Anda di halaman 1dari 8

WELCOME -AL HANIF (Gading Widjaya)- BLOGG

IG:gadingwidjaya

LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL


NAFAS
September 18, 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
GAGAL NAFAS
( RESPIRATORY FAILURE )
Nama :AL HANIF
Nim :2720140022
Semester :VII (Tujuh) FIKES
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI'IYAH JAKARTA

I.KONSEP DASAR
A.PENGERTIAN.
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah normal
(PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh masalah ventilasi difusi
atau perfusi (Susan Martin T, 1997)
Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalam jumlah yang dapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan (RS Jantung
“Harapan Kita”, 2001)
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat
memelihara laju komsumsi oksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga
menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan
karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2001)

B.ETIOLOGI (Brunner & Sudarth, 2001)


1. Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang mengendalikan
pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal.
2. Kelainan neurologis primer
Akan mempengaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan menjalar melalui
saraf yang membentang dari batang otak terus ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan.
Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan
neuromuslular yang terjadi pada pernapasan akan sangat mempengaruhi ventilasi.
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi paru. Kondisi ini biasanya
diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat
menyebabkan gagal nafas.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas. Kecelakaan yang
mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari hidung dan mulut dapat mengarah
pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang
iga dapat terjadi dan mungkin menyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah
pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar
5. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia diakibatkan oleh
mengaspirasi uap yang mengiritasi dan materi lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis,
embolisme paru dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyebabkan gagal nafas.

C. MANIFESTASI KLINIS (Arief, Manjoer. 2000)


A.Tanda
1. Gagal nafas total
Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela iga serta tidak ada pengembangan
dada pada inspirasi
Adanya kesulitan inflasi paru dalam usaha memberikan ventilasi buatan
2. Gagal nafas parsial
Terdenganr suara nafas tambahan gurgling, snoring, dan wheezing.
Ada retraksi dada

B.Gejala
Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)

D.PATOFISIOLOGI (Brunner & Sudarth, 2001)


Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana masing masing
mempunyai pengertian yang berbeda :
Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya normal secara struktural
maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul.
Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis
kronik, emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang batubara). Pasien mengalami toleransi
terhadap hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk secara bertahap. Setelah gagal nafas akut biasanya
paru-paru kembali ke asalnya. Pada gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi penapasan normal ialah 16-
20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan memberi bantuan ventilator karena “kerja
pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitas vital adalah ukuran ventilasi (normal 10-
20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi obstruksi jalan nafas
atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak di bawah batang otak (pons dan
medulla). Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis,
hipoksia dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan pusat pernafasan. Sehingga pernafasan
menjadi lambat dan dangkal. Pada periode postoperatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan tidak
adekuat karena terdapat agen menekan pernafasan dengan efek yang dikeluarkan atau dengan
meningkatkan efek dari analgetik opiod. Penemonia atau dengan penyakit paru-paru dapat mengarah ke
gagal nafas akut.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan :PaO2 < 80 mmHg
Sedang :PaO2 < 60 mmHg
Berat :PaO2 < 40 mmHg
2. Pemeriksaan rontgen dada
Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak diketahui
3. Hemodinamik
Tipe I : peningkatan PCWP
4. EKG
Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan,Disritmia
F. PENATALAKSANAAN
1. Terapi oksigen
2. Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau nasal prong
3. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau P
4. Inhalasi nebuliser
5. Fisioterapi dada
6. Pemantauan hemodinamik/jantung
7. Pengobatan
8. Brokodilator
9. Steroid
10. Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan

II.ASUHAN KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN.
Anamnesis
Keluhan utama yang sering muncul adalah gejala sesak nafas atau peningkatan frekuensi nafas. Secara
umum perlu dikaji tentang gambaran secara menyeluruh apakah klien tampak takut, mengalami sianosis,
dan apakah tampak mengalami kesukaran bernafas.
Perlu diperhatikan juga apakah klien berubah menjadi sensitif dan cepat marah (iritability), tanpak binggung
(confusion), atau mengantuk (somnolen). Yang tak kalah penting ialah kemampuan orientasi klien terhadap
tempat dan waktu. Hal ini perlu diperhatikan karena gangguan funngsi paru akut dan berat sering
direfeksikan dalam bentuk perubahan status mental. Selain itu, gangguan keadaan sering pula
dihubungkan dengan hipoksemia, hiperkapnea, dan asidemia karena gas beracun. Selain itu kaji riwayat
penyakit masa lalu, riwayat penyakit keluarga, lingkungan serta habits/ kebiasaan.
Pemeriksaan Fisik
Airway
Peningkatan sekresi pernafasan.
Bunyi nafas krekles ronki dan mengi.
Breating
Distress pernafasan : pernafasan cupping hidung, takipneu/bradipneu retraksi.
Menggunakan otot aksesori pernafasan.
Kesulitan bernafas : lapar udara, diaphoresis, sianosis.
Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardi.
Sakit kepala.
Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk.
Papiledema.
Penurunan haluan urine.

Keadaan Umum
Kaji tentang kesadara klien, kecemasan, kegelisahan, kelemahan suara bicara. Denyut nadi, frekuensi
nafas yang meingkat, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, sianosis.
1. B1 (Breathing)
Inspeksi
Kesulitan bernafas tampak dalam perubahan irama dan frekuensi pernafasan. Keadaan normal frekuensi
pernafasan 16-20x/menit dengan amplitude yang cukup besar. Jika seseorang bernafas lambat dan
dangkal, itu menunjukan adanya depresi pusat pernafasan. Penyakit akut paru sering menunjukan
frekuensi pernafasan > 20x/menit atau karena penyakit sistemik seperti sepsis, perdarahan, syok, dan
gangguan metabolic seperti diabetes militus.
Palpasi
Perawat harus memerhatikan pelebaran ICS dan penurunan taktil fremitus yang menjadi penyebab utama
gagal nafas.
Perkusi
Perkusi yang dilakukan dengan saksama dan cermat dapat ditemukan daerah redup- sampai daerah
dengan daerah nafas melemah yang disebabkkan oleh peneballan pleura, efusi pleura yang cukup banyak,
dan hipersonor, bila ditemukan pneumothoraks atau emfisema paru.
Auskultasi
Auskultasi untuk menilai apakah ada bunyi nafas tambahan seperti wheezing dan ronki serta untuk
menentukan dengan tepat lokasi yang didapat dari kelainan yang ada.
2. B2 (Blood)
Monitor dampak gagal nafas pada status kardovaskuler meliputi keadaan hemodinamik seperti nadi,
tekanan darah dan CRT.
3. B3 (Brain)
Pengkajian perubahan status mental penting dilakukan perawat karena merupakan gejala sekunder yang
terjadi akibat gangguan pertukaran gas. Diperlukanan pemeriksaan GCS unruk menentukan tiingkat
kesadaran.
4. B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urin perlu dilakukan karena berkaitan dengan intake cairan. Oleh karena itu,
perlu memonitor adanya oliguria, karena hal tersebut merupaka tanda awal dari syok.
5. B5 (Boowel)
Pengkajian terhadap status nutrisi klien meliputi jumlah, frekuensi dan kesulitan-kesulitan dalam memenuhi
kebutuhanya. Pada klien sesak nafas potensial terjadi kekurangan pemenuhan nutrisi, hal ini karena terjadi
dipnea saat makan, laju metabolism, serta kecemasan yang dialami klien.
6. B6 (Bone)
Dikaji adanya edema ekstermitas, tremor, tanda-tanda infeksi pada ekstermitas, turgon kulit, kelembaban,
pengelupasan atau bersik pada dermis/ integument.

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli atau kebagian utama
paru
II. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret/mucus,
keterbatasan gerakan dada, nyeri, kelemahan dan kelelahan.
III. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan, penurunan ekspansi paru, pengesetan
ventilator yang tidak tepat.
IV. Pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.

Daftar Pustaka
Nanda, NIC NOC.2016.Asuhan Keperawatan Praktis.Jogjakarta:Mediaction
Barid,Barrarah dkk.2011.Diagnosis Keperawatan:Definisi dan klasifikasi.Jakarta:EGC
Moorhead, sue et al.2008.Nursing Outcomes clasification fifth edition.Luois:Mosby Inc
http://maghfirohisna.blogspot.co.id/2017/04/makalah-askep-gadar-gagal-nafas_22.html

Arif Mansjoer, dkk. 2000.Kapita Selekta Kedokteran. Ed. III. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Asikin Z. (1991). Simposium Keperawatan Penderita Cidera kepala Penatalaksanaan Penderita
dengan Alat Bantu Napas. (Jakarta).
Corwin, Elizabeth. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Doengoes, E. Marylinn. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Ed.III. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Beare. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8.
Vol. 3. Jakarta : EGC
http://afrizalonar.blogspot.co.id/2014/06/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini


LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP LANSIA
September 17, 2018

LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP LANSIA

Nama: Al Hanif Nim: 2720140022 Semester: VII ( Tujuh ) Fakultas: FIKES


Universitas Islam As-syafiiyah Jakarta
A. Definisi Ø Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Belum ada
kesepakatan tentang batasan umur lanjut usia disebabkan terlalu banyak pendapat tentang batasan
umur lanjut usia. Dibawah ini dikemukakan batasan umur lansia (Nugroho 1999:19). Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia Lanjut usia meliputi : 1. Usia pertengahan (middle age) adalah
kelompok usia 45 – 59 tahun 2. Lanjut Usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun 3. Lanjut Usia Tua
(old) = antara 75 dan 90 tahun 4. Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun
Saat ini yang berlaku Undang-Undang No.13/th. 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang
berbunyi sebagai berikut : BAB I pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “ Lanjut Usia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.
BACA SELENGKAPNYA
LAPORAN PENDAHULUAN KEGAWAT DARURATAN ( GASTRITIS )
September 17, 2018
LAPORAN PENDAHULUAN KEGAWAT DARURATAN ( GASTRITIS )
Nama:AL HANIF Nim:2720140022 Semester :VII (Tujuh) FIKES
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI'IYAH JAKARTA
A.PENGERTIAN Ø Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah
inflamasi dari mukosa lambung. Ø Gastritis adalah segala radang mukosa lambung. Gastritis
merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronis, difus atau local. Ø Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan
sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi
dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradanga…
BACA SELENGKAPNYA

Diberdayakan oleh Blogger


Gambar tema oleh Galeries

'AL HANIF'
STUDENT OF NURSING
KUNJUNGI PROFIL

Arsip
Laporkan Penyalahgunaan
WELCOME -AL HANIF (Gading Widjaya)- BLOGG

Anda mungkin juga menyukai