“LIPBALM”
Disusun oleh:
Tingkat IIIB
Program Studi Diploma III
II. MANFAAT
a. Dapat mengetahui mutu fisik sediaan lipstik dari madu yang baik
sesuai dengan kriteria.
b. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang lipbalm
yang dapat digunakan untuk melembabkan kulit bibir.
d. Gloss
Bentuk cair dan mengkilap. Bisa mengandung glitter untuk
memberikan efek berkilau keperakan atau bening untuk kesan
natural. Lip gloss mengkilat bisa memberi efek bibir lebih
menonjol, jadi tidak disarankan untuk bibir tebal.
e. Stick
Jenis ini biasanya tidak mengilap dan sedikit lembab. Agar tahan
lama, oleskan seperti biasa lalu hapus dengan tisu. Setelah itu,
oleskan kembali.
f. Mate
Dikenal memiliki ribuan warna indah, lipstik matte ini menyerupai
warna alami bibir. Dinamakan matte karena memang bahan
penyusunnya tidak mengandung banyak moisturizer, dan minyak,
sehingga tidak mengkilat dan memberikan kesan doff alami.
Warnanya cenderung warna yang terang dan berani.
g. Krim
Lipstik jenis ini memiliki kandungan wax lebih banyak dari jenis
lipstik lainnya, melindungi bibir dari sinar matahari, udara dan
debu, namun sama seperti matte, menyebabkan bibir kering.
Karena ada kandungan wax, lipstik jenis ini memberikan sedikit
kesan basah. Lipstik krim ini juga cocok digunakan oleh mereka
yang memiliki bibir tipis dan tampil penuh secara sempurna.
h. Fros/ pearly
Lipstik ini pas digunakan pada malam hari, karena akan
memberikan kesan menyala dan mewah. Efek glitternya membuat
bibir tampak berkilau. Pas jika digunakan pada pesta atau sekedar
hang out dengan sahabat di malam hari.
i. Long lasting
Senada dengan lipstik lainnya, lipstik jenis ini sebenarnya
merupakan hasil dari pengembangan lipstik matte, hanya saja ia
dapat bertahan beberapa jam lebih lama. Sayangnya, lipstik jenis
ini juga mengancam kekeringan pada bibir. Dan tentunya pelembab
sangat dibutuhkan untuk menjaga bibir dari kekeringan dan pecah-
pecah.
6. Bahan Utama Lipstik
Bahan bahan utama lipstik adalah:
1. Lilin
Misalnya carnauba wax, paraffin waxes, beeswax, candellila
wax, spermaceti, ceresine.Semuanya berperan pada kekerasan
lipstik.
2. Minyak
Fase minyak dalam lipstik dipilih terutama berdasarkan
kemampuannya melarutkan zat-zat warna eosin. Misalnya,
minyak castor, tetrahydrofurfuryl alcohol, fatty acid
alkylolmides, dihydric alcohol beserta monoethers dan
monofatty acid esternya, isopropyl myrsitate, isopropyl
palmitate, butyl stearate, paraffin oil.
3. Lemak
Misalnya, krim kakao, minyak tumbuhan yang sudah
dihidrogenasi (misalnnya hydrogenatet castor oil), cetyl
alcohol, oleyl alcohol, lanolin
4. Acetoglycerides
Direkomendasikan untuk memperbaiki sifat thixotropik batang
lipstik sehingga meskipun temperatur berfluktuasi, kepadatan
lipstik konstan.
5. Zat-zat pewarna (coloring agents)
Zat pewarna yang digunakan secara universal dalam lipstik
adalah zat warna eosin yang memenuhi 2 persyaratan sebagai
zat warna untuk lipstik, yaitu kelekatan pad kulit dan
kelarutannya pada minyak.Pelarut terbaik untuk eosin adalah
castor oil.Tetapi furfuryl alcohol beserta ester-esternya,
terutama stearad dan ricinolead, memiliki daya melarutkan
eosin yang lebih besar. Fatty acid alkylomides, jika dipakai
sebagai pelarut eosin, akan memberikan warna intensif pada
bibir.
6. Surfaktan
Surfaktan kadang-kadang ditambahkan dalam pembuatan
lipstik untuk memudahkan pembasahan dan dispersi partikel-
partikel pigmen warna yang padat.
7. Antioksidan
8. Bahan pengawet
9. Bahan pewangi (fragance)
Atau lebih tepat bahan pemberi rasa segar (flavoring), harus
menutupi bau dan rasa kurang sedap dari lemak-lemak dalam
lipstik dan menggantinya dengan bau dan rasa yang
menyenangkan.
V. FORMULASI
No Nama Bahan Jumkah (%) b/v
1 Coconut Oil 45
2 Cocoa butter 20
3 Castor oil 25
4 Carnauba wax 10
VIII. PEMBAHASAN
Lipbalm termasuk kosmetika dekoratif. Tujuan awal penggunaan
kosmetika adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya
Tarik agar lebih disukai orang lain. Kosmetika dekoratif semata-mata
hanya melekat pada alat tubuh yang dirias dan tidak bermaksud untuk
diserap ke dalam kulit serta tidak mengubah secara permanent kekurangan
(cacat) yang ada.
Carnauba merupakan wax yang berfungs untuk membentuk lapisan
berkilat dan pembuat bentuk pada lipbalm. Yang juga berfungsi
melindungi kulit dari kekeringan dan membuat warna lebih lama
menempel pada kulit
Castor oil (oleum ricini) dan coconut oil merupakan minyak
tumbuhan. Minyak tumbuhan ditambahkan sebagai pelumas, untuk
mengurangi efek pengeringan dan untuk menurunkan titik lebur. Oleum
ricini merupakan minyak yang diambil dari biji jarak, pada suhu ruang
berbentuk cair dan stabil pada suhu rendah atau sangat tinggi pelumas atau
bisa melembabkan bila menempel pada bibir. Sedangkan coconut oil atau
minyak kelapa minyak yang diperoleh dari pemerasan buah kelapa.
Disamping itu, minyak tumbuhan merupakan pelarut yang baik dalam
melarutkan zat warna dan pengawet yang larut dalam minyak.
Cocoa butter merupakan basis lemak yang berfungsi untuk
membentuk lapian film pada bibir, memberi tekstur yang lembut,
meningkatkan kekuatan lipstick, dan dapat mengurangi efek berkeringat
dan pecah terhadap lipstick. Selain tu, cocoa butter juga berfungsi sebagai
pengikat antara basis fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan
pendispersi untuk pigmen.
Lipbalm yang dihasilkan berwarna putih pucat yang terdispersi
merata dalam basis. Lipbalm tidak meneteskan minyak serta memiliki
permukaan yang halus dan rata, tidak ada rongga-rongga yang disebabkan
gelembung gas. Lipbalm yang dihasilkan memiliki bau khas dari cocoa
butter. Lipbalm yang dihasilkan konsistensinya cukup lembut sehingga
mudah untuk diaplikasikan pada bibir. Lipbalm akan melembabkan bibir
tanpa memberikan perbahan warna pada bibir sehingga bibir menjadi
terlihat lembap alami.
Tidak ada permasalahan yang mendasar pada pembuatan lipbalm
ini, karena pembuatannya relatif mudah.
IX. KESIMPULAN
Lipbalm yang dihasilkan berwarna putih pucat yang terdispersi
merata dalam basis. Lipbalm tidak meneteskan minyak serta memiliki
permukaan yang halus dan rata, tidak ada rongga-rongga yang disebabkan
gelembung gas. Lipbalm yang dihasilkan memiliki bau khas dari cocoa
butter. Lipbalm yang dihasilkan konsistensinya cukup lembut sehingga
mudah untuk diaplikasikan pada bibir. Lipbalm akan melembabkan bibir
tanpa memberikan perbahan warna pada bibir sehingga bibir menjadi
terlihat lembap alami.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Republik Indonesia.
https://www.scribd.com/doc/284396013/Laporan-Resmi-Lip-Balm.
LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI KOSMETIKA
“ALCOHOL HANDSANITIZER GEL”
Disusun oleh:
Tingkat IIIB
Program Studi Diploma III
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat handsanitizer
gel, bahan apa saja yang dapat digunakan untuk memformulasikan
sediaannya.
II. MANFAAT
1. Dapat memahami langkah-langkahbdalam pembuatan sediaan gel
2. Untuk mengetahui kriteria gel yang baik.
3. Sederhana dan singkat. Menggunakan handsanitizer lebih cepat.
dan lebih mudah untuk membersihkan tangan dari pada mencuci
tangan.
4. Dalam perjalanan handsanitizer sangat membantu.
4. Dasar Gel
Berdasarkan komposisinya basis gel dapat dibedakan
menjadi :
a. Basis gel hidrofobik
Dasar gel hidrofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel
anorganik. Apabila ditambahkan kedalam fase pendispersi,
bilamana ada, hanya ada sedikit sekali interaksi antara kedua
fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofilik tidak
secara spontan menyebar, tetapi harus dirangsang dengan
prosedur yang khusus (Ansel dalam Wardani, 2009).
b. Basis gel hidrofilik
Dasar gel hidrofilik umumnya adalah molekul-molekul
organik yang besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan
molekul dari fase pendispersi. Istilah hidrofilik berarti suka
pada pelarut. Pada umumnya karena daya tarik menarik pada
pelarut dari bahan-bahan hidrofilik balikan dari tidak adanya
daya tarik menarik dari bahan hidrofobik, sistem koloid
hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki
stabilitas yang besar (Ansel dalam Wardani, 2009).
5. Sifat dan karakteristik Gel menurut Wardiyah (2015)
a. Swelling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel
dapat mengabsorsi larutan sehingga terjadi pertambahan
volume. Pelarut akan berpenetrasi diantara matriks gel dan
terjadi interaksi antara pelarut dengan gel. Pengembangan gel
kurang sempurna bila terjadi ikatan silang antar primer didalam
matriks gel yang dapat menyebabkan kelarutan komponen jel
berkurang.
b. Syneresis
Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi didalam
massa gel. Cairan yang terjerat akan keluar dan berada diatas
permukaan gel. Pada waktu pembentukan gel terjadi tekanan
yang elastis, sehingga terbentuk massa gel yang tegar.
Mekanisme terjadinya kontraksi berhubungan dengan fase
relaksasi akibat adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya
gel. Adanya perubahan pada ketegarangel akan mengakibatkan
jarak antara matriks berubah, sehingga memungkinkan cairan
bergerak menuju permukaan. Syneresis dapat terjadi pada
hidrogel maupun organgel.
c. Efek suhu
Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk
melalui penurunan temperatur tapi dapat juga pembentukan gel
terjadi setelah pemanasan hingga suhu tertentu. Polimer seperti
MC, HPMC, terlarut hanya air yang dingin membentuk larutan
yang kental. Pada peningkatan suhu larutan tersebut
membentuk gel. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan
fase yang di sebabkan karena terjadinya pengendapan parsial
dari alginat sebagai kalsium alginat yang tidak larut.
d. Efek elektrolit
Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh
pada gel hidrofilik dimana ion berkompetisi secara efektif
dengan koloid terhadap pelarut yang ada dan koloid
digaramkan (Melarut). Gel yang tidak terlalu hidrofilik dengan
konsentrasi elektrolit kecil akan meningkatkan rigiditas gel dan
mengurangi waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian
tekanan geser. Gel Na-alginat akan segera mengeras dengan
adanya sejumlah konsentrasi ion kalsium yang disebabkan
karena terjadinya pengendapan parsial dari alginat sebagai
kalsium alginat yang tidak larut.
e. Elastisitas dan rigiditas
Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan
nitroselulosa, selama transformasi dari bentuk sol menjadi gel
terjadi peningkatan elastisitas dengan peningkatan konsentrasi
pembentuk gel, bentuk struktur gel resisten terhadap perubahan
atau deformasi dan mempunyai aliran viskoelastik. Struktur gel
dapat bermacam-macam tergantung dari komponen pembentuk
gel.
f. Rheologi
Larutan pembentuk gel (gelling gel) dan dispersi padatan
yang terflokulasi memberikan sifat aliran pseudoplastis yang
khas, dan menunjukan jalan aliran non-Newton yang di
karakterisasi oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju
aliran.
6. Senyawa pembentuk gel
Sejumlah polimer digunakan dalam pembentuk struktur
berbentuk jaringan yang merupakan bagian penting dari sistem gel.
Termasuk dalam kelompok ini adalah : gom alam, turunan selulosa,
dan karbomer.
a. Gom alam
Gom yang digunakan sebagai pembentuk gel dapat mencapai
sasaran yang diinginkan dengan cara dispersi sederhana dalam
air atau melalui cara interaksi kimia.
Beberapa gom alam yang digunakan sebagai pembentuk gel
antara lain : alginat, karagen, tragakan, pektin, gom xantan, dan
gelatin (Agoes & Darijanto, 1993).
b. Carbomer
Carbomer membentuk gel pada konsentrasi 0,5%. Dalam media
air, yang diperdagangkan dalam bentuk asam, pertama-tama
didispersikan terlebih dahulu. Sesudah udara terperangkap
keluar sempurna, gel akan terbentuk dengan cara
netralisasindengan basa yang sesuai. Pemasukan muatan negatif
sepanjang rantai polimer menyebabkan kumparan lepas dan
berekspansi (Agoes & Darijanto, 1993).
c. Turunan Selulosa
Turunan selulosa mudah terurai karena reaksi enzimmatik dan
karena itu harus terlindung dari kontak dengan enzim.
Turunan selulosa yang dapat digunakan untuk membentuk gel
adalah metilselulosa, Na CMC, hindroksietilselulosa, dan
hidroksipropil selulosa (larut dalam cairan polar organik)
(Agoes & Darijanto, 1993).
VIII. PEMBAHASAN
Dari praktikum kali ini formula kosmetika pada pembuatan
Alcohol Handsanitizer Gel yang dibuatkan sebanyak 500 gram.
Langkah pertama pembuatan yaitu membuat gelling agent, yaitu
dengan melarutkan carbopol pada 100 ml aquadest panas dan
dikembangkan selama 30 menit. Setelah itu diaduk lambat
menggunakan homogenizer dengan kecepatan 50 rpm. Selanjutnya
penambahan propilenglikolum, gliserin, dan trietanolamin lalu
menambah kecepatan menjadi 100 rpm. Setelah homogeny tambahkan
etanol sedikit demi sedikit sambil diaduk, agar gel yang terbentuk tetap
stabil. Selanjutnya penambahan pewarna dan pengaroma secukupnya,
kemudian tambahkan aquadest sedikit demi sedikit. Hasil yang didapat
yaitu sediaan yang sempurna membentuk gel dengan pH 8. Dan
kemudian kita menguji daya sebar dengan beban 78,5 gram , didapat
nilai Horizontal 8,83 cm, vertikal 9,71 cm, diagonal 1 = 9,96 cm , dan
diagonal 2 = 10,39 cm . jadi angka daya sebar dari praktikum sediaan
handsanitizer kelompok kami adalah 9,7225 cm .
IX. KESIMPULAN
Hasil sediaan Alcohol Handsanitizer Gel yang dapat memenuhi
persyaratan, karena sediaan terurai sempurna dan membentuk massa
gel. Dengan pH 8 dan daya sebar 9,7225 cm .
LAMPIRAN
Republik Indonesia.
Baeti, Nur. 2017. Formulasi Dan Uji Stabilitas Gel Sanitizer Ekstrak Etanol Teh
Tingkat IIIB
Program Studi Diploma III
I. TUJUAN PRAKTIKUM
II. MANFAAT
3. Paraffin Liquidum
Pemerian : Cairan kental transparan tidak berflouresensi, tidak
berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak
mempunyai rasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95%,
larut dalam kloroform dan dalam eter
Khasiat : Emolient
Konsentrasi : 1-20%
4. Glycerolum
Pemerian : Cairan seperti sirup jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik.
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol 95%,
praktis tidak larut dalam kloroform,
dalam eter, dan dalam minyak lemak.
Khasiat : Emolient, humektan.
Konsentrasi : Hingga 30%
5. Triethanolaminum
Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat,
bau lebih mirip amoniak dan higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol 95%, larut
dalam kloroform
Khasiat : Alkalizing agent, emulsifying agent
Konsentrasi : 0,5-4%
6. Minyak Sereh
Pemerian : Cairan warna kuning pucat sampai kuning tua, bau
khas enak
Khasiat : Penghalau serangga
7. Aquadest
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Khasiat : Pelarut
V. FORMULASI
= 250 - (6,25+1,25+17,5+12,5+2,5+1,25)
= 250 - 40,25
= 209,75~210 ml
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, kelompok kami membuat sediaann lotion
Sediaan Hand Body Lotion sendiri memiliki karakteristik yaitu
penggunaan yang praktis dan merata pada kulit sehingga mudah menyebar
dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan
tipis yang tidak lengket pada kulit dan kemudahan menyebar pada seluruh
tubuh. Hasil yang diinginkan pada sediaan Hand Body Lotion ini yaitu
aman, memiliki efektivitas sebagai mostiraizing dan dapat memberi nutrisi
pada kulit, memiliki daya sebar yang luas sehingga viskositas diharapkan
rendah dan mudah mengalir serta memiliki aroma yang wangi dan stabil
selama penyimpanan.
Parameter evaluasi yang seharusnya dilakukan adalah organoleptis,
pH, viskositas, tipe emulsi, homogenitas, daya sebar, tercucikan air, daya
lekat, ukuran partikel, uji iritasi, uji aseptabilitas dan uji efektivitas.
Namun daya lekat, tipe emulsi, ukuran partikel, tercucikan air dan uji
aseptabilitas tidak dilakukan karena keterbatasan waktu, sedangkan
viskositas tidak dilakukan karena keterbatasan jumlah sediaan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang kami lakukan, terdapat beberapa
uji yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Untuk uji
organoleptis, bentuk dari sediaan sudah memenuuhi spesifikasi. Namun,
warna dari sediaan yang kami buat terlihat lebih pucat dan kurang menarik
Untuk uji pH, sediaan memiliki pH 7 kami juga menghitung suhu pada
fase air 75 OC dan suhu pada fase minyak 78 OC Pada saat melakukan uji
sebar hasil yang kami dapatkan yaitu keatas : 8,21 cm kebawah ; 8,64cm,
ke kanan : 8,85cm, dan ke kiri : 8,77 cm.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Lotion yang baik yaitu mempunyai nilai stabilitas emulsi tinggi, nilai
viskositas tinggi, dan pH 8
b. lotion termasuk sediaan emulsi
c. Pada saat melakukan uji sebar hasil yang kami dapatkan yaitu keatas :
8,21 cm kebawah ; 8,64cm, ke kanan : 8,85cm, dan ke kiri : 8,77 cm
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
lotion emolien.
https://shofipunya.wordpress.com/2011/12/08/sediaan-hand-and-body-
lotion-dengan-bahan-aktif-ekstrak-teh-hijau-dan-apel-yang-berfungsi-
sebagai-antioksidan/
LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI KOSMETIKA
“SABUN TRANSPARAN”
Disusun oleh:
Tingkat IIIB
Program Studi Diploma III
Cetakan Sabun
Hasil pengujian PH indikator ( 13 ) Proses pencetakan sabun
Republik Indonesia.
Republik Indonesia.
https://www.scribd.com/document/361805953/Laporan-Resmi-Sabun-
Transparan
https://dokumen.tips/documents/laporan-praktikum-sabun.html