Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH
MATEMATIKA DISTRIK

STAMBUK NAMA
A 232 18 014 Dwi Wijayanti
A 232 18 018 Elisabet Naomi
A 232 18 020 Yusuf
PRINSIP INKLUSI DAN EKSKLUSI

Prinsip Inklusi dan Eksklusi merupakan perluasan ide dalam Diagram Venn
beserta operasi irisan dan gabungan, namun dalam pembahasan kali ini konsep
tersebut diperluas, dan diperkaya dengan ilustrasi penerapan yang bervariasi dalam
matematika kombinatorik. Kita awali dengan sebuah ilustrasi:
Sebuah perkuliahan umum dihadiri oleh 20 mahasiswa yang memiliki
kegemaran membaca dan 30 mahasiswa yang memiliki kegemaran menulis. Berapa
mahasiswa di dalam perkuliahan tersebut yang memiliki kegemaran membaca atau
menulis?
Dari permasalahan ini terlihat bahwa informasi yang diketahui belum memadai.
Banyaknya mahasiswa yang memiliki kegemaran membaca atau menulis hanya dapat
diketahui jika banyaknya mahasiswa yang menggemari kedua kegiatan tersebut
diketahui.
A. Prinsip Inklusi – Eksklusi
Banyaknya anggota himpunan gabungan antara himpunan A dan himpunan B
merupakan jumlah banyaknya anggota dalam himpunan tersebut dikurangi
banyaknya anggota di dalam irisannya. Dengan demikian,
|𝐴 ∪ 𝐵| = |𝐴| + |𝐵| − |𝐴 ∩ 𝐵|
Contoh 1
Dalam sebuah kelas terdapat 25 mahasiswa yang menyukai matematika diskrit, 13
mahasiswa menyukai aljabar linier dan 8 orang diantaranya menyukai matematika
diskrit dan aljabar linier. Berapa mahasiswa terdapat dalam kelas tersebut?
Jawab :
Misalkan A himpunan mahasiswa yang menyukai matematika diskrit dan B
himpunan mahasiswa yang menyukai aljabar linier. Himpunan mahasiswa yang
menyukai kedua mata kuliah tersebut dapat dinyatakan sebagai himpunan 𝐴 ∩ 𝐵.
Banyaknya mahasiswa yang menyukai salah satu dari kedua mata kuliah tersebut atau
keduanya dinyatakan dengan |𝐴 ∪ 𝐵|. Dengan demikian
|𝐴 ∪ 𝐵| = |𝐴| + |𝐵| − |𝐴 ∩ 𝐵|
= 25 + 13 − 8
= 30
Jadi, terdapat 30 orang mahasiswa dalam kelas tersebut.

Contoh 2
Berapa banyak bilangan bulat positif yang tidak melampaui 1000 yang habis dibagi
oleh 7 atau 11?
Jawab:
Misalkan P himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi
7 dan Q himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 11.
Dengan demikian 𝑃 ∪ 𝑄 adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui
1000 yang habis dibagi 7 atau habis dibagi 11, dan 𝑃 ∩ 𝑄 himpunan bilangan bulat
positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7 dan habis dibagi 11.

Jadi, terdapat 220 bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7
atau habis dibagi 11.
Ilustrasi dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Jika A, B dan C adalah sembarang himpunan, maka
|𝐴 ∪ 𝐵 ∪ 𝐶| = |𝐴| + |𝐵| + |𝐶| − |𝐴 ∩ 𝐵| − |𝐴 ∩ 𝐶| − |𝐵 ∩ 𝐶| + |𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶|
Contoh 3
Berapa banyak bilangan bulat positif yang tidak melampaui 1000 yang habis dibagi
oleh 5, 7 atau 11?
Jawab:
Misalkan P himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi
5, Q himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7, dan
R himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 11.
Dengan demikian 𝑃 ∪ 𝑄 ∪ 𝑅 adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui
1000 yang habis dibagi 5 atau 7 atau 11, dan himpunan 𝑃 ∩ 𝑄 ∩ 𝑅 adalah himpunan
bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 5, 7 dan 11. Himpunan
𝑃 ∩ 𝑄 adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis
dibagi 5 dan 7, 𝑃 ∩ 𝑅 adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000
yang habis dibagi 5 dan 11, dan 𝑄 ∩ 𝑅 adalah himpunan bilangan bulat positif tidak
melampaui 1000 yang habis dibagi 7 dan 11.
Jadi, terdapat 376 bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 5, 7
atau habis dibagi 11.
Ilustrasi dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Formulasi prinsip inklusi eksklusi untuk himpunan hingga A1, A2, A3, … , An , adalah
sebagai berikut:

Contoh 4
Berdasarkan prinsip inklusi eksklusi, formula untuk menghitung banyaknya anggota
himpunan hasil gabungan empat himpunan hingga.
B. Aplikasi Prinsip Inklusi – Eksklusi
Prinsip Inklusi – Eksklusi memiliki banyak aplikasi, di antaranya dalam
penyelidikan banyaknya bilangan prima dalam yang tidak melebihi suatu bilangan
bulat positif tertentu. Perhitungan ini dapat dimanfaatkan dalam menjawab
permasalahan saringan Eratosthenes. Dalam saringan Eratosthenes, kita membuat
suatu saringan yang mampu menyaring bilangan-bilangan, demikian sehingga yang
tersisi setelah disaring hanyalah bilangan prima yang dimaksud.
Untuk memahami prinsip ini, pertama-tama kita kaji pengertian bilangan bulat
komposit. Bilangan komposit adalah bilangan yang habis dibagi oleh bilangan prima
yang tidak melebihi akar kuadratnya. Sebagai contoh, 50 adalah bilangan komposit.
Bilangan ini dapat dibagi habis oleh bilangan prima yang tidak lebih dari √50 = 7.
Dalam hal ini 50 habis dibagi 2 dan 5.
Untuk mencari banyaknya bilangan prima yang tidak lebih dari 100, kita perlu
mencari bilangan komposit yang tidak melebihi 100. Karena √100 = 10, maka
bilangan-bilangan prima yang kurang dari 10 adalah 2, 3, 5, 7. Dengan demikian
banyaknya bilangan prima yang tidak lebih dari 100 adalah 4 ditambah dengan
banyaknya bilangan bulat positif antara 100 yang habis dibagi 2, 3, 5, atau 7.
Untuk memecahkan masalah ini akan kita gunakan prinsip Inklusi – Eksklusi.
Kita misalkan
P1 : sifat bahwa sebuah bilangan bulat habis dibagi 2;
P2 : sifat bahwa sebuah bilangan bulat habis dibagi 3;
P3 : sifat bahwa sebuah bilangan bulat habis dibagi 5;
P4 : sifat bahwa sebuah bilangan bulat habis dibagi 7.
Maka banyaknya bilangan prima yang tidak melebihi 100 adalah
4 + |𝑃1′ 𝑃2′ 𝑃3′ 𝑃4′ |
Mengingat bahwa bilangan positif antara 1 dan 100 seluruhnya ada 99, maka

Dengan demikian, terdapat 4 + 21 = 25 bilangan prima yang tidak melebihi


100.

Anda mungkin juga menyukai