Anda di halaman 1dari 6

1PROSES PENGOLAHAN

MINYAK BUMI

Nama : Muhammad Farhan


Kelas : XI MIA 5
Mata Pelajaran: Kimia

TAHUN AJARAN 2015/2016


Latar Belakang

Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa


hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak
bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan
tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-
masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi
inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi
minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini
juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari
pengolahan minyak tersebut.Sumber energi yang
banyak digunakan untuk memasak, kendaraan
bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas
alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar
tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme
sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan
gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan
hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar
bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut
lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh
tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan
meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob
menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak
dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi
merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan
atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini
disebut petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu jenis
bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke
dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik,
pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai
jenis obat.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas
alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat
minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri
yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan
sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari
cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan
penting atau menguasai hajat hidup orang banyak.
Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam digunakan
sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk
memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua
bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa
organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.Oleh
karena itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga
harus memikirkan bahan bakar alternatif apa yang
dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar
fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.
TAHAP PENGOLAHAN MINYAK BUMI
1. Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara
pemisahan campuran senyawa berdasarkan pada
perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun
campuran tersebut. Minyak mentah mengandung
campuran senyawa hidrokarbon yang memiliki titik
didih bervariasi, mulai metana (CH4) yang memiliki
titik didih paling rendah hingga residu yang memiliki
titik didih paling tinggi sehingga tidak teruapkan pada
pemanasan. Dengan distilasi ini, minyak mentah
dipanaskan pada suhu 370°C, kemudian uap yang
dihasilkan dialirkan dan diembunkan (dikondensasikan)
pada suhu yang sesuai. Cara distilasi dengan
menggunakan beberapa tingkat suhu pendinginan atau
pengembunan disebut distilasi bertingkat.
Proses penyulingan berlangsung sebagai berikut.
Mula-mula minyak mentah dipanaskan pada suhu
370°C sehingga mendidih dan menguap. Fraksi minyak
mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu
minyak bumi meliputi paraffin, lilin, dan aspal. Residu-
residu ini memiliki rantai karbon dengan jumlah atom
C lebih dari 20 atom. Minyak mentah yang menguap
pada proses distilisasi ini naik ke bagian atas kolom
dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang
berbeda-beda. Fraksi minyak bumi yang tidak
terkondensasi terus naik ke bagian atas kolom
sehingga keluar sebagai gas alam.
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah
tidak dipisahkan menjadi komponen-komponen murni,
melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-
kelompok yang mempunyai kisaran titik didih
tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen
hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer
hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan.
Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
 Minyak mentah dipanaskan dalam boiler
menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai
suhu ~600°C. Uap minyak mentah yang dihasilkan
kemudian dialirkan ke bagian bawah menara/tanur
distilasi.
 Dalam menara distilasi, uap minyak mentah
bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray).
Setiap pelat memiliki banyak lubang yang
dilengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap)
yang memungkinkan uap lewat.
 Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan
menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai
ketinggian di mana uap tersebut akan
terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang
diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini
disebut fraksi. Fraksi yang mengandung senyawa-
senyawa dengan titik didih tinggi akan
terkondensasi di bagian bawah menara distilasi.
Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik
didih rendah akan terkondensasi di bagian atas
menara.

Anda mungkin juga menyukai