Chapter II PDF
Chapter II PDF
dimana tenaga listrik itu digunakan. Karena itu, tenaga listrik yang dibangkitkan
pusat-pusat beban, baik langsung maupun melalui saluran penghubung, yaitu GI.
Saluran transimi dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu : saluran udara
(overhead line) dan saluran bawah tanah (underground). Sistem saluran udara
saluran bawah tanah meyalurkan tenaga listrik melalui kabel-kabel bawah tanah.
35kV), tegangan tinggi (35kV – 230 kV) dan tegangan ekstra tinggi (230kV –
dan sistem arus searah (D.C./direct current). Di dalam sistem A.C. penaikan dan
tor. Pada sistem ini terdapat A.C. satu fasa dan tiga fasa. Sistem tiga fasa
mempunyai kelebihan dibandingkan dengan sistem satu fasa karena daya yang
disalurkan lebih besar, nilai sesaatnya konstan dan medan magnet putarnya mudah
6
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
diabaikan. Berhubungan dengan keuntungan-keuntugannya, sistem A.C. paling
banyak digunakan. Namun, sejak beberapa tahun terakhir ini penyaluran arus
tinggi serta tidak ada masalah stabilitas, sehingga dimungkinkan penyaluran jarak
jauh. Penyaluran tenaga listrik dengan sistem D.C. baru dianggap ekonomis bila
jarak saluran udara lebih dari 640 km atau saluran bawah tanah lebih panjang dari
50 km [1].
kemampuannya untuk berfungsi sebagai bagian dari suatu sistem tenaga, yaitu
Impedansi seri dibentuk oleh resistansi dan induktansi yang terbagi rata
sebuah penghantar dan netral dari suatu saluran tiga-fasa membentuk admitansi
2.2.1 Resistansi
7
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
P
R 2
( ) (2.1)
I
Resistansi efektif sama dengan resistansi dari saluran jika terdapat distribusi
arus yang merata (uniform) di seluruh penghantar. Distribusi arus yang merata di
seluruh penampang suatu penghantar hanya terdapat pada arus searah, sedangkan
l
R0 ( ) (2.2)
A
meratanya kerapatan arus (current density), disebut juga efek kulit (skin effect).
terjadi kerapatan arus yang berisolasi terhadap jarak radial dari titik-tengah
karena fluks yang meliputi serat dekat permukaan penghantar lebih sedikit
hukum Lenz, tegangan yang diimbaskan akan melawan perubahan arus yang
8
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dalam menyebabkan meningkatnya kerapatan arus pada serat-serat yang lebih
Sehingga dapat dikatakan pada arus bolak-balik arus cenderung mengalir melalui
permukaan penghantar.
Standart).
berikut [1]
R2 R1 [1 (T2 T1 )] (2.3)
dimana R1 dan R2 adalah resistansi pada suhu T1 dan T2 , dan adalah koefisien
2.2.2 Induktansi
tegangan imbas dengan kecepatan perubahan fluks yang meliputi suatu rangkaian.
d
e (2.4)
dt
9
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
= banyaknya fluks gandeng rangkaian (weber-turns)
fluks gandeng berbanding lurus dengan arus, dan karena itu tegangan imbasnya
di
eL (2.5)
dt
= induktansi (H)
di
= kecepatan perubahan arus (A/s)
dt
Dari Persamaan 2.3 dan 2.4 maka didapat persamaan umum induktansi
L (2.6)
i
dengan i adalah arus yang mengalir pada saluran transmisi dalam satuan
ampere (A).
gandeng pada rangkaian pertama yang disebabkan oleh arus pada rangkaian kedua
per ampere arus yang mengalir di rangkaian kedua. Jika arus I 2 menghasilkan
baliknya adalah
10
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
12
M 12 (H ) (2.7)
I2
Pada saluran tiga fasa induktansi rata-rata satu penghantar pada suatu
Deq
La 2 10 7 ln ( H / m) untuk penghantar tunggal,
Ds
Deq
La 2 10 7 ln ( H / m) untuk penghantar berkas.
Dsb
dengan Deq 3 D12 D23 D31 dan Ds adalah GMR penghantar tunggal dan D sb
adalah GMR penghantar berkas. Nilai D sb akan berubah sesuai dengan jumlah
Dsb c 4 (r d ) 2 r d
Dsb c 9 (r d d ) 3 3 rd 2
1
Dsb c 16 (r d d d 2 2 ) 4 1,094 rd 3
11
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
di sepanjang saluran sedemikian rupa sehingga setiap penghantar akan menduduki
posisi semula penghantar yang lain pada suatu jarak yang sama, lihat Gambar 2.1
Posisi 1 a c b
D12
D31 b a c
Posisi 2
D23
c b a
Posisi 3
Persamaan ini juga dapat dapat digunakan untuk saluran tiga fasa dengan
kecil saja sehingga dapat diabaikan pada kebanyakan perhitungan induktansi [2].
2.2.3 Kapasitansi
pada pelat kapasitor bila terjadi beda potensial di antaranya. Untuk menentukan
k
C ab ( F / m). (2.8)
D
ln( )
r
tengah yang ditanahkan, beda potensial antara kedua penghantar tersebut dan
12
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
kapasitansi ke tanah (kapasitansi ke netral), adalah muatan pada penghantar per
satuan beda potensial antara penghantar dengan tanah. Jadi kapasitansi ke netral
untuk saluran dan kawat adalah dua kali kapasitansi antara penghantar-penghantar
[2].
2k
C an ( F / m). (2.9)
D
ln( )
r
saluran tiga-fasa dengan jarak pemisah yang sama. Jika penghantar pada saluran
tiga-fasa tidak terpisah dengan jarak yang sama, kapasitansi masing-masing fasa
2k
Cn ( F / m) untuk penghantar tunggal,
Deq
ln( )
r
2k
Cn ( F / m) untuk penghantar berkas.
Deq
ln( b )
Ds c
13
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dengan Deq adalah GMR penghantar, r adalah jari-jari penghantar dan
Dsb c adalah GMR penghantar berkas. Nilai Dsb c akan berubah sesuai dengan
Dsb c 4 (r d ) 2 r d
Dsb c 9 (r d d ) 3 3 rd 2
1
Dsb c 16 (r d d d 2 2 ) 4 1,094 rd 3
metode muatan bayangan, lihat Gambar 2.1. Pada metode ini bumi dapat
permukaan bumi pada jarak yang sama dengan penghantar asli di atas bumi.
Penghantar semacam itu mempunyai muatan yang sama tetapi berlawanan tanda
penghantar asli dengan bayangannya adalah tegak lurus pada bidang yang
menggantikan bumi, dan bidang itu adalah suatu permukaan ekipotensial. Fluks di
atas bidang itu adalah sama seperti bila bumi ada tanpa adanya penghantar
[2] :
2k
Cn (2.10)
Deq 3 H 12' H 23' H 31'
ln( ) ln( )
Dsb c 3 H1 H 2 H 3
14
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dimana C n = kapasitansi saluran kabel ke tanah (F/m)
1 2 3
H1
H2
H3
H3
Permukaan bumi
H12
H23
1'
'
'
15
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.3 Karakteristik Penyaluran Daya
salurannya pendek.
pada saluran transmisi pendek (kurang dari 80 km), maka saluran tersebut dapat
dianggap sebagai rangkaian impedansi yang terdiri dari tahanan dan induktansi,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3. Dengan demikian maka impedansi Z
Z zl (r jx ) R jX
(2.11)
Y yl ( g jb ) G jB
R X
ES ER
16
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Bila kondisi pada ujung penerima diketahui, maka hubungan antara
ES Er I
R ( R cos r X sin r ) (2.13)
Er Er
Dengan I S merupakan arus yang mengalir pada ujung pengirim, untuk rangkaian
17
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ZY ZY
E S E r (1 ) Ir Z (1 )
2 4 (2.15)
ZY
IS Ir (1 ) E r Y
2
ZY
E S E r (1 ) Ir Z
2
ZY ZY
IS Ir (1 ) E r Y (1 )
2 4
R X X R
IS 2 2 2
2
ES Y ER Beban
IS R X
ES Y Y
ER Beban
2 2
18
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Saluran Transmisi Jarak Jauh
y
Dimana Z 0 impedansi karakteristik =
z
Aliran daya pada setiap titik di sepanjang saluran transmisi dapat diturunkan
VS AVR BI R (2.17)
VS AVR
IR (2.18)
B
Dengan membuat
Didapatkan
VS A .VR
IR ( ) ( ) (2.20)
B B
2
VS .VR A .VR
PR jQR ( ) ( ) (2.21)
B B
19
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2
VS .VR A .VR
PR cos( ) cos( ) (2.22)
B B
2
VS .VR A .VR
QR sin( ) sin( ) (2.23)
B B
yang dinyatakan dalam bentuk polar dan dapat direpresentasikan dalam bidang
daya. Gambar 2.5 menunjukkan kedua besaran kompleks tersebut dan selisihnya.
var
P jQ
R
2
A .V R
B VS . V R
B
( )
( )
watt
Gambar 2.6 menunjukkan fasor-fasor yang sama dengan titik asal sumbu-
sumbu koordinat yang telah digeser. Gambar ini merupakan suatu diagram daya
PR jQ R adalah [2]
20
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
PR VR I R cos R (2.24)
QR VR I R sin R (2.25)
Pada Gambar 2.6 posisi n tidak tergantung pada arus I R dan tidak akan
berubah selama V R konstan. Kemudian jarak antara n dan k adalah konstan untuk
nilai V S dan V R yang tetap. Karena itu, dengan berubahnya jarak antara O dan k
dengan perubahan beban, titik k yang harus tetap berada pada jarak yang konstan
dari titik n yang tetap, dibatasi geraknya di sekeliling lingkaran yang berpusat
pada n. Setiap perubahan pada PR akan memerlukan suatu perubahan pula pada
Q R untuk menjaga k tetap pada lingkaran. Jika suatu nilai V S lain dibuat konstan
untuk nilai V R yang sama, letak titik n tidak berubah tetapi akan didapatkan suatu
Dengan menganalisis Gambar 2.6, terlihat bahwa ada suatu limit bagi daya
yang dapat dikirimkan ke ujung penerima saluran untuk tegangan ujung pengirim
dan ujung penerima yang sudah ditentukan besarnya. Suatu penambahan dari daya
yang dikirim berarti bahwa titik k akan bergeser sepanjang lingkaran sehingga
sudut sama dengan nol; yang berarti, lebih banyak daya yang akan
21
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
var
k
IR
VR .
O R
watt
( )
2
VS .V R
A .V R
B
B
( )
Gambar 2.6 Diagram daya yang diperoleh dengan menggeser titik-asal sumbu
koordinat pada Gambar 2.5
persamaan [2] :
2
VS VR A VR
PR , max cos( ) (2.26)
B B
penerima digambar untuk berbagai nilai tegangan ujung pengirim, lingkaran yang
dihasilkan akan konsentris karena letak pusat lingkaran daya ujung penerima tidak
22
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.5 Profil Arus dan Tegangan Saluran Transmisi pada Saat Beban Nol
z R jL (2.27)
y G jC (2.28)
induktansi pada saluran, nilai arus dan tegangan pada sisi penerima ditentukan
dengan persamaan berikut, untuk x merupakan jarak dari ujung penerima [1]:
VR Z C I R x VR Z C I R x
V e e (2.29)
2 2
VR / Z C I R x VR / Z C I R x
I e e (2.30)
2 2
dimana
ZC z / y (2.31)
zy j (2.32)
23
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
VR x VR x
V e e (2.33)
2 2
VR x VR x
I e e (2.34)
2ZC 2ZC
V VR cos(x) (2.35)
VR
I j( ) sin( x) (2.36)
ZC
Arus dan tegangan pada ujung pengirim diperoleh dengan mensubsitusi panjang l
untuk x .
E S VR cos( l )
(2.37)
E S VR cos
dan
VR
I S j( ) sin
ZC
(2.38)
E
I S j ( S ) tan
ZC
sudut saluran. sudut saluran yang dinyatakan dalam satuan radian. Berdasarkan
persamaan di atas, arus dan tegangan saluran dapat dinyatakan dalam bentuk
tegangan pengirim E S ,
cos x
V ES (2.39)
cos
E S sin x
I j (2.40)
Z C cos
24
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Persamaan (2.39) dan (2.40) nilai V dan I berbanding lurus
dengan nilai x dan . Semakin besar nilai nilai x dan maka semakin besar pula
tengangan pada ujung sisi penerima. Kenaikaan tegangan pada ujung sisi
penerima ini disebabkan karena adanya arus pengisian yang mengalir melalui
saluran induktansi. Fenomena ini disebut dengan efek feranti. Fenomena ini
pertama kali diketahui oleh Ferranti pada saluran udara yang menyuplai
E R ( E s cos E R sin )
QR (2.42)
Z C sin
E S ( E sR cos E RS sin )
QS (2.43)
Z C sin
Jika tegangan pada ujung sisi pengirim dan penerima adalah sama, maka
E (cos cos )
2
QR QS S (2.44)
Z C sin
25
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.7 Tegangan Lebih Pada Sistem Tenaga Listrik
sistem tenaga listrik disambar petir [4] . Tegangan lebih impuls yang diakibatkan
sedangkan tegangan lebih impuls yang diakibatkan oleh sambaran petir pada
dengan membuat rangkaian ekivalen satu fase, sehingga tiga fase saluran
transmisi diasumsikan sebagai satu fasa tunggal. Studi tentang surja hubung pada
saluran transmisi adalah sangat kompleks, sehingga pada penelitian ini hanya
mempelajari kasus suatu saluran yang tanpa rugi-rugi. Suatu saluran tranpa rugi-
rugi adalah representasi yang baik dari saluran-saluran frekuensi tinggi di mana
yang dipilih untuk persoalan ini sama seperti yang telah digunakan untuk
[5].
V i
x ( Ri L )x (2.45)
x t
26
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Demikian pula halnya :
V V
x (Gv C )x (2.46)
x t
suatu saluran tanpa rugi-rugi, maka R dan G akan sama dengan nol sehingga
didapatkan :
V i
L (2.47)
x t
Dan
i V
C (2.48)
x t
kedua suku dalam persamaan 3 terhadap x dan turunan sebagian kedua suku
persamaan yang dihasilkan, dan dengan mengeliminir turunan sebagian kedua dari
1 2V 2V
2 (2.49)
LC x 2 t
suatu saluran tanpa rugi-rugi. Penyelesaian persamaan ini adalah fungsi dari (x-vt)
27
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
1
v (2.51)
LC
Dengan :
V f1 ( x vt) (2.52)
1
i f1 ( x vt) (2.53)
LC
V L
(2.54)
i C
Pada saaat suatu tegangan v(t) diterapkan pada salah satu ujung saluran
transmisi tanpa rugi-rugi, maka unit kapasitansi C pertama dimuati pada tegangan
28
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ekivalen juga. Propagasi gelombang tegangan dan arus ini disebut gelombang
berjalan (travelling wave) dan gelombang ini kelihatan seolah-olah tegangan dan
arus berjalan sepanjang saluran dengan kecepatan yang diberikan oleh persamaan
7.
Saat gelombang yang berjalan pada suatu saluran transmisi mencapai titik
sambungan dengan saluran lain atau kabel, belitan mesin dan lain-lain, maka pada
titik itu terjadi perubahan parameter saluran. Akibatnya sebagian dari gelombang
berjalan bergerak melewati bagian lain dari rangkaian. Pada titik transisi,
tegangan atau arus dapat berharga nol sampai dua kali harga semula tergantung
gelombang datang (incident wave) dan dua macama gelombang lain yang muncul
pada titik transmisi dissebut dengan gelombang pantul (reflected wave) dan
yang ditutup dengan suatu impedansi Z R . Pada saat saklar ditutup dan suatu
Perbandingan antara V R dan i R di ujung saluran pada setiap saat harus sama
29
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
belakang atau gelombang-gelombang pantulan V dan i yang nilai-nilainya di
VR VR VR
(2.55)
iR iR iR
ujung penerima.
VR
iR (2.56)
ZC
V
dan iR R (2.57)
ZC
dihasilkan persamaan :
Z R ZC
VR VR (2.58)
Z R ZC
Z R ZC
R (2.59)
Z R ZC
dengan :
30
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pada saluran yang ditutup dengan impedansi karakteristik Z C , terlihat
bahwa koefisien pantulan sama dengan nol, sehingga tidak ada gelombang
pantulan dan saluran berlaku seakan-akan panjangnya tidak terhingga. Pada saat
ujung saluran yang merupakan suatu rangkaian terbuka Z R adalah tak terhingga
akan didapatkan harga R sama dengan 1 (satu). Dengan demikian tegangan yang
terjadi pada ujung penerima menjadi 2 kalinya tegangan sumber (ujung pengirim).
Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa besar tegangan lebih transien
ZS ZC
S (2.60)
ZS ZC
Dengan :
ZC = impedansi karakteristik
Efek feranti adalah gejala yang timbul akibat dari keadaan pembebanan
pada ujung penerima, yang mengakibatkan tegangan pada titik atau lokasi yang
jauh dari ujung pengirim menjadi lebih besar pada tegangan ujung kirimnya [3].
31
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara tegangan dan arus pada saluran transmisi panjang telah
VS VR cosh l I R Z C sinh l
VR (2.61)
IS sinh l I R cosh l
ZC
Dimana :
Z
ZC impedansi karakteristik
Y
j ZY konstanta propagasi
konstanta redaman
VR
I S j sin l I R R cos l (2.63)
ZC
Dimana :
l sudut karakteristik
j j XY
2f (2.64)
2f LC
v
32
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
1
Dengan v kecepatan propagasi
LC
2 .50 o
( / Km) 0,06 o / Km 6 o / 100 Km
300.000
Jadi secara umum harga l didapat 6 o / 100 Km, sehingga dalam menghitung
Pada saluran transmisi admitansi shuntnya terdiri dari konduktansi (G) dan
perubahan nilai tegangan sesaat antar penghantar pada titik itu. Perbedaan ini
menyebabkan muatan mengalir. Arus yang disebabkan oleh aliran muatan karena
tegangan bolak-balik disebut arus pengisian (charging current). Arus ini mengalir
33
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara