Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN

PERCOBAAN VII

PENENTUAN KAPASITAS RESIN PENUKAR ION

OLEH :

NAMA : YULIANTI IKA PUTRI

STAMBUK : F1C1 16 077

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : ANDI ISAR ALIAKBAR RAFSANJANI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertukaran ion merupakan suatu proses yang penerapannya lumayan

banyak ditemukan disekitaran kita. Pertukaran ion sendiri merupakan suatu proses

pemurnian senyawa spesifik didalam suatu larutan atau campuran. Ion sendiri

terbagi menjadi ion positif dan ion negatif. Prinsip penukaran ion dalam

kehidupan sehari hari mudah ditemukan seperti pada proses penjernihan air, selain

itu penukaran ion juga bisa ditemukan pada proses yang dilakukan untuk

menghilangkan warna pada suatu senyawa.

Proses penukaran ion juga dapat dimanfaatkan pada proses pemisahan

seperti pada kromatografi yang menggunakan resin penukar ion yang bertujuan

untuk memisahkan suatu produk dari reaksi fisinya. Kapasitas penukaran ion

ditentukan oleh jumlah gugus fungsional per-satuan massa resin. Resin sendiri

merupakan suatu zat polimer baik buatan maupun alami, yang bisa berupa padatan

ataupun semi padatan seperti resin melamin dan resin amino.

Resin penukar ion terbagi menjadi dua yaitu resin penukar kation dan resin

penukar anion. Resin penukar kation merupakan suatu proses yang melibatkan

pertukaran ion ion positif yang berada dalam sampel deangkan resin penukar

anion ialah suatu proses dimana yang bertukar yaitu ion-ion negatif dalam sampel.

Resin penukar kation dapat ditulis dengan Res-H sedangkan resin penukar anion

dapat ditulis deng Res-OH. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukanlah

percobaan mengenai penentuan kapasitas resin penukar ion.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam percobaan penentuan kapasitas resin penukar ion

adalah bagaiman cara menentukan kapasitas resin penukar ion?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan penentuan kapasitas resin penukar ion adalah untuk

menentukan kapasitas resin penukar ion.

D. Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan penentuan kapasitas resin penukar ion dapat

menentukan kapasitas resin penukar ion.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Metode kolom pertukaran anion terjadi berdasarkan perbedaan kekuatan

interaksi ion terlarut dengan bahan padat. Bila senyawa terlarut berinteraksi lemah

dengan adanya ion fase larutan, ion terlarut akan keluar lebih awal dari kolom,

sedangkan senyawa terlarut yang berinteraksi kuat dengan fase padat berarti lebih

kuat terikat di dalam resin dan menyebabkan keluar belakangan dari kolom. Resin

penukar anion memiliki gugus amine yang berisi khlorida (Cl-) atau hidroksil

(OH) Bentuk resin tipe ini biladirendam dengan HCl akan membentuk resin

(Ginting, 2015).

Resin penukar ion merupakan fasa diam yang digunakan pada kolom

kromatografi ion. Kromatografi ion menawarkan metode pemisahan yang mudah

dan terpercaya untuk pemisahan dan penentuan ion-ion organik dan anorganik

pada suatu campuran (Haddad & Jackson, 1994). Kendala pemisahan secara

kromatografi pertukaran ion pada kolom terbuka adalah memerlukan resin dalam

jumlah banyak dengan harga yang mahal, sehingga banyak para peneliti

melakukan penelitian mengenai pembuatan resin penukar ion berbahan dasar

polimer, baik polimer organik maupun anorganik (Zainuddin, 2015).

Beberapa fasa diam resin penukar ion yang tersedia secara komersil adalah

polietilenimin sebagai padatan pendukung dengan amina kuarter, dietilaminoetil

(DEAE) sebagai gugus fungsi penukar anion dan sulfonat dan karboksil sebagai

penukar kation. Parameter yang menentukan efisiensi di antaranya adalah pH

yang digunakan, kecepatan alir umpan, dan adanya ion yang saling mengganggu

(Widarti, 2015).
Kapasitas adsorpsi resin diukur menggunakan bahan terbaik pada tes

kolom. Percobaan tes kolom kemudian dilakukan untuk mengetahui kinerja resin

saat mengeluarkan bahan organik dari air limbah dan kemampuannya untuk

mendegradasinya menggunakan bahan kimia regeneran. Setelah percobaan,

kemampuan resin saat melakukan regenerasi dibandingkan dengan metode GAC

(granular karbon aktif) dalam kondisi yang sama (Dominggos and Fabiana.,

2018).

Fenolftalein atau 3,3-Bis (4-hidroksifenil)-1- (3H)-isobenzofuranon

merupakan senyawa kimia yang sering digunakan sebagai indikator dalam titrasi

alkalimetri. Pada abad 20, fenolftalein merupakan obat yang populer digunakan

sebagai pencahar. Pada bulan Agustus 1999, US Food and Drug Administration

(FDA) mengumumkan bahwa fenolftalein merupakan obat yang secara umum

tidak aman dan efektif serta tidak dapat digunakan sebagai obat over the counter

(OTC) (Anugrah dkk., 2016).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum penentuan kapasitas sresin penukar ion dilaksanakan pada hari

Selasa, 8 Mei 2018 pukul 13.00-15.00 WITA bertempat di Laboratorium Kimia

Organik, jurusan kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan penentuan kapasitas resin

penukar ion adalah cawan penguap, corong, kolom resin, corong pisah,

erlenmeyer, buret, statif, klem, labu takar, neraca analitik dan gelas kimia.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan kapasitas

sresin penukar ion adalah resin, Na2SO4 0,25 M, NaOH 0,1 M, indikator pp,

NaNO3 0,25 M, AgNO3 0,1 M, k2Cr2O4, tissue dan akuades


C. Prosedur Kerja

1. kapasitas resin penukar anion

Resin penukar anion

- ditimbang sebanyak 0,2 gram


- dimasukkan ke dalam kolom yang telah
dilapisi kapas sedemikian rupa sehingga resn
tidak berada dibawak kapas
- ditambahkan akuades sebanyak 1 mL

Resin Penukar Anion dalam kolom

- dirangkai dengan corong pisah yang berisi


NaNO3 0,25 M sebanyak 50 mL
- diatur posisinya shingga corong posah terletak
diatas kolom

Rangkaian Alat Kolom Penukar Ion

- diatur laju alirnya sedemikian rupa sehingga


laju alir corong pisah sama dengan laju alir
kolom

Efluent

- ditampung dalam erlenmeyer


- ditambahkan Indikator K2CrO4
- dititrasi dengan AgNO3 0,1 M
- dihitung Volume AgNO3
- ditentukan kapasitas resin penukar anion (C)

1,76 mek/gram
2. kapsitas resin penukar kation

Resin penukar kation

- ditimbang sebanyak 0,2 gram


- dimasukkan ke dalam kolom yang telah dilapisi
kapas sedemikian rupa sehingga resn tidak
berada dibawak kapas
- ditambahkan akuades sebanyak 1 mL

Resin Penukar kation dalam kolom

- dirangkai dengan corong pisah yang berisi


Na2SO4 0,25 M sebanyak 50 mL
- diatur posisinya shingga corong posah terletak
diatas kolom

Rangkaian Alat Kolom Penukar Ion

- diatur laju alirnya sedemikian rupa sehingga


laju alir corong pisah sama dengan laju alir
kolom

Efluent

- ditampung dalam erlenmeyer


- ditambahkan Indikator phenoptalin
- dititrasi dengan NaOH0,1 M
- dihitung Volume NaOH
- ditentukan kapasitas resin penukar anion (C)

1,8 mek/gram
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

1. Tabel Data Pengamatan

a. Penentun kapasitas resin penukar anion

No. Perlakuan Hasil pengamatan

1. Resin penukar anion dikeringkan Resin kering seberat 0,29 gram


dan ditimbang
2. Dimasukkan air suling dalam Kapas dalam keadaan basah dan air
kolom suling 1 cm diatas resin
0,29 gram resin penukar anion, 0,29 g ram resin penukar anion di
3.
dimasukkan ke dalam kolom berisi dalam kolom
air suling
4. Ditambahkan 50 mL NaNO3 0,25 Efluen tak berwarna (NaCl)
M melalui corong pisah
5. Dititrasi elfuen dengan AgNO3 0,1 V AgNO3 = 5,1 mL
N dengan indikator K2CrO4

b. Penentuan kapasitas resin penukar kation

No. Perlakuan Hasil pengamatan

1. Resin penukar kation dikeringkan Resin kering seberat 0,29 gram


dan ditimbang
Dimasukkan air suling dalam Kapas dalam keadaan basah dan air
2.
kolom suling 1 cm diatas resin

0,29 gram resin penukar kation, 0,29 g ram resin penukar anion di
3. dimasukkan ke dalam kolom berisi dalam kolom
air suling
4. Ditambahkan 50 mL Na2SO4 0,25 Efluen tak berwarna (H2SO4)
M melalui corong pisah
5. Dititrasi elfuen dengan NaOH 0,1 V NaOH = 5,2 mL
N dengan indikator pp
2. Rangkaian Alat

a. Rangkaian alat kromatografi penukar ion

corong pisah

cuplikan NaNO3

statif

kolom
klem

air

resin
kapas

erlenmeyer
efluent

b. Rangkaian alat titrasi

klem
buret

larutan stansdarAgNO3 statif

erlenmeyer
efluent + indikator
K2CrO4

3.Analisis data

a. Kapasitats resin penukar ion anion

Diketahui :

Berat Resin = 0,29 g


Volume AgNO3 = 5,1 mL

N AgNO3 = 0,1 N

Ditanyakan : Kapasitas Resin Penukar Ion (C)?

Penyelesaian :

Kapasitas resin penukar ion (C)

N.V

C=

0,1 N x 5,1 mL
C=
0,29 gram
C = 1,76 mek/gram

b. Kapasitats resin penukar ion kation

Berat Resin = 0,29 g

VolumeNaOH = 5,2 mL

N NaOH = 0,1 N

Ditanyakan : Kapasitas Resin Penukar Ion (C)?

Penyelesaian :

Kapasitas resin penukar ion (C)

N.V
C=
W

0,1 N x 5,2 mL
C=
0,29 gram
C = 1,8 mek/gram
4. Reaksi yang terjadi

a. Reaksi untuk resin anion

Reaksi Pertukaran Ion

R+Cl- + Na+NO3- → R+ NO3- + Na+ Cl-

Reaksi Titrasi Efluent NaCl dengan Larutan Standar AgNO3

AgNO3 + NaCl → AgCl↓ + NaNO3

2AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 + 2KNO3 ↓

b. Reaksi untuk resin kation

Reaksi Pertukaran Ion

H+R- + Na+ SO42-→Na+ R- + H+ SO42-

Reaksi Titrasi Efluent H2SO4 dengan Larutan Standar NaOH

NaOH + H2SO4-→ H2O + Na2SO4

NaOH + C20H12O4 → tidak berubah

B. Pembahasan

Kapasitas penukaran ion ditentukan oleh jumlah gugus fungsional per-

satuan massa resin. Resin sendiri merupakan suatu zat polimer baik buatan

maupun alami, yang bisa berupa padatan ataupun semi padatan seperti resin

melamin dan resin amino. Resin penukar ion terbagi menjadi dua yaitu resin

penukar kation dan resin penukar anion. Resin penukar kation merupakan suatu

proses yang melibatkan pertukaran ion ion positif yang berada dalam sampel

deangkan resin penukar anion ialah suatu proses dimana yang bertukar yaitu ion-

ion negatif dalam sampel. Resin penukar kation dapat ditulis dengan Res-H

sedangkan resin penukar anion dapat ditulis deng Res-OH.


Perlakuan pertama yaitu pengamatn terhadap resin penukar anion dengan

memasukkan resin kedalam kolom yang terlebih dahulu dilapisi dengan kapas.

Penggunaan kapas bertujuan untuk mencegah jatuhnya resin pada saat dialirkan

selain itu kapas juga berfungsi sebagai penyaring. Kemudian kolom diisi dengan

akuades yang bertujuan untuk agar resin mengembang, sehingga ion yang berada

pada resin akan diaktifkan dan mudah dipertukarkan dengan ion lawan. Corong

pisah kemudian diletakkan diatas kolom, lalu diisi dengan NaNO3 yang

selanjutnya laju alir antara corong pisah dan kolom diatur agar sama, hal ini

bertujuan untuk memperoleh pertukaran ion yang efektif dikarenakan laju alir

sangat mempengaruhi. Jika laju alir eluent lebih lambat dari pada laju alir influent

maka cairan yang berada dalam kolom resin akan turun ke bawah dan resin akan

mengering. Hal ini tidak bisa dibiarkan terjadi karena jika resinnya kering

sehingga pertukaran ion menjadi tidak efektif.

Larutan yang tertampung kedalam Erlenmeyer sudah menjadi senyawa

baru dikarenakan NaNO3 pada saat melewati resin akan melepas ion negatifnya

NO3- yang kemudian akan bertukar dengan ion negatif Cl- pada resin dan

menghasilkan senyawa NaCl. Kemudian dititrasi dengan AgNO3 yang akan

menyebabkan kompleks anion terurai kembali. Larutan yang sebelumnya telah

ditambahkan dengan indikator kalium kromat akan menghasilkan senyawa bening

dengan endapan AgNO3 yang berwarna putih, sehingga diperoleh kapasitas

penukar anion yaitu 1,76 mek/gram

Untuk resin penukar kation dilakukan sesuai dengan langkah pada

perlakuan pertama tetapi dititrasi dengan menggunakan NaOH yang ditambahkan


indicator phenolptalein. Senyawa atau eluent yang terkandung dalam Erlenmeyer

sudah menjadi senyawa baru karena pada saat cairan melewati resin ion positif

pada Na2SO4 yaitu Na2+ akan bertukar dengan ion positif pada resin sehingga

menghasilkan senyawa baru H2SO4, sehingga diperoleh kapasitas penukar kation

sebesar 1,8 mek/gram


V. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditari kesimpulan

bahwa resin mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan dan besarnya

kapasitas resin penukar anion pada percobaan ini sebesar 1,76 mek/gram untuk

resin kation dan 1,8 mek/ gram.


DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, R., Mira A. D dan Agung, S, 2016, Analisis Kandungan Fenolftalein


pada Jamu Pelangsing, Kartika-Jurnal Ilmiah Farmasi, p-ISSN 2354-6565
/e-ISSN 2502-3438.
Domingos, R,A dan Fabiana V, 2018, Evaluation of adsorbent and ion exchange
resins for removal of organic matter from petroleum refinery wastewaters
aiming to increase water reuse, Journal of Environmental Management,
ISJN: 0301-4797.
Ginting, A,B, Yanlinastuti, Noviarty, Boybul, Arif, N, Dian, A dan Rosik, 2015,
Penentuan Burn Up Mutlak Pelat Elmen Bakar U3Si2-Al Tingkat Muat
Uranium 2,96 Gu/Cm3pasca Iradiasi, Jurnal Teknologi Bahan Nuklir,
11(2).
Widarti, S, 2015, Pengaruh Laju Alir Terhadap Efisiensi Kolom Resin Penukar
Kation Komersil Dan Adsorpsi Ion Logam Berbeda Muatan, Sigma-Mu,
7(1).
Zainudin, A, Anni, A, Titin S dan Husein, H,B, 2015, Pembuatan Resin Penukar
Ion Polistiren Sulfonat, Chimica et Natura Acta, 3(1).

Anda mungkin juga menyukai