Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
di satu wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang difungsikan sebagai
Gate Keeper dalam pelayanan kesehatan, harus dapat memberikan jaminan
terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang
paripurna, adil, merata, berkualitas dan memuaskan masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Dalam rangka memberikan Pelayanan kesehatan yang bermutu , maka di
Poli mtbs perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua
pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada
umumnya dan khususnya pasien poli mtbs puskesmas sukomulyo ,Berkaitan
dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan poli mtbs harus
berdasarkan standar pelayanan poli mtbs puskesmas sukomulyo.

B. TUJUAN
Sebagai bahan pedoman untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di poli mtbs pada
pasien anak usia 2 bulan -12 tahun, sehingga dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang cepat dan tepat dan memberikan kepuasan pada masyarakat.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pelayanan poli mtbs meliputi :
Dimulai dari memanggil pasien sesuai urutan antrian hingga penulisan di
kertas pemeriksaan dan penatalaksanaan sesuai kondisi pasien.

D. BATASAN OPERASIONAL
MTBS ( Manajemen terpadu balita sakit ) adalah

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.1691 tahun 2011 tentang
keselamtan pasien rumah sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM poli mtbs adalah :

N Jenis Kompeten Kompetensi Jumlah


o ketenenagaan si (Ijazah) tambahan
(pelatihan)
1 Fungsional Dokter 1. Pelatihan 1
dokter MTBS/
MTBM

2 Fungsional D III 1. Pelatihan 1


perawat Keperawat MTBS/
terampil an MTBM
3 Fungsional D III 1. Pelatihan 1
bidan terampil kebidanan MTBS /
MTBM

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Petugas di poli mtbs berjumlah 3 (tiga) orang dengan standar minimal sudah
melaksanakan pelatihan mtbs/mtbm,
Kategori :
1 orang dokter (Dokter bertindak sebagai konsultan)
1 orang perawat
1 orang bidan

C. JADUAL PELAYANAN
Jam buka pelayanan : senin- kamis : 08.00 - 11.30
Jumat : 08.00 - 10.00
Sabtu : 08.00 - 10.30

BAB III

STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG

TROLY BED PEMERIKSAAN

WAST
AFEL

SAMPAH
MEDIS

SAMPAH
NON
MEDIS
MEJA
ANA
MNE
SA

MEJA
ANAMNESA
B. STANDAR FASILITAS
I. Fasilitas & Sarana

Poli MTBS berlokasi di lantai 1 gedung puskesmas sukomulyo. Ruangan terdiri dari
1 (satu ) tempat tidur pemeriksaan dan mempunyai fasilitas air mengalir untuk cuci
tangan.

Peralatan poli mtbs adalah sejumlah alat medis yang dipergunakan untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan di poli mtbs

A. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak


1. Alat pengukur panjang bayi
2. Pengukur tinggi badan anak
3. Sphygmomanometer dan manset anak
4. Steteskop Pediatric
5. Termometer anak
6. Timbangan anak
7. Timbangan bayi
8. Otoscope
9. Spatula lidah
10. ARI timer
11. Meteran
12. Pen light

B. Bahan Habis Pakai


1. Kasa/ kapas
2. MAsker wajah
3. Sabun Tangan/ antiseptic
4. Sarung tangan non steril

C. Perlengkapan
1. Bantal
2. Sarung bantal
3. Selimut
4. Tirai
5. Tempat sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup

D. Meubelair
1. Kursi kerja
2. Lemari arsip
3. Meja tulis 1/2 biro
5. Pencatatan dan Pelaporan
1. Buku register pelayanan
2. Formulir informed consent
3. Formulir rujukan
4. Form mtbs / mtbm
5. Kertas resep
6. Surat keterangan sakit
7. Surat keterangan sehat
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. TATA LAKSANA PELAYANAN POLI MTBS

I. Petugas Penanggung Jawab

 Perawat/ bidan poli

II. Perangkat Kerja

 Status Medis

 Timbangan

 Microtoa

 Form mtbs/mtbm

III. Tata Laksana Pelayanan poli mtbs

1. Memanggil pasien sesuai nomer urut

2. Mengukur Berat Badan dan Tinggi badan

3. Melakukan anamnese dan mencatat di rekam medis

4. Pemeriksaan fisik dan vital sign pasien

5. Klasifikasi sesuai umur (< 5 tahun atau > 5 tahun)

6. Jika < 5 tahun klasifikasikan penyakit dan lakukan tindakan sesuai

dengan buku panduan mtbs/ mtbm Dan catat di form mtbs dan mtbm

7. JIka > 5 tahun pengobatan berdasarkan pada buku pengobatan rasional

8. Bila tidak diperlukan tindakan lainnya pasien diberi resep dan bisa

langsung pulang

9. Pasien dianjurkan kontrol kembali sesuai dengan saran petugas


B. TATA LAKSANA SISTEM RUJUKAN

I. Petugas Penanggung Jawab

 Dokter

 Perawat/ bidan

II. Perangkat Kerja

 Formulir persetujuan tindakan

 Formulir rujukan

III. Tata Laksana Sistim Rujukan

1. Rujukan luar gedung

 Pasien/ keluarga pasien dijelaskan oleh petugas mengenai keadaan pasien untuk

dirujuk ke rs guna pemeriksaan lebih lanjut.

 Perawat/ bidan menisi form rujukan dengan kelngkapan : asal puskesmas, poli/ rs

tujuan, Identitas pasien, keluhan dan diagnosa

2. Pemeriksaan Laboratorium

 Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan

pemeriksaan laboratorium , bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi

informed consent

 Petugas mengisi formulir pemeriksaan dan diserahkan ke petugas laboratorium

3. Rujukan dalam gedung

 Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan/ tindakan

lanjutan

 Bila keluarga setuju, jika rujukan perlu tidakan maka harus mengisi inform consent

 Petugas mengisi formulir rujukan antar poli dan pasien diantar ke poli tujuan
BABV
LOGISTIK

A. Bahan dan obat


1. Parasetamol sirup 1
2. Parasetamol tablet
3. Vitamin A 200.000 iu
4. Vitamin A 100.000 iu
5. Oralit
6. Gelas
7. Sendok
8. Teko tempat air

Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui gudang obat. Kebutuhan
obat, bahan habis pakai dihitung tiap 1 bulan. berdasarkan analisis kebutuhan obat
dan bahan habis pakai satu bulan yang lalu dengan cadangan 10 %,
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

 Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
 Tujuan penerapan keslamatan paisen adaah terciptanya budaya keselamtan pasien,
meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap apsien dan masyarakat, menurunkan
kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya program- program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
 Puskesmas sukomlyo wajib menerapkan standar keselamtan pasien yang meliputi :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
 Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di puskesmas sukomulyo adalah :
1. Membangun kesdaran akan nilai keselmatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Mengembangkan sistem pelapor
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih
tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia
kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari
keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum mampu
menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang
sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan
pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI
angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998
dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%.
Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan
gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari
penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “
Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi
nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.

b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai


resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.

III. Tindakan yang beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

IV. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di poli mtbs Puskesmas SUkomulyo dalam memberikan
pelayanan adalah
1. waktu tunggu poli mtbs ≤ 60 menit
Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien selesai mendaftar sampai dilayani di
poli
2. kepuasan pelanggan ≥ 90%
Kepuasan adalh pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan.
3. Jam buka pelayanan
Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan di poli jam buka 08.00 s.d 11.30setiap
hari kerja kecuali jumat dan sabtu
BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman penyelenggaraan pelayanan poli mtbs ini dibuat sebagai


acuan pelayanan bagi petugas di puskesmas sukomulyo. Mudah - mudahan dengan
adanya pedoman pelayanan ini, dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait
dengan penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan internal maupun ekstern

Anda mungkin juga menyukai