Phototherapy
Pigmen bernama bilirubin adalah faktor penyebab dari bayi kuning (ikterus) yang harus
di kenali dan waspadai. Sebetulnya, setiap orang memiliki bilirubin dalam sel darah
merahnya. Setiap jangka waktu tertentu sel darah merah akan mati dan menguraikan sel-
selnya diantaranya menjadi bilirubin. Normalnya yang bertugas
menguraikan bilirubin tersebut adalah hati, untuk kemudian dibuang lewat BAB. Saat bayi
masih dalam kandungan, hati sang ibulah yang mengambil tugas
menguraikan bilirubin dalam sel darah merah bayi. Ketika bayi lahir, perkembangan hatinya
belum sempurna sehingga belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Akibatnya
terjadi penumpukan bilirubin yang kemudian menyebabkan timbulnya warna kuning pada
kulit bayi.
B. Fungsi Phototherapy
Untuk mengurangi bilirubin. Karena bila kadar bilirubin tak langsung terlalu tinggi, maka
akan menyebabkan penumpukan pada bagian otak (bilirubin tak langsung dapat menembus
sawar otak) dan menimulkan gejala gangguan saraf hingga kematian
C. Spesifikasi Phototherapy
1. Power Suplay : 220 volt 50 Hz
2. Life time : umur pemakaian blue light terapi
3. Timer : Lamanya penggunaan alat
4. Bercahaya : 4500 luxes pada jarak intensitasnya ± 40-45 cm. Daya tahan lampu :
3000 jam
5. Dimensi : 80 (w) × 65 (D) cm
6. Panjang gelombang : 450-460 𝑛𝑚7
D. Gambar alat
Lampu : Blue light therapy bertujuan untuk mengendalikan kadar Bilirubin serum agar tidak
mencapai nilai yang dapat menimbulkan ensefalopati bilirubin atau kernikterus.
E. Blog Diagram
Tombol Enter : Memulai proses terapi
Hourmeter : Hourmeter adalah salah satu penghitung waktu yang menggunakan tegangan
AC sebagai suplply. Hourmeter berfungsi untuk menunjukan umlah lama
pemakaian lampu
Lampu : Blue light therapy bertujuan untuk mengendalikan kadar Bilirubin serum agar tidak
mencapai nilai yang dapat menimbulkan ensefalopati bilirubin atau kernikterus
Foto terapi dapat memecah bilirubin menjadi dipirol yang tidak toksis dan di ekskresikan
dari tubuh melalui urine dan feses. Cahaya yang dihasilkan oleh terapi sinar menyebabkan
reaksi fotokimia dalam kulit (fotoisomerisasi) yang mengubah bilirubin tak terkonjugasi ke
dalam fotobilirubin dan kemudian di eksresi di dalam hati kemudian ke empedu, produk
akhir reaksi adalah reversible dan di ekresikan ke dalam empedu tanpa perlu konjugasi.
Energy sinar dari foto terapi mengubah senyawa 4Z-15Z bilirubin menjadi senyawa bentuk
4Z-15E bilirubin yang merupakan bentuk isomernya yang mudah larut dalam air.