PENDAHULUAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang : 1) Latar Belakang terkait dengan
penelitian
darurat dan masalah penting yang harus diketahui untuk melakukan tindakan yang
tepat karena jika terjadi agar tidak membawa dampak yang serius yaitu
2017). Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan
dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan terjadi serangan kejang pada 24 jam
pertama sewaktu demam. Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan
meningkat 20%. Pada anak sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh
dibandingkan orang dewasa yang hanya 15%. Masalah yang perlu diperhatikan
adalah kejang demam terjadi karena kenaikan suhu tubuh yang dapat
konstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah tidak lancar dan mengakibatkan
peredaran oksigen ke otak terganggu, jika kejang tidak segera ditangani maka
berakhir dengan apnea dan kerusakan otak yang terjadi makin berat (Ngastiyah,
2005)
Prevalensi kejadian kejang demam pada anak dilaporkan WHO
memperkirakan pada tahun 2005 terdapat ≥21,65 juta penderita kejang demam
dan lebih dari 216 ribu diantaranya meninggal (Marwan, 2017). Wibisono (2015)
1
2
2012-2013 dilaporkan 3-4% dari anak yang berusia 6 bulan-5 tahun. Jumlah
penderita yang mengalami serangan pertama kejang demam sering terjadi pada
bayi umur kurang dari 1 tahun yaitu sebanyak 50% (Hesti, 2015) dalam (Nurlaili,
2018).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penelitian di ruang
anak RSUD dr. R Soedarsono Pasuruan pada tanggal 1 Oktober 2018. Hasil
wawancara yang dilakukan dengan perawat, jumlah pasien kejang demam pada
menurunkan demam.
Menurut Price (2005) kejang demam disebabkan oleh hipertermia yang
terjadi secara cepat yang berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri. Infeksi
tersebut di susunan saraf pusat: misalnya tonsillitis, otitis media akut, bronchitis,
kejang pada bayi dan anak yang bersamaan dengan kenaikan suhu tubuh yang
tinggi dan cepat. Pada anak dengan ambang kejang rendah, bila suhu naik pada
38oC atau lebih sedikit saja akan timbul kejang sedangkan anak dengan ambang
kejang yang tinggi terjadi saat suhu mencapai pada 40oC atau lebih. Pada
basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%,. Pada seorang anak
sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang
42
3
dewasa yang hanya 15%. Kejang demam yang berlangsung lama kebutuhan
diperlukan juga untuk kontraksi otot-otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,
obat anti konvulsion yaitu diazepam dan obat antipiretik yaitu paracetamol untuk
demam, umumnya diberikan obat penurun panas yang berbahan dasar kimia
kompres hangat dan tepid sponge. Mekanisme penurunan suhu tubuh dengan
(evaporasi) merupakan bentuk fisik cair ke gas. Penguapan air dari permukaan
kompres hangat dan tepid sponge kompres juga bisa menggunakan obat-obatan
masyarakat sering digunakan sebagai bumbu masakan, selain itu juga sebagai obat
tradisional bisa digunakan untuk menurunkan panas pada anak tanpa zat kimia
dengan efek samping yang minimal (Hendro, 2009) dalam (Nugroho, 2012).
merah di ubun-ubun yang ditumbuk kasar hingga pecah beberapa bagian akan
segera menurunkan panas. Bawang merah asli lebih efektif dalam menurunkan
suhu dibandingkan ekstrak bawang merah, atau dengan kata lain ekstrak bawang
merah tidak mempunyai pengaruh dalam penurunan suhu tubuh (Rachmat, 2012).
Mengukus bawang merah asli merupakan salah satu cara sediaan bawang merah
yang tidak merusak bahan aktif yang terkandung dalam bawang merah. Teknik
mengukus bawang merah ini hanya memanfaatkan uap air panas tanpa melalui
menguap akan menguap bersama uap air, sehingga dengan cara mengukus ini bau
khas bawang merah yang menyengat dan gas tripropanol sulfoksida yang
Dimana peneliti ingin mengatahui adanya pengaruh kompres bawang merah yang
dikukus terhadap penurunan suhu tubuh pada anak dengan kejang demam.
merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak dengan kejang demam?”
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak dengan kejang
demam.
merah
b. Mengidentifikasi suhu tubuh sesudah diberikan kompres bawang merah
c. Membuktikan pengaruh pemberian kompres bawang merah terhadap anak
42
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
b.1 Demam
b.1.1 Pengertian demam
Panas tinggi atau demam merupakan suatu kondisi dimana suhu badan
lebih tinggi dari pada biasanya atau diatas suhu normal, umumnya terjadi ketika
36-37oC. Suhu badan pada orang yang mengalami demam diatas 37oC (Widjaja,
2008). Limited, (2005) menjelaskan bahwa demam adalah suhu tubuh yang
berada di atas normal yaitu 37oC dan biasanya disebabkan oleh infeksi. Demam
merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh lebih tinggi (lebih panas) dari suhu
normal. Demam dengan suhu tubuh yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kejang
pertahanan tubuh tertentu, misal sel darah putih yang menyerang dan
menghancurkan serangan bakteri. Demam juga bisa membuat anak tidak nyaman
jantung dan pernafasan menjadi lebih cepat. Pada anak usia antara enam bulan
sampai 5 tahun, demam dapat menjadi pencetus terjadinya kejang pada anak yang
disebut kejang demam. Kejadian ini bisa muncul setelah beberapa jam pertama
7
8
b.1.2 Patofisiologi
Demam merupakan peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh infeksi
fagositik tertentu (makrofag) melepas suatu bahan kimia yang disebut pirogen
endogen yang mempunyai efek dalam melawan infeksi, dan bekerja di pusat
mendeteksi bahwa suhu normal prademam terlalu tinggi sehingga bagian otak ini
102oF. Secara spesifik, hipotalamus memicu menggigil agar produksi panas segera
mendorong suhu naik dan menyebabkan menggigil yang sering terjadi pada awal
suhu tubuh dengan menahan panas tubuh mereka. Sesudah suhu baru tercapai
maka suhu tubuh diatur sebagai normal dalam respon terhadap panas dan dingin
tetapi pada patokan yang lebih tinggi. Sehingga, terjadi demam sebagai respon
terhadap infeksi adalah tujuan yang disengaja dan bukan karena kurasakan
termoregulasi. Meskipun secara fisiologi belum jelas, tapi para pakar kedokteran
percaya bahwa suhu tubuh yang meningkat bermanfaat untuk mengatasi infeksi.
Makrofag
Pelepasan
Pirogen Endogen
+
Prostaglandin
Kejang demam biasanya muncul karena terjadinya demam pada bayi dan
anak kecil. Kejang demam atau febrile convulsion ialah kejang yang terjadi karena
42
10
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses
neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak
umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak berumur dibawah 5 tahun
demam merupakan kejang selama masa anak-anak setelah usia 1 bulan, yang
berhubungan dengan penyakit demam tanpa disebabkan infeksi sistem saraf pusat,
tanpa riwayat kejang neonatus dan tidak berhubungan dengan kejang simptomatik
Dokter Anak Indonesia/ IDAI (2016), kejang demam adalah bangkitan kejang
yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 oC yang disebabkan
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu
tubuh diatas 38oC disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium biasanya sering
menjadi 2 klasifikasi yaitu kejang demam sederhana (simple febrile seizure) dan
lama kejang <15 menit, umum dan tidak berulang kembali (Purba, 2018).
kurang dari 24 jam, tanpa gambaran fokal serta pulih dengan spontan.
2. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure)
Kejang demam kompleks biasanya menunjukkan gambaran kejang fokal
atau parsial. Durasinya >15 menitdan berulang lebih dari 1 kali kejang
dengan kenaikan suhu tubuh badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh
infeksi di susunan saraf pusat; misalnya tonsillitis, otitis media akut, bronchitis,
berbentuk tonik-klonik, tonik, fokal atau akinetik. Perlu diingat bahwa bahwa
kejang demam hanya terjadi pada anak usia tertentu. (Ngastiyah, 2005). Kejang
demam biasanya terjadi pada anak-anak yang berusia 6 ulan sampai 5 tahun (60
tahun) dan sangat umum terjadipada balita. Anak-anak dengan usia 6 bulan atau
usia anak saat kejang demam pertama terjadi pada meraka, maka semakin kecil
2.2.4 Patofisiologi
basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Bahan baku untuk
42
12
metabolisme otak yang penting adalah glukosa. Sifat proses metabolisme adalah
sistem kardiovaskuler. Jadi, sumber energi otak adalah glukosa yang melalui
oksidasi dipecah menjadi menjadi CO2 dan air. Membrane yang mengelilingi sel
pada pemukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam
keadaan normal membrane sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium
(K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrim (Na +) dan elektrolit lainnya, kecuali
ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi (K+) dalam sel neuron (Na+) rendah,
sedang diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan
konsentrasi ion didalam dan diluar sel, maka terdapat perbedaan potensial
keseimbangan potensial membrane ini diperlukan energy dan bantuan enzim Na-
K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel. Jadi, kenaikan suhu tubuh dapat
mengubah keseimbangan dari membrane sel neuron dan dalam waktu yang
singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui membrane
tersebut sehingga terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini
bantuan bahan yang disebut “neurotransmitter” dan terjadi kejang. Tiap anak
ambang kejang seseorang anak akan menderita kejang pada kenaikan suhu
tertentu. Pada anak dengan dengan ambang kejang yang rendah, kejang telah
terjadi pada suhu 38oC sedang anak dengan ambang kejang tinggi kejang baru
terjadi bila suhu mencapai 40oC atau lebih. Kejang demam terjadi karena kenaikan
suhu tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan sel otak karena setiap terjadinya
42
13
lancar dan mengkibatkan peredaran oksigen ke otak terganggu, jika kejang tidak
segera ditangani maka berakhir dengan apnea dan kerusakan otak yang terjadi
makin berat
Suhu Tubuh
Kejang
a. Pemeriksaan Laboraturium
Yuliastati, Arnis (2016) menjelaskan pemeriksaan laboraturium yang perlu
masalah dalam pemenuha kadar oksigen pada anak yang dapat memperburuk
dilakukan karena adanya indikasi misal darah perifer, elektrolit dan gula
pemeriksaan pungsi lumbal tidak dilakukan secara rutin pada anak berusia
<12 bulan yang mengalmi kejang demam sederhana dengan keadaan umum
baik.
Indikasi pungsi lumbal (level of evidence 2, derajat recomendasi B):
1. Terdapat tanda dan gejala rengsang meningeal
2. Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klins
3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang yang disertai demam yang
kejang yang bersifat fokal untuk Menentukan adanya focus kejang di otak
IDAI, 2016)
2.2.6 Penatalakanaan Kejang Demam
Penatalaksanaan kejang demam meliputi pemeberian obat-obatan
demam. Kejang demam memiliki prognosis jangka panjag yang sangat baik masih
ada kemungkinan terjadi kejang demam berulang (Nindela, Dewi, Ansori, 2014).
a. Pemberian Obat saat Demam
Antipiretik tidak terbukti mengurangi resiko kejang demam, namun para ahli di
digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam. Dosis ibuprofen 5-10
mg/kg/kali, 3-4 kali sehari (IDAI, 2016). Arief (2015) menjelas obat antipiretik
hanya pada saat demam. Profilaksis intermiten diberikan pada kejang demam
Diazepam oral dosis 0,3 mg/kgBB tiap 8 jam saat demam menurunkan resiko
berulangny kejang pada 30-60% kasus juga dengan diazepam rektal dosis 0,5
c. Kompres
Perberian kompres pada anak dengan kejang demam juga digunakan sebagai
terapi non farmakologi untuk menurunkan suhu tubuh anak. Mekanisme kerja
dan radiasi. Macam-macam kompres ada kompres hangat dan kompres tepid
sponge. Menggunakan kompres dari bahan lami juga bisa kita lakukan dengan
menggunakan kompres jeruk nipis, kompres bawang merah dan masih banyak
yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan di bagian tubuh tertentu
sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh (maharani,
yakni melapisi permukaan kulit dengan handuk yang telah dibasahi air hangat,
memberikan kompres hangat pada daerah aksila sebagai daerah dengan letak
pembuluh darah besar merukan upaya memberikan rangsangan pada area preoptic
teknik seka (Corrad, 2001) dalam (Hikmah, 2017). Setiawati, Rustina, Kurtarti
(2015) menjelaskan efek dari tepid sponge selain menurunkan suhu tubuh juga
saat tidak dikombinasikan dengan antipiretik selain tidak nyaman juga tepid
lulur minyak kelapa dan jeruk nipis pada saat tubuh mengalami demam, teknik ini
dalam menjaga keseimbangan energy dan keseimbangan suhu tubuh (Rini, et al,
2013)
cara menggerus bawang merah kemudian ditaruh di area aksila dan femuralis.
Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah juga data melancarkan peredaran
42
19
yang lebih dingin dari suhu tubuh manusia namun tubuh manusia selalu
agar tetap konstan. Tubuh yang sehat mampu memelihara suhu tubuh secara
pengaturan suhu tubuh terdiri atas tiga bagian yaitu reseptor yang terdapat pada
kulit manusia dan bagian tubuh lainnya, integrator didalam hipotalamus dan
efektor sistem yang mengatur produksi panas dengan kehilangan panas (Asmadi,
2008). Pengaturan suhu tubuh diatur oleh pusat termoregulator yang berada di
menggigil, dan pelepasan hormon tiroksin saat suhu lingkungan dingin atau
dampak yang serius pada pendinginan. Bahkan peningkatan moderat suhu tubuh
besar orang mengalami kejang ketika suhu tubuh internal sekitar 41 oC-43,3oC,
yang dianggap sebagai batas atas suhu tubuh yang memungkinkan kehidupan
kelebihan panas yang dapat merusak tubuh. Ketika proses pelepasan panas tidak
efektif maka dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh atau yang disebut
produksi panas. Kulit menjadi panas dan kering selain itu demam juga merupakan
suatu keadaan hipertermia yang kadang bisa terjadi karena penyakit (Setiawan,
42
21
tubuh dan lingkungan eksternal harus berlangsung antara permukaan tubuh dan
tubuh dan lingkungan. Suhu suatu benda dapat dianggap sebagai ukuran
konsentrasi panas didalam benda tersebut, maka panas selalu mengalir mengikuti
penurunan gradient konsentrasi yakni menuruni gradient termal suhu dari bagian
yang lebih hangat ke lebih dingin (termo artinya “panas”) (Sherwood, 2011).
Asmadi (2008) menyebutkan ada 4 cara panas hilang dari tubuh manusia yaitu
a. Radiasi
Radiasi adalah cara kehilangan panas dengan mentransfer panas dari objek
lainnya tanpa kontak diantara keduanya. Satu objek yang lebih panas dari objek
yang lain, maka ia akan kehilangan panasnya melalui radiasi. Misalnya seorang
yang berdiri didepan kulkas yang terbuka, sehingga kehilangan panas tubuhnya
melalui radiasi.
b. Konduksi
Konduksi adalah cara pemindahan panas dari satu molekul ke molekul yang
pemindahan melalui cara konduksi ini tidak dapat terjadi tanpa adanya kontak
diantara kedua molekul. Misalnya seseorang akan kehilangan panas tubuh bila
c. Konveksi
42
22
udara. Udara yang dekat dengan tubuh menjadi lebih hangat yang kemudian
bergerak untuk diganti dengan udara dingin. Misalnya udara akan terasa dingin
d. Evaporasi
perspirasi kulit. ketika udara menguap dari permukaan kulit, panas yang
diperlukan untuk mengubah air dari keadaan cair menjadi gas diserap oleh kulit
Kehilangan panas yang paling penting adalah melalui evaporasi air dari
permukaan kulit. Air dan panas yang hilang dari kulit dalam dua cara: Sugiarto
(2002)
Sekitar 140 kkal panas hilang melalui cara ini tiap 24 jam.
b. Keringat
Keringat mengandung natrium klorida, urea dan asam laktat dalam
larutan encer. Keringat disekresi dari kelenjar keringat biasa, yang tersebar
pada seluruh kulit. Disekresi sebagai akibat dilatasi pembuluh darah kulit
42
23
dibawah control saraf hipotalamus, korteks serebri, dan bagian lain sistem
saraf pusat.
b.4 Bawang Merah
b.4.1 Pengertian
masak setelah cabe. Selain sebagai campur bumbu masak, bawang merah juga
dijual dalam bentuk olahan seperti ekstrak bawang merah, bubuk, minyak atsiri,
bawang goraeg bahkan sebagai bahan obat untuk menurunkan tekanan darah serta
lebar tidak saja untuk kebutuhan dalam negeri tetapi juga luar negeri (Suriani,
Divisi : Sprematofita
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monokotiledon
Ordo : Asparagales
Famili : Amarylidaceae (liliceae)
Subfamili : Alioideae
Genus : Alium
Spesies : Alium Cepa L
Bawang merupakan salah satu jenis umbi lapis yang dapat tumbuh di dua
musim. Meskipun demikian, sebagian besar varietas bawang merah lebih banyak
42
24
yang tumbuh di musim kemarau atau musim yang cerah. Tumbuhan yang masuk
dalam genus allium atau bawang ini terdiri dari bermacam-macam tumbuhan
monokotil. Selain bawag merah, tumbuhan yang masih kerabat adalah bawang
daun, bawang putih, bawang bombai, dan bawang prei. Dengan nama latin allium
menjadi ramuan terlebih dahulu dalam bentuk sediaan. Pembuatan ramuan ini
cukup mudah dan bisa dilakukan oleh semua orang. Berikut ini adalah macam-
Namun ada pula yang dikonsumsi bersama makanan atau ramuan lainnya.
rebusan bawang merah itu bisa ditambahkan beberapa bahan lain untuk
rendaman. Rendam bawang merah dalam larutan gula atau madu selama
42
25
memanfaatkan uap air panas, tanpa melalui kontak langsung dengan air.
yaitu tripopanol akan keluar bersama uap air. Sementara, bahan aktif
lainnya masih tertinggal dan tidak larut bersama air yang digunakan untuk
memanaskan.
b.4.4 Kandungan Kimia Bawang Merah
dan zat-zat non gizi (fitokimia). Bahan-bahan bergizi dalam bawang merah bisa
yang mempunyai efek nonfarmakologi terhadap tubuh. Beberapa bahan aktif yang
berguna tersebut adalah sebagai berkut: Allisin dan alliin, flavonoid, alil profil
dalam bawang merah dapat menlancarkan peredaran darah selain itu juga
sebagai penurun suhu tubuh. Berikut ini adalah penjelasan dari kandungan
darah. Menurut dr. widjaja Kusuma (1999), mengkonsumsi satu suing bawang
merah segar dapat meningkatka kadar kolesterol baik (HDL, high density
allisin liase menjadi asam piruvat, ammonia, allisin antimikroba yang bersifat
serta radang anak telinga (otitis media). Flavonoid juga berguna sebagai bahan
Kandungan sulfur dalam bawang merah sangat baik untuk mengatasi reaksi
tumbuh-tumbuhan atau yang lebih dikenal sebagai lemak nabati. Jenis lemak ini
e. Flanovonol
maupun cendawan. Senyawa ini juga mampu bertindak sbagai anti koagulan dan
antikanker.
f. Kalium
Salah satu unsur penting dalam kandungan gizi bawang merah dan terdapat
dalam jumlah besar adalah kalium. Menurut Food and Nutrition Research Center,
Manila (1964), kandungan unsur kalium dalam bawang merah biasa lebih tinggi
dari pada bawang Bombay, masing-masing 334 mg dalam setiap gram. Kalium
Oleh karena itu, seperti pada flavonoid, pectin bersifat menurunkan kadar
cukup banyak khasiat. Senyawa ini terutama berperan sebagai antikoagulan, yang
i. Tripopanol
Ketika umbi bawang merah diiris atau dilukai keluar gas tripanol sulfoksida.
Gas ini termasuk salah satu senyawa aktif eteris dalam bawang merah yang
menyebabkan keluarnya air mata (lakrimator). Agar mata tidak pedih dan berair
saat mengiris bawang merah, simpanlah bawang merah dalam lemari pendingin
menyengat yang merupakan aroma khas bawang merah. Bau ini berasal dari
42
28
senyawa propil disulfida dan propil-metil disulfida. Ketika bawang merah ditumis
j. Minyak Atsiri
Minyak atsiri dalam bawang merah ini mempunyai aroma yang khas. Minyak
atsiri dalam bawang merah ini dapat digunakan untuk menurunkan suhu tubuh
semakin terasa terutama pada saat biaya pengobatan semakin tinggi akibat krisis
potensi yang cukup penting bagi kesehatan keluarga. Yakni, memberikan solusi
hidup sehat dengan cara yang relative mudah dan murah. Selain itu bawang merah
keluarga. Yakni, memberikan solusi hidup sehat dengan cara yang relative murah
dan mudah. Selain, itu bawang merah juga dapat memberikan banyak manfaat
bawang merah tergolong sangat efektif, efisien, dan relative aman. Bawang merah
42
29
yang berkualitas memiliki bentuk normal (tidak cacat), dengan kondisi cukup
kering dan agak keras jika dipencet. Aromanya kuat, kulit umbi berwarna terang
akan terjadi penurunan suhu tubuh mencapai keadaan normal kembali (Potter,
Evaporasi
Berkeringat
Penurunan suhu tubuh
42
30
b.5 Plastik
Seiring dengan perkembangan teknologi dan gaya hidup, wadah dan
pembungkus atau wadah buatan manusia yang kini biasa kita gunakan seperti
kertas, pastik, kaleng dan Styrofoam. Dikalangan masyarakat selama ini, wadah
praktis, simpel dan bersih. Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan
yang sehari- hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan
makanan. Sebetulnya tidak tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan. Berikut
ini adalah penjelasan dari macam-macam bahan plastik menurut (Andriani, 2018):
a. PE/PETE (Polyethylene Terephthalate)
PE merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai
kekuatan benturan serta kekuatan sobek yang baik. Secara sifat fisiknya bahan PE
dapat didaur ulang dengan mudah. Proses pemanasan pada suhu 1100C terhadap
plastik jenis ini akan menjadikan plastik jenis ini lunak dan mencair. Berdasarkan
polietilen mampu memiliki ketebalan 0.001 sampai 0.01 inchi (Nurminah, 2003)
adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri minyak dan
dengan derajat kerapatan yang baik. Plastik jenis polietilen ini memiliki ciri
dibandingkan dengan PE. Rantai cabang yang lebih sedikit ini membuat plastik
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan
terhadap suhu tinggi. Ikatan hidrogen antar molekul yang berada pada plastik ini
juga berperan dalam menentukan titik leleh plastic. HDPE memiliki titik leleh
yang cukup tinggi, oleh karena sifatnya ini HDPE sering digunakan pada kemasan
untuk botol susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, kemasan deterjen,
kemasan susu.
dunia. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam
PVC relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC diproduksi dengan
cara polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=chcl). Dari sifat fisiknya PVC
merupakan jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. PVC mempunyai sifat
keras, kaku, jernih dan mengkilap, sangat sukar ditembus air dan permeabilitas
mengandung air.plastik jenis ini juga baik dan aman jika digunakan untuk
LDPE adalah plastik tipe cokelat sering dipakai untuk tempat makanan,
plastik kemasan, dan botol-botol yang bersifat lunak. Plastik LDPE memiliki ciri
kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. LDPE
42
32
mempunyai massa jenis antara 0,91-0,94 gmL-1, separuhnya berupa kristalin (50-
e. PP (Polypropilena)
Plastik PP memiliki sifat sangat mirip dengan plastic jenis PE, dan sifat-sifat
penggunaannya juga sama. Plastik PP memiliki sifat lebih kuat dan ringan dengan
daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil
pemecahan secara thermal naphtha (distalasi minyak kasar) etilen, propylene dan
homologues yang lebih tinggi dipisahkan dengan distilasi pada temperatur rendah.
f. PS (Polystyrene)
monomer stirena-nya didapat dari hasil proses dehidrogenisasi dari etil benzene
(dengan bantuan katalis). Etil benzene endiri merupakan hasil reaksi antara etilena
(900C) sehingga PS tidak digunakan untuk pemakaian pada suhu tinggi, atau
misalnya pada makanan yang panas. Suhu maksimum yang boleh dikenakan
Bagan 2.4 Kerangka Konsep Pegaruh Kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak dengan kejang demam
35
42
36
metabolisme basal dalam tubuh meningkat hingga 10-15% selain itu juga
kebutuhan O2 dapat meningkat hingga 20%, oleh karena itu terjadi difusi Na+ dan
dan K+ dan terjadinya gangguan muatan listrik keseluruh tubuh disitulah sehingga
terjadi kejang demam. Pemicu utama kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh
(hiperpireksia) maka intervensi yang akan diberikan kompres bawang merah cara
kerja bawang merah adalah menhantarkan panas dengan cara evaporasi dengan
pengaturan suhuset poin setelah fase ini terjadi vasodilatasi pembuluh darah
adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel
g. Hipotesis Nol (H0): Tidak ada pengaruh penurunan suhu tubuh anak setelah
rupa sehingga peneliti mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih
untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk
Design.
ini dilakukan dengan cara sebelum diberikan perlakukan kompres bawang merah,
variable observasi/diukur terlebih dahulu (pre test) setelah itu dilakukan perlakuan
38
39
Anak kejang O1 X O2
Bagan 3.1 Desain Penelitian Pre Eksperimental one grub pre-post test design
Keterangan :
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi adalah wilayah generealisasi yang terdiri atas: objek subjek yang
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien anak dengan kejang demam di ruang
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
(Nursalam, 2016)
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian anak yang mengalami kejang
n = NZ21-α/2 P(1 – P)
Nd2 + Z21-α/2P(1 – P)
n : besar sampel
N : besar populasi
Z1-α/2 : nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung α
P : populasi kejadian
d : besar penyimpangan (absolut) yang bisa diterima
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Kriterian Inklusi
a. Bersedia diikutsertakan dalam penelitian
b. Anak dengan suhu tubuh ≥ 38oC
c. Anak yang mengalami kejang demam
2. Kriteria ekslusi
a. Membatalkan pertisipasinya dalam penelitian
3.2.3 Teknik Sampling
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili dari keseluruhan populasi yang ada, secara umum ada dua jenis
(Sugiyono, 2009).
dengan cara memilih sampel diantar populasi sesuai dengan yang dikehendaki
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Soeparto, Putra, & Haryanto,
didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu
penelitian. Konsep yang dituju dalam suatu penelitian bersifat kongkret dan secara
langsung bisa diukur, misalnya denyut jantung, hemoglobin, dan pernafasan tiap
menit. Sesuatu yang kongkret tersebut bisa diartikan sebagai suatu variabel dalam
dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain
(Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah
respon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel lain dalam
ilmu perilaku, variabel terikat adalah aspek tingkah laku yang diamati dari suatu
organisme yang dikenai stimulus (Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini yang
42
a. Hipotermia < tubuh.
36oC 3. Lembar observasi
b. Normal antara 36- untuk mencatat
37 oC suhu tubuh
c. Febris/pireksia
37,5-40 oC
d. Hipertermia > 40
o
C
4442
45
suhu tubuh.
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian
1) Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. R Soedarsono Pasuruan.
2) Penelitian ini dilakukan selama 4 minggu mulai 7 Januari-2 Februari
2019
3.7 Alat dan Bahan Penelitian
Bahan penelitian adalah segala sesuatu yang dikenal perlakuan atau yang
2) Peneliti menentukan subjek penelitian, anak usia 1-5 tahun, anak dengan
suhu tubuh ≥ 38oC, anak dengan diagnose medis kejang demam baik kejang
tujuan, dan prosedur penelitian dan meminta kesedian orang tua sebagai
penelitian bagi orang tua (responden) yang bersedia maka mengisi lembar
1x hari
6) Kemudian peneliti melakukan pengukuran suhu anak sesudah dilakukan
berikut:
Desain Penelitian
Pre-Eksperimental (Nondesign) one group Pretest-Post test
Populasi
Seluruh pasien anak dengan kejang demam di Rumah Sakit dr. R Soedarsono
Sample
Sampling Pasien anak usia 1-5 tahun yang mengalami kejang demam,
purposive di ruang anak RSUD dr. Sodarsono Pasuruan.
Pengumpulan Data
Analisis Data
Kesimpulan
Bagan 3.2 Kerangka Operasional
42
49
Menurut Ariani (2014), sebelum semua data diolah maka terlebih dahulu
sebelumnya.
c. Processing/memproses data agar data yang sudah dientry dapat dianalisis,
setelah dirasa data sudah benar kemudian peneliti melakukan tabulating data.
e. Tabulating (Pengelompokan) data dikelompokkan dalam kategori yang telah
a. Analisa Univariat
42
50
variabel yang diteliti. Nilai yang diukur yaitu: ukuran tengah yang meliputi mean,
median dan modus. Nilai ukuran variasi yaitu berupa range, jarak quartil, dan
standar deviasi. Analisa univariat dalam penelitian ini adalah usia anak, suhu
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur apakah data
yang kita miliki dengan data yang berdistribusinormal yang memiliki mean dan
standar devisiasi yang sama dengan data kita (Sujarweni, 2015). Uji Normalitas
pada penelitian ini menggnakan uji normalitas Shapiro Wilk. Uji normalitas.
Tingkat kemaknaan hasil uji statistik adalah 95% dengan tingkat kesalahan
ditetapkan sebesar 5% (α=0,05). Jika hasil statistik didapatkan p < 0,05 maka data
berdistribusi tidak normal namun. Jika p hitung >0,05 maka data berdistribusi
c. Analisa Bivariat
Analisis bivariat yaitu melakukan analisis hubungan antara dua variabel yang
ada dalam penelitian. Pada penelitian ini dilakukan analisis tentang perbedaan
suhu tubuh anak sebelum dilakukan kompres bawang merah dan sesudah
tujuan penelituan dan menguji hipotesis dengan uji Wilxocon dengan tingkat
perbedaan rata-rata dua sampel bebas. Data yang dimaksud adalah sampel yang
sama namun mempunyai dua data (Wiratna, 2014). Dengan hasil jika p > 0,05
42
51
maka H0 diterima H1 ditolak dan jika p < 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima
(Notoadmojo, 2012).
3.12 Penyajian Data
Data statistik perlu disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dan
1) Narasi
Dibuat dalam bentuk narasi mulai dari pengambilan data sampai
kesimpulan.
2) Tabel
Penyajian dalam bentuk angka (data numerik) yang disusun dalam kolom
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Peneliti harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan subjek khususnya
atau informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang
memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupu tidak, tanpa adanya
sangsi apa pun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika mereka
seorang klien.
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perilaku yang diberikan (right to full
disclosure)
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara terperinc serta
bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
3. Prinsip keadilan (right to justice)
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah
dirahasiakan untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia
(confidentiality)
42
53
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas mengenai hasil pengumpulan data tentang pengaruh
Kompres Bawang Merah terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Anak dengan
dalam bentuk tabel dan narasi yang meliputi data umum dan data khusus. Data
responden penelitian (umur, riwayat kejang, penyakit penyerta, serta jenis kejang).
Data khusus menjelaskan tentang variabel yang diukur berkaitan dengan pengaruh
kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak dengan kejang
Pasuruan yang terletak dijalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 1,4 Kota Pasuruan
Jawa Timur. Ruang anak merupakan ruang rawat inap anak yang merawat anak
sakit dengan batasan umur lebih dari 29 hari sampai dengan umur 15 tahun.
Ruang anak di RSUD Dr. R Soedarsono kota Pasuruan dibagi menjadi 4 tempat
yaitu VIP (Ruang Tulip), Kelas 1 (Ruang melati 7-8), Kelas 2 (Melati 9-11) dan
kelas 3 dibagi menjadi 2 yaitu non GEA (Ruang melati 1-6) dan GEA (Ruang
Melati 12-16). Ruang anak yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ruang
Melati 1-6 dan ruang melati 12-16 (kelas 3) terdiri dari 11 kamar dengan 33
kapasitas tempat tidur. Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia di Ruang Anak
42
54
sebanyak 32 orang, terdiri dari 4 orang spesialis dokter anak, 1 orang kepala
ruang, 2 orang ketua tim, 25 perawat pelaksana, dan 1 orang Tata Usaha. Peneliti
Pasuruan kelas 3 (Melati1-6 dan Melati 12-16) dengan fasilitas 1 ruangan dengan
kapasitas tempat tidur berisi 3 bed, 1 kamar mandi, 2 kipas angin dan ventilasi
ruangan yang cukup tiap ruangnya. Periode penelitian ini dilakukan pada tanggal
Karakteristik F %
Usia
6-24 Bulan 15 78,9%
25-60 Bulan 4 21,1%
Total 19 100%
Penyakit Penyerta
ISPA 4 21,1%
OF 11 57,9%
Hipoglikemia+Bronkitis 1 5,3%
DF 1 5,3%
GEA 2 10,5
Total 19 100%
Jenis Kejang
KDS 16 84,2%
KDK 3 15,8%
Total 19 100%
Riwayat Kejang
Ya 9 47,4%
Tidak 10 52,6%
Total 19 100%
Tabel 4.1 menujukkan bahwa distribusi frekuensi karakteristik sampel
berdasarkan usia di ruang anak RSUD dr. R Soedarsono Kota Pasuruan tahun
2019, Karakteristik responden yang usia 6-24 bulan berjumlah 15 (78,9 %) dan
pasien kejang demam di Ruang Anak RSUD dr. R Soedarsono Kota Pasuruan
kompres Bawang Merah berada diatas normal yaitu 37oC, Yaitu min disapatkan
nilai suhu tubuh anak minimal 38,2 dan maksimal 39,1 dengan nilai rata-ratasuhu
tubuh 38,558.
4.3.2 Mengidentifikasi Suhu Tubuh Setelah diberikan Intervensi Kompres
Bawang Merah
Tabel 4.3 Suhu Tubuh anak setelah diberikan intervensi kompres bawang merah
pada pasien kejang demam di Ruang Anak RSUD dr. R Soedarsono Kota Pasuruan
suhu tubuh anak pada pasien dengan kejang demam, didapatkan nilai minimum
dengan sesudah diberikan kompres bawang merah pada pasien anak dengan
kejang demam
42
56
38,2 dan nilai minimum pada post test 37,6 dengan selisih -4, sedangkan nilai
maksimun suhu pre test 39,1 dan nilai maksimun post test 39,5 dengan selisih
maksimun 6
Test Of Wilxocon
N Mean Sum Of Nilai
42
57
Ranks Ranks P
a
Negatve Ranks 17 9,82 167,00
Suhu Pre Test Positive Ranks 2b 11,50 23,00 0,03
Kompres Bawang
Merah Ties 0
Total 19
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diketahui bahwa perbedaan Suhu sebelum intervensi
dengan setealh p = 0,003 yang berarti H0 ditolak artinya ada perbedaan suhu
4.4 Pembahasan
4.4.1 Suhu Tubuh Anak Sebelum diberikan Kompres Bawang Merah pada
nilai minimum 38,2oC sebelum diberikan intervensi dan devisiasi standart 0,2912.
Panas tinggi atau demam merupakan kondisi dimana suhu tubuh lebih tinggi dari
biasanya atau diatas suhu normal, umumnya terjadi ketika seseorang mengalami
demam biasanya merupakan tanda positif bahwa tubuh sedang melawan infeksi.
Pada anak usia antara enam bulan sampai 5 tahun, demam dapat menjadi pencetus
terjadinya kejang pada anak disebut kejang demam (The American Academy Of
Pediatrics, 2005). Terjadinya bangkitan kejang pada anak terjadi karena kenaikan
suhu tubuh diatas 38oC disebabkan oleh proses ekstrakranium. Suhu tubuh pada
anak yang mengalami kejang demam dipengaruhi oleh penyakit yang terjadi pada
pada waktu yang berbeda. Durasi dan tingkat demam bergantung pada kekuatan
obserfasi febris yaitu 11 anak (Tabel 4.2). Faktor terjadinya kejang demam itu
sendiri adalah terjadi karena demam yang semakin tinggi. Selain itu juga kejang
demam dapat terjadi karena penyakit infeksi pada sampel dapat dilihat terdapat 4
Amatiria, Hk, 2017). Kejang Demam demam timbul karena adanya infeksi di
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan
kenaikan suhu tubuh badan yang tinggi dan cepat ini disebabkan oleh infeksi
susunan saraf pusat misalnya tonsillitis, otitis media akut, bronchitis, furunkolisis
dan lain-lain (Ngastiyah, 2005). Selain itu juga sampel pada penilitian ini adalah
masih balita umur seperti pada tabel 4.1, wajar jika terjadi peningkatan suhu tubuh
menyebabkan tubuh tidak dapat menjaga keseimbangan antara produksi panas dan
pengeluaran panas.
4.4.2 Suhu Tubuh Setelah Diberikan Kompres Bawang Merah
Setelah Peneliti melakukan intervensi kompres bawang merah berdasarkan
tabel 4.3 menunjukkan bahwa terjadi penurunan suhu tubuh anak pada pasien
dengan kejang demam, didapatkan nilai minimum 37,6 dengan rata-rata 38,274.
dapat menurunkan suhu tubuh pada anak dengan kejang demam, kandungan
minyak atsiri dalam bawang merah dapat melancarkan peredaran darah sehingga
cara menggerus bawang merah kemudian ditaruh di area aksila dan femuralis.
Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah juga data melancarkan peredaran
(2018) adalah kandungan minyak atsiri dalam bawang merah dapat menlancarkan
peredaran darah selain itu juga kandungan florogusin, sikloailiin, metialiin dan
bawang merah di ubun yang ditumbuk kasar hingga pecah beberapa bagian akan
segera menurunkan panas. Berdasarkan analisa peneliti oleh Jayanti, Sukatmi, dan
Suryono dapat disimpulkan Kompres Bawang merah dapat menurukan suhu tubuh
karena kompres bawang merah ini bisa membuat pembuluh darah vena berubah
berdistribusi tidak normal karena P<0,05. Maka Uji bivariate dalam penelitian
42
60
disimpulkan bahwa ada pengaruh terhadap penurunan suhu tubuh pada anak
dengan kejang demam. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa ada penurunan
suhu tubuh pada anak dengan kejang demam antara sebelum pemberian intervensi
dengan setelah diberikan intervensi suhu tubuh minimum pada pre test 38,2 dan
nilai minimum pada post test 37,6 dengan selisih -4, sedangkan nilai maksimun
suhu pre test 39,1 dan nilai maksimun post test 39,5 dengan selisih maksimun 6.
mengingat tanaman ini banyak tersedia di hamper setiap keluarga. Demikian juga
harganyanya yang relative terjangkau oleh kemampuan keluarga. Selain itu juga
penyembuhan dengan bawang merah tergolong sangat efektif, efisien dan relative
pembuluh darah vena berubuh ukuran yang diatur oleh hipotalamus anterior untuk
diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh mencapai keadaan normal kembali
Bawang Merah asli lebih efektif dalam menurunkan suhu disbanding ekstrak
bawang merah atau dengan kata lain ekstrak bawang merah tidak mempunyai
pengaruh dalam penurunan suhu tubuh. Peniliti melakukan penelitian ini dengan
42
61
mengukus bawang merah asli merupakan salah satu sediaan bawang merah yang
tidak merusak bahan aktif yang terkandung dalam bawang merah. Teknik
mengukus bawang merah ini hanya memanfaatkan uap air panas tanpa melalui
kontak langsung dengan air panas tanpa melalui kontak langsung dengan dengan
bersama uap air, sehingga dengan cara mengukus ini bau khas bawang merah
yang menyengat dan gas tripopanol sulfoksida yang menyebabkan mata pedih
akan menguap bersama uap air namun teknik ini tidak menghilankan minyak atsiri
bawang merah masih tetap bisa digunakan untuk menurunkan suhu tubuh.
Sehingga peneliti berpendapat bahwa kompres bawang merah terbukti
dapat menurunkan suhu tubuh pada anak dengan kejang demam karena dengan
tubuh
4.5 Keterbatasan Peneliti
Peneliti ini memiliki keterbatasan sehingga berpengaruh pada hasil penelitian
antara lain:
1. Peneliti memiliki kendala untuk mengatasi factor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi suhu tubuh seperti suhu ruangan dan pakaian yang digunakan
sampel.
42
62
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini menguraikan tetang kesimpulan dari hasil penelitian dan sran dari
peneliti. Penelitian ini dilakukan di Ruang Anak RSUD dr. R Soedarsono Kota
responden berada diatas normal yaitu 37oC, Yaitu min disapatkan nilai suhu
tubuh anak minimal 38,2 dan maksimal 39,1 dengan nilai rata-ratasuhu tubuh
38,558.
2. Setelah dilakukan intervensi kompres bawang merah rerata suhu tubuh anak
pasien dengan kejang demam, didapatkan nilai minimum 37,6 dengan rata
38,274.
3. Ada pengaruh yang signifikan dari pemberian Kompres Bwang Merah
minimum pada pre test 38,2 dan nilai minimum pada post test 37,6 dengan
selisih -4, sedangkan nilai maksimun suhu pre test 39,1 dan nilai maksimun
post test 39,5 dengan selisih maksimun 6. Uji Normalitas didapatkan nilai P
hanya ketika pasien dirawat di rumah sakit saja dan mengajarkan kepada
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan, Z., Meilia, R. N. (2017). Potensi Ekstrak Kulit Bawang Merah Sebagai
Fungisida Nabati Penyakit Antraknosa ( Colletotrichum Gloesporioides ),
2(2), 139–153.
Gibson, John (2002). Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta:EGC
Nurlaili, Rizky (2018) Studi Komparatif Pemberian Kompres Hangat dan Tepid
Sponge terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Anak dengan Kejang
Demam di RSUD dr. Soedarsono Pasuruan.
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Purba, Happy sri Rezeki. (2018). Pemerolehan Fonologi Anak Usia 6 Tahun
Dengan Riwayat Kejang Demam (Studi Kualitatif Pemerolehan Fonologi
Pada Nazwa)
Rini, E. S., Putra, I. W., Abra, A. (2013). Pengaruh Pemberian Minyak Kelapa
Dengan Air Jeruk Nipis Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Usia 1
-3 Tahun Dengan Indikasi Febris Di Desa Salamet Kabupaten Turen, di akses
pada: 2 Oktober 2018
Tumbuhan, I., Di, O., Pelangsian, D., Qamariah, N., Mulyani, E., & Dewi, N.
(2018). Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur
Inventory of Medicinal Plant in Pelangsian Village Mentawa Baru Ketapang
Subdistrict Regency of East Kotawaringin, (149), 1–10.
Wowor, M. S., Katuuk, M. E., & Kallo, V. D. (2017). Efektivitas Kompres Air
Suhu Hangat Dengan Kompres Plester Terhadap Penurunan Suhu Tubuh
Anak Demam Usia Pra-Sekolah Di Ruang Anak Rs Bethesda Gmim
Tomohon, di akses pada: November 201).
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kejang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Penyakit Penyerta
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Suhu Pre Test
42
67
N Valid 19
Missing 0
Mean 38.558
Std. Deviation .2912
Minimum 38.2
Maximum 39.1
Statistics
Suhu Post Test
N Valid 19
Missing 0
Mean 38.274
Std. Deviation .5031
Minimum 37.6
Maximum 39.5
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Ranks
Total 19
Test Statisticsa
Z -2.929b
Asymp. Sig. (2-tailed) .003
Lampiran 1
Kemenkes Malang
NIM : 1501470037
Merah terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Anak dengan Kejang Demam”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh kompres bawang merah yang
Bersama surat ini, saya sebagai peneliti mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk
Malang,……………..2018
Peneliti
Erine Fibriani
1501470037
Lampiran 2
INFORMENT CONSENT
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Nama : ............................................................
Umur : ............................................................
Nama Anak
Nama : ...........................................................
Umur : ...........................................................
Malang,
Peneliti Responden
KUESIONER RESPONDEN
Nama :
Umur :
Nama Anak :
Umur :
Isilah atau beri tanda (X) pada kolom yang tersedia sesuai jawaban wali pasien
Lampiran 4
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
42
73
Lampiran 5
PLAN OF ACTION
Agustus Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni
No Kegiatan Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap Persiapan
a. Perencanaan Judul
b. Mencari Literatur
c. Penyusunan Propsal
d. Konsultasi Proposal
e. Perbaikan Proposal
f. Ujian Sidang
Proposal dan Revisi
g. Pengurusan Ijin
2. TahapPelaksanaan
a. Pegambilan Data
b. Pengolahan Data
c. Analisa dan
Pengolahan Data
d. Konsultasi Hasil
4. TahapEvaluasi
a. Perbaikan Hasil
b. Pencatatan dan
Pelaporan Hasil
c. Ujian Sidang Hasil
(Agustus 2018 – Juni 2019PLAN OF ACTION
42
63