Anda di halaman 1dari 16

TEORI KOMUNIKASI MODEL

SHANNON DAN WEAVER


April 30, 2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Melihat latar belakang ilmu komunikasi yang bersifat dinamis, model


komunikasi tidaklah mudah untuk digambarkan. Sejauh ini telah terdapat
ratusan model yang dibuat para ahli komunikasi, yang masing-masing
mempunyai ciri khas yang dipengaruhi oleh latar belakang pembuat
model, baik latar belakang keilmuan, paradigma yang digunakan, kondisi
teknologis, dan zaman.

Pada umumnya tidak ada suatu model yang berhasil dan muncul tiba-
tiba. Suatu model yang baik hendaknya melewati banyak tahap ujian,
yang mungkin memakan waktu puluhan tahun. Perlu ditegaskan lagi,
tidak ada model yang sempurna. Bahkan ketika model sudah diterima
secara luas, ada saja nuansa baru yang muncul dari fenomena yang telah
dimodelkan, sehingga dikembangkan lagi suatu model baru untuk
mengakomodasikan nuansa baru tersebut.

Begitu seterusnya, hal ini juga berlaku untuk pembuatan model dalam
ilmu-ilmu sosial termasuk ilmu komunikasi. Suatu model sering
menunjukkan kekurangan-kekurangan mengenai karateristik fenomena
yang dimodelkan. Model suatu fenomena bisa diperbaiki berdasarkan
model pertama tadi yang dari waktu ke waktu dihadapkan dengan data
yang lebih baru yang ditemukan dilapangan.
BAB II

PEMBAHASAN

B. PENGERTIAN DAN MODEL KOMUNIKASI

Model adalah representasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem,


atau gagasan. Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal,
atau matematikal. Perbedaan pokok antara teori dan model adalah : teori
merupakan penjelasan, sementara model hanya merupakan representasi.
Yang dimaksud model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari
proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen
komunikasi dengan komponen lainnya.

Menurut Littlejohn, dalam pengertian luas model menunjuk pada setiap


representasi simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan ide.
Biasanya model di pandang sebagai analogi dari beberapa fenomena.
Dengan demikian model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal
atau matematika.

Perbedaan teori dan model menurut Littlejohn dan Hawes (1983) adalah
teori merupakan penjelasan (explanation) sedangkan model hanya
merupakan representasi. Dengan demikian model dapat diartikan sebagai
representasi dari suatu peristiwa komunikasi. Melalui model-model
komunikasi dapat terlihat faktor-faktor yang terlibat dalm proses
komunikasi. Akan tetapi, model tidak berisikan penjelasan mengenai
hubungan dan interaksi antara faktor-faktor atau unsur-unsur yang
menjadi bagian dari model, dimana penjelasannya didapatkan pada teori.
Model membantu merumuskan teori dan menyarankan hubungan. Suatu
model mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang diteorikan.

Dalam ilmu komunikasi, biasanya model-model komunikasi dirancang


dengan menggunakan serangkaian blok, segi empat, lingkaran, panah,
garis, spiral, dan lain-lain. Model menguji suatu temuan dalam dunia
nyata, walaupun tidak pernah final karena selalu diuji dengan penemuan
model terbaru.

C. FUNGSI DAN MANFAAT MODEL KOMUNIKASI

Model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat
untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki
konsep. Sebagai alat dapat dipakai kata-kata, angka,simbol, dan gambar
untuk melukiskan model suatu objek, teori, atau proses.

Suatu Model memberi teoritikus suatu struktur untuk menguji temuan-


temuan dalam dunia nyata. Sehubungan dengan Model Komunikasi para
ahli mengemukakan bahwa Model Komunikasi mempunyai fungsi-fungsi
yaitu menurut :

1. Gordon Wiseman dan Larry Barker

• Melukiskan Proses Komunikasi

• Menunjukkan hubungan visual

• Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi

2. Deutsch

• Mengorganisasikan ( kemiripan data dan hubungan ) yang tadinya tidak


teramati.

• Bersifat Heuristik yaitu menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang


tidak diketahui.

• Prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak


hingga kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan seberapa banyak.
3. Harold Laswell

Adapaun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagi berikut:

• The surveillance of the invironment (pengamatan lingkungan).

• The correlation of the parts of society in responding to the environment


(koreksi kelompok kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi
ligkungan).

• The transmission of the social heritage from one generation to the next
(transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain).

Yang dimaksud dengan surveillance oleh Lasswell adalah kegiatan


mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai peristiwa-
peristiwa dalam suatu lingkungan, dengan kata lain penggarapan berita.

Kegiatan yang disebut correlation adalah interpretasi terhadap informasi


mengenai peristiwa yang terjadi di lingkungan. Dalam beberapa hal, ini
dapat didefinisikan sebagai tajuk rencana atau propaganda. Kegiatan
transmission of culture difokuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan
informasi, nilai, dan norma sosial dari generasi yang satu ke generasi
yang lain atau dari anggota suatu kelompok kepada pendatang baru. Ini
sama dengan kegiatan pendidikan. Kegunaan model jelas memberikan
manfaat, terutama kepada ilmuwan, untuk memperjelas teori yang
mereka kemukakan. Model juga memberikan kerangka rujukan untuk
memikirkan masalah yang mungkin timbul, memberi peluang akan
terbukanya problem abstraksi, dan memberi penglihatan berbeda atau
lebih dekat.

Model-model komunikasi memberikan gambaran tentang struktur dan


hubungan fungsional dari unsur atau faktor yang ada dalam suatu sistem.
Melalui model kita akan dapat memahami dengan lebih mudah dan
komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari unsur/faktor yang
terlibat dalam proses komunikasi, baik dalam konteks individu, di antara
dua orang atau lebih, kelompok atau organisasi maupun dalam konteks
komunikasi dengan masyarakat secara luas.

D. MODEL KOMUNIKASI SHANNON DAN WEAVER

Model ini membahas tentang masalah dalam mengirim pesan


berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah
sumber daya informasi yang menciptakan sebuah pesan dan
mengirimnya dengan suatu saluran kepada penerima yang kemudian
membuat ulang pesan tersebut.

Dengan kata lain, model ini mengasumsikan bahwa sumber daya


informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia.
Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai
dengan saluran yang dipakai. Saluran adalah media yang mengirim tanda
dari pemancar kepada penerima. Di dalam percakapan, sumber informasi
adalah otak, pemancar adalah suara yang menciptakan tanda yang
dipancarkan oleh udara. Penerima adalah mekanisme pendengaran yang
kemudian merekonstruksi pesan dari tanda itu. Tujuannya adalah otak si
penerima. Dan konsep penting dalam model ini adalah gangguan.

Fokus utama teori ini adalah untuk menentukan cara di mana saluran
komunikasi dapat digunakan secara efisien. Bagi mereka, saluran
utamanya adalah kabel telepon dan gelombang radio. Mereka
mencetuskan teori yang memungkinkan mereka mendekati masalah
bagaimana mengirim sejumlah informasi yang maksimum melalui saluran
yang ada, dan bagaimana mengukur kapasitas dari suatu saluran yang
ada untuk membawa informasi. Mereka menggunakan asumsi bahwa
komunikasi antar manusia itu ibarat hubungan melalui telepon dan
gelombang radio.
a. Sumber Informasi ( Information Source )

Dalam komunikasi manusia menjadi sumber informasi adalah otak. Pada


otak ini terdapat kemungkinan message / pesan yang tidak terbatas
jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau
suatu set kecil pesan dari berjuta-juta pesan yang ada.

b. Transmitter

Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter.


Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang
digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komunikasi yaitu
komunikasi tatap muka dan komunikasi mesin.

Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat


pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh
lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal , sedangkan
pada komunikasi yang menggunakan mesin-mesin alat komunikasi yang
berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti, telepon,
radio, televisi, foto, dan film.

c. Penyandingan Pesan (Encoding )

Penyandingan pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam otak kedalam


suatu sandi yang cocok dengan Transmitter. Dalam komunikasi tatap
muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal
yang cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala,
sentuhan dan kontak mata.

Pada komunikasi yang menggunakan mesin, di mana alat-alat yang


digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga berasal
dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya
radio adalah perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata
dan begitu juga dengan alat komunikasi lainnya.

d. Penerima dan Decoding

Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau


penginterpretasian pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian
pesan. Pada komunikasi tatap muka kemungkinan transmitter
menyandikan pesan dengan menggunakan alat-alat suara dan otototot
tubuh. Penerima dalam hal ini adalah alat-alat tubuh yang sederhana
yang sanggup mengamati signal.

Misalnya telinga menerima dan menguraikan sandi pembicaraan, mata


menerima dan menguraikan sandi gerakan badan dan kepala, kilatan
mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata. Jelaslah jika seorang
individu pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau lebih organ
tubuh maka penerimaan pesan akan menjadi macet.

e. Tujuan (Destination)

Komponen terakhir dari Shanon adalah destination (tujuan) yang


dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang
menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, ingatan atau
pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah
menerima signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan, penciuman
dan sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam
otak.
f. Sumber Gangguan (Noise)

Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber


gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si
penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman di jalan
kedengarannya suara mobil lewat anak-anak berteriak yang semuanya itu
mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan
noise. Gangguan ini selalu ada dalam tiap-tiap komunikasi.

Oleh sebab itu kita harus siap menetralkan gangguan dan tidak terkejut
dengan kehadirannya. Untuk menetralkan gangguan ini Shannon
mengemukakan empat cara seperti berikut :

• Menambah kekuatan ( power ) dari signal. Misalnya kalau kita berbicara


dengan seseorang di jalan yang suasananya hiruk pikuk, kita perlu
memperkeras suara kita dalam berbicara supaya tidak diteln suara hiruk
pikuk dan agar dapat didengar oleh lawan kita berbicara.

• Mengarahkan signal dengan persis. Seperti halnya dalam pembicaraan


diatas, taktik lain yang bisa dipakai untuk mengatasi gangguan adalah
berbicara dekat sekali dengan lawan berbicara sehingga suara kita itu
dapat menetralkan gangguan suara lain.

• Menggunakan signal lain. Sebagai tambahan terhadap dasar pertama,


dapat digunakan taktik lain untuk menetralisir gangguan yaitu dengan
memperkuat pesan dengan signal lain misalnya, dengan gerakan kepala,
gerakan badan, sentuhan, dan sebagainya.

• Redudansi. Redudansi dalam situasi yang normal kurang baik


digunakan., tetapi dalam suasana yang hiruk pikuk pengulangan kata-
kata kunci dalam pembicaraan perlu dilakukan untuk membantu
memperjelas pesn yang disampaikan.

Sumber dipandang sebagai pembuat keputusan (decision maker), yaitu


sumber yang memutuskan pesan mana yang akan dikirim. Pesan yang
sudah diputuskan untuk dikirim kemudian diubah oleh transmiter menjadi
sebuah sinyal yang dikirim melalui saluran kepada penerima.
Diumpamakan telepon, salurannya adalah kabel, sinyalnya adalah arus
listrik di dalamnya, dan transmiter dan penerimanya adalah pesawat
telepon.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL KOMUNIKASI SHANNON


DAN WEAVER

Dalam realitasnya teori Shannon dan Weaver ini memberikan sumbangan


besar terhadap konsep message yang dipengaruhi entropy dan
redundancy serta keharusan dalam melakukan keseimbangan antara
keduanya menuju efesiensi komunikasi melalui upaya pengurangan
gangguan dalam fungsi proses komunikasi (Lubis, 1998 : 45).

Namun, sayangnya model ini juga memberikan gambaran yang parsial


mengenai proses komunikasi. Selain itu komunikasi pada model ini
dipandang sebagai fenomena statis dan satu arah. Juga tidak
menjelaskan konsep umpan balik atau transaksi yang terjadi dalam
penyediaan dan penyediaan balik.

Konsep gangguan dalam saluran komunikasi menurut teori ini adalah


setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan (Mulyana, 2001 :
138).

Gangguan ini bisa merupakan interferensi statis atau suatu panggilan


telepon, musik yang hingar bingar disebuah pesta atau sirene diluar
fungsi yang menjelaskan gangguan suara atau sumber informasi. Berikut
ini adalah beberapa penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki model komuikasi Shannon dan Weaver:

1. Kelebihan Model Komunikasi Shannon dan Weaver


• Menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang
menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan
kata lain, komunikator dan komunikan.

• Membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan


destination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman
(transmitting) dan pada sisi penerimaan (receiving) dari proses.

• Digunakan dalam konteks-konteks komunikasi yaitu komunikasi antar


pribadi, komunikasi publik dan komunikasi massa.

• Menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat


kecermatannya.

• Memiliki konsep penting yang tidak dimiliki oleh model komunikasi lain
yaitu : Noise (gangguan), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak
dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang
disampaikan.

2. Kekurangan Model Komunikasi Shannon dan Weaver

• Komunikasi dipandang sebagai fenomena yang statis.

• Komunikasi bersifat satu arah dengan tidak memiliki konsep feedback.

• Model ini memberikan gambaran yang parsial mengenai proses


komunikasi.

• Tidak ada konsep umpan balik atau transaksi yang terjadi dalam
penyandian dan penyadian balik dalam model tersebut.

• Tulisan-tulisan Weaver sangat sulit dipahami, misalnya formula yang


dikemukakannya.
Shannon dan Weaver juga mengidentifikasi tiga level masalah (noise)
dalam studi komunikasi. Ketiga hal tersebut adalah:

• Level A (masalah teknis)

Bagaimana simbol-simbol komunikasi dapat ditransmisikan secara


akurat?

• Level B (masalah semantik)

Bagaimana simbol-simbol yang ditransmisikan secara persis


menyampaikan makna yang diharapkan?

• Level C (masalah keefektifan)

Bagaimana makna yang diterima secara efektif mempengaruhi tingkah


laku dengan cara yang diharapkan?

Ibarat sedang berkomunikasi lewat telepon, gangguan teknis adalah


tentang apakah telepon kita berfungsi baik atau tidak. Jika telepon yang
kita gunakan sinyalnya tidak jelas atau putus-putus, sehingga suara kita
tidak terdengar dengan jelas oleh lawan bicara kita, maka hal ini termasuk
ke dalam gangguan teknis.

Pada noise yang kedua, gangguan level semantik, adalah sejauh mana
kata-kata atau komunikasi yang kita lakukan melalui telepon tadi dapat
dipahami atau ditangkap sesuai apa yang kita maksudkan. Mungkin
secara teknis, suara kita sudah dapat didengar dengan cukup jelas oleh
lawan bicara kita, tapi belum tentu apa maksud dari pembicaraan atau
dari kata-kata kita dipahami atau ditangkap secara baik oleh lawan bicara
kita itu.

Sedangkan pada level yang ketiga, gangguan masalah keefektifan adalah


persoalan tentang sejauh mana kata-kata atau komunikasi yang kita
lakukan terhadap lawan bicara kita mampu mempengaruhi tingkah laku
orang tersebut agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak
kita. Gangguan pada level ini adalah persoalan behavioral. Pada level ini
pula, komunikasi dilihat oleh Shannon dan Weaver sebagai alat
propaganda.

Jika ternyata komunikasi yang dilakukan tidak berhasil mengubah


perilaku lawan bicara kita agar mau mengikuti apa-apa yang
dimaksudkan oleh komunikator, maka komunikasi yang dilakukan
dianggap mengalami gangguan atau noise. Lebih dari itu komunikasi
yang dilakukan dilihat juga sebagai komunikasi yang tidak efektif, atau
komunikasi yang gagal.

Dalam sudut pandang ini, teori Shannon dan Weaver selanjutnya


dianggap mamandang persoalan komunikasi sekedar sebagai hitung-
hitungan yang matematis. Lebih jauh lagi, komunikasi pada nantinya
dibuat sedemikian rupa agar mampu memanipulasikan pesan dan saluran
guna mencapai level keefektifan komunikasi yang optimal, yaitu mampu
mengubah orang lain mengikuti apa-apa yang diinginkan oleh seorang
komunikator.

B. ANALISA MODEL KOMUNIKASI SHANNON DAN WEAVER


BERDASARKAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Model Shannon dan Weaver sering disebut model matematis atau model
teori informasi. Model ini menyoroti problem penyampaian pesan
berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini melukiskan suatu sumber
yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui
suatu saluran kepada seorang penerima.

Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, transmitternya adalah


mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata terucapkan), yang
ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran). Penerima (receiver), yakni
mekanisme pendengaran, melakukan operasi yang sebaliknya dilakukan
transmitter dengan merekonstuksi pesan dari sinyal. Tujuan (destination)
adalah (otak) orang yang menjadi tujuan tersebut.

Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver ini adalah
bising (noise), yakni setiap rangsangan tambahan yang tidak dikehendaki
yang dapat menggangu kecermatan pesan yang disampaikan.

Noise ini contohnya adalah saat kita mengobrol dengan seseorang di


telepon saat kita sedang berdiri di pinggir jalan dan kita terganggu
dengan suara berisik dari kendaraan yang berlalu lalang di depan kita.
Menurut Shannon dan Weaver, gangguan ini selalu ada dalam saluran
bersama pesan tersebut yang diterima oleh penerima. Dengan adanya
sumber gangguan (noise source) ini banyak kemungkinan dapat terjadi.
Bisa saja pesan yang disampaikan oleh sumber informasi tidak sampai ke
tujuan, bisa juga si penerima salah mengartikan pesan, atau dapat pula
pesan justru diterima orang lain.

Gangguan yang terdapat pada konsep ini dibagi menjadi dua yaitu:

1. Gangguan Psikologis: Gangguan yang merasuki pikiran dan perasaan


yang mengganggu penerimaan pesan yang akurat.

Contoh: Melamun, Mengantuk, dan lain-lain

2. Gangguan Fisik: Gangguan yang secara langsung menyerang fisik


seseorang.

Contoh: Tunanetra, Tunarungu dan lain-lain

Kelemahan model Shannon dan Weaver adalah :

· Dianggap komunikasi satu arah maka tidak adanya feedback yang


didapat
· Dalam praktik komunikasinya, disebut bahwa komunikasi memiliki
gangguan yaitu Noise.

Kelebihan model Shannon dan Weaver adalah:

· Penyampaian informasi dalam berkomunikasi terkesan lebih mudah.

· Membuat pengembangan teknologi informasi menjadi suatu hal yang


penting dalam komunikasi karena menurut teori ini, komunikasi
membutuhkan channel atau media penghubung.

· Model komunikasi ini dapat diaplikasikan dalam komunikasi antar pribadi


maupun komunikasi massa.

Komentar:

- Model komunikasi ini hanya bersifat satu arah

- Teori Shannon dan Weaver tidak membahas mengenai feedback yang


seharusnya diterima dalam berkomunikasi .

- Teori ini membuktikan bahwa media penghubung (channel) sangat


dibutuhkan dalam berkomunikasi.

Shannon & Weaver juga menambahkan konsep entropi. Entropi adalah


ketidakpastian atau ketidakteraturan dalam suatu situasi. Dalam teori
informasi entropi dihubungkan dengan tingkat kebebasan memilih yang
dimiliki seseorang dalam membangun pesan.

Pesan yang teratur tidak mempunyai tingkat keacakan, ketidakpastian.


Hal ini berarti entropi suatu informasi rendah karena suatu bagian dari
pesan itu yang hilang saat diterima mempunyai tingkat probabilitas yang
tinggi untuk diisi penerima. Entropi dipandang sebagai masalah dalam
komunikasi. Entropi muncul jika prediktabilitas rendah dan informasi yang
ada tinggi (high information). Semakin besar entropi semakin kecil
prediktabilitas.

Contoh : Karena pengaturan dalam bahasa Inggris, seseorang penerima


yg sangat mengenal bahasa itu bisa membetulkan salah eja yg terdapat
dalam pesan tersebut.

Bagian pesan yg bukan entropi disebut dengan redundancy (redundansi).


Redundansi adalah bagian dari pesan yang ditentukan oleh aturan yang
mengatur bagaimana penggunaan lambang/simbol atau bagian yang bisa
diprediksi. Semakin besar redundansi suatu pesan, semakin sedikit pesan
yang dibawa. Bila prediktabilitasnya tinggi, maka informasinya rendah.
Peningkatan redundasi akan meningkatkan efisiensi sistem komunikasi.

Redundansi dipandang sebagai sarana untuk memperbaiki pesan.

Redundansi berfungsi untuk :

1. membantu masalah teknis

2. masalah yg berkaitan dengan perluasan konsep redundansi dalam


dimensi sosial.

Semakin banyak gangguan, semakin besar kebutuhan akan redundansi


yang mengurangi entropi pesan. Keseimbangan redundansi dan entropi
dapat menghasilkan komunikasi yang efisien dan dapat mengatasi
gangguan dalam saluran komunikasi.

BAB III

PENUTUP

C. KESIMPULAN
Dalam ilmu komunikasi sebenarnya terdapat ratusan model komunikasi.
Penyusun tidak mungkin membahas model-model tersebut satu persatu.
Setiap model mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Dalam makalah ini penyusun memilih Model Komunikasi Shannon dan
Weaver sebagai Model Komunikasi yang dikaji dikarenakan Model
Shannon dan Weaver mengkomunikasikan sesuatu hal kepada penerima
pertama-tama akan terlibat dalam proses pengolahan atau pembentukan
pesan melalui transmitter sehingga menimbulkan suatu symbol yang
bermakna, diketahui bahwa dimana pun kita berkomunikasi maka terjadi
setiap gangguan di sekeliling kita tapi kita sebagai komunkator
menyampaikan ke komunikan agar lebih efektif.

Tidak ada model yang benar atau salah. Setiap model hanya dapat diukur
berdasarkan kemanfaatannya ketika dihadapkan dengan dunia nyata,
khususnya ketika digunakan untuk menjaring data dalam penelitian.
Selain itu, model yang dirancang, unsure-unsur model dan hubungan
antara berbagai unsur tersebut, bergantung pada perspektif yang
digunakan si pembuat model.

Pandangan dari suatu perspektif akan menampilkan dimensi – dimensi


tertentu, sementara pengamatan dari sudut pandang berbeda akan
menyoroti aspek – aspek komunikasi yang berbeda pula.

Anda mungkin juga menyukai