Membatalkan Wudhu
Perkara-perkara
yang Membatalkan Wudhu
macam-macam
murtad sebagaimana di tulis
dalam Kitab Sulam Taufiq
sebagai berikut :
1. Murtad Fi’ly (perbuatan) :
Yaitu segala aktivitas yang
bisa menyebabkan kita
keluar dari ajaran Islam,
aktivitas tersebut apakah
dilakukan dengan
sungguh-sungguh atau
hanya sekedar bercanda
atau juga bohong-
bohongan semuanya sama
saja termasuk murtad
perbuatan, Contoh : 1)
Bersujud kepada Berhala,
bersujud kepada Matahari.
2) Melakukan ritual agama
lain, perlu hati-hati juga
jika diantara anda ada yang
menjadi
bintang film
memerankan sebagai
seorang non Islam (nonI)
kemudian melakukan
peribadatan seperti
seorang nonI walaupun hal
itu dilakukan hanya
sekedar tuntutan skenario,
tetap saja hal itu termasuk
murtad fi’ly, maka
berhati-hatilah ketika
memilih sebuah peran.
2. Murtad I’tiqady, murtad
jenis ini dilakukan dengan
hati kita seperti Ragu akan
adanya Allah, Ragu Kalau Al
Qur’an itu Firman Allah,
Ragu adanya kehidupan
setelah mati.
3. Murtad Qauly (ucapan) :
yaitu murtad yang
disebabkan lidah atau
ucapan, murtad jenis ini
banyak sekali dan
terkadang kita gak sadar
kalau hal itu termasuk
murtad ucapan. Contoh:
1. Mencemoohkan ayat
suci Al Qur’an :
seperti pernah kita
dengar ada orang
yang membaca
“iyyaaka na’budu
waiyyaaka
nasta
’iin” tapi
didendangkan seperti
irama
manuk dadali..
naudzu billah. Ketika
kita melihat teman
yang memakai baju
kegedean kemudian
kita berkata : “hah
…. bajunya segede
‘alaihim” —
itupun bisa
menyebabkan
murtad.
2. b. Memanggil
seorang muslim
dengan sebutan yang
tidak terpuji, seperti :
Hai Yahudi, Hai Kafir,
Hai Orang yang tidak
beragama, bahkan
jangan anggap
enteng ketika
seseorang
memanggil
seorang
muslim dengan nama
binatang
yang najis
seperti anjing, babi …
itu pun murtad.
Bahkan ketika kita
menuduh suatu
kelompok sebagai
penganut aliran sesat
padahal belum jelas
kesesatannya itupun
bisa menyebabkan
murtad, kecuali kalau
aliran tersebut sudah
jelas kesesatannya
seperti AHMADIYAH
ingat !!!! AHMADIYAH
ITU SESAT.
3. Mengaku adanya Nabi
setelah
Nabi
Muhammad.
Awwass! diakui atau
tidak AHMADIYAH
telah mengakui Mirza
GA sebagai Nabi
itupun murtad,
termasuk kita harus
hati ketika kita
mengatakan : “Al
Hamdulillah ….. ini….
benar-benar
mukjizat
…. berkat
pertolongan bapak
Ustad …. penyakit
yang diderita anak
saya bisa sembuh”.
wah…wah…wah
gawat… bukankah
kita tahu kalau
mukjizat itu hanya
diberikan kepada
Para Nabi dan
Rasul ?. Terus kalau
kita nyebut mukjizat
kepada selain Rasul
apakah saat itu kita
secara tidak langsung
Agama Islam menitik beratkan kebersihan pada diri setiap muslim, oleh
kerana itu, Islam mewajibkan setiap muslim untuk membersihkan dirinya
dengan mandi sekiranya mengalami keadaan tertentu. Sekiranya muslim itu
mengalami keadaan di bawah ini, maka diwajikan mandi kerana untuk
menghilangkan hadath besar(kekotoran besar). Mandi wajib menurut istilah
bermaksud mengalirkan air ke seluruh anggota tubuh badan dengan niat yang
tertentu.
Maksudnya:
(Surah al-Maedah: 6)
3) Keluar haid.
5) Keluar wiladah, iaitu darah yang keluar mengiringi anak ketika bersalin.
1) Niat.
* Cara berniat mandi wajib ialah, “Sahaja aku mengangkat hadath besar,
kerana Allah Ta’ala”, atau “Sahaja aku mandi wajib, kerana Allah Ta’ala”,
ataupun seerti dengannya.
No comments:
Post a Comment
Newer Post Older Post Home
1. Islam
2. Baligh;
3. Berakal
4. Suci dari hadats dan najis.
5. Suci badan, pakaian dan tempat untuk sholat
6. Menutup aurat; -> aurat pria dari pusar sampai lutut; dan -> aurat wanita seluruh
anggota badan, kecuali wajah dan kedua telapak tangan.
7. Telah masuk waktu untuk sholat;
8. Menghadap Kiblat
9. Mengetahui Mana yang rukun dan mana yang sunnah
10.
Shalat Zhuhur :
11. Dari sejak tergelincirnya matahari ke arah barat (zawal) sampai bayangan benda sama
panjang dengan tingginya. Imam Malik dan sekelompok ulama yang lain berpendapat
apabila bayangan benda sudah sama panjang dengan tingginya maka waktu ashar
sudah masuk namun waktu zhuhur belum dianggap keluar, bahkan waktu untuk shalat
zhuhur masih berlaku seukuran lamanya seseorang melakukan shalat empat rakaat
untuk menunaikan shalat zhuhur, dan dia tidak dinilai melakukan shalat di luar waktu
yang semestinya. Sedangkan Imam Syafi’i demikian juga an-Nawawi berpandangan
bahwa waktu terakhir shalat zhuhur adalah apabila bayangan benda sama panjang
dengan tingginya tanpa ada waktu tambahan sesudahnya seukuran shalat empat rakaat
(Syarah Nawawi li Nawawi, 3/420, lihat juga Subul as-Salam, 2/6. cet. Dar Ibn al-
Jauzi).
12. Shalat ‘Ashar :
13. Dari sejak bayangan benda sama panjang dengan tingginya hingga terbenam
matahari. Waktu ‘Ashar ada dua macam : waktu jawaaz/boleh shalat dan waktu
dharurah/terjepit. Waktu jawaaz sejak bayangan benda sama panjang dengan
tingginya hingga matahari tampak menguning. Apabila matahari sudah menguning
maka waktu itu adalah waktu yang boleh tapi makruh, melakukan shalat ketika itu
tetap dinilai sah dan belum dianggap keluar waktu (lihat Syarah Nawawi, 3/420).
Shalat ‘ashar yang sengaja dikerjakan di saat matahari sudah menguning disebut
sebagai shalatnya orang munafiq. Adapun waktu dharurah berakhir dengan
terbenamnya matahari.
Shalat Maghrib :
14. Dari sejak matahari tenggelam (kurang lebih selama 35 menit, sebagaimana dikatakan
oleh Majijd al-Hamawi dalam ta’liqnya terhadap Matn al-Ghayah wa at-Taqrib hal.
59, kemudian setelah itu waktu yang makruh) sampai hilangnya warna kemerahan di
langit
15. Shalat ‘Isyak :
16. Dari sejak hilangnya warna kemerahan di langit sampai pertengahan malam, ini
disebut waktu jawaaz/boleh atau waktu mukhtar/terpilih (sebagian yang lain
berpendapat sampai sepertiga malam pertama). Sedangkan waktu dharurat terus
berjalan sampai datangnya fajar/waktu subuh (sebagian yang lain berpendapat ini
masih termasuk waktu jawaz, namun apabila ditunda sampai menjelang adzan subuh
maka makruh).
17. Shalat Subuh :
18. Awal waktunya sejak terbitnya fajar shadiq (yaitu fajar kedua, kurang lebih 20 menit
setelah fajar pertama). Jika sengaja ditunda hingga muncul warna kemerahan di langit
maka makruh. Dan terakhirnya adalah ketika terbitnya matahari (pembahasan ini
disarikan dari al-Wajiz, hal. 60-62, al-Munakhkhalah, hal. 33 dengan sedikit
penambahan dan perubahan, lihat juga Matn al-Ghayah wa at-Taqrib, hal.58-59).
19. Dalil-dalil ketentuan di atas adalah hadits-hadits berikut ini :
20. Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila tidak
mampu duduk maka dengan berbaring secara miring atau terlentang.Firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala:
“Peliharalah semua shalat dan shalat wustha dan berdirilah untuk Allah dengan
khusyu” (QS. Al-Baqarah: 238)# Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Shalatlah sambil berdiri, jika kamu tidak mampu shalatlah sambil duduk dan jika
kamu tidak mampu shalatlah sambil berbaring” (HR. Bukhari dari Imran bin
Hushain)
21. Takbiratul Ihram ketika memulai shalat.# Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
“Kunci shalat adalah bersuci, dan pengharamnya adalah takbir dan penghalalnya
adalah mengucapkan salam” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
22. Membaca Al-Fatihah.# Dari Ubadah bin Ash-Shamit radhiallahu anhu
sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak syah shalat bagi orang yang tidak membaca surat Al-Fatihah” (HR Muslim)
23. Ruku’.# Perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang salah
dalam shalatnya:
“Kemudian ruku’lah sehingga kamu thuma’ninah dalam melaksanakannya” (HR
Bukhari)
24. I’tidal.# Perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang salah
dalam shalatnya:
“Kemudian berdirilah sehingga engkau tegak berdiri (I’tidal)” (HR Bukhari )
25. Sujud.# Perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang salah
dalam shalatnya:
“Kemudian sujudlah, sehingga kamu thuma’ninah dalam melaksanakannya” (HR
Bukhari)# Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
“Aku diperintahkan untuk bersujud dengan tujuh tulang, Dahi –sambil beliau
mengisyaratkan pada hidungnya-, dua tangan, dua lutut dan ujung-ujung jari kedua
kaki” (HR Bukhari)
26. Bangun dari sujud.# Perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang
yang salah dalam shalatnya:
“Kemudian bangkitlahlah sehingga kamu duduk dengan thuma’ninah” (HR Bukhari)
27. Duduk di antara dua sujud.# Perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
kepada orang yang salah dalam shalatnya:
“Kemudian bangkitlahlah sehingga kamu duduk dengan thuma’ninah” (HR Bukhari)
28. Thuma’ninah ketika melakukan setiap rukun shalat.Thuma’ninah adalah sikap
tenang untuk sementara waktu setelah anggota badan yang digunakan tetap dan stabil.
Jangka waktunya, menurut para ulama, kira-kira sama dengan membaca satu kali
tasbih.
29. Tasyahud Akhir
30. Duduk Tasyahud Akhir
31. Shalawat kepada Nabi
32. Tertib dalam melaksanakan setiap rukun shalat
Salam# Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Hal Yang Harus Dilakukan Bagi
Orang Yang Telah Mati Sebelum Dimandikan
اللهم اغفرله وا رحمه وارفع درجته فى المهديين وا حلفه فى عقبه الغابرين واغفر لنا وله يا رب العالمين
وا فسح له في قبره ونور له فيه
MEMANDIKAN
Sesuatu Yang perlu Dipersiapkan sebelum Memandikan:
1. Air Mutlaq : Yaitu air yang suci dan mensucikan seperti air sumur, air sungai, air hujan, air
sumber dan lain sebagainya. Jika tidak menemukan air atau ada tapi tapi sulit untuk
memperolehnya atau ada udzur untuk memakai air seperti orang mati terbakar, maka
diperbolehkan untuk diganti dengan debu yang bersih dan suci (tayammum)
2. Kain (samper) atau baju gamis untuk menutupi badan atau aurat mayit, dan lebih baik kalau
keduanya difungsikan secara bersamaan ketika nanti memandikan.
3. Bangku (lencak, mad.) untuktempat memandikan dan di sekelilingnya dikasih Hijab
(GOMBONG)
4. Pohon pisang atau yang lainnya sebagai alas tubuh pada waktu dimandikan, bisa juga
memakai alas kaki orang yang memandikan (jika berkelompok)
5. Beberapa kain kecil untuk membantu membersihkan kotoran yng ada di dubur dan kemaluan
dengan memperbalkan kain tersebut di tangan kiri.
6. Harum-haruman seperti kemenyan yang diletakkan di lokasi memandikan, hal itu
dimaksudkan untuk mengantisipasi bau-bau yang tidak sedap, khawatir tercium orang lain
sehingga mengundang pembicaran
7. Kapur atau sabun untuk membantu menghilangkan kotora-kotoran mayit.
1. Haruslah dimandikan ditempat yang sepi, tidak ada yang masuk kecuali orang yang
memandikan dan wali si mayit ( keluarganya ) bisa di buatkan tabir ( gombong )
tempat memandikan.
2. Semua badan mayit harus tertutupi seperti keterangan di depan.
3. Kepanglah ( gellung) rambut mayit menjadi tiga kepangan, baik mayit perempuan
atau laki-laki yang berambut panjang, agar tidak ada rambut yang jatuh sebelum
dimandikan.
4. Letakkanlah mayit di bangku atau di lencak seperti yang di jelaskan di atas.
5. Mayit diletakkan di atas alas, seperti pohon pisang atau kaki orang yang akan
memandikan agar gampang menjangkau anggota yang sulit dijangkau seperti dibagian
tubuh mayit yang sulit dijangkau.
6. Air yang ingin dipakai untuk memandikan di jauhkan dari lokasi memandikan ke
tempat ke tempat yang tidak terlalu jauh. Hal ini di maksudkan agar nanti air yang
telah di pakai tidak kena pada air yang masih suci (belum di pakai).
7. Angkatlah kepalanya dengan memberikan alas (jika berkelompok) atau sandarkan
kelutut kanan orang yang memandikan, agar air tidak masuk kedalam tubuh.
8. Lakukan tekanan (urutan) pada perut mayit dengan tangan kiri anda (orang- orang
yang memandikan) untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang tersisa dalam perut
mayit dan lakukanlah berulang-ulang dengan hati-hati (tidak kasar)sampai di yakini
bahwa isi perut sudah tidak ada lagi.
9. Bersihkanlah dubur dan kemaluan mayit dengan tangan kiri berbalut kain dan gantilah
kain tersebut dengan kain yang barujika sudah dipakai, dan lakukanlah sampai tiga
kali atau lebih (tergantung kebutuhan).
10. Bersihkanlah mulut, lubang, hidung, kuping, mata, kuku tangan dan kaki dan anggota
yang biasa terkena najis dan kotoran, bersihkanlah dengan air sampai tidak ada najis
atau kotoran tersisa. Namun ingat jangan sampai menyakiti mayit.
11. Berniatlah dengan niat memandikan seperti di bawah ini:نويت
نويت الغسل لهذه الميتة فرضا هلل تعالى/الغسل لهذا الميت فرضا هلل تعالى
12. Kemudian siramlah mayit mulai dari kepalanya (rambutnya) dagaunya (jenggotnya
jika ada) kemudian sisirlah keduanya dengan sisir yang besar giginya, lakukanlah
dengan lembut dan hati-hati dan kembalikan lagi rambut dan jenggot yang jatuh
jangan di buangMulailah menyiram dari anggota mayit yang kanan dan anggota
wudhu` sesuai dengan hadits yang berbunyi:
نويت الوضوء المسنون لهذه الميتة هلل تعالى/نويت الوضوء المسنون لهذا الميت هلل تعالى
18. Kemudian siramlah lagi dengan air murni dan bersih pada seluruh badan mayit baik
luar atau bagian dalam
19. Siraman dari no. 12 sampai no. 18 dihitung satu kali
Catatan:
Lakukanlah (mandikanlah) mayit tiga atau lima kali dan seterusnya (ganjil) hal itu
tergantung kebutuhan pada diri mayit, dan diselesaikan pada hitungan ganjil juga seperti 3
kali atau 5 kali dan seterusnya.
MENGKAFANI
Pembiayaan
Biaya dalam mengkafani di ambil dari harta peninggalan yang tidak ada sangkut pautnya
dengan hak orang lain seperti barang gadaian dan sebagainya. Kalau harta peninggalan di atas
tidak ada maka yang berkewajiban untuk membiayai adalah orang yang punya kewajiban
memberi nafkah ketika masih hidup, jikalau orang yang berkewajiban tidak ada, maka bisa
diambil dari baitul-mal, jika baitul-mal tidak ada maka pembiayaan diambil dari harta orang
Islam yang mampu / kaya
Langkah-langkah mengkafani.
Dalam hal mengkani,kalau kita mengacu kepada haqqullah ( hak Allah) semata, maka
kain yang dibutuhkan hanya sebatas penutup aurat. Bagi laki-laki hanya sebatas penutup
pusar dan lututnya, sedangkan bagi perempuan baik orang yang merdeka atau budak adalah
kain yang dapat menutupi semua anggota tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak
tangannya. Adapun bagi banci/waria hukum mengkafaninya disamakan dengan perempuan.
Akan tetapi kalau dipandang dari haqqullah dan haqqul adami, maka kain kafan yang
dibutuhkan untuk mengkafani laki-laki secara sempurna adalah tiga lembar kain kafan warna
putih. Sedangkan untuk perempuan dan waria adalah lima lembar kain yang terdiri dari :
1. Dua lembar kain panjang yang cukup untuk membungkus seluruh tubuhnya.
2. Kain sarung ( kain pembalut tubuh dari pusar sampai lututnya )
3. Baju kurung
4. Kerudung (kain penutup kepala dengan bentuk khusus )
Adapun kain kafan untuk anak-anak adalah satu lembar kain kafan yang cukup untuk
membungkus seluruh tubuhnya.Akan tetapi yang lebih utama tetap tiga lembar kain warna
putih.
1. Bentangkan tiga lebar kain kafan yang suda dipotong sesuai denga ukuran yang
dibutuhkan dengan cara disusun, kain yang paling lebar diletakkan dipaling bawah.
Kalau ukuran lebar kain sama, geserlah kain yang ditengah kekanan sedikit dan yang
paling atas kekiri sedikit atau sebaliknya. Dan jika sendainya lebar kain kafan tidak
cukup untuk menyelimuti mayit, maka geser lagi hingga bisa menutupi mayit. Dan
jika tetap tidak bisa menutupinya, baik karena mayitnya besar atau yang lain, maka
lakukan penambahan sesuai dengan kebutuhan.
2. Lulutlah (berilah) kain kafan dengan wangi-wangian.
3. Persiapkan tiga atau lima utas kain tali dan letakkan dibawah kain yang paling bawah.
Dan agar tali dibagian dada (diatas tangan dan dibawahnya) tidak mudah bergeser,
potonglah dengan bentuk khusus. (satu utas talli yang dibagi dua, sedangkan
ditengan tetap tidak disobek)
4. Persiapkan kafan yang sudah diberi wangi-wangian kayu cendana untuk diletakkan
dibagian anggota badan tertentu antara lain sebagaimana berikut.
5. Angkatlah dengan hati-hati dan baringkan diatas kain yang telah dipersiapkan sebagaimana
tersebut diatas.
6. Tutuplah bagian anggota badan tertentu sebagaimana tersebut dinomor 4
7. Selimutkan kain kafan pada jenazah selembar demi selembar nulai dari yang paling atas
hingga yang paling bawah, kemudian ikatlah dengan kain tali yang telah disediakan.
SHOLAT JANAZAH
Rukun Sholat Janazah
1. Niat
Rukun yang kedua dari sholat jenazah adalah takbir sebanyak empat kali. Namuun
jika ada orang bertakbir lebih dari empat kali, maka sholatnya tidak batal, tetap sah sebab hal
itu bisa dikatakan dzikir yang tidak sampai membatalkan sholat.
Takbir pertama harus membaca surat al fatihah. Sunnat di baca dengan pelan-pelan (as-
sir/tidak nyaring) meski pelaksanaan sholat pada malam hari. Sunnat pula di awali dengan
ta`awwudz. Dan tidak sunnat diawali dengan do`a iftitah. Serta tidak di sunnatkan pula
ditambah dengan bacaan surat. Hal ini menurut pendapat yang mu`tamad, sebab shalat
jenazah merupakan sholat yang ringan (takhfif) kemudian setelah seseorang itu selesai baca
fatihah maka harus takbir yang kedua.
Pada takbir yang kedua harus membaca shalawat kepada Rasulullah. Bacaan sholawat yang
baik itu adalah seperti halnya shalawat yang dianjurkan oleh rasul yang terkenal dengan
nama shalawat ibrahimiyah yaitu:
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل محمد كما صليت على ابراهيم وعلى أل ابراهيم وبارك على محمد
.وعلى أل محمد كما باركت على ابراهيم وعلى أل ابراهيم فى العالمين انك حميد مجيد
Pada takbir yang ketuga ini harus berdo’a pada Allah untuk mayit. Doa yang biasa dibaca
adalah doa yang dibaca oleh Rasulullah:
اللهم اغفرله وارحمه وعافه واعف عنه وأكرم نزله ووسع مدخله واغسله باالماء والثلج والبرد ونقه من
الخطايا كما نقيت الثوب األ بيض من الدنس وأبدله دارا خيرا من أهله وزوجا خيرا من زوجه وأدخله
.الجنة وأعده من عداب القبر ومن عداب النار
Jka yang mati anak-anak dan tidak sampai pada batas baligh, maka doa yang dibaca
adalah :
اللهم اجعله فرطا ألبويه وسلفا ودخرا وعظة واعتبارا وشفيعا وثقل به موازنهما وافرغ الصبر على
.قلوبهما وال تفتنا بعده وال تحرمهما اجره
Jika mayatnya perempuan maka tinggal merubah dhomir (hu) dirubah dengan (ha) . setelah
takbir yang ke tiga ini maka harus takbir yang nomor empat.allahu akbar.
Pada takbir yang ke empat ini musholli (orang yang sholat) sebelum mengucapkan salam
maka disunahkan berdo’a terlebih dahulu. Do’anya adalah;
. اللهم ال تحرمنا اجره وال تفتنا بعده واغفر لنا وله
Kemudian langsung mengucap salam mengikuti imamnya. Pertama dia menoleh ke kanan
dan mengucapkan:
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
Dan kemudian menoleh ke kiri dan mengucapkan kata yang sama.
.السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
Al- Masbuq Dalam Sholat Jenazah
Apabila ada seseorang ketinggalan takbir dari pada imam maka ia mengkodo’nya
sesuai dengan jumlah takbir yang dia tinggalkan namun Abdullah ibnu Umar dan Al-Auzai
mensinyalir bahwa kita tidak usah mengkodo’ takbir yang tertinggal,kemudian langsung
salam bersama imam.
Siqith
Siqit adalah anak yang lahir dari perut ibunya sebelum waktunya, dalam hal ini
apabila siqit lahir sebelum umur empat bulan maka tidak wajib din shalati, hal ini tidak
terjadi hilaf antara jumhurul fuqaha’dan sebaliknya apabila sampai sampai empat bulan atau
lebih dan istihlal (ada suara bersin,bergerak) maka ia wajib di sholati menurut ittifaq
(kasepakatan)
Syahid
Syahid adalah seorang yang gugur dalam peperangan melawan orang kafir. Imam
Malik dan Asy-syafi’I berpendapat bahwa bagi syuhada’ yang seperti itu tidak wajib di
mandikan dan di sholati dan apabila luka dan masih ada tanda kehidupan yang sempurna
(hayatul mustaqirah) dan tidak lama kemudian dia meninggal maka wajib di mandikan dan di
sholati.
HAMLUL MAYIT
1. Pemikul harus berada di bagian depan keranda (katel madura red) dan kepalanya berada di
antara dua kayu yang di letakkan di kedua bahunya. Cara ini jika yang memikul hanya dua
orang. Di depan dan di belakang.
2. Jika yang memikul empat orang, maka dua orang ada di bagian depan dan dua orang yang
lain ada di bagian belakang, masing-masing memegang ujung keranda.
3. Di pikul dengan cara mengelilingi keranda sebagaimana hadits yang di riwayatkan oleh Ibnu
Majah, Baihaqi, Abu Daud dari Ibnu Mas’ud beliau berkata:
من تبع الجنازة فليحمل بجوانب السريركلها فانه من السنة ثم ان شاء فليتطوع وان شاء فليدع
4. Dalam hal orang yang memikul haruslah orang laki-laki,tidak boleh perempuan. sebab
perampuan berpotensi mendatangkan fitnah.
Anjuran-anjura dalam memikul
MENGUBUR MAYIT
Cara menurunkan mayit
1. Diletakkan diujung kubur (disebelah utara kalau di hulukan ke utara) agar gampang
memasukkan tapi kalau hal itu tidak memungkinkan maka di masukkan dari arah
manapun tetap di benarkan, lalu mayit dikeluarkan dengan hati-hati dan diserahkan
kepada orang yang ada di dalam kubur sambil membaca:
Catatan:
Sebelum mayit dikubur , orang-orang yang hadir dianjurkan untuk mengambil tanah,
kemudian tanah tersebut dibacakan
Pertama: dibacakan: منها خلقناكمKedua: dibacakan : وفيها نعيدكمKetiga: dibacakan : ومنها
نخرجكم تارة أخرىKemudian disertakan kedalam kubur.
Setelah itu mengambil tanah lagi dibacakan surat al-qodr tujuh kali
Menguburkan mayit bertujuan untuk menjaga kehormatan mayit dan juga menjaga
agar orang yang masih hidup tidak terganggu olehnya. Dan tentunya karena adanya alasan
agama.
1. Kuburan yang disebut dengan lahd (landek, madura). Cara membuat lubang ini
adalah lubang yang dasarnya agak diperlebar seperti ukuran mayit.
2. Bentuk syaqqu (jemporean madura,). Lubang ini seperti halnya parit kemudian
dikedua sisinya dibangun dan diberi batu-bata, kemudian mayit diletakkan antara sisi
batu-bata tersebut.
Catatan:
Bagi orang yang menggali kuburan hendaknya dia melebarkan galiannya sekiranya
nanti akan memudahkan orang yang akan meletakkan mayit dan ukuran dalamnya kuburan
yang digali sekitar 216 Cm.
Bentuk Kubur
Kubur itu supaya ditinggikan kira-kira satu jengkal, agar kubur dapat dikenal,
diziarahi dan dimulyakan. Ibnu hibban menceritakan bahwa kubur rasul juga demikian.
Sekarang apakah diperbolehkan melapisi kubur dengan tanah liat? Imam Haramain dan Imam
Ghazali mengatakan tidak boleh. Yang demikian itu tidak disebutkan oleh kebanyakan
ulama` madzhab syafi`I, bahwa beliau mengatakan tidak mengapa melapisi kubur dengan
tanah liat.
Adapun membangun, mengecet dan menulisi kuburan hukumnya makruh, hal ini
apabila milik sendiri, maka seandainya ada orang yang mendirikan bangunan di atas kubur
berupa kubah, bumbung atau pagar keliling hukumnya ditafsil. Jika ditanah pekuburan untuk
umum (yang diwaqafkan) maka boleh dirobohkan. Sebab mendirikan bangunan pada tanah
tersebut hukumnya haram.
Sedangkan menulis nama atau nasab dikubur dengan tujuan agar dikenal, diziarahi
dan dimuliakan maka hukumnya boleh. Dengan catatan sekedar kebutuhan. Apalagi makam-
makam para nabi, ulama` dan orang sholeh. Karena tanpa adanya pengenal tidak akan
diketahui ketika mengalami pergeseran waktu yang pada akhirnya tidak diketahui pula bahwa
makam itu adalah makam orang sholeh yang seyogyanya diziarahi karena adanya anjuran.
Catatan:
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa membangun kubur diatas tanah yang
diwaqafkan hukumnya haran tanpaq adanya pengecualian, tapi ada sebagian ulama` yang
berpendapat bahwa membangun kubur diatas tanah yang diwaqafkan hukmnya boleh bagi
para nabi, syuhada` dan orang-orang sholeh, sekalipun berbentuk qubah. Tujuannya untuk
menghidupkan peziarah yang memang dianjurkan.
Talqin
Sebenarnya Talqin sudah menjadi perdebatan dikalangan ulama`, sebagian mereka
mengatakan bahwa talqin itu tidak dianjurkan bahkan Imam Malik sendiri memakruhkannya.
sedangkan Imam Syafi`i dan Imam Abu Hanifah menganjurkan. Karena talqin pada dasarnya
adalah tadzkir (mengingatkan tentang tauhid). Sedangkan tadzkir secara umum mempunyai
peranan penting dalam segala hal:
""فذكر فإن الذكر تنفع المؤمنين
Apalagi bagi orang kritis yang dihadapkan pada suatu pilihan yang menetukan untung rugi
seseorang, maka mengingatkan pada kematian dengan cara talqin sangatlah dianjurkan.
Talqin sendiri dapat dibagi menjdi dua:
Yang kedua inilah yang dimaksudkan pada pembahasan talqin. Talqin yang kedua
tidak ada kesepakatan di antara empat madzhab. Sedangkan talqin bentuk pertama semua
ulama` mufakat tetang di sunnahkannya karena adanya hadits nabi SAW:
من كان أخر كالمه الاله اال هللا: " )مع خبر الصحيح,لقنو موتاكم ال اله اال هللا( اى من حضره الميت
"دخل الجنة
Agar kalimat tauhid menjadi ucapan terakhir baginya yang akhirnya bisa
memasukkan kedalam surga.
3 komentar:
1.
Balas
2.
sama-sama
Balas
3.
Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Dokumentasi Kegiatan
Entri Populer
PRAKATA Bismillah… Alhamdulillah atas izin Allah SWT. akhirnya saya bisa
meringkas kembali tulisan yang berisi tentang hal yang ber...
Arsip Blog
▼ 2013 (5)
o ► Maret (1)
o ► Februari (3)
o ▼ Januari (1)
Tata Cara Merawat Jenazah
Mengenai Saya
Bustanul Ulum
Lihat profil lengkapku
Pamekasan:
Waktu: GMT +7
Lat: -7.150 LS
Long: 113.483 BT
Ke Mekkah:
Arah: 293.85 °
Jarak: 8634 km
33.
Perhatian kepada pembaca dan pelawat blog ini sekalian {Segala bahan bacaan yang didapati tidak
sesuai dengan kefahaman aqal fikiran para pembaca hendaklah dirujuk kepada ahli kepada ilmu itu
supaya mendapat pemahaman yang jelas akan apa yang disampaikan. Sesungguhnya setiap Muslim
itu bersaudara, dan saudara sebenar-benarnya tidak akan sampai hati untuk
menikam/membidaahkan/menyesatkan saudaranya yang lain semata-mata berlainan fikrah}
Wal 'asr~
Tarikh
Followers
Persoalan?
<a href="http://www.formspring.me/Simusafirilahi">http://www.formspring.me/Simusafirilahi</a>
mengakui
seseorang
itu sebagai Rasul.
4. Dan masih banyak
lagi contoh murtad
lainnya.
Reaksi:
1 komentar:
saya ingin tanya apabila seseorang memahami alqur’an dan ternyata ia beranggapan
bahwa sholat itu hanya untuk mengingat all
7/tabel-perhitungan-zakat/
Nishob Zakat
Bagi setiap harta tersebut ada nishob[4] yang telah ditentukan, sehingga tidak wajib zakat
apabila harta tersebut belum mencapai nishobnya, maka (inilah nishobnya):
Jika menggunakan ukuran nishob dengan sho’ Nabi shallallahu’alaihi wa sallam maka
nishobnya adalah 300 sho’, sedangkan 1 sho’ sama dengan 4 cidukan dua tangan (jadi,
nishobnya adalah 1200 cidukan dua tangan) orang dewasa yang ukurannya sedang dan kedua
tangannya penuh terisi.
Maka yang diwajibkan jika telah mencapai ukuran tersebut adalah 1/10 jika pohon kurma dan
pertanian itu disirami dengan tanpa biaya, seperti dengan air hujan, aliran sungai, mata air
dan yang semisalnya.
Adapun jika pengairannya dengan biaya dan beban seperti dengan menggunakan hewan atau
kendaraan penampung air dan membuat tempat-tempat yang tinggi untuk menampung atau
yang semisalnya[6], maka yang diwajibkan adalah 1/20 sebagaimana telah shahih hadits
tentang ketentuan tersebut dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.
1. Adapun nishob hewan ternak seperti unta, sapi[7] dan kambing, maka dalam
permasalahan ini terdapat perincian yang jelas di dalam hadits-hadits yang shahih dari
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, bagi yang ingin mengilmuinya hendaklah
bertanya kepada para ulama tentang permasalahan zakat hewan ternak tersebut[8].
Kalaulah bukan karena tujuannya hanya sekedar risalah ringkas tentu kami akan
merincinya agar semakin melengkapi manfaat risalah ini.
2. Perak nishobnya adalah 140 mitsqol, setara dengan 56 riyal Saudi. Sedangkan emas
nishobnya 20 mitsqol, setara dengan 11,3/7 Junaih Saudi. Adapun dalam ukuran
gramnya (untuk nishob emas) adalah 92 gram[9], maka apabila perak dan emas telah
mencapai nishob tersebut wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 1/40 (atau 2,5 %), baik
nishobnya pada keduanya (emas dan perak), maupun salah satunya saja dan telah
lewat satu tahun (haul) dalam kepemilikannya. Adapun kelebihan dari jumlah nishob
tersebut maka haulnya mengikuti pokok harta (yang sudah mencapai nishob)
tersebut[10], tidak diperlukan haul yang baru apabila harta tersebut meningkat karena
keuntungan, sebagaimana berlaku pada anak hewan ternak yang telah sampai
nishobnya maka haulnya mengikuti induknya, tidak perlu menunggu haul yang baru.
Demikian pula uang kertas yang hari ini digunakan manusia hukumnya sama dengan
emas dan perak, baik disebut dirham, dinar, dolar atau selain itu, hukumnya sama saja
jika nilainya telah mencapai seperti nishobnya perak atau emas[11] dan telah lewat
satu tahun kepemilikannya, maka wajib dikeluarkan zakatnya[12].
Juga termasuk dalam hukum ini adalah perhiasan wanita yang terbuat dari emas atau perak
secara khusus apabila telah mencapai nishob dan telah lewat satu tahun dalam
kepemilikannya maka wajib dikeluarkan zakatnya jika memang perhiasan tersebut
dipersiapkan untuk dikenakan atau dipinjamkan, menurut pendapat yang paling kuat dari dua
pendapat ulama dalam masalah ini, berdasarkan keumuman hadits Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam:
“Tidaklah seseorang yang memiliki emas atau perak kemudian tidak ditunaikan haknya,
apabila datang hari kiamat dibentangkan baginya batu-batu yang lebar dari neraka.” [HR.
Muslim Kitab Zakat (7: 67 no. 2287) dari hadits Abu Hurairah radiyallahu’anhu)
Dan juga berdasarkan satu hadits dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bahwasannya beliau
shallallahu’alaihi wa sallam melihat di tangan seorang wanita terdapat dua potong perhiasan
melingkar dari emas, maka beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Apakah engkau telah mengeluarkan zakat perhiasan ini?” Wanita tersebut menjawab,
“Tidak”, Beliau bersabda, “Apakah engkau mau dipakaikan Allah pada hari kiamat dengan
dua gelang dari neraka?” Wanita itu pun langsung melemparnya seraya berkata, “Kedua
gelang itu untuk Allah dan Rasul-Nya”.” (Dikeluarkan oleh Abu Daud dan An-Nasai,
dengan sanad yang hasan).
Juga terdapat satu hadits dari Ummu Salamah radiyallahu’anha, bahwasannya beliau
mengenakan perhiasan yang terbuat dari emas, lalu beliau bertanya kepada Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam:
“Apakah ini termasuk kanzun (simpanan harta yang dilarang), Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam bersabda, “Jika telah memenuhi syarat untuk dikeluarkan zakatnya kemudian
engkau keluarkan, maka tidak termasuk kanzun”. Juga terdapat hadits-hadits lain yang
semakna.
1. Barang dagangan[13] yang dipersiapkan untuk dijual harus dihitung pada akhir tahun
dan dikeluarkan zakatnya sebanyak 1/40 atau 2,5 % dari nilainya, baik nilainya sama
dengan harganya atau lebih atau kurang, tetap harus dikeluarkan zakatnya,
berdasarkan hadits Samurah radiyallahu’anhu, beliau berkata:
Kewajiban zakat ini juga mencakup barang-barang yang dipersiapkan untuk dijual seperti
tanah, bangunan, mobil, alat-alat penampung air maupun barang-barang dagangan lainnya.
Adapun bangunan yang disewakan maka kewajiban zakat ada pada uang sewanya (jika
mencapai nishob) dan telah lewat setahun dalam kepemilikan. Demikian pula mobil pribadi
maupun mobil yang disewakan tidak ada kewajiban zakat atasnya karena tidak dipersiapkan
untuk dijual tetapi untuk digunakan. Akan tetapi jika uang hasil disewakannya mobil tersebut
atau uang apapun yang telah mencapai nishob dan telah lewat setahun dalam kepemilikan
seseorang maka wajib untuk dikeluarkan zakatnya, baik uang tersebut dipersiapkan untuk
nafkah, atau untuk menikah, atau untuk dibelikan perabot rumah, atau untuk dibayarkan
hutang maupun untuk selainnya, berdasarkan keumuman dallil-dalil syar’i yang menunjukkan
kewajiban zakat pada permasalahan seperti ini.
Dan yang benar dari pendapat para ulama bahwa harta dari hasil berhutang pun dikenai
kewajiban zakat berdasarkan penjelasan sebelumnya.
Demikian pula hartanya anak yatim dan orang gila juga wajib dikeluarkan zakatnya
menurut pendapat jumhur ulama, jika telah mencapai nishob dan telah lewat satu
tahun dalam kepemilikan. Wajib bagi para walinya untuk mengeluarkan zakat mereka
dengan meniatkannya dari mereka, ketika telah sempurna satu tahun, berdasarkan
keumuman dalil, seperti sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dalam hadits Mu’adz
radhiyallahu’anhu ketika Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mengutus Mu’adz
radhiyallahu’anhu ke negeri Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat
Zakat adalah hak Allah Ta’ala, tidak boleh diberikan kepada orang yang tidak berhak
menerimanya. Tidak boleh pula zakat dikeluarkan dalam rangka mendapatkan suatu manfaat
atau menolak suatu mudhorat, atau sekedar melindungi hartanya dan menghindari celaan,
akan tetapi wajib atas seorang muslim memberikan zakatnya kepada yang berhak
menerimanya dengan hati yang lapang dan ikhlas karena Allah Ta’ala, bukan karena tujuan
lain, yang dengan itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya dan berhak mendapatkan
pahala yang besar serta ganti yang lebih baik dari Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala telah menjelaskan dalam kitab-Nya yang mulia tentang golongan-golongan
penerima zakat dalam firman-Nya:
َّ سبِي ِل
َّللاِ َواب ِْن ِ ب َو ْالغ
َ َار ِمينَ َوفِي ِ الر َقاِ املِينَ َعلَ ْي َها َو ْال ُم َؤلَّفَ ِة قُلُوبُ ُه ْم َوفِي
ِ َين َو ْالع َ اء َو ْال َم
ِ سا ِك ِ صدَقَاتُ ِل ْلفُقَ َر
َّ إِنَّ َما ال
َّللاُ َع ِلي ٌم َح ِكي ٌم َّ َضةً ِمن
َّ َّللاِ َو ي ر
َ ِ ِ ِ َ ف ل يب س
َّ ال
Belum Diperiksa
Waktu haram puasa adalah waktu di mana umat Islam dilarang berpuasa. Hikmahnya
adalah ketika semua orang bergembira, seseorang itu perlu turut bersama merayakannya.
Selain hari-hari tersebut, ada pula waktu dimana umat Islam dianjurkan untuk tidak berpuasa,
yaitu ketika ada kerabat atau teman yang sedang mengadakan pesta syukuran atau
pernikahan. Hukum berpuasa pada hari ini bukan haram, melainkan makruh, karena Allah
tidak menyukai jika seseorang hanya memikirkan kehidupan akhirat saja sementara
kehidupan sosialnya (menjaga hubungan dengan kerabat atau masyarakat) ditinggalkan.
Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari
kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur
bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram.
Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak
berniat untuk puasa.
Rasulullah SAW melarang berpuasa pada dua hari: hari Fithr dan hari Adha. (HR Muttafaq
‘alaihi)
Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari
itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan
Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya
bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari
besar.
3. Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih
dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa.
Namun sebagian pendapat mengatakan bahwa hukumnya makruh, bukan haram. Apalagi
mengingat masih ada kemungkinan orang yang tidak mampu membayar dam haji untuk
puasa 3 hari selama dalam ibadah haji.
Sesungguhnya hari itu (tasyrik) adalah hari makan, minum dan zikrullah (HR Muslim)
Puasa ini haram hukumnya bila tanpa didahului dengan hari sebelum atau sesudahnya.
Kecuali ada kaitannya dengan puasa sunnah lainnya seperti puasa sunah nabi Daud, yaitu
sehari berpuasa dan sehari tidak. Maka bila jatuh hari Jumat giliran untuk puasa, boleh
berpuasa. Sebagian ulama tidak sampai mengharamkannya secara mutlak, namun hanya
sampai makruh saja.
Hari syah adalah tanggal 30 Sya‘ban bila orang-orang ragu tentang awal bulan Ramadhan
karena hilal (bulan) tidak terlihat. Saat itu tidak ada kejelasan apakah sudah masuk bulan
Ramadhan atau belum. Ketidak-jelasan ini disebut syak. Dan secara syar‘i umat Islam
dilarang berpuasa pada hari itu. Namun ada juga yang berpendapat tidak mengharamkan tapi
hanya memakruhkannya saja.
6. Puasa Selamanya
Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk
mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara syar‘i puasa seperti itu
dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan
untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.
Wanita yang sedang mengalami haidh atau nifas diharamkan mengerjakan puasa. Karena
kondisi tubuhnya sedang dalam keadaan tidak suci dari hadats besar. Apabila tetap
melakukan puasa, maka berdosa hukumnya. Bukan berarti mereka boleh bebas makan dan
minum sepuasnya. Tetapi harus menjaga kehormatan bulan Ramadhan dan kewajiban
menggantinya di hari lain.
Seorang isteri bila akan mengerjakan puasa sunnah, maka harus meminta izin terlebih dahulu
kepada suaminya. Bila mendapatkan izin, maka boleh lah dia berpuasa. Sedangkan bila tidak
diizinkan tetapi tetap puasa, maka puasanya haram secara syar‘i.
Dalam kondisi itu suami berhak untuk memaksanya berbuka puasa. Kecuali bila telah
mengetahui bahwa suaminya dalam kondisi tidak membutuhkannya. Misalnya ketika suami
bepergian atau dalam keadaan ihram haji atau umrah atau sedang beri‘tikaf. Sabda Rasulullah
SAW Tidak halal bagi wanita untuk berpuasa tanpa izin suaminya sedangkan suaminya ada
dihadapannya. Karena hak suami itu wajib ditunaikan dan merupakan fardhu bagi isteri,
sedangkan puasa itu hukumnya sunnah. Kewajiban tidak boleh ditinggalkan untuk mengejar
yang sunnah.
Kategori:
Rukun Islam
Top of Form
► ► ►
Istinja' menurut bahasa artinya terlepas atau selamat, sedangkan menutur Istilah
adalah bersuci sesudah buang air besar atau buang air kecil.
Beristinja' hukumnya wajib bagi setiap orang yang baru buang air kecil maupun air besar,
baik dengan air ataupun benda kesat selain air (seperti baSYARAT WAJIB HAJI
1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Merdeka
5. Mampu
Kelima syarat di atas adalah syarat yang disepakati oleh para ulama. Sampai-sampai Ibnu
Qudamah dalam Al Mughni berkata, “Saya tidak mengetahui ada khilaf (perselisihan) dalam
penetapan syarat-syarat ini.” (Al Mughni, 3:164)
Catatan:
1. Seandainya anak kecil berhaji, maka hajinya sah. Namun hajinya tersebut dianggap
haji tathowwu’ (sunnah). Jika sudah baligh, ia masih tetap terkena kewajiban haji. Hal
ini berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’).
2. Syarat mampu bagi laki-laki dan perempuan adalah: (a) mampu dari sisi bekal dan
kendaraan, (b) sehat badan, (c) jalan penuh rasa aman, (d) mampu melakukan
perjalanan.
3. Mampu dari sisi bekal mencakup kelebihan dari tiga kebutuhan: (1) nafkah bagi
keluarga yang ditinggal dan yang diberi nafkah, (2) kebutuhan keluarga berupa tempat
tinggal dan pakaian, (3) penunaian utang.
4. Syarat mampu yang khusus bagi perempuan adalah: (1) ditemani suami atau mahrom,
(2) tidak berada dalam masa ‘iddah.
1. Islam
2. Berakal
3. Miqot zamani, artinya haji dilakukan di waktu tertentu (pada bulan-bulan haji), tidak
di waktu lainnya. ‘Abullah bin ‘Umar, mayoritas sahabat dan ulama sesudahnya
berkata bahwa waktu tersebut adalah bulan Syawwal, Dzulqo’dah, dan sepuluh hari
(pertama) dari bulan Dzulhijjah.
4. Miqot makani, artinya haji (penunaian rukun dan wajib haji) dilakukan di tempat
tertentu yang telah ditetapkan, tidak sah dilakukan tempat lainnya. Wukuf dilakukan
di daerah Arofah. Thowaf dilakukan di sekeliling Ka’bah. Sa’i dilakukan di jalan
antara Shofa dan Marwah. Dan seterusnya.
pengertian riba
Pengertian riba. Riba sering juga diartikan sebagai tambahan yang tidak disertai dengan adanya
kompensasi. Tambahan nilai untuk pertukaran yang ada pada jual beli baik tambahan nilai uang,
barang maupun kadar waktu. Di dalam sebuah transasaksi jual beli atau pertukaran barang dan
barang yang lain atau pertukaran harta dengan harta lain yang sama-sama menguntungkan dengan
nilai yang telah disepakati dan tidak merugikan salah satu pihak maka hal ini hukumnya halal.
Namun berbeda dengan riba, tambahan harta yang harus dikembalikan salah satu pihak ke pihak lain
dalam trasaksi jual beli ataupun pertukaran harta menjadikan kerugian untuk salah satu pihak
bilamana terjadi penambahan nilai.
Pengertian riba juga bisa sebagai sebuah kompensasi tertetu yang kesesuaiannya dengan timbangan
tidak diketahui dengan jelas sesuai syariat, baik pada waktu aqad berlangsung maupun ketika
adanya penundaan barang yang ditukarkan. Ada tiga macam riba yakni riba yadd, riba nasaa’, riba
qardl dan riba fadlal. Sebelum bahasan mengenai macam-macam riba, alangkah baiknya kita
mengetahui hukum riba.
Image courtesy of Tina Phillips / FreeDigitalPhotos.net
Hukum Riba
Dari pengertian riba yang ada yakni sebuah penambahan dalam tukar menukar atau jual beli maka
hukum riba menurut syariat islam adalah haram. Keharaman riba ini berlaku baik untuk
penambahan dengan nilai sedikit maupun dengan nilai besar. Larangan akan melalukan riba telah
tertulis jelas dalam al-qur’an tepatnya pada surat Al-Baqarah ayat 275 dan 279 beserta ayat-ayat
berikutnya . Perbuatan riba sama halnya dengan dosa besar yang bahkan lebih besar daripada
melakukan zina, mencuri bahkan minum khamer. Allah dan Rosulullah SAW telah melaknat siapapun
yang memakan harta riba karena riba sudah jelas hukumnya haram dalam agama Islam.
Macam-Macam Riba
a. Riba yadd
Riba jenis ini terjadi karena adanya penundaan dalam membayar suatu barang. Kedua belah pihak
yang melakukan transaksi ini telah terpisah dari tempat aqad sebelum diadakannya serah terima
barang.
b. Riba nasaa’
Riba ini adalah penambahan nilai atas sanksi yang diberikan pihak pemberi hutang kepada orang
yang melakukan hutang karena keterlambatan pembayaran hutang yang tidak sesuai dengan waktu
jatuh tempo pembayaran.
c. Riba qardl
Peminjaman uang atau barang kepada orang lain dengan syarat si peminjam akan memberikan
kelebihan atau keuntungan terhadap pihak yang memberikan pinjaman.
d. Riba fadlal
Riba jenis ini adalah mengambil kelebihan atau penambahan nilai dari adanya pertukaran barang
yang sejenis.
Pembaca sudah membaca uraian di atas mengenai apa itu pengertian riba, hukum serta macamnya,
semoga selanjutnya kita akan lebih berhati-hati dalam bertransaksi agar tidak terjerumus ke dalam
riba.
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Arsip Blog
▼ 2013 (3)
o ▼ Januari (3)
sejarah perkembangan bank syariah di indonesia
pengertian riba
perbedaan bank syariah dan bank konvensional
Mengenai Saya
tu, kertas).
Menu
Lanjut ke konten
Beranda
About Me
Keluargaku
Kepustakaan (Agama)
Kepustakaan (Umum)
Riwayat Hidupku
Special Events
1. Iri Hati
Iri hati adalah suatu sifat merasa tidak senang akan rizki / rejeki dan nikmat yang didapat oleh
orang lain dan cenderung berusaha untuk menyainginya. Iri hati yang diperbolehkan dalam
ajaran islam adalah iri dalam hal berbuat kebajikan, seperti iri untuk menjadi pintar agar ←
NAHDLATUL ULAMA
Maksiat Mata →
Maksiat Perut
Jan 21
Posted by dulmid92...blog's
1. Makan riba
2. Makan upeti
3. Makan barang gasapan
4. Makan barang curian
5. Makan setiap yang diperoleh dengan cara yang diharamkan agama
6. Minum arak. Peminum arak harus di hukum dengan empat puluh kali cambukan bagi
orang merdeka dan dua puluh kali untuk sahaya (budak). Dan bagi imam boleh menambah
hukuman sebagai hajaran.
7. Makan setiap yang memabukan, barang najis, atau barang yang kotor (menjijikan).
8. Makan harta anak yatim atau harta wakaf dengan cara menyeleweng dari yang ditentukan
oleh orang yang mewakafkan.
9. Makan barang yang didapat dari jalan malu (yang memberi karena malu/takut).
Menjauhi Maksiat
1. Mata
Engkau telah dianugerahi mata agar engkau pergunakan hanya untuk melihat menuju ke jalan
yang benar, untuk memenuhi berbagai macam dari kerja-kerja kamu, untuk melihat
keindahan alam semesta agar dapat engkau renungkan betapa besar keagungan Allah.
Oleh kerana itu janganlah engkau gunakan mata kamu itu untuk empat hal yang tercela:
Maksiat Telinga
1) mendengar perkara-perkara yang melalaikan seperti muzik.
2) mendengar cerita tentang keburukan orang.
3) mendengar kata-kata cumbuan dari yang bukan isteri atau suami.
4) mendengar kata-kata umpatan.
5) mendengar semua perkara yang murkai ALLAH swt.dapat menyebarkan ilmunya
di kemudian hari. Atau iri untuk membelanjakan harta di jalan kebenaran.
2. Dengki
Dengki adalah sikap tidak senang melihat orang lain bahagia dan berusaha untuk
menghilangkan nikmat tersebut. Sifat ini sangat berbahaya karena akan merusak dirinya
sendiri dan tidak ada orang yang suka dengan orang yang memiliki sifat seperti ini.
4. Fitnah
Fitnah lebih kejam dari pembunuhan adalah suatu kegiatan menjelek-jelekkan, menodai,
merusak, menipu, membohongi seseorang agar menimbulkan permusuhan sehingga dapat
berkembang menjadi tindak kriminal pada orang lain tanpa bukti yang kuat.
5. Buruk Sangka
Buruk sangka adalah sifat curiga yg berlebihan atau menyangka orang lain berbuat buruk
tanpa disertai bukti yang jelas (su’udzhon).
6. Khianat / Hianat
Hianat adalah sikap tidak bertanggungjawab atau mangkir atas amanat atau kepercayaan yang
telah dilimpahkan kepadanya. Khianat biasanya disertai bohong dengan mengobral janji.
Khianat adalah ciri-ciri orang munafik. Orang yang telah berkhianat akan dibenci orang
disekitarnya dan kemungkinan besar tidak akan dipercaya lagi untuk mengemban suatu
tanggung jawab di kemudian hari.
Cara beristinja' dapat dilakukan dengan salah satu dari cara berikut :
1. Membasuh atau membersihkan tempat keluar kotoran dengan air sampai bersih. Ukuran bersih
ini ditentukan oleh keyakinan masing-masing.
2. Membasuh atau membersihkan tempat keluar dengan batu, kemudian dibasuh dan dibersihkan
dengan air.
3. Membersihkan tempat keluar kotoran dengan batu atau benda-benda kesat lainnya sampai
bersih. Membersihkan tempat keluar kotoran sekurang-kurangnya dengan tiga buah batu atau
sebuah batu yang memiliki tiga permukaan sampai bersih.
Jumat, 12 Oktober 2012
Istinja' menurut bahasa artinya terlepas atau selamat, sedangkan menutur Istilah adalah bersuci
sesudah buang air besar atau buang air kecil.
Beristinja' hukumnya wajib bagi setiap orang yang baru buang air kecil maupun air besar, baik
dengan air ataupun benda kesat selain air (seperti batu, kertas).
Cara beristinja' dapat dilakukan dengan salah satu dari cara berikut :
1. Membasuh atau membersihkan tempat keluar kotoran dengan air sampai bersih. Ukuran bersih
ini ditentukan oleh keyakinan masing-masing.
2. Membasuh atau membersihkan tempat keluar dengan batu, kemudian dibasuh dan dibersihkan
dengan air.
3. Membersihkan tempat keluar kotoran dengan batu atau benda-benda kesat lainnya sampai
bersih. Membersihkan tempat keluar kotoran sekurang-kurangnya dengan tiga buah batu atau
sebuah batu yang memiliki tiga permukaan sampai bersih.
Beristinja' hukumnya wajib bagi setiap orang yang baru buang air kecil maupun air besar, baik
dengan air ataupun benda kesat selain air (seperti batu, kertas).
Cara beristinja' dapat dilakukan dengan salah satu dari cara berikut :
1. Membasuh atau membersihkan tempat keluar kotoran dengan air sampai bersih. Ukuran bersih
ini ditentukan oleh keyakinan masing-masing.
2. Membasuh atau membersihkan tempat keluar dengan batu, kemudian dibasuh dan dibersihkan
dengan air.
3. Membersihkan tempat keluar kotoran dengan batu atau benda-benda kesat lainnya sampai
bersih. Membersihkan tempat keluar kotoran sekurang-kurangnya dengan tiga buah batu atau
sebuah batu yang memiliki tiga permukaan sampai bersih.
Istinja' menurut bahasa artinya terlepas atau selamat, sedangkan menutur Istilah adalah bersuci
sesudah buang air besar atau buang air kecil.
Beristinja' hukumnya wajib bagi setiap orang yang baru buang air kecil maupun air besar, baik
dengan air ataupun benda kesat selain air (seperti batu, kertas).
Cara beristinja' dapat dilakukan dengan salah satu dari cara berikut :
1. Membasuh atau membersihkan tempat keluar kotoran dengan air sampai bersih. Ukuran bersih
ini ditentukan oleh keyakinan masing-masing.
2. Membasuh atau membersihkan tempat keluar dengan batu, kemudian dibasuh dan dibersihkan
dengan air.
3. Membersihkan tempat keluar kotoran dengan batu atau benda-benda kesat lainnya sampai
bersih. Membersihkan tempat keluar kotoran sekurang-kurangnya dengan tiga buah batu atau
sebuah batu yang memiliki tiga permukaan sampai b