Anda di halaman 1dari 15

JOURNAL READING

Facial Wound Management

Tugas Kepaniteraan Klinik


Departemen Ilmu Bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Periode 16 April-30 Juni 2018

Pembimbing :
dr. Ahmad Fawzy, Sp. BP

Disusun Oleh :

Riga Medina

1710221003

RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN ”VETERAN” JAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

JOURNAL READING
Facial Wound Management

Diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas


Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Bedah
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Disusun Oleh:
Riga Medina
1710221003

Purwokerto, 19 Mei 2018

Telah dibimbing dan disahkan oleh:

Pembimbing

(dr. Ahmad Fawzy, Sp.BP)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas journal reading.
Tujuan penyusunan journal reading ini ialah untuk memenuhi salah satu
syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Bedah RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto.
Pada journal ini dibahas mengenai sebuah penelitian mengenai
“Manajemen Luka Wajah”. Secara umum journal ini baik dalam hal penjelasan
metode penelitian yang terperinci dan berdasarkan data klinis yang jelas walaupun
penjelasan mekanisme yang mendasari masih kurang detail dan masih
memerlukan penelitian lebih lanjut.

Dalam kesempatan ini perkenakanlah penulis untuk menyampaikan ucapan


terima kasih kepada :
1. dr. Ahmad Fawzy, Sp.BP selaku pembimbing yang telah memberikan arahan
dalam pengerjaan journal reading kami.
2. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
journal reading ini.
Penerjemah menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan journal
reading ini masih jauh dari kesempurnaan serta masih banyak terdapat
kekurangan.Penerjemah berharap semoga dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca serta perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
kedokteran.

Purwokerto, 19 Mei 2018

Penerjemah
Manajemen Luka Wajah

Frank Sabatino, MD*, Joshua B. Moskovitz, MD,MPH

Department of Emergency Medicine, North Shore University Hospital, Hofstra North


Shore-LlJ School of Medicine, 300 Community Drive, Manhasset, NY

Kata Kunci
- Manajemen Luka Wajah - Laserasi Dahi - Laserasi Scalp
- Laserasi Kelopak Mata - Laserasi Bibir - Laserasi Telinga
- Hematoma Telinga - Penyembuhan Laserasi

Poin-Poin Penting
 Laserasi kulit kepala: Memperbaiki galea menggunakan benang 4-0
nonabsorbable. Memperbaiki lapisan otot menggunakan benang 4-0 yang dapat
diserap. Perbaiki kulit dengan benang atau staples 4-0 yang bisa diserap.
 Laserasi dahi: Alis mata harus sejajar tepat. Perbaiki lapisan otot dengan benang
6-0 yang tidak dapat diserap. Perbaiki kulit dengan benang 6-0 yang tidak dapat
diserap.
 Laserasi hidung: Kaji lukanya karena kedalamannya dan anatomi yang terlibat.
- Gunakan benang 5-0 yang tidak dapat diserap yang menyelaraskan tepi
tepi alar dengan kulit di sekitar luka tembak. Biarkan jahitan dibuka.
Tempatkan benang 5-0 yang dapat diserap untuk menyejajarkan lapisan
mukosa. Tempatkan benang 5-0 yang dapat diserap untuk menyejajarkan
lapisan kartilago. Ikat jahitan asli.
 Laserasi bibir: Tempatkan jahitan awal untuk memastikan bahwa perbatasan
vermilion selaras dengan tepat. Lepaskan jahitannya. Gunakan sutura yang dapat
diserap untuk menutup lapisan mukosa internal. Gunakan benang 6-0
nonabsorbable untuk memperbaiki lapisan kulit. Ikat jahitan asli.
 Laserasi telinga: Menggunakan pisau bedah dengan pisau # 15, buat sayatan kecil
pada titik fluktuasi maksimal. Tiriskan hematoma dan mengairi. Tempatkan
beberapa 4x4 bantalan kasa pada daun telinga posterior. Tempatkan beberapa
lapisan kasa lembut pada aspek anterior dari daun telinga. Tempatkan tekanan
elastis di sekitar kepala pasien dan ikat dengan kuat.
Pendahuluan
Pasien dengan luka pada kepala dan wajah dengan frekuensi signifikan di
instalasi gawat darurat (IGD). Teknik yang sesuai sangat penting untuk
pengobatan luka yang optimal untuk mendapatkan hasil kosmetik (estetika) yang
baik dan mengurangi angka terjadinya infeksi.

Artikel ini mengulas anatomi dasar kepala dan wajah yang berhubungan
dengan perawatan luka. Artikel ini juga membahas manajemen luka dasar dan
teknik peninjauan untuk memperbaiki area yang berisiko tinggi pada wajah,
terutama mata, bibir, dan telinga. juga dijelaskan adalah teknik yang tepat untuk
manajemen hematoma aurikularis

Manajemen Luka Awal

Perawatan luka awal pada luka di kepala dan wajah sama seperti yang
diterapkan pada luka dimanapun pada tubuh. Luka harus dibersihkan sepenuhnya
dan diperiksa secara menyeluruh. Semua benda asing, debris, dan darah yang
telah mengering harus dibersihkan. Pilihan anestesi dan metode pemberiannya
bergantung pada lokasi luka, mekanisme cedera, dan tingkat kenyamanan dokter
dengan beragam teknik, termasuk pemberian secara lokal, blok saraf regional, dan
anestesi topikal.1

Penutupan luka dapat dicapai dengan menggunakan jahitan, staples, atau


perekat jaringan. Luka spesifik dibahas dalam bagian selanjutnya. Pilihan jahitan
didasarkan pada lokasi dan ukuran luka (Tabel 1). Ketika jahitan diletakkan pada
kulit wajah, jahitan ini harus diposisikan 1 hingga 2 mm dari tepi kulit dan
terpisah sejauh sekitar 3 mm, yang lebih dekat dibandingkan tempat lain dalam
tubuh. Teknik ini memungkinkan aproksimasi jaringan yang lebih baik dan
perbaikan outcome kosmetik.1 Bahan benang diklasifikasi menjadi 2 kelompok
besar: nonabsorbable dan absorbable.1 Benang nonabsorbable perlu diangkat
setelah pemasangan. Untuk pasien-pasien pediatri dan mereka yang dengan
reliabilitas follow up yang dipertanyakan, benang chromic absorbable atau cat gut
dapat digunakan untuk repair yang adekuat terhadap kulit wajah.1,2 Staples juga
memberikan alternatif yang cepat dan tidak nyeri untuk penutupan luka
dibandingkan jahitan.3 Perekat jaringan juga memberikan alternatif yang cepat
dan tidak nyeri terhadap jahitan tradisional, dan dapat mencapai hasil kosmetik
yang dapat diterima.4 Pilihan ini harus dipertimbangkan terutama pada anak-anak.
Luka yang optimal untuk diperbaiki dengan perekat jaringan adalah laserasi linear
yang kecil (< 3 cm).5

Laserasi scalp
Laserasi pada wajah dan scalp menduduki sekitar 50% dari luka yang
diobati di IGD di Amerika Serikat.6,7 Luka pada scalp atau kulit kepala bersifat
sulit untuk diatasi karena aliran darah yang sangat banyak ke area ini. Cedera pada
area ini seringkali disebabkan oleh tabrakan yang berat, yang menghasilkan luka
dalam yang ireguler yang mempersulit kosmetik yang optimal. Area permukaan
kepala dan kulit kepala berbeda-beda, dan jaringan parut yang terlihat dapat
terlihat jelas. Konsekuensi akibat jaringan ikat dapat melampaui kelainan fisik
dan dapat mulai berkontribusi terhadap gangguan mental seperti depresi dan
gangguan stres pascatrauma.8,9 Jaringan parut juga mempengaruhi tingkat
pengangguran dan penyalahgunaan zat pada pasien.9 Karena potensi efek yang
signifikan dari repair luka yang buruk, dokter emergensi (EP) harus
mempertimbangkan melibatkan konsultan dalam perawatan pasien dengan
laserasi kulit kepala.6,10

Evaluasi luka pada kulit kepala seringkali terbatas karena perdarahan yang
berlebihan. Area ini disuplai oleh jaringan pembuluh darah yang kaya: suplai
arteri berasal dari 3 cabang yang berasal dari arteri karotis eksternal dan 2 cabang
dari arteri karotis interna.11 Manajemen awalnya mencakup memberikan tekanan
langsung dan melakukan klem pada pembuluh darah, sesuai kebutuhan.6,10

Ketika homeostasis didapatkan, luka dipalpasi untuk memeriksa kedalaman


dan kondisi kulit kepala. Anatomi kulit kepala terdiri atas 5 lapisan: kulit, fascia
superfisial, aponeurosis galeal, jaringan areolar longgar, dan perikranium.
Pemeriksa harus mencatat jika terdapat depresi yang jelas yang menunjukkan
fraktur tengkorak.6,10

Anestesi untuk laserasi kulit kepala dapat diberikan dalam beberapa cara –
secara topikal, secara lokal, atau secara regional – dan pilihannya bergantung apda
mekanisme cedera serta tingkat kenyamanan dokter. Anestesi topikal adalah yang
paling tidak menimbulkan nyeri dibandingkan 4 metode dan memadai pada
sejumlah besar pasien. Keuntungan anestesi lokal dengan dimasukkannya
epinefrin adalah ini dapat membantu dalam homeostasis dan mengendalikan
nyeri. Anestesi regional melalui blok supraorbital akan menganestesi keseluruhan
sisi bagian dahi serta sepertiga proksimal kulit kepala anterior. Pendekatan
regional dapat meningkatkan perbaikan outcome melalui tidak mempengaruhi tepi
luka melalui infiltrasi cairan subkutan. Pasien pediatri mungkin mendapatkan
keuntungan dari sedasi.

Irigasi luka pada kulit kepala bergantung pada mekanisme cedera. Semua
luka traumatika dan terkontaminasi harus diirigasi untuk mengurangi kadar
bakteri yang membahayakan.12 Namun, untuk luka yang bukan gigitan dan tak
terkontaminasi pada pasien yang datang dalam waktu 6 jam, irigasi rutin tidak
mempengaruhi angka kejadian infeksi.13 Dalam persiapan untuk repair laserasi
kulit kepala, mencukur akan meningkatkan kemungkinan infeksi dan oleh karena
itu tidak direkomendasikan.12,13

Repair laserasi kulit kepala harus diarahkan menurut kedalaman cedera.6


Laserasi pada galeal membutuhkan repair, yang harus dilakukan dengan benang
nilon nonabsorbable 4-0 atau polipropilene dalam cara matras interrupted atau
horizontal. Jahitan yang dalam ini akan memberikan kosmetik jaringan ikat akhir
dan meminimalkan pembentukan hematoma galeal. Laserasi yang melibatkan
lapisan otot harus direpair dengan benang absorbable 4-0 dalam cara simple
interrupted. Kulit dan otot dapat direpair dengan jahitan tunggal melalui kedua
lapisan, mengingat tidak terdapat defek yang besar pada lapisan otot. Kulit dapat
ditutup dengan staples bedah atau jahitan.14 Ketika menggunakan benang, bahan
nilon 4-0 atau yang menyerap dengan cepat harus diletakkan dalam cara
interrupted. Akan dapat membantu dokter untuk mengangkat jahitan jika warna
jahitan berbeda dari rambut pasien dan jika lebih benang yang lebih panjang
ditinggalkan (gambar 1).6,15

Setelah melakukan repair laserasi yang besar atau dalam, pasien harus
dipulangkan dengan bebat tekan yang dipasang untuk mencegah terbentuknya
hematoma.10
Laserasi dahi

Repair laserasi dahi serupa dengan pada laserasi kulit kepala.6,10 Namun,
laserasi yang melibatkan lapisan muskular pada dahi dapat menghasilkan kelainan
yang lebih jelas dan jaringan parut yang terlihat ketika otot ekspresi wajah
terlibat; oleh karena itu, perawatan yang ekstrim harus diberikan untuk
mendekatkan kembali otot dan untuk mensejajarakan garis tegangan kulit dan
garis rambut secara pasti untuk meminimalkan efek ini. Untuk luka dalam di dahi,
benang absorbable 5-0 intradermal harus digunakan. Kulit dapat ditutup dengan
benang nonabsorbable 6-0 dalam teknik simple interrupted. Lapisan epidermal
kulit juga dapat ditutup dengan perekat kulit selama strukutr yang lebih dalam
telah direpair dan terdapat tegangan luka yang minimal.6,10

Alis mata tidak boleh dicukur atau dipotong,16 karena ini merupakan
penanda yang penting untuk aproksimasi tepi luka. Ketika melakukan repair
laserasi yang melibatkan bulu mata, adalah hal yang sangat penting agar garis-
garis rambut disejajarkan secara hati-hati.6,16 Serupa dengan luka pada kulit
kepala, direkomendasikan untuk menggunakan warna benang yang berbeda dari
warna rambut pasien dan meninggalkan lebih benang yang panjang untuk
mempermudah proses pengangkatan jahitan.

Laserasi kelopak mata

Anatomi kelopak mata terdiri atas 5 lapisan jaringan, dari superfisial hingga
dalam: kulit, jaringan subkutan, orbicularis oculi, bidang tarsal, dan
konjungtiva.6,11 Kulit kelopak mata tipis dan tidak memberikan proteksi yang
signifikan terhadap bola mata terhadap objek yang menembus. Orbicularis oculi
merupakan otot yang mengendalikan penutupan kelopak mata. Bidang tarsal
terdiri atas jaringan elastik padat dan jaringan ikat, dan terdiri atas kelenjar
meibom dan bulu mata. Suplai saraf ke kelopak mata berasal dari cabang temporal
dan zigomatikum nervus fascialis.11
Repair luka laserasi pada kelopak mata harus dimulai hanya setelah
pemeriksaan mata yang menyeluruh yang mencakup pemeriksaan ketajaman
penglihatan, performa otot ekstraokular, pemeriksaan kornea untuk abrasi
dan/atau benda asing, dan , yang paling penting, potensi untuk ruptur bola mata.
Karena kelopak mata keduanya penting secara fungsional maupun kosmetik, EP
harus mempertimbangkan merujuk pasien ke ahli oftalmologi atau bedah
okuloplastik. Rujukan ini harus diberikan secara otomatis untuk pasien dengan
luka yang melibatkan permukaan dalam kelopak mata, tepi kelopak mata (gambar
2), atau duktus lakrimalis, untuk cedera-cedera yang berkaitan dengan ptosis, dan
untuk cedera yang meluas kedalam bidang tarsal.6,16 Cedera pada duktus
lakrimalis harus diperhitungkan pada laserasi kelopak mata full thickness yang
terletak dalam jarak 6 hingga 8 mm dari kantus medialis.1 Laserasi superfisial
kelopak mata dapat direpair dengan menggunakan benang nilon nonabsorbable
atau poliprophylene 6-0 atau 7-0 yang dijahitkan dalam cara simple interrupted
(gambar 3).6,15

Laserasi hidung

Hidung terdiri atas struktur kartilago dan tulang yang dibagi menjadi dua
oleh septum. Tahap yang paling penting dalam mengevaluasi laserasi nasal adalah
menilai kedalaman dan anatomi yang terlibat.17,18

Pada sebagian kasus, anestesi dapat dicapai dengan memasukkan kapas atau
kasa yang telah dibasahi dengan lidokain dan epinefrin kedalam rongga nasal dan
kemudian mengangkatnya sebelum repair.6 Jika ini tidak mencukupi, anestesi
lokal atau regional dapat digunakan.

Laserasi superfisial dapat ditutupi dengan benang nonabrosbable 6-0 dalam


cara interrupted, berhati-hati untuk menjaga kartilago yang telah mengalami
kerusakan dibawah repair laserasi. Laserasi yang lebih dalam yang melibatkan
semua lapisan jaringan harus ditutup sebagai berikut.17,18

 Pertama, jahitlah dengan benang nonabsorbable 5—0 untuk meluruskan


kulit tepi alar dan kulit nares, namun biarkan jahitan ini tidak terikat.
 Manipulasi jahitan awal dengan tarikan ringan untuk meluruskan lapisan
mukosa dan kartilago
 Gunakan benang absorbable 5-0 untuk mengamankan lapisan mukosa
 Jika dibutuhkan, gunakan benang absorbable 5-0 untuk mendekatkan
lapisan kartilago.
 Ikat jahitan awal
 Evaluasi ulang titik temu antara tepi alar dan nares untuk memastikan
bahwa aproksimasi akan memberikan hasil kosmetik yang terbaik.17,18

Trauma pada hidung dapat menyebabkan pembentukan hematoma septal (Gambar


4), yang membutuhkan drainase. Memasukkan jarum 18-gauge kedalam
hematoma biasanya akan memadai. Sebagai alternatifnya, suatu insisi dapat
dilakukan. Tampon nasal harus diinsersi setelah drainase, dan antibiotika
profilaktik harus diresepkan (gambar 5).17,18
Laserasi bibir

Pendekatan untuk repair laserasi bibir bergantung pada struktur yang


terlibat.6,18-20 anatomi bibir yang relavan terdiri atas 3 permukaan: kulit,
vermilion, dan mukosa oral.18 Kunci untuk melakukan repair laserasi bibir yang
tepat adalah kesejajaran tepi vermilion.6,18 Sensasi pada bibir atas disuplai oleh
nervus infraorbitalis, dan sensasi ke bibir bawah oleh nervus mentale.19,20 Anestesi
regional nyaman untuk melakukan repair laserasi bibir dan memberikan peluang
yang baik untuk outcome kosmetik yang optimal.1

Tantangan kosmetik utama untuk repair laserasi bibir adalah luka yang
melewati tepi vermilion. Ketika melakukan repair terhadap tipe luka ini, pertama-
tama jahitan ahrus mensejajarkan tepi pinggiran vermilion secara tepat (gambar
6). Ini dapat dibiarkan tidak diikat hingga sisa laserasi direpair.1,6,15,17

Laserasi bibir intraoral tidak perlu dijahit, namun membutuhkan evaluasi


penuh terhadap benda asing seperti fragmen gigi dan partikel makanan,6,17,18 dan
harus diirigasi sebelum repair. Ketika dibutuhkan penutupan, benang absorbable
harus digunakan.

Laserasi through-and-through harus ditutup lapis demi lapis, dimulai


dengan lapisan mukosa, diikuti dengan lapisan otot dan orbicularis oris. Lapisan
otot ditutup dengan menggunakan benang absorbable dalam cara apakah itu
matras simple interrupted atau horizontal. Mukosa eksternal bibir kemudian
direpair dalam cara interrupted dengan benang absorbable 4-0; benang
nonabsorbable 6-0 harus digunakan untuk bagian laserasi manapun yang meluas
kedalam kulit (gambar 7).1,6,15,17

Laserasi telinga

Anatomi telinga terdiri atas kanalis telinga eksternal, aurikula, dan lobus
telinga bawah. Nervus aurikularis mayor memberikan inervasi sensorik, dan
suplai darah mengalir dari arteri temporalis superfisial dan aurikularis posterior.
Anestesi dicapai dengan melakukan blok aurikula.6,11

Luka superfisial pada pinna atau helix dapat direpair dengan menggunakan
benang nonabsorbable 6-0 yang dijahit dalam cara interrupted (gambar 8).
Laserasi through and through yang melibatkan aurikula dapat direpair dengan
mensejajarkan kartilago dengan benang nonabsorbable 6-0 yang diikat dalam cara
interrupted. Namun, sebagian besar laserasi tidak membutuhkan repair kartilago,
dan pensejajaran kulit yang berada disekitarnya bersifat adekuat.6,21

Trauma dorongan tumpul ke telinga dapat menyebabkan ruptur membran


timpani dan pembentukan hematoma. Efek samping yang sering dari trauma
telinga adalah pembentukan hematoma aurikula yang juga dikenal sebagai
cauliflower ear. Tipe cedera ini terutama berkaitan dengan pegulat, petinju, dan
artis martial campuran. Penatalaksanaannya adalah dengan 1 atau 2 teknik. Pilihan
pertama adalah aspirasi jarum: dengan menggunakan jarum dengan lubang besar
pada titik fluktuansi maksimal, hematoma diaspirasi. Teknik kedua menggunakan
scalpel untuk insisi dan drainase. Scalpel dengan blade #15 digunakan untuk
membuat insisi yang kecil, kurang dari 5 mm pada titik fluktuasi maksimal.
Hematoma kemudian didrainase, diikuti dengan irigasi. Terlepas dari teknik yang
dipilih, bebat tekan diberikan untuk mencegah pembentukan hematoma kedua.
Setelah memasang kassa 4 x 4 pada aspek posterior aurikula, beberapa lapis kassa
halus diletakkan pada aspek anterior aurikula. Elastik verban diletakkan
disekeliling kepala dan diikat hingga tekanan konstan yang kuat diberikan.
Verban harus dibiarkan ditempatnya hingga pasien dinilai kembali, yang lebih
dianjurkan dalam waktu 24 jam.1,6,15,21
Kesimpulan

Manajemen luka wajah sangat penting di IGD. teknik yang tepat harus
digunakan untuk mencapai hasil terbaik, terutama di daerah berisiko tinggi secara
kosmetik.

Kulit kepala dapat diperbaiki berlapis-lapis. tepi alis perlu disejajarkan


dengan sempurna. ahli ophtalmologi atau ahli bedah okuloplastik harus segera
dilibatkan untuk luka dikaitkan dengan ptosis; dan jika lukanya meluas ke
lempeng tarsal. tujuan utama perbaikan laserasi bibir adalah untuk memastikan
bahwa perbatasan vermilion selaras persis. meskipun sayatan dan drainase
hematoma aurikulus bisa relatif rutin, pertimbangan khusus harus diberikan
kepada teknik yang tepat untuk menerapkan tekanan berpakaian untuk mencegah
akumulasi ulang hematoma.

Hasil suboptimal dari setiap perbaikan luka wajah dapat mengakibatkan


penyembuhan luka yang buruk, infeksi, dan konsekuensi permanen yang
signifikan untuk pasien.

Anda mungkin juga menyukai