Anda di halaman 1dari 9

 Pengertian Respirasi Tumbuhan

Respirasi merupakan suatu proses reaksi katabolisme yang memecah molekul- molekul
gula menjadi molekul anorganik berupa karbondioksida (CO2) dan air (H2O), (Salisbury,
1995). Respirasi merupakan proses penghirupan oksigen melalui organ pernafasan untuk
memecah senyawa organik CO2, H2O, dan energi. Respirasi pada hakikatnya merupakan reaksi
redoks dimana dioksidadi menjadi CO2 sedangkan O2 diserap sebagai oksidator dan mengalami
perubahan menjadi H2O.

Respirasi merupakan proses pelepasan energi yang tersimpan dan sumber energi melalui
proses kimia menggunakan oksigen. Proses respirasi mengeluarkan energi kimia ATP sebagai
penggerak respirasi. Respirasi terdiri dari rangkaian banyak reaksi dari komponen- komponen
yang masing- masing dikatalisasi oleh enzim yang berbeda- beda. Reaksi respirasi dilambangkan
dengan rumus berikut :

C6H12O6 + O2 - >6CO2 + H2O + energi

Respirasi terdiri dari beberapa substrat atau senyawa organik yang dioksidasikan dalam
prosesnya.

Substrat respirasi antara lain :


 Karbohidrat
 Macam gula : glukosa, fruktosa, dan sukrosa
 Pati
 Lipid
 Asam organik
 Protein (pada spesies tertentu)
Bagian bagian tumbuhan yang paling aktif melakukan respirasi yaitu :
 Kuncup bunga
 Tunas
 Biji yang mulai tumbuh atau muncul akar
 Ujung batang
 Ujung akar
 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Laju Respirasi

Menurut Salisbury, 1995 faktor- faktor yang mempengaruhi respirasi antara lain suhu, jenis dan
jumlah substrat, kelembaban, dan jumlah oksigen. Laju respirasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor berikut :

1. Suhu
Suhu sangat mempengaruhi laju respirasi terkait faktor Q10, semakin tinggi suhu maka lajur
respirasi akan semakin tinggi. Namun hal ini juga tergantung dari masing masing spesies untuk
peningkatan laju respirasinya.

2. Jenis dan Jumlah Substrat

Substrat dalam tanaman merupakan bahan penting dalam proses respirasi. Jika kandungan
substrat rendah maka laju respirasi juga akan rendah dan sebaliknya.

3. Kelembaban

Tingkat kelembaban ini juga sama dengan suhu. Suhu yang tinggi akan menyebabkan tingkat
kelembaban tanaman rendah dan sebaliknya. Kemudian mempengaruhi kecepatan laju respirasi.
Semakin rendah tingkat kelembabannya maka laju respirasi semakin pelan dan sebaliknya
semakin tinggi kelembaban maka laju respirasi juga semakin tinggi.

4. Jumlah Oksigen

Ketersediaan oksigen juga mempengaruhi laju respirasi. Namun ketersediaan oksigen di udara
umumnya lebih banyak dibandingkan yang dibutuhkan oleh tanaman dalam berespirasi.
Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi
tumbuhan.

5. Tipe dan Usia Tumbuhan

Masing masing tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme. Proses metabolisme dan respirasi
berbanding lurus. Pada tumbuhan yang masih muda laju respirasi tinggi karena laju
metabolismenya juga tinggi dalam masa pertumbuhan. Sedangkan pada tumbuhan yang tua laju
respirasinya lebih rendah.

 Zat Penghambat Respirasi

Terdapat zat penghambat respirasi, yaitu sebagai berikut :

 Sianida
 Fluoride
 Iodo asetat
 CO diberikan pada jaringan
 Eter, aseton, kloroform

Zat – zat tersebut merupakan zat kimia yang juga bisa mempengaruhi tumbuh kembang tanaman
apabila terpapar olehnya.
 Proses Respirasi pada Tumbuhan

Proses respirasi terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Penangkapan oksigen dari udara bebas di lingkungan


2. Proses transportasi gas gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara
difusi.
3. Oksigen masuk ke dalam sel tumbuhan dan mengalami difusi melalui ruang antar sel,
sitoplasma dan membran sel.
4. Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan akan dikeluarkan dari sel tumbuhan melalui
proses difusi juga ke dalam ruang antar sel.
5. Setelah O2 diambil dari udara bebas kemudian, mulailah proses respirasi yang terdiri dari
tahapan glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asan nitrat dan transpor elektron.

Tahapannya terdiri dari:

 Glikolisis

Glikolisis merupakan serangkaian reaksi yang terjadi di sitosol pada hampir semua sel hidup.
Pada tahap ini, terjadi pengubahan senyawa glukosa dengan 6 atom C, menjadi dua senyawa asam
piruvat dengan 3 atom C, serta NADH dan ATP. Tahap glikolisis belum membutuhkan oksigen.
Glikolisis yang terdiri atas sepuluh reaksi, dapat disimpulkan dalam dua tahap:
a. Reaksi penambahan gugus fosfat. Pada tahap ini digunakan dua molekul ATP.
b. Gliseraldehid-3-fosfat diubah menjadi asam piruvat. Selain itu, dihasilkan 4 molekul ATP
dan 2 molekul NADH.
Pada tahap glikolisis dihasilkan energi dalam bentuk ATP sebanyak 4 ATP. Namun karena 2
ATP digunakan pada awal glikolisis maka hasil akhir energi yang didapat adalah 2 ATP. Enzim-
enzim yang berperan dalam glikolisis yaitu enzim heksokinase, aldolase, triosa fosfat isomerase,
fosfoheksokinase, fosfofruktokinase, enolase, fosfat dehidrogenase, piruvat kinase dan
fosfoglisero mutase.Manfaat Glikolisis, yaitu sebagai berikut:

1. Mereduksi 2 molekul NAD_ menjadi NADH


2. Merombak molekul heksosa dan dihasilkan 2 molekul ATP
3. Dihasilkan senyawa senyawa antara yang dapat menjadi bahan baku sintesis berbagai
senyawa dalam tumbuhan.
Bagan proses glikolisis. Pada proses ini dihasilkan 4 molekul ATP dan digunakan 2 molekul
ATP.

 Dekarboksilasi Oksidatif

Dekarboksilasi oksidatif yaitu pengubahan asam piruvat menjadi asetil KoA dengan melepaskan
CO2. Persitiwa ini terjadi di sitosol. Selain Asetil KoA hasil lainnya adalah NADH. Asetil KoA
akan diproses dalam siklus asan sitrat sedangkan NADH akan digunakan dalam transpor
elektron.
 Siklus Krebs

Dua molekul asam piruvat hasil dari glikolisis ditransportasikan dari sitoplasma ke dalam
mitokondria, tempat terjadinya siklus Krebs. Akan tetapi, asam piruvat sendiri tidak akan
memasuki reaksi siklus Krebs tersebut. Asam piruvat tersebut akan diubah menjadi asetil
koenzim A (asetil koA). Tahap pengubahan asam piruvat menjadi asetil koenzim A ini terkadang
disebut tahap transisi atau reaksi dekarboksilasi oksidatif.
Berikut ini gambar proses pengubahan satu asam piruvat menjadi asetil koenzim A.

Kompleks senyawa asetil koenzim A inilah yang akan memasuki siklus Krebs atau yang
dikenal juga sebagai siklus asam sitrat. Koenzim A pada pembentukan asetil KoA merupakan
turunan dari vitamin B. Siklus Krebs dijelaskan pertama kali oleh Hans Krebs pada sekitar 1930-
an. Dalam siklus Krebs, satu molekul asetil KoA akan menghasilkan 4 NADH, 1 GTP, dan 1
FADH. GTP (guanin trifosfat) merupakan salah satu bentuk molekul berenergi tinggi. Energi
yang dihasilkan satu molekul GTP setara dengan energi yang dihasilkan satu molekul ATP.
Molekul CO2 juga dihasilkan dari siklus Krebs ini. Karena satu molekul glukosa dipecah
menjadi dua molekul asetil KoA dan masuk ke siklus Krebs. Fungsi utama dari siklus krebs ini
adalah :

1. Mengurangi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang kemudian dioksidasi
membentuk ATP.
2. Sebagai tempat sintesis ATP secara langsung.
3. Pembentukan kerangka carbon dalam sintesis asam amino tertentu dan kemudian
dikonversi membentuk senyawa yang lebih besar.
Selain dihasilkan energi pada siklus Krebs, juga dihasilkan hidrogen yang direaksikan
dengan oksigen membentuk air. Molekul-molekul sumber elektron seperti NADH dan FADH2
dari glikolisis dan siklus Krebs, selanjutnya memasuki tahap transpor elektron untuk
menghasilkan molekul berenergi siap pakai.

c. Sistem Transfer Elektron


Tahap ini terjadi pada ruang intermembran dari mitokondria. Pada tahap inilah ATP paling
banyak dihasilkan. Sejauh ini hanya dihasilkan 4 molekul ATP dari satu molekul glukosa, yaitu 2
molekul dari glikolisis dan 2 molekul dari sikluk Krebs. Akan tetapi, dari glikolisis dan siklus
Krebs dihasilkan 10 NADH (2 dari glikolisis, 2 dari tahap transisi siklus Krebs, dan 6 dari siklus
Krebs) dan 2 FADH2. Molekul-molekul inilah yang akan berperan dalam menghasilkan ATP.
Glikolisis dan siklus Krebs termasuk tahap respirasi aerob, namun sejauh ini belum ada
molekul oksigen yang terlibat langsung dalam reaksi. Pada tahap transfer elektron inilah oksigen
terlibat secara langsung dalam reaksi.
Pada reaksi pertama, NADH mentransfer sepasang elekron kepada molekul flavoprotein (FP).
Transfer elektron mereduksi flavoprotein, sedangkan NADH teroksidasi kembali menjadi ion
NAD+. Elektron bergerak dari flavoprotein menuju sedikitnya enam akseptor elektron yang
berbeda. Akhirnya, elektron mencapai akseptor protein terakhir berupa sitokrom a dan a3.
Perhatikan gambar berikut.
Seperti pada gambar diatas, akseptor terakhir dari rantai reaksi merupakan oksigen. Elektron
berenergi tinggi dari NADH dan FADH2 memasuki sistem reaksi. Dalam perjalanannya, energi
elektron tersebut mengalami penurunan energi yang digunakan untuk proses fosforilasi ADP
menjadi ATP sehingga satu molekul NADH setara dengan 3 ATP dan satu molekul FADH2
setara dengan 2 ATP. Berapakan total ATP yang dihasilkan satu molekul glukosa melalui
respirasi aerob? Perhatikan gambar berikut.
 Manfaat Respirasi bagi Tumbuhan

Proses respirasi ini sangat penting untuk tumbuhan dan memiliki manfaat- manfaat seperti
pemecahan senyawa organik, dari pemecahan tersebut dihasilkan senyawa- senyawa antara yang
penting sebagai pembentuk tubuh (Building block). Senyawa- senyawa tersebut meliputi:

 Asam amino untuk protein


 Nukleotida untuk asam nukleat
 Prazat karbon untuk pigmen profirin (contoh klorofil dan sitokrom), lemak, sterol,
karotenoid, pigmen flavonoid (antosianin) dan senyawa aromatik lainnya seperti lignin.

Hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O. Perubahan substrat menjadi CO2 dan H2O tidak
semuanya melainkan beberapa sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama dalam sel
yang sedang tumbuh. Beberapa senyawa lainnya dalam proses oksidasi sempurna digunakan
untuk mensintesis molekul lain untuk pertumbuhan.
RESPIRASI PADA TUMBUHAN

OLEH :
NAMA : SYAHIDA AMANILLAH
NIM : J1A018108
KELAS : ITP GENAP

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI


UNIVERSITAS MATARAM
2019

Anda mungkin juga menyukai