Anda di halaman 1dari 151

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP

AUDIT REPORT DELAY

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Febria Prayudha
11140820000008

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018

i
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Febria Prayudha
Nomor Induk Mahasiswa : 11140820000008
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:


1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bogor, Juli 2018


Yang Menyatakan,

(Febria Prayudha)

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Febria Prayudha

2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 07 Februari 1996

3. Alamat : Kp. Rambutan No. 16 RT04/RW04. Sempur.

Bogor Tengah 16129

4. Telepon : 085811638402

5. Email : Febriaprayudha@gmail.com

II. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Tukidi Joyowijono

2. Ibu : Yeni Sumiati

3. Anak ke- : Tunggal

III. PENDIDIKAN

1. TK Sempur Kaler : Tahun 2002-2003

2. SDN Sempur Kaler : Tahun 2003-2008

3. SMP Negeri 5 Bogor : Tahun 2008-2011

4. SMA Negeri 2 Bogor : Tahun 2011-2014

5. S1 Akuntansi UIN Syarif : Tahun 2014-2018

Hidayatullah Jakarta

vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Divisi Seni Budaya HMJ Akuntansi Periode 2014-2015

2. Anggota IMAI Simpul Jakarta Periode 2014-2015

3. Wakil Ketua HMJ Akuntansi Periode 2015-2016

4. Kepala Bidang Public Relations IMAI Simpul Jakarta Periode 2015-2016

5. Wakil Ketua I SEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2016-2017

vii
THE INFLUENCE OF INVESTMENT OPPORTUNITIES TO AUDIT
REPORT DELAY

ABSTRACT

This study aims to obtain empirical evidence of the effect of investment


opportunities on audit report delay. This research is conducted at trading company,
service and investment companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2014-
2016. Dependent variable used in this research is audit report delay (ARD),
independent variable used in this research is investment opportunity measured with
market to book ratio of equity (MTB) and the ratio of gross plant, property and
equipment to total assets (PPEGT), control variables used are net loss (LOSS),
going-concern audit opinion (GC), auditor's reputation (BIG), auditor turnover
(SWITCH), and firm size (SIZE). Sampling method using purposive sampling with
the number of research samples as many as 168 companies. Data analysis
technique used is multiple regression analysis.
The results showed that MTB had positive and significant influence on
ARD, LOSS variable was able to be control variable, while GC, BIG, SWITCH and
SIZE variables were not able to be control variable. PPEGT has a positive and
significant influence on ARD, LOSS, GC, BIG, SWITCH and SIZE variables are not
able to be control variables.

Keywords: Investment opportunities, audit report delay, net loss, going concern
audit opinion, auditor reputation, auditor turnover, firm size.

viii
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP AUDIT
REPORT DELAY

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh


investment opportunities terhadap audit report delay. Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2016. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah audit report delay (ARD), variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah investment opportunities diukur dengan market to book ratio
of equity (MTB) dan the ratio of gross plant, property and equipment to total assets
(PPEGT), variabel kontrol yang digunakan adalah rugi bersih (LOSS), opini audit
going concern (GC), reputasi auditor (BIG), pergantian auditor (SWITCH), dan
ukuran perusahaan (SIZE). Metode pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 168 perusahaan. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa MTB memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap ARD, variabel LOSS mampu menjadi variabel kontrol,
sedangkan variabel GC, BIG, SWITCH dan SIZE tidak mampu menjadi variabel
kontrol. PPEGT memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ARD, variabel
LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE tidak mampu menjadi variabel kontrol.

Kata Kunci: Investment opportunities, audit report delay, rugi bersih, opini audit
going concern, reputasi auditor, pergantian auditor, ukuran
perusahaan.

ix
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah wa syukurillah segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Investment
Opportunities terhadap Audit Report Delay”. Shalawat serta salam senantiasa
penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun
umatnya ke jalan kebenaran.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, puji dan
syukur penulis panjatkan atas ridho Allah SWT yang telah menganugerahkannya.
Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Tukidi Joyowijono dan Ibunda Yeni
Sumiati yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian, semangat,
dan doa serta dukungan moril maupun materil sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
2. Almarhumah nenek penulis, Uminah yang selalu memberikan motivasi dan
inspirasi dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Zahra Fajria selaku kerabat penulis yang selalu mengingatkan dan memberikan
support dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

x
7. Ibu Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan,
dukungan dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.
8. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Keluarga Besar HMJ Akuntansi, tempat penulis melakukan berbagai kegiatan
organisasi, menciptakan pengalaman dan suasana yang penuh makna.
10. Badan Pengurus Harian HMJ Akuntansi periode 2015-2016, Kak Ema, Fitri,
Kak Agias, Kak Nia, Kak Dhini, Najah dan Liana yang telah menjadi teman
perjuangan penulis dalam membangun HMJ Akuntansi serta memberikan
motivasi selama perkuliahan kepada penulis.
11. Keluarga Besar SEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode 2016-2017,
tempat penulis melakukan kegiatan dan pembelajaran organisasi.
12. Badan Pengurus Harian PMII Komfeis periode 2017-2018, Nico, Pratiwi,
Melby, Limbong, Iqbal, Munzir, Harka, Aam, Robi, dan Ichsan, yang telah
berjuang mengukir sejarah bersama penulis.
13. Teman seperjuangan penulis, Dio, Handiko, Atinio, Andri, Rizza, Ryan,
Abdul, Febri, Acong, Nazhif, Igo, Indra, Vino, Tezy, Eri, dan Nuryadi yang
telah memberikan semangat, canda dan tawa yang selalu menghiasi cerita
semasa perkuliahan.
14. Sahabat penulis dari kelompok bermain “Gorengan”, Cika, Otoy, Widya, Ratu,
Andi, dan Daulay, yang selalu memberikan semangat, tempat berbagi cerita
dan perhatian terbaiknya semasa perkuliahan.
15. Teman-teman penulis, Ami, Lulu, Tiara, Bang Irsan, Irweng, Daniar, dan Nola
yang telah membantu semangat dan samasama berjuang dalam menyusun
skripsi.
16. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2014, terima kasih atas kenangan dan
semangatnya selama perkuliahan.
17. Kak Nida, Bang Walad, Kak Umi, dan Bang Heru yang selalu memberikan
semangat dan bimbingannya semasa kuliah dan berorganisasi.

xi
18. Fikra, Rio, Tevan, Aldy, Ali dan Eko selaku junior penulis yang selalu
memberikan dukungan dan mengingatkan untuk tetap semangat menjalani
perkuliahan hingga penyusunan skripsi.
19. Teman-teman kelompok KKN Mata Air 097, Nauval, Varrah, Rahman,
Nurraini, Dewi, Novi, Kahfi, Iffah, Agesti, Atika, Adnan, Diya, Kiya, Zaki dan
Oki yang telah memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.

Bogor, Juli 2018

Febria Prayudha

xii
DAFTAR ISI

SAMPUL ………………………………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………….. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ………………….. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ……………………………. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH …………….. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………… vi

ABSTRACT ……………………………………………………………….. viii

ABSTRAK ………………………………………………………………... ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xiii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xviii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xx

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xxi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1

B. Perumusan Masalah ………………………………………………... 13

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………... 13

D. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….. 16

A. Tinjauan Literatur ………………………………………………….. 16

xiii
1. Teori Agensi ……………………………………………………… 16

2. Audit Report Delay ……………………………………………………… 17

3. Investment Opportunities ………………………………………………. 18

4. Variabel Kontrol …………………………………………………... 20


a. Rugi Operasi (LOSS) ………………………………………… 21
b. Opini Audit Going Concern (GC) …………………………… 22
c. Reputasi Auditor (BIG) ……………………………………... 22
d. Pergantian Auditor (SWITCH) ……………………………… 22
e. Ukuran Perusahaan (SIZE) ………………………………….. 23

B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu …………………………………… 23

C. Kerangka Pemikiran ………………………………………………... 27

D. Perumusan Hipotesis ……………………………………………….. 28

1. Pengaruh Investment Opportunities terhadap Audit Report Delay

..……………………………………………………………………………….. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………... 29

A. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………….. 29

B. Metode Penentuan Sampel …………………………………………. 29

C. Metode Pengumpulan Data ………………………………………… 30

D. Metode Analisis Data ……………………………………………… 31

1. Statistik Deskriptif ……………………………………………….. 31

2. Uji Asumsi Klasik ………………………………………………… 31

a. Uji Normalitas ………………………………………………….. 32

b. Uji Multikolinieritas ……………………………………………. 32

xiv
c. Uji Heteroskedastisitas …………………………………………. 33

d. Uji Autokorelasi ……………………………………………….. 33

3. Uji Hipotesis ……………………………………………………… 34

a. Analisis Regresi ………………………………………………… 34

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ………………………………... 37

1. Variabel Dependen ………………………………………………... 37

a. Audit Report Delay ………………………………………………… 37

2. Variabel Independen ……………………………………………… 38

a. Investment Opportunities ………………………………………… 38

3. Variabel Kontrol ………………………………………………….. 39

a. Rugi Operasi (LOSS) ………………………………………... 39

b. Opini Audit Going Concern (GC) …………………………... 40

c. Reputasi Auditor (BIG) …………………………………….... 40

d. Pergantian Auditor (Switch) …………………………………. 41

e. Ukuran Perusahaan (Size) ……………………………………. 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……………………………... 43

A. Sampel Penelitian ………………………………………………….. 43

B. Hasil Uji Deskriptif ………………………………………………… 44

C. Analisis Regresi dengan Variabel Kontrol Model I ………………... 48

1. Hasil Uji Asumsi Klasik ………………………………………. 48

a. Hasil Uji Normalitas ………………………………………. 48

xv
b. Hasil Uji Multikolinieritas ………………………………… 51

c. Hasil Uji Heterokedastisitas ……………………………….. 52

d. Hasil Uji Autokorelasi ……………………………………. 54

2. Pengujian Hipotesis ……………………………………………. 55

a. Uji Koefisien Determinasi …………………………………. 55

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ………………… 56

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) …….. 57

D. Analisis Regresi dengan Variabel Kontrol Model II ………………. 58

1. Hasil Uji Asumsi Klasik ………………………………………. 58

a. Hasil Uji Normalitas ……………………………………….. 58

b. Hasil Uji Multikolinieritas …………………………………. 62

c. Hasil Uji Heterokedastisitas ……………………………….. 63

d. Hasil Uji Autokorelasi ……………………………………. 64

2. Pengujian Hipotesis …………………………………………… 65

a. Uji Koefisien Determinasi …………………………………. 65

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ………………… 66

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) …….. 67

E. Pembahasan ………………………………………………………... 69

1. Pengaruh Investment Opportunities terhadap Audit Report


Delay ………………………………………………………………... 69
BAB V PENUTUP ………………………………………………………... 72
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 72

xvi
B. Saran ……………………………………………………………….. 73
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 74
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 77

xvii
DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu 24

3.1 Definisi Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel 42

4.1 Proses Seleksi Sampel 43

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif 44

4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

(Model I) 48

4.4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Setelah Transformasi dan Pengurangan Data Outlier (Model I) 49

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas (Model I) 52

4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser (Model I) 53

4.7 Hasil Uji Autokorelasi (Model I) 54

4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Model I) 55

4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) (Model I) 56

4.10 Hasil Uji Statistik t (Model I) 57

4.11 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

(Model II) 59

4.12 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Setelah Transformasi dan Pengurangan Data Outlier (Model II) 60

xviii
4.13 Hasil Uji Multikolinieritas (Model II) 62

4.14 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser (Model II) 64

4.15 Hasil Uji Autokorelasi (Model II) 65

4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Model II) 66

4.17 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) (Model II) 67

4.18 Hasil Uji Statistik t (Model II) 68

xix
DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 27

4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram (Model I) 50

4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot (Model I) 51

4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatterplot

(Model I) 53

4.4 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram (Model II) 61

4.5 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot (Model II) 61

4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatterplot

(Model II) 63

xx
DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Sampel Perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi 77

2 Hasil Perhitungan Durasi Audit Report Delay Perusahaan Sampel 79

3 Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities

(Market to Book Ratio of Equity/MTB) Tahun 2014-2016 82

4 Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (The Ratio

of Gross Plant, Property and Equipment to Total Assets/PPEGT)

Tahun 2014-2016 91

5 Hasil Perhitungan Variabel Rugi Operasi (LOSS)

Tahun 2014-2016 100

6 Hasil Perhitungan Variabel Opini Audit Going Concern (GC)

Tahun 2014-2016 103

7 Hasil Perhitungan Variabel Reputasi Auditor (BIG)

Tahun 2014-2016 106

8 Hasil Perhitungan Variabel Pergantian Auditor (SWITCH)

Tahun 2014-2016 109

9 Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE)

Tahun 2014-2016 112

10 Hasil Output Pengujian SPSS 124

xxi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan perekonomian Indonesia dewasa ini semakin

meningkat. Dibuktikan dengan bertambah pesatnya perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di setiap tahunnya. Kemudian

diiringi melesatnya laju indeks harga saham gabungan (IHSG) dipasar

modal. Perusahaan yang terdaftar di pasar modal diwajibkan untuk

menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan dan telah diaudit oleh auditor. Laporan keuangan adalah salah

satu media komunikasi keuangan antara manajemen perusahaan dan

stakeholder (Margaretta dan Soepriyanto, 2012). Menurut Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI, 2011), laporan keuangan mempunyai tujuan untuk

memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas

perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta

menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Laporan keuangan yang baik harus memenuhi beberapa syarat

seperti relevan, handal, akurat, dan salah satunya adalah ketepatan waktu.

Laporan keuangan yang tidak tepat waktu dapat mengurangi manfaatnya

bagi pihak-pihak yang berkepentingan, karena laporan menjadi kurang

relevan dan handal (Artaningrum, et al, 2017).

1
Informasi yang tidak tepat waktu memang tidak menjamin bahwa

informasi tersebut pasti merupakan informasi yang relevan. Namun

informasi dikategorikan relevan bila informasi mempunyai tiga unsur nilai,

yaitu (a) infomasi mempunyai nilai prediksi (predictive value), (b)

informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c) tepat waktu

(timelines). Jadi, suatu informasi tidak akan merupakan informasi yang

relevan tanpa tepat waktu dalam penyampaiannya. Oleh karena itu,

penyajian laporan keuangan tepat waktu merupakan sebuah keharusan

dalam publikasi laporan keuangan sehingga ada jaminan tentang relevansi

informasi yang bersangkutan (Winidyaningrum dan Rahmawati, 2010)

Dipercaya bahwa penundaan dalam laporan audit akan

mengakibatkan penundaan dalam pelaporan laba akuntansi, dimana itu

mengurangi kualitas pada pelaporan keuangan (Pham, et al, 2014).

Penerbitan informasi finansial dan non finansial akan berguna bagi

pengguna laporan keuangan hanya jika mereka memperoleh umpan balik

yang prediktif dan berharga (Azami dan Salehi, 2016). Banyak pihak yang

menggunakan laporan keuangan salah satunya yaitu para investor. Investor

menggunakan laporan keuangan untuk mendapatkan sebuah informasi

karena laporan keuangan yang diumumkan perusahaan merupakan salah

satu informasi relevan yang tersedia, terutama tentang suatu saham yang

dipandang sangat penting bagi investor. Dalam kondisi ketidakpastian yang

tinggi terhadap kegiatan perusahaan, maka laporan keuangan menjadi

indikator utama untuk memperkirakan dengan lebih tepat dan lebih rasional

2
mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang (Artaningrum, et

al, 2017).

Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

diharuskan menaati ketentuan yang telah ditetapkan Badan Pengawas Pasar

Modal (BAPEPAM) yang sejak adanya UU No. 21 Tahun 2011 tugas dan

fungsi BAPEPAM pindah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu salah

satunya menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor

yang independen. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan

laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada OJK juga

tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan

auditnya.

Berkaitan dengan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan

tersebut, BEI mewajibkan perusahaan yang terdaftar untuk menyerahkan

laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik dalam

waktu selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat setelah tanggal

laporan keuangan tahunan. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan No. 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau

Perusahaan Publik. Kemudian BEI melalui Keputusan Direksi PT. Bursa

Efek Jakarta Nomor Kep:-307/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-H

tentang sanksi bagi perusahaan terdaftar yang terlambat menyampaikan

laporan keuangan dikenakan sanksi sebagai berikut :

3
1. Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan

sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas

waktu penyampaian laporan keuangan;

2. Peringatan tertulis II dan denda Rp50.000.000,- apabila mulai hari

kalender ke 31 hingga kalender ke 60 sejak lampaunya batas waktu

penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak

memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan;

3. Peringatan tertulis III dan denda Rp150.000.000,- apabila mulai hari

kalender ke 60 hingga kalender ke 90 sejak lampaunya batas waktu

penyampaian laporan keuangan perusahaan tercatat tetap tidak

memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan atau

menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban

untuk membayar denda sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan

II di atas;

4. Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu

penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak

memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan dan atau

Perusahaan Tercatat telah menyampaikan Laporan Keuangan namun

tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan II dan III di atas.

Menurut BEI, pada tahun 2015 laju indeks harga saham gabungan

(IHSG) melesat di pasar modal hingga menembus rekor baru 5.523. Namun

dibalik itu terdapat 52 emiten yang telat menyampaikan laporan keuangan

4
teraudit dari total perusahaan tercatat (saham dan obligasi) sebanyak 547

emiten. Salah satu emiten yang telat menyampaikan laporan keuangan

adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Perusahaan tambang batubara

milik Grup Bakrie ini menyatakan belum bisa mengeluarkan laporan

keuangan tahunan 2014 karena perseroan masih berjibaku dengan

perhitungan utang.

Kemudian hingga 30 Juni 2016, BEI mengganjar denda dan

menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham 18 perusahaan

tercatat (emiten) karena belum menyampaikan laporan keuangan audit

periode 31 Desember 2015. Bursa telah memberikan peringatan tertulis III

dan denda senilai Rp150.000.000 kepada perusahaan tercatat yang

terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan per 31 Desember 2015

dan belum membayar denda atas keterlambatan penyampaian keuangan.

Pada tahun 2017, BEI menghentikan sementara perdagangan efek

(suspensi) di pasar reguler dan tunai terhadap 17 perusahaan tercatat

atau emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan per 31

Desember 2016. Selain itu belum menyampaikan denda atas keterlambatan

penyampailan laporan keuangan. BEI menghentikan sementara

perdagangan efek di pasar reguler dan tunai sejak sesi I perdagangan efek

pada 3 Juli 2017 untuk delapan perusahaan tercatat, yakni PT Bakrie

Telecom Tbk (BTEL), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Eterindo

Wahanatama Tbk (ETWA), PT Steady Safe Tbk (SAFE). PT Capitalinc

Investment Tbk (MTFN), PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI), PT Ratu

5
Prabu Energi Tbk (ARTI), dan PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA). BEI juga

memperpanjang suspensi perdagangan efek untuk 9 perusahaan tercatat

yakni PT Borne Lumbung Energi dan Metal Tbk (BORN), PT Berau Coal

Energy Tbk (BRAU), PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk (CPGT),

PT Skybee Tbk (SKYB). Selain itu, PT Inovisi Infracom Tbk (INVS), PT

Permata Prima Sakti Tbk (TKGA), PT Evergreen Invesco Tbk (GREN), PT

Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO), dan PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk

(SCPI).

Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan sektor

perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2014-2016 dikarenakan pada catatan bursa yang berakhir pada 31

Desember 2017 BEI memberikan suspensi kepada emiten yang diantaranya

terdapat perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi. Menurut Philip

Kotler (1990) menjelaskan jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang

dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, dimana pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun.

Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau bukan fisik.

Perdagangan merupakan salah satu sektor dalam sistem perekonomian

nasional yang berperan dalam menjembatani sektor produksi dengan

konsumsi. Sektor perdagangan, jasa dan investasi melakukan kegiatan

dalam hal perdagangan baik secara besar maupun kecil, menawarkan jasa

kepada konsumen, dan menawarkan produk-produk yang dimilikinya.

6
Berikut sub sektor perdagangan, jasa dan investasi menurut Jakarta Stock

Industrial Classification (JASICA):

1. Sub sektor Perdagangan Besar

Perdagangan besar adalah aktivitas marketing yang menggerakkan

barang dari produsen ke pedangan eceran atau berbagai lembaga

lainnya.

2. Sub sektor Perdagangan Eceran

Perdagangan eceran adalah kegiatan menjual barang atau jasa kepada

konsumen akhir (toko yang menjual dalam skala kecil).

3. Sub sektor Restoran, Hotel & Pariwisata

4. Sub sektor Advertising, Printing & Media

Sub sektor yang menawarkan jasa bidang multimedia.

5. Sub sektor Kesehatan

Kegiatannya berupa usaha rumah sakit.

6. Sub sektor Jasa Komputer & Perangkatnya

Sub sektor ini melayani jasa layanan komputer, pengolahan data,

pengembangan database, pengembangan perangkat lunak, integrasi

sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain

prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk

perawatannya.

7
7. Sub sektor Perusahaan Investasi

Sub sektor yang menawarkan jasa berinvestasi dengan dana yang

berasal dari masyarakat atau instasi tertentu, dana tersebut akan

dialokasikan untuk membeli intrumen investasi.

Menurut Pham et al (2014) perusahaan high investment

opportunities memiliki penundaan laporan audit yang panjang. Perusahaan

dengan peluang investasi yang tinggi cenderung memiliki risiko audit yang

lebih besar akibat kenaikan ketidakpastian yang berkaitan dengan

discretionary investment expenditure masa depan, kesulitan dalam

mengamati aktivitas manajer, dan pengendalian internal yang lemah.

Perusahaan dengan peluang investasi tinggi cenderung untuk

menyewa auditor big 5 dibandingkan perusahaan dengan peluang investasi

rendah. Selain itu, ditemukan bahwa perusahaan dengan peluang investasi

yang tinggi cenderung memiliki discretionary accrual yang lebih banyak.

Namun, hubungan ini lebih lemah ketika perusahaan tersebut diaudit oleh

auditor big 5. Hasil ini menunjukkan bahwa kemungkinan manipulasi

pendapatan lebih tinggi bagi perusahaan dengan peluang investasi tinggi

namun tinggi kualitas audit mampu mengekang manipulasi. Dengan

demikian, ketenagakerjaan kualitas auditor yang lebih tinggi sangat

bermanfaat kepada pengguna laporan keuangan perusahaan dengan peluang

investasi yang tinggi dan auditor tersebut lebih cenderung memberikan audit

kualitas yang lebih tinggi kepada perusahaan-perusahaan tersebut (Lai,

2009).

8
Kemudian dalam setiap operasional perusahaan disetiap tahunnya,

perusahaan yang memperoleh penghasilan lebih kecil daripada beban

operasionalnya maka perusahaan itu dikatakan rugi. Kerugian bagi suatu

perusahaan akan dianggap sebagai berita buruk yang tidak seharusnya

diberitahukan kepada publik. Ketika perusahaan mengalami loss (rugi),

pihak manajer akan berusaha menutupi berita buruk ini agar tidak sampai

ke pihak publik. Manajer akan meminta auditornya untuk bekerjasama

dalam menutupi hal ini dengan cara memperlambat kinerja auditnya, atau

meminta auditor untuk menjadwalkan ulang proses auditnya. Hal ini

dilakukan karena bagi beberapa perusahaan yang mengalami rugi, kerugian

tersebut akan membuat investor ragu untuk investasi saham pada

perusahaanya. Sehingga perusahaan akan melakukan berbagai cara untuk

menutupi kerugian ini, dengan cara menunda laporan keuangannya.

Investor yang menanamkan saham pada perusahaan akan mendapatkan

feedback berupa deviden. Jika perusahaan tersebut mengalami kerugian,

maka akan berpengaruh pula pada deviden yang akan dibagikan. Oleh sebab

itu auditor yang mendapati pelaporan rugi dalam laporan laba rugi akan

lebih berhati-hati dalam proses auditnya, dan akan melakukan audit

tambahan untuk menemukan bukti-bukti objektif yang mendukung

asersinya terkait keberlanjutan usaha perusahaan yang diauditnya. Audit

tambahan yang dilakukan oleh auditor tentunya membutuhkan waktu

tambahan sehingga berdampak pada meningkatnya audit report delay

perusahaan (Susianto, 2017).

9
Tinggi rendahnya audit report delay perusahaan dapat dipengaruhi

oleh ukuran perusahaan tersebut. Jika dilihat dari sisi pengeluaran biayanya,

perusahaan besar cenderung memiliki audit report lag yang tinggi, sehingga

Auditor harus mengaudit laporan keuangannya lebih lama, karena semakin

banyak item-item yang harus diaudit dalam laporan keuangannya.

Sedangkan perusahaan kecil cenderung lebih cepat proses auditnya karena

pengeluaran perusahaan tidak terlalu banyak, sehingga item-item yang

harus diaudit juga lebih sedikit jika dibandingkan dengan perusahaan besar

(Susianto, 2017).

Dalam penelitian Azami dan Salehi (2016) menguji hubungan antara

audit report delay dengan investment opportunities. Hasil penelitian

mengungkapkan bahwa audit report delay itu lebih lama untuk perusahaan

dengan investment opportunities yang lebih tinggi, penelitian ini juga

menunjukkan bahwa perusahaan kecil, perusahaan yang sedang jatuh dan

perusahaan yang memiliki kelemahan besar dalam internal kontrolnya,

biasanya memiliki masalah penundaan pelaporan audit yang lebih lama.

Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian

ini karena sebagian besar penelitian sebelumnya menguji faktor-faktor yang

mempengaruhi audit report delay selain investment opportunities.

Sejalan dengan penelitian oleh Pham et al (2014) yang menguji

tentang investment opportunities and audit report lags, menunjukkan bahwa

probabilitas audit report delay lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki

investment opportunities yang tinggi. Menurut Arofah et al (2017) yang

10
menguji tentang laba rugi menunjukkan bahwa laba rugi tidak berpengaruh

kepada audit delay.

Sedangkan menurut Susianto (2017) yang menguji tentang rugi,

ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan opini audit menunjukkan bahwa rugi

berpengaruh positif terhadap audit report lag, ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap audit report lag, dan opini audit berpengaruh negatif

terhadap audit report lag. Sedangkan ukuran KAP tidak berpengaruh

terhadap audit report lag.

Menurut Sari dan Priyadi (2016) menguji tentang ukuran perusahaan,

reputasi KAP dan opini audit menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan

reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay, opini audit tidak

berpengaruh terhadap audit delay.

Kemudian menurut Widhiasari dan Budiartha (2016) yang menguji

tentang ukuran perusahaan, reputasi auditor dan pergantian auditor

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit

report lag, reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag, dan

pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Menurut Kartika (2011) menguji tentang ukuran perusahaan,

kerugian dan keuntungan , opini auditor dan reputasi auditor menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Di

sisi lain, operasi kerugian dan keuntungan, opini auditor, dan reputasi

auditor tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Kemudian menurut

Suginam (2016) yang menguji tentang ukuran perusahaan dan ukuran KAP

11
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan ukuran KAP tidak berpengaruh

signifikan terhadap Audit Report Lag.

Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi audit report delay adalah investment

opportunities, ukuran perusahaan, reputasi KAP, laba/rugi, opini audit dan

pergantian auditor.

Pada umumnya penelitian terhadap audit report delay sudah banyak

dilakukan. Namun, masih sedikit penelitian yang berfokus terhadap faktor

investment opportunities yang dihubungkan dengan audit report delay.

Informasi dari penelitian ini akan bermanfaat khususnya bagi perusahaan

yang memiliki investment opportunities yang tinggi agar mereka dapat

mengambil keputusan dalam meminimalisasi konsekuensi kerugian.

Penelitian ini juga dapat membantu auditor eksternal dalam penilaian

terhadap ruang lingkup pemeriksaan dan audit fee.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Azami dan Salehi

(2016) yang diterapkan pada obyek yang berbeda, yaitu perusahaan sektor

perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode 2014-2016. Penulis menggunakan variabel yang sama

yaitu investment opportunities sebagai variabel independen dan audit report

delay sebagai variabel dependen serta rugi bersih, opini audit going

concern, reputasi auditor, pergantian auditor dan ukuran perusahaan sebagai

variabel kontrol. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi

12
berganda dengan data empiris berupa laporan keuangan dan laporan yang

mendukung dalam literatur yang tersedia di BEI.

Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat membantu

auditor eksternal dalam penilaiannya terhadap ruang lingkup pemeriksaan

dan biaya audit. Dengan demikian penulis memberi judul skripsi ini sebagai

“Pengaruh Investment Opportunities terhadap Audit Report Delay”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah yang

hendak diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah investment opportunities berpengaruh terhadap audit report

delay?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh investment opportunities terhadap audit

report delay

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi dan

sebagai bahan referensi serta bahan pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya.

13
a. Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding

untuk ilmu pengetahuan.

b. Bagi Penulis

Sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah referensi

mengenai auditing, terutama tentang faktor yang mempengaruhi audit

report delay dengan adanya investment opportunities, sehingga

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis di masa yang akan

datang.

c. Bagi Penulis Berikutnya

Berkontribusi untuk menambah bukti empiris dalam

pengembangan ilmu akuntansi terkait bidang auditing mengenai faktor

yang mempengaruhi audit report delay berkaitan dengan investment

opportunities.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini akan memberikan manfaat untuk

berbagai pihak, diantaranya:

a. Bagi Regulator

Hasil penelitian ini dapat memberikan bahan pertimbangan dalam

penyusunan peraturan terkait dengan audit.

14
b. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait dengan jasa audit

yang disediakan.

c. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan mengenai penggunaan jasa audit.

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi

Menurut teori keagenan, pemisahan kepemilikan dan pengawasan

mengarah pada konflik keagenan. Jensen dan Meckling (1976) membagi

biaya keagenan menjadi 3 yaitu monitoring cost, bonding cost, dan residual

loss. Monitoring cost yaitu biaya yang timbul dan ditanggung prinsipal untuk

mengawasi perilaku agen. Bonding cost adalah biaya yang ditanggung oleh

agen menempatkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen

akan bertindak untuk kepentingan prinsipal. Residual loss adalah nilai

kerugian yang dialami prinsipal akibat keputusan yang diambil oleh agen

yang menyimpang dari keputusan yang dibuat oleh prinsipal. Di hubungan

keagenan, pemegang saham (principal) melibatkan dan mendelegasikan

beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada para manajer (the agen).

Dalam situasi seperti itu, masing-masing pihak mungkin berusaha

memaksimalkan kepentingannya sendiri, memberikan keyakinan bahwa

manajer dapat bertindak sesuai kepentingan mereka sendiri dan mungkin

tidak selalu bertindak demi kepentingan utama pemegang saham (Pham et al,

2014). Sangat mungkin itu konflik agensi hadir di perusahaan yang

berpeluang investasi tinggi, karena para manajer di perusahaan tersebut

memiliki pengetahuan superior tentang peluang investasi perusahaan mereka

dan pilihan investasi bergantung pada discretionary expenditures yang

16
dilakukan oleh para manajer (Lai, 2009). Dengan demikian, kebijaksanaan

manajerial yang berkaitan dengan peluang investasi yang tinggi dapat

menyebabkan manajemen mengejar kepentingan mereka sendiri dengan

mengorbankan pemegang saham (Belghitar dan Khan, 2013). Tinggi biaya

agensi dan meningkatnya ketidakpastian pada perusahaan yang berpeluang

investasi tinggi dapat meningkatkan risiko perusahaan dan memerlukan

pemantauan intensif (Lai, 2009).

2. Audit Report Delay

Audit report delay dapat didefinisikan sebagai lamanya waktu

penyelesaian audit yang terhitung dari selisih waktu antara akhir tahun fiskal

perusahaan dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.

Audit report delay diukur berdasarkan rentang waktu penyelesaian

pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, yaitu dari lamanya hari yang

dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan

keuangan tahunan perusahaan. Dilihat sejak tanggal tutup buku perusahaan

per 31 desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor

independen. Menurut Dyer dan McHugh (1975) menjelaskan tiga kriteria

penundaan pelaporan keuangan antara lain:

a. Preliminary lag yaitu jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai

penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.

b. Auditor’s report lag yaitu jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

17
c. Total lag yaitu jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal

penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

3. Investment Opportunities

Hartono (2003) mengemukakan “Kesempatan Investasi” atau

Investment Opportunity Set (IOS) menggambarkan tentang luasnya

kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan. Investment

Opportunity Set (IOS) muncul setelah dikemukakan oleh Myers (1977) yang

beranggapan nilai dari suatu perusahaan sebagai sebuah kombinasi asset in

place dengan investment option pada masa depan. Menurut Gaver dan Gaver

(1993), IOS merupakan proyeksi nilai perusahaan yang besarnya bergantung

pada pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan perusahaan di masa akan

datang dan besarnya sudah ditetapkan oleh manajemen sebelumnya, dimana

untuk masa sekarang pilihan investasi dilakukan dan diharapkan untuk

mendapatkan return yang lebih besar untuk masa yang akan datang.

Komponen dari nilai perusahaan merupakan sebuah hasil dari pilihan-pilihan

investasi untuk digunakan pada masa yang akan datang dan merupakan

proksi dari IOS itu sendiri. Dari dua pendapat para ahli diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa IOS merupakan keputusan investasi yang dilakukan

perusahaan untuk menghasilkan nilai.

Menurut Kallapur dan Trombley (2001) terdapat tiga jenis proksi IOS

yang digunakan dalam bidang keuangan yaitu :

18
1. Proksi IOS berbasis pada Harga

Proksi IOS yang berbasis pada harga merupakan proksi yang

menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian

dinyatakan dalam nilai pasar saham. Ide dari proksi ini berdasar pada

prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial yang dinyatakan dengan

harga saham dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar

yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (assets

in place) dibandingkan dengan perusahaan yang tidak bertumbuh. Proksi

IOS yang merupakan proksi berbasis dengan harga adalah : Market value

of equity plus book value of debt, Ratio of book to market value of asset,

Ratio of book to market value of equity, Ratio of book value property,

plant, and equipment to irm value, Ratio of replacement value of asset to

market value, Ratio of depreciation expense to value, dan Earning Price

ratio.

2. Proksi IOS berbasis pada Investasi

Proksi IOS berbasis ini menunjukan tingkat aktivitas investasi

tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan. Perusahaan

dengan IOS tinggi memilki tingkat investasi yang tinggi pula. Proksi IOS

ini dapat dihubungkan dengan Ratio R&D expense to firm value, Ratio

of R&D expense to total assets, Ratio of R&D expense to sales, Ratio of

capital addition to firm value, dan Ratio of capital addition to asset book

value.

19
3. Proksi IOS berbasis pada Varian

Dasar dari ide proksi ini adalah suatu opsi akan menjadi lebih

bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan

besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari

pengingkatan aktiva. Para peneliti sebelumnya, yaitu Kallapur dan

Trombley (1999) menggunakan proksi variance of total return dan

market model beta. Gaver dan Gaver (1993) menggunakan varian return.

Saputro dan Hartono (2002) di Indonesia menggunakan varian return

seperti penelitian sebelumnya misalnya Smith dan Watts (1992); Gaver

dan Gaver (1993) dan beta asset.

Proksi IOS yang dipilih dalam penelitian ini adalah proksi IOS yang

digunakan oleh Azami dan Salehi (2016) yaitu, market to book ratio of equity

(MTB) dan the ratio of gross plant, property and equipment to total assets

(PPEGT). MTB dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada

dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang akan melebihi return

dari ekuitas yang diinginkan, PPEGT merupakan rasio representatif struktur

aset perusahaan.

4. Variabel Kontrol

Menurut Jogiyanto (2004) variabel kontrol atau dikenal sebagai

variabel pelengkap merupakan variabel yang digunakan untuk melengkapi

atau mengontrol hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk didapatkan

model empiris yang lebih lengkap dan lebih baik. Variabel kontrol bukanlah

20
variabel utama yang diteliti dan diuji tetapi lebih ke variabel lain yang

mempunyai efek pengaruh.

Penelitian ini berfokus untuk meneliti pengaruh investment

opportunities terhadap audit report delay, namun aspek yang

mempengaruhi audit report delay tidak hanya investment opportunities

karena itu dimunculkan variabel-variabel yang diduga ikut mempengaruhi

audit report delay diperlakukan sebagai variabel kontrol. Variabel kontrol

dalam penelitian ini adalah rugi operasi (loss), opini audit going concern

(gc), reputasi auditor (big), pergantian auditor (switch), dan ukuran

perusahaan (size).

a. Rugi Operasi (LOSS)

Kerugian bagi suatu perusahaan akan dianggap sebagai berita

buruk yang tidak seharusnya diberitahukan kepada publik. Ketika

perusahaan mengalami loss (rugi), pihak manajer akan berusaha

menutupi berita buruk ini agar tidak sampai ke pihak publik. Manajer

akan meminta auditornya untuk bekerjasama dalam menutupi hal ini

dengan cara memperlambat kinerja auditnya, atau meminta auditor

untuk menjadwalkan ulang proses auditnya. Hal ini dilakukan karena

bagi beberapa perusahaan yang mengalami rugi, kerugian tersebut

akan membuat investor ragu untuk investasi saham pada perusahaanya.

Sehingga perusahaan akan melakukan berbagai cara untuk menutupi

kerugian ini, dengan cara menunda laporan keuangannya (Susianto,

2017).

21
b. Opini Audit Going Concern (GC)

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan

oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001).

c. Reputasi Auditor (BIG)

Seorang auditor yang bereputasi baik serta kantor akuntan

publik yang baik pula, diperkirakan dapat melakukan audit lebih

efisien dan memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk

menyelesaikan audit sesuai jadwal (Sari dan Priyadi, 2016). Berikut

Kantor Akuntan Publik Indonesia yang berafiliasi dengan Kantor

Akuntan Publik Big Four:

a. Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan

PricewaterhouseCoopers (PWC)

b. Purwantono, Suherman & Surja berfiliasi dengan Ernst &

Young (EY)

c. Osman Bing Satrio & Rekan berafiliasi dengan Delloite

d. Siddharta & Widjaja , berafiliasi dengan KPMG

d. Pergantian Auditor (Switch)

Pergantian auditor merupakan perilaku yang dilakukan oleh

perusahaan untuk berpindah auditor baik disebabkan oleh aturan yang

ada maupun secara sukarela (Praptika dan Rasmini, 2016).

22
e. Ukuran Perusahaan (Size)

Menurut Carbaja dan Yadnyana (2015) menyatakan ukuran

perusahaan adalah ukuran besar kecilnya perusahaan dilihat dari

besar atau kecilnya total aktiva. Semakin besar perusahaan semakin

cepat dalam melaporkan keuangannya dibandingkan perusahaan

kecil.

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah persamaan dan perbedaan dari penelitian sebelumnya.

Untuk selengkapnya dapat dilihat dari tabel 2.1 berikut:

23
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti Metode Penelitian
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan

1. Azami dan The Relationship Variabel Audit Report Lokasi penelitian, Mengungkapkan bahwa audit report delay itu
Salehi Between Audit Report Delay dan Investment tahun dan sampel lebih lama untuk perusahaan dengan
(2016) Delay and Investment Opportunities, variabel penelitian, investment opportunities yang lebih tinggi,
Opportunities kontrol, penelitian multivariate penelitian ini juga menunjukkan bahwa
kuantitatif regression analysis perusahaan kecil, perusahaan yang sedang
menggunakan data pada panel data jatuh dan perusahaan yang memiliki
laporan keuangan yang kelemahan besar dalam internal kontrolnya,
terdaftar di bursa efek. biasanya memiliki masalah keterlambatan
pelaporan audit yang lebih lama.
2. Pham et al Investment Opportunities Variabel Investment Lokasi penelitian, Menunjukkan bahwa probabilitas audit report
(2014) and Audit Report Lags: Opportunities, tahun dan sampel delay lebih lama untuk perusahaan yang
Initial Evidance penelitian kuantitatif penelitian memiliki investment opportunities yang tinggi.
menggunakan data
laporan keuangan yang
terdaftar di bursa efek.
3. Arofah et al Ukuran Perusahaan Variabel Audit Delay, Pengaruh Menunjukkan bahwa kepemilikan publik,
(2017) sebagai Pemoderasi penelitian kuantitatif kepemilikan komite audit, dan laba rugi tidak berpengaruh
Pengaruh Kepemilikan menggunakan data publik, komite kepada audit delay serta ukuran perusahaan
Publik Komite Audit dan laporan keuangan yang audit, dan laba rugi, tidak dapat menjadi variabel moderasi.
Laba Rugi terhadap ada terdaftar di BEI tahun dan sampel
Audit Delay penelitian
Bersambung ke halaman berikutnya

24
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Peneliti Metode Penelitian
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Persamaan Perbedaan

4. Kartika Faktor-faktor yang Variabel Audit Delay, Solvabilitas dan Menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan
(2011) Mempengaruhi Audit menggunakan data profitabilitas, tahun solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap
Delay pada Perusahaan laporan keuangan yang penelitian. audit delay. Di sisi lain, operasi kerugian dan
Manufaktur yang ada terdaftar di BEI keuntungan, profitabilitas, opini auditor, dan
Terdaftar di BEI reputasi auditor tidak memiliki pengaruh
terhadap audit delay.
5. Sari dan Faktor-faktor yang Variabel Audit Delay, Tahun dan sampel Menunjukkan bahwa variabel ukuran
Priyadi Mempengaruhi Audit menggunakan data penelitian perusahaan, profitabilitas, reputasi KAP
(2016) Delay pada perusahaan laporan keuangan yang berpengaruh negatif terhadap audit delay,
Manufaktur Tahun 2010- terdaftar di bursa efek. variabel solvabilitas berpengaruh positif
2014 terhadap audit delay. Variabel opini audit dan
audit tenure tidak berpengaruh terhadap audit
delay.
6. Widhiasari Pengaruh Umur Variabel Audit Report Umur perusahaan, Menunjukkan bahwa umur perusahaan
dan Perusahaan, Ukuran Lag, menggunakan data tahun dan sampel berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Budiartha Perusahaan, Reputasi laporan keuangan yang penelitian audit report lag, ukuran perusahaan tidak
(2016) Auditor dan Pergantian terdaftar di bursa efek. berpengaruh terhadap audit report lag, reputasi
Auditor terhadap Audit auditor tidak berpengaruh terhadap audit
Report Lag report lag, dan pergantian auditor tidak
berpengaruh terhadap audit report lag.
Bersambung ke halaman berikutnya

25
Tabel 2.1 (Lanjutan)
7. Suginam Faktor-faktor yang Variabel Audit Report profitabilitas, Menunjukkan bahwa profitabilitas,
(2016) Mempengaruhi Audit Lag, sampel penelitian solvabilitas, dan solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran
Report Lag pada dan menggunakan data likuiditas, tahun KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap
Perusahaan Sektor laporan keuangan yang penelitian Audit Report Lag. Sementara faktor Likuiditas
Perdagangan Jasa dan terdaftar di bursa efek. perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
Investasi yang Terdaftar Audit Report Lag.
di Bursa Efek Indonesia
8. Susianto Pengaruh Penerapan Variabel Audit Delay Variabel Penerapan Menunjukkan bahwa jenis industri dan rugi
(2017) Wajib IFRS, Jenis menggunakan data ajib IFRS, jenis berpengaruh positif terhadap audit report lag,
Industri, Rugi, Anak laporan keuangan yang industri, Opini ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit
Perusahaan, Ukuran Kap, terdaftar di bursa efek. Audit, dan ukuran report lag, opini audit dan ukuran komite audit
Ukuran Perusahaan, komite audit, tahun berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
Opini Audit, dan Ukuran dan sampel Sedangkan penerapan wajib IFRS, anak
Komite Audit terhadap penelitian perusahaan, dan ukuran KAP tidak
Audit Report Lag (ARL) berpengaruh terhadap audit report lag.

26
C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar

2.1.

Gambar 2.1

Adanya penundaan laporan audit dan publikasi laporan keuangan ke bursa.

Faktor-faktor penyebab penundaan laporan audit dan publikasi laporan


keuangan ke bursa.

Basis Teori: Teori Keagenan

Variabel Independen Variabel Dependen


market to book ratio of equity H1
(MTB)
Audit Report Delay
the ratio of gross plant, property H2
(ARD)
and equipment to total assets
(PPEGT)

Variabel Kontrol
Rugi Bersih (LOSS)

Opini Audit Going Concern (GC)

Reputasi Auditor (BIG)

Pergantian Auditor (Switch)

Ukuran Perusahaan (Size)

Metode Analisis: Analisis Regresi


Berganda

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


27
D. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Investment Opportunities terhadap Audit Report Delay

Terkait penelitian mengenai Investment Opportunities pernah dilakukan

oleh Azami dan Salehi (2016) yang menguji tentang The Relationship Between

Audit Report Delay and Investment Opportunities. Hasil Penelitian Azami dan

Salehi (2016) mengungkapkan bahwa audit report delay itu lebih lama untuk

perusahaan dengan investment opportunities yang lebih tinggi, penelitian ini

juga menunjukkan bahwa perusahaan kecil, perusahaan yang sedang rugi dan

perusahaan yang memiliki kelemahan besar dalam internal kontrolnya,

biasanya memiliki masalah penundaan pelaporan audit yang lebih lama.

Sejalan dengan penelitian oleh Pham et al (2014) yang menguji tentang

Investment Opportunities and Audit Report Lags. Hasil dari penelitian Phem et

al (2014) menunjukkan bahwa probabilitas audit report delay lebih lama untuk

perusahaan yang memiliki investment opportunities yang tinggi.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua proksi yang berbeda

untuk Investment Opportunities: Market to Book Ratio of Equity (MTB) dan

The Ratio of Gross Plant, Property and Equipment to Total Assets (PPEGT).

Maka hipotesis yang diajukan menggunakan dua proksi yang berbeda dari

Investment Opportunities sebagai berikut:

H1: Market to Book Ratio of Equity berpengaruh positif terhadap Audit

Report Delay.

H2: The Ratio of Gross Plant, Property and Equipment to Total Assets

berpengaruh positif terhadap Audit Report Delay.

28
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu investment

opportunities terhadap variabel dependen yaitu audit report delay dengan

variabel kontrol rugi bersih (LOSS), opini audit going concern (GC), reputasi

auditor (BIG), pergantian auditor (SWITCH), dan ukuran perusahaan (SIZE).

Populasi penelitian ini adalah menggunakan perusahaan sektor perdagangan,

jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-

2016.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor

perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tahun 2014-2016. Pertimbangan memilih perusahaan sektor perdagangan,

jasa dan investasi dikarenakan masih terbatasnya penelitian audit report delay

yang terfokus terhadap perusahaan perdagangan, jasa dan investasi.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang

representatif berdasarkan kriteria yang ditentukan, kemudahan data yang

didapat oleh penulis, tidak memerlukan biaya yang tinggi serta data yang

diperoleh lebih akurat dan valid karena laporan keuangan yang dipublikasikan

29
telah diaudit oleh akuntan publik. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id tahun 2014-2016.

Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai

berikut:

1. Perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) sebelum awal tahun 2014, selama periode tahun 2014-

2016 secara berturut-turut dan terdapat laporan auditor independen.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan dalam website

perusahaan atau website BEI selama periode 2014-2016 yang dinyatakan

dalam Rupiah (Rp).

3. Akhir tahun tutup buku perusahaan pada 31 Desember.

4. Simbol perdagangan saham perusahaan tidak terkena suspense lebih dari

3 bulan berturut-turut.

5. Perusahaan yang memiliki saldo ekuitas positif.

6. Perusahaan yang memiliki semua data yang diperlukan dalam penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Sifat data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

dimana data-data diperoleh dari laporan keuangan Bursa Efek Indonesia

menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan

membaca dan meneliti melalui situs internet www.idx.co.id dan perangkat lain

yang berkaitan dengan judul penelitian.

30
D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

regresi yang perhitungannya menggunakan SPSS versi 24. Regresi digunakan

untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Analisis regresi ada 2 jenis, yaitu regresi linier sederhana dan regresi

linier berganda. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda karena

variabel independen yang digunakan lebih dari satu variabel. Metode analisis

regresi berganda yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi statistik

deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Ghozali (2016) menyatakan bahwa statistik deskriptif memberikan

gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness

(kemencengan distribusi). Statistik deskriptif biasanya digunakan untuk

menggambarkan profil data sampel sebelum memanfaatkan teknik analisis

statistik yang berfungsi untuk menguji hipotesis.

2. Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan pengujian asumsi klasik sebelum menguji

hipotesis atas model regresi utama. Oleh karena itu dasar analisis regresi

memerlukan uji asumsi. Pengujian ini juga dikenal dengan BLUE (Best

Linear Unbiased Estimator) tujuan dari pengujian ini digunakan untuk

menghidari terjadinya multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

Uji asumsi klasik ini terdiri dari:

31
a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau

mendekati normal. Uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Variabel pengganggu atau residual dapat

dideteksi berdistribusi normal dengan menggunakan dua pendekatan

analisis, yaitu analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2016).

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu kondisi yang menunjukan satu atau

lebih variabel independen terdapat korelasi dengan variabel independen

lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama

dengan nol (Ghozali, 2016). Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari

tolerance value atau nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Batas dari nilai tolerance adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Apabila

nilai tolerance di bawah 0,10 atau nilai VIF di atas 10 maka terjadi

multikolinieritas (Ghozali, 2016).

32
c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan suatu varian pengganggu yang

tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi, sehingga

mengakibatkan penaksiran regresi yang tidak efisien. Uji

heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan

data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini

menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran baik ukuran kecil,

sedang maupun besar (Ghozali, 2016).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)

tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada

33
seseorang individu/kelompok cenderung memengaruhi “gangguan” pada

individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya (Ghozali, 2016).

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis

regresi berganda. Analisis regresi berganda tujuan digunakannya adalah

untuk menganalisis data yang terdiri dari banyak variabel serta diduga antar

variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain. Investment

Opportunities diukur menggunakan dua proksi, MTB dan PPEGT.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus persamaan

matematis seperti di bawah ini:

1. ARD = α + β1MTB + β2LOSS + β3GC + β4BIG + β5SWITCH + β6SIZE

+e

2. ARD = α + β1PPEGT + β2LOSS + β3GC + β4BIG + β5SWITCH +

β6SIZE + e

Keterangan:

α = Konstanta

Β1-7 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen

ARD = Audit Report Delay, selisih waktu tanggal akhir tahun fiskal

dengan tanggal laporan audit diterbitkan

MTB = Rasio dari total market value perusahaan pada total book value

ekuitas pemegang saham

PPEGT = Rasio dari gross plant, property and equity to total assets

34
LOSS = sama dengan 1 apabila perusahaan menghasilkan rugi bersih

pada periode tertentu, jika 0 sebaliknya

GC = sama dengan 1 apabila perusahaan mendapatkan opini going

concern, jika 0 sebaliknya

BIG = sama dengan 1 apabila auditor berafiliasi dengan Kantor Akuntan

Publik Big 4 (sebagai pemegang audit market di Indonesia), jika 0

sebaliknya

SWITCH = sama dengan 1 apabila auditor saat ini berbeda dari auditor

tahun sebelumnya untuk setiap perusahaan, jika 0 sebaliknya

SIZE = Logaritma natural dari nilai buku total aset pada akhir tahun

e = eror

1) Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen yang

menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data

silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar

antara masing-masing pengamatan. Kelemahan mendasar dalam

menggunakan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah

35
variabel independen yang dimasukkan dalam model. Apabila satu

variabel independen ditambah, R² akan meningkat tanpa

mempedulikan apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan

atau tidak terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, penelitian ini

menggunakan nilai adjusted R² untuk mengevaluasi model regresi.

Nilai adjusted R² mampu naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan dalam model regresi. Seperti halnya

koefisien determinasi (R²), nilai adjusted R² juga berkisar antara nol

dan satu. Apabila mendekati nilai 1 berarti semakin kuat kemampuan

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya

(Ghozali, 2016).

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk

menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria

pengambilan keputusan bahwa apabila nilai signifikansi > 0,05 maka

Ha ditolak, sedangkan apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha

diterima (Ghozali, 2016).

3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-test ini

pada dasarnya untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh atau variabel

36
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2016). Kriteria pengambilan keputusan

dilakukan dengan tingkat signifikansi 5%. Hipotesis Ha diterima jika

tingkat signifikansi < 5% (kurang dari 0,05) dan hipotesis Ha ditolak

apabila tingkat signifikansi > 5%.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

a. Audit Report Delay (ARD)

Audit report delay dapat didefinisikan sebagai lamanya waktu

penyelesaian audit yang terhitung dari selisih waktu antara akhir tahun

fiskal perusahaan dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor

independen (Sari dan Priyadi, 2016). Audit report delay diukur berdasarkan

rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan,

yaitu dari lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan

auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan.

Dilihat sejak tanggal tutup buku perusahaan per 31 desember sampai

tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.

Sebagai contoh, laporan keuangan perusahaan periode 2014 dengan

tanggal tutup buku 31 Desember 2014 mempunyai laporan auditor dengan

tanggal 23 Maret 2015. Dengan demikian audit report delay pada

perusahaan tersebut sebesar 82 hari.

37
2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini antara lain investment

opportunities.

a. Investment Opportunities

Investment opportunities dalam penelitian ini merupakan proksi IOS

yang berbasis pada harga dan investasi merupakan proksi yang

menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian

dinyatakan dalam nilai pasar saham serta nilai investasi terhadap aset.

Proksi IOS yang dipilih dalam penelitian ini adalah proksi IOS yang

digunakan oleh Azami dan Salehi (2016) yaitu, market to book ratio of

equity (MTB) dan the ratio of gross plant, property and equipment to

total assets (PPEGT). MTB dapat mencerminkan besarnya return dari

aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang

akan melebihi return dari ekuitas yang diinginkan, PPEGT merupakan

rasio representatif struktur aset perusahaan. Secara matematis proksi

investment opportunities adalah sebagai berikut:

Jumlah lembar saham beredar x Closing price


MTB =
Total ekuitas

Plant + Property + Equipment


PPEGT =
Total asset

38
3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol atau dikenal sebagai variabel pelengkap

merupakan variabel yang digunakan untuk melengkapi atau mengontrol

hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk didapatkan model empiris

yang lebih lengkap dan lebih baik. Variabel kontrol bukanlah variabel

utama yang diteliti dan diuji tetapi lebih ke variabel lain yang mempunyai

efek pengaruh (Jogiyanto, 2014). Variabel kontrol dalam penelitian ini

adalah rugi operasi (loss), opini audit going concern (gc), reputasi auditor

(big), pergantian auditor (switch), dan ukuran perusahaan (size). Berikut

merupakan penjelasan dari variabel yang digunakan:

a. Rugi Operasi (LOSS)

Kerugian bagi suatu perusahaan akan dianggap sebagai

berita buruk yang tidak seharusnya diberitahukan kepada publik.

Ketika perusahaan mengalami loss (rugi), pihak manajer akan

berusaha menutupi berita buruk ini agar tidak sampai ke pihak

publik. Manajer akan meminta auditornya untuk bekerjasama dalam

menutupi hal ini dengan cara memperlambat kinerja auditnya, atau

meminta auditor untuk menjadwalkan ulang proses auditnya. Hal ini

dilakukan karena bagi beberapa perusahaan yang mengalami rugi,

kerugian tersebut akan membuat investor ragu untuk investasi saham

pada perusahaanya. Sehingga perusahaan akan melakukan berbagai

cara untuk menutupi kerugian ini, dengan cara menunda laporan

keuangannya (Susianto, 2017).

39
Variabel rugi operasi diukur dengan dummy yaitu untuk

perusahaan yang mengalami loss diberi kode dummy 1, apabila

sebaliknya diberi kode dummy 0.

b. Opini Audit Going Concern (GC)

Opini audit going concern merupakan opini yang

dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan

dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001).

Variabel ini diukur dengan dummy yaitu untuk perusahaan yang

menerima opini audit GC diberi kode dummy 1, apabila sebaliknya

diberi kode dummy 0.

c. Reputasi Auditor (BIG)

Seorang auditor yang bereputasi baik serta kantor akuntan

publik yang baik pula, diperkirakan dapat melakukan audit lebih

efisien dan memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk

menyelesaikan audit sesuai jadwal (Sari dan Priyadi, 2016). Berikut

Kantor Akuntan Publik Indonesia yang berafiliasi dengan Kantor

Akuntan Publik Big Four:

1) Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan

PricewaterhouseCoopers (PWC)

2) Purwantono, Suherman & Surja berfiliasi dengan Ernst &

Young (EY)

3) Osman Bing Satrio & Rekan berafiliasi dengan Delloite

4) Siddharta & Widjaja , berafiliasi dengan KPMG

40
Variabel BIG diukur dengan dummy yaitu untuk perusahaan

yang diaudit oleh KAP Big Four diberi kode dummy 1, apabila

sebaliknya diberi kode dummy 0.

d. Pergantian Auditor (SWITCH)

Pergantian auditor merupakan perilaku yang dilakukan oleh

perusahaan untuk berpindah auditor baik disebabkan oleh aturan

yang ada maupun secara sukarela (Praptika dan Rasmini, 2016).

Pengukuran variabel pergantian auditor menggunakan variabel

dummy, nilainya adalah 1 dan 0. Jika perusahaan melakukan

pergantian auditor selama masa periode penelitian diberi nilai 1,

sedangkan perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor

diberi nilai 0.

e. Ukuran Perusahaan (SIZE)

Menurut Carbaja dan Yadnyana (2015) menyatakan ukuran

perusahaan adalah ukuran besar kecilnya perusahaan dilihat dari

besar atau kecilnya total aktiva. Semakin besar perusahaan semakin

cepat dalam melaporkan keuangannya dibandingkan perusahaan

kecil. Variabel ukuran perusahaan diukur menggunakan logaritma

natural total asset (LnTA).

41
Tabel 3.1
Definisi Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel
Variabel yang Indikator Skala Sumber
diukur Data
Variabel Dependen Selisih waktu tanggal akhir Rasio Sekunder
Audit Report Delay tahun fiskal 31 Desember
(Y) dengan tanggal laporan audit
diterbitkan
Variabel Proksi dari Investment Rasio Sekunder
Independen Opportunities: MTB dan
Investment PPEGT
Opportunities (X)
Variabel Kontrol
Rugi Bersih (LOSS) Dummy, angka 1 dan 0 Nominal Sekunder

Opini Audit Going Dummy, angka 1 dan 0


Concern (GC) Nominal Sekunder

Reputasi Auditor Dummy, angka 1 dan 0


(BIG) Nominal Sekunder

Pergantian Auditor Dummy, angka 1 dan 0 Nominal Sekunder


(SWITCH)

Ukuran Perusahaan LN Total Aset Rasio Sekunder


(SIZE)

42
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan

sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2014-2016. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling, dimana sampel yang digunakan merupakan sampel yang

dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Prosedur pemilihan dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel
No Kriteria Pelanggaran Jumlah
Kriteria
1 Perusahaan perdagangan, jasa dan investasi 103
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) sebelum awal tahun 2014, selama
periode tahun 2014-2016 secara berturut-
turut dan terdapat laporan auditor
independen.
2 Perusahaan mempublikasikan laporan (10) 93
keuangan tahunan dalam website
perusahaan atau website BEI selama
periode 2014-2016 yang dinyatakan dalam
Rupiah (Rp).
3 Akhir tahun tutup buku perusahaan pada 31 93
Desember.
4 Simbol perdagangan saham perusahaan (7) 86
tidak terkena suspense lebih dari 3 bulan
berturut-turut.
5 Perusahaan yang memiliki saldo ekuitas (1) 85
positif.
Bersambung pada halaman selanjutnya

43
Lanjutan
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel
6 Perusahaan yang memiliki semua data (2) 83
yang diperlukan dalam penelitian.
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 83
Tahun pengamatan 3 tahun 249
Jumlah sampel yang teridentifikasi (81) 168
sebagai outlier
Jumlah sampel total selama periode 168
penelitian
Sumber: Data Sekunder yang diolah

B. Hasil Uji Deskriptif

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen yaitu

Investment Opportuinities yang diukur menggunakan market to book ratio of

equity (MTB)/(X1), dan Investment Opportunities yang diukur menggunakan

the ratio of gross plant, property and equipment to total assets (PPEGT)/(X2),

kemudian variabel dependen yaitu Audit Report Delay (Y), serta variabel

kontrol yaitu Rugi Operasi (LOSS), Opini Audit Going Concern (GC), Reputasi

Auditor (BIG), Pergantian Auditor (SWITCH) dan Ukuran Perusahaan (SIZE).

Hasil pengujian statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ARD 168 53 91 78,13 9,291
MTB 168 ,10 9,58 1,9219 1,66793
PPEGT 168 ,00 ,91 ,2811 ,22599
LOSS 168 0 1 ,21 ,412
GC 168 0 1 ,10 ,294
BIG 168 0 1 ,32 ,468
SWITCH 168 0 1 ,11 ,310
SIZE 168 23,56 30,86 27,8916 1,67787
Valid N (listwise) 168
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

44
Tabel 4.2 di atas merupakan hasil statistik deskriptif dari data-data yang

dikumpulkan selama tahun 2014-2016. Berdasarkan tabel 4.2, terlihat bahwa

perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi di Indonesia memiliki

rentang penyelesaian audit yang relatif lebar, yakni antara 53 hingga 91 hari.

Tabel tersebut menunjukkan nilai minimum audit report delay 53 hari dimiliki

oleh PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk pada tahun 2015 dan PT. Siloam

International Hospitals, Tbk pada tahun 2016, kemudian nilai maksimum audit

report delay 91 hari dimiliki oleh PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk pada

tahun 2015. Namun secara keseluruhan, terlihat bahwa penyelesaian audit atas

laporan keuangan perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi dilakukan

dalam rentang waktu rata-rata selama 78,13 hari. Hal ini menunjukkan bahwa

rata-rata perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi telah memenuhi

ketentuan BAPEPAM-LK mengenai publikasi Laporan Keuangan auditan

untuk posisi akhir bulan Desember yang selambat-lambatnya disampaikan

akhir bulan keempat setelah berakhirnya tahun laporan keuangan tahunan.

Berdasarkan tabel 4.2, pengukuran investment opportunities dengan

proksi market to book ratio of equity (MTB) yang dihitung dengan

menggunakan rumus jumlah lembar saham beredar dikali closing price

kemudian dibagi total ekuitas berada dalam rentang antara 0,10 sampai dengan

9,58 dengan rata-rata sebesar 1,9219. Tabel tersebut menunjukan bahwa pada

tahun 2014-2016 nilai minimum dari MTB adalah sebesar 0,10 yang

merupakan nilai MTB dari PT. Star Pacific, Tbk. Nilai tersebut

menggambarkan bahwa return dari aktiva dan investasi dari PT. Star Pacific,

45
Tbk. Sebesar 10% yang terjadi pada tahun 2015. Kemudian, nilai maksimum

dari MTB adalah sebesar 9,58 yang merupakan nilai MTB dari PT. Siloam

International Hospitals, Tbk. Nilai tersebut menggambarkan bahwa return dari

aktiva dan investasi dari PT. Siloam International Hospitals, Tbk. Sebesar

958% yang terjadi pada tahun 2014.

Kemudian pengukuran investment opportunities dengan proksi the

ratio of gross plant, property and equipment to total assets (PPEGT) yang

dihitung menggunakan rumus jumlah plant, property dan equipment dibagi

dengan total asset berada dalam rentang antara 0,00 sampai dengan 0,91

dengan rata-rata sebesar 0,2811. Tabel tersebut menunjukan bahwa pada tahun

2014-2016 nilai minimum dari PPEGT adalah sebesar 0,00 yang merupakan

nilai PPEGT dari PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk. Nilai tersebut

menggambarkan bahwa return dari aktiva dan investasi dari PT. Akbar Indo

Makmur Stimec, Tbk. Sebesar 0% yang terjadi pada tahun 2016. Kemudian,

nilai maksimum dari PPEGT adalah sebesar 0,91 yang merupakan nilai PPEGT

dari PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk. Nilai tersebut menggambarkan bahwa

return dari aktiva dan investasi dari PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk.

Sebesar 91% yang terjadi pada tahun 2014.

Rata-rata yang ditunjukkan oleh variabel rugi bersih (LOSS) sebanyak

0,21 menunjukkan bahwa 21% dari perusahaan sektor perdagangan, jasa dan

investasi memperoleh rugi bersih selama rentang waktu 2014 sampai dengan

2016.

46
Rata-rata yang ditunjukkan oleh variabel opini audit going concern

(GC) sebanyak 0,10 menunjukkan bahwa 10% dari perusahaan sektor

perdagangan, jasa dan investasi memperoleh opini audit going concern selama

rentang waktu 2014 sampai dengan 2016.

Rata-rata yang ditunjukkan oleh variabel reputasi auditor (BIG)

sebanyak 0,32 menunjukkan bahwa 32% dari perusahaan sektor perdagangan,

jasa dan investasi diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dengan

Kantor Akuntan Publik Big Four selama rentang waktu 2014 sampai dengan

2016.

Rata-rata yang ditunjukkan oleh variabel pergantian auditor (SWITCH)

sebanyak 0,11 menunjukkan bahwa 11% dari perusahaan sektor perdagangan,

jasa dan investasi diaudit oleh auditor yang berbeda disetiap tahunnya selama

rentang waktu 2014 sampai dengan 2016.

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, pengukuran ukuran perusahaan dengan

proksi total asset telah dihitung dengan log natural. Variabel ukuran

perusahaan berdasarkan tabel tersebut memiliki nilai minimum sebesar 23,56

dan nilai maksimum sebesar 30,86 dengan rata-rata 27,8916. Ukuran

perusahaan dengan nilai log natural sebesar 23,56 atau Rp17.009.196.124 total

asset yang dimiliki oleh PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk pada tahun 2016.

Kemudian, untuk ukuran perusahaan dengan nilai log natural sebesar 30,86

atau Rp25.144.272.000.000 total asset yang dimiliki oleh PT. Saratoga

Investama Sedaya, Tbk. Pada tahun 2016.

47
C. Analisis Regresi dengan Variabel Kontrol Model I

1. Hasil Uji Asumsi Klasik

a) Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanya

normal atau mendekati normal. Uji F dan uji t mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Variabel

pengganggu atau residual dapat dideteksi berdistribusi normal

dengan menggunakan dua pendekatan analisis, yaitu analisis grafik

dan uji statistik (Ghozali, 2016). Untuk menguji normalitas data

dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S),

jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 5% maka data residual

berdistribusi tidak normal, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 5%

maka data residual berdistribusi normal (Ghozali, 2016).

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 168
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 8,93049176
Most Extreme Absolute ,101
Differences Positive ,070
Negative -.101
Test Statistic .101
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

48
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa ketiga variabel memiliki

probabilitas signifikansi 0,000 dan nilainya jauh dibawah 0,05. Hal

ini berarti hipotesis nol ditolak atau variabel Audit Report Delay

(ARD), Investment Opportunities (MTB) dengan variabel kontrol

(LOSS, GC, BIG, SWITCH, dan SIZE) tidak terdistribusi secara

normal. Menurut Ghozali (2016), data yang tidak berdistribusi

normal dapat dilakukan transformasi data agar hasil pengujian lebih

baik dan valid. Transformasi data dalam penelitian ini menggunakan

metode akar kuadrat (sqrt). Sehingga model regresi berubah

menjadi:

SQRTARD = α + β1SQRTMTB + β2LOSS + β3GC + β4BIG

+ β5SWITCH + β6SIZE + e

Hasil uji normalitas setelah transformasi variabel dapat

dilihat dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test setelah Transformasi
Data
Unstandardized Residual
N 168
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,26155903
Most Extreme Absolute ,036
Differences Positive ,036
Negative -,032
Test Statistic ,036
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa setelah dilakukannya

transformasi variabel Audit Report Delay dan Investment

49
Opportunities (MTB) kedalam bentuk akar kuadrat, maka diperoleh

nilai probabilitas residual sebesar 0,200. Nilai probabilitas

signifikansi variabel-variabel tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga

H0 diterima dan HA ditolak atau dapat dinyatakan bahwa variabel

Audit Report Delay, Investment Opportunities (MTB), dan variabel

kontrol (LOSS, GC, BIG, SWITCH, dan SIZE) telah terdistribusi

normal. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh pengujian dengan

menggunakan grafik histogram pada gambar 4.1 dan grafik normal

p-plot pada gambar 4.2 grafik histogram menunjukkan bentuk

simetris tidak condong ke kiri atau ke kanan, hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa residual telah terdistribusi secara normal. Begitu

pula dengan p-plot, titik-titik menyebar berhimpit disekitar garis

diagonal dan hal ini juga menunjukkan bahwa residual telah

terdistribusi secara normal.

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram

Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

50
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

b) Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik yaitu model regresi yang

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari

nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF) dalam

Collinearity Statistics. Jika hasil uji nilai Tolerance menunjukan

tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang

dari 0,10 berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang

nilainya lebih dari 95% (Ghozali, 2016). Selanjutnya dengan melihat

nilai VIF, jika tidak terdapat nilai VIF yang lebih dari 10

51
menunjukan bahwa antar variabel independen dalam model regresi

tidak terdapat multikolinieritas. Tabel berikut ini menunjukan

ringkasan dari hasil uji multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas

beserta ringkasan terdapat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity
Statistics Kesimpulan
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
SQRTMTB ,984 1,016 Tidak ada Multikolinieritas
LOSS ,889 1,125 Tidak ada Multikolinieritas
GC ,895 1,117 Tidak ada Multikolinieritas
BIG ,774 1,292 Tidak ada Multikolinieritas
SWITCH ,884 1,131 Tidak ada Multikolinieritas
SIZE ,734 1,363 Tidak ada Multikolinieritas
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

c) Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Kebanyakan data crossection

mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun

data yang mewakili berbagai ukuran baik ukuran kecil, sedang

maupun besar (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini uji

heteroskedastisitas yang digunakan adalah grafik scatterplot. Data

yang tidak menyalahi asumsi heteroskedastisitas titik-titik yang

terdapat pada garfik scatterplot akan terlihat menyebar di atas dan

52
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil Uji heterokedastisitas dengan

menggunakan grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.3.

Uji Grafik

Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot

Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Uji Statistik

Tabel 4.6
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) -,085 1,128 -,075 ,940
SQRTMTB ,185 ,108 ,133 1,713 ,089
LOSS -,178 ,148 -,098 -1,206 ,229
GC -,078 ,206 -,031 -,381 ,704
BIG -,213 ,139 -,134 -1,532 ,128
SWITCH ,035 ,197 ,015 ,177 ,860
SIZE ,035 ,040 ,079 ,875 ,383
a. Dependent Variable: Abs_Residual
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

53
Pada tabel 4.6 menunjukkan hasil dari regresi variabel

independen dengan nilai absolut residual menunjukkan bahwa nilai

signifikansi antara variabel independen dengan absolut residualnya

lebih dari 0,05. Maka dapat dinyatakan penelitian ini bebas dari

masalah heterokedastisitas.

d) Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi

atau tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi

dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,280 ,079 ,044 1,28485 1,934
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 4.7 diketahui

bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,934. Nilai ini akan

dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah observasi (n) = 168,

jumlah variabel independen (k) = 6 dan tingkat signifikansi 5%,

maka di tabel Durbin-Watson akan didapatkan nilai batas bawah (dl)

= 1,68682 dan nilai batas atas (du) = 1,80924. Oleh karena nilai DW

54
1,934 lebih besar dari du 1,80924 dan kurang dari 4 - 1,80924 (4 –

du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif

atau negatif.

2. Pengujian Hipotesis

a) Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate

1 .280a .079 .044 1.28485


a. Predictors: (Constant), SIZE, SQRTMTB, GC, SWITCH,
LOSS, BIG
b. Variabel Dependen: SQRTARD
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Hasil regresi memiliki nilai Adjusted R Square sebesar 0,044

atau 4,4%. Variabel dependen Audit Report Delay dapat dijelaskan

secara signifikan oleh variasi variabel independen. Variabel

independen tersebut adalah investment opportunities proksi MTB

dengan variabel kontrol LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE

sedangkan sisanya 95,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

diamati dalam penelitian ini, seperti auditor spesialis dan corporate

governance. Kemudian, terkait nilai Adjusted R Square sebesar

55
0,044 atau 4,4% memiliki nilai yang begitu kecil dikarenakan

varians error yang besar. Menurut statistika terapan (2009), Semakin

besar varians error maka semakin kecil nilai koefisien determinasi

model regresi linear. Varians error menggambarkan variasi data

secara langsung. Semakin besar variasi data penelitian akan

berdampak pada semakin besar varians error.

b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada

dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha

diterima. Nilai F diturunkan dari tabel ANOVA yang dapat dilihat

pada tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Simultan
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 22.667 6 3.778 2.288 .038b
Residual 265.786 161 1.651
Total 288.452 167
a. Dependent Variable: SQRTARD
b. Predictors: (Constant), SIZE, SQRTMTB, GC, SWITCH,
LOSS, BIG
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diperoleh F hitung sebesar 2,288

yang mana lebih besar dari F tabel (2,15). Hasil uji signifikansi

sebesar 0,038 < 0,05, berarti investment opportunities proksi MTB

dengan variabel kontrol LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Delay.

56
c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel-

variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Apabila

nilai probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan Ha

diterima. Apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka koefisien

regresi tidak signifikan dan Ha ditolak.

Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3,901 1,956 1,994 ,048
SQRTMTB ,390 ,187 ,159 2,084 ,039
LOSS -,567 ,256 -,178 -2,213 ,028
GC -,514 ,357 -,115 -1,439 ,152
BIG -,045 ,241 -,016 -,186 ,853
SWITCH -,029 ,341 -,007 -,085 ,933
SIZE -,031 ,069 -,040 -,452 ,652
Dependent Variable: SQRTARD
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Berdasarkan Tabel 4.10, maka hasil regresi berganda dapat

menganalisis pengaruh dari variabel investment opportunities

(MTB) terhadap audit report delay (ARD) dengan variabel kontrol

LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE yaitu:

Nilai t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan nilai t

tabel. Untuk signifikansi 5% uji dua pihak dan dk = n – 6 = 162,

maka diperoleh t tabel = 1,974716. Adapun penerimaan hipotesis

adalah sebagai berikut:

57
Ho (Hipotesis Nol) : μ = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha (Hipotesis Alternatif) : μ ≠ 0 (ada pengaruh)

Berdasarkan Tabel 4.10, dapat disimpulkan bahwa variabel

investment opportunities (MTB) memiliki nilai t hitung sebesar

2.084 dengan signifikansi 0,039 < 0,05 sehingga investment

opportunities yang diukur dengan MTB memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap audit report delay.

D. Analisis Regresi dengan Variabel Kontrol Model II

1. Hasil Uji Asumsi Klasik

a) Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanya

normal atau mendekati normal. Uji F dan uji t mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Variabel

pengganggu atau residual dapat dideteksi berdistribusi normal

dengan menggunakan dua pendekatan analisis, yaitu analisis grafik

dan uji statistik (Ghozali, 2016). Untuk menguji normalitas data

dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S),

jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 5% maka data residual

berdistribusi tidak normal, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 5%

maka data residual berdistribusi normal (Ghozali, 2016).

58
Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 168
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 8,75127380
Most Extreme Absolute ,119
Differences Positive ,065
Negative -,119
Test Statistic ,119
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Pada tabel 4.11 terlihat bahwa ketiga variabel memiliki

probabilitas signifikansi 0,000 dan nilainya jauh dibawah 0,05. Hal

ini berarti hipotesis nol ditolak atau variabel Audit Report Delay

(ARD), Investment Opportunities (PPEGT) dengan variabel kontrol

(LOSS, GC, BIG, SWITCH, dan SIZE) tidak terdistribusi secara

normal. Menurut Ghozali (2016), data yang tidak berdistribusi

normal dapat dilakukan transformasi data agar hasil pengujian lebih

baik dan valid. Transformasi data dalam penelitian ini menggunakan

metode akar kuadrat (sqrt). Sehingga model regresi berubah

menjadi:

SQRTARD = α + β1SQRTPPEGT + β2LOSS + β3GC + β4BIG

+ β5SWITCH + β6SIZE + e

Hasil uji normalitas setelah transformasi variabel dapat

dilihat dalam tabel 4.12.

59
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test setelah Transformasi
Data
Unstandardized Residual
N 168
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 1.23309109
Most Extreme Absolute .063
Differences Positive .063
Negative -.053
Test Statistic .063
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa setelah dilakukannya

transformasi variabel Audit Report Delay dan Investment

Opportunities (PPEGT) kedalam bentuk akar kuadrat serta setelah

dilakukan pengurangan data yang dianggap outlier, maka diperoleh

nilai probabilitas residual sebesar 0,200. Nilai probabilitas

signifikansi variabel-variabel tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga

H0 diterima dan HA ditolak atau dapat dinyatakan bahwa variabel

Audit Report Delay, Investment Opportunities (PPEGT) dengan

variabel kontrol (LOSS, GC, BIG, SWITCH, dan SIZE) telah

terdistribusi normal. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh

pengujian dengan menggunakan grafik histogram pada gambar 4.4

dan grafik normal p-plot pada gambar 4.5 grafik histogram

menunjukkan bentuk simetris tidak condong ke kiri atau ke kanan,

hal tersebut dapat disimpulkan bahwa residual telah terdistribusi

secara normal. Begitu pula dengan p-plot, titik-titik menyebar

60
berhimpit disekitar garis diagonal dan hal ini juga menunjukkan

bahwa residual telah terdistribusi secara normal.

Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram

Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

61
e) Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik yaitu model regresi yang

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari

nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF) dalam

Collinearity Statistics. Jika hasil uji nilai Tolerance menunjukan

tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang

dari 0,10 berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang

nilainya lebih dari 95% (Ghozali, 2016). Selanjutnya dengan melihat

nilai VIF, jika tidak terdapat nilai VIF yang lebih dari 10

menunjukan bahwa antar variabel independen dalam model regresi

tidak terdapat multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas beserta

ringkasan terdapat pada tabel 4.13 berikut ini.

Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity
Statistics Kesimpulan
Toleranc VIF
Model e
1 (Constant)
SQRTPPEGT ,908 1,101 Tidak ada Multikolinieritas
LOSS ,863 1,159 Tidak ada Multikolinieritas
GC ,896 1,116 Tidak ada Multikolinieritas
BIG ,735 1,360 Tidak ada Multikolinieritas
SWITCH ,893 1,120 Tidak ada Multikolinieritas
SIZE ,732 1,366 Tidak ada Multikolinieritas
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

62
f) Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Kebanyakan data crossection

mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun

data yang mewakili berbagai ukuran baik ukuran kecil, sedang

maupun besar (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini uji

heteroskedastisitas yang digunakan adalah grafik scatterplot. Data

yang tidak menyalahi asumsi heteroskedastisitas titik-titik yang

terdapat pada garfik scatterplot akan terlihat menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil Uji heterokedastisitas dengan

menggunakan grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.6.

Uji Grafik

Gambar 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot

Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

63
Uji Statistik

Tabel 4.14
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) -,080 1,163 -,069 ,945
SQRTPPEGT ,518 ,267 ,156 1,943 ,054
LOSS -,185 ,154 -,099 -1,201 ,231
GC -,004 ,211 -,002 -,019 ,985
BIG -,147 ,147 -,089 -,999 ,319
SWITCH ,142 ,201 ,057 ,706 ,481
SIZE ,031 ,041 ,068 ,756 ,451
a. Dependent Variable: Abs_Residual
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Pada tabel 4.14 menunjukkan hasil dari regresi variabel

independen dengan nilai absolut residual menunjukkan bahwa nilai

signifikansi antara variabel independen dengan absolut residualnya

lebih dari 0,05. Maka dapat dinyatakan penelitian ini bebas dari

masalah heterokedastisitas.

g) Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi

atau tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi

dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini.

64
Tabel 4.15
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,346 ,120 ,087 1,25586 2,038
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 4.15 diketahui

bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2,038. Nilai ini akan

dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah observasi (n) = 168,

jumlah variabel independen (k) = 6 dan tingkat signifikansi 5%,

maka di tabel Durbin-Watson akan didapatkan nilai batas bawah (dl)

= 1,68682 dan nilai batas atas (du) = 1,80924. Oleh karena nilai DW

2,038 lebih besar dari du 1,80924 dan kurang dari 4 - 1,80924 (4 –

du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif

atau negatif.

3. Pengujian Hipotesis

d) Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) dapat

dilihat pada tabel 4.16 berikut ini.

65
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate
a
1 ,346 ,120 ,087 1,25586
a. Predictors: (Constant), SIZE, SQRTPPEGT, GC, SWITCH,
LOSS, BIG
b. Variabel Dependen: SQRTARD
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Hasil regresi memiliki nilai Adjusted R Square sebesar 0,087

atau 8,7%. Variabel dependen Audit Report Delay dapat dijelaskan

secara signifikan oleh variasi variabel independen. Variabel

independen tersebut adalah investment opportunities proksi PPEGT

dengan variabel kontrol LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE

sedangkan sisanya 91,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

diamati dalam penelitian ini, seperti auditor spesialis dan corporate

governance. Kemudian, terkait nilai Adjusted R Square sebesar

0,087 atau 8,7% memiliki nilai yang begitu kecil dikarenakan

varians error yang besar. Menurut statistika terapan (2009), Semakin

besar varians error maka semakin kecil nilai koefisien determinasi

model regresi linear. Varians error menggambarkan variasi data

secara langsung. Semakin besar variasi data penelitian akan

berdampak pada semakin besar varians error.

e) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada

dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap

66
variabel dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha

diterima. Nilai F diturunkan dari tabel ANOVA yang dapat dilihat

pada tabel 4.17 di bawah ini.

Tabel 4.17
Hasil Uji Signifikansi Simultan
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 34,527 6 5,754 3,649 ,002b
Residual 253,926 161 1,577
Total 288.452 167
a. Dependent Variable: SQRTARD
b. Predictors: (Constant), SIZE, SQRTPPEGT, GC,
SWITCH, LOSS, BIG
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diperoleh F hitung sebesar

3,649 yang mana lebih besar dari F tabel (2,15). Hasil uji signifikansi

sebesar 0,002 < 0,05, berarti investment opportunities proksi PPEGT

dengan variabel kontrol LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Delay.

f) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel-

variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Apabila

nilai probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan Ha

diterima. Apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka koefisien

regresi tidak signifikan dan Ha ditolak. Hasil uji signifikansi

parameter individual (uji statistic t) disajikan dalam tabel berikut ini.

67
Tabel 4.18
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3,363 1,918 1,753 ,081
SQRTPPEGT 1,528 ,440 ,270 3,473 ,001
LOSS -,434 ,254 -,136 -1,706 ,090
GC -,487 ,349 -,109 -1,397 ,164
BIG ,122 ,242 ,044 ,505 ,614
SWITCH -,084 ,332 -,020 -,253 ,801
SIZE -,023 ,068 -,029 -,341 ,733
Dependent Variable: SQRTARD
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)

Berdasarkan Tabel 4.18, maka hasil regresi berganda dapat

menganalisis pengaruh dari variabel investment opportunities

(PPEGT) terhadap audit report delay (ARD) dengan variabel kontrol

LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE yaitu:

Nilai t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan nilai t

tabel. Untuk signifikansi 5% uji dua pihak dan dk = n – 6 = 162,

maka diperoleh t tabel = 1,97472. Adapun penerimaan hipotesis

adalah sebagai berikut:

Ho (Hipotesis Nol) : μ = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha (Hipotesis Alternatif) : μ ≠ 0 (ada pengaruh)

Berdasarkan Tabel 4.18, dapat disimpulkan bahwa variabel

investment opportunities (PPEGT) memiliki nilai t hitung sebesar

3,473 dengan signifikansi 0,001 < 0,05 sehingga investment

opportunities yang diukur dengan PPEGT memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap audit report delay.

68
E. Pembahasan

1. Pengaruh Investment Opportunities terhadap Audit Report Delay

Hasil Penelitian menggunakan uji analisis regresi dengan variabel

kontrol model I yang dilambangkan dengan SQRTMTB menunjukkan

bahwa investment opportunities memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap audit report delay (SQRTARD), dimana hasil

analisis regresi menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,084 > t tabel

1,974716 dan signifikansi 0,039 < 0,05, sedangkan kelima variabel

kontrol yaitu LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE memiliki pengaruh

yang berbeda-beda. Variabel rugi bersih (LOSS) memiliki pengaruh

negatif dan signifikan terhadap audit report delay, atau dengan kata lain

LOSS merupakan variabel kontrol dalam model regresi ini. Sedangkan

GC, BIG, SWITCH dan SIZE tidak mampu menjadi variabel kontrol

karena nilai signifikansinya > 0,05. Dengan demikian hipotesis 1 dalam

penelitian ini diterima.

Hasil Penelitian menggunakan uji analisis regresi dengan variabel

kontrol model II yang dilambangkan dengan SQRTPPEGT

menunjukkan bahwa investment opportunities memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap audit report delay (SQRTARD), dimana

hasil analisis regresi menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,473 > t tabel

1,974716 dan signifikansi 0,001 < 0,05, sedangkan kelima variabel

kontrol yaitu LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE memiliki pengaruh

yang berbeda. Variabel LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE tidak

69
mampu menjadi variabel kontrol karena nilai signifikansinya > 0,05.

Dengan demikian hipotesis 2 dalam penelitian ini diterima.

Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang memiliki

peluang investasi tinggi cenderung mengalami audit report delay lebih

lama. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Azami dan Salehi (2016) yang menyatakan bahwa audit report

delay lebih panjang untuk perusahaan dengan peluang investasi yang

lebih tinggi baik diukur menggunakan market to book ratio of equity

(MTB) dan the ratio of gross plant, property and equipment to total

assets (PPEGT). Kemudian sejalan dengan penelitian oleh Pham et al

(2014) yang menyatakan bahwa probabilitas audit report delay lebih

lama untuk perusahaan yang memiliki investment opportunities yang

tinggi. Dalam teori keagenan, auditor sebagai pihak ketiga yang

menjembatani komunikasi antara pihak manajer perusahaan (the agen)

dengan investor (the principal). Auditor bertanggung jawab dalam

memberikan keyakinan atas kewajaran dan bebas salah saji yang

material atas laporan keuangan yang telah dibuat oleh pihak manajer.

Perusahaan dengan peluang investasi yang lebih tinggi, menunjukkan

kondisi perusahaan yang baik dimana kondisi ini pihak manajer

menginginkan untuk memperluas opsi investasi yang baru dibandingkan

untuk membagikan dividen yang tinggi, tentunya kondisi ini

bertentangan dengan kepentingan investor yang menginginkan return

berupa dividen yang tinggi. Tingginya biaya agensi, dan pertumbuhan

70
kompleksitas opsi pemantauan, semua menghasilkan peningkatan risiko

audit dari perusahaan tersebut. Semakin tinggi risiko audit, semakin luas

ruang lingkup audit dan pemeriksaan, yang pada waktunya

menyebabkan audit report delay yang lebih lama.

71
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh investment

opportunities terhadap audit report delay dalam laporan tahunan perusahaan

sektor perdagangan, jasa dan investasi tahun 2014 sampai 2016. Analisis

pengaruh dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan

program Statistical Package for Social Science (SPSS) Ver. 24. Data sampel

yang digunakan sebanyak 168 perusahaan sektor perdagangan, jasa dan

investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 sampai

2016.

Hasil Pengujian dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan uji analisis regresi dengan variabel kontrol model I, diketahui

bahwa investment opportunities (MTB) memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap audit report delay, variabel kontrol rugi bersih (LOSS)

mampu menjadi variabel kontrol, sedangkan variabel opini audit going

concern (GC), reputasi auditor (BIG), pergantian auditor (SWITCH) dan

ukuran perusahaan (SIZE) tidak mampu menjadi variabel kontrol karena

nilai signifikansinya > 0,05.

2. Berdasarkan uji analisis regresi dengan variabel kontrol model II,

diketahui bahwa investment opportunities (PPEGT) memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap audit report delay, variabel kontrol rugi

72
bersih (LOSS), opini audit going concern (GC), reputasi auditor (BIG),

pergantian auditor (SWITCH) dan ukuran perusahaan (SIZE) tidak

mampu menjadi variabel kontrol karena nilai signifikansinya > 0,05.

B. Saran

Penelitian mengenai audit report delay di masa mendatang diharapkan

dapat mempertimbangkan saran berikut ini:

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode penelitian lebih dari 3

tahun agar hasil penelitian lebih akurat.

2. Populasi penelitian tidak hanya dikhususkan pada perusahaan sektor

perdagangan, jasa dan investasi, tetapi dapat menggunakan jenis

perusahaan yang berbeda atau dapat diperluas pada perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Menambahkan variabel bebas untuk memberikan hasil yang lebih beragam

dan bervariasi seperti efektivitas komite audit, auditor spesialis, dan umur

perusahaan.

73
DAFTAR PUSTAKA

Arofah Umi, Dewi S.P.A dkk. “Ukuran Perusahaan sebagai Pemoderasi


Pengaruh Kepemilikan Publik Komite Audit dan Laba Rugi terhadap Audit
Delay”. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol.13 No.2 Juni
2017: 297-305. 2017.
Artaningrum, Rai Gina, I Ketut dkk. “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas,
Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Pergantian Manajemen pada Audit
Report Lag Perusahaan Perbankan”. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana 6.3: 1079-1108. 2017.
Azami dan Salehi. “The Relationship Between Audit Report Delay and Investmen
Opportunities”. Eurasian Bus Dev. DOI 10.1007/s408 21-016-0070-4. 2016.
Belghitar, Y., & Khan, J. “Governance Mechanisms, Investment Opportunity Set
and SMEs Cash Holdings”. Small Bussiness Economics, 40(1). 59-72. 2013.
Carbaja, L. K. I. C. dan I. K. Yadnyana. “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Reputasi KAP, dan Pergantian Auditor pada
Ketidaktepatanwaktuan Pelaporan Keuangan”. E-jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Vol. 13 (2). 2015.
Dyer, J.D. and A.J. McHugh. "The Timeliness of the Australian Annual Report".
Journal of Accounting Research. pp. 204-219. 1975.
Ghozali, 8. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang. 2016.
Hartono, Jogiyanto. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Edisi 2, BPFE.
Yogyakarta. 2003.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). “Standar Profesional Akuntan Publik 31 Maret
2011”. Salemba Empat. Jakarta. 2011.
Ilmiah, R. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Empiris
Perusahaan Consumer Goods Tahun 2007-2010)”. Skripsi. Universitas
Brawijaya. Malang. 2013.
Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. “Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership structure”. Journal of Financial Economics,
Vol. 3, No. 4, pp.305-360. 1976.
Jogiyanto. “Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman”. Cetakan ke-I. BPFE: Yogyakarta. 2004.
Kallapur, Sanjay dan Mark A Trombley. “The Investment Opportunity Set:
Determinant, Consequances and Measurement”. Manajerial Finance 3-15.
2001.

74
Kartika, Andi. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Dinamika Keuangan dan Perbankan.
Vol. 3, No.2, Hal: 152-171. 2011.
Lai, K. W. “Does Audit Quality Matter more for Firms with High Investment
Opportunities”. Journal of Accounting and Public Policy, 28(1), 33-50. 2009.
Margaretta, S dan G. Soepriyanto. “Penerapan IFRS dan Pengaruhnya terhadap
Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan: Studi Empiris
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-
2010”. Binus Business Review Vol.3 No.2 November 2012.
Miradhi, Made Devi dan Gede Juliarsa. “Ukuran Perusahaan sebagai Pemoderasi
Pengaruh Profitabilitas dan Opini Auditor pada Audit Delay”. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Vol.16 No.1 hlm 388-415. 2016.
Myers, S.C. “Determinants of Corporate Borrowing”. Journal of Financial
Economics, 5(2), 147-175.http://dx.doi.org/10.1014/0304-405X(77)90015-0.
1977.
Pham, T., Dao, M., Brown, V.L. “Investment Opportunities and Audit Report Lags:
Initial Evidence”. Accounting Finance Research. 3(4).45-7. 2014
Praptika dan Rasmini. “Pengaruh Audit Tenure, Pergantian Auditor dan Financial
Distress pada Audit Delay pada Perusahaan Consumer Goods”. E-jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 15, No. 3, Hal. 2052-2081. 2016.
Sari, Hani Kartika dan Maswar P.P. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Delay pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2014”. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi: Volume 5, Nomor 6. 2016.
Schwartz, K.B,. & Soo, B.S. “The Associattion between Auditor Changes and
Reporting Lags”. Contemporary Accounting Research, 13(1). 353-370. 1996.
Sood, Tulika. “Strategic Marketing Management and Tactics in the Service
Industry”. IGI Global. Hal. 2. 2017.
Subawa Putra, Putu Gede Ovan dan I Made Pande Dwina Putra. “Ukuran
Perusahaan sebagai Pemoderasi Pengaruh Opini Auditor, Profitabilitas,
dan Debt to Equity Ratio terhadap Audit Delay”. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol.14 No.3.hlm 2278-2306. 2016.
Suginam. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan
Sektor Perdagangan Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Majalah Ilmiah Informasi dan Teknologi Ilmiah. ISSN: 2339-
210X. 2016.
Suparsada, Ni Putu Y.D dan IGAM Asri D.P. “Pengaruh Profitabilitas, Reputasi
Auditor, Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Institusional terhadap Audit
Delay pada Perusahaan Manufaktur”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol.18.1: 60-87. 2017.

75
Surbakti, L. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada
Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Universitas
Airlangga. Surabaya. 2009.
Susianto, Silvia Novita. “Pengaruh Penerapan Wajib IFRS, Jenis Industri, Rugi, Anak
Perusahaan, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan, Opini Audit, dan Ukuran Komite
Audit terhadap Audit Report Lag (ARL)”. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. XV No.
30. 2017.
Widhiasari dan Budiartha. “Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan,
Reputasi Auditor dan Pergantian Auditor terhadap Audit Report Lag”. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.15.1:200-227. 2016.
Widyastuti, Made Tika dan Ida Bagus P.A. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Jenis Industri terhadap Audit Delay”.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.18.2. Februari: 1082-1111.
2017.
Winidyaningrum, C. dan Rahmawati. “Pengaruh Sumber Daya Manusia dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Keterandalan dan
Ketepatanwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan
Variabel Intervening Pengendalian Internal Akuntansi”. Simposium
Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 13-15 Oktober. 2010.
www.idx.co.id

76
Lampiran 1

Sampel Perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi

No Kode Nama Perusahaan


1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk
28 KBLV PT. First Media, Tbk
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk

77
Lanjutan Lampiran 1

36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk


37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk

78
Lampiran 2

Hasil Perhitungan Durasi Audit Report Delay Perusahaan Sampel

Audit Report Delay


No Kode Nama Perusahaan
2014 2015 2016
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 86 88 81
PT. Ace Hardware Indonesia,
2 ACES 79 90 86
Tbk
PT. Akbar Indo Makmur
3 AIMS 84 88 86
Stimec, Tbk
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 77 68 62
PT. Arita Prima Indonesia,
5 APII 57 60 73
Tbk
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 77 74 73
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 86 90 83
PT. Bintang Mitra
8 BMSR 84 84 86
Semestaraya, Tbk
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 75 82 83
PT. Centratama komunikasi
10 CENT 77 83 86
Indonesia, Tbk
PT. Rimau Multi Putra
11 CMPP 82 91 86
Pratama, Tbk
PT. Catur Sentosa Adiprana,
12 CSAP 79 60 77
Tbk
PT. Indo Ritel Makmur
13 DNET 86 84 86
Internasional, Tbk
PT. Electronic City
14 ECII 86 90 81
Indonesia, Tbk
PT. Elang Mahkota
15 EMTK 65 89 88
Teknologi, Tbk
PT. Enseval Putra
16 EPMT 68 67 65
Megatrading, Tbk
PT. Erajaya Swasembada,
17 ERAA 84 83 79
Tbk
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 76 82 74
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 84 88 67
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 79 82 81
PT. Visi komunikasi
21 GOLD 79 75 76
Infrastruktur, Tbk
PT. Hotel Mandarine
22 HOME 77 83 75
Regency, Tbk

79
Lanjutan Lampiran 2

PT. Island Concepts


23 ICON 84 90 88
Indonesia, Tbk
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 76 68 76
PT. Jakarta International
25 JIHD 71 84 75
Hotels & Dev. Tbk
PT. Jaya Konstruksi
26 JKON 79 84 83
Manggala Pratama, Tbk
PT. Jasuindo Tiga Perkasa,
27 JTPE 89 90 79
Tbk
28 KBLV PT. First Media, Tbk 82 77 81
PT. Perdana Bangun Pusaka,
29 KONI 79 88 83
Tbk
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 72 71 72
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 86 88 89
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 79 90 80
PT. Multifiling Mitra
33 MFMI 54 53 74
Indonesia, Tbk
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 75 84 81
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 89 90 86
PT. Multipolar Technology,
36 MLPT 54 60 62
Tbk
PT. Mitra Pinasthika
37 MPMX 69 70 83
Mustika, Tbk
PT. Matahari Putra Prima,
38 MPPA 79 76 79
Tbk
PT. Metrodata Electronics,
39 MTDL 85 88 86
Tbk
PT. Panorama Sentrawisata,
40 PANR 85 89 88
Tbk
PT. Destinasi Tirta
41 PDES 84 88 86
Nusantara, Tbk
PT. Pembangunan Graha
42 PGLI 66 90 74
Lestari Indah, Tbk
PT. Pembangunan Jaya
43 PJAA 79 57 88
Ancol, Tbk
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 78 83 81
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 71 74 76
PT. Ramayana Lestari
46 RALS 75 77 76
Sentosa, Tbk
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 76 61 76
PT. Hotel Sahid Jaya
48 SHID 79 74 83
International, Tbk

80
Lanjutan Lampiran 2

PT. Siloam International


49 SILO 54 56 53
Hospitals, Tbk
PT. Sejahteraraya
50 SRAJ 72 75 81
Anugrahjaya, Tbk
PT. Saratoga Investama
51 SRTG 86 90 81
Sedaya, Tbk
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 83 82 81
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 65 74 76
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 56 60 58
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 71 77 80
PT. Wicaksana Overseas
56 WICO 84 84 81
International, Tbk

81
Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (Market to Book Ratio of Equity/MTB) Tahun 2014
Jumlah Closing
No Kode Nama Perusahaan Total Ekuitas MTB
Lembar Saham Price
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 2.755.125.000 61 173.192.913.626 0,970378
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 17.150.000.000 785 2.362.148.245.370 5,699367
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 110.000.000 375 22.180.667.599 1,859728
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 3.913.637.674 4.120 5.961.182.563.000 2,704864
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 1.405.000.000 430 212.225.894.054 2,846731
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 353.220.780 995 294.833.176.755 1,192046
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 337.657.532 2.900 514.628.519.116 1,902745
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 1.159.200.024 180 183.639.348.452 1,136227
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 3.096.031.500 550 882.352.377.517 1,929861
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 7.424.634.500 199 688.538.013.298 2,145854
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 216.000.000 124 33.376.395.126 0,802483
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 2.895.037.800 575 818.877.777.000 2,032839
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 14.184.000.000 915 7.582.345.239.488 1,711655
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 1.334.333.000 1.090 1.777.483.550.856 0,818248
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 5.640.032.442 7.800 16.317.138.942.000 2,696076
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 2.708.640.000 2.800 3.549.882.353.025 2,136463
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 2.900.000.000 1.090 3.013.786.262.602 1,048847
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 1.995.138.579 2.100 1.193.163.687.000 3,511497
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 465.224.000 700 132.210.638.353 2,463166
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 320.000.000 395 166.375.888.797 0,759725
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 286.000.000 310 80.924.867.194 1,095584
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 2.266.550.488 240 207.646.322.657 2,619705

82
Lanjutan Lampiran 3

23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 1.089.750.000 448 153.256.183.683 3,185568
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 118.365.600 380 27.176.807.028 1,655048
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 2.329.040.482 1.050 4.686.390.819.000 0,521829
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 16.308.519.860 850 1.763.392.541.289 7,861121
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 1.769.680.000 378 284.742.999.089 2,349273
28 KBLV PT. First Media, Tbk 1.742.167.907 2.590 9.388.877.000.000 0,480592
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 76.000.000 330 26.352.869.667 0,951699
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 6.471.106.210 1.290 8.018.870.795.857 1,04101
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 1.170.432.803 600 2.393.482.000.000 0,293405
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 1.560.000.000 1.800 1.557.515.000.000 1,802872
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 757.581.000 338 148.975.906.963 1,718817
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 600.000.000 353 531.489.225.229 0,398503
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 10.064.747.323 835 10.295.571.000.000 0,81628
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 1.875.000.000 1.020 608.477.339.000 3,143092
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 4.462.963.276 790 5.260.159.000.000 0,670273
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 5.377.962.800 3.050 2.848.686.000.000 5,758018
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 2.246.000.000 615 1.167.207.882.561 1,183414
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 1.200.000.000 483 447.059.550.000 1,296472
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 715.000.000 184 172.045.710.651 0,76468
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 488.000.000 105 57.500.395.765 0,891124
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 1.599.999.998 1.775 1.618.183.385.679 1,755054
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 1.184.200.000 1.560 235.853.216.318 7,832634
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 797.813.496 545 288.501.922.125 1,507125
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 7.096.000.000 790 3.359.447.000.000 1,668679
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 1.564.487.500 445 406.537.360.733 1,712504

83
Lanjutan Lampiran 3

48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.119.326.168 307 941.022.424.840 0,36517
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 1.156.100.000 13.700 1.653.668.551.960 9,577838
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 8.030.483.593 310 1.145.119.321.546 2,173966
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 2.712.967.000 5.150 11.579.787.000.000 1,206566
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 918.492.750 2.900 732.404.758.251 3,636826
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 725.000.000 121 138.404.270.000 0,633832
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 5.580.000.000 605 2.153.243.000.000 1,567821
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 520.000.000 64 15.265.878.813 2,180025
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 1.268.950.977 99 124.194.496.476 1,011527

84
Lanjutan Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (Market to Book Ratio of Equity/MTB) Tahun 2015
Jumlah Closing
No Kode Nama Perusahaan Total Ekuitas MTB
Lembar Saham Price
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 2.755.125.000 50 132.989.738.231 1,035841
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 17.150.000.000 825 2.628.825.516.460 5,382156
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 110.000.000 420 20.045.396.732 2,304769
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 3.949.030.235 7.175 7.286.175.343.000 3,888774
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 1.075.760.000 222 220.610.754.297 1,082534
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 353.220.780 1.250 375.748.711.668 1,175057
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 337.657.532 4.500 482.308.722.151 3,150387
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 1.159.200.024 250 167.617.323.382 1,728938
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 3.096.031.500 595 1.403.993.534.078 1,312071
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 10.394.488.300 125 1.077.595.668.155 1,20575
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 216.000.000 107 28.685.247.506 0,80571
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 2.895.037.800 398 853.518.984.000 1,34997
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 14.184.000.000 1.145 7.868.088.304.802 2,06412
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 1.334.333.000 850 1.757.475.482.749 0,645348
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 5.640.032.442 10.300 15.389.131.186.000 3,774894
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 2.708.640.000 3.000 4.070.245.687.141 1,99642
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 2.900.000.000 545 3.205.406.153.953 0,493073
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 1.995.138.579 1.150 1.114.917.330.000 2,057919
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 465.224.000 700 134.089.589.605 2,428651
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 320.000.000 328 188.172.274.177 0,557787
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 286.000.000 300 76.425.022.500 1,122669
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 2.266.550.488 249 207.825.266.732 2,715604

85
Lanjutan Lampiran 3

23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 1.089.750.000 605 158.666.437.622 4,15525
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 118.365.600 380 31.359.679.686 1,434292
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 2.329.040.482 585 4.449.798.747.000 0,306191
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 16.308.519.860 840 1.943.844.612.042 7,047455
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 1.713.012.500 232 350.794.602.557 1,132911
28 KBLV PT. First Media, Tbk 1.742.167.907 1.875 8.464.471.000.000 0,385915
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 76.000.000 280 25.951.198.986 0,820001
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 6.890.467.237 1.410 8.875.282.884.083 1,094676
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 1.170.432.803 180 2.099.659.000.000 0,100339
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 1.560.000.000 500 1.619.620.000.000 0,481594
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 757.581.000 187 162.505.552.759 0,871771
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 600.000.000 370 583.972.255.481 0,380155
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 10.064.747.323 257 8.912.631.000.000 0,290222
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 1.875.000.000 1.135 704.405.420.000 3,021165
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 4.462.963.276 489 5.340.247.000.000 0,408668
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 5.377.962.800 1.825 2.775.594.000.000 3,536102
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 2.310.169.758 650 1.549.075.000.000 0,969359
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 1.200.000.000 450 413.248.542.000 1,30672
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 715.000.000 160 178.349.170.589 0,641438
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 488.000.000 69 57.044.770.112 0,590273
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 1.599.999.998 2.025 1.788.537.761.351 1,811536
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 1.184.200.000 1.570 226.420.744.831 8,211235
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 797.813.496 409 282.496.573.799 1,155079
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 7.096.000.000 645 3.333.804.000.000 1,372882
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 1.564.487.500 340 387.501.041.606 1,372708

86
Lanjutan Lampiran 3

48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.119.326.168 545 937.877.031.655 0,65044
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 1.156.100.000 9.800 1.739.951.627.864 6,511549
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 8.030.483.593 370 1.015.008.606.563 2,927344
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 2.712.967.000 4.010 11.480.784.000.000 0,947583
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 918.492.750 2.750 842.913.618.601 2,996576
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 725.000.000 69 151.376.891.000 0,330467
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 5.580.000.000 600 2.380.116.000.000 1,406654
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 520.000.000 54 15.452.080.844 1,817231
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 1.268.950.977 51 134.314.796.604 0,504655

87
Lanjutan Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (Market to Book Ratio of Equity/MTB) Tahun 2016
Jumlah Closing
No Kode Nama Perusahaan Total Ekuitas MTB
Lembar Saham Price
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 2.755.125.000 50 159.369.431.425 0,864383
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 17.150.000.000 835 3.048.727.694.796 4,697123
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 220.000.000 180 16.612.741.286 2,383713
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 3.991.781.170 6.000 8.074.320.321.000 2,966279
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 1.075.760.000 298 239.253.850.667 1,339901
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 353.220.780 900 373.236.393.185 0,851736
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 436.968.571 8.600 1.112.082.159.179 3,379184
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 1.159.200.024 145 148.888.325.018 1,128927
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 3.405.634.600 570 1.710.401.211.954 1,134945
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 10.394.488.300 119 1.037.455.308.227 1,192287
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 216.000.000 114 33.190.179.229 0,741906
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 4.053.052.920 525 1.411.774.313.000 1,507219
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 14.184.000.000 1.100 8.229.376.719.630 1,895939
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 1.334.333.000 600 1.727.761.584.174 0,463374
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 5.640.032.442 9.975 15.805.827.438.000 3,559404
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 2.708.640.000 2.920 4.619.981.227.666 1,711961
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 2.900.000.000 600 3.409.161.275.013 0,510389
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 1.995.138.579 1.500 1.223.210.987.000 2,4466
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 465.224.000 318 127.129.417.567 1,163706
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 320.000.000 418 395.462.744.829 0,338237
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 314.600.000 500 84.065.372.585 1,871163
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 2.266.550.488 240 209.032.338.377 2,602335

88
Lanjutan Lampiran 3

23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 1.089.750.000 500 158.784.278.621 3,431542
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 118.365.600 650 34.179.529.112 2,250986
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 2.329.040.482 492 4.780.322.366.000 0,239709
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 16.308.519.860 620 2.200.751.239.393 4,594469
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 1.713.012.500 308 553.646.253.942 0,952969
28 KBLV PT. First Media, Tbk 1.742.167.907 1.215 7.239.042.000.000 0,292405
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 152.000.000 460 17.624.215.634 3,967269
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 6.891.067.237 1.500 11.263.626.908.658 0,917697
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 1.170.432.803 232 1.779.448.000.000 0,152598
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 1.560.000.000 350 1.679.016.000.000 0,32519
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 757.581.000 790 181.444.697.146 3,298465
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 600.000.000 450 600.813.348.217 0,449391
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 10.064.747.323 342 9.364.471.000.000 0,367575
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 1.875.000.000 1.760 822.357.672.000 4,012852
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 4.462.963.276 820 5.647.472.000.000 0,648012
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 5.377.962.800 1.480 2.429.732.000.000 3,275828
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 2.376.172.964 650 1.849.299.000.000 0,835188
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 1.200.000.000 625 754.348.062.000 0,994236
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 715.000.000 254 204.408.057.873 0,888468
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 488.000.000 57 57.879.959.097 0,480581
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 1.599.999.998 2.020 1.828.112.489.383 1,767944
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 1.184.200.000 406 207.634.870.119 2,315532
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 797.813.496 900 274.396.111.533 2,616772
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 7.096.000.000 1.195 3.337.399.000.000 2,540817
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 1.564.487.500 530 431.117.965.237 1,923321

89
Lanjutan Lampiran 3

48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.119.326.168 895 946.351.461.691 1,058589
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 1.300.612.500 10.900 3.129.069.996.103 4,530636
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 10.917.783.981 244 1.724.049.770.033 1,545164
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 2.712.967.000 3.500 19.366.537.000.000 0,490299
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 918.492.750 3.280 943.930.516.651 3,191608
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 725.000.000 149 137.813.573.000 0,783849
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 5.580.000.000 1.300 2.822.564.000.000 2,570004
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 520.000.000 53 5.553.045.219 4,963043
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 1.268.950.977 50 128.984.040.004 0,491902

90
Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (The Ratio of Gross Plant, Property and Equipment to Total
Assets/PPEGT) Tahun 2014
Plant + Property +
No Kode Nama Perusahaan Total Aset PPEGT
Equipment
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 79.240.762.129 443.923.205.402 0,178501059
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 463.020.871.447 2.947.348.661.224 0,15709742
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 2.999.994 23.182.051.100 0,00012941
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 4.390.206.830.000 14.791.917.177.000 0,296797689
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 154.845.426.928 439.723.829.931 0,35214245
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 46.782.177.774 551.383.191.769 0,084845129
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 291.236.679.341 655.349.092.810 0,444399302
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 14.285.752.878 478.158.703.159 0,029876593
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 440.079.577.406 1.667.411.833.809 0,263929743
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 569.176.298.605 927.142.011.991 0,613904117
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 101.682.686.557 143.353.133.623 0,709316106
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 641.768.554.000 3.308.917.601.000 0,193951204
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 14.557.138.436 7.584.772.233.394 0,001919258
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 542.436.156.133 2.003.535.430.422 0,270739488
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 2.528.906.170.000 19.885.196.539.000 0,127175317
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 953.995.679.687 6.190.617.606.933 0,154103474
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 402.453.027.879 6.120.307.213.175 0,065756998
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 361.532.255.000 2.162.633.810.000 0,167172201
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 7.063.875.171 261.185.116.980 0,027045474
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 63.644.996.346 420.613.021.533 0,15131485
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 13.969.285.584 95.309.143.541 0,146568158

91
Lanjutan Lampiran 4

22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 237.418.885.274 260.781.036.869 0,910414684


23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 11.041.405.725 277.005.824.660 0,039859832
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 3.849.757.243 50.956.633.269 0,075549678
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 1.090.552.555.000 6.484.787.205.000 0,168170908
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 630.022.484.980 3.844.756.799.399 0,163865367
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 238.057.652.156 658.967.707.920 0,361258449
28 KBLV PT. First Media, Tbk 1.957.605.000.000 12.962.414.000.000 0,151021638
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 25.315.824.480 118.362.934.600 0,213883042
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 3.125.570.497.288 9.964.606.193.061 0,313667237
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 24.466.000.000 2.491.626.000.000 0,009819291
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 1.146.700.000.000 4.668.574.000.000 0,24562104
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 126.979.413.640 160.168.355.302 0,792787148
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 257.250.118.944 664.178.195.746 0,387320934
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 3.451.142.000.000 22.798.205.000.000 0,151377795
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 319.181.102.000 1.734.969.888.000 0,183969246
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 3.214.402.000.000 13.950.177.000.000 0,230420159
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 1.272.601.000.000 5.827.294.000.000 0,21838627
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 93.597.759.792 2.739.573.004.926 0,034165091
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 531.171.425.000 1.669.736.698.000 0,318116878
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 119.244.828.946 334.953.230.301 0,356004415
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 26.895.005.412 69.855.302.836 0,385010219
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 1.267.689.072.567 2.907.017.296.803 0,436078958
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 1.504.645.658 363.025.826.086 0,004144734
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 249.672.772.967 432.975.006.185 0,57664477
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 1.375.402.000.000 4.554.667.000.000 0,301976412

92
Lanjutan Lampiran 4

47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 270.848.436.848 781.616.385.160 0,346523489


48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.090.815.365.571 1.434.881.838.925 0,760212678
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 1.589.306.930.919 2.844.085.512.104 0,558811233
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 1.283.526.255.838 1.857.908.620.340 0,690844664
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 1.150.943.000.000 16.347.904.000.000 0,070403093
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 154.932.031.455 2.471.583.958.824 0,06268532
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 146.496.923.000 322.771.419.000 0,453872042
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 1.644.948.000.000 3.962.895.000.000 0,415087455
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 64.910.424.778 109.001.314.578 0,595501302
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 57.029.575.576 204.951.499.255 0,278258885

93
Lanjutan Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (The Ratio of Gross Plant, Property and Equipment to Total
Assets/PPEGT) Tahun 2015
Plant + Property +
No Kode Nama Perusahaan Total Aset PPEGT
Equipment
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 75.311.620.513 404.119.092.405 0,186359966
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 457.127.128.671 3.267.549.674.003 0,13989906
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 1.000.000 20.936.619.066 0,00004776
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 4.469.497.604.000 15.203.129.563.000 0,293985366
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 163.588.285.518 421.872.747.114 0,387766896
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 51.669.575.722 644.524.751.604 0,080166938
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 604.690.988.618 798.710.048.086 0,757084489
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 28.818.542.075 530.132.144.270 0,054361054
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 1.021.635.713.312 2.563.343.153.139 0,398555969
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 9.000.877.359 1.293.012.666.277 0,006961167
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 95.308.585.474 175.317.496.098 0,543634193
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 778.838.532.000 3.522.572.851.000 0,22109934
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 78.493.697.103 7.928.528.692.506 0,009900159
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 559.368.659.344 1.898.418.873.433 0,294649757
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 2.223.642.948.000 17.500.271.744.000 0,127063338
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 1.024.336.787.403 6.747.936.555.246 0,151800003
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 436.642.144.875 7.800.299.841.485 0,05597761
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 377.532.110.000 2.310.536.370.000 0,163395874
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 6.741.695.159 283.691.670.334 0,023764163
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 67.145.829.442 447.899.389.368 0,149912751
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 12.162.138.964 93.105.994.331 0,130626809

94
Lanjutan Lampiran 4

22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 232.575.199.750 257.837.009.413 0,902024113


23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 10.471.622.472 414.188.964.071 0,025282234
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 3.707.407.562 47.676.255.943 0,077762137
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 1.074.920.103.000 6.470.222.705.000 0,166133401
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 673.014.634.774 3.775.957.539.878 0,178236812
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 325.281.664.089 886.846.976.750 0,366784431
28 KBLV PT. First Media, Tbk 2.806.231.000.000 13.711.988.000.000 0,204655299
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 28.247.860.002 127.957.085.635 0,22076042
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 3.244.789.078.166 11.127.313.993.463 0,29160578
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 15.782.000.000 2.443.149.000.000 0,006459696
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 1.575.155.000.000 5.393.330.000.000 0,292056114
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 146.599.673.520 184.786.688.849 0,793345421
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 309.697.023.994 761.521.834.947 0,406681739
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 3.550.288.000.000 22.733.802.000.000 0,156167807
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 341.749.663.000 1.683.190.522.000 0,203036827
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 3.351.007.000.000 14.480.403.000.000 0,231416695
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 1.461.743.000.000 6.294.210.000.000 0,232236134
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 104.526.000.000 3.496.665.000.000 0,029893055
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 811.410.362.000 1.745.981.217.000 0,464730293
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 239.960.973.840 393.901.425.249 0,609190418
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 26.235.691.782 65.103.319.418 0,40298547
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 1.483.776.941.248 3.130.177.111.064 0,474023318
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 2.439.870.358 342.172.856.548 0,00713052
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 275.686.567.443 432.109.728.581 0,638001297
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 1.333.227.000.000 4.574.904.000.000 0,291421853

95
Lanjutan Lampiran 4

47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 240.880.030.037 720.738.968.122 0,33421258


48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.093.617.368.055 1.449.036.770.639 0,754720232
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 1.553.306.654.744 2.986.270.148.106 0,52014941
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 1.235.678.088.553 1.671.945.400.584 0,739066053
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 1.189.171.000.000 16.701.440.000.000 0,071201705
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 138.734.196.010 2.646.301.796.777 0,052425689
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 191.538.871.000 346.473.471.000 0,55282406
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 1.773.530.000.000 4.361.587.000.000 0,406624928
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 61.797.828.804 107.571.334.613 0,57448231
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 64.442.372.731 217.982.774.634 0,295630574

96
Lanjutan Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (The Ratio of Gross Plant, Property and Equipment to Total
Assets/PPEGT) Tahun 2016
Plant + Property +
No Kode Nama Perusahaan Total Aset PPEGT
Equipment
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 66.250.009.031 427.808.472.537 0,154859039
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 588.764.731.189 3.731.101.667.891 0,157799166
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 0 17.009.196.124 0
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 4.561.738.403.000 15.830.740.710.000 0,288156978
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 173.059.344.587 407.985.799.015 0,424179824
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 42.492.634.025 654.082.047.254 0,064965296
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 837.492.440.834 1.299.840.053.038 0,644304227
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 27.363.623.128 498.511.916.189 0,05489061
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 1.052.566.004.926 2.972.885.482.438 0,354055348
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 7.256.591.696 1.314.929.550.049 0,005518616
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 88.366.208.956 176.816.880.078 0,499761159
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 871.363.683.000 4.240.820.320.000 0,20547055
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 198.840.506.207 8.335.065.215.434 0,023855903
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 604.781.778.650 1.881.645.933.066 0,321411041
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 2.367.423.231.000 20.376.367.838.000 0,116184751
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 1.017.625.048.185 7.087.269.812.003 0,143584917
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 457.247.659.796 7.424.604.403.847 0,061585458
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 410.374.493.000 2.577.819.573.000 0,15919442
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 5.276.845.379 257.832.299.900 0,020466192
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 196.476.668.882 681.245.836.220 0,288407882
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 7.615.652.642 150.879.427.399 0,05047509

97
Lanjutan Lampiran 4

22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 234.289.266.074 266.031.855.978 0,880681245


23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 9.264.658.214 468.521.879.542 0,019774227
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 3.778.923.574 46.760.927.085 0,080813701
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 1.061.011.972.000 6.604.718.559.000 0,16064454
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 702.440.920.303 4.007.387.279.838 0,175286507
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 462.474.609.333 1.052.131.760.706 0,439559594
28 KBLV PT. First Media, Tbk 2.209.147.000.000 12.779.523.000.000 0,172866155
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 27.356.859.583 119.437.244.615 0,22904798
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 3.526.993.558.084 14.157.428.109.357 0,249126715
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 14.936.000.000 2.107.765.000.000 0,007086179
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 1.844.071.000.000 5.658.360.000.000 0,325902028
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 175.066.865.093 215.487.521.382 0,812422288
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 341.290.606.549 848.612.119.839 0,402175032
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 3.353.565.000.000 24.122.671.000.000 0,139021297
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 497.811.738.000 1.779.863.908.000 0,2796909
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 3.520.883.000.000 14.926.225.000.000 0,235885698
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 1.575.559.000.000 6.701.734.000.000 0,235097215
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 170.453.000.000 3.876.021.000.000 0,043976284
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 1.075.159.353.000 2.279.403.845.000 0,471684452
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 309.371.843.860 464.949.299.354 0,665388343
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 27.190.378.716 68.325.896.841 0,397951289
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 1.565.215.915.945 3.768.551.035.234 0,415336266
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 1.196.438.889 353.501.590.539 0,003384536
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 361.422.779.264 501.235.506.230 0,721063801
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 1.279.282.000.000 4.647.009.000.000 0,275291483

98
Lanjutan Lampiran 4

47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 228.045.075.806 721.237.977.450 0,316185618


48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.101.318.514.246 1.443.540.346.013 0,762928807
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 1.693.868.662.869 4.215.689.550.079 0,401801092
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 1.087.256.835.984 2.303.567.501.432 0,471988268
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 6.278.000.000 25.144.272.000.000 0,000249679
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 116.907.028.886 2.686.030.338.104 0,043524091
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 95.417.767.000 341.486.665.000 0,27941872
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 1.860.835.000.000 4.977.673.000.000 0,373836329
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 58.685.232.828 105.894.649.855 0,554185059
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 68.887.404.787 229.056.622.337 0,300744

99
Lampiran 5
Hasil Perhitungan Variabel Rugi Operasi (LOSS) Tahun 2014-2016
Rugi Operasi 2014 Rugi Operasi 2015 Rugi Operasi 2016
No Kode Nama Perusahaan
Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan Kode
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 LOSS 1
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk LOSS 1 LOSS 1 LOSS 1
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk LOSS 1 LOSS 1 LOSS 1
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk LOSS 1 LOSS 1 LOSS 1
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 nonLOSS 0
PT. Centratama komunikasi LOSS LOSS LOSS
10 CENT 1 1 1
Indonesia, Tbk
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 nonLOSS 0
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
PT. Indo Ritel Makmur Internasional, nonLOSS nonLOSS nonLOSS
13 DNET 0 0 0
Tbk
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 LOSS 1
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 LOSS 1
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0

100
Lanjutan Lampiran 5

PT. Visi komunikasi Infrastruktur, nonLOSS LOSS LOSS


21 GOLD 0 1 1
Tbk
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
PT. Jakarta International Hotels & nonLOSS nonLOSS nonLOSS
25 JIHD 0 0 0
Dev. Tbk
PT. Jaya Konstruksi Manggala nonLOSS nonLOSS nonLOSS
26 JKON 0 0 0
Pratama, Tbk
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
28 KBLV PT. First Media, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 LOSS 1
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 LOSS 1
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 LOSS 1
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 nonLOSS 0
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0

101
Lanjutan Lampiran 5

PT. Pembangunan Graha Lestari nonLOSS nonLOSS nonLOSS


42 PGLI 0 0 0
Indah, Tbk
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 LOSS 1
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 LOSS 1
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 nonLOSS 0
PT. Hotel Sahid Jaya International, nonLOSS nonLOSS nonLOSS
48 SHID 0 0 0
Tbk
PT. Siloam International Hospitals, nonLOSS nonLOSS nonLOSS
49 SILO 0 0 0
Tbk
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk LOSS 1 LOSS 1 LOSS 1
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 LOSS 1
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 LOSS 1
PT. Wicaksana Overseas nonLOSS nonLOSS nonLOSS
56 WICO 0 0 0
International, Tbk

102
Lampiran 6
Hasil Perhitungan Variabel Opini Audit Going Concern (GC) Tahun 2014-2016
Opini Audit GC 2014 Opini Audit GC 2015 Opini Audit GC 2016
No Kode Nama Perusahaan
Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan Kode
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk GC 1 GC 1 GC 1
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk nonGC 0 GC 1 nonGC 0
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk GC 1 GC 1 nonGC 0
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
PT. Centratama komunikasi nonGC nonGC nonGC
10 CENT 0 0 0
Indonesia, Tbk
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
PT. Indo Ritel Makmur Internasional, nonGC nonGC nonGC
13 DNET 0 0 0
Tbk
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0

103
Lanjutan Lampiran 6

PT. Visi komunikasi Infrastruktur, nonGC GC nonGC


21 GOLD 0 1 0
Tbk
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk GC 1 GC 1 nonGC 0
PT. Jakarta International Hotels & nonGC nonGC nonGC
25 JIHD 0 0 0
Dev. Tbk
PT. Jaya Konstruksi Manggala nonGC nonGC nonGC
26 JKON 0 0 0
Pratama, Tbk
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
28 KBLV PT. First Media, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk GC 1 GC 1 GC 1
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk nonGC 0 GC 1 nonGC 0
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0

104
Lanjutan Lampiran 6

PT. Pembangunan Graha Lestari nonGC nonGC nonGC


42 PGLI 0 0 0
Indah, Tbk
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
PT. Hotel Sahid Jaya International, nonGC nonGC nonGC
48 SHID 0 0 0
Tbk
PT. Siloam International Hospitals, nonGC nonGC nonGC
49 SILO 0 0 0
Tbk
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk GC 1 GC 1 GC 1
PT. Wicaksana Overseas nonGC nonGC nonGC
56 WICO 0 0 0
International, Tbk

105
Lampiran 7
Hasil Perhitungan Variabel Reputasi Auditor (BIG) Tahun 2014-2016
Reputasi Auditor 2014 Reputasi Auditor 2015 Reputasi Auditor 2016
No Kode Nama Perusahaan
Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan Kode
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
PT. Centratama komunikasi
10 CENT BIG 1 BIG 1 BIG 1
Indonesia, Tbk
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
PT. Indo Ritel Makmur Internasional,
13 DNET BIG 1 BIG 1 BIG 1
Tbk
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0

106
Lanjutan Lampiran 7

PT. Visi komunikasi Infrastruktur, nonBIG nonBIG nonBIG


21 GOLD 0 0 0
Tbk
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
PT. Jakarta International Hotels & nonBIG nonBIG nonBIG
25 JIHD 0 0 0
Dev. Tbk
PT. Jaya Konstruksi Manggala nonBIG nonBIG nonBIG
26 JKON 0 0 0
Pratama, Tbk
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
28 KBLV PT. First Media, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0

107
Lanjutan Lampiran 7

PT. Pembangunan Graha Lestari nonBIG nonBIG nonBIG


42 PGLI 0 0 0
Indah, Tbk
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
PT. Hotel Sahid Jaya International, nonBIG nonBIG nonBIG
48 SHID 0 0 0
Tbk
PT. Siloam International Hospitals, nonBIG nonBIG nonBIG
49 SILO 0 0 0
Tbk
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
PT. Wicaksana Overseas BIG BIG BIG
56 WICO 1 1 1
International, Tbk

108
Lampiran 8
Hasil Perhitungan Variabel Pergantian Auditor (SWITCH) Tahun 2014-2016
Pergantian Auditor Pergantian Auditor Pergantian Auditor
No Kode Nama Perusahaan 2014 2015 2016
Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan Kode
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk SWITCH 1 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 SWITCH 1 nonSWITCH 0
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
PT. Centratama komunikasi Indonesia, nonSWITCH nonSWITCH nonSWITCH
10 CENT 0 0 0
Tbk
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 SWITCH 1
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk SWITCH 1 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0

109
Lanjutan Lampiran 8

21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 SWITCH 1


22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk SWITCH 1 nonSWITCH 0 SWITCH 1
PT. Jakarta International Hotels & Dev. nonSWITCH nonSWITCH nonSWITCH
25 JIHD 0 0 0
Tbk
PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, nonSWITCH nonSWITCH nonSWITCH
26 JKON 0 0 0
Tbk
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk SWITCH 1 SWITCH 1 SWITCH 1
28 KBLV PT. First Media, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk SWITCH 1 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 SWITCH 1
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, SWITCH SWITCH nonSWITCH
42 PGLI 1 1 0
Tbk

110
Lanjutan Lampiran 8

43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0


44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk SWITCH 1 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk nonSWITCH 0 SWITCH 1 nonSWITCH 0
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk nonSWITCH 0 SWITCH 1 SWITCH 1
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
PT. Wicaksana Overseas International, nonSWITCH nonSWITCH nonSWITCH
56 WICO 0 0 0
Tbk

111
Lampiran 9

Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) Tahun 2014

No Kode Nama Perusahaan Total Aset LN (Logaritma Natural)


1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 443.923.205.402 26,81892

2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 2.947.348.661.224 28,71193

3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 23.182.051.100 23,86664

4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 14.791.917.177.000 30,3251

5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 439.723.829.931 26,80941

6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 551.383.191.769 27,0357

7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 655.349.092.810 27,20843

8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 478.158.703.159 26,89321

9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 1.667.411.833.809 28,14229

10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 927.142.011.991 27,55537

11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 143.353.133.623 25,68858

12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 3.308.917.601.000 28,82764

13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 7.584.772.233.394 29,65716

112
Lanjutan Lampiran 9

14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 2.003.535.430.422 28,32593

15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 19.885.196.539.000 30,621

16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 6.190.617.606.933 29,45406

17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 6.120.307.213.175 29,44263

18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 2.162.633.810.000 28,40235

19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 261.185.116.980 26,2885

20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 420.613.021.533 26,76498

21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 95.309.143.541 25,28039

22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 260.781.036.869 26,28695

23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 277.005.824.660 26,3473

24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 50.956.633.269 24,65424

25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 6.484.787.205.000 29,50048

26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 3.844.756.799.399 28,97773

27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 658.967.707.920 27,21394

28 KBLV PT. First Media, Tbk 12.962.414.000.000 30,19308

113
Lanjutan Lampiran 9

29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 118.362.934.600 25,49702

30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 9.964.606.193.061 29,93006

31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 2.491.626.000.000 28,54396

32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 4.668.574.000.000 29,17187

33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 160.168.355.302 25,79949

34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 664.178.195.746 27,22182

35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 22.798.205.000.000 30,7577

36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 1.734.969.888.000 28,18201

37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 13.950.177.000.000 30,26651

38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 5.827.294.000.000 29,39357

39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 2.739.573.004.926 28,63882

40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 1.669.736.698.000 28,14369

41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 334.953.230.301 26,53726

42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 69.855.302.836 24,96969

43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 2.907.017.296.803 28,69815

114
Lanjutan Lampiran 9

44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 363.025.826.086 26,61774

45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 432.975.006.185 26,79395

46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 4.554.667.000.000 29,14717

47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 781.616.385.160 27,38463

48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.434.881.838.925 27,9921

49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 2.844.085.512.104 28,67626

50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 1.857.908.620.340 28,25047

51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 16.347.904.000.000 30,42512

52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 2.471.583.958.824 28,53588

53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 322.771.419.000 26,50021

54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 3.962.895.000.000 29,008

55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 109.001.314.578 25,41463

56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 204.951.499.255 26,04604

115
Lanjutan Lampiran 9

Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) Tahun 2015

No Kode Nama Perusahaan Total Aset LN (Logaritma Natural)


1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 404.119.092.405 26,72498

2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 3.267.549.674.003 28,81506

3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 20.936.619.066 23,76477

4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 15.203.129.563.000 30,35252

5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 421.872.747.114 26,76797

6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 644.524.751.604 27,19178

7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 798.710.048.086 27,40626

8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 530.132.144.270 26,99639

9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 2.563.343.153.139 28,57233

10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 1.293.012.666.277 27,888

11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 175.317.496.098 25,88986

12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 3.522.572.851.000 28,89021

13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 7.928.528.692.506 29,70149

14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 1.898.418.873.433 28,27204

116
Lanjutan Lampiran 9

15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 17.500.271.744.000 30,49324

16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 6.747.936.555.246 29,54026

17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 7.800.299.841.485 29,68518

18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 2.310.536.370.000 28,4685

19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 283.691.670.334 26,37115

20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 447.899.389.368 26,82783

21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 93.105.994.331 25,257

22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 257.837.009.413 26,27559

23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 414.188.964.071 26,74959

24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 47.676.255.943 24,5877

25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 6.470.222.705.000 29,49823

26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 3.775.957.539.878 28,95968

27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 886.846.976.750 27,51094

28 KBLV PT. First Media, Tbk 13.711.988.000.000 30,24929

29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 127.957.085.635 25,57496

117
Lanjutan Lampiran 9

30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 11.127.313.993.463 30,04042

31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 2.443.149.000.000 28,52431

32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 5.393.330.000.000 29,31618

33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 184.786.688.849 25,94247

34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 761.521.834.947 27,35858

35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 22.733.802.000.000 30,75487

36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 1.683.190.522.000 28,15171

37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 14.480.403.000.000 30,30382

38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 6.294.210.000.000 29,47065

39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 3.496.665.000.000 28,88283

40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 1.745.981.217.000 28,18834

41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 393.901.425.249 26,69937

42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 65.103.319.418 24,89924

43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 3.130.177.111.064 28,77211

44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 342.172.856.548 26,55858

118
Lanjutan Lampiran 9

45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 432.109.728.581 26,79195

46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 4.574.904.000.000 29,15161

47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 720.738.968.122 27,30354

48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.449.036.770.639 28,00192

49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 2.986.270.148.106 28,72505

50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 1.671.945.400.584 28,14501

51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 16.701.440.000.000 30,44652

52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 2.646.301.796.777 28,60418

53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 346.473.471.000 26,57107

54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 4.361.587.000.000 29,10386

55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 107.571.334.613 25,40142

56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 217.982.774.634 26,10768

119
Lanjutan Lampiran 9

Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) Tahun 2016

No Kode Nama Perusahaan Total Aset LN (Logaritma Natural)


1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 427.808.472.537 26,78194

2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 3.731.101.667.891 28,94772

3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 17.009.196.124 23,55702

4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 15.830.740.710.000 30,39297

5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 407.985.799.015 26,7345

6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 654.082.047.254 27,2065

7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 1.299.840.053.038 27,89326

8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 498.511.916.189 26,93489

9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 2.972.885.482.438 28,72055

10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 1.314.929.550.049 27,9048

11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 176.816.880.078 25,89838

12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 4.240.820.320.000 29,07578

13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 8.335.065.215.434 29,75149

14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 1.881.645.933.066 28,26317

120
Lanjutan Lampiran 9

15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 20.376.367.838.000 30,6454

16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 7.087.269.812.003 29,58932

17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 7.424.604.403.847 29,63582

18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 2.577.819.573.000 28,57797

19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 257.832.299.900 26,27558

20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 681.245.836.220 27,24719

21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 150.879.427.399 25,73975

22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 266.031.855.978 26,30688

23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 468.521.879.542 26,87285

24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 46.760.927.085 24,56831

25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 6.604.718.559.000 29,51881

26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 4.007.387.279.838 29,01916

27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 1.052.131.760.706 27,68184

28 KBLV PT. First Media, Tbk 12.779.523.000.000 30,17887

29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 119.437.244.615 25,50606

121
Lanjutan Lampiran 9

30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 14.157.428.109.357 30,28126

31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 2.107.765.000.000 28,37665

32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 5.658.360.000.000 29,36416

33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 215.487.521.382 26,09617

34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 848.612.119.839 27,46687

35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 24.122.671.000.000 30,81417

36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 1.779.863.908.000 28,20756

37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 14.926.225.000.000 30,33414

38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 6.701.734.000.000 29,53339

39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 3.876.021.000.000 28,98583

40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 2.279.403.845.000 28,45494

41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 464.949.299.354 26,86519

42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 68.325.896.841 24,94755

43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 3.768.551.035.234 28,95771

44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 353.501.590.539 26,59115

122
Lanjutan Lampiran 9

45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 501.235.506.230 26,94034

46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 4.647.009.000.000 29,16724

47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 721.237.977.450 27,30423

48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.443.540.346.013 27,99812

49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 4.215.689.550.079 29,06983

50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 2.303.567.501.432 28,46548

51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 25.144.272.000.000 30,85565

52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 2.686.030.338.104 28,61909

53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 341.486.665.000 26,55657

54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 4.977.673.000.000 29,23598

55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 105.894.649.855 25,38571

56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 229.056.622.337 26,15724

123
Lampiran 10
Hasil Output Pengujian SPSS
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ARD 168 53 91 78,13 9,291
MTB 168 ,10 9,58 1,9219 1,66793
PPEGT 168 ,00 ,91 ,2811 ,22599
LOSS 168 0 1 ,21 ,412
GC 168 0 1 ,10 ,294
BIG 168 0 1 ,32 ,468
SWITCH 168 0 1 ,11 ,310
SIZE 168 23,56 30,86 27,8916 1,67787
Valid N (listwise) 168

2. Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram

Model I

Model II

124
3. Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot

Model I

Model II

4. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov


Model I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 168
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,26155903
Most Extreme Absolute ,036
Differences Positive ,036
Negative -,032
Test Statistic ,036
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

125
Model II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 168
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1.23309109
Most Extreme Absolute .063
Differences Positive .063
Negative -.053
Test Statistic .063
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

5. Hasil Uji Multikolinieritas dengan Uji VIF

Model I
Collinearity Statistics
Kesimpulan
Tolerance VIF
Model
1 (Constant)
SQRTMTB ,984 1,016 Tidak ada Multikolinieritas
LOSS ,889 1,125 Tidak ada Multikolinieritas
GC ,895 1,117 Tidak ada Multikolinieritas
BIG ,774 1,292 Tidak ada Multikolinieritas
SWITCH ,884 1,131 Tidak ada Multikolinieritas
SIZE ,734 1,363 Tidak ada Multikolinieritas

Model II
Collinearity Statistics
Kesimpulan
Tolerance VIF
Model
1 (Constant)
SQRTPPEGT ,908 1,101 Tidak ada Multikolinieritas
LOSS ,863 1,159 Tidak ada Multikolinieritas
GC ,896 1,116 Tidak ada Multikolinieritas
BIG ,735 1,360 Tidak ada Multikolinieritas
SWITCH ,893 1,120 Tidak ada Multikolinieritas
SIZE ,732 1,366 Tidak ada Multikolinieritas

126
6. Hasil Uji Heterokedastisitas
Model I
Secara Statistik: Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) -,085 1,128 -,075 ,940
SQRTMTB ,185 ,108 ,133 1,713 ,089
LOSS -,178 ,148 -,098 - ,229
1,206
GC -,078 ,206 -,031 -,381 ,704
BIG -,213 ,139 -,134 - ,128
1,532
SWITCH ,035 ,197 ,015 ,177 ,860
SIZE ,035 ,040 ,079 ,875 ,383
a. Dependent Variable: Abs_Residual

Secara Grafik: Scatterplot

127
Model II
Secara Statistik: Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) -,080 1,163 -,069 ,945
SQRTMTB ,518 ,267 ,156 1,943 ,054
LOSS -,185 ,154 -,099 -1,201 ,231
GC -,004 ,211 -,002 -,019 ,985
BIG -,147 ,147 -,089 -,999 ,319
SWITCH ,142 ,201 ,057 ,706 ,481
SIZE ,031 ,041 ,068 ,756 ,451
a. Dependent Variable: Abs_Residual

Secara Grafik: Scatterplot

7. Hasil Uji Autokorelasi: Durbin Watson

Model I
Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R Square Square the Estimate Watson
1 ,280a ,079 ,044 1,28485 1,934

128
Model II
Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R Square Square the Estimate Watson
1 ,346a ,120 ,087 1,25586 2,038

8. Hasil Uji F
Model I
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 22.667 6 3.778 2.288 .038b
Residual 265.786 161 1.651
Total 288.452 167
a. Dependent Variable: sqrtARD
b. Predictors: (Constant), SIZE, sqrtMTB, GC,
SWITCH, LOSS, BIG

Model II
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 34,527 6 5,754 3,649 ,002b
Residual 253,926 161 1,577
Total 288.452 167

9. Hasil Uji t
Model I
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 3,901 1,956 1,994 ,048
SQRTMTB ,390 ,187 ,159 2,084 ,039
LOSS -,567 ,256 -,178 -2,213 ,028
GC -,514 ,357 -,115 -1,439 ,152
BIG -,045 ,241 -,016 -,186 ,853
SWITCH -,029 ,341 -,007 -,085 ,933
SIZE -,031 ,069 -,040 -,452 ,652
Dependent Variable: SQRTARD

129
Model II
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3,363 1,918 1,753 ,081
SQRTPPEGT 1,528 ,440 ,270 3,473 ,001
LOSS -,434 ,254 -,136 -1,706 ,090
GC -,487 ,349 -,109 -1,397 ,164
BIG ,122 ,242 ,044 ,505 ,614
SWITCH -,084 ,332 -,020 -,253 ,801
SIZE -,023 ,068 -,029 -,341 ,733
Dependent Variable: sqrtARD

130

Anda mungkin juga menyukai