakan
organisasi, anggota organisasi ini bertahan daftar rinci aturan maupun kompilasi
karena adanya kesadaran bahwa berkomitmen nilai-nilai yang tidak berarti, tetapi
terhadap organisasi memang seharusnya merupakan pernyataan singkat tentang
dilakukan. bagaimana operasi akan bergerak ke
Menurut Wibowo (2006) manajer dapat depan.
memilih 4 tipe komitmen yang berbeda:
1. Commitment to a course of action Penerapan Pilar Dasar Total Quality
(komitmen pada jalannya tindakan), yaitu Management
suatu komitmen pada sesuatu yang Secara umum, TQM dapat diartikan
menjadi penyebab suatu tindakan. sebagai aplikasi dari berbagai metode kuantitatif
Apabila manajer mempunyai komitmen dan kualitatif dan kegiatan sumber daya manusia
untuk menjadi unggul dalam produk untuk memperbaiki proses (kegiatan) di dalam
tertentu, sebagai konsekuensinya mereka organisasi, dengan tujuan memenuhi dan
melakukan daya upaya untuk memuaskan kebutuhan konsumen (Singgih,
merealisasikannya. Investasi untuk 2007).
memperluas produk tersebut dilakukan TQM mencakup semua aktivitas-aktivitas
dan menentukan langkah-langkah keseluruhan fungsi manajemen yang
pemasaran yang tepat untuk menguasai menentukan kebijakan kualitas, sasaran dan
pasar. tanggung jawabnya dan
2. Commitment to an ambitious goal mengimplementasikannya dengan menggunakan
(komitmen pada tujuan ambisius), yaitu perangkat seperti perencanaan kualitas, kontrol
suatu komitmen untuk menetapkan kualitas pemastian kualitas dan perbaikan
tujuan yang ambisius. Komitmen untuk kualitas dan sistem kualitas (Wheaton, 1999).
mencapai tujuan yang ambisius sering Biaya kualitas merupakan biaya-biaya
dinyatakan dalam bentuk market share yang berkaitan dengan pencegahan,
(misalnya menentukan menjadi market pengidentifikasian, perbaikan dan pembetulan
leader dalam industri minuman ringan). produk yang berkualitas rendah, dan dengan
3. Commitment to stretch relationship opportunity cost dari hilangnya waktu produksi
(komitmen untuk membentangkan dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas
hubungan), yaitu suatu komitmen untuk (Blocher: 2000). Secara tradisional, biaya
mengembangkan hubungan dalam kualitas dibatasi untuk biaya inspeksi dan
organisasi. Kebanyakan manajer pengujian produk selesai. Biaya lain yang
memahami bahwa memperluas tujuan berkaitan dengan rendahnya kualitas selain
sebagai alat manajemen, tetapi sedikit kedua biaya tersebut dimasukkan ke dalam biaya
yang mengenal hubungan yang lebih luas overhead dan tidak dimasukkan sebagai biaya
dalam membatasi kelembaman. Manajer kualitas.
memberikan komitmen untuk Menurut Blocher (2000), terdapat 3 pilar
mengembangkan hubungan dengan dasar untuk mengukur TQM.
menghubungkan keberuntungan 1. Fokus pada pelanggan .TQM dimulai
perusahaan pada pelanggan utama, mitra dengan mengidentifikasi pelanggan
yang terpuaskan, investor canggih, atau perusahaan dan kebutuhan mereka. Pada
permintaan pekerja. beberapa tahap, setiap orang dalam dalam
4. Commitment to an operating philosophy suatu proses atau organisasi merupakan
(komitmen pada filosofi operasi). pelanggan atau supplier bagi orang lain, baik
Manajer yang berusaha mengatasi di dalam maupun di luar organisasi. Proses
4
TQM dimulai dengan mengidentifikasi bahwa penerapan TQM mempunyai pengaruh
persyaratan dan harapan pelanggan signifikan positif terhadap kinerja manajerial.
eksternal. Persyaratan dan harapan ini Penelitian mengenai penerapan Total Quality
merupakan dasar untuk membuat spesifikasi Management (TQM) juga dilakukan oleh Nurul
yang dibutuhkan untuk setiap keberhasilan (2011) dan menyatakan bahwa penerapan TQM
pelanggan/ supplier internal, yang meliputi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
permintaan akan desain tertentu kinerja. Namun penelitian Sari (2009)
2. Continous Improvement (Kaizen). Perbaikan menyatakan bahwa TQM tidak mempengaruhi
kualitas secara terus-menerus dan penurunan kinerja manajerial.
biaya (Kaizen) diperlukan untuk tetap dapat
bersaing pada pasar global saat ini. Dengan Pengembangan Hipotesis
pesaing yang selalu mencoba mengalahkan a. Pengaruh Komitmen Manajer
dan harapan pelanggan yang selalu berubah, mengenai TQM Terhadap Kinerja
perusahaan tidak akan pernah mencapai Manajerial.
kualitas yang ideal. Perusahaan perlu untuk Manajer yang berkomitmen terhadap
selalu memperbaharui spesifikasi baik untuk penerapan TQM, akan mengadopsi nilai-nilai
pelanggan/ supplier internal dan supplier Total Quality Management dalam kehidupan
untuk melayani pelanggan eksternal. sehari-hari dengan sasaran untuk meningkatkan
3. Keterlibatan semua pekerja. Perusahaan dapat kualitas dirinya terus-menerus. TQM berkaitan
memenuhi permintaan dari pelanggan dengan upaya membangun kepemimpinan diri
eksternalnya hanya jika setiap pelanggan/ (self leadership) agar mampu membangun
supplier internal dalam proses dapat kepemimpinan tim (team leadership). Komitmen
memuaskan pelanggan.Kegagalan dalam manajer mengenai TQM akan terlihat dari upaya
proses, tidak peduli betapapun kecilnya, individu dalam melaksanakan tugas pokoknya
mengarahkan pada produk atau jasa cacat dan dan mengarahkan bawahan ke dalam program
menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. kualitas terpadu (Ferris, 1998).
Keterlibatan total dari seluruh kekuatan Dalam melaksanakan tugas pokok,
kerja dalam proses diperlukan untuk manajer akan bertanggung jawab dan tidak
mencapai kualitas total. mengandalkan orang lain terhadap pekerjaannya.
Ketika manajer mempunyai masalah dia akan
Penelitian Terdahulu berkonsultasi kepada atasannya ataupun
Adapun penelitian terdahulu yang konsultan dari luar perusahaan. Ketika manajer
melihat pengaruh komitmen, persepsi dan mengarahkan bawahannya ke dalam program
penerapan total quality management telah mutu terpadu, manajer akan menegakkan
dilakukan oleh Pasaribu (2009) dan menyatakan disiplin, memeriksa kemajuan pekerjaan dan
bahwa secara simultan dan parsial komitmen dan menjadi konselor untuk bawahaannya. Manajer
penerapan TQM berpengaruh signifikan positif akan berusaha mencari informasi siapa yang
terhadap kinerja manajerial baik secara langsung berhasil menerapkan Total Quality Management
Penelitian mengenai pengaruh komitmen untuk diterapkan di dalam perusahaan. Jika hal-
terhadap kinerja juga dilakukan oleh hal tersebut dilakukan oleh manajer, maka
Cahyasumirat (2009) menyatakan bahwa kinerja akan akan meningkat.
komitmen tidak berpengaruh terhadap kinerja. Kinerja berkaitan erat dengan tujuan
Penelitian Tistinangtias (2007) mengenai sebagai hasil dari perorangan ataupun organisasi.
pengaruh komitmen terhadap kinerja Albanese (1981, dalam Cahyasumirat, 2009)
menyatakan bahwa komitmen mempunyai mengatakan bahwa kinerja yang ditunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. dalam suatu perusahaan berkaitan dengan
Penelitian mengenai penerapan Total perilaku-perilaku anggota organisasi yang
Quality Management (TQM) terhadap kinerja diungkapkan pada pelaksanaan-pelaksanaan
dilakukan oleh Finasari (2006) menyatakan tugas yang diberikan, termasuk didalamnya
5
aspek sosialisasi, pelatihan, motivasi dan minat- mereka sendiri.
minat individu. Wroom (1964, dalam Komitmen manajer mengenai penerapan
Cahyasumirat, 2009) mengemukakan bahwa TQM akan berdampak terhadap penerapan pilar
kinerja dipengaruhi oleh profesionalisme, dasar TQM, karena manajer mempunyai peran
motivasi dan komitmen individu untuk vital untuk mengarahkan perhatian pada bidang-
menggunakan usaha yang tinggi dalam mencapai bidang pengawasan yang paling kritis, dan
tujuan-tujuan perusahaan dan memenuhi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan.
kebutuhan-kebutuhannya. Manajer yang melakukan eksplorasi masalah,
Hasil penelitian Pasaribu (2009) mempertimbangkan dan memecahkan masalah
menunjukkan bahwa TQM yang didukung oleh tersebut hingga ke akar-akarnya. Dengan masalah
komitmen dapat menciptakan kondisi dan yang sudah terpecahkan, organisasi akan
infrastruktur, berpengaruh langsung dan tidak menstandarkan ide-ide dari pemecahan masalah
langsung terhadap peningkatan kinerja mutu tersebut sehingga dapat meningkatkan kinerja
serta berhubungan erat dengan keunggulan pada setiap level operasi.
bersaing, keungulan daya saing semakin baik,
akan mendorong kinerja semakin baik. Gambar Kerangka Konseptual
Komitmen Kinerja
b. Pengaruh Penerapan Pilar Dasar Manajer Manajerial
Divisi
TQM terhadap Kinerja Manajerial dan
Penerapan Pilar Dasar TQM sebagai variabel
Penerapan Pilar
intervening Dasar
TQM dapat memperbaiki kinerja TQM
manajerial dalam perusahaan untuk mewujudkan Berdasarkan teori dan latar belakang
tujuan perusahaan. Fokus pada pelanggan berarti permasalahan yang telah dikemukakan
setiap produk yang dihasilkan perusahaan sebelumnya, maka dapat dibuat beberapa
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. hipotesis terhadap permasalahan sebagai berikut:
Orientasi pada pelanggan tersebut akan H1 : Komitmen manajer divisi mengenai
merangsang manajer untuk meningkatkan penerapan TQM berpengaruh signifikan
kinerjanya agar menghasilkan produk yang positif terhadap kinerja manajerial
bermutu untuk memuaskan pelanggan. H2 : Persepsi manajer divisi mengenai TQM
Perbaikan sistem secara terus menerus berpengaruh signifikan positif terhadap
harus dilakukan perusahaan seiring dengan kinerja manajerial
perkembangan informasi dan kebutuhan
pelanggan. Perbaikan secara berkala disegala 3. METODE PENELITIAN
bidang yang rutin dilakukan perusahaan dapat Jenis Penelitian
meningkatkan kinerja manajerial karena Jenis penelitian yang digunakan adalah
perbaikan yang dilakukan dapat mempermudah kausatif. Penelitian kausatif merupakan tipe
kerja manajer. Peningkatan kinerja manajerial penelitian dengan karakteristik masalah berupa
pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hubungan sebab akibat dengan dua variabel atau
produk yang dihasilkan. lebih. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan melihat pengaruh suatu variabel terhadap
membuat karyawan memiliki andil dalam setiap variabel lain.
keputusan dan aktivitas yang dilakukan Dalam hal ini menjelaskan dan
perusahaan. Hal ini membuat karyawan merasa menggambarkan serta memperlihatkan
memiliki perusahaan. Perasaan yang dirasakan pengaruh komitmen pimpinan, persepsi manajer
karyawan, dalam hal ini manajer, akan divisi dan penerapan pilar dasar Total Quality
meningkatkan kinerja mereka karena mereka Management terhadap kinerja manajerial
pasti akan melakukan yang terbaik bagi
perusahaan yang mereka anggap seperti milik
6
Populasi dan Sampel yang diantar tersebut dijemput kembali oleh
Populasi adalah keseluruhan elemen yang peneliti sesuai dengan kesepakatan
dijadikan objek dalam penelitian. Sedangkan pengembalian.
sampel adalah bagian dari populasi yang
mewakili populasi secara keseliruhan. Dalam Variabel dan Pengukuran Variabel
penelitian ini penulis memilih populasi pada Variabel dalam pengukuran variabel
Kantor Cabang Badan Usaha Milik Negara yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
(BUMN) di Kota Padang. Setelah melalui 1. Variabel dependen (Y)
identifikasi dan observasi, BUMN yang berada Variabel dependen dalam penelitian ini
di kota Padang sudah mendapatkan sertifikasi adalah kinerja manajerial. Kinerja manajerial
ISO (International Organization for diukur dari fungsi manajer dalam perencanaan,
Standardization) yang artinya perusahaan sudah investigasi, pengkoordinasian, evaluasi,
menerapkan TQM dan diakui secara pengawasan, pemilihan staf, negosiasi
internasional. perwakilan dan kinerja secara keseluruhan.
Peneliti menjadikan seluruh anggota 2. Variabel independen(X1)
populasi sebagai sampel (total sampling) karena Variabel independen dalam penelitian ini
jumlahnya yang kurang dari 100 subjek. Total adalah komitmen manajer divisi mengenai
sampel yang akan diteliti sebanyak 30 BUMN, penerapan TQM. diukur dari upaya manajer
sedangkan unit analisis dalam penelitian ini perusahaan dalam melaksanakan tugas pokoknya
adalah manajer-manajer pada pusat dan mempengaruhi bawahannya kearah ke dalam
pertanggungjawaban yang terdiri dari Manajer program kualitas terpadu.
Keuangan, Manajer SDM, Manajer Pemasaran, 3. Variabel intervening (X2)
Manajer Operasional sehingga jumlah responden Variabel intervening merupakan variabel
penelitian adalah 120 responden. yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
antar variabel independen dengan dependen
Jenis dan Sumber Data menjadi hubungan yang tidak langsung. Dalam
Jenis data yang dipakai dalam penelitian hal ini adalah penerapan pilar dasar Total
ini adalah data subyek (self-report data). Data Quality Management. Penerapan pilar dasar
subyek adalah jenis data penelitian yang berupa TQM diukur dari perbaikan secara
opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari berkelanjutan, fokus kepada pelanggan dan
seseorang atau kelompok orang yang menjadi pemberdayaan karyawan.
subjek penelitian (responden).
Sumber data dalam penelitian ini adalah Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen
data primer. Data primer merupakan data Suatu hasil penelitian dapat dikatakan
peneltian yang diperoleh secara langsung dari valid dan handal apabila data yang terkumpul
sumber yang asli. Data primer diperoleh dengan menunjukkan keadaan yang sesungguhnya ada
menggunakan daftar pertanyaan yang telah atau terjadi pada objek yang diteliti
terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan menggunakan instrumen yang handal. Untuk
informasi dari para responden. Sumber data dari memastikan apakah instrumen yang digunakan
penelitian ini adalah score total yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang
dari pengisian kuisioner yang telah disebarkan akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua
pada para responden. macam pengujian, yaitu:

Teknik Pengumpulan Data 1. Uji validitas


Teknik pengumpulan data dalam Uji validitas adalah untuk mengukur
penelitian ini yaitu dengan menggunakan sejauh mana instrumen yang digunakan benar-
kuisioner atau daftar pertanyaan terstruktur yang benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji
diajukan pada responden. Kuisioner diberikan ke validitas dilakukan untuk mengukur sah atau
alamat responden, kemudian seluruh kuesioner valid tidaknya suatu kuisioner mampu untuk
7
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh variabel pengganggu atau residual memiliki
kuisioner tersebut (Ghozali, 2007). Dari print out distribusi normal. Uji normalitas residual
SPSS versi 16.0 dapat dilihat dari corrected item dilakukan dengan menggunakan Kolmogoraf-
total correlation. Jika nilai r hitung kecil dari r Smirnov test dengan pedoman pengambilan
tabel, maka nomor item tersebut tidak valid, keputusan sebagai berikut:
sebaliknya jika nilai r hitung besar dari r tabel a. Jika nilai Sig atau probabilitas < dari α
maka item tersebut dinyatakan tidak valid, maka = 0,05 maka residual tidak berdistribusi normal.
item yang memiliki nilai r hitung yang paling b. Jika nilai Sig atau probabilitas ≥ dari α
kecil dikeluarkan dari analisis, kemudian = 0,05 maka residual berdistribusi normal.
dilakukan analisis yang sama sampai semua item
dinyatakan valid. 2. Uji Heterokedastisitas
Uji pendahuluan penelitian ini dilakukan Menurut Imam (2006), uji
pada 30 orang mahasiswa Akuntansi yang sudah heterokedastisitas bertujuan untuk menguji
lulus mata kuliah akuntansi manajemen. apakah dalam persamaan dalam regresi terjadi
ketidak-samaan varian dari residual satu
2. Uji Reliabilitas pengamatan yang lain (nilai errorya). Jika
Uji reliabilitas adalah untuk mengukur residual dari suatu pengamatan ke pengamatan
bahwa instrumen yang digunakan benar-benar yang yang lain tetap maka disebut
bebas dari kesalahan, sehingga diharapkan dapat heterokedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya
digunakan dengan aman karena instrumen yang heteroskedastisitas, penelitian ini menggunakan
reliabel akan akurat, dapat bekerja dengan baik uji Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
pada waktu yang berbeda-beda dan dalam adalah tidak terjadinya Heteroskedastisitas.
kondisi yang berbeda-beda pula. Uji reliabilitas
dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar I. Teknik analisis data
suatu pengukuran mengukur dengan stabil atau 1. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted
konsisten (Ghozali, 2007). Instrumen dipercaya R square)
jika jawaban dari responden atas pertanyaan Uji ini digunakan untuk mengkaji
yang adalah konsisten atau stabil dari waktu ke goodness-fit dari model regresi. Menurut Imam
waktu. Uji ini dilakukan dengan menggunakan (2006), koefisien determinasi (R2) mengukur
koefisien cronbach alpha dengan bantuan seberapa jauh kemampuan model dalam
program SPSS, jika nilai cronbach alpha besar menerangkan variasi model dalam menerangkan
dari 0,6 maka instrumen dikatakan reliabel, variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil
dengan kriteria berikut: berarti kemampuan variabel-variabel independen
1. Kurang dari 0,6 tidak reliabel dalam menjelaskan variabel dependen amat
2. 0,6 – 0,7 dapat diterima terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
3. 0,7 – 0,8 baik variabel-variabel independen memberikan
4. Lebih dari 0,8 reliabel. hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
H. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian regresi, 2. Analisis Jalur
terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi Metode analisis jalur adalah suatu
klasik yang berguna untuk mengetahui apakah metode dengan serangkaian tindakan dan
data yang digunakan telah memenuhi ketentuan pemikiran yang disengaja untuk menelaah suatu
dalam model regresi. Pengujian ini meliputi: hal yang secara mendalam ataupun terinci
terutama dalam mengkaji bagian-bagian dari
1. Uji Normalitas Residual suatu totalitas. Maksudnya untuk mengetahui ciri
Menurut Imam (2006), uji normalitas masing-masing bagian, hubungan satu sama lain,
residual dalam penelitian ini bertujuan untuk serta peranannya dalam totalitas yang dimaksud.
menguji apakah dalam dalam model regresi
8
Dalam penelitian ini, analisis jalur (path Kinerja Manajerial adalah hasil dari
analysis) digunakan untuk mengetahui hubungan proses aktivitas manajerial dalam melaksanakan
sebab akibat, dengan tujuan menerangkan akibat kegiatan manajerial mulai dari proses
langsung dan akibat tidak langsung seperangkat perencanaan, investigasi, pengkoordinasian,
variabel. Sebagai variabel penyebab terhadap evaluasi, pengawasan dan pengaturan staf,
variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. negosiasi, perwakilan dan kinerja secara
Analisi jalur (path analysis) menurut keseluruhan.
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006) 2. Komitmen Manajer Divisi terhadap
mengemukakan bahwa “Analisis jalur (path Penerapan TQM
analysis) digunakan apabila secara teori kita Komitmen manajer divisi terhadap
berhadapan dengan masalah yang berhubungan penerapan TQM adalah kemauan dan keinginan
sebab akibat. Tujuannya adalah menerangkan manajer untuk menerapkan Total Quality
akibat langsung dan akibat tidak langsung Management yang diupayakan dalam
seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, melaksanakan tugas pokok dan mengarahkan,
terhadap variabel lainnya yang merupakan mempengaruhi serta mendorong bawahan ke
variabel akibat.” dalam program manajemen mutu terpadu.
3. Pilar Dasar Total Quality Management
3. Uji Hipotesis Pilar Dasar TQM merupakan suatu
a. Uji F aplikasi dari berbagai metode kuantitatif dan
Uji F dilakukan untuk menguji apakah kualitatif dan kegiatan sumber daya manusia
secara serentak variabel independen mampu untuk memperbaiki proses atau kegiatan di
menjelaskan variabel dependen secara baik atau dalam organisasi, dengan tujuan memenuhi dan
untuk menguji apakah model yang digunakan memuaskan kebutuhan konsumen yang terdiri
telah fix atau tidak, nilai sig, 0,000a < 0,05 dari perbaikan terus-menerus, fokus kepada
menunjukkan bahwa variabel independen secara pelanggan dan pemberdayaan karyawan.
bersama-sama memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. Ini berarti 4. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
model fix digunakan untuk uji t statistik yang A. Gambaran Umum Objek Penelitian
menguji variabel independen secara parsial Jumlah populasi pada penelitian ini
terhadap variabel dependen. adalah 30 kantor Cabang Badan Usaha Milik
Negara di Kota Padang. Peneliti menjadikan
b. Uji t seluruh populasi sebagai sampel (total sampling)
Uji t dilakukan untuk menguji apakah karena jumlahnya tidak melebihi dari 100
secara terpisah variabel independen mampu subjek. Setiap sampel masing-masing terdiri dari
menjelaskan variabel dependen secara baik, empat responden yaitu Manajer Keuangan,
dengan rumus ketentuan sebagai berikut: Manajer Pemasaran, Manajer Operasional, dan
a. Jika thitung > ttabel, maka hipotesis Manajer Sumber Daya Manusia. Sebelumnya,
diterima direncanakan pada setiap BUMN diberikan
b. Jika thitung < ttabel, maka hipotesis ditolak empat kuesioner pada masing-masing manajer,
c. Jika α < 0,05, maka hipotesis diterima sehingga jumlah kuesioner yang rencana akan
d. Jika α > 0,05, maka hipotesis ditolak disebar 120 kuesioner. Namun, pada
kenyataannya, ada BUMN yang hanya mengisi 2
J. Definisi Operasional kuesioner, terdapat juga BUMN yang menolak
Untuk lebih memudahkan dalam untuk mengisi kuesioner karena alasan kebijakan
penulisan dan untuk menghindari penafsiran perusahaan dan prosedur yang berbelit-belit
yang berbeda pada penelitian ini, maka perlu sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk
menjelaskan definisi operasional sebagai berikut: melakukan penelitian. Akhirnya kuesioner yang
1. Kinerja Manajerial disebar berjumlah 72 kuesioner.

9
B. Uji Instrumen dinyatakan bebas dari multikolinearitas apabila
1. Uji Validitas VIF < 10 dan tolerance > 0,1. Hasil pengujian
Uji validitas dimaksudkan untuk asumsi multikolinearitas untuk variabel bebas
mengetahui ketepatan instrumen dalam dapat dilihat berdasarkan nilai VIF.
mengukur apa yang hendak diukur. Untuk Berdasarkan hasi olahan SPSS dapat
melihat validitas dari masing-masing item dilihat perhitungan nilai VIF dan tolerance. Nilai
kuesioner, digunakan uji korelasi product VIF untuk komitmen manajer divisi terhadap
moment yang melihat Corrected item- sebesar 3,795, dengan nilai tolerance 0,263,
Correlation. Jika r-hitung > r-tabel, maka data sedangkan untuk nilai penerapan pilar dasar
dikatakan valid, r-tabel untuk N=72 adalah TQM dengan nilai VIF 3,795 dan nilai tolerance
0,1954. Dari hasil perhitungan SPSS, semua 0,263. Masing-masing variabel bebas tersebut
variabel dapat dikatakan valid karena nilai r- memiliki nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1
hitung > r-tabel. sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
gejala multikolinearitas antara variabel bebas.
4. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk 3. Uji Heterokedastisitas
mengukur bahwa instrument yang digunakan Uji heterokedastisitas digunakan untuk
benar-benar bebas dari kesalahan, sehingga melihat apakah dalam sebuah model regresi
diharapkan dapat menghasilkan hasil yang terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas
konstan. Nilai reliabilitas dinyatakan reliabel pengamatan ke pengamatan lain. Untuk
jika mempunyai cronbach’s alpha dari masing- mendeteksi adanya heterokedastisitas dapat
masing instrumen pernyataan lebih besar dari menggunakan uji Gletser. Dalam uji ini, didapat
0,6 (Sekaran). Dari nilai cronbach’s alpha dapat nilai signifikan sebesar 0,063 untuk komitmen,
disimpulkan bahwa instrument pernyataan dan untuk penerapan pilar dasar TQM sebesar
adalah reliabel karena memiliki nilai 0,612. Apabila hasil sig > 0,05, maka tidak
cronbach’s alpha lebih dari 0,6. terdapat gejala heterokedastisitas, model yang
baik adalah tidak terjadinya heterokedastisitas.
C. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan apabila 4. Koefisien Determinasi (R2)
penelitian menggunakan metode regresi Besarnya angka R Square (r2) adalah
berganda. Asumsi tersebut adalah normalitas dan 0,576. Angka tersebut dapat digunakan untuk
tidak terjadi multikolinearitas, heterokedastisitas. melihat besarnya pengaruh keterlibatan variabel
bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar
1. Uji Normalitas residual 0,576. Hal ini mengindikasikan bahwa
Uji normalitas digunakan untuk menguji keterlibatan variabel bebas terhadap variabel
apakah distribusi sebuah residual mengikuti atau terikat adalah 57,6% sedangkan sisanya sebesar
mendekati distribusi normal. Untuk melihat 42,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
normalitas residual dapat dilakukan dengan diteliti dalam penelitian ini.
metode kolmogrov smirnov pada α = 0,05. Dari
hasil olahan data SPSS terlihat bahwa nilai 5. Uji F
asymp.sig (2-tailed) dari 4 variabel menunjukkan Hasil pengolahan data SPSS pada uji F
nilai > 0,05, yaitu 0,715, dengan demikian data untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh
dapat dikatakan berdistribusi normal. variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel terikat serta untuk menguji apakah
2. Uji Multikolinearitas model yang digunakan sudah fix atau tidak.
Multikolinearitas adalah kejadian yang Patokan yang digunakan adalah membandingkan
mengidentifikasikan terjadinya huibungan antara nilai signifikansi yang didapat dengan derajat
variabel-variabel bebas dan hubungan yang signifikansi (α= 0,05). Apabila signifikansi F
terjadi cukup besar. Model regresi yang lebih kecil dari derajat signifikansi, maka
10
persamaan regresi yang diperoleh dapat TQM berpengaruh signifikan positif terhadap
dihandalkan. Berdasarkan tabel diatas, dapat kinerja manajerial. Sehingga hipotesis pertama
dilihat bahwa signifikan adalah 0,000 atau kecil dalam penelitian ini diterima.
dari 0,005. Maka dapat dikatakan bahwa
persamaan regresi yang digunakan sudah fix. 2. Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis 2 menguji pengaruh komitmen
D. Analisis Jalur manajer divisi mengenai penerapan TQM
Dari pengolahan data menggunakan terhadap kinerja manajerial melalui penerapan
SPSS maka diperolah koefisien jalur masing- pilar dasar TQM. Untuk melakukan pengujian
masing variabel. hipotesis ini, maka diperlukan data koefisien
Tabel 1 jalur (pengaruh langsung) komitmen manajer
Rekapitulasi Pengaruh Variabel Penyebab divisi terhadap penerapan pilar dasar TQM dan
terhadap Variabel akibat pengaruh penerapan pilar dasar TQM terhadap
kinerja manajerial. Untuk hasil pengujian
No Keterangan %
mengenai pengaruh komitmen manajer divisi
Pengaruh Komitmen Manajer mengenai penerapan TQM terhadap penerapan
Divisi Mengenai Penerapan TQM pilar dasar TQM dapat dilihat pada tabel 23
1 73,61%
terhadap penerapan pilar dasar
sedangkan pengaruh penerapan pilar dasar TQM
TQM
Pengaruh Penerapan Pilar Dasar terhadap kinerja manajerial dapat dilihat pada
2 16,97% tabel 25.
TQM terhadap Kinerja Manajerial
Pengaruh Komitmen Manajer a. Pengaruh Komitmen Manajer Divisi
Divisi mengenai penerapan TQM Mengenai Penerapan TQM terhadap
3 35,35%
terhadap kinerja manajerial melalui Kinerja Manajerial.
penerapan pilar dasar TQM
Pengaruh Komitmen Manajer divisi
Dari hasil pengolahan data pada tabel 23
4 mengenai penerapan TQM 14,67% dapat diketahui bahwa koefisien jalur pengaruh
terhadap kinerja manajerial komitmen manajer divisi terhadap penerapan
TQM adalah sebesar 0,858. Dari hasil tersebut
E. Uji Hipotesis juga terlihat bahwa nilai sig 0,000 < 0,05.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan Berdasarkan hasil pengujian juga diperoleh nilai
membandingkan (a) thitung dengan ttabel (b) nilai t hitung > t tabel yaitu 13,989 > 1,994. Oleh
sig dengan α yang diajukan yaitu 95% atau α= karena itu dapat disimpulkan bahwa komitmen
0,05. Hipotesis diterima jika thitung > ttabel dan manajer divisi mengenai penerapan TQM
nilai sig < α 0,05. Berdasarkan nilai thitung dan berpengaruh signifikan positif terhadap
signifikansi yang diperoleh, yang dapat dilihat penerapan pilar dasar TQM.
pada tabel, maka uji hipotesis dapat dilakukan b. Pengaruh Penerapan Pilar Dasar TQM
sebagai berikut: terhadap Kinerja Manajerial
Dari hasil pengolahan data pada tabel 25
1. Pengujian Hipotesis 1 dapat diketahui bahwa koefisien jalur pengaruh
Hasil analisis dari tabel 22, pengujian penerapan pilar dasar Total Quality Management
hipotesis 1 dilakukan dengan membandingkan terhadap kinerja manajerial sebesar 0,412. Dari
nilai thitung dan ttabel pada α= 0,05. Nilai t tabel hasil tersebut juga terlihat bahwa nilai sig 0,008
adalah 1,994. Untuk variabel komitmen manajer < 0,05. Berdasarkan pengujian juga diperoleh
divisi mengenai penerapan TQM (X1) nilai thitung nilai t hitung > t tabel yaitu 2,736 > 1,994. Oleh
adalah 2,547 dan nilai signifikansi 0,383 dan karena itu dapat disimpulkan bahwa penerapan
koefisiennya positif sebesar 0,313. Dengan pilar dasar tqm berpengaruh signifikan positif
demikian dapat dikatakan bahwa nilai thitung > terhadap kinerja manajerial.
ttabel, yaitu 2,547 > 1,994 dan nilai signifikansi c. Pengaruh Komitmen Manajer Divisi
0,013 < α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Mengenai Penerapan TQM terhadap
komitmen manajer divisi terhadap penerapan
11
Kinerja Manajerial Melalui Penerapan terhadap kinerja manajerial sebesar 0,383. Ini
Pilar Dasar TQM. berarti bahwa penelitian ini menemukan bukti
Dari hasil pengujian pengaruh komitmen komitmen manajer divisi mengenai penerapan
manajer divisi mengenai penerapan TQM TQM dapat meningkatkan kinerja manajerial.
terhadap penerapan pilar dasar TQM dan Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
pengaruh penerapan pilar dasar TQM terhadap Gasperrz (2002). Menurut teori Gasperrz (2002)
kinerja manajerial dapat diketahui pengaruh bahwa orang- orang yang berkomitmen terhadap
tidak langsung dari komitmen manajer divisi penerapan TQM akan mengadopsi prinsip-
terhadap penerapan TQM terhadap kinerja prinsip TQM dalam kehidupan sehari hari dan
manajerial melalui penerapan pilar dasar Total senantiasa bertanggungjawab atas keberhasilan
Quality Management. kinerja yang tercantum dalam Management
Improvement Story. Temuan ini juga sejalan
Pengaruh Tidak Langsung= PX2X1 * PYX2= dengan Pasaribu (2009) yang juga menguji
0,858 * 0,412= 0,3535 pengaruh komitmen mengenai penerapan TQM
terhadap kinerja manajerial. Hasil temuan ini
Dengan demikian besarnya pengaruh menyimpulkan komitmen dalam menerapkan
tidak langsung dari komitmen manajer divisi TQM berpengaruh signifikan positif terhadap
mengenai penerapan TQM terhadap kinerja kinerja manajerial.
manajerial melalui penerapan pilar dasar TQM 2. Pengaruh Komitmen Manajer Divisi
adalah 0,3535. Atau 35,35% dan hasil penelitian Terhadap Kinerja Manajeral Melalui
ini menunjukkan komitmen manajer divisi Penerapan Pilar Dasar TQM.
mengenai penerapan TQM berpengaruh Berdasarkan analisis statistik ditemukan
signifikan positif terhadap penerapan pilar dasar bahwa hipotesis kedua (H2) diterima dan
TQM dan penerapan pilar dasar TQM disimpulkan bahwa komitmen manajer divisi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja mengenai penerapan TQM berpengaruh terhadap
manajerial. Selain itu pengaruh tidak langsung kinerja manajerial melalui penerapan pilar dasar
dari komitmen manajer divisi terhadap kinerja Total Quality Management. Pengaruh tidak
manajerial melalui penerapan pilar dasar TQM langsung dari komitmen manajer divisi terhadap
lebih besar dari pengaruh langsungnya 35,35% > kinerja manajerial melalui penerapan pilar dasar
14,67%. Oleh karena itu, maka dapat TQM lebih besar dari pengaruh langsungnya
disimpulkan bahwa penerapan pilar dasar TQM 35,35% > 14,67%. Oleh karena itu, maka dapat
bisa menjadi variabel intervening pada pengaruh disimpulkan bahwa penerapan pilar dasar TQM
antara komitmen manajer divisi mengenai bisa menjadi variabel intervening pada pengaruh
penerapan TQM terhadap kinerja manajerial antara komitmen manajer divisi mengenai
sehingga hipotesis 2 diterima. penerapan TQM terhadap kinerja manajerial.
Temuan ini juga sejalan dengan Pasaribu
F. Pembahasan (2009) yang juga menguji pengaruh komitmen
1. Pengaruh Komitmen Manajer Divisi melalui penerapan pilar dasar TQM. Hasil
Mengenai Penerapan TQM terhadap Kinerja penemuan tersebut menggambarkan bahwa
Manajerial komitmen berpengaruh terhadap kinerja
Berdasarkan analisis statistik ditemukan manajerial melalui penerapan pilar dasar TQM
bahwa hipotesis pertama (H1) diterima dan sebesar 20,43% yang lebih besar dari pengaruh
disimpulkan bahwa komitmen manajer divisi langsungnya yaitu 17,07%.
mengenai penerapan TQM mempunyai pengaruh
yang signifikan dan positif terhadap kinerja Kesimpulan dan Saran
manajerial. Hal ini dapat dilihat dari signifikansi A. Kesimpulan
yaitu 0,003 (kecil dari α= 0,05). Nilai thitung > Kesimpulan yang dapat diambil dari
ttabel yaitu 2,547 > 1,994. Artinya, terdapat pengaruh komitmen pimpinan, persepsi manajer
pengaruh komitmen pimpinan secara parsial
12
mengenai dan penerapan pilar dasar TQM umum serta dilakukan perubahan dalam
terhadap kinerja manajerial adalah: alternatif jawaban.
1. Komitmen manajer divisi mengenai 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya dapat
penerapan TQM berpengaruh signifikan mempertimbangkan faktor kondisional
positif terhadap kinerja manajerial. yang lain selain komitmen manajer divisi
2. Komitmen manajer divisi mengenai dan pilar dasar TQM terhadap kinerja
penerapan TQM berpengaruh signifikan manajerial. Faktor kondisional tersebut
positif terhadap kinerja manajerial melalu seperti ketidakpastian lingkungan,
penerapan pilar dasar Total Quality ketidakpastian strategi, ketidakpastian
Management. ekonomi, politik dll.

B. Keterbatasan dan Saran DAFTAR PUSTAKA


Seperti kebanyakan penelitian lainnya, Abdullah. (2010). ”Pengaruh Budaya Organisasi,
peneliti ini memiliki keterbatasan dimana data Komitmen Organisasi dan Akuntabilitas
penelitian berasal dari responden yang Publik terhadap Kinerja Organisasi.”
disampaikan secara tertulis dengan bentuk Jurnal Ekonomi & Bisnis. Vol 9. No 2
kuesioner mungkin akan mempengaruhi hasil Agustus 2012
penelitian. Karena persepsi responden yang Anwar, Prabu Mangkunegara. (2009). Evaluasi
disampaikan belum tentu mencerminkan Kinerja Sumber Daya Manusia.
keadaan yang sebenarnya (subjektif) dan akan Bandung: Refika Aditama.
berbeda apabila data diperoleh melalui
wawancara. Basri, A.F.M. & Rivai, V. (2005). Performance
Berdasarkan keterbatasan yang telah appraisal. Jakarta: Raja Grafindo
diuraikan di atas, maka penulis mencoba untuk Persada.
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi BUMN, khususnya bagi manajer- Blocher, J. Edward. (2000). Manajemen Biaya.
manajer disarankan untuk dapat Jakarta: Salemba Empat
memperhatikan penerapan TQM
sehingga dapat meningkatkan Cahyasumirat, Gunawan. (2009).”Pengaruh
kinerja manajerial. Penerapan pilar Profesionalisme dan Komitmen
dasar TQM yang semakin baik secara Organisasi Terhadap Kinerja Internal
langsung dan tidak langsung akan Auditor”. Tesis USU
mendorong kinerja manajerial
semakin baik. Oleh karena itu semakin Cherrington, David J. (1995). Manajemen
baik komitmen manajer mengenai Sumber Daya Manusia. Edisi Keempat.
penerapan TQM, maka penerapan New Hersey: Prentice Hall Inc.
pilar dasar TQM (praktik kebijakan
kualitas yang sesuai dengan kebutuhan Ferris, Arranya. (1998). Commitment to
pelanggan, p emberdayaan dan Professionalism. Yogjakarta: Pustaka
pelibatan karyawan, dan perbaikan mutu Belajar
secara berkelanjutan) secara langsung
akan mendorong kinerja manajerial Finasari, Dian Maya. (2006). Pengaruh
semakin baik. Penerapan Konsep Total Quality
2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan Management terhadap kinerja
dapat memperluas daerah penelitian, atau Karyawan Melalui Kepuasan Kerja.
dengan melakukan perubahan sampel Skripsi FE UNM.
penelitian sehingga hasil penelitian lebih
memungkinkan untuk disimpulkan secara Gasperz, Vincent (2002). Manajemen Bisnis
Total, Jakarta: Gramedia PustakaUtama
13
Pasaribu, Hiras (2009)”Pengaruh Komitmen,
Gibson, J (1995). Organization. Kentucky: Persepsi dan Penerapan Pilar Dasar Total
Richard D. Irwin, Inc Quality Management Terhadap Kinerja
Manajerial”. Jurnal Akuntansi dan
Gibson, J (2000). Organisasi, Perilaku, Struktur Keuangan. Volume 11 Nomor 2.
dan Proses. Edisi Kelima. Cetakan November 2009
Ketiga. Jakarta: Erlangga Rai, Gusti Agung. (2008). Audit Kinerja pada
Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat
Goetsch, David L, dan Davis, Stanley B. (2000).
Quality Management, Introduction to Rakhmat, Jalaludin. (1998) Metode Penelitian
Total Quality Management for Komunikasi. Bandung: Remaja
Production, and Services. Third Rosdakarya
Edition. New Jersey: Pretince Hall
Riky, Achmad (2006). Sistem Manajemen
Hadis, Abdul. (2010). Manajemen Mutu Jakarta: Kinerja. Jakarta: Gramedia Pustaka
Alfabeta Umum.

Hasibuan. (2005). Manajemen Sumber Daya Robbins. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta:
Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Salemba Empat
Utama
Sabrina, Herdiani. (2011). “Pengaruh Komitmen
Imam, Ghozali. (2006). Aplikasi Analisis Organisasi terhadap Hubungan antara
Multivariate dengan Program SPSS. Gaya Kepemimpinan dan Budaya dengan
Universitas Diponegoro: Semarang Kinerja Organisasi”. Skripsi. UNP

John, M. Ivanchevic. (2005).Perilaku dan Sari, D. M. (2009). “Pengaruh Total Quality


Manajemen Organisasi. Jakarta: Management terhadap Kinerja
Erlangga Manajerial”. Skripsi. USU

Kenangsari, Ani. (2002). “Dimensi Biaya Soegiarto, Soekidjan. (2009). Komitmen


Kualitas Sebagai Faktor yang Organisasi Apakah Sudah Dalam Diri
Mempengaruhi Peningkatan Anda? Jakarta: Rineka Cipta
Produktivitas”. Jurnal Akuntansi &
Manajemen 1, page 12-28 Singgih, Santoso (2007). Solusi Berbisnis TI:
TQM dan Six Sigma. Jakarta: Elex Media
Kotler, Philip. (2004). Manajemen Pemasaran, Komputindo
Edisi Milenium. Jakarta:
Prenhalinda Suardi, Rudi (2001), Sistem Manajemen Mutu:
ISO 9000:2000, Penerapannya Untuk
Lubis, Akhir Khairul. (2008). “Pengaruh Mencapai TQM, Seri Manajemen
Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Operasi No. 10. Jakarta: Penerbit PPM
Kinerja. Tesis USU
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis.
Nurul, Chairany. (2011). “Pengaruh Total Bandung: PT. Alfabeta
Quality Management Terhadap Kinerja
Perusahaan Melalui Kepemimpinan dan Sumarno. (2005). “Pengaruh Komitmen
Perlaku Produktif Karyawan.” Skripsi Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
Universitas Hasanudin Makasar. Terhadap Hubungan antara Partisipasi
Anggaran dan Kinerja Manajerial (Studi
14
Empiris pada Kantor Cabang Perbankan
di Jakarta). Simposium Nasional
Akuntansi VIII. Solo. Skripsi. Magister
Akuntansi. STIE. Y.A.I

Suparman. (2007). Analisis Pengaruh Peran


Kepemimpinan, Motivasi dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
Dalam meningkatkan Kinerja Pegawai.
Tesis. Universitas Diponegoro

Syahputra. (2005). “Pengaruh Gaji, Kemampuan


Individu, dan Persepsi Peranan Terhadap
Kinerja Pegawai. Tesis. STIE Bisnis
Indonesia
Syaiin, Subakti. (2008). “Pengaruh Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja”. Skripsi USU

Tan & Hunter (2002). A method for Study of


Cognition in Information System. MIS
Quarterly
Tangkilisan, Hesel. (2007). Manajemen Publik.
Jakarta: Grasindo

Tistiningtias.(2007). “Pengaruh Komitmen


Organisasi Terhadap Kinerja”. Skripsi FE
UNM.

Wheaton, Schroot. (1999). Total Quality


Management. Bogor : Tri Al Bros
Publishing

Wibowo. (2006). Manajemen Perubahan.


Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Yenti, Riza (2002)”Pengaruh Keadilan


Distributif, Keadilan Prosedur,
Komitmen Terhadap Tujuan, dan
Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial
Dalam Penyusunan Anggaran”.
Universitas Andalas Padang. Simposium
Nasional Akuntansi VI.

Yukl, Gary. (2007). Kepemimpinan Dalam


Organisasi. Jakarta: Indeks

15
Lampiran

KUESIONER
PENGARUH KOMITMEN, PERSEPSI DAN PENERAPAN PILAR DASAR TOTAL QUALITY
MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

BAGIAN PENDAHULUAN

Identitas Responden
1. Nomor Responden :………………………...(diisi oleh peneliti)
2. Nama : ……………………………………………
3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Umur : …………………
5. Tingkat pendidikan : SMA D3 S1
S2 S3
6. Jabatan Manajer Keuangan
Manajer Operasional
Manajer Pemasaran
Manajer SDM
7. Masa Kerja : <5 th 5-10 th > 10 th

DAFTAR PERTANYAAN
1. KINERJA MANAJERIAL
Mohon Bapak/ ibu mengukur kinerja Bapak/ Ibu untuk setiap bidang berikut ini dengan member
centang pada nomor 1 sampai 9 sesuai dengan skala yang menurut Bapak/ Ibu paling tepat dengan
ketentuan sebagai berikut:

Skala 1 sampai 9 tersebut dibagi dalam tiga kategori sebagai berikut:

Kinerja dibawah Rata-rata Kinerja Rata-rata Kinerja di atas Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7 8 9

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Perencanaan
Saya berperan dalam penentuan tujuan, kebijakan rencana
kegiatan seperti penjadwalan kerja, penyusunan anggaran dan
penyusunan program
2 Investigasi
Saya berperan dalam pengumpulan dan penyiapan informasi
yang biasanya berbentuk catatan dan laporan
3 Pengkoordinasian
Saya ikut berperan dalam tukar-menukar informasi dalam
organisasi untuk mengkoordinasikan ndan menyesuaikan
laporan

16
4 Evaluasi
Saya berperan dalam dalam mengevaluasi dan menilai
rencana kerja, laporan kinerja yang diamati pada unit/sub unit
saya
5 Pengawasan
Saya berperan dalam mengarahkan, memimpin dan
mengembangkan para bawahan yang ada pada unit/ sub unit
saya
6 Pemilihan staf
Saya berperan dalam mengelola, mengatur dan memilih
pegawai pada unit/sub unit saya.
7 Negosiasi
Saya berperan dalam melakukan kontrak untuk barang/jasa
yang dibutuhkan pada unit/sub saya dengan pihak luar
8 Perwakilan
Saya berperan dalam mewakilkan organisasi saya untuk
berhubungan dengan pihak lain di luar organisasi
9 Kinerja secara menyeluruh
Saya mengevaluasi kinerja, dan sasaran kinerja secara
menyeluruh

2. KOMITMEN MANAJER TERHADAP PENERAPAN TQM


Bapak / Ibu dimohon untuk menjawab pertanyaandibawah ini sesuai dengan keadaan sebenarnya,
dengan cara memberikan tanda (√) pada salah satu ketentuan dibawah ini untuk menyatakan
persepsinya.

SS : Sangat Setuju S : Setuju


N : Netral KS : Kurang Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S N KS STS

1 Saya melaksanakan tugas pokok dan tidak


mengandalkan orang lain
2 Saya memprioritaskan aktivitas rutin yang perlu
diselesaikan
3 Saya menyebarluaskan visi dan kebijakan mutu
perusahaan ke seluruh karyawan
4 Saya menyebarluaskan upaya-upaya
meningkatkan semua aspek kualitas
5 Saya mendorong keterlibatan karyawan dalam
proses peningkatan semua aspek kualitas
6 Saya berperan serta dalam proses peningkatan
semua aspek kualitas
7 Saya memberikan dukungan fasilitas untuk
program peningkatan semua aspek kualitas
8 Saya mengakui dan menghargai prestasi atas
peningkatan semua aspek kualitas

17
3. PILAR DASAR TOTAL QUALITY MANAGEMENT
No Pernyataan SS S N KS STS

1 Perusahaan selalu menetapkan target perbaikan


berkelanjutan pada standar tertentu

2 Perusahaan selalu mempertimbangkan masukan


dari konsumen untuk meningkatkan semua
aspek kualitas
3 Perusahaan selalu berkomunikasi dengan
pemasok untuk meningkatkan semua aspek
kualitas
4 Perusahaan selalu melakukan perbaikan terus
menerus pada semua bagian tanpa menunggu
permasalahan muncul
5 Perusahaan selalu menyelidiki peluang
perbaikan berkelanjutan atas peralatan dan
metode baru
6 Perusahaan selalu mengidentifikasi kebutuhan
konsumen

7 Perusahaan selalu menyebarluaskan kebutuhan


konsumen kepada seluruh karyawan

8 Perusahaan selalu berusaha memenuhi kepuasan


konsumen

9 Perusahaan selalu merencanakan kebutuhan


maupun harapan konsumen yang akan datang

10 Perusahaan selalu mengukur kepuasan


konsumen

11 Perusahaan membina langsung hubungan


dengan konsumen

12 Perusahaan selalu menyelesaikan permasalahan


konsumen segera dengan tepat

13 Perusahaan membentuk sekelompok kerja lintas


fungsional untuk mengelola semua aspek
kualitas
14 Perusahaan selalu mengembangkan keterlibatan
karyawan pada semua bagian untuk mengelola
semua aspek kualitas
15 Semua karyawan mempunyai kewenangan
dalam pengambilan keputusan secara
proporsional
16 Semua karyawan banyak melakukan aktivitas
sumbang saran

17 Banyak masalah telah diselesaikan oleh


kegiatan kelompok kerja

18
18 Perusahaan menerapkan gagasan karyawan
pada proses kerja

DATA PENELITIAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KINERJA MANAJERIAL

Cas e Proce ss ing Sum m ary

N %
Cases V alid 72 93,5
Ex cludeda 5 6,5
Total 77 100,0
a. Listw ise deletion bas ed on all
variables in the proc edure.

Reliability Statis tics

Cronbac h's
A lpha N of Items
,851 9

Item -Total Statis tics

Scale Correc ted Cronbach's


Scale Mean if Varianc e if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Q1 62,00 9,268 ,482 ,845
Q2 62,01 9,901 ,500 ,843
Q3 62,15 9,765 ,416 ,850
Q4 61,96 9,111 ,530 ,840
Q5 62,10 8,427 ,783 ,812
Q6 62,07 8,854 ,659 ,826
Q7 62,08 9,852 ,420 ,849
Q8 62,19 9,032 ,574 ,835
Q9 62,10 8,427 ,783 ,812

19
UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS KOMITMEN MANAJER DIVISI MENGENAI

PENERAPAN TQM

Cas e Proce ss ing Sum m ary

N %
Cases V alid 72 33,3
Ex cludeda 144 66,7
Total 216 100,0
a. Listw ise deletion bas ed on all
variables in the proc edure.

Reliability Statis tics

Cronbac h's
A lpha N of Items
,748 8

Item -Total Statis tics

Scale Correc ted Cronbach's


Scale Mean if V arianc e if Item-Total A lpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Q1 30,00 8,592 ,528 ,707
Q2 30,13 7,801 ,617 ,684
Q3 30,26 7,746 ,586 ,691
Q4 30,06 9,039 ,358 ,737
Q5 29,96 9,224 ,322 ,743
Q6 30,07 9,220 ,393 ,731
Q7 29,89 8,973 ,440 ,722
Q8 29,88 9,266 ,302 ,747

20
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENERAPAN PILAR DASAR TQM

Cas e Proce ss ing Sum m ary

N %
Cases V alid 72 100,0
Ex cludeda 0 ,0
Total 72 100,0
a. Listw ise deletion bas ed on all
variables in the proc edure.

Reliability Statis tics

Cronbac h's
A lpha N of Items
,873 18

Item -Total Statis tics

Scale Correc ted Cronbach's


Scale Mean if V arianc e if Item-Total A lpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Q1 71,94 44,363 ,296 ,873
Q2 72,00 43,549 ,365 ,871
Q3 71,89 44,635 ,309 ,872
Q4 71,93 42,235 ,573 ,863
Q5 71,96 43,364 ,404 ,869
Q6 71,96 42,210 ,523 ,865
Q7 72,03 42,365 ,513 ,865
Q8 71,89 43,593 ,428 ,868
Q9 72,07 41,784 ,544 ,864
Q10 72,03 42,253 ,526 ,865
Q11 72,11 41,199 ,614 ,861
Q12 72,00 41,662 ,584 ,862
Q13 72,08 39,852 ,755 ,855
Q14 72,01 41,929 ,559 ,864
Q15 71,89 42,551 ,500 ,866
Q16 71,88 42,731 ,515 ,865
Q17 72,03 42,450 ,402 ,871
Q18 71,85 43,202 ,399 ,870

21
UJI ASUMSI KLASIK

UJI NORMALITAS RESIDUAL


One -Sam ple Kolm ogorov-Sm irnov Te st

Unstandardiz
ed Residual
N 72
Normal Parameters a,b Mean ,0000000
Std. Dev iation 4,70897804
Mos t Ex treme Abs olute ,075
Dif f erences Positive ,075
Negative -,062
Kolmogorov-Smirnov Z ,633
Asy mp. Sig. (2-tailed) ,817
a. Test dis tribution is Normal.
b. Calc ulated f rom data.

UJI MULTIKOLINEARITAS
Coe fficientsa

Collinearity Statistic s
Model Toleranc e VIF
1 Komitmen ,263 3,795
TQM ,263 3,795
a. Dependent Variable: Kinerja

UJI HETEROKEDASTISITAS

Coe fficientsa

Unstandardiz ed Standardized
Coef f icients Coef f icients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Cons tant) -4,124 3,321 -1,242 ,219
Komitmen ,328 ,174 ,419 1,893 ,063
TQM -,043 ,084 -,113 -,510 ,612
a. Dependent Variable: ABS_RES

22
UJI REGRESI DAN UJI t
UJI REGRESI PENGARUH KOMITEMEN MANAJER DIVISI MENGENAI PENERAPAN
TQM TERHADAP PENERAPAN PILAR DASAR TQM

Model Sum m ary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .858 a .737 .733 3.557
a. Predictors: (Constant), Komitmen

Coe fficientsa

Unstandardiz ed Standardized
Coef f icients Coef f icients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Cons tant) 15.126 4.387 3.448 .001
Komitmen 1.780 .127 .858 13.989 .000
a. Dependent Variable: TQM

UJI REGRESI BERGANDA PENGARUH KOMITMEN MANAJER DIVISI MENGENAI


PENERAPAN TQM DAN PENERAPAN PILAR DASAR TQM TERHADAP KINERJA
MANAJERIAL

Model Sum m ary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .767 a .588 .576 4.777
a. Predictors: (Constant), TQM, Komitmen

ANOV Ab

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2246.057 2 1123.028 49.218 .000 a
Residual 1574.388 69 22.817
Total 3820.444 71
a. Predictors: (Constant), TQM, Komitmen
b. Dependent Variable: Kinerja

23

Anda mungkin juga menyukai