Anda di halaman 1dari 2

Janin adalah mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan sebelum kelahiran.

Dalam
bahasa Latin, fetussecara harfiah dapat diartikan "berisi bibit muda, mengandung". Pada manusia,
janin berkembang pada akhir minggu kedelapan kehamilan, sewaktu struktur utama dan sistem
organ terbentuk, hingga kelahiran. Janin disebut juga Calon Bayi.

Dalam Al-Qur’an, Allah menjelaskan dengan sangat rinci tentang proses penciptaan manusia
termasuk proses perkembangan janin di dalam tubuh manusia. Hal ini adalah bukti bahwa Al-Qur’an
merupakan wahyu Allah Swt. karena ilmu pengetahuan yang berkembang ketika itu belum
mempunyai alat untuk melihat ataupun mengetahui proses perkembangan janin tersebut. Namun,
sekarang khususnya setelah perkembangan sains dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat
pesat, barulah ayat tersebut dapat dibuktikan dan benar bahwa proses perkembangan janin yang
disampaikan dalam Al-Qur’an sejalan dengan pembuktian yang dilakukan oleh pakar sains di dunia
modern ini.

Firman Allah Swt dalam Al-Quran Surat. Al Mukminun, ayat 12-14 sebagai berikut :

ْ‫سانَْ َخلَقنَا َولَقَد‬ ِ ‫س ََللَةْ مِ ن‬


َ ‫اْلن‬ ُ ‫ طِ ينْ ِمن‬-١٢ ْ‫ مكِينْ قَ َرارْ فِي نُطفَةْ َج َعلنَاْهُ ثُم‬-١٣- ْ‫علَقَةْ النُّطفَ ْةَ َخلَقنَا ثُم‬
َ ‫فَ َخلَقْنَا ُمضغَةْ ال َعلَقَ ْةَ فَ َخلَقنَا‬
َ‫ظاماْ ال ُمضغَ ْة‬ َ ‫سونَا ِع‬ َ ‫ام فَ َك‬ َ َ ُ َ
َْ ‫َر خَلقاْ أنشَأنَاْهُ ثمْ لحماْ ال ِعظ‬ َ َ‫ّللاُ فَتَب‬
َْ ‫اركَْ آخ‬ ْ ‫ن‬ ُْ ‫س‬ َ
َ ‫ – الخَا ِلقِينَْ أح‬١٤
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal ) dari tanah. Kemudian Kami
menjadikannya air mani ( yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu
Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah, Pencipta
yang paling baik.”

Kandungan Al-Qur’an Surat Al Mukminun ayat 12 – 14 adalah : Penegasan Allah bahwa manusia
merupakan makhluk ciptaan-Nya yang asal kejadiannya dari tanah. Informasi dari Allah Swt tentang
proses kejadian manusia ketika masih ada dalam kandungan. Proses kejadian manusia ketika masih
dalam kandungan sebagai berikut:

Allah Swt menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia sebagai nutfah
(spermatozoa), yang kemudian ditumpahkan kedalam qarar (rahim atau kandungan). Allah Swt
merubah nutfah (Air mani) menjadi alaqah (segumpal darah) yang berbentuk gumpalan darah
menyerupai buah lecis atau lintah. Dari alaqah (segumpal darah) Allah Swt menjadikannya sebagai
mudgah yaitu segumpal daging menyerupai daging yang telah hancur berkas dikunyah. Dari mudgah
Allah Swt menjadikannya sebagai idzam yaitu tulang belulang yang menjadi rangka. Kemudian Allah
Swt menjadikannya sebagai makhluk lain yaitu manusia dengan segenap anggota-anggotanya.

Dalam ayat yang lain juga Allah Swt juga menjelaskannya, sebagaimana di sebutkan dalam Surah Al-
An’am ayat 98

ْ‫شا َ ُكمْ الذِي َوه َُو‬


َ ‫صلنَا قَدْ و ُمست َو َدعْ فَ ُمستَقَرْ واحِ َدةْ نَفسْ ِمنْ اَن‬ ِْ ‫“ يفقَ ُهونَْ ِلقَومْ اآل َيا‬Dan Dialah yang menciptakan kamu
َ َ‫ت ف‬
dari diri yang satu, maka bagimu ada tempat menetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya kami
telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran kami kepada orang-orang yang mengetahui” (QS. Al-
An'am : 98)

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Swt menciptakan manusia dari seorang diri yakni Adam As dan
dari istrinya manusia berkembang biak atau menciptakan manusia dengan jenis yang satu. Allah
telah memulai penciptaan manusia dari adam, dimana Allah menciptakannya dari tanah basah,
kemudian Allah menjadikan tempat tinggal dimana manusia pernah tinggal didalamnya yaitu rahim
kaum wanita, dan Allah juga menjadikan tempat penyimpanan yaitu tulang sulbi kaum laki-laki. Nabi
Adam lah yang menurunkan seluruh manusia melalui proses kelahiran dan pernikahan yang
kemudian menetap di dalam rahim, dan tersimpan di dalam tulang rusuk. Allah Swt menunjukkan
kepada manusia betapa maha kuasa dan maha besar kekuasaan-Nya.

Ayat ini juga berbicara tentang asal kejadian manusia yang sama dari seorang ayah dan ibu atau
sperma ayah dan ovum(sel telur) ibu, tetapi disini juga tersirat sebuah pesan, bahwa hakikat
kemanusiaan orang perorang itu setara atau sama, karena walaupun berbeda-beda ayah dan ibu,
tetapi unsur dan proses kejadiannya sama. Setelah sampai pada masanya barulah dilahirkan alam
dunia dalam keadaan tidak mengetahuin apa-apa.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur'an,

ْ ‫ون ِمنْ أ َ ۡخ َر َج ُكم َو‬


ُ‫ٱّلل‬ ُ ُ‫ل أُم َٰ َهتِ ُك ْۡم ب‬
ِْ ‫ط‬ َْ َْ‫َي ت َعۡ لَ ُمون‬ َ َٰ ‫ٔو ۡٱۡلَفْۡ َو ۡٱۡل َ ۡب‬
َْ َ‫ص َْر ٱلسمۡ َْع لَ ُك ُْم َو َجع‬
ْۡ ‫ل أٔش‬ َ َِٔ ‫ ت َۡش ُك ُرونَْ لَعَل ُك ْۡم َدْة‬٧٨
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan
Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS an-Nahl:78)

Allah memberikan anugrah kepada manusia sejak lahir tiga hal, yaitu pendengaran, penglihatan,
dan hati nurani. Dengan tiga hal tersebut manusia akan menjadi makhluk yang paling sempurna.
Menurut para ulama bahwa pendengaran merupakan alat untuk mendengar seruan di dunia dan
akherat. Dalam perkembangan organ bayi bahwa pendengaran itu lebih dahulu berfungsi dari pada
mata. Dalam ilmu Embriologi janin ketika masih ada di rahim ibunya, mereka telah mendengarkan
pesan-pesan yang diberikan melalui ibunya. Kemudian barulah mata itu berfungsi ketika bayi itu
telah lahir di dunia, sehingga bayi itu dapat melihat apa-apa yang ada di sekelilingnya. Barulah pada
perkembangan berikutnya bayi itu bisa berfungsi hati nuraninya yang terdiri dari otak dan hatinya.
Berdasarkan penelitian yang ilmiah di bidang kedokteran ditemukan bahwa otak manusia terdiri dari
beberapa kepingan, yaitu keping otak bagian depan, dahi, pelipis, dan belakang. Kepingan-kepingan
itu menjadi pusat berbagai macam indra manusia. Kepingan-kepingan itu mengalami perkembangan
menuju kesempurnaan sesuai dengan derap perkembangan manusia sejak lahir sampai tua.

Sedangkan menurut ilmu sains janin terbentuk dalam tiga fase :

 Fase pertama adalah fase perencanaan dan persiapan. Fase ini disebut dengan nuthfah,
masanya adalah 40 hari sejak hari pertama setelah masa menstruasi.
 Fase kedua adalah fase pelaksanaan dan pembangunan dengan cepat. Nama fase ini adalah
‘alaqah,karena isi kandungan dalam kondisi tergantung di dinding rahim. Di sana pula ia
menjalani pembentukan organ-organ. Saat janin sudah memiliki bentuk yang utuh, maka ia
sudah mirip dengan manusia dalam bentuk hal, kecuali tulang otot-ototnya yang belum
terbentuk. Fase ini juga berlangsung selama 40 hari. Dan saat berakhir, maka isi kandungan
telah mengisi rongga rahim secara penuh. Ia tidak algi tergantung pada dinding rahim.
 Fase ketiga adalah fase mudhghah, disebut demikian karena isi kandungan menjadi seperti
segumpal daging. Mudghah terdiri dari dua macam, salah satunya disebut dengan
mudhghah sempurna yaitu janin, dan yang kedua tidak sempurna yaitu plasenta. Kedua
mudghah ini membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan dan satu sama lain saling
membutuhkan. Fase mudghah ini juga berlangsung selama 40 hari. Kita tidak tahu pasti apa
yang terjadi pada fase ini, kecuali yang berhubungan dengan pembentukan tulang dan otot.
Fase ini akan berakhir dengan ditiupkannya ruh.

Anda mungkin juga menyukai