ROSMINI, S.Kep
NIM. 70900118040
( ) ( )
1
BAB I
A. DEFINISI
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk
Sari, 2011).
2
mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga
dan elektrolit, menyebabkan uremia berupa retensi urea dan sampah lain
dalam darah.
B. ETIOLOGI
Menurut Muttaqin dan Sari (2011) kondisi klinis yang memungkinkan
dapat mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari ginjal sendiri dan di luar
ginjal.
3
b.Penyakit umum di luar ginjal
2) Dyslipidemia.
3) SLE.
5) Preeklamsi.
6) Obat-obatan.
C. ANATOMI FISIOLOGI
a. Anatomi Ginjal
terletak pada kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal terletak pada dinding
tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, agar terlindung dari
trauma langsung. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri, karena hati
sampai 7,5 sentimeter, dan tebal 1,5 sampai 2,5 sentimeter. Pada orang
dewasa beratnya kira-kira 140 gram. Bentuk ginjal seperti kacang dan sisi
4
cembung. Pembuluh-pembuluh ginjal semuanya masuk dan keluar pada
lebih pendek dan lebih tebal dari yang kiri. Kedua ginjal dilapisi oleh
bagian dari sistem saluran kencing (urinary system) yang ada dalam tubuh
Organ utama dari sistem saluran kemih terdiri atas dua ginjal, dua
saluran dari ginjal ke kandung kemih (ureter), satu kandung kemih dan
satu saluran dari kandung kemih keluar tubuh (uretra). Panjang uretra pada
pria sekitar 20-25 cm yang berfungsi untuk tempat keluarnya urin yang
wanita uretra jauh lebih pendek sekitar 2,5-3,8 cm dan terletak di depan
organ reproduksi. Berhubung letak uretra pada wanita yang dekat sekali
dengan organ reproduksi dan anus, maka pada wanita kasus infeksi saluran
kencing lebih banyak didapat karena rawan terinfeksi kuman yang berasal
5
Sistem saluran kemih merupakan salah satu sistem ekskresi tubuh
terbagi menjadi dua bagian yaitu korteks bagian luar dan medulla di
masuk ke dalam perluasan ujung pelvis ginjal yang disebut kaliks minor
unit struktural dan fungsional ginjal) sebagai alat penyaring darah, korteks
6
pengumpul yang mengalir ke duktus pengumpul. Sedangkan ciriciri
duktus pengumpul urin. Setiap ginjal orang dewasa memiliki sekitar satu
juta unit nefron sebagai unit pembentuk urin. Nefron berfungsi sebagai
regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara
(Purnomo, 2011).
berliku dan panjangnya sekitar 15 mm. Sedangkan yang jauh dari badan
7
malphigi disebut tubulus distal, sangat berliku dan panjangnya sekitar 5
dijembatani oleh lengkung Henle yang berupa leher angsa yang turun ke
arah medulla ginjal kemudian naik kembali menuju korteks. Bagian akhir
kaliks mayor dan menuju piala ginjal. Medulla merupakan tempat saluran
saluran yang lebih besar ke arah pelvis atau piala ginjal. Lalu urin
urin tertentu di mana dinding kandung kemih ini tertekan sehingga otot
b. Fisiologi ginjal
1) Fungsi ginjal
rentang normal.
8
c) Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan
darah.
d) Degradasi insulin.
e) Menghasilkan prostaglandin.
kurang 1200 ml darah, atau 25% cardiac output, mengalir ke kedua ginjal.
Pada keadaan tertentu, aliran darah ke ginjal dapat meningkat hingga 30%
(pada saat latihan fisik) dan menurun hingga 12% dari cardiac output.
darah, sedangkan molekul berukuran lebih besar (protein dan sel darah
9
merah) tetap tertahan di dalam darah. Oleh karena itu komposisi cairan
filtrat yang berada di kapsul Bowman, mirip dengan yang ada di dalam
plasma, hanya saja cairan ini tidak mengandung protein dan sel darah
(Purnomo, 2011).
urine yang akan disalurkan melalui duktus kolegentes. Cairan urine tersbut
D. KLASIFIKASI
a. Stadium I
Stadium pertama merupakan sebuah proses penurunan cadangan ginjal.
Selama stadium ini kreatinin serum dan kadar BUN normal dan pasien
asimptomatik.
b. Stadium II
Tahap ini merupakan insufisiensi ginjal dimana lebih dari 75% jaringan
yang berfungsi telah rusak dan GFR (Glomerulus Filtration Rate) besarnya
hanya 25% dari normal. Kadar BUN mulai meningkat tergantung dari kadar
protein dalam diet. Kadar kreatinin serum juga mulai meningkat disertai
dengan nokturia dan poliuria sebagai akibat dari kegagalan pemekatan urin.
10
c. Stadium III
Stadium ini merupakan stadium akhir dimana 90 % dari massa nefron telah
hacur atau hanya tinggal 200.000 nefron saja yang masih utuh. GFR
serum dan BUN akan meningkat.Klien akan mulai merasakan gejala yang
cairan dan elektrolit dalam tubuh. Urin menjadi isoosmotik dengan plasma
dan pasien menjadi oligurik dengan haluaran urin kurang dari 500 cc/hari.
E. PATOFISIOLOGI
penimbunan zat-zat sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian ginjal
yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal, manifestasi
klinis gagal ginjal kronik mungkin minimal karena nefron-nefron sisa yang
sehat mengambil alih fungsi nefron yang rusak. Nefron yang tersisa meningkat
Seiring dengan makin banyaknya nefron yang mati, maka nefron yang tersisa
rusak dan akhirnya mati. Sebagian dari siklus kematian ini tampaknya
11
Meskipun penyakit ginjal terus berlanjut, namun jumlah zat terlarut yang
berubah, kendati jumlah nefron yang bertugas melakukan fungsi tersebut sudah
menurun secara progresif. Dua adaptasi penting dilakukan oleh ginjal sebagai
beban kerja ginjal. Terjadi peningkatan kecepatan filtrasi, beban zat terlarut
dan reabsorpsi tubulus dalam setiap nefron meskipun GFR untuk seluruh massa
nefron yang terdapat dalam ginjal turun di bawah nilai normal. Mekanisme
elektrolit tubuh hingga tingkat fungsi ginjal yang sangat rendah. Namun
akhirnya, kalau sekitar 75% massa nefron sudah hancur, maka kecepatan
filtrasi dan beban zat terlarut bagi setiap nefron demikian tinggi sehingga
Fleksibilitas baik pada proses ekskresi maupun proses konservasi zat terlarut
dan air menjadi berkurang. Sedikit perubahan pada makanan dapat mengubah
keseimbangan yang rawan tersebut, karena makin rendah GFR (yang berarti
maikn sedikit nefron yang ada) semakin besar perubahan kecepatan ekskresi
menyebabkan berat jenis urine tetap pada nilai 1,010 atau 285 mOsm (yaitu
sama dengan plasma) dan merupakan penyebab gejala poliuria dan nokturia
12
F. MANIFESTASI KLINIS
Setiap sistem tubuh pada gagal ginjal kronis dipengaruhi oleh kondisi uremia,
maka pasien akan menunjukkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda
dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, usia pasien
dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala pasien gagal ginjal kronis
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem
b. Manifestasi dermatologi
c. Manifestasi Pulmoner
d. Manifestasi Gastrointestinal
e. Manifestasi Neurologi
f. Manifestasi Muskuloskeletal
13
g. Manifestasi Reproduktif
G. KOMPLIKASI
a. Komplikasi Hematologis
eritropoietin yang tidak adekuat oleh ginjal dan diobati dengan pemberian
eritropoietin subkutan atau intravena. Hal ini hanya bekerja bila kadar besi,
folat, dan vitamin B12 adekuat dan pasien dalam keadaan baik. Sangat
natrium dan air. Keadaan ini biasanya tidak cukup parah untuk bisa
natrium dan pengendalian volume tubuh melalui dialysis. Jika fungsi ginjal
14
c. Dehidrasi
d. Kulit
Gatal merupakan keluhan keluhan kulit yang paling sering terjadi. Keluhan
ini sering timbul pada hiperparatiroidime sekunder atau tersier serta dapat
pada kulit dan timbul hanya pada uremia berat. Pigmentasi kulit dapat
e. Gastrointestinal
Namun gejala mual, muntah, anoreksia, dan dada terbakar sering terjadi.
urin.
15
f.Endokrin
kesadaran, dan bahkan koma, sering kali dengan tanda iritasi neurologis
(restless leg) atau kram otot dapat juga terjadi dan kadang merespons
16
h. Imunologis
Fungsi imunologis terganggu pada gagal ginjal kronik dan infeksi sering
terjadi. Uremia menekan fungsi sebagaian besar sel imun dan dialisis dapat
i. Lipid
j. Penyakit jantung
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi
17
2. Biopsi Ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel
Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau obstruksi lain.
c. Pielografi Intravena
ginjal pada usia lanjut, diabetes melitus dan nefropati asam urat.
d. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal , anatomi sistem
e. Renogram
18
i. Pemeriksaan Pielografi Retrograde
j. EKG
k. Biopsi Ginjal
dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal ginjal kronis atau
2) Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak
ada (anuria).
Ureum:
19
Kreatinin: Biasanya meningkat dalam proporsi. Kadar kreatinin 10
4) Hiponatremia
5) Hiperkalemia
9) Hipertrigliserida
I. PENATALAKSANAAN
J. PENCEGAHAN
kronis, seperti diabetes dan darah tinggi, adalah cara paling utama yang bisa
dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Sedangkan pada penderita, upaya
20
a. Menjaga berat badan ideal.
obat.
21
BAB II
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian
Pengkajian fokus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderita gagal
2. Pengakajian Primer
1. Airway
c. Adanya secret
2. Breathing
b. Pernafasan kusmaul
c. Dipsnea
22
3. Circulation
a. TD meningkat
b. Nadi kuat
c. Disritmia
g. Akral dingin
4. Disability
tungkai
3. Pengkajian Sekunder
23
2. Sirkulasi
3. Psikologis
Faktor stress, perasaan tak berdaya, tidak ada kekuatan, cemas, takut.
5. Eliminisi
6. Neurosensori
koma.
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, gelisah, kulit gatal,
8. Pernafasan
24
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri
a. Definisi
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
b. Penyebab
berlebihan)
1) Subjektif,
2) Objektif
a) Tampak meringis
c) gelisah
e) Sulit tidur
1) Subjektif
25
(tidak tersedia)
2) Objektif
e) menarik diri
g) diaforesis.
2. Konstipasi
a. Definisi
b. Penyebab
Fisiologis
3. Ketidakcukupan diet
Psikologis
26
1. Konfusi
2. Depresi
3. Gangguan emosional
3. Defisit nutrisi
metabolism.
b. Penyebab
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
Subjektif
2. Kram/nyeri abdomen
27
a) Objektif
5. Sariawan
8. Diare
a. Definisi
b. Faktor risiko
1. Perubahan afterload
4. Perubahan preload
5. Risiko perdarahan
a. Definisi
b. Faktor risiko
28
1. Aneurisma
2. Gangguan gastrointestinal
4. Komplikasi kehamilan
6. Gangguan koagulasi
8. Tindakan pembedahan
9. Trauma
29
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA LUARAN
NO INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
nyeri.
Terapeutik
1. Untuk mengurangi rasa nyeri.
1.Berikan teknik nonfarmakologis
30
music, biofeedback, terapi pijat,
terapi bermain).
Edukasi
pemicu nyeri.
Kolaborasi
jika perlu
31
2. Konstipasi Konstipasi Observasi
perlu
mengatasi konstipasi.
Kolaborasi
pencahar
32
3. Defisit nutrisi Nutrisi membaik Observasi/Indentifikasi/Monitor 1. Untuk mengetahui pola nutrisi klien
Terapeutik
Edukasi
demi sedikit
Kolaborasi
1.Kolaborasi dengan ahli gizi dalam 1. Diet dan pola makan pada ahli gizi
33
terpenuhi.
curah jantung membaik 1. Identifikasi tanda/gejala primer 1. Data dasar untuk menentukan
peningkatan CVP).
Terapeutik
posisi nyaman.
Edukasi
34
1.Anjurkan beraktivitas fisik sesuai 1. Membatasi aktivitas pasien supaya
Kolaborasi.
jika perlu
jantung
terjadi 1. Monitor tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui tanda dan gejala
Terapeutik
35
1. Pertahankan bed rest selama 1. Untuk mencegah terjadinya
perdarahan. perdarahan.
perdarahan
Edukasi
perdarahan
Kolaborasi
36
6. Hipervolemia Hipervolemi Observasi
menurun 1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi 1. Untuk mengetahui risiko adanya
Terapeutik
Edukasi
efektif membaik 1.Monitor frekuensi, irama, kedalaman 1. Data dasar untuk menentukan
37
Terapeutik
Edukasi pemantauan
pertukaran gas membaik 1.Monitor frekuensi, irama, kedalaman 1.Data dasar untuk menentukan
Terapeutik
38
1. Atur interval pemantauan respirasi 1.Untuk menjadwal pemantauan
pemantauan
Edukasi
39
Terapeutik
berjalan
Edukasi
bertahap. berlebihan.
Kolaborasi
makanan.
40
PATHWAY CKD
GFR
Terapi Resiko
Hemodialisis Perdarahan
Sekresi protein GGK Invasif
terganggu
Retensi Na Resiko Tekanan Pola nafas tidak
Sindrom Hipertrofi Penurunan vena efektif
uremia Konstipasi total CES naik ventrikel kiri Curah Jantung pulmonalis
Gangguan
Tekanan Payah Bendungan Gangguan
keseimbangan Bising usus ↓ Edema paru
kapiler naik jantung kiri atrium kiri Pertukaran Gas
asam basa
naik
Kurang Volume
Produksi asam COP
asupan serat interstisial naik Suplai O2 Metabolisme
meningkat menurun
jaringan turun anaerob
Edema
anoreksia
Asam lambung Aliran darah Penumpukan - Fatique
Preload naik
naik ginjal turun asam laktat - Nyeri sendi
Beban
Nyeri RAA turun 41
Iritasi lambung jantung naik
Retensi Na Hipervolemia Intoleransi
Defisit Nutrisi & H2O naik Aktivitas
Mual, muntah
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
volume 2. Jakarta EGC.
42
43