Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan tenaga kesehatan sebagai bagian integral dari

pembangunan kesehatan secara nasional merupakan salah satu

elemen penting dalam mewujudkan Indonesia sehat 2010.


Pendidikan tenaga kesehatan bertujuan mengahasilkan

tenagakesehatan yang professional dalam jumlah dan jenis sesuai

kebutuhan pelayana kesehatan untuk mencapai Indonesia sehat 2010.


Untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010 telah ditetapkan misi

dan strategi yang meliputi, pembangunan nasional berwawasan

kesehgatan yang dilandasi pandangan sehat, professional, jaminan

pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM) dan desentralisai.


Keempat strategi tersebut fungsinya sangat relevan dengan

perkembangan yang terjadi ditanah air kita dewasa ini. Kaitannya

dengan institusi pendidiknan tenaga kesehatan mempunyai peran dan

strategi dalam menyiapkan/mendidik tenaga kesehatan yang bermutu.


Sesuai dengnan tugas dan fungsinya pendidikan tenaga

kesehatan mempunyai misi antara lain, meningkatkan mumu kelulusan

Diknakes, mutu institusi Diknakes dan meningkatkan kemitraan serta

kemandirian institusi Diknakes dalam melaksanakan pendidiknan

tenaga kesehatan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) 60 tahun 1999

tentang pendidikan tinggi, maka tujuan pendidikan dimaksud adalah

1
menyiapkan peserta didik atau memperkaya khasanah ilmu

pengentahuan, teknologi dan atau kesenian.


Dalam melaksanakan pendidikan, proses pembelajaran yang

terjadi tidak terbatas didalam kelas saja. Pengajaran yang

bberlangsung pada pendidiknan ini telah ditetapkan pada pengajaran

yang menerobos diluar kelas,bahkan diluar institusi pendidikan seperti

lingkungan kerja, alam atau kehidupan masyarakat. Dalam hal ini,

praktek laboraturium klinik merupakan wada yang tepat untuk

menghasilkan pengetahuan, sikap dan keterampilan (KAP) yang

diperoleh pada prosse belajar mengajar (PBM).


Lahan praktek sebagai sarana belajar mengajar utama untuk

mewujudkan tenaga yang professional bagi mahasiswa, dan juga

sebagai lahan untuk meningkatkan keterampilan secara utuh dari

seorang siswa atau mahasiswa yang telah mendapatkan pelajaran

teori dikelas atau praktek di laboraturium atau bengkel kerja.


B. TUJUAN PKL DAN PKMD
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Praktek Kerja

Masyarakat Desa adalah sebagai berikut :


1. Meningkatkan keterampilan dalam merencanakan,

mempersiapkan, dan pengambilan sample atau specimen dan

mengadakan pemeeriksaan.
2. Meningkatkan motivasi mahasiswa tentang manfaat pemeriksan

laboraturium.
3. Melatih pengembangan kerja sama dengantenaga kesehatan.
4. Melatih serta mengembangkan sikap dan keterampilan mahasiswa

dalam pemberian pelayana kesehatan khususnya pelayanan

laboraturium.
C. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

2
Kompetensi yang diharapkan pada Praktek Kerja Lapangan

(PKL) dan Praktek Kerja Masyarakat Desa (PKMD) adalah :


1. Mengenal ultra struktur sel-sel.
2. Mengenal macam-macam dan sifat-sifat mikroorganisme yang

berhubungan dengan kesehatan.


3. Melakukan diagnosis laboraturium terhadap parasit penyebab

infeksi pada manusia.


4. Melakukan pemeriksaan moikroorganisme dalam laboraturium

kesehatan melalui pemeriksaan mikroskopik, makroskopik, isolasi

dan tes seriologi imunologi.


5. Melakukan pemeriksaan secara analisis kimia klinik dan

hematology bahan-bahan darah, urin, feces, cairan tubuh lainnya

dalam menunjang diagnosis penyakit.


6. Melakukan pemeriksaan air, minuman dan makanan secara

kualitatif dan kuantitaif.


7. Melakukan pemantapan mutu laboraturium secara internal dan

eksternal dalam bidang kima klinik, hematology, patologi, imunologi

dan mikrobiologi.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. GAMBARAN UMUM RSUD SINJAI


Kabupaten Sinjai adalah salah satu dari 23 kabupaten di

Sulawesi Selatan yang terletak dipantai timur bagian selatan garisan

Sulawesi Selatan sekitar 223 Km dari kota Makassar dengan luas 819,

86 Km2 terbagi atas 9 Kecamatan dan 63 Desa atau Kelurahan serta 5

Kelurahan persiapan secara geografis Kabupaten Sinjai terlatak pada

lintang dan bujur sebagi berikut :


Garis lintang antara 50o 19’50” lintang selatan sampai dengan 5 o

36’47” lintang selatan.


Garis bujur : antara 119o 48’30” bujur timur sampai denga 120 o

10’00” sbujur timur.


Sebelah utara berbatasan dengan Kab. Dati II Bone, sebelah

timur berbatasan dengan Kab. Dati II Bulukumba dan sebelah barat

berbatasabn dengan Kab. Dati II Gowa.


Secara morfologi tanah daerah ini terletak pada bagian timur

gunung Lompo Battang yang morfologi 85 o terdiri dari medan berbukit,

bergelombang sampai dengan pegunungan.


Secara klimatologi terletak pada posisi iklim musim timur

dimana bulan basa antara bulan oktober sampai dengan bulan april.

B. SEJARAH SINGKAT

4
Rumah Sakit Umum Kab. Sinjai berlokasi dijalan Jendral

Sudiran tepatnya dikaki bukit Gojeng yang merupakan salah satu

taman purbakala yang ada diprovinsi Sulawesi Selatan.


Rumah Sakit Umum Kab. Sinjai dibagun berdasarkan SK.

Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sinjai tanggal 20 Desember 1980 No.

079/80/80-81 dan diresmikan pemakaiannya langsung oleh Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan pada tanggal 2 Mei 1982,

yang pada waktu itu dijabat oleh H. Andi Oddang.


Sebelum Rumah Sakit ini diresmikan, Kab. Sinjai belum

mempunyai rumah sakit umum yang ada hanya rumah sakit persiapan

yang berlokasi di jalan Persatuan Raya, tempat kantor Dinas Kab.

Sinjai yang hanya merupakan cabang dari rumah sakit umum

Tenriawaru Kab. Dati II Bone.


C. VISI, MISI, DAN MOTTO
1. Visi :
Terwujudnya rumah sakit swakelola tahun 2006 didukung

oleh tenaga yang jujur dan professional serta sarana dan prasarana

yang memadai menuju masyarakat sinjai sehat dan sejahtera.


2. Misi :
a) Mewujudkan rumah sakit yang mandiri dan berdaya saing

tinggi.
b) Mewujudkan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien

menuju sinjai sehat dan sejahtera.


c) Mewujudkan rumah sakit sinjai sebagai pusat rujukan.
3. MOTTO
“SINJAI” (SEJUK, INDAH, NYAMAN, JUJUR, AMAN, DAN

DAMAI).

D. SARANA DAN PRASARANA

5
Rumah sakit umum Kabupaten Sinjai yang dibangun atas SK

Bupati, Kepala Daerah Tingkat II Sinjai tanggal 30 September 1980

No. 078/80/80-81. RSUD Sinjai merupakan rumah sakit umum type C

yang mana mempunyai sarana sebagai berikut :


a. Gedung administrasi
b. Gedug UGD
c. poliklinik
d. Laboraturium
e. Gedung radiologi
f. Gedung operasi atau bedah
g. Gedung servis
h. Gedung perawatan penyakit dalam
i. Gedung perawatan bedah
j. Gedung KIA
k. Instalasi Gizi
l. Instalasi jenazah
m. Instalasi farmasi
n. Gedung ICU
o. Gedung VIP
E. JUMLAH DAN TENAGA KERJA YANG ADA DI RSUD KAB. SINJAI

TAHUN 2010

No. Jenis Tenaga Jumlah


1 Dokter ahli penyakit 1 Orang
2 Dokter ahli kandungan 1 Orang
3 Dokter ahli bedah 1 Orang
4 Dokter umum 11 Orang
5 Dokter gigi 1 Orang
6 SKM 4 Orang
7 Apoteker 6 Orang
8 Bidan 8 Orang
9 Akademi Keparawatan 33 Orang
10 SPK 54 Orang
11 SPPH 2 Orang
12 Analis Kesehatan 8 Orang
13 SMAK 1 Orang
14 Perawat gizi 5 Orang

15 Rekam medic 3 Orang

6
16 P. perawatan 2 Orang
17 Sarjana Komputer 2 Orang
18 Radiologi 3 Orang
19 Fisioterapi 2 Orang
20 ATEM 3 Orang
21 LCPK 4 Orang
22 Sarjana Pendidikan 1 Orang
23 Sarjana Hukum 1 Orang
24 Sarjana Ekonomi 1 Orang
25 SMA 3 Orang

BAB III
PROSEDUR PEMERIKSAAN

A. PENGAMBILAN SAMPEL
a. Pengambilan Darah Vena
1. Defenisi
Suatu cara pengambilan darah pada pembuluh darah vena

yang cukup jelas, besar dan letaknya superficial.


2. Alat dan bahan
 Kapas alkohol 70 %
 Spoit steril
 Karet pembendung/stuing
 Wadah sampel
3. Cara kerja
 Disiapkan alat dan bahan.
 Cari vena dan yakinkan anda menemukan vena yang besar.
 Bersihkan bagian yang akan diambil darahnya dengan

kapas alcohol, biarkan mengering.

7
 Bendung bagian lengan atas dengan menggunakan

torniquet/stuing dan minta pasien untuk megepal tangannya

agar vena lebih jelas terlihat.


 Pegang bagian siku dan agak renggangkan kulitnya dengan

jari agar vena terlihat lebih jelas.


 Tusukkan jarum sampai lumen vena, kemudian isap darah

sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan dan mintalah kepada

pasien untuk membuka kepalan tangannya.


 Lepaskan pembendung dengan perlahan-lahan.
 Letakkan kapas steril diatas tusukan dan jarum ditarik

perlaan-lahan. Kemudian tekan tusukan tadi dengan kaas

sampai darah tidak mengalir lagi.


 Lepaskan jarum dari spoit lalu darah dimasukkan kedalam

wadah melalui dindng wadah.


b. Pengambilan Darah Kapiler
1. Defenisi
Suatu cara pengambilan darah untuk kebutuhan pemeriksaan

dalam jumlah yang sedikit.


2. Alat dan bahan
 Kapas alcohol 70%
 lancet
3. Cara kerja
 Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan kapas

alcohol 70% biarkan sampai mengering.


 Pegangganglah bagian yang akan ditusuk agar tidak

bergerak dan tekan sedikit agar rasa nyery berkurang,

kemudian tusukkan denganlancet menggunakan lancet

steril.
 Tusukkan harus cukup dalam (3mm) agar darah keluar dan

jangan menekan jari untuk mendatakan cukup darah.

8
 Darah pertama dibuang dan darah berikutnya digunakan

untuk pemeriksaan.

B. PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
 Pemeriksaan Darah Lengkap Dengan Menggunakan Alat

Otomatis
1. Cara menghidupkan alat (BC 3000 Mindray)
 Pastikan reagen tidak habis.
 Tekan tombol “on” pada bagian belakang alat.
 Alat secara automatis akan terkalibrasi dengan sendirinya.
 Bila kurva telah terlihat pada layar maka pemeriksaan telah

siap.
2. Cara pemeriksaan sampel
 Tekan tombol ID pada alat, maka akan muncul daftar

identitas pasien.
 Isi identitas pasien pada daftar, lalu tekan “ENTER”.
 Sampel darah EDTA dimasukkan kedalam tabung reaksi,

kemudian dekatkan tabung dengan jarum penghisap sampel

hingga kedasar tabung.


 Tekan tombol penghisap sampel dan tes bekerja secara

otomatis.
 Hasil tes tampak pada print out.
3. Cara mematikan alat
 Pastikan semua pemeriksaan telah selesai.
 Tekan tombol “MENU” pada alat.
 Tekan tombol “SHUT DOWN” maka lampu layar akan mati.
 Masukkan jarum penghisap sampel kedalam reagen

kalibrasi.
 Tekan tombol penghisap lalu alat akan terkalibrasi secara

otomatis.
 Pemeriksaan Kadar Hb Metode Sahli
1. Prinsip :
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan

pertolongan larutan HCL, lalu kadar dari asam hematin ini

9
diukur dengan membandingkan warna yang terdai dengan

warna standar yang dipakai denga mata telanjang.


2. Tujuan :
Untuk menetapkan hemoglobin didalam darah.
3. Alat dan bahan :
 Hemometer yang terdiri dari : warna standar, tabung

hemometer, pengaduk dan pipet sahli.


 Ketas tissue
 Larutan HCl 0,1 N
 Aquadest
 Darah kapiler/vena
4. Cara kerja
a) Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1N sampai

tanda 2.
b) Diisap darah kepiler/vena denga pipet sahli sampai tepat

pada 20 l.
c) Dihapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet

dengan kertas tissue secra hati-hati jangan sampai darah

dari dalam pipet keluar.


d) Dimasukkan darah sebanyak 20 l kedalam tabung yang

berisi HCL tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.


e) Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan

mengeluarkan HCL dari dalam pipet secara berulang-ulang

tiga kali.
f) Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin.
g) Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquadest

tetes demi tetes sambil diaduk dengan batang pengaduk dari

gelas sampa didapat warna yang sama dengan warna

standar.
5. Nilai normal
a. Laki-Laki : 14 – 18 g/dl
b. Perempuan : 12 – 16 g/dl

 Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)

10
1. Prinsip :
Darah vena dengan antikoagulans dihisap kedalam pipet

westergreen dan dicatat kecepatan mengendapnya eritrosit

dalam darah mm/jam.


2. Tujuan :
Untuk mengetahui banyaknya sel-sel darah mengendap dalam

waktu tertentu.
3. Alat dan bahan :
- Pipet westergreen
- Rak westergreen
- Timer
- NaCl 0,9 %
- Darah EDTA
4. Cara Kerja :
a) Dipipet darah EDTA yang sudah ditambahkan dengan NaCl

0,9 % sebanyak 500 ml kedalam pipet westergreen sampai

tanda 0 mm.
b) Dipasang rak westergreen dalam posisi tegak dan dicatat

waktunya selama 1 jam.


c) Dibaca tingginya lapisan plasma dalam mm/jam.
5. Nilai Normal :
a) Laki-Laki : 0 – 10 mm/jam
b) Perempuan : 0 – 20 mm/jam
 Penetapan Masa Pembekuan (Clothing Time)
1. Prinsip :
Lamanya waktu yang diperlukan bagi darah untuk membeku

dicatat sebagai masa pendarahan.


2. Tujuan :
Untuk dicatat aktivitas faktor-faktor pembekuan darah dan untuk

mengetahui fungsi vaskuler dan trombosit.


3. Alat dan Bahan :
- Spoit
- Stopwatch
- Kapas alcohol 70 %
- Tabung reaksi 3 buah
4. Cara Kerja :

11
a) Diambil darah vena secukupnya dengan spoit dimana pada

saat darah berada dalam semprit, stopwatch dijalankan.


b) Diletakkan darah tersebut kedalam 3 tabung reaksi masing-

masing 1 ml, kemudan tiap 30 detik darah tersebut

dimiringkan untuk melihat apakah darah terebut sudah

membeku.
c) Dicatat hasil dan waktu tersebut.

5. Pembacaan hasil :
Hasil dibaca pada saat darah dalam tabung tersebut sudah

membeku.
6. Nilai normal : 3 – 10 menit
 Penetapan Masa Pendarahan (Blooding Time)
1. Metode : Duke
2. Prinsip :
Dibuat perlakuan standar pada permukaan luar luping telina dan

lama pendarahan diukur.


3. Alat dan bahan :
- Lancet steril
- Stopwatch
- Kapas kering/tissue
- Kapas alcohol 70%
4. Cara kerja :
a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Bersihkan kuping telinga pasien dengan kapas alcohol,

biarkan sampai kering.


c) Tusuk dengan lancet bagian kuping telinga hingga darah

keluar
d) Setiap 30 detik kertas saring atau tissue disentuhkan pada

bagian yang telah ditusukhingga darah betul-betul berhenti’


5. Nilai normal : 1 - 3 menit
 Pemeriksan Hematokrit
1. Tujuan :
Untuk menetapkan diagnose suatu penyakit diabetes

hemoragig.

12
2. Metode : Mikrohematokrit
3. Prinsip :
Sejumlah darah ditempatkan didalam pipet hematokrit

berdanding tota volume darah secara keseluruhan dalam waktu

tertentu dan dinyatakan dalam persen (%).


4. Alat dan bhaan :
- Pipet mikrokapiler
- Wax
- Skala hematokrit
- Centripuge
- Darah kapiler
5. Cara kerja :
a) Disiapkan darah kapiler kedalam pipet hematokrit sampai 3/4

tabung.
b) Salah satu ujung pipet ditutup dengan wax, kemudian

dimasukkan kedalam cenripuge dengan ujung jari yag

tertutup menghadap keluar, putar selama 5 menit dengan

kecepatan 1200 rpm


c) Baca pada skala hematokrit dan hasilnya dinyatakan

dengan persen.
6. Nilai normal :
- Laki-laki : 40 – 50 %
- Perempuan : 35 – 45 %
 Hitung Jumlah Leukosit
1. Prinsip :
Darah diencerkan lalu dihitung jumlah leukosit (sel darah putih)

yang ada dalam volume tertentu.


2. Tujuan : untuk menghitung jumlah leukosit dalam darah.
3. Alat dan bahan :
- Mikroskop
- Haemometer
- Pipet leukosit
- Larutan turk
- Darah kapiler/vena
4. Cara kerja :
a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

13
b) Kemudian tabung disi dengan larutan turk sebanyak 0,5 ml,

kemudia ditambah darah sebanyak 20 l lalu dicampu.


c) Dimasukkan kedalam kamar hitung dan jumlah leukosit

dihitung dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x atau

40x.
5. Pembacaan hasil :
Volume 1 kotak besar : 1 x 1 x 0,1 = 0,1
Volume 2 kotak besar : 2 x 0,1 = 0,2 = 2/10

Factor pengenceran : = 26 = 26 x 10/2 = 130

Jadi, hasil jumlah leukosit dikalikan dengan 130


6. Nilai normal :
4000 – 10. 000/ mm3
 Hitung Jumlah Trombosit
1. Prinsip :
Darah diencerkan lalu dimasukkan kedalam kamar hitung

kemudian dihitung jumlah trombosit sebanyak 25 kotak sedang

dengan mikroskop.
2. Tujuan : Untuk menghitung jumla trombosit dalam darah.
3. Alat dan bahan :
- Tabung reaksi
- Mikroskop
- Kamar hitung
- Ammonium oksalat
- Clinipet 500 l dan 20 l
- Dek glass

4. Cara kerja :
a) Tabung reaksi diisi dengan ammonium oksalat sebanyak 0,5

ml.
b) Ditambahkan darah sebanyak 0,02 ml, kemudian dicampur.
c) Dimasukkan kedalam kamar hitung lalu diendapkan diatas

kertas saring basah dan dihitung jumlah trombnosit dibawah

mikroskop dengan lensa objektif 40x.

14
5. Pembacaan hasil : = 26 x

1 kotak sedang : 5 x 5 x 1/10 = 1/250


5 kotak sedang : 5 x 1 x 1/250 = 250/5
Faktor perkalian : 26 x 250/2 = 1300
Jadi, 1300 x jumlah sel trombosit
Dibaca melalui perhitungan sebagai berikut :
Factor pengenceran :
6. Nilai normal :
150.000 – 400.000/ mm3
 Hitung Jumlah Eritrosit
1. Prinsip :
Darah diencerkan, kemudian dihitung jumlah eritrosit (sel darah

merah) yang ada dalam volume.


2. Tujuan : Untuk menghitung jumlah eritrosit.
3. Alat dan bahan :
- Pipet eritrosit
- Kamar hitung
- Mikroskop
- Larutan hayem
- Kertas tissue
4. Cara kerja :
a) Dihisap darah dengan pipet eritrosit sampai tepat pada garis

0,5 ml.
b) Ditambahkan dengan menghisap larutan hayem masuk

kedalam pipet eritrosit tersebut sampai tepat tanda garis

101.
c) Dikocokkan pipet dengan menutup kedua ujungnya selama

2-3 menit.
d) Dimasukkan kedalam kamar hitung dan dibiarkan selama 2

menit.
e) Dibaca dibawah nikroskop dengan lensa objektif 10x atau

40x.
5. Pembacaan hasil :

15
Pengenceran darah dalam pipet eritrosit adalah 200x

sedangkan luas tiap bidang kecil adalah 1/400 mm 2 dan tinggi

kamar hitung 1/10 mm.


Eritrosit dihtung dalam 5 x 16 bidang kecil-kecil sehingga jumlah

luasnya = 80 x 1/400 mm2 = 1/5 mm2.


Facktor perkalian = 5 x 10 x 200 = 10.000
Jadi, jumlah eritrosit yang hisap x 10.000/mm3 darah.
6. Nilai normal :
a) Pria : 4,5 – 5,5 juta/mm3 darah
b) Perempuan : 4 – 5 juta/mm3 darah

C. PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK


a. Pemeriksaan Glukosa
1. Metode : GOD –PAP
2. Prinsip :
Glukosa ditentukan setelah dioksidasi enzimatis dengan adanya

glukosa oksidasi hydrogen peroksidase yang terbentuk bereaksi

dengan adanya peroksidase dengan fenol serta 4-

aminophenazone menadi zat warna quinoneimine berwarna

merah violet.
Glukosa + O2 Glukonic acid + H2O2
2H2O2 + 4-aminophenazone + phenol

quinoneimine + 4H2O .
3. Alat dan bahan :
- Clinipet 1000 l
- Clinipet 10 l
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Serum
- Reagen enzim
- Standar glukosa
- Photometer 5010
4. Cara kerja :
Masukkan dalam tabung reaksi

Blanko Standar Sampel


Sampel - - 10 l

16
Standar - 10 l -
Reagen 1000 l 1000 l 1000 l
Homogenkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu 37 0C, baca

pada photometer dengan panjang gelombang 546 nm.

5. Nilai normal :
a) GDP : 76 – 110 mg/dl
b) GDS : 76 – 180 mg/dl
c) GD 2 jpp : 76 – 140 mg/dl
b. Pemeriksaan Kolesterol
1. Metode : CHOD – PAP
2. Prinsip :
Melalui proses oksodasi hidrolisa enzimatik (dengan adanya

fenol peroksidase) dapat ditentukan coleserol yang berdasarkan

terbentuknya quinoneimine sebagai hasil reaksi antara H 2O2

dengan 4-aminophenazone.
3. Alat dan bahan :
- Clinipet 1000 l
- Clinipet 10 l
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Serum
- Reagen enzim
- Standar cholesterol
- Photometer 5010
4. Cara kerja :
Masukkan dalm tabung reaksi

Blanko Standar Sampel


Standar - 10 l -
Sampel - - 10 l
Reagen 1000 l 1000 l 1000 l
Homogenkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu 37 0C, baca

pada photometer dengan panjang gelombang 546 nm.

5. Nilai normal :
Pria dan perempuan :  200 mg/dl
c. Pemeriksaan Uric Acid

17
1. Metode : Enzimatik colorimetri
2. Prinsip :
Uric Acid + H2O + O2 Alkentoin + CO2 + H2O2
2H2O + aminophenazone + 3,5 – dicloro 2-hidroksi sulphonate
Coloured quinonic derivative + 4 H2O.
3. Alat dan bahan :
- Clinipet 1000 l
- Clinipet 20 l
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Serum
- Reagen enzim
- Standar Uric acid
- Photometer 5010
4. Cara kerja :
Masukkan dalm tabung reaksi

Blanko Standar Sampel


Sampel - - 20 l
Standar - 20 l -
Reagen 1000 l 1000 l 1000 l
Homogenkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu 37 0C, baca

pada photometer dengan panjang gelombang 546 nm.

5. Nilai normal :
a) Laki-laki : 3,4 – 7,0 mg/dl
b) Perempuan : 2,4 – 5,7 mg/dl
d. Pemeriksaan Ureum
1. Metode :
Enzymatic (Modifikasi Barthelot)
2. Prinsip :
Urea dihidrolisa dengan adanya air dan urea yang membentuk

ammonia dan karbondioksida, pada metode ini modifikasi

bartheloin, ammonia bereaksi dengan hypocklorit dan sacilate

membentuk warna hijau. Peningkatan absorben pada 578

proporsional, dengan konsentrasi urea dalam sampel.


3. Alat dan bahan :
- Clinipet 1000 l
- Clinipet 10 l

18
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Serum
- Larutan enzim reagen I
- Larutan enzim reagen II
- Larutan standar Ureum
- Photometer 5010
4. Cara kerja :
Masukkan dalam tabung reaksi

Blanko Standar Sampel


Sampel - - 20 l
Standar - 20 l -
Reagen 1000 l 1000 l 1000 l
Homogenkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu 37 0C, baca

pada photometer dengan panjang gelombang 546 nm.


5. Nilai normal :
Pria dan wanita : 10 – 50 mg/dl
e. Pemeriksaan Creatinin
1. Metode : Metode Jaffe
2. Prinsip :
Creatinine dalam suasana alkali membentuk suatu kompleks

warna merah-jingga dengan asam pikrat. Absorben dari

kompleks warna ini proporsional dengan konsentrasi creatinine

dalam sampel.
Creatinine + pircid acid Creatinine picrate complex
3. Alat dan bahan :
- Clinipet 1000 l
- Clinipet 50 l
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Serum
- Reafen asam pikrat
- Standar creatinine
- NaOH 1,2 %
- Photometer 5010

4. Cara kerja :
Buat campuran 1 : 1 antara asam pikrat dan NaOH 1,2 %.

Kemudian masukkan dalam tabung reaksi.

19
Sampel
Reagen 1000 l
Sampel 100 l

Homogenkan, baca ada photometer 5010 dengan panjang

gelombang 546 nm.


5. Nilai normal :
a) Laki-laki : 0,6 – 1,1 mg/dl
b) Perempuan : 0,5 – 0,9 mg/dl
f. Pemeriksaan Trygliserida
1. Metode : GPO - PAP
2. Prinsip :
Penentuan trygliserida melaui proses hidrolisa enzymatic

dengan lipose dimana quinoneimine yang terbentuk merupakan

hasil reaksi antara H2O2 4-aminoantypirine dan 4-cholorophenol

dengan adanya peroksidase sebagai katalisator.


Trygliserida Glycerol + fatty acid
Glycerol + ATP Glycerol- 3-phsphatase + ADP
3. Alat dan bahan :
- Clinipet 1000 l
- Clinipet 100 l
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Serum
- Reagen enzim
- Standar trygliserida
- Tips yellow dan blue
- Photometer 5010
4. Cara kerja :
Masukkan kedalan tabung reaksi

Blanko Standar Sampel


Sampel - - 10 l
Standar - 10 l -
Reagen 1 1000 l 1000 l 1000 l

Homogenkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu 37 0C, baca

pada photometer dengan panjang gelombang 546 nm.


5. Nilai normal :
Pria dan perempuan : 150 mg/dl

20
g. Pemeiksaan HDL- Colesterol
1. Metode : Dextran Sulphate
2. Prinsip :
Chymikron, VLDL, dan LDL diendapkan dengan menambahan

asam fospofungsat dan magnesium klorida. Setelah

dicentripuge cairan supernatant mengandung pereaksi HDL

yang mana diperiksa sebagai HDL –chlesterol.


3. Alat dan bahan :
- Clinipet 1000 l
- Clinipet 100 l
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Serum
- Reagen enzim
- Standar cholesterol
- Reagen presipitat
- Tips yellow dan blue
- Photometer 5010
4. Cara kerja :
Masukkan kedalam tabung reaksi

Sampel
Reagen HDL 1000 l
Sampel 1000 l

Homegenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu ruangan,

lalu centripuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm,

lalu diamkan selama 1 jam.

Blanko Standar Sampel


Supernatan - - 100 l
Standar - 100 l -
Reagen enzym 1000 l 1000 l 1000 l

21
Homogenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu 37 0C. baca

pada photometer 5010 dengan panjang gelombang 570 – 610

dengan program C/ST.


5. Nilai normal :
a) Pria :  55 mg/dl
b) Wanita :  65 mg/dl
h. Pemeriksaan LDL- Colesterol
Hasil pemeriksaan LDL – cholesterol dikalkulasikan dengan rumus:
LDL – cholesterol = total chol – (HDL – Chol) – TG/5.
Nilai normal : 150 mg/dl.
i. Pemeriksaan SGOT (ASAT)
1. Metode :
Kinetic berdsasarkan rekomendasi IFCC
2. Prinsip :
L-aspartat + 2-oxaglutarat ASAT -glutamate + oxaloacetate
+ POD
Oxaloacetate + NADH + H L-malate + NAD+
3. Alat dan bahan :
- Clinipet 1000 l
- Clinipet 100 l
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Serum
- Reagen enzyme
- Tips yellow dan blue
- Photometer 5010
4. Cara kerja :
Masukkan kedalam tabung reaksi

Sampel

Reagen 1000 l

Sampel 100 l

Homogenkan, baca pada photometer 5010 dengan absorben

340 nm.
5. Nilai normal :
a) Laki – laki : 37 U/L
b) Perempuan : 31 U/L
j. Pemeriksaan SGPT (ALAT)
1. Metode : Kinetic berdasarka rekomendasi IFCC
2. Prinsip :

22
ALAT
L-alanin + 2-oxaglutarat L-glutamate + Pyruvate
Pyruvate + NADH + H+ LDH
D-lactate + NAD+
3. Alat dan bahan :
- Clinipet 1000 l
- Clinipet 100 l
- Tabung reaksi
- tabung reaksi
- Serum
- Reagen enzyme
- Tips yellow dan blue
- Photometer 5010
4. Cara kerja :

Sampel

Reagen 1000 l

Sampel 100 l

Homogenkan, baca pada photometer 5010 dengan absorben

340 nm.
5. Nilai normal :
a) Laki-laki : 42 U/L
b) Perempuan : 32 U/L
k. Pemeriksaan Total Protein
1. Metode : Biuret
2. Prinsip :
Protein dalam suasana basa bereaksi dengan ion cupri

membentuk kompleks yang berwrna ungu.


3. Alat dan bahan :
- Clinipet 1000 l
- Clinipet 20 l
- Tabung reaksi
- tabung reaksi
- Serum
- Reagen enzyme
- Tips yellow dan blue
- Photometer 5010
4. Cara kerja :
Masukkan dalam tabung reaksi

Blanko Standar Sampel


sampel - - 20 l

23
Standar - 20 l -
Reagen 1000 l 1000 l 1000 l

Homogenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu 37 0C. baca

pada photometer 5010 dengan panjang gelombang 546 nm

dengan program C/ST.


5. Nilai normal :
Bayi : 4,6 mg/dl

l. Pemeriksaan Albumin
1. Metode : BCG
2. Prinsip :
Albumin dalam serum bereaksi dengan BCG dalam larutam

buffer membentuk kompleks albumin BCG yang berwarna hijau.


3. Alat dan bahan :
- Clinipet 1000 l
- Clinipet 10 l
- Tabung reaksi
- tabung reaksi
- Serum
- Reagen enzym
- Tips yellow dan blue
- Photometer 5010
4. Cara kerja :
Masukkan dalam tabung reaksi

Blanko Standar Sampel


sampel - - 10 l
Standar - 10 l -
Reagen 1000 l 1000 l 1000 l

Homogenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu 37 0C. baca

pada photometer 5010 dengan panjang gelombang 546 nm

dengan program C/ST.


5. Nilai normal : 3,8 – 5,1 mg/dl
m. Pemeriksaan Bilirubin
1. Metode : Jebdrasik
2. Prinsip :

24
Asam sulfanilic DSA
Bilirubin + DSA Direct Azobilirubin
3. Alat dan bahan :
4. Cara kerja :
a) Bilirubin total

Blanko Sampel
TBR 1000 l 1000 l
TNR - 1 tetes

Homegenkan, diinkubasi selama 5 menit pada suhu

ruangan selama 5 menit.

Sampel 100 l 100 l

Inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar, lalu baca pada

photometer 5010 dengan panjang gelombang 546 nm.


b) Bilirubin direct

Blanko Sampel
DBR 1000 l 1000 l
DNR - 1 tetes

Homegenkan, diinkubasi selama 5 menit pada suhu

ruangan selama 5 menit.

Sampel 100 l 100 l


Inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar, lalu baca pada

photometer 5010 dengan panjang gelombang 546 nm.

5. Nilai normal :
Bilirubin Indirec = Bil. Total – Bil. Direc
D. PEMERIKSAAN URINOMETER
Pemeriksaan Urine Lengkap
1. Metode : Carik celup dengan 10 parameter
2. Prinsip :

25
Dicelupkan kedalam urine stick kombo, dibaca menggunakan alat

otomatis “Meditron junior”, selanjutnya tes berjalan secara

otomatis, dan hasil dibaca melalui print out.


3. Alat dan bahan
- Meditron junior
- Stick kombo
- Urine

4. Cara kerja
a) Celupkan stick kombo kedalam tabung reaksi yang berisi urine.
b) Angkat, lalu letakkan pada meditron junior.
c) Tekan star, maka alat akan bekerja secara otomatis.
d) Hasil akan keluar melalui prin out

E. PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI
a. Pemeriksaan HBsAg
1. Metode : One step HBsAg strip secara kualitatif
2. Prinsip :
Kongjugat anti HBs monoclonal akan mengikat HBsAg dalam

serum sampel dan membentuk konjugat-HBsAg. Kompleks ini

akan berikatan dengan anti HBs poliklonal dan menghasilkan

kongjugat HBsAg anti HBs yang menimbulkan warna merah

muda pada strip.


3. Alat dan bahan :
- Stop watch
- Strip HBsAg
- Serum
4. Cara kerja :
a) Tempatkan kemasan strip pada temperature ruangan

sebelum dibuka.
b) Siapkan serum dalam tabung reaksi lalu masukkan strip

secara vertical kedalam serum selama 5 menit.


c) Jalankan stop watch dan tunggu sampai muncilnys garis

merah pada strip.


5. Pembacaan Hasil :
a) Positive :

26
Terbentuknya dua garis berwarna, satu dizone garis test

dan satu pada zone garis kontrol.


b) Negative :
Terbentuknya satu garis berwarna pada zona control.
b. Widal Test
1. Metode : Aglutinasi
2. Prinsip :
Antibody salmonella pada penderita demam tifoid bereaksi

dengan antigen pada reagen lateks sehingga membentuk

aglutinasi.
3. Alat dan bahan :
- Slide
- Batang pengaduk
- Tips kuning
- Rotator
- Clinipet 20 μl
- Antigen H, O, AH, BH
- Serum

4. Cara kerja :
a) Slide yang bersih dan kering dipersiapkan kemudian

diteteskan masing-masing deret lubang serum sebanyak 20

μl.
b) Ditambahkan masing-masing antigen diatas serum

sebanyak 1 drop (tetes). Kemudian dicampur dan digoyang

– goyangkan selama 1 menit.


c) Setelah 1 menit dibaca.
5. Pembacaan Hasil
a) Positive :
Terjadi aglutinasi atau butiran – butiran kecil.
b) Negative :
Tidak terjadi aglutinasi atau butiran-butiran kecil
c. Tes Kehamilan (Plano Test)
1. Metode : Aglutinasi
2. Prinsip :

27
Adanya HCG bebas dalam urine akan berikatan dengan

antibody yang terdapat pada reagen lateks, membentuk

aglutinasi.
3. Alat dan bahan :
- Slide
- Pipet tetes
- Reagen lateks
- Pengaduk
- Urine
4. Cara kerja :
a) Siapkan alat dan bahan
b) Teteskan 1 tetes urine diatas slide
c) Tambahkan 1 tetes reagen lateks
d) Aduk-aduk hingga homogeny
e) Amati terbentuknya aglutinasi
5. Pembacaan Hasil
a) Positive :
Jika terbentuk aglutinasi
b) Negative :
Jika tidak terbentuk aglutinasi
d. Pemeriksaan Golongan Darah
1. Metode : Aglutinasi
2. Prinsip :
Antigen pada sampel darah akan berikatan dengan antibody

yang terdapat pada reagen, membentuk aglutinasi


3. Alat dan bahan :
- Darah kapiler
- Objek glass
- Batang pengaduk
- Lancet
- Serum anti A
- Serum anti B
4. Cara kerja :
a) Didesinfeksikan kulit pasien dengan alohol 70%.
b) Ditusuk jari pasien dengan menggunakan lancet.
c) Apabila darah keluar, darah ditaruh di atas objek glass

dengan 2 bagian. Kemudian ditetesi dengan serum anti A

dan serum anti B.


d) Dicampur dengan baik dan digoyang-goyangkan lalu baca

hasil.

28
5. Pembacaan Hasil :
a) Apabila terjadi aglutinasi pada antisera A : golongan darah

A.
b) Apabila terjadi aglutinasi pada antisera B : golongan darah

B.
c) Apabila terjadi aglutinasi pada antisera A dan B : golongan

darah AB.
d) Apabila tidak terjadi aglutinasi pada antisera A dan B :

golongan darah O.
F. PEMERIKSAAN PARASITOLOGI
a. Pemeriksaan DDR
1. Metode : imunokromatografi

2. Prinsip :
Dengan meneteskan darah pada strip, dengan penambahan

reagen buffer maka akan membentuk garis warna merah.


3. Alat dan bahan :
- Tabung reaksi
- Rak tabung
- Pipet tetes
- Larutan buffer
- Strip DDR
- Sampel darah
4. Cara kerja :
a) Siapkan alat dan bahan.
b) Pipet sampel darah sampai tanda lalu masukkan strip DDR.
c) Tambahkan larutan buffer 2 tetes dan inkubasi selama 5 –

10 menit.
d) Amati terbentuknya garis warna pada garis tes (T) dan garis

Kontrol (C).
5. Pembacaan hasil :
a) Positive :
Terbentuk 2 garis berwarna merah pada garis tes dan

control.
b) Negative :
Terbentuk 1 garis berwarna pada garis control.
c) Invalid :
Tidak terbentuk garis berwarna merah pada garis control.

29
b. Pemeriksaan Malaria Dengan Apusan:
1. Prinsip :
Setetes darah diwarnai dengan larutan giemsa.
2. Alat dan bahan :
- Objek glass
- Mikroskop
- Lancet
- Pipet tetes
- Sampel darah
- Oil emersi
- Larutan giemsa
3. Cara kerja :
a) Setetes darah diletakkan diatas objek glass, diameter

diperbesar, kemudian dibiarkan kering.


b) Difiksasi dengan methanol, dan warnai dengan giemsa, 1 : 9

selama 30 menit atau 1 : 3 selama 7 – 15 menit.


c) Dibilas dengan aquadest lalu dikeringkan.
d) Diperiksa diatas mikroskop dengan penbesaran 100x.
4. Pembacaan hasil :
a) Positive :
Jika ditemukan plasmodium dalam apusan.
b) Negative :
Jika tidak ditemukan plasmodium dalam apusan.
G. PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI
Pemeriksaan Bakteriologi yaitu BTA (Basil Tahan Asam)
1. Metode : Zielh – Neelsen
2. Prinsip :
Basil tahan asam merupakan kuman yang tahan terhadap zat

Asam karena tidak bisa dilunturkan dengan HCA-Alkohol 3%.

Sehingga dapat mengikat warna dari karbol fuchsin 0,3% yang

terlihat dalam bentuk batang warna merah dengan latar belakang

yang berwarna biru.


3. Alat dan bahan :
Bahan pemeriksaan : Sputum
- Carbol fuchsin 0,3%
- H2SO4 25%
- Lampu spritus
- Methylen Blue 3%
- Mikroskop
- Objek glass Ose

30
- Pipet tetes
- Rak pewarnaan
4. Cara kerja
a) Preparat yang sudah difiksasi diletakkan diatas rak pewarnaan.
b) Dituang larutan carbon fuchsin sampai menutupi semua

permukaan.
c) Dipanaskan dengan lampu spritus dari bawah sampai

menguap. Didinginkan selama 5 menit.


d) Kemudian dilunturkan dengan H2SO4 25 % selama 3 menit.
e) Kemudian dicuci dengan aquadest.
f) Dicat dengan methylen blue 3 % selama 1 menit bilas dengan

Aquadest.
g) Keringkan dan periksa dibawah mikroskop dengan

pembesaran 100x.
5. Pembacaan
a) Untuk BTA Mycobacterium Tuberculosis
 ( - ) Tidak ditemukan atau hanya 1 – 3 BTA dalam 100 LP.
 ( + ) Ditemukan antara 4 – 9 BTA dalam 100 LP.
 ( ++ ) Ditemukan 1 – 10 BTA dalam tiap LP.
 ( +++ ) Ditemukan > 10 BTA dalam tiap LP.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah Sakit Umum Daerah Sinjai memiliki peralatan yang

memadai terutama didalam bidang laboratorium sehingga mahasiswa

analis selain belajar menggunakan alat – alat manual, mahasiswa

analis juga dapat belajar dengan menggunakan alat – alat yang

automatis. adapun pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium RSUD

Sinjai adalah sebagai berikut :


1. Pemeriksaan Kimia Darah

31
 Pemeriksaan Glukosa
 Pemeriksaan Cholesterol, HDL dan LDL Cholesterol
 Pemeriksaan Asam Urat
 Pemeriksaan Ureum dan Creatinin
 Pemeriksaan SGOT
 Pemeriksaan SGPT
 Pemeriksaan Trigliserida
 Pemeriksaan Total Protein
 Pemeriksaan Albumin
 Pemeriksaan Bilirubin ( Bilirubin Total dan Bilirubin direct)
2. Pemeriksaan Hematologi
 Pemeriksaan Leukosit
 Pemeriksaan trombosit
 Pemeriksaan Eritrosit
 Pemeriksaan LED
 Pemeriksaan CT/BT
 Pemeriksaan Hematokrit
 Pemeriksan Hb
3. Pemeriksaan Imuno Serologi
 Pemeriksaan HbsAg
 Pemeriksaan Widal
 Pemeriksaan HCG
 Pemeriksaan Narkoba
4. Pemeriksaan Parasitologi
 Pemeriksaan Parasit Malaria
5. Pemeriksaan Urinalisis
 Pemeriksaan Glukosa (Reduksi) Urine
 Pemeriksaan Albumin
 Pemeriksaan Bilirubin
 Pemeriksaan urobilin
 Pemeriksaan pH Urin
 Pemeriksaan Leukosit
 Pemeriksaan Nitrit
 Pemeriksaan Blood
 Pemeriksaan Keton
 Pemeriksaan Sediment
B. Saran
1. Kami berharap kepada pihak rumah sakit, agar sekiranya dapat

menerima kembali mahasiswa praktek untuk tahun-tahun

berikutnya.

32
2. Meningkatkan pelayanan rumah sakit, khususnya laboraturium,

sehingga kelak menjadi rumah sakit terbaik di Indonesia pada

umumnya dan di Sulawesi Selatan pada khususnya.


3. Untuk tetap mempertahankan alat–alat manual yang ada di

laboratorium RSUD Sinjai agar dapat memperluas wawasan bagi

mahasiswa yang akan datang.

33
BAB I

34
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Bara-Baraya

Puskesmas Bara-Baraya merupakan puskesmas dengan tipe C

dam memiliki system mutu. Mutu yang berstandar 150 9001:2000.


Luas wilanyah puskesmas Bara-Baraya adalah 111,06 M 3,

dengan batas wilanyah puaskesmas adalah:


1. Sebelah utar : kelurahan Bara-Baraya utara
2. Sebelah timur : kelurahan Bara-Baraya timur
3. Sebelah selatan : keurahan Bara-Baraya selatan
4. Sebelah barat : kelurahan Bara-Baraya barat
B. Visi dan misi Puskesmas Bara-Baraya
a. Visi
1) Menjadi puskesmas dengan pelanyanan terbaik segi selatan ,

lima terbaik di Indonesia timur dan sepuluh terbaik di

Indonesia.
b. Misi
1) Meningkatkan sarana dan prasarana
2) Meningkatkan profesionalisme SDM dalam pelaksanaan

secara berkelanjutan.
3) Mengembangkan jenis lanyanan dan mutu pelanyanan

kesehatan.
4) Meningkatkan system informasi dan menejemen puskesmas
5) Mengembangkan kemitraan
6) Meningkatkan upanya kemandirian masyarakat.

C. Sarana dan Prasarana

a. sarana.

Dalam upaya menunjang operasiolnal pelanyanan maka di

lengkapi oleh:

1) Ambulance
2) Mushollah

b. Prasarana

35
1) Pelayanan medik

a. Instalasi Rawat Jalan

 Tindakan kebidanan dan kandungan


 Layanan KIA
 Tindakan Medik mulut

b. Instalasi Gawat Darurat

c. Instalasi Rawat Inap

2) Pelayan Penunjang Medik

 Laboaratorium
 Instalasi Farmasi

3) Pelayanan Penunjang

a. Instalasi Dapur

b. Instalasi Pemeliharaan Sarana Puskesmas

Sarana dan Prasarana Laboratorium Puskesmas Bara-Baraya.

Puskesamas Bara-Baraya hanya terdiri dari satu laboratorium dan 1

orang tenaga laboratorium yang bekerja dari jam 08.00 – 14.00 WITA.

Laboratorium terdiri dari ruangan :

1. Ruangan Tunggu
2. Ruangan Admistrasi
3. Ruangan Pengambilaan Sampling
4. Ruangan Kerja
5. Kamar Mandi

Fasilitas Laboratorium telah di lengkapi dengan alat - alat seperti :

1. Mikroskop listrik
2. Centrifuge
3. Alat - alat Gelas
4. Kulkas
5. Dan lain – lain

36
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

BARA-BARAYA MAKASSAR

KEPALA PUSKESMAS
Dra.Hj.A.A.EMMIWATY.K
KEPALA TATA USAHA
Dra.Hj.A.A.EMMIWATY.K

37
BAB II

PROSEDUR PEMERIKSAAN

A. PENGAMBILAN SAMPEL
1. Sampel darah

Untuk pemeriksaan darah rutin seperti pemeriksaan trombosit

dan Hb, menggunakan darah kapiler. Sedangkan pemeriksaan

widal menggunakan darah vena tanpa antikoagualan(serum yang

digunakan untuk pemeriksaan).


2. Sampel urine
Pengambilan sampel urine diperoleh dari urin pasien dengan

menggunakan wadah yang bersih dan steril disertai dengan etiked

pasien.

B. PROSEDUR KERJA
1. Pemeriksaan Hematologi

a. Pemeriksaan Kadar HB (Cara Sahli)

Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung


senyawa asam hematin, Hemoglobin mempunyai daya ikat
terhadap oksigen dan karbon dioksida.

 Prinsip : Hemoglobin darah diubah menjadi asam


hematin selanjutnya kadar dari asam hematin

38
diukur dengan membandingkan warna yang
sama pada warna standar.

 Tujuan : Untuk mengetahui kadar Hb dalam darah

 Alat dan Bahan :

 Standar Hb
 Slang Pengisap
 Pipet Hb
 Batang Pengaduk
 Tissue
 Pipet Tetes
 Tabung Hb
 Hcl 0.1 N
 Lanset
 Darah kapiler
 Aquadest
 Cara Kerja :

 Isi Hcl 0,1 N kedalam tabung Hb sampai tanda 2


(miniskus bawah ).
 Isap darah dengan menggunakan pipet sahli sampai
pada tanda 20 µl.
 Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar
pipet.
 Masukkan pipet kedalam tabung yang berisi Hcl
kemudian keluarkan darah secara berlahan-lahan.
 Bilas pipet sebelum diangkat dengan cara menghisap
dan mengeluarkan Hcl berulang-ulang kali.
 Diamkan selama 5 menit untuk pembentukan asam
hematin.

39
 Tambahkan aquadest tetes demi tetes sambil diaduk
hingga warnanya sama dengan warna standar.
 Amati hasil dan baca pada miniskus bawah.

 Nilai Normal :

 Laki – laki : 14-16 gr / dl


 Perempuan : 12 -16 gr / dl

b. Pemeriksaan Trombosit

 Prinsip : Darah diencerkan lalu dihitung jumlah trombosit


dalam volume tertentu.

 Tujuan : menghitung jumlah trombosit dalam darah.

 Alat dan Bahan :

 Kamar Hitung (Improved Neubauer)


 Degglas
 Mikroskop
 Tabung Reaksi
 Pipet
 Larutan Amonium oxalat 1%
 Lanset
 Darah Kapiler
 Tissue
 Cawan petri
 Cara kerja :

 Ambil 1 buah tabung reaksi yang bersih


 Pipet larutan Amonium Oxalat 1% sebanyak 500 µl
dan darah sebanyak 20 µl masukkan kedalam tabung
reaksi.
 Homogenkan, pipet sebanyak 20 µl lalu teteskan
pada permukaan kamar hitung.

40
 Setelah itu masukan kamar hitung ke dalam cawan
yang berisi tissue yang sudah dibasahi dengan
aquades,biarkan selama 5 – 10 menit.
 Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x
 Laporkan hasilnya ( N x 1300 )

 Perhitungan jumlah trombosit :

Faktor pengenceran :

PxLxT =

Faktor perkalian =

Nilai normal : 150.000 – 400.000 /mm3

2. Pemeriksaan Imunoserologi

a. Pemeriksaan Widal

 Prinsip : Adanya antibody salmonella pada sampel akan


bereakasi dengan antigen yang terdapat pada
reagens sehingga menyebabkan reaksi
aglutinasi

 Tujuan : Untuk mendeteksi antibodi salmonella yang


menyebabkan tipus.

 Alat dan Bahan :

 Antigen ,O, H, AH, BH


 Serum

41
 Pipet
 Tissue
 Slide
 Tabung reaksi
 Cara Kerja :

 Ambil 100 µl sampel, letakkan 1 tetes pada masing-


masing slide
 Tambahkan 1 tetes reagens O, H, AH, BH
 Campur, kemudian di goyang – goyangkan selama 2
menit lalu baca hasilnya.
 Pembacaan Hasil:

 (+) : Adanya Aglutinasi


 (-) : Tidak ada aglutinasi

b. Pemeriksaan PPT (tes kehamilan )

 Prinsip : Urin pasien akan bereaksi dengan strip


anti HCG membentuk gaya kapilaritas sehingga
memberi hasil positif atau negati yang di tandai
dengan ada tidaknya garis merah pada test strip.

 Tujuan : untuk mengetahui adanya hormon HCG dalam urin

 Alat dan bahan :

 Pipet tes
 Tabung reaksi
 Urin
 Cara kerja :
 Masukan urin ke dalam botol yang bersih.
 Celupkan pipet tes kedalam urin tersebut,biarkan
selama beberapa menit.
 Baca hasilnya.

42
 Pembacaan hasil :
Positif ( + ) : terdapat dua garis pada area control
dan tes
Negatif ( - ) : terdapat satu garis pada area control

c. Pemeriksaan golongan darah

 Prinsip : Darah akan bereaksi dengan Anti A dan


Aanti B membentuk aglutinasi.

 Alat dan bahan :

 Slide

 Darah

 Antisera A dan B

 Cara kerja :
 Teteskan antisera A dan B sebanyak 1 tetes pada
masing-masing plate
 Tambahkan darah sebanyak 1 tetes, homogenkan
kemudian lihat ada tidaknya aglutinasi
 Cara pelaporan :
- Golongan darah A : terjadi aglutinasi pada antisera A
- Golongan darah B : terjadi agutinasi pada antsera B
- Golongan darah AB : terjadi aglutinasi pada antisera A
dan B
- Golongan darah O :tidak terjadi aglutinasi pada
kedua antisera.

3. Pemeriksaan Urine
a. Pemeriksaan Glukosa /Reduksi
 Tujuan : Untuk mengetahui adanya glukosa pada urin
 Alat dan Bahan :
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Pipet ukur
 Api bunsen
 Penjepit

43
 Urine
 Larutan Benedic
 Cara kerja :
 Masukan 5 ml larutan Benedic dalam tabung

reaksi.
 Tambahkan 5 tetes urin ke dalam tabung,

panaskan diatas api bunsen sampai mendidih lalu

angkat.
 Diamkan, dan baca hasilnya.
 Pembacaan Hasil :
Biru jernih : Negatif
Hijau kekuning-kuningan : Positif 1+
Kuning keruh : Positif 2 ++
Jingga/warna lumpur keruh : Positif 3 +++
Merah keruh : Positif 4 ++++

b. Pemeriksaan protein
 Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein dalam

urin.
 Alat dan bahan:
 Tabung reaksi
 Pipet
 Asam sulfosalisilat 20%
 Urine
 Cara kerja :
 Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
 Pipet 2 ml urine masukan kedalam tabung reaksi.
 Tambahkan 8 tetes asam sulfosalisilat 20%, kocok
 Lihat ada kekeruhan atau tidak.
 Pembacaan hasil :
Positif : terjadi kekeruhan
Negatif : tidak terjadi kekeruhan (jernih)

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
PKMD merupakan salah satu mata kuliah D-III analis

Universitas Indonesia Timur yang mempunyai nilai 2 SKS PKMD

44
& PKL 6 SKS. Kesempatan tersebut memberikan kesempatan

pada setiap mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang

didapat dibangku kuliah dengan praktek mahasiswa yang

melakukan PKMD.
Semakin banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh

Puskesmas pada umumnya dan laboratorium khususnya,

berarti memperluas cara penerapan ilmu mahasiswa selama

mengikuti kegiatan PKMD. Disamping itu kegiatan PKMD akan

membuka wawasan para mahasiswa bilamana menemui

hambatan-hambatan dalam palaksanaan kegiatan tersebut.


B. SARAN
1. Sebaiknya ditingkatkan lagi disiplin kerja bagi pegawai

puskesmas.

45
Daftar Gambar

 Gambar Alat Hematologi Analyzer BC-3000

46
 Gambar Alat Kimia Klinik Biosystem

 Gambar Aalat Kimia Klinik Photometer 5010

 Gambar Alat Imuno Serologi (Na, Cl, K)

 Gambar Oven

47
 Gambar Clinipet

48

Anda mungkin juga menyukai