Cek Dong
Cek Dong
KELOMPOK 18
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium
(indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70
tahun. Kanker ovarium bisa menyebar melalui system getah bening dan
melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru – paru.
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah
kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006).
Kanker ovarium disebut sebagai “the silent lady killer” karena sulit
diketahui gejalanya sejak awal. Sebagian besar kasus kanker ovarium
terdiagnosis dalam stadium yang sudah lanjut. Kebanyakan kanker
ovarium ini berawal dari kista. Kanker ovarium merupakan tumor dengan
histiogenesis yang beranekaragam, dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast
(ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis
maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002).
Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa
reproduksi 30% dan 10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor
ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak jelas / pasti ganas
(borderline malignancy atau carcinoma of low – maligna potensial) dan
jelas ganas (true malignant) (Priyanto, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker
indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang
berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
B. Anatomi dan Fisiologi
3
b. Uterus
4
d. Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar berbentuk buah kenari
terletak di kiri dan kanan uterus, di bawah tuba uterine dan terikat
di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan
folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-
kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi yaitu
pematangan folikel graaf dan mengeluarkan ovum. Bila folikel
graaf sobek, maka terjadi penggumpalan darah pada ruang folikel.
Ovarium mempunyai 3 fumgsi, yaitu : Memproduksi ovum,
Memproduksi hormone estrogen, Memproduksi hormon
progesterone.
Ovarium disebut juga indung telur, di dalam ovarium ini
terdapat jaringan bulbus dan tubulus yang menghasilkan telur
(ovum) dan ovarium ini hanya terdapat pada wanita, letaknya di
dalam pelvis di kiri kanan uterus, membentuk, mengembang serta
melepaskan ovum dan menimbulkan sifat-sifat kewanitaan,
misalnya : pelvis yang membesar, timbulnya siklus menstruasi.
Bentuk ovarium bulat telur beratnya 5-6 kg, bagian dalam
ovarium disebut medulla ovary di buat di jaringan ikat, jaringan
yang banyak mengandung kapiler darah dan serabut kapiler saraf,
bagian luar bernama korteks ovary, terdiri dari folikel-folikel yaitu
kantong-kantong kecil yang berdinding epithelium dan berisi
ovum.
Kelenjar ovarika terdapat pada ovarium di samping kiri dan
kanan uterus, menghasilkan hormon estrogen dan progesterone.
Hormon ini dapat mempengaruhi kerja dan mempengaruhi sifat-
sifat kewanitaan, misalnya panggul yang besar, panggul sempit dan
lain-lain.
Apabila folikel de graaf sobek, maka terjadi penggumpalan
darah di dalam rongga folikel dan sel yang berwarna kuning yang
berasal dari dinding folikel masuk dalam gumpalan itu dan
9
1. Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a) Gangguan haid
a) Asites
seperti tindakan USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah dan
tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta – HCG dan alfafetoprotein.
Prosedur operasi pada pasien yang tersangka kanker ovarium sangat berbeda
E. Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel – folikel praovulasi yang telah mengalami
atresia (degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik,
ovarium utuh dan FSH dan SH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar
12
F. Pathway
Mutagen, makanan,
wanita mandul, Inkusi epitel stroma Kista
primipara tua > 45
tahun, genetik
Rangsangan hormone
estrogen meningkat
Proliferasi kista
Konstipasi
Koping individu tidak Gangguan citra tubuh
efektif
Ansietas
G. Diagnosis
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang
dilakukan dengan :
a) Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)
Pada saat anamnesis pasien akan ditanya (diwawancarai) secara lisan
mengenai sakit yang dirasakan beserta sejarah penyakitnya (jika ada)
yang akan dicatat dalam rekam medik.
b) Pemeriksaan USG untuk dapat membedakalesi/tumor yang solid dan
kristik.
c) Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes
laboratorium di mana kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya
sumbatan empedu atau kanker yang telah bermetastasis ke arah hati atau
tulang
d) Penanda tumor (tumor marker)
Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker ovarium
sering ditemukan peningkatan kadar CA 12
e) X-ray
X-ray merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan
gelombang lalu mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang
diperiksa tulang akan memberikan warna putih, jaringan akan
memberikan warna keabuan, sedangkan udara memberikan warna hitam
f) Pencitraan lain
15
H. Penatalaksanaan
1. Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan
pengangkatan ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya
(saluran indung telur).
2. Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan
pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan
struktur di sekitarnya.
16
I. Diagnosa
Diagnosa keperawatan teoritis adalah penilaian atau kesimpulan
yang diambil dari pengkajian keperawatan menjelaskan status kesehatan,
masalah aktual resiko maupun potensial yang dapat diperioritaskan.
Adapun diagnosa keperawatan yang bisa muncul pada pasien post operasi
Ca.ovarium. (Gadduci, 2007)
Diagnose Keperawatan yang Mungkin Muncul (NANDA 2015)
a. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat
kanker metastasis (proses penyakit)
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan produksi darah (anemia)
c. Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan penatalaksanaannya
d. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan volume darah
(anemia, tromositopeni, kemoterapi)
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, terapi
penyakit kanker (terapi radiasi)
f. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus
gastrointestinal
J. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1. Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan - Comfort level Pain Management
dengan penekanan - Pain control 1. Lak
perut bagian bawah - Pain level ukan pengkajian nyeri
17
4.
Feses lunak dan berbentuk
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
IV. RIWAYATKELUARGA
Genogram
25
Keterangan :
: Perempuan
: Laki- laki
: Ny. K
x : Meninggal
: Garis keturunan
: Garis pernikahan
: Tinggal serumah
Kesimpulan : pasien keturunan ke 2 dari genogram, pasien merupakan
anak ke 5 dari 7 bersaudara. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
keturunan Ca Ovarium ataupun Ca Mamae pada keluarganya. Pasien
mengatkan tida memiliki riwayat penyakit keturunan seperti penyakit DM,
Hipertensi, penyakit jantung. Pasien tinggal serumah dengan suami dan
dan ketiga anak laki-lakinya.
sehari sebanyak 1-2 kali dengan konsistensi lunak namun sejak perutnya
membesar bulan Januari 2019 BAB tidak teratur dan disertai rasa tidak
nyaman di perut dan terasa penuh.
Pasien mengatakan dulu suka mengkonsumsi gorengan, ikan asin
jeroan, terkadang pasien mengkonsumsi teh dan kopi. Pasien
mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit kanker payudara.
1 minggu yang lalupasien merasakan sesak nafas karena ada
penumpukan cairan di rongga dada dan acites.
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
kanker payudara, ataupun kanker ovarium.
Pemeriksaan penunjang :
Pasien tidak melakukan pemeriksaan X-Ray, CT SCAN, scaning
radioaktif, ultrasound dan endoskopi. Pasien dilakukan pemeriksaan
topografi ovarium (21 Juli 2017) dengan hasil terdapat
kistadenokarsinoms ovsrii mosinokum papiliferum. Dan pada tanggal 29
November 2017 hasil menunjukkan hasil metastasis adenocarsinoma.
Penatalaksanakan :
Pasien mengatakan sudah dilakukan oengangkatan 2 ovarium. Pasien
mengatakan sudah selesai kemoterapi.
N : 92 x/menit
TD : 130/90 mmHg
RR : 28 x/menit
Kepala
Bentuk : Mesochepal, rambut bersih dan beruban, tidak
Berketombe dan tidak rontok, tidak ada benjolan
dan tidak ada bekas luka.
Keluhan yang
berhubungan : Tidak ada keluhan
Mata
Ukuran pupil : 3 mm
Ukuran akomodasi :
Bentuk : Isokor
Konjungtiva : Ananemis
Fungsi penglihatan : Baik
Dua bentuk : Baik
Tanda-tanda radang : Tidak ada tanda-tanda radang.
Pemeriksaan Mata terakhir : Tidak pernah periksa mata
Operasi : Pasien mengatakan tidak pernah melakukan
operasi mata.
Kaca mata : Pasien tidak menggunakan kaca mata.
Lensa kontak : Pasien tidak menggunakan lensa kontak.
Hidung
Reaksi alergi : tidak ada reaksi alergi
Pernah mengalami flu : Pasien mengatakan pernah mengalami flu,
frekuensi dalam satu tahun 3-4 kali selama ± 73 hari dan paling lama hingga
7 hari.
Tidak ada sinus.
Tidak ada polip.
Tidak ada perdarahan.
Tidak ada cuping hidung.
28
Berat badan : 62 kg
Status gizi : Normal
Jenis diet : TKTP 1800 kalori
Nafsu makan : Pasien mengatakan nafsu makan berkurang
semenjak sakit.
Rasa mual : Pasien mengatakan mual
Muntah : pasien mengatakan tidak muntah
Intake cairan : Pasien memiliki kebiasaan minum 5-6 gelas dalam
sehari.
Eliminasi
BAB
Pola rutin : Pasien mengatakan BAB sebanyak 2x/hari
Penggunaan pencahar : Pasien mengatakan tidak menggunakan obat
pencahar.
Colostomi/ ileostomi : Tidak ada
Konstipasi/ obstipasi : Tidak ada
Diare : Pasien tidak mengalami diare sejak 3 bulan
terakhir.
BAK
Pola rutin : 5-6 kali dalam sehari
Inkontinensia : tidak ada
Infeksi : Tidak ada
Hematuri : Tidak ada
Kateter : Pasien tidak terpasang kateter.
Urin output :± 720 cc/hari
Vagina
Kebersihan : kebersihan terjaga, baik, tidak ada keputihan
Keputihan : Pasien tidak mengalami keputihan
Bau : tidak bau
Warna : tidak ada
30
Musculoskeletal 5 5
Kekuatan otot :5 5
Pergerakan ekstermitas : bebas atautidak terhambat.
Nyeri : Tidak ada nyeri
Kekakuan : Tidak ada kekakuan
Pola latihan gerak : Bebas, miring kanan miring kiri
VII. KESEHATAN LINGKUNGAN
Kebersiahan : Ny. R mengatakan rumahnya selalu dibersihkan,
biasanya setiap hari di sapu dan setiap 2 hari swkali lantai di pel, lingkungan
rumah tidak dekat dengan pabrik/ kandang ayam.
Bahaya : Tidak ada
Polusi : polusi asap kendaraan
VIII. PSIKOSOSIAL
1. Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang digunakan : pasien tidak menggunakan alat bantu
untuk melihat maupun berbicara.
( - ) Kacamata
32
( - ) Alat bantu
b. Kesulitan yang dialami
( - ) Sering pusing
( - ) Menurunnya sensitifitas terhadap sakit
( - ) Menurunnya sensitifitas terhadap panas/ dingin
( - ) Membaca/ menulis
2. Persepsi diri
Hal yang sangat dipikirkan saat ini : pasien mengatakan
memikirkan pengobatan yang sedang di jalaninya.
Harapan setelah menjalani perawatan : pasien mengharapkan dapat
sehat seperti sedia kala.
Perubahan yang dirasa sakit : pasien mengatakan bahwa
perubahan yang dialami pasien selama sakit yaitu sering merasa nyeri di
perut bagian bawah, kemudian perut membesar sejak bulan Januari 2019
sehingga sering merasa sesak nafas dan BAK kurang lancar karena
keluar sedikit-sedikit namun sering (anyang-anyangen).
3. Suasana hati : pasien terlihat gelisah.
Rentang perhatian : Ny. R terlihat fokus menjawab pertanyaan
yang diberikan perawat saat pengkajian
4. Hubungan/ komunikasi
a. Bicara/ bahasa utama : Bahasa Indonesia
( √ ) jelas
( √ ) releven
( √ ) mampu mengekspresikan
( √ ) mampu mengerti orang lain, yaitu keluarga, perawat dan orang
yang berkunjung
b. Tempat tinggal
( - ) sendiri
( √ ) bersama orang lain : yaitu anak
Kehidupan keluarga :
- Adat istiadat yang dianut : Jawa
33
Darah lengkap :
8. SGOT 85 (high)
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS : Penumpukan Ketidakefektifan
- Pasien mengatakan sesak nafas cairan di rongga pola nafas
DO : dada
- Pasien terpasang oksigen binasal
kanul 4 lpm.
- TTV :
- TD : 130/90 mmHg
- RR : 28 x/m
- N : 92 x/m
- S : 36,6oC
- Suara nafas vesikuler
DS : Gangguan Kelebihan volume
- Pasien mengatakan perut membesar mekanisme cairan
sejak bulan Januari 2019. regulasi (acites)
- Pasien mengatakan BAK kurang
lancar, sering tapi sedikit-sedikit.
DO :
- Perut pasien tampak
membesar/buncit.
- Tidak terdapat nyeri tekan.
- Hemoglobin 11,3 g/dL (low).
- Ureum darah 45,90 (high)
- Kreatinin darah 1, 47 (high)
- IWL : + 1000 cc
DS : Pertahanan Resiko infeksi
DO : sekunder tidak
- Albumin 2,79 (low). adekuat
- Luka drainage rembas.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Data Kriteria Hasil Perencanaan
(NOC : SMAT) (NIC : ONEC)
Ketidakefektifan pola nafas Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Manajemen jalan nafas : Terapi
diharapkan pasien akan mencapai oksigen : Monitor TTV
b.d penumpukan cairan di
rongga dada. NOC : Status pernafasan : kepatenan jalan nafas - Monitor TTV.
- Monitor status pernafasan dan
DS : Indikator Awal Target
oksigenasi.
Frekuensi dan irama
- Pasien mengatakan - Auskultasi suara nafas catat adanya
nafas sesuai yang 2 5 suara nafas tambahan. .
sesak nafas diharapkan - Atur posisi kepala ekstensi untuk
DO : Tidak didapatkan memaksimalkan ventilasi.
penggunaan otot bantu 3 5 - Berikan terapi oksigen binasal kanul
- Pasien terpasang pernafasan 4 lpm.
oksigen binasal kanul 4
Ket :
lpm. 1. Sangat berat
- TTV :
- TD : 130/90 mmHg 2. Berat
- RR : 28 x/m
- N : 92 x/m 3. Cukup
- S : 36,6oC
4. Ringan
- Suara nafas vesikuler
5. Tidak ada
38
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari /
Tanggal / Tindakan Keperawatan Paraf
Waktu/ Respon Pasien
(ONEC) Perawat
DX
- Mengkolaborasi tindakan
untuk kelebihan volume
cairan : Pungsi drainage
abdomen.
dx.
kelebihan - Pasien mengatakan hari ini
volume - Memonitor status nutrisi.
menghabiskan makanan
cairan
setengah porsi.
- Cairan drainase di ambil pagi
(1000 cc) dan sore (1000 cc).
- Mengkolaborasi tindakan
untuk kelebihan volume
cairan : Pungsi drainage
abdomen.
EVALUASI KEPERAWATAN
NO.
Tgl/Jam Evaluasi Paraf
DX
44
P : Lanjutkan intervensi :
1. Pertahankan terapi O2 binasal kanul 4 lpm.
2. Pertahankan posisi semi fowler/posisi kepala ekstensi.
45
2 14/03/201 S:
- pasien mengatakan perutnya membesar sejak bulan
9
07.30 Januari 2019.
- Pasien mengatakan BAK sudah 3 kali sejak semalam.
O:
- Perut pasien tampak besar/buncit.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Perut pasien teraba lembek.
A : Masalah ketidakefektifan pola nafas masih berkurang
Indikator Awal Target Akhir
Acites 2 5 2
BAK lancar 2 5 3
Turgor kulit 3 5 3
Elektrolit serum 2
2 5
pasien stabil
P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor TTV.
- Monitor status nutrisi.
46
3 14/03/201 S:
- pasien mengatakan bersyukur karena lukanya
9
07.30 membaik dan berjanji akan menjaga kebersihan agar
tidak terkena infeksi
O:
- Luka tampak bersih, pembentukan jaringan bagus,
tidak ada tanda-tanda infeksi seperti rubor, dolor,
tumor, kalor dan fungsiolaesa
- Pasien tampak mempertahankan saat diberi informasi
tentang infeksi
A : masalah resiko infeksi tidak ditemukan
Indikator Awal Target Akhir
1. Pasien terbebas dari tanda 3 1 2
infeksi
2. Menunjukan kemampuan 3 1 2
untuk mencegah infeksi
3. Jumlah leukosit dalam 3 1 2
jumlah normal
4. Menunjukan perilaku hidup
3
sehat 1 2
P : Lanjutkan intervensi :
1. Anjurkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan diri
2. Anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup dan
minum obat secara teratur
3. Anjurkan pasien untuk control lukanya ke pertugas
kesehatan
47
P : Lanjutkan intervensi :
3. Pertahankan terapi O2 binasal kanul 4 lpm.
Pertahankan posisi semi fowler/posisi kepala ekstensi.
48
2 15/03/201 S:
- pasien mengatakan perutnya membesar sejak bulan
9
13.35 Januari 2019.
- Pasien mengatakan BAK sudah 3 kali sejak semalam.
O:
- Perut pasien tampak besar/buncit.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Perut pasien teraba lembek.
A : Masalah kelebihan volume cairan teratasi sebagian :
Indikator Awal Target Akhir
Acites 2 5 3
BAK lancar 2 5 4
Turgor kulit 3 5 4
Elektrolit serum
2 5 3
pasien stabil
P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor TTV.
- Monitor status nutrisi.
- Monitor cairan pasien
49
3 15/03/201 S:
- pasien mengatakan bersyukur karena lukanya
9
13.45 membaik dan berjanji akan menjaga kebersihan agar
tidak terkena infeksi
O:
- Luka tampak bersih, pembentukan jaringan bagus,
tidak ada tanda-tanda infeksi seperti rubor, dolor,
tumor, kalor dan fungsiolaesa
- Pasien tampak mempertahankan saat diberi informasi
tentang infeksi
A : masalah resiko infeksi tidak ditemukan
Indikator Awal Target Akhir
1. Pasien terbebas dari tanda 3 1 2
infeksi
2. Menunjukan kemampuan 3 1 2
untuk mencegah infeksi
3. Jumlah leukosit dalam 3 1 2
jumlah normal
4. Menunjukan perilaku
3
hidup sehat 1 2
P : Lanjutkan intervensi :
4. Anjurkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan diri
5. Anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup dan
minum obat secara teratur
Anjurkan pasien untuk control lukanya ke pertugas kesehatan
50
P : Lanjutkan intervensi :
- Pertahankan terapi O2 binasal kanul 4 lpm.
- Pertahankan posisi semi fowler/posisi kepala ekstensi.
51
2 16/03/201 S:
- Pasien mengatkan nyaman setelah cairan drainase di
9
12.55 alirkan.
O:
- Perut pasien tampak besar/buncit.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Perut pasien teraba lembek.
A : Masalah kelebihan volume cairan teratasi sebagian :
Indikator Awal Target Akhir
Acites 2 5 4
BAK lancar 2 5 5
Turgor kulit 3 5 4
Elektrolit serum
2 5 3
pasien stabil
P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor TTV.
- Monitor status nutrisi.
- Monitor cairan pasien
52
2 16/03/201 S:
- Pasien mengatakan mengganti pembalut luka setelah
9
13.00 rembesan banyak.
O:
- Luka tampak bersih, pembentukan jaringan bagus,
tidak ada tanda-tanda infeksi seperti rubor, dolor,
tumor, kalor dan fungsiolaesa
- Pasien tampak mempertahankan saat diberi informasi
tentang infeksi
A : masalah resiko infeksi teratasi sebagian
Indikator Awal Target Akhir
Pasien terbebas dari tanda infeksi 3 1 2
P : Lanjutkan intervensi :
1. Anjurkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan diri
2. Anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup dan minum
obat secara teratur
3. Anjurkan pasien untuk control lukanya ke pertugas
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
53
EGC
Kumar V, Ramzi S, Stanley L, Robbins. (2007). Patologi Robbins 7th ed. Jakarta :
EGC
Mansjoer, Arif. (1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius. FKUI
Mohtar, Rustam. (1999). Sinopsis Obstetris, Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologi