Anda di halaman 1dari 32

A.

JUDUL PRAKTIKUM : Kesetimbangan Kimia


B. HARI / TANGGAL : Selasa / 06 Maret 2018, Pukul 8.40-11.20
C. TUJUAN PRAKTIKUM : Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam
larutan.
D. TINJAUAN PUSTAKA
a. Konsep Kesetimbangan
Umumnya ketika suatu reaksi kimia berlangsung, laju reaksi berkurang dan
konsentrasi pereaksi pun berkurang. Dalam banyak hal, setelah waktu tertentu reaksi
dapat berkesudahan, yaitu semua pereaksi habis bereaksi. Nemun banyak reaksi
yang tidak berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi
dan produk reaksi menjadi tetap. Reaksi yang demikian disebut reaksi reversibel dan
mencapai kesetimbangan. Hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah.
Kebanyakkan merupakan reaksi reversibel. Pada awal proses reversibel, reaksi
berlangsung maju ke arah pembentukan produk. Segera setelah beberapa molekul
produk terbentuk, proses balik mulai berlangsung, yaitu pembentukan molekul
reaktan dari molekul produk. Bila laju reaksi maju dan reaksi sama besar dan
konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka
tercapailah kesetimbangan kimia (chemical equilibrium).
Dengan demikian laju reaksi terukur dari reaksi ke depan terus berkurang menjadi
nol, pada saat laju reaksi ke kanan dan laju reaksi sebaliknya menjadi sama. Jika hal
ini yang terjadi pereaksi dan produk reaksi berada dalam suatu keadaan yang disebut
kesetimbangan dinamis.
b. Ciri Umum Proses Kesetimbangan
 Sistem tidak memperoleh materi dari lingkungannya dan tanpa kehilangan
(memberikan) materi ke lingkungan.
 Sistem adalah dinamis. Dua proses yang berlawanan berlangsung pada saat
yang sama.
 Sifat yang dapat diukur dan diamati adalah konstan, sebab kedua proses
berlangsung dalam laju yang sama, sehingga konsentrasi zat-zat konstan. Sifat
ini disebut sifat makroskopik.
 Pada suhu tertentu, kesetimbangan mencapai suatu nilai yang konstan dari
ungkapan yang menyangkut konsentrasi zat-zat yang bereaksi.
 Nilai yang konstan dari ungkapan yang berkaitan dengan konsentrasi dalam
suatu sistem pada kesetimbangan merupakan ukuran sampai berapa jauh suatu
bereaksi berlangsung sebelum mencapai kesetimbangan.
 Nilai yang konstan ini disebut tetapan kesetimbangan.
c. Kesetimbangan dalam Reaksi Kimia
Reaksi kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat yang berbeda untuk reaktan dan
produknya. Kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama dinamakan
kesetimbangan fisis (physical equilibrium) karena perubahan yang terjadi hanyalah
proses fisis. Reaksi reversibel yang melibatkan nitrogen dioksida (NO2) dan
dinitrogen tetraoksida (N2O4), berikut tahapan reaksinya : N2O4 (g) ⇌ 2NO2 (g)

d. Hukum Kesetimbangan
Pengukuran eksperimen tentang sistem kesetimbangan diperoleh keteraturan yang
dikenal dengan Hukum Kesetimbangan. Dari persamaan reaksi yang umum :
aA + bB ⇌ cC + dD
[C]c [D]d
K = [A]a [B]b

Persamaan diatas adalah bentuk matematis dari hukum aksi massa. Persamaan itu
menghubungkan konsentrasi reaktan dan produk pada kesetimbangan yang
dinyatakan dalam suatu kuantitas yang disebut konstanta atau tetapan
kesetimbangan.
 Besarnya tetapan kesetimbangan suatu reaksi pada temperatur tertentu hanya
dapat ditentukan dengan eksperimen dan tidak dapat diramal dari persamaan
reaksi.
 Besarnya tetapan kesetimbangan berubah jika suhu berubah.
 Pada suhu tertentu mungkin terdapat banyak campuran reaksi, setiap reaksi
mempunyai konsentrasi pereaksi yang berbeda dalam keadaan kesetimbangan.
 Suatu reaksi dapat dinyatakan lebih dari satu persamaan. Besarnya tetapan
kesetimbangan bergantung pada persamaan reaksi. Dengan demikian persamaan
reaksi harus diketahui untuk menyatakan tetapan kesetimbangan.
 Jika tetapan kesetimbangan jauh lebih besar daripada 1 (K > 1), kesetimbangan
akan terletak di sebelah kanan tanda panah reaksi dan lebih ke arah produk.
Sebaliknya, jika tetapan kesetimbangan jauh lebih kecil daripada 1 (K < 1),
kesetimbangan akan terletak di kiri dan lebih ke arah reaktan.
a.) Kesetimbangan Homogen
Berlaku untuk reaksi yang semua spesi bereaksinya berada pada fasa yang sama.
Misal : aA (g) ⇌ bB (g)
[B]b
Tetapan kesetimbangannya : Kc = [A]a

Pb B
Dan persamaan untuk Kp adalah : Kp =
Pa A

b.) Kesetimbangan Heterogen


Reaksi reversibel yang melibatkan reaktan dan produk yang fasanya berbeda
menghasilkan kesetimbangan heterogen. Contoh :
CaCO3 (s) ⇌ CaO (s) + CO2 (g)
Pada umumnya, pada suhu tertentu konsentrasi zat padat murni atau cairan
murni tidak berubah, yaitu konstan. Tetapan ini dapat digabung dengan tetapan
kesetimbangan semula menjadi tetapan kesetimbangan baru yang konstan. Oleh
karena itu pada reaksi kesetimbangan heterogen, tidak terdapat konsentrasi zat
padat dan cairan pada ungkapan tetapan kesetimbangan. Jadi untuk reaksi
diatas, Kc = [CO2] atau Kp = PCO2
c.) Hubungan antara Kc dan Kp
Kp = Kc x (RT)∆n
∆n = jumlah mol produk – jumlah mol reaktan
Jika ∆n = 0, maka Kp = Kc
d.) Hubungan antara Kp dan Kx
Kp = Kx x Ptot∆n
Ptot = tekanan total
∆n = jumlah mol produk – jumlah mol reaktan
Jika ∆n = 0, maka Kp = Kx
e.) Meramal Arah Reaksi
Q disebut quosien reaksi atau hasil bagi dari hasil kali produk dan hasil kali
pereaksi diberi pangkat dengan angka yang sama dengan koefisien persamaan
reaksi dan harga ini tidak sama dengan K, tetapi harga Q tidak sama dengan
harga K.
 Jika Q > Kc, reaksi berlangsung ke kiri.
 Jika Q < Kc, reaksi berlangsung ke kanan.
 Jika Q = Kc, campuran reaksi dalam keadaan setimbang.
e. Asas Le Châtelier
Seorang kimiawan Prancis Le Châtelier (1884) menyatakan :
Usaha untuk mengubah suhu, tekanan atau konsentrasi pereaksi dalam suatu
sistem pada keadaan setimbang merangsang terjadinya reaksi yang mengembalikan
kesetimbangan pada sistem tersebut.
1) Perubahan Konsentrasi
- Jika pereaksi ditambahkan pada atau produk reaksi diambil (dikurangi) dari
campuran kesetimbangan, yaitu mengubah konsentrasi pereaksi dan produk
reaksi, reaksi bergeser dari kiri ke kanan (reaksi ke depan) untuk memperoleh
kesetimbangan baru dan produk reaksi bertambah.
- Jika produk reaksi ditambah pada atau pereaksi diambil (dikurangi) dari
campuran kesetimbangan, yaitu mengubah konsentrasi pereaksi dan produk
reaksi, reaksi bergeser dari kanan ke kiri (reaksi sebaliknya) untuk
memperoleh kesetimbangan baru dan pereaksi bertambah.
2) Perubahan Tekanan dan Volume
Tekanan hanya sedikit berpengaruh pada reaksi dalam larutan dan padat, karena
keduanya sukar dimampatkan. Sebaliknya pada campuran gas, tekanan sangat
mempengaruhinya. Persamaan gas :
PV = nRT
Konsentrasi gas berbanding lurus dengan tekanannya. Pengaruh perubahan
tekanan pada kesetimbangan suatu sistem dengan mengubah volume, bergantung
pada stoikiometri reaksi. Jika tekanan dinaikkan dengan memperkecil volume
campuran reaksi, reaksi bergeser ke arah jumlah mol gas paling sedikit.
3) Perubahan Suhu
Tetapan kesetimbangan bergantung pada suhu. Untuk reaksi endoterm (∆H
positif), produk reaksi bertambah pada keadaan kesetimbangan jika suhu
dinaikkan (Kc bertambah besar pada T tinggi). Untuk reaksi eksoterm (∆H
negatif), produk reaksi bertambah pada keadaan kesetimbangan, jika suhu
diturunkan, (Kc bertambah pada T rendah).
4) Pengaruh Katalis
Katalis mempercepat atau meningkatkan laju terjadinya reaksi kesetimbangan.
Jadi katalis tidak mengubah tetapan kesetimbangan dan tidak menggeser posisi
sistem kesetimbangan.
E. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Tabung reaksi 6 buah
Rak tabung reaksi 1 buah
Pipet tetes 7 buah
Gelas kimia 50 ml 1 buah
Tabung reaksi besar 1 buah
Pipet ukur 5 ml 1 buah
Pembakar spirtus 1 buah

Bahan :

FeCl3 0,1 M 5 tetes


K2Cr2O7 2 ml
NH4OH 0,5 M 2 ml
NaH2PO4 0,5 M 1 butir
KSCN 0,002 M/1 M 5 ml
NaOH 0,5 M beberapa tetes
HCl beberapa tetes
NaNO3 0,1 M 1 ml
Pb(NO3)2 0,2 M 2 ml
NH4Cl 0,5 M 1 ml
H2SO4 pekat/2 M/1 M 1 ml dan beberapa tetes
MgCl2 0,2 M 2 ml
FeSO4 jenuh 5 tetes
Etanol 5 tetes
F. ALUR PRAKTIKUM
1. Kesetimbangan Besi (III) Tiosinat (Rodanida)

5 ml KSCN 0,002 M

 Dimasukkan ke dalam gelas kimia


 Ditambahkan 2 tetes FeCl3 0,1 M
 Dikocok sampai rata
 Dibagi ke dalam 4 tabung reaksi

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4

 Disimpan  Ditambahkan  Ditambahkan  Ditambahkan


sebagai 3 tetes KSCN 3 tetes FeCl3 1 butir
pembanding 1M 0,1 M NaH2PO4
 Diamati dan  Diamati dan  Diamati dan  Diamati dan
dicatat dicatat dicatat dicatat

Larutan Larutan Larutan Larutan


merah bata merah bata merah bata tak
(+++) (++++) berwarna
Reaksi :
 3KSCN (aq) + FeCl3 (aq) ⇌ Fe(SCN)3 (aq) + 3KCl (aq)
 Fe3+ (aq) + SCN- (aq) ⇌ [Fe(SCN)]2+ (aq)
 Fe3+ (aq) + 2H2PO4- (aq) ⇌ Fe(PO4)2 (aq) + 4H+ (aq)
2. Kesetimbangan Natrium Dikromat

1 ml K2Cr2O7 0,1 M 1 ml K2Cr2O7 0,1 M

 Dimasukkan ke dalam tabung  Dimasukkan ke dalam


reaksi tabung reaksi
 Diteteskan NaOH 0,5
 Disimpan sebagai pembanding
M sampai terjadi
Larutan jingga perubahan
 Dihitung jumlah tetesan
NaOH 0,5 M
Larutan kuning

 Ditambahkan HCl 0,5


M sejumlah tetesan
NaOH 0,5 M
 Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi

Larutan jingga

 Dibandingkan
Hasil

Reaksi :

 K2Cr2O7(aq) + 4NaOH(aq) ⇌ 2Na2CrO4(aq) + 2KOH(aq) + H2O(l)


 Cr2O72-(aq) + 2OH-(aq) ⇌ 2CrO42-(aq) + H2O(l)
 2Na2CrO4(aq) + 2HCl(aq) ⇌ Na2Cr2O7(aq) + 2NaCl(aq) + H2O(l)
 2CrO42-(aq) + 2H+(aq) ⇌ Cr2O72-(aq) + H2O(l)
3. 1 ml MgCl2 0,2 M 1 ml MgCl2 0,2 M

 Dimasukkan dalam tabung  Dimasukkan dalam


tabung reaksi
reaksi
 Ditambahkan 1 ml
 Ditambahkan 1 ml NH4OH NH4OH
0,5 M  Ditambahkan 1 ml
NH4Cl
 Dicatat perubahan yang terjadi
 Dicatat perubahan yang
Larutan keruh terjaditak
Larutan dan
dibandingkan
berwarna

Reaksi : MgCl2(aq) + 2NH4OH(aq) ⇌ Mg(OH)2(s) + 2NH4Cl(aq)

4. 1 ml NaNO 3

 Dimasukkan dalam tabung reaksi
 Ditambahkan 5 tetes H2SO4
 Ditambahkan 5 tetes FeSO4 jenuh
 Ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat melalui dinding
 Diamati perubahan yang terjadi
Cincin coklat
[Fe(NO)]2+

Reaksi :
 2NO3-(aq)+ 4H2SO4(aq) + 6Fe2+(aq) ⇌ 6Fe3+(aq) + 2NO(g) + 4SO42- + 4H2O(l)
 Fe2+ (aq) + NO (aq) ⇌ [Fe(NO)] 2+ (aq)
5.
2 ml Pb (NO3)2 0,5 M

 Dimasukkan dalam tabung reaksi


 Ditambahkan 5 tetes H2SO4 1 M
 Ditambahkan 5 tetes alkohol

Endapan

 Dipanaskan hingga larut kembali


 Dibiarkan hingga dingin
 Diamati apakah endapan terbentuk lagi

Endapan putih

Reaksi :
 Pb(NO3)2(aq) + H2SO4(aq) ⇌ PbSO4(s) + 2HNO3(aq)
 Pb2+ + SO42- ⇌ PbSO4 (s)
G. HASIL PENGAMATAN
No. Hasil pengamatan
Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
1. Kesetimbangan Besi (III) Tiosinat (rodanida)  Larutan KSCN  Tabung 1:  3KSCN(aq) +  Konsentrasi
5 ml KSCN 0,002 M tidak berwarna Larutan FeCl3(aq) ⇌ mempengaruhi
 Dimasukkan ke dalam gelas kimia  Larutan FeCl3 merah bata Fe(SCN)3(aq) + kesetimbangan.
 Ditambahkan 2 tetes FeCl3 0,1 M
 Dikocok sampai rata tidak berwarna  Tabung II: 3KCl(aq) Jika reaktan
 Dibagi ke dalam 4 tabung reaksi  Butir larutan  Fe3+(aq) + 3SCN2- ditambah
NaH2PO4 Merah bata (aq) ⇌ konsentrasinya,
Tabung 1 Tabung 2
berwarna putih agak gelap [Fe(SCN)]2+(aq) maka
 Disimpan sebagai  Ditambahkan 3
pembanding tetes KSCN 1 M (+++)  Fe3-(aq) + 2H2PO4- kesetimbangan

Larutan Larutan merah  Tabung III: ⇌ Fe(PO)2(aq) + bergeser ke arah


merah bata bata (+++) larutan 4H+ (aq) produk dan
Merah bata sebaliknya.
Tabung 3 Tabung 4 lebih gelap

 Ditambahkan 3 tetes  Ditambahkan 1 butir (++++)


larutan Fe(NO3)3 NaH2PO4  Tabung IV :
Larutan merah Larutan tak larutan tak
bata (++++) berwarna
berwarna
2. Kesetimbangan Natrium Dikromat  Larutan  Larutan  K2Cr2O7(aq) +  Larutan
1 ml K2Cr2O7 0,1 M 1 ml K2Cr2O7 0,1 M K2Cr2O7 K2Cr2O7 4NaOH(aq) ⇌ dikromat
 Dimasukkan ke  Dimasukkan ke berwarna ditambahkan 2Na2CrO4(aq) + tereduksi oleh
dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi jingga larutan larutan basa
2KOH(aq) +
 Disimpan sebagai  Diteteskan NaOH
0,5 M sampai terjadi  Larutan NaOH
pembanding NaOH H2O(l) (NaOH)
perubahan tidak berwarna sebanyak 18  Cr2O72-(aq) + 2OH- menjadi larutan
Larutan jingga
 Dihitung jumlah  Larutan HCl tetes warna (aq) ⇌ 2CrO42-(aq) kromat
tetesan NaOH 0,5 M
tidak berwarna berubah + H2O(l)  Larutan kromat
Larutan kuning menjadi  2Na2CrO4(aq) + teroksidasi oleh
 Ditambahkan HCl larutan 2HCl(aq) ⇌ larutan asam
0,5 M sejumlah kuning Na2Cr2O7(aq) + (HCl) menjadi
tetesan NaOH 0,5 M
 Ditambahkan 2NaCl(aq) + larutan dikromat
 Diamati dan dicatat
perubahan yang larutan HCl H2O(l) kembali
terjadi sebanyak 18  2CrO42-(aq) +  Penambahn
Larutan jingga tetes, warna 2H+(aq) ⇌ Cr2O72- volume pada
larutan (aq) + H2O(l) reaktan
 Dibandingkan kembali mempengaruhi
Hasil menjadi kesetimbangan,
jingga sehingga
menggeser
kesetimbangan
ke arah produk,
karena dapat
memperbesar
konsentrasi.

3. 1 ml MgCl2 0,2 M 1 ml MgCl2 0,2 M  Larutan  MgCl2 +  MgCl2(aq) +  Kesetimbangan


MgCl2 tidak NH4OH 2NH4OH(aq) ⇌ dipengaruhi
 Ditambahkan 1 ml  Ditambahkan 1
ml NH4OH berwarna larutan Mg(OH)2(s) + oleh volume.
NH4OH 0,5 M
 Ditambahkan 1  Larutan menjadi 2NH4Cl(aq) Jika volume
 Dicatat perubahan ml NH4Cl NH4OH tidak keruh, lalu produk
yang terjadi  Dicatat perubahan
berwarna ditambahkan ditambah, maka
yang terjadi dan
Larutan dibandingkan  Larutan NH4Cl konsentrasi
keruh larutan produk akan
NH4Cl tidak
Larutan tak
berwarna berwarna menjadi bertambah dan
larutan tidak kesetimbangan
berwarna bergeser ke arah
reaktan.

4. 1 ml NaNO 3  Larutan  Larutan  2NO3-(aq)+  Terbentuk


NaNO3 tidak NaNO3 + 4H2SO4(aq) + cincin coklat
 Ditambahkan 5 tetes H2SO4
berwarna H2SO4 6Fe2+(aq) ⇌ [Fe(NO)] 2+
 Ditambahkan 5 tetes FeSO4
 Larutan H2SO4 menjadi 6Fe3+(aq) + karena terdapat
jenuh
2 M tidak larutan tidak 2NO(g) + 4SO42- + perbedaan
 Ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat
berwarna berwarna 4H2O(l) kelarutan dari
melalui dinding
 Larutan FeSO4  Ditambahkan  Fe2+ (aq) + NO masing-masing
 Diamati perubahan yang terjadi
tidak berwarna larutan (aq) ⇌ [Fe(NO)] 2+ larutan
 Larutan H2SO4 FeSO4 (aq)
Cincin coklat
[Fe(NO)] 2+ pekat tidak menjadi
berwarna larutan tidak
berwarna
 Ditambahkan
H2SO4 pekat,
membentuk
cincin coklat
[Fe(NO)] 2+

5.  Larutan  Pb(NO3)2 +  Pb(NO3)2(aq) +  Suhu dapat


2 ml Pb (NO3)2 0,5 M
Pb(NO3)2 H2SO4 H2SO4(aq) ⇌ mempengaruhi
 Ditambahkan 5 tetes tidak menjadi PbSO4(s) + kesetimbangan.
H2SO4 1 M berwarna putih keruh, 2HNO3(aq) Jika suhu
 Ditambahkan 5 tetes  Larutan lalu  Pb2+ + SO42- ⇌ sistem
Alkohol H2SO4 tidak ditambahkan PbSO4 (s) dinaikkan,
Endapan berwarna alkohol kesetimbangan
terbentuk bergeser ke
 Dipanaskan hingga larut kembali
endapan arah reaksi
 Dibiarkan hingga dingin
putih endoterm
 Diamati apakah endapan
terbentuk lagi  Lalu (menyerap
dipanaskan panas). Dan
Endapan
sampai jika suhu sistem
putih
endapan larut diturunkan,
 Didinginkan kesetimbangan
sampai akan bergeser
endapan ke arah reaksi
terbentuk eksoterm
kembali (melepas panas)
 Alkohol
berfungsi
menurunkan
kelarutan
H. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percobaan pertama yaitu telah dilakukan percobaan kesetimbangan pada
Besi (III) Tiosinat (Rodanida). Sebanyak 5 ml larutan KSCN 0,002 M (tak
berwarna) dalam gelas kimia, ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 0,1 M
(berwarna kuning), dikocok menjadi larutan Fe(SCN)3 berwarna merah bata,
dan didistribusikan dalam 4 tabung reaksi. Berikut persamaan reaksinya :
3KSCN (aq) + FeCl3 (aq) ⇌ Fe(SCN)3 (aq) + 3KCl (aq)
Fe3+ (aq) + SCN- (aq) ⇌ [Fe(SCN)]2+ (aq)
Tabung pertama disimpan sebagai pembanding. Tabung kedua ditambahkan 3
tetes larutan KSCN 1 M, warna larutan berubah menjadi merah bata agak tua
(+++). Hal ini dapat terjadi karena pengaruh konsentrasi reaktan (ion SCN-)
yang bertambah besar, dan dapat menggeser kesetimbangan ke arah produk,
sehingga produk menjadi ion kompleks [Fe(SCN)]2+ dengan warna agak tua
dari reaksi pertama. Pada tabung ketiga ditambahkan dengan 3 tetes larutan
FeCl3 0,1 M warna larutan berubah menjadi merah bata lebih gelap (++++).
Hal ini terjadi karena pengaruh penambahan volume reaktan (larutan FeCl3)
yang dapat memperbesar konsentrasi, sehingga kesetimbangan bergeser ke
arah produk dengan warna larutan yang lebih gelap (++++). Tabung keempat
ditambahkan dengan 1 butir NaH2PO4 berwarna putih, dan warna larutan
berubah menjadi tidak berwarna. Berikut persamaan reaksinya :
Fe3+ (aq) + 2H2PO4- (aq) ⇌ Fe(PO4)2 (aq) + 4H+ (aq)
Penambahan butiran NaH2PO4 (ion H2PO4-) yaitu sebagai pengikat Fe (ion
Fe3+), sehingga [Fe(SCN)]2+ berkurang dan menyebabkan kesetimbangan
bergeser ke arah reaktan, dan warna larutan menjadi tidak berwarna yang
menunjukkan adanya ion SCN- (tidak berwarna). Jadi konsentrasi zat dapat
mempengaruhi kesetimbangan.
Percobaan kedua yaitu percobaan kesetimbangan natrium dikromat,
dengan membandingkan dua tabung reaksi. Tabung pertama diisi dengan 1
ml larutan K2Cr2O7 0,1 M berwarna jingga, dan disimpan sebagai
pembanding. Sedangkan pada tabung kedua diisi dengan dengan 1 ml larutan
K2Cr2O7 0,1 M dan beberapa tetes larutan NaOH 0,5 M (tidak berwarna)
sampai terjadi perubahan warna. Berikut persamaan reaksinya :
K2Cr2O7 (aq) + 4NaOH (aq) ⇌ 2Na2CrO4 (aq) + 2KOH (aq) + H2O (l)
Perubahan warna larutan yang awalnya jingga menjadi larutan warna kuning
setelah diberi tetesan larutan NaOH sebanyak 18 tetes. Kemudian tabung
yang kedua ditetesi kembali dengan larutan HCl 0,5 M sebanyak tetesan
larutan NaOH yaitu 18 tetes pula. Berikut persamaan reaksinya :
2Na2CrO4 (aq) + 2HCl (aq) ⇌ Na2Cr2O7 (aq) + 2NaCl (aq) + H2O (l)
Telah terjadi perubahan warna larutan yang semula kuning menjadi larutan
dengan warna yang sama seperti pada tabung pertama yaitu jingga. Larutan
K2Cr2O7 yang semula berwarna jingga berubah menjadi warna kuning akibat
dari penambahan 18 tetes larutan NaOH, ini dapat terjadi karena penambahan
larutan NaOH (bersifat basa) menyebabkan ion Cr2O72- tereduksi menjadi ion
CrO42-. Sehingga fungsi larutan NaOH yaitu bertindak sebagai pengoksidasi.
Berikut reaksinya :
Cr2O72- (aq) + 2OH- (aq) ⇌ 2CrO42- (aq) + H2O (l)
Kemudian larutan kuning (larutan Na2CrO4) itu berubah menjadi larutan
warna jingga kembali, setelah ditambahkan 18 tetes larutan HCl. Hal ini
dikarenakan penambahan larutan HCl (bersifat asam) menyebabkan ion
CrO42- teroksidasi menjadi menjadi ion Cr2O72-, sehingga fungsi larutan HCl
yaitu bertindak sebagai pereduksi. Berikut reaksinya :
2CrO42- (aq) + 2H+ (aq) ⇌ Cr2O72- (aq) + H2O (l)
Volume juga dapat berpengaruh pada reaksi kesetimbangan ini, dimana jika
volume reaktan ditambah konsentrasi juga bertambah, maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah produk, dan berlaku sebaliknya.
Percobaan ketiga kesetimbangan kimia yaitu dengan membandingkan
kedua tabung reaksi. Tabung pertama diisi dengan 1 ml larutan MgCl2 0,2 M
yang tidak berwarna kemudian ditambahkan 1 ml larutan NH4OH 0,5 M
(tidak berwarna), terjadi perubahan yaitu timbul kekeruhan atau adanya
endapan. Berikut persamaan reaksi yang terjadi :
MgCl2 (aq) + 2NH4OH (aq) ⇌ Mg(OH)2 (s) + 2NH4Cl (aq)
Pada tabung kedua diperlakukan sama seperti tabung pertama, yaitu 1 ml
larutan MgCl2 0,2 M yang tidak berwarna kemudian ditambahkan 1 ml
larutan NH4OH 0,5 M (tidak berwarna), terjadi perubahan yaitu timbul
kekeruhan atau adanya endapan. Namun setelah penambahan 1 ml larutan
NH4OH 0,5 M, ditambahkan lagi dengan 1 ml larutan NH4Cl yang tidak
berwarna. Akibatnya terjadi perubahan yang sebelumnya keruh, menjadi
larutan tidak berwarna atau endapan yang tadi dihasilkan larut kembali. Hal
ini dapat terjadi karena endapan putih Mg(OH)2 larut dalam larutan garam
NH4Cl, selain itu akibat penambahan volume larutan NH4Cl pada produk
menyebabkan konsentrasi produk meningkat sehingga reaksi kesetimbangan
bergeser ke reaktan.
Percobaan keempat yaitu reaksi kesetimbangan pada cincin coklat
[Fe(NO)]2+. Pertama dengan memasukkan 1 ml larutan NaNO3 (tidak
berwarna) dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 tetes larutan H2SO4
2 M (tidak berwarna), belum terjadi perubahan, tetap menjadi larutan tak
berwarna. Ditambahkan lagi dengan 5 tetes larutan FeSO4 jenuh, masih
menjadi larutan tidak berwarna. Berikut persamaan reaksinya :
2NO3- (aq) + 4H2SO4 (aq) + 6Fe2+ (aq) ⇌ 6Fe3+ (aq) + 2NO (g) + 4SO42-
+ 4H2O(l)
Kemudian ditambahkan dengan larutan 1 ml H2SO4 pekat yang dialirkan
dengan cara melalui dinding tabung, lalu didiamkan. Awalnya larutan
menjadi sedikit kecoklatan, namun setelah beberapa saat kemudian
terbentuklah cincin coklat [Fe(NO)]2+, reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Fe2+ (aq) + NO (aq) ⇌ [Fe(NO)] 2+ (aq)
Pada percobaan ini, fungsi penambahan larutan H2SO4 2M yaitu sebagai
pemberi suasana asam. Sedangkan fungsi H2SO4 pekat yaitu sebagai
pengoksidasi ion Fe3+ menjadi ion Fe2+, sehingga ion Fe2+ bereaksi
membentuk ion kompleks [Fe(NO)]2+ yang ditunjukkan dengan adanya cincin
coklat. Terbentuknya cincin coklat itu terjadi karena adanya perbedaan
kelarutan dari masing-masing larutan. Konsentrasi juga berpengaruh dalam
reaksi kesetimbangan ini, yaitu dengan penambahan konsentrasi reaktan
(H2SO4) maka kesetimbangan bergeser ke arah produk.
Percobaan kelima yaitu reaksi kesetimbangan antara larutan Pb(NO3)2
dengan larutan H2SO4. Sebanyak 2 ml larutan Pb(NO3)2 0,5 M tidak berwarna
dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 5 tetes
larutan H2SO4 1 M (tidak berwarna), terjadi perubahan yaitu timbul
kekeruhan. Setelah itu ditambahkan 5 tetes alkohol, timbullah endapan putih
Pb(SO4) didasar tabung reaksi. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Pb(NO3)2 (aq) + H2SO4 (aq) ⇌ PbSO4 (s) + 2HNO3 (aq)
Pb2+ + SO42- ⇌ PbSO4 (s)
Kemudian dipanaskan diatas pembakar spirtus, terjadi perubahan yaitu
endapan yang larut. Dan didinginkan, muncul kembali endapan putihnya.
Fungsi dari penambahan alkohol yaitu sebagai penurun kelarutan, sehingga
Pb(SO4) lebih mudah untuk mengendap. Pada percobaan ini suhu
mempengaruhi kesetimbangan, dimana saat mereaksikan larutan Pb(NO3)2
dengan larutan H2SO4 terasa panas saat dipegang, hal ini membuktikan
bahwa terjadi reaksi eksoterm (melepas panas) dan kesetimbangan bergeser
ke arah produk dengan adanya endapan putih. Sedangkan saat dipanaskan
(suhu dinaikkan) diatas pembakar spirtus, terjadi reaksi endoterm (menyerap
panas), dan kesetimbangan bergeser ke arah reaktan yang ditunjukkan dengan
larutnya endapan.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan dengan judul Kesetimbangan Kimia yang sudah
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
 Telah terjadi kesetimbangan ion-ion dalam larutan pada reaksi
kesetimbangan kimia.
 Reaksi kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
konsentrasi, volume, dan suhu. Ketika konsentrasi reaktan diperbesar
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah produk, dan sebaliknya.
Jika volume diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
jumlah mol zat yang lebih kecil. Dan jika kenaikkan suhu
mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm (ΔH
= +), sedangkan pada penurunan suhu mengakibatkan kesetimbangan
bergeser ke arah eksoterm (ΔH = -).
 Telah dihasilkan ion kompleks pada reaksi kesetimbangan kimia.
J. DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. (1992). Wujud Zat dan Kesetimbangan Kimia. Bandung: PT


Citra Aditya Bakti.
Bambang Sugiarto, dkk. (2014). KIMIA DASAR. Surabaya: Fakultas MIPA-
UNIVERSITAS NEGERI SURABYA.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Charles W. Keenan. dkk. (1991). Kimia Untuk Universitas. Edisi keenam
jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, R. H. (1985). Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern. Edisi
Keempat. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
L. LAMPIRAN
Jawaban Pertanyaan
1. Dengan anggapan sistem kesetimbangan untuk reaksi :
H2 + I2 2HI
Jika 23 gram I2 dan 0,5 gram H2 dipanaskan pada 450oC sampai
kesetimbangan tercapai, tentukan berat I2 jika berat mula-mula 8,95 gram.
Hitunglah konsentrasi HI dan H2 dalam campuran itu jika volume sistem
1 Liter!
Jawab :

0,5 g
Mol H2 = = 0,25 mol
2 g/mol
23 g
Mol I2 = = 0,09 mol
252 g/mol

H2 + I2 2HI
M: 0,25 0,09
R: 0,09 0,09 0,09
S: 0,16 - 0,09

mol
Konsentrasi HI = volume
0,09 mol
= 1L

= 0,09 M
mol
Konsentrasi H2 = volume
0,16 mol
= 1L

= 0,16 M

2. Sistem kesetimbangan akan bergeser ke arah mana bila :


a. Volume sistem diperbesar
b. Temperatur sistem dinaikkan
Jawab :
a. Jika volume sistem diperbesar, maka sistem kesetimbangan akan
bergeser ke arah produk.
b. Jika temperatur sistem dinaikkan, maka sistem kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi endoterm.
Lampiran Foto
Percobaan 1
Kesetimbangan besi (III) dan tiosinat (rodanida)

Menyiapkan Alat dan Bahan 5 ml KSCN 0,002 M

Memasukkan 5 ml KSCN 0,002 M ke Ditambahkan 2 tetes FeCl3 0,1 M


dalam gelas kimia
Kemudian dikocok sampai rata Dibagi ke dalam 4 tabung reaksi

Ditambahkan 3 tetes KSCN 1 M pada Pada tabung 3 ditambahkan 3 tetes


tabung 2 FeCl3 0,1M

Pada tabung 4 ditambahkan NaH2PO4 Perubahan yang terjadi pada keempat


tabung reaksi
Percobaan 2

Kesetimbangan Natrium Dikromat

Dimasukkan 1 ml K2Cr2O7 0,1 M Tabung 1

Dimasukkan 1 ml K2Cr2O7 0,1 M Diteteskan NaOH 0,5 M sampai


terjadi perubahan
Tabung 2 Ditambahkan HCl 0,5 M sejumlah
tetesan NaOH 0,5 M

Tabung 2 Perbandingan antara tabung 1dan


tabung 2
Percobaan 3

1 ml MgCl2 0,2 M 1 ml MgCl2 0,2 M ditambahkan 1 ml


NH4OH 0,5 M

Tabung 1
1 ml MgCl2 0,2 M ditambahkan 1 ml Ditambahkan 1 ml NH4Cl
NH4OH 0,5 M

Tabung 2 Perbandingan tabung 1 dan tabung 2


Percobaan 4

1 ml larutan NaNO 3 1 ml NaNO3 ditambahkan 5 tetes


H2SO4

Ditambahkan 5 tetes FeSO4 jenuh Ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat


melalui dinding

Terbentuk cincin coklat [Fe(NO)]2+


Percobaan 5

2 ml Pb (NO3)2 0,5 M 2 ml Pb (NO3)2 0,5 M ditambahkan 5


tetes H2SO4 1 M

Ditambahkan 5 tetes alkohol Terbentuk endapan


Dipanaskan hingga larut kembali Dibiarkan hingga dingin

Terbentuk kembali endapan

Anda mungkin juga menyukai