Anda di halaman 1dari 15

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN PUTARAN


HAMMER MILL DAN SCREW CONVEYOR FLASH DRYER
TERHADAP HASIL PENGERINGAN

Disusun oleh:

ILHAM WAHYUDIN
D 200 080 018

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
Ilham wahyudin

HALAMAN PENGESAHAN
NASKAH PUBLIKASI

Naskah berjudul “PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN PUTARAN


HAMMER MILL DAN SCREW CONVEYOR FLASH DRYER TERHADAP
HASIL PENGERINGAN”, Telah disetujui oleh Pembimbing dan dan
Ketua Jurusan Teknik Mesin untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh derajat sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dipersiapkan oleh :
Nama : ILHAM WAHYUDIN
NIM : D 200 080 018

Disetujui pada :
Hari :
Tanggal :

Ketua Jurusan
Ir. Sartono Putro, MT.

Tri Widodo B. R., ST., Msc., Ph. D.

Pembimbing
PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN PUTARAN HAMMER MILL DAN SCREW
CONVEYOR FLASH DRYER TERHADAP HASIL PENGERINGAN
Ilham Wahyudin, Sartono Putro
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura
email : ilhamwahyudin34@gmail.com

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi perbandingan


putaran hammer mill dan screw conveyor flash dryer terhadap hasil pengeringan dan
mendapatkan perbandingan yang optimal.
Proses pengujian ini menggunakan flash dryer dengan mengatur perbandingan
putaran hammer mill dan screw conveyor dengan perbandingan 1:2, 1:2,67 dan 1:3,33.
Dengan cara mengatur besarnya puli yang menghubungkan hammer mill dan screw
conveyor.
Hasil analisisa dari penelitian ini menunjukkan bahwa perbandingan putaran
screw conveyor dan hammer mill berpengaruh terhadap perbandingan tepung masuk
dan tepung keluar. Perbandingan paling optimal adalah 1:2,23 pada perbandingan
putaran 1:3.33, dengan density paling rendah yaitu 368,42 kg/m3 .

Kata kunci: Flash dryer, screw conveyor , Hammer mill.

i
PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN PUTARAN HAMMER MILL DAN SCREW
CONVEYOR FLASH DRYER TERHADAP HASIL PENGERINGAN
Ilham Wahyudin, Sartono Putro
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura
email : ilhamwahyudin34@gmail.com

ABSTRAKSI

The purpose of this research is to know the influence of variation of comparative


round hammer mill and screw conveyor flash dryer drying results and get the optimal
comparison.

This testing process using flash dryer by setting the comparison rounds hammer
mill and screw conveyor in comparison with the 1:2, 1:2.67 and 1:3.33. With how to set
magnitude of puli linking hammer mill and screw conveyor.

Analisisa Results of this research show that the comparison rounds of screw
conveyor and a hammer mill to comparison of incoming and outgoing flour flour. A
comparison of the most optimum is 1:2,23 on comparison of round 1:3.33, with the
lowest density, namely 368.42 kg/m3

Kata kunci: Flash dryer, screw conveyor , Hammer mill.

ii
PENDAHULUAN konvensional atau pengovenan.
Namun, kedua metode ini memiliki
Latar Belakang
beberapa kelemahan, diantaranya
Salah satu bentuk penanganan adalah kendala cuaca yang tidak
yang harus ditempuh dalam mendukung membutuhkan waktu yang
pembuatan tepung adalah pengeringan. cukup lama sehingga dapat
Pengeringan merupakan salah satu memperpanjang waktu proses
usaha untuk mengurangi kadar air pengolahan secara keseluruhan, dan
yang terkandung pada bahan. pengeringan yang tidak merata jika
Dengan dilakukannya pengeringan menggunakan oven bed.
dapat memperlambat laju kerusakan
Waktu proses pengeringan juga
atau organisme atau jamur. Sehingga
berbanding lurus dengan jumlah energi
suatu produk akan aman untuk
yang digunakan. Oleh sebab itu, untuk
disimpan maupun diolah lebih lanjut.
menekan penggunaan energi yang
Pada proses pembuatan tepung kadar
lebih besar dan mempersingkat waktu
air masih cukup tinggi. Untuk
proses pengeringan, maka dibutuhkan
penanganan lebih lanjut perlu dilakukan
suatu mesin pengering yang dapat
pengeringan hingga kadar airnya
mengeringkan dalam waktu yang lebih
menurun dan tahan terhadap mikroba
singkat. Salah satu alat untuk
dan jamur, sehingga bisa disimpan
mengeringkan adalah flash dryer.
dalam cukup lama.
Flash dryer merupakan mesin
Hingga saat ini studi mengenai
pengering yang memanfaatkan udara
pembuatan tepung masih terus
panas berkecepatan tinggi dalam
dikembangkan. Efektivitas pembuatan
proses pengeringan. Bahan yang dapat
tepung sangat bergantung pada
dikeringkan menggunakan flash dryer
bagaimana dan metode apa yang
adalah bahan yang memiliki partikel
digunakan dalam usaha pengurangan
kecil, seperti tepung-tepungan. Dengan
kadar air produk. Metode yang biasa
kecepatan udara yang cukup tinggi,
diterapkan untuk mengurangi kadar
ditambah panas yang dihasilkan oleh
air setelah dilakukan penepungan
heater, maka proses pengeringan
adalah dengan metode pengeringan
1
dapat dilakukan dalam waktu yang lebih perbandingan putaran 1 : 2, 1 :
singkat. 2,67, 1 : 3,33 terhadap hasil
pengeringan
Hasil penelitian civitas akademika
4. Udara pengering bersuhu 1000C
Teknik Mesin Universitas
dan 1200C
Muhammadiyah Surakarta telah
5. Hasil pengeringan diukur
direkayasa flash dryer. Pada penelitian
berdasarkan density
ini penulis ingin menganalisa
keoptimalan mesin tersebut. Tujuan Penelitian

Rumusan Masalah Tujuan dari penelitian ini adalah


mengetahui pengaruh variasi
Bagaimana pengaruh variasi
perbandingan putaran hammer mill dan
perbandingan putaran hammer mill dan
screw conveyor flash dryer terhadap
screw conveyor flash dryer terhadap
hasil pengeringan dan mendapatkan
hasil pengeringan?
perbandingan yang optimal.
Batasan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan rumusan masalah
Ely herman (2011) semakin
yang ada agar pembahasan terfokus
lama waktu pengeringan maka kadar
dan tidak melebar terlalu jauh maka
air yang teruapkan semakin tinggi,
yang menjadi prioritas utama adalah:
begitu juga dengan laju
1. Alat pengering menggunakan pengeringannya. Laju pengeringan
pengering tipe flash dryer berbanding lurus dengan temperature
2. Tepung bahan yang digunakan dan sebanding dengan banyaknya air
dibuat dengan mencampur tepung yang diuapkan.
tapioka merek rose brand sebayank
Martunis (2012) faktor suhu
500 gram dicampur dengan air
pengeringan berpengaruh sangat
sebanyak 350 ml.
nyata terhadap rendemen, kadar air,
3. Indikator penelitian adalah variasi
kadar abu, dan tingkat kecerahan
perbandingan putaran hammer mill
warna. Sedangkan faktor lama
dan screw conveyor dengan
pengeringan berpengaruh nyata
2
terhadap kadar air dan berpengaruh 1. Spray dryer
sangat nyata terhadap tingkat Pengeringan semprot atau
kecerahan warna spray drying digunakan untuk
mengubah pasta, bubur atau cairan
Joko Nugroho W.K (2012) suhu
dengan viskositas rendah menjadi
memberikan pengaruh yang cukup
padatan kering. Pengeringan
signifikan terhadap penurunan kadar air
dengan cara ini mampu
singkong parut, efisiensi pengeringan,
meminimalisir interupsi karena
dan efisiensi sistem pemanasan
selama bahan cair yang akan
selama proses pengeringan dengan
dikeringkan tersedia, maka proses
menggunakan pneumatic (flash) dryer.
pengeringan akan tetap berjalan
Shaila Rismayaningrum (2015). secara kontinyu dan produk berupa
Luas permukaan, suhu, tingkat padatan kering akan terus terbentuk.
kelembapan, dan juga kadar air pada Proses pengeringan semprot
bahan pangan berpengaruh pada berlangsung dalam waktu yang
proses pengeringan. sangat singkat, hanya beberapa
milidetik hingga beberapa detik
DASAR TEORI
tergantung jenis peralatan dan
Proses pengeringan tepung tapioka
kondisi pengeringan.
merupakan proses yang sangat penting
dalam pembuatan tepung tapioka. 2. Fluidized Bed Dryer
Karena tepung tapioka berasal dari sari Fluidized bed dryer adalah
pati ketela pohon yang di parut dan sistem pengeringan yang
diambil sari patinya. diperutukan bagi bahan berbobot
relatif ringan, misalnya serbuk dan
Dalam proses pengeringan tepung
ganular. Prinsipnya bahan yang
dapat dilakukan dengan berbagai
akan dikeringkan dialiri dengan
macam cara diantaranya adalah
udara panas yang terkontrol dengan
dengan konvensional atau pengovenan
volume dan tekanan tertentu,
dan dengan menggunakan mesin
selanjutnya bagi bahan yang telah
Mesin pengering ada bermacam- kering karena bobotnya sudah lebih
macam, diantaranya : ringan akan keluar dari ruang
3
pengeringan menuju siklon untuk sayap-sayap tersebut dialirkan
ditangkap dan dipisahkan dari udara panas yang kering
udara, namun bagi bahan/material sementarasilinder pengering
yang halus akan ditangkap oleh berputar.
pulsejet bag filter. Metode ini cocok 5. Conduction Dryers
digunakan untuk serbuk, butiran, Conduction dryers dapat
aglomerat, dan pelet dengan ukuran mengeringkan solutions, bubur,
partikel rata-rata normal antara 50 pasta, dan butiran yang
dan 5.000 mikron. Kelebihan mengandung pigmen, lempung,
metode ini ialah perpindahan panas bahan kimia, batu bara halus, dan
dan kontrol terhadap ukuran garam-garam, serta dapat juga
partikelnya lebih baik serta digunakan untuk waktu retensi yang
pencampuran yang lebih efisien. relatif singkat.
6. Flash Dryer
3. Vacuum Dryers
Flash dryers adalah sebuah
Vakum dryers ialah proses
instalasi alat pengering yang
menghilangkan air dari suatu bahan,
digunakan untuk mengeringkan
bersama dengan penggunaan
adonan basah dengan
panas maka vakum dapat menjadi
mendisintregasikan adonan tersebut
suatu metode pengeringan yang
kedalam bentuk serbuk dan
efektif. Pengeringan dapat dicapai
mengeringkanya dengan
dalam suhu yang lebih rendah
mengalirkan udara panas secara
sehingga lebih hemat energi.
berkelanjutan.
Metode ini cocok untuk
Proses pengeringan yang terjadi
mengeringkan bahan yang sensitif
di flash dryer berlangsung dengan
terhadap panas atau bersifat volatil
sangat cepat. Flash dryer cocok
karena waktu pengeringannya yang
digunakan untuk mengeringkan
singkat.
bahan yang sensitif terhadap panas.
4. Rotary Dryers
Flash dryer tidak cocok digunakan
Bagian dalam alat yang
untuk material yang dapat
berbentuk silindris ini, semacam
sayap yang banyak. Melalui antara
4
menyebabkan korosi pada alat dan c. Screw Conveyor
berminyak.
Bagian-bagian utama dari flash
dryer diantaranya
a. Air Heater Gambar 3. Screw Conveyor
Screw conveyor digunakan
untuk mengangkut adonan
menuju hammer mill.
d. Hammer mill

Gambar 1. Air Heater


Air heater digunakan untuk
memanaskan udara yang
digunakan untuk pengering Gambar 4. Hammer mill

b. Blower Hammer mill digunakan


untuk memecah adonan menjadi
butiran kecil
e. Cyclone

Gambar 2. Blower
Blower digunakan untuk
penyupali udara utama Gambar 5. Cyclone

5
Cyclone digunakan untuk 2. Blower, untuk penyuplai udara
memisahkan udara dengan 3. Thermometer, untuk mengukur
butiran tepung temperature udara yang masuk
4. Cyclone digunakan untuk
METODOLOGI PENELITIAN
memisahkan tepung dengan udara
Mulai yang telah digunakan untuk
pengeringan

Studi Literatur 5. Motor listrik, digunakan untuk


memutar hammer mill dan screw

Persiapan Alat dan Bahan conveyor.


6. Puli, digunakan untuk sarana
Penujian Mesin Pengering Flash Dryer penghubung motor listik dengan
Dengan Variasi Perbandingan Putaran screw dan hammer mil sekaligus
Hammer Mill dan Screw Conveyor
untuk mengatur perbandingan
putarannya.
Perbandingan Perbandingan Perbandingan 7. Vanbelt, digunakan untuk
1:2 1 : 2,67 1 : 3,33 menghubungkan motor listrik
dengan hammer mill dan screw
Pengambilan Data (waktu tepung masuk, conveyor
waktu tepung keluar dan massa jenis) 8. Gelas ukur, digunakan untuk
mengukur air campuran tepung
Analisis Data dan Pengambilan Kesimpulan 9. Timbangan, digunakan untuk
memgukur massa tepung
Pembeuatan Laporan 10. Stopwatch, untuk menghitung waktu
tepung masuk dan tepung keluar
Selesai
Bahan
1. Tepung tapioka.
Alat dan bahan pengujian
2. Air
Alat :
1. Kompor untuk memanaskan air
heater

6
Tempat penelitian 3. Nyalakan kompor pemanas untuk
Tempet yang digunakan untuk memanaskan air heater.
penelititan adalah laboratorium Vokasi 4. Menimbang bahan tepung tapioka
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang dibutuhkan yaitu sebanyak, 0,5
kg kemudian dicampur dengan air
PROSEDUR PENELITIAN
sebanyak 350 ml
Dalam penelitaian pengaruh variasi
5. Nyalakan blower sebagai penyuplai
perbandingan putaran hammer mill dan
udara utama pada mesin pengering
screw conveyor flash dryer terhadap
6. Jika temperature udara sudah
penurunan kadar air tepung yang
sesuai yang di inginkan maka
dihasilakan, maka untuk memperoleh
masukkan tepung yang sudah
hasil penelitian yang baik harus
dicampur air kedalam screw
dilaksanakan prosedur penelitian
conveyor
sebagai berikut :
7. Nyalakan stopwatch untuk
1. Periksa semua perlengkapan dan menghitung waktu tepung masuk
bahan yang dibutuhkan selama dan keluar
pengujian, pastikan semua telah 8. Ulangi percobaan yang sama untuk
tersedia dan siap digunakan, variasi putaran yang lain
2. Pemasang seluruh instalasi yang
dibutuhkan dan pastikan semua
terpasang dengan benar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan data sebagai berikut:
Table 1. Data hasil percobaan
Perbandingan 0
Tepung masuk Tepung keluar Waktu
Perc T( C) 3 3
Puli m(kg) ρ (kg/m ) V(air) ρ (kg/m ) Tepung masuk Tepung keluar
1 1:2 100 0,5 kg 469,48 350 ml 421.05 45 detik 215 detik
2 1:2 120 0,5 kg 469,48 350 ml 412.63 48 detik 206 detik
3 1 : 2.67 100 0,5 kg 469,48 350 ml 412.63 106 detik 235 detik
4 1 : 2,67 120 0,5 kg 469,48 350 ml 401.05 85 detik 231 detik
5 1 : 3,33 100 0,5 kg 469,48 350 ml 401.05 109 detik 285 detik
6 1 : 3,33 120 0,5 kg 469,48 350 ml 368.42 120 detik 267 detik

7
ρ tepung masuk adalah density tepung 2. Perbandingan putaran terhadap
sebelum dicampur air waktu masuk tepung
140
1. Density tepung 120
100
430

waktu (s)
80
420
60
410 T=120 C
400 40
Density (kg/m3)

390 20
380 100 C 0
370 120 C 1:2 1 : 2,67 1 : 3,33
360 Perbandingan putaran
350
340
1:2 1 : 2,67 1 : 3,33
Grafik 4.2. Hubungan antara
perbandingan putaran dan waktu masuk
Perbandingan putaran
tepung

Grafik 4.1. Hubungan antara variasi Dari data di atas menunjukkan


perbandigan putaran dan density
tepung lamanya waktu proses masuknya
tepung kedalam screw conveyor
Pada grafik di atas
dengan tiga perbandingan putaran
menunjukkan bahwa dengan variasi
dihasilhan lama tepung masuk
perbandingan putaran hammer mill
tercepat terdapat pada perbandingan
dan screw conveyor 1:2, 1:2,67 dan
putaran 1:2 dengan waktu 45 detik.
1:3,33 pada temperatur udara
Waktu paling lama diperoleh dari
pengering 1000C dan 1200C, didapat
perbandingan putaran 1 : 3,33 dimana
density atau masa jenis terendah
waktunya adalah 150 detik. Dengan
adalah 368,42 kg/m3 pada
demikian dapat dikatakan semakin
perbandingan putaran 1:3,33 saat
tinggi putaran screw conveyor maka
temperature 1200C, dan density
semakin cepat tepung masuk
tertinggi adalah 421,05 kg/m3 pada
conveyor. Dalam flash dyer ini lama
perbandingan putaran 1:2 saat
waktu masuk tepung tidak hanya
temperature 1000C.
dipengaruhi oleh kecepatan putaran
screw conveyor tapi juga dipengaruhi
oleh tekstur bahan itu sendiri. Dalam

8
hal ini tekstur dari tepung tapioka masuk 1200C dimana waktunya
basah cenderung mudah mengendap adalah 285 detik.
dan mengeras di bawah sehingga
menyulitkan untuk masuk secara
Dari data di atas dapat dilihat
otomatis ke dalam screw.
lama waktu proses masuk tepung dan
keluar tepung tidak sama. Pada grafik
3. Perbandingan putaran terhadap
di bawah ini menunjukkan pengaruh
waktu keluar tepung
variasi perbandingan putaran hammer
300 mill dan screw conveyor terhadap
250
lama waktu tepung keluar.
200
waktu (s)

T=100 C
150
T=120 C
100 300
50 250
0 1 : 2.23
200
keluar
waktu (s)

1:2 1 : 2,67 1 : 3,33 1 : 2.72


Perbandingan putaran 150 1 : 4.29
masuk
100
Grafik 4.3. Hubungan antara 50
perbandingan putaran dan waktu keluar
tepung 0
1:2 1 : 2,67 1 : 3,33
Perbandingan putaran
Dari data di atas menunjukkan
lamanya waktu proses keluar tepung Grafik 4.2. Hubungan antara
dengan tiga variasi perbandingan perbandingan putaran terhadap
perbandingnan waktu masuk tepung dan
putaran hammer mill dan screw keluar tepung.
conveyor dihasilhan lama tepung
Dari grafik di atas dapat dilihat
keluar tercepat terdapat pada
perbandingan tepung masuk dan
perbandingan putaran 1:2 dan
tepung keluar tidak sama, hal tersebut
temperatur udara masuk 1000C
mengakibatkan terjadinya penumpukan
dengan waktu 260 detik. Waktu paling
bahan pada ruang pengering dan jika di
lama diperoleh dari perbandingan
masukkan bahan yang banyak akan
putaran 1:3,33 dan temperatur udara
menyumbat saluran keluar tepung dan
tepung tidak dapat keluar. Dari grafik di
9
atas dapat dilihat semakin tinggi makin rendah. Temperatur udara
perbandingan putaran screw conveyor pemanas juga berpengaruh
dan hammer mill mengakibatkan terhadap lama waktu tepung keluar
semakin rendah perbandingan lama dan density. Semakin tinggi
waktu tepung masuk dan tepung keluar. temperatur semakin cepat proses
Flash dryer bisa digunakan secara terus tepung keluar dan density semakin
menerus (continue) bila perbandingan rendah.
lama waktu tepung masuk dan lama 2. Dalam variasi perbandingan
waktu tepung keluar adalah 1 : 1 atau putaran hammer mill dan screw
lama waktu tepung masuk sama conveyor diperoleh perbandingan
dengan lama waktu tepung keluar yang paling optimal yaitu
sehingga tidak terjadi penumpukan di perbandingan 1:3,33 dengan
ruang pengering. temperature udara masuk 1200C
dikarenakan density lebih rendah
Kesimpulan
dan perbandingan waktu masuk
Berdasarkan pembahasan dan
tepung terhadap waktu keluar
analisis data maka dapat diambil
tepung lebih rendah.
kesimpulan sebagai berikut :
Saran
1. Variasi perbandingan putaran
hammer mill dan screw conveyor Dalam penelitian ini mengukur
berpengaruh terhadap proses menggukan density tidak bisa jadikan
tepung masuk, tepung keluar dan tolak ukur karena pada volume yang
density. Semakin tinggi sama, besarnya butiran mempengaruhi
perbandingan putaran semakin massa. Sehingga akan lebih baik jika
lama proses tepung masuk dan mengukur kadar airnya.
keluar tepung, dan density tepung

10
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Joko. 2012. “Proses Pengeringan Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Parut
dengan Menggunakan Pneumatic Dryer”. Skripsi. Fakultas Teknik Pertanian,
Universitasa Gajah Mada.

Kusharjanto, Bambang. 2013. “Rancang Bangun Prototype Flash Dryer untuk


Pengeringan Tepung Mocaf”. Skripsi. Fakultas Teknik, Universitas Sebelas
Maret.

Sari, Sagita Savita, dkk. 2012. “Mengenal Metode Pengeringan dalam Bidang
Farmasi”. Fakultas Ilmi Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman.

Herman, Ely. 2011. “Uji Kinerja Rotary Dryer Yang Dilengkapi Dcs Untuk Pengeringan
Biji Kacang Hijau”. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Shaila Rismayaningrum. 2015. (online).


(http://shailarisma.blog.upi.edu/2015/11/15/laporan-praktikum-drying-
pengeringan/ diakses tanggal 23 Januari 2016).

Martunis. 2012. “Pengaruh Suhu Dan Lama Pengeringan Terhadap Kuantitas Dan
Kualitas Pati Kentang Varietas Granola”. Fakultas Pertanian, Universitas Syiah
Kuala, Darussalam, Banda

11

Anda mungkin juga menyukai