Anda di halaman 1dari 12

Analisis Penyelenggaraan Kursus Hantaran Pengantin Binaan UPTD SKB Gudo Jombang Di Desa Sugihwaras

Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombnag

ANALISIS PENYELENGGARAAN KURSUS HANTARAN PENGANTIN BINAAN UPTD SKB


GUDO JOMBANG DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG
Sigit Permadi
(Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)
Email: maspermadi7@gmail.com

Abstrak
Kursus merupakan satuan pendidikan luar sekolah yang menyediakan berbagai jenis pengetahuan,
keterampilan dan sikap mental bagi warga belajar yang memerlukan bekal dalam mengembangkan diri, bekerja,
mencari nafkah dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Kursus hantaran pengantin dalam penelitian ini
merupakan kursus yang memberikan pengetahuan baik teori maupun praktik kepada warga belajar untuk meningkatkan
keterampilan warga belajar dengan menekankan pada penguasaan keterampilan dalam bidang hantaran pengantin serta
penanaman sikap wiarusaha. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis penyelenggaraan kursus hantaran
pengantin di Desa Sugih Waras Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang binaan SKB Gudo Jombang yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Pendekatan dan jenis rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.
Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, tenknik pengumpulan data tersebut
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tentang penyelenggaraan kursus hantaran pengantin. Teknik analisis
data meliputi koleksi data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data sedangkan kriteria keabsahan data meliputi
kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggraan kursus hantaran pengantin di Desa Sugih Waras
Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang sudah cukup baik dan terorganisir namun masih ada beberapa hal yang belum
terpenuhi. Hal ini dapat dibuktikan dengan telah dilaksanakanya fungsi-fungsi manajemen perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Penyelenggaraan kursus hantaran pengantin juga telah memberikan
manfaat bagi masyarakat Antara lain terbangunnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, perubahan pola
pikir masyarakat, peningkatan keterampilan dan tambahan pemasukan keluarga.
Kata Kunci : Kursus, Penyelenggaraan
.
Abstract
Course is a non-formal education unit that provide various knowledges, skill and mental attitude to learner
who need modalities in self-development, work, fulfill needs and continuing higher education stages. Bride-conduction
course in this study is a course that give knowledges both theory or practice for its learner to improve learner’s skill by
emphasize to skill-mastering in bride-conduction field as well as entrepreneurship attitude internalization. This study
aim to analyze bride-conduction course implementation at Sugihwaras village, Ngoro Sub-district, Jombang Regencyt
on SKB Gudo Jombang guidance.
Approach and research design type in this study applied qualitative study. Data collected by observation,
interview and documentation. Data collecting technique applied to obtain research data concerning bride-conduction
course implementation. Data analysis technique including data collection, data reduction, data presentation, and data
verification while data validity criterion covering credibility, transferability, dependability, and conformability.
Research result showed that bride-conduction course implementation at at Sugihwaras village, Ngoro Sub-
district, Jombang Regency have running well and its management have arranged well. It can be proved by the
application of planning management function, organization, implementation and supervision. The implementation of
bride-conduction course also gives benefit to community such as society awareness awakening for the importance of
education, the change of society mindset, skill improvement and family income addition.
Keywords: course , implementation

1
E-Jurnal UNESA. Volume Nomor Tahun 2016, 0 - 216

mengajar disertai partek tertentu seperti halnya di


PENDAHULUAN pendidikan formal. Dalam UU Sisdiknas Nomor 20
Pendidikan adalah sebuah aktivitas yang Tahun 2003 pasal 26 ayat 5 Pendidikan Kursus dan
mencangkup target, metode dan sarana dalam Pelatihan merupakan pendidikan nonformal yang
membentuk manusia-manusia yang mampu diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan
berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkunganya, baik bekal pengetahuan , keterampilan, kecakapan hidup
internal maupun eksternal demi terwujudnya kemajuan dan sikap untuk mengembangkan diri,
yang lebih baik. Dalam UUD 1945 menegaskan mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri dan
jaminan atas hak warga Negara dalam kaitanya dengan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
pendidikan dan pekerjaan. Hal ini terdapat dalam pasal tinggi. Kursus adalah bentuk pendidikan berkelanjutan
28 C ayat (1) yang menyatakan bahwa “Setiap orang dengan penekanan pada penguasaan keterampilan,
berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan standar kompetensi, pengembangan sikap
kebutuhan dasarnya berhak mengembangkan diri kewirausahaan serta pengembangan kepribadiapan
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak professional agar individu yang bersangkutan dapat
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari mengimplementasikan dalam kehidupanya.
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi Penyelenggaraan kursus merupakan upaya
meningkatkan kulalitas hidup dan untuk kesejahteraan nyata untuk mendidik dan melatih warga masyarakat di
umat manusia. daerah perkotaan maupun perdesaan agar mengusai
Berdasarkan hal tersebut diatas, Peranan keterampilan fungsional praktis yang dapat
pendidikan dalam kehidupan sangatlah penting, dimanfaatkan untuk belajar baik di sektor formal
menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem maupun informal sesuai dengan peluang kerja (job
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar opportunites) yang ada, dan usaha mandiri atau
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan membuka peluang usaha sendiri. Misi dari program
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif pendidikan kursus dan pelatihan adalah: 1)
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di
kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, perkotaan / perdesaan, 2) memberdayakan masyarakat
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta perkotaan / perdesaan, 3) mengoptimalkan daya guna
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan hasil guna potensi dan peluang kerja yang ada serta
bangsa dan Negara. Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
tahun 2003 pasal 13 menyebutkan bahwa jalur kegiatan kursus dan pelatihan sehingga memiliki bekal
pendidikan itu dibagi menjadi tiga yaitu jalur untuk bekerja atau usaha mandiri. (Dirjen PLSP
pendidikan formal, jalur pendidikan nonformal dan 2004:8))
jalur pendidikan Informal. Pendidikan Nonformal Namun pada kenyataan pelaksanaan program
merupakan sebuah layanan pendidikan yang tidak kursus dan pelatihan yang terjadi di lapangan
dibatasi oleh waktu, usia, jenis kelamin, ras, kondisi menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang terjadi
sosial, budaya, ekonomi, agama, dan lain-lain, dimana dalam proses analisis program kursus dan pelatihan
layanan ini difungsikan sebagai penambah, pengganti yang dilaksanakan. Selama ini proses analisis program
dan pelengkap dari pendidikan formal. senantiasa dipegang oleh pemrintah, pengusaha,
Salah satu bentuk pendidikan nonformal yang akademisi, kelompok-kelompok kaya diperkotaan
berperan dalam pengembangan masyarakat pada era sementara masyarakat miskin yang tinggal dipedesaan
sekarang ini adalah melalui Kursus. Kursus merupakan cenderung ditempatkan sebagai pelaksana dan
sub sistem yang menjadi bagian cakupan dari pendukung kebijakan. Dengan kata lain bahwa proses
pendidikan dan pelatihan dengan bertujuan analisis dilakukan oleh “orang luar” dengan asumsi
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, “orang dalam”.
kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri dan pendapat Umberto Sihombing dikutip oleh (Suharto,
atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih 2012) yang menyatakan bahwa pendidikan berbasis
tinggi kepada masyarakat yang membutuhkan. masyarakat merupakan konsep pendidikan “ dari
Menurut Sumarno (1997:208) Kursus adalah salah satu masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat”.
pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumpulan Pendidikan yang ditujukan untuk masyarakat
warga masyarakat yang memberikan pengetahuan seyogyanya dirancang, dilaksanakan, dinilai dan
keterampilan dan sikap mental tertentu dari warga dikembangkan oleh masyarakat yang mengarah pada
belajar. Kursus merupakan suatu kegiatan belajar usaha menjawab tantangan dan peluang yang ada di
Analisis Penyelenggaraan Kursus Hantaran Pengantin Binaan UPTD SKB Gudo Jombang Di Desa Sugihwaras
Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombnag

lingkungan masyarakatnya dengan berorientasi dengan Diharapakan dari pelaksanaan program tersebut
masa depanya. masyarakat dapat memanfaatkan untuk belajar dan
Sehingga untuk mecapai tujuan yang telah di meningkatkan keterampilan dalam bidang hantaran
rencanakan, maka dalam penyelenggaraan kursus harus pengantin untuk meingkatkan pendapatan keluarga
didasarkan pada proses manajemen yang telah mereka sehingga keluarga mereka dapat sejahtera dan
ditetapkan. Menurut Sudjana (2004:16-17) pengelolaan angka keluarga pra-sejahtera dapat menurun.
merupakan kemampuan dan keterampilan khusus untuk Melalui manajemen program kursus hantaran
melakukan kegiatan baik bersama orang lain atau pengantin,yang tepat diharapakan apa yang menjadi
melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. tujuan diselenggarakanya kursus ini akan dapat dicapai,
Prinsip pengelolaan kursus meliputi meliputi sehingga penyelenggaraan kursus ini benar-benar
Perencanaan (Planning), Pengorganisasian bermanfaar bagi kepentingan masayarakat.
(Organizing), Pelaksanaan (Actuating) dan Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik
Pengawasan (Controlling).sehingga dengan untuk mengungkap serta menganalisis masalah tersebut
penyelenggaraan kursus yang sesuai manajemen yang sehingga peneliti mengambil judul penelitian
ada diharapkan tujuan penyelenggaraan kursus dapat “Analisis Penyelenggaraan Kursus Hantaran
tercapai. Pengantin Di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngoro
Alasan mengapa dipilih kursus hantaran ini Kabupaten Jombang"
dikarenakan, kursus hantaran merupakan kursus yang Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
belum banyak ditemui di daerah jombang khususnya di diatas, maka fokus penelitian dalam penelitian ini
wilayah Kecamatan Ngoro, selain itu di daerah adalah penyelenggaraan kursus hantaran pengantin di
jombang masih sangat jarang ditemui toko-toko yang Desa Sugihwaras Kecamatan Ngoro Kabupaten
menjual hantaran pengantin siap pakai. Selain hal Jombang yang meliputi:Bagaimana Perencanaan
tersebut masih banyak perempuan dalam hal ini ibu-ibu (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
yang masih belum menguasai dalam hal hantaran Pelaksanaan (Actuating) dan Bagaimana Pengawasan
pengantin. Sehingga dari identifikasi kebutuhan (Controlling) Kursus Hantaran di Desa Sugihwaras
tersebut kursus hantaran dirasa merupakan satu hal Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang?
yang dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya di Desa Sesuai dengan latar belakang dan fokus
Sugihwaras Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang. penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
Adapun dipilihnya Desa Sugihwaras sebagai menganalisis penyelenggaraan kursus hantaran
lokasi penyelenggaraan kursus karena memiliki pengantin di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngoro
karakteristik diantaranya: (a) Banyaknya masyarakat Kabupaten Jombang yang meliputi: Menganalisis
Desa Sugihwaras yang berusia produktif yaitu anatara Perencanaan(Planning), Pengorganisasian
25- 50 tahun, (b) Warga Desa Sugihwaras Kecamatan (Organizing) , Pelaksanaan (Actuating) Kursus
Ngoro Jombang memiliki tingkat pendidikan yang hantaran pengantin di Desa Sugihwaras Kecamatan
rendah, (c) Memiliki warga masyarakat yang sanggup Ngoro Kabupaten Jombang dan Pengawasan
mendukung penyelenggaraan program, dimana (Controlling) Kursus hantaran Pengantin di Desa
Terdapat 60 % dari ibu rumah tangga di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang.
Sugihwaras Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang Menurut Atasasmita (dalam Indriani, 2015:33)
adalah Ibu rumah tangga yang tidak bekerja sehingga kursus adalah sebagian kegiatan pedidikan yang
memeiliki banyak waktu luang, (d) adanya dukungan berlangsung di dalam masyarakat yang dilakukan
dari pemerintah desa dan pemerintah daerah setempat. secara engaja, terorganisir dan sistematik untuk
Alasan lain yang memperkuat untuk memberikan materi pelajaran tertentu kepada orang
dilaksanakanya kursus hantaran ini adalah kondisi dewasa atau remaja dalam waktu yang relatif singkat
perekonomian masyarakat di Kecamatan Ngoro agar mereka memperoleh pengetahuan, keterampilan
merupakan salah satu kecamatan yang memiliki jumlah dan sikap yang dapat memanfaatkan untuk
keluarga pra-sejahtera yang cukup besar, dimana pada mengembangkan diri dalam masyarakat.
tahun 2015 ini terdapat 4362 keluarga pra sejahtera, Artasasmita (1985:10), Menyebutkan bahwa
5664 keluarga sejahtera 1, keluarga sejahtera II dan III kursus mempunyai unsur-unsur umum yaitu:Kursus
10.026 dan sejahtera 10.959. dari data tersebut masih dilakukan dengan cara sengaja dan terorganisir.,
ada 4362 keluarga pra-sejahtera sehingga perlu untuk Kursus dilakukan di dalam masyarakat, Kursus
diperhatikan dan salah satu fokusnya adalah memberikan suatu mata pelajaran atau rangkaian
dilaksanakan di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngoro pelajaran tertentu, Peserta kursus adalah orang dewasa
melalui pelaksanaan kursus hantaran pengantin. atau remaja, Kursus dilakukan dalam waktu singkat.

3
E-Jurnal UNESA. Volume Nomor Tahun 2016, 0 - 216

Adapun sasaran kursus adalah sebagai berikut: sebagai titik awal untuk dan arahan terhadap kegiatan
Warga masarakat yang sudah mengikuti program pengorganisasian, penggerakan, dan pembinaan.
pendidikan nonformal yang masih memerlukan Adapun indikator dalam perencanaan dalam
pendidikan tambahan., Warga masyarakat yang telah kursus Antara lain meliputi: Identifikasi Kebutuhan,
menyelesaikan pendidikanya pada tingkat pendidikan Perencanaan Kurikulum, Perencanaan peserta didik
persekolahan tertentu masih menganggap perlu atau warga belajar, Instruktur / Pendidik, Perencanaan
memperoleh pendidikan berkelanjutan yang bersifat Pembiayaan, Perencanaan Sarana Prasarana
khusus, Warga masyarakat yang sudah memiliki Longenecher (dalam Sudjana, 2004:105)
sumber mafkah tetapi masih ingin menambah atau secara umum mendefinisikan pengorganisasian sebagai
memperdalam pendidikanya untuk meningkatkan aktivitas menetapakan hubungan anatara manusia dan
penghasilan atau kemampuan kerjanya, Warga kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
masyarakat yang masih ingin mendapatkan pendidikan Dalam penelitian ini akan dianalisis
untuk mengisi dan atau mengembangkan pengorganisasian meliputi:Organisasi Pelakasana,
kepribadianya, serta mengisi waktu senggang. Pembagian Tugas (Job Description),Kemitraan.
Pengelolaan atau manajemen adalah Siagian (dalam Sagala, 2012:53) Pelaksanaan
kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara
suatu kegitatan, baik bersama orang lain atau melalui teknik dan metode untuk mendorong orang atau
orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Hersey anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan
dan Blanchard (dalam Sudjana 2004:17) memberi arti sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisai
pengelolaan sebagai berikut “ Management as working dengan efisien, efektif dan ekonomis
with and through individuals and groups to accomplish Sedangkan pendapat Terry (dalam Sagala,
organizational goals”( Pengelolaan merupakan 2012:52) menyatakan bahwa pelaksanaan merupakan
kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui usaha untuk menggerakkan anggota – anggota
seseorang serta kelompok dengan maksud untuk kelompok sedemikian rupa sehingga mereka
mecapai tujuan –tujuan organisasi) berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran –
Sedangkan Terry (dalam Sudjana, 2004:50) sasaran organisasi.
mengemukakan empat fungsi manajemen adalah Fungsi pelaksanaan adalah mewujudkan
dengan singkatan POAC yaitu Planning (Perencanaan), tingkat penampilan dan partisipasi yang tinggi dari
Organizing (Pengorganisasian), Actuating setiap pelaksanaan yang terlibat dalam kegiatan untuk
(Pelaksanaan) dan Controling (Pengawasan) mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan pengertian diatas, perencanaan Adapun pelaksanaan yang dimaksud dalam
pendidikan nonformal memiliki ciri-ciri sebagai penelitian ini yaitu proses realisasi dari perencanaan
berikut: Perencanaan merupakan model pengambilan yang telah disepakati bersama anatara pendidik atau
keputusan secara rasional dalam memilih dan tutor dengan warga belajar seperti metode, media ,
menetapkan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan, sumber belajar sehingga terciptalah situasi dan
Perencanaan berorientasi pada perubahan dari keadaan interaksi belajar mengajar yang memungkinkan
masa sekarang kepada suatu keadaan masa sekarang tercapainya tujuan yang telah direncanakan dan hal itu
kepada suatu keadaan yang diinginkan di masa datang dituangkan dalam sebuah Kegiatan Belajar Mengajar
sebagaiamana dirumuskan dalam tujuan yang akan dalam Kursus.
dicapai., Perencanaan melibatkan orang-orang ke Siagian (dalam Sudjana, 2004:214) memberi
dalam suatu proses untuk menentukan dan menemukan batasan bahwa pengawasan adalah proses pengamatan
masa depan yang diinginkan, Perencanaan memberi terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
arah mengenai bagaimana dan kapan tindakan akan mengetahui dan menjamin bahwa semua pekerjaan
diambil serta siapa pihak yang terlibat dalam tindakan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana
atau kegiatan itu, Perencanaan melibatkan pikiran yang telah ditentukan sebelumnya
tentang semua kegiatan yang akan dilalui atau akan Siagian membedakan dua macam penawasan
dilaksanakan, Perencanaan berhubungan dengan yaitu pengawasan administratif dan pengawasan
penentuan prioritas dalam urutan tindakan yang akan manajerial. Pengawasan adminstratif diarahkan untuk
dilakukan. Prioritas ditentukan berdasarkan urgensi menilik, menjaga atau memperbaiki seluruh kegiatan
atau kepentinganya, relevansi dengan kebutuhan, unit-unit organisasi disemua tingkatan sejak tingkat
tujuan yang akan dicapai, sumber-sumber yang tersedia pusat sampai dengan tingkat daerah. Pengawasan
dan hambatan yang mungkin dihadapi, Perencanaan bertujuan agar semua keputusan yang telah dituangkan
Analisis Penyelenggaraan Kursus Hantaran Pengantin Binaan UPTD SKB Gudo Jombang Di Desa Sugihwaras
Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombnag

dalam rencana dijalankan dengan tepat sesuai dengan Desa Sugih Waras Kecamatan Ngoro Kabupaten
kebijakan yang telah ditetapkan Jombang
Menurut pendapat Atmodiwirio dalam Basri Agar tujuan penelitian dapat dipercaya untuk itu
(2015:80) menjelaskan bahwa pihak-pihak yang dibutuhkan suatu teknik atau metode pengumpulan
terlibat dalam proses pengawasan adalah: warga data yang tepat. Dalam suatu penelitian selalu terjadi
belajar, instruktur dan pengelola proses pengumpulan data. Dalam proses pengumpulan
data tersebut akan menggunakan beberapa metode.
METODE Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengumpulan data, tentunya harus sesuai dengan sifat
pendekatan penelitian kualitatif deskriptif . Penelitian dan karakteristik penelitian yang dilakukan. Teknik
ini dilaksanakan pada program kursus hantaran di Desa pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
Sugih Waras Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
yang diadakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Teknik analisis data dalam penelitian ini
Gudo Jombang. Alasan dipilihnya loksi tersebut menggunakan koleksi data, reduksi data, penyajian
adalah program kursus hantaran ini merupakan salah data dan verifikasi data.Kriteria keabsahan data dalam
satu program unggulan yang diselenggarakan oleh penelitian ini menggunakan Kredibilitas,
SKB Gudo Jombang sehingga membuat peneliti Transferabilitas, Dependabilitas dan Konfirmabilitas.
merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang
penyelenggaraan kursus hantaran tersebut, selain itu HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Sugih waras memiliki potensi sumber daya Analisis data merupakan proses analisis data
manusia yang sebagian besar masih pada usia produktif yang didapatkan dari hasil wawancara, observasi dan
namun memiliki pendidikan rendah, serta karena dokumentasi. Pengolahan data alam penelitian ini
program kursus hantaran tersebut masih terus berjalan menganalisis apa yang telah dibahaw dalam temuan
hingga saat ini. penelitian mengenai proses pengelolaan kursus
Subyek penelitian menurut Suharsimi Arikunto hantaran sesuai dengan fungsi manajemen yang
adalah orang atau benda atau hal yang melekat pada digunakan dalam penelitian ini yaitu perencanaan
variable penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
oleh peneliti ini subyek penelitian terdiri atas: Pelaksanaan (Actuating) dan Pengawasan
1. Data Primer (Controlling), serta manfaat dari adanya kursus
Sumber data primer diperoleh dari hantaran pengantin di Desa Sugihwaras Kecamatan
informan yang dapat dipercaya dan mengetahui Ngoro Kabuapten Jombang.
tentang kajian dalam penelitian ini. Adapun Kursus menurut Artasasmita (dalam Indriani,
informan utama yaitu Penyelenggara Program 2015:33) kursus adalah sebagai kegiatan pendidikan
kursus hantarana, Tentor yang melakukan yang berlangsung di dalam masyarakat yang dilakukan
pengajaran dan warga belajar yang mengikuti secara sengaja, terorganisir dan sistematik untuk
kursus hantaran di Desa Sugih Waras Kecamatan memberikan materi pelajaran tertentu kepada orang
Ngoro Kabupaten Jombang. dewasa atau remaja dalam waktu yang relatif singkat
Dari sumber data primer ini peneliti akan agar mereka memperoleh pengetahuan, keterampilan
menggali data-data mulai dari proses pemilihan dan sikap yang dapat memanfaatkan untuk
lokasi, penyelenggaraan program, meliputi aspek mengembangkan diri dalam masyarakat.
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan Berdasarkan teori yang peneliti gunakan dalam
pengawasan kursus hantaran pengantin di Desa penelitian ini seperti yang dikemukakan oleh
Sugih Waras Kecamatan Ngoro Kabupaten Artasasmita (1985:10), Menyebutkan bahwa kursus
Jombang. mempunyai unsur-unsur umum yaitu: Kursus
2. Data Sekunder dilakukan dengan cara sengaja dan terorganisir, Kursus
Sedangkan data sekunder atau informasi dilakukan di dalam masyarakat, Kursus memberikan
pendukung adalah barang atau benda yang dapat suatu mata pelajaran atau rangkaian pelajaran tertentu,
menguatkan atau melengkapi dari informan utama Peserta kursus adalah orang dewasa atau remaja.,
seperti tokoh masyarakat sekitar tempat Kursus dilakukan dalam waktu singkat.
penyelenggaraan kursus hantaran pengantin, buku Berdarsarkan teori tersebut program yang
pedoman penyelenggaraan program, serta diselenggarakan oleh SKB Gudo Jombang telah bisa
dokumen – dokumen lain pendukung dikategorikan sebagai kursus karena telah memenuhi
penyelenggaraaan kursus hantaran pengantin di apek seperti yang ada dalam penjabaran teori tersebut.

5
E-Jurnal UNESA. Volume Nomor Tahun 2016, 0 - 216

Perencanaan (Planning) pendidikan bahwa kurikulum adalah


Dijabarkan A.Faludi (dalam Sudjana, seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
2004:28) mengemukakan bahwa “Planning is the tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang
process of preparing a set of discision for action in the digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
future directed at acheieving goals by preferable untuk mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan
means”, dimanna perencanaan adalah proses teori yang dirujuk oleh peneliti tersebut
mempersiapkan seperangkat keputussan tentang menunjukkan bahwa kursus hantaran pengantin
kegiatan-kegiatan untuk masa yang akan datang ini telah memiliki pedoman dalam bentuk
dengan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan kurikulum kursus yang berbasis Kerangka
melalui penggunaan sarana yang tersedia. Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia dan
1. Identifikasi Kebutuhan berdasarkan hal tersebut peneliti menyimpulkan
Identifikasi kebutuhan merupakan bahwa kursus hantaran ini telah sesuai dengan
langkah awal dalam menyusun rencana program kaidah perencanaan kurikulum pembelajaran.
PNF. Dengan mengetahui ke arah mana 3. Perencanaan Peserta didik
program kegiatan PNF perlu ditujukan dan Berdaarkan juknis yang dikeluarkan
kepada siapa sasaran program ditujukan.. oleh Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pengelola kursus hantaran pengantin Pendidikan Masyarakat menyebutkan sasaran
melakukan tahapan proses identifikasi peserta kursus hantaran meliputi: Memiliki
kebutuhan dengan melaksanakan survey pendidikan rendah, Usia Produktif Antara usia
langsung ke lokasi penyelenggaraan program di 18-45 tahun, Tidak memiliki pekerjaan tetap,
Desa Sugiwaras Kecamatan Ngoro Kabupaten Status ekonomi pra-sejahtera, Masyarakat
Jombang, proses identifikasi melibatkan, tokoh didaerah perdesaan
masyarakat dan penilik untuk mengungkap apa Analisis yang peneliti lakukan
saja hal-hal yang dibutuhkan oleh masyarakat. berdasarkan juknis kursus hantaran dengan
Sedangkan Umberto Sihombing temuan yang ada dilapangan menunjukkan
(Suharto, 2012) menyebutkan bahwa bahwa kursus hantaran telah sesuai dengan
pendidikan yang ditujukan untuk masyarakat krietria tersebut hal ini diketahui dari data pserta
seyogyanya dirancang,dilaksanakan dan didik (terlampir) yang menunjukkan bahwa
dikembangkan oleh masyarakat. Berdasarkan peserta didik memiliki pendidikan maksimal
teori tersebut seharusnya dalam pelaksanaan SMA, masih dalam usia produkti, pekerjaan
identifikasi program untuk melibatkan adalah ibu rumah tangga yang memiliki banyak
masyarakat sebagai sasaran program. waktu luang dan berasal dari keluarga pra-
Sesuai dengan teori diatas dapat sejahtera.
disimpulkan bahwa dalam identifikasi program 4. Perencanaan Instruktur
kursus ini ada yang tidak sesuai dengan teori Pengelola kursus hantaran melakukan
yang digunakan oleh peneliti yaitu untuk tahapan perencanaan kursus hantaran ini dengan
mengetahui permasalahan masayarakat dan melakukan kerjasama dengan LKP Kurnia
menentukan rencana pembelajaran yang sesuai Arum Jombang sebagai narasumber karena
dengan kebutuhan masyarakat, dimana dalam instruktur dari LKP tersebut dianggap mampu
pelaksanaan identifikasi pengelola tidak dan memiliki pengalaman dalam melakukan
melibatkan masyarakat, namun secara umum pembelajaran kursus hantaran, selain itu sesuai
proses identifikasi telah dilaksanakan. dengan temuan peneliti bahwa instruktur telah
2. Perencanaan Kurikulum lulus pelatihan tutuor hantaran dan memiliki
Kurikulum yang digunakan dalam sertifikat pembuat hantaran professional atau
kursus ini berdasarkan yang dikeluarakan oleh kompeten, selain itu instruktur juga telah
Dirjen PAUD & Dikmas yang berbasis KKNI. memiliki sertifikat diklat untuk memperbaharui
Kurikulum Berbasis KKNI digunakan sebagai kemampuan yang dimilikinya.
pedoman pembelajaran dan penilaian dalam Berdasarkan temuan diatas peneliti
penentuan kelulusan peserta didik pada program menghubungkan dengan teori yang peneliti
kursus hantaran. gunakan sesuai pendapat Notonaharjo (dalam
Berdasarkan Peraturan pemerintah RI No Basri, 2015:41) menyebutkan bahwa salah satu
66 tahun 2010 perubahan atas PP No 17 tahun syarat bagi instruktuktur adalah harus selalu
2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan mengembangkan diri sesuai dengan
Analisis Penyelenggaraan Kursus Hantaran Pengantin Binaan UPTD SKB Gudo Jombang Di Desa Sugihwaras
Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombnag

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Ketua penyelenggara, wakil ketua, sekertaris,
khususnya dalam pekerjaan yang digeluti. bendahara, dan seksi-seksi serta anggota.
Berdasarkan teori tersebut instruktur kursus Berdasarkan teori yang digunakan
hantaran telah melakukan diklat-diklat lanjutan oleh peneliti dalam penelitian ini berdasarkan
untuk mengembangkan kemampuan yang pendapat Coulter (dalam Saskhin, 20011:117)
dimiliki sehingga dirasa peneliti menyimpulkan menyebutkan bahwa organisasi pelaksana
bahwa perencanaan instruktur oleh pengeloa merupakan kerangka kerja tugas-tugas,
kursus telah melakukan beberapa pertimbangan. pembagian pekerjaan, pengelompokkan dan
5. Perencanaan Pembiayaan pengkoordiasian. Berdasar teori tersebut
Berdasarakan pedoman penyelenggaraan dihubungkan dengan temuan dilapangan
kursus hantaran yang dikeluarkan oleh Direktorat bahwa pengorganisasian dalam kursus
PAUD & Dikmas menyebutkan penyelengaraan hantaran ini telah sesuai dengan teori yang
program tidak membebani peserta didik, digunakan, dimana dalam organisasi
berdasarkan temuan yang peneliti dapatkan pelaksana dalam kursus hnataran ini ada
kursus hantaran pengantin ini seluruh anggaran pengelompokan pekerjaan dan koordinasi
berasal dari Dana bantuan dari Dirjen PAUD & tugas anatara jabatan satu dengan yang lain.
Dikmas sehingga tidak ada pengeluaran atau 2. Pembagian Tugas (Job Desciption)
pembiayaan dari peserta didik, meskipun pada Teori yang peneliti gunakan dalam
tahap Uji Kompetensi ada biaya yang harus penelitian ini adalah menurut pendapat
dikeluarakan oleh peserta didik. Hasibuan (2001:29) menyebutkan pembagian
Perencanaan pembiayaan dalam kursus tugas berfungsi memberikan informasi tentang
hantaran pengantin ini telah dirinci secara aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks
mendetail tentang apa saja pemasukan dan pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku
pengeluaran yang dibutuhkan, hal ini sesuai personil organisasi dan alat-alat yang akan
dengan yang dikemukakan Hasibuan (2015:101) dipergunakan.
menyebutkan bahwa pembiayaan (Budgeting) Berdasarkan teori tersebut peneliti
adalah suatu rencana yang menggambarkan menghubungkan dengan hasil dilapangan
penerimaan dan pengeluaran yang akan dilakukan dimana dalam pembagian tugas yang ada pada
pada setiap bidang. Dalam anggaran ini penyelenggaraan kursus hantaran hanya
hendaknya tercantum besarnya biaya dan hasil mencakup aktivitas pekerjaan dan konteks
yang diperoleh. Jadi anggaran harus rasional pekerjaan sehingga hanya mencangkup dua
6. Perencanaan Sarana dan Prasarana item dari emam item sesuai dengan teori yang
Menurut E. Mulyasa “ Sarana peneliti gunakan.
pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan 3. Kemitraan
yang secara langsung dipergunakan dan Kemitraan yang dilakuakan oleh
menunjang proses pendidikan, khususnya proses SKB Gudo sebagai penyelenggara kursus
belajar, mengajar seperti gedung, ruang kelas, hantaran pengantin adalah menjalin kerjasama
meja , kursi serta alat-alat dan media pengajaran”. dengan LKP Kurnia Arum dan Pemerintah
Berdasarkan teori yang digunakan dalam Desa Sugihwaras Kecamatan Ngoro
penelitian ini diatas menunjukkan bahwa dari Kabuapaten Jombang
enam poin sarana pembelajaran yang seharusnya Pelaksanaan (Actuating)
tersedia hanya empat item yang terpenuhi 1. Materi Pembelajaran
meliputi gedung, ruang kelas, alat dan media a. Kecakapan Personal dan Sosial
pembelajaran,sedangkan dua item tidak 1) K3
memenuhi dikarenakan jumlahnya tidak sesuai Fokus dalam kecakapan personal dan
atau tidak mencukupi. sosial yang diterapkan dalam kursus hantaran
Pengorganisasian (Organizing) meiputi Sikap kerja, Komunikasi dan
1. Organisasi Pelaksana Kegiatan Penanaman sikap kewirausahaan.
Berdasarkan temuan peneliti, dalam Materi yang diajarkan dalam
penyelenggaraan kursus hantaran pengantin pembentukan sikap kerja dalam kursus
ini terdapat organisasi pelaksana kegiatan, hantaran pengantin ssuai kurikulum berbasis
yang meliputi Penanggung jawab kursus atau KKNI meliputi: Menguasai pengetahuan
tentang K3 di tempat kerja, Pengetahuan

7
E-Jurnal UNESA. Volume Nomor Tahun 2016, 0 - 216

tentang sumber yang bisa menyebabkan Berdasarkan pijakan teori tersebut


bahaya dalam pembuatan hantaran, dan peneliti menyimpulkan hanya ada tiga
bagaimana mencegah terjadinya kecelakaan, komponen penanaman sikap kewirausahaan
Pengetahuan tentang pentingnya, dan caranya dari enam teori yang digunakan oleh peneliti
menjaga kebersihan ditempat kerj dalam penlitian ini, namun dalam tindak lanjut
Berdasarkan temuan peneliti program kursus hantaran juga disajikan materi
dilapangan melalui studi dokumentasi RPP pemasaran, manajemen wirausaha dan
Pembelajaran (terlampir) menunjukkan bahwa perencanaan modal usaha.
penerapan aspek K3 yang disampaikan antara b. Kecakapan Vokasional
lain: Ketepatan dalam menjelaskan sumber Berdasarkan temuan penelitian yang
bahaya di tempat kerja, Kebersihan dan ditemukan peneliti materi kursus hantaran yang
keteratran tempat kerja, Pencegahan berkaitan dalam pengembangan vokasional
kecelakaan peserta didik meliputi: Menyiapkan alat dan
Berdarakan temuan tersebut, peneliti Bahan, Menata tempat peralatan dan tempat
menganalisis berdasrkan acuan yang pembuatan, Membuat asesoris hantaran,
digunakan dalam penelitian ini menunjukkan Membuat tanda panitia, Membungkus kado,
bahwa telah ada pembelajaran sikap kerja Membuat Souvenir, Merangkai hantaran
yang berkenaan dengan penanaman sikap pengantin, Merapikan tempat kerja
kerja tentang K3 (Kesehatan dan Keselamatan Pembelajaran dilakukan dengan komposisi 30
Kerja) % teori dan 70% praktik, berdasrakan temuan
2) Komunikasi peneliti, peserta didik telah memahami
Bersumber dari kurikulum berbasis pembelajaran, menurut instruktur 80% materi
KKNI materi komunikasi untuk peserta didik telah dikuasai oleh peserta didik selama
kursus hantaran antara lain pengetahuan pembelajaran
faktual tentang teknik berkomunikasi dengan 2. Metode .Pembelajaran.
pembimbing, Teknik berkomunikasi yang Berdasarkan temuan dilapangan
baik ( sikap dalam berkomunikasidan metode pembelajaran yang digunakan dalam
penggunaan kata-kata yang tepat dalam pelaksanaan kursus hantaran pengantin ini ada
berkomunikasi) ceramah , demonstrasi dan praktik langsung.
Berdasarkan temuan dilapangan Sesuai dengan temuan tersebut sejalan
materi pembelajaran komunikasi anatara lain: dengan teori yang peneliti gunakan dalam
Teknik mendengarkan yang baik, Cara penelitian ini yaitu seperti yang dikemukakan
menyiapkan agenda pencatatan yang baik, oleh Pasaribu (dalam Basri, 2015:40)
Cara menyusun laporan sederhana,Teknik menyebutkan bahwa metode kursus dan
berkomunikasi yang baik. Berdasrkan hal pelatihan yang dapat digunakan antara lain
tersebut peneliti menyimpulkan bahwa, materi ceramah dengan tanya jawab, diskusi kelompok,
komunikasi telah sesuai dengan kurikulum permainan peran (role playing), permainan,
kursus berbasis KKNI. simulasi panel, seminar, tutorial, lokakarya,
3) Penanaman Sikap Kewirausahaan\ demonstrasi, kunjungan ke lapangan, kerja
Temuan peneliti dilapangan lapangan, progmamed instruction, metode
menunjukkan bahwa pelaskanaan penanaman resitasi, simposium, team teaching.
sikap kewirausahaan dilaksanakan dengan 3. Media Pembelajaran
memeberikan pengatahuan tentang: Pada temuan dalam penelitian ini ada
Penanaman kepercayaan diri, Keberanian beberapa media pembelajaran yang
mengambil risiko dan Kepemimpinan. dipergunakan seperti LCD Proyektor, Media
Berdasarkan teori yang peneliti Gambar dan media audio visual selain itu juga
gunakan dalam penanaman sikap dalam pembelajaran membuat alat peraga
kewirausahaan menurut Marbun (dalam Alma, hantaran yang dibuat secara mandiri oleh
2011:52) maliputi: Kepercayaan diri, pengelola dan instruktur pembelajaran kursus
Berorientasi tugas dan hasil, Pengambilan hantaran pengantin.
risiko, Kepemimpinan, Keorisinilan dan Berdasarkan temuan diatas peneliti
Berorientasi ke masa depan. mengaitkan dengan teori yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitian ini dimana menurut
Analisis Penyelenggaraan Kursus Hantaran Pengantin Binaan UPTD SKB Gudo Jombang Di Desa Sugihwaras
Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombnag

Hamalik (dalam Basri, 2105:40) media kegiatan. Ia mengemukakan bahwa pengawasan tidak
pembelajaran kursus dapat menggunakan media hanya terkait dengan pelaporan, penyajian informasi
cetak, media gambar, media audio, media dan penilaian terhadap jalanya suatu program,
visual, media audio visual dan media proyeksi melainkan mencangkup pula tindakan untuk
dan non-proyeksi. Berdasarkan dengan terori mengendalikan kegiatan kearah tujuan yang akan
tersebut dengan temuan dilapangan dicapai.
menunjukkan bahwa kursus hantaran pengantin 1. Peserta Didik
telah menggunakan media pembelajaran sesuai Menurut pendapat Soebagio
dengan teori tersebut dimana dalam penggunaan Atmodiwirio dalam Basri (2015:80) proses
media pembelajaran telah menggunakan media pengawasan terhadap peserta didik dilakuakan
gambar, media audio visual dan proyeksi, baik melalui tes maupun non tes. Penialian
sehingga peneliti menyimpulkan bahwa warga belajar dapat diperoleh melalui tes,
penggunaan media pembelajaran sudah sesuai interview, kuesioner secara individu maupun
dengan teori yang peneliti gunakan. kelompokaspek akademis , aspek sikap peserta
4. Sumber Belajar juga dievaluasi. Aspek akademis (penguaasaan
Berdasarkan hasil temuan melalui materi) yang dinilai meliputi: Pemahaman
wawancara, observasi dan dokumentasi yang materi, Komunikasi lisan, Penganalisisisan
peneliti lakukan dalam kursus hantaran ini teoritis dan pemecahan masalah dan
menggunakan beberapa sumber belajar Komunikasi tertulis, Sikap dan Perilaku Aspek
tambahan meliputi modul hantaran, modul sikap dan perilaku yang dinilai
kewirausahaan dan CD tutorial hantaran. Modul meliputi:Disiplin, Kepemimpinan, Kerjasama,
dibuat oleh instruktur bersama pengelola kursus Prakarsa
yang disesuaikan dengan kurikulum kursus Dari teori yang digunakan diatas dapat
hantaran berbasis KKNI sedangkan tutorial diketahui bahwa berdasarkan temuan
bersal dari LKP Kurnia Arum jombang dilapangan yang peneliti temukan menunjukkan
Berdasarkan Peraturan Kepala bahwa evaluasi pada peserta didik hanya
Lembaga Adminsitrasi Negara nomor 3 tahun mencangkup pada aspek akademis meliputi uji
2010, menyebutkan sumber belajar adalah kompetensi pemahaman materi, sedangkan pada
materi pelengkap, modul berbentuk tulisan atau aspek pembentukan sikap dan perilaku
narasi yang dibagikan kepada peserta dan dilakukan pembelajaran namun tidak
digunakan oleh instruktur dalam proses dilaksanakan evaluasi secara terstruktur.
pembelajaran. 2. Instruktur
Berdasarkan cara membuat Menurut pendapat Soebagio
penyususnan sumber belajar sesuai keputusan Atmodiwirio dalam Basri (2015:80) Control ini
Kepala Pusat Diklat Kehutanan Nomor SK dilaksanakan oleh peserta setelah instruktur
126/Dik-2/2004 tentang pedoman-pedoman selesai menyajikan bahan / materi yang meliputi
pelaksanaan kegiatan kewidiyaswaraan (dalam tanggung jawabnya.meliputi : Penguasaan
Basri, 2015:64) meliputi: Menyusun sendiri, materi, Sistematika penyajian, Kemampuan
Mengkompilasi menyampaikan materi, Ketepatan waktu hadir
Berdasarkan temuan dan teori yang di kelas, Peggunaan metode mengajar dan alat
peneliti gunakan diatas menunjukkan bahwa bantu mengajar, Sikap dan perilaku, Cara
penggunaan sumber belajar dalam kursus menjawab pertanyaan dari peserta, Pemberian
hantaran telah sesuai dengan teori yang peneliti motivasi belajar, Cara berpakaian, Kerjasama
gunakan. dengan instruktur lainya
Pengawasan (Controlling) Berdasarkan tenuan dari lapangan,
Dalam penelitian ini untuk menganalisis peneliti menaganalisis bahwa hanya hanya ada
pengawasan yang dilakukan dalam penyelenggaraan lima poin dari sepuluh poin seperti teori yang
kursus hantaran pengantin yang diselenggarakan oleh digunakan yaitu meliputi:Penguasaan materi,
SKB Gudo menggunakan beberapa teori, dimana Sistematika penyajian, Kemampuan
menurut Moore (dalam Sudjana 2004:213) dalam menyampaikan materi, Penggunaan metode
bukunya yang berjudul “ Management” memberi arti mengajar dan media, Cara menjawab
bahwa pengawasan adalah tindakan – tindakan yang pertanyaan
saling berkaitan untuk mengikuti dan memperbaiki

9
E-Jurnal UNESA. Volume Nomor Tahun 2016, 0 - 216

3. Pengelola penelitian ini dimana dalam penyelenggaraan kursus


Dalam temuan yang didapatkan oleh hantaran terdapat
peneliti, ada beberapa aspek pengawasan 1. Perencanaan program (Planning)
pengelola yang dilaksanan meliputi: Kesiapan Perencanaan program telah mencakup
Panitia, Penyediaan Sarana dan Prasarana, identifikasi kebutuhan dengan melakukan
Hubungan pengelola dengan survey langsung ke lokasi penyelenggaraan,
instruktur,Hubungan pengelola dengan peserta namun pada tahap ini belum melibatkan
didik, Kerjasama antar pengelola masyarakat, perencanaan kurikulum telah
Berdasarakan temuan tersebut peneliti disesuaikan dengan kerangka kualifikasi kerja
mengubungkan dengan teori yang digunakan nasional Indonesia, perencanaan peserta didik
peneliti yaitu merujuk pada pendapat telah melalui mekanisme sesuai dengan
Atmodiwirio dalam Basri (2015:80) petunjuk teknis penyelenggaraan program,
menyebutkan bahwa pengawasan pengelola perencanaan instruktur telah memperhatikan
adalah pengawasan pada orang – orang yang aspek kemampuan atau kompetensi instruktur,
bertanggung jawab pada admisitrasi program perencanaan pembiayaan telah dilaksanakan
dapat melakukan pengamatan terhadap proses namun masih ada pungutan kepada peserta didik
dan hasil pembelajaran secara menyeluruh, dan perencanaan sarana prasarana sebagian
unsur yang di kontrol adalah: Tujuan diklat, besar telah dipenuhi meskipun ada beberapa
Relevansi program kursus dengan tuntutan komponen yang belum tersedia.
kerja, Manfaat tiap materi terhadap kompetensi 2. Pengorganisasian (Organizing)
kerja, Mekanisme pelaksanaan kursus, Pengorganisasian telah mencakup aspek
Hubungan peserta dengan pelaksana kursus, pembentukan organisasi pelaksana yang terdiri
Pelayanan penyelenggara. atas jabatan structural seperti ketua, sekertaris,
Berdasarakan temuan tersebut peneliti bendahara serta seksi-seksi yang diperlukan,
menyimpulkan bahwa hanya dua aspek yang pembagian tugas telah tersedia meskipun belum
dilakukan pengawasan yang diterapkan pada secara detail dijelaskan dan kemitraan telah
evaluasi penyelenggara yaitu hubungan peserta terjalin baik dengan lembaga mitra.
dan pelasakana kursus serta pelayanan 3. Pelaksanaan (Actuating)
penyelenggara. Pada kursus hantaran ini lebih Pelaksanaan pembelajaran kursus
fokus pada bagaimana melayani peserta hantaran sudah mencakup peningkatan
sehingga ada beberapa aspek penilaian kompetensi peserta didik baik kecakapan
penyelenggaraan yang dilupakan dalam personal yang meliputi kesehatan dan
pengawasan yang dilaksanan dalam bentuk keselamatan kerja, komunikasi dan penanaman
angket. sikap kewirausahaan, serta kecakapan
Berdasarkan hasil analisis dengan teori yang vokasional yang sesuai dengan kompetensi
peneliti gunakan dalam penelitian ini menumjukkan perangkai hantaran junior meliputi pembuatan
penyelenggaraan kursus hantaran pengantin telah aksesoris, tanda panitia, membungkus kado,
menerapkan fungsi manajemen seperti yang seni melipat dan souvenir
dikemukakan oleh Terry yaitu Perencanaan (Planning), 4. Pengawasan (Controlling).
pengorganisasian (Organizing) ,Pelaksanaan Pengawasan telah dilaksanakan
(actuating) dan pengawasan (controlling). Dalam meliputi pengawasan peserta didik telah
penyelenggaraan kursus ini juga berdasrkan hasil dilaksanakan melalui tes uji mompetensi namun
temuan peneliti menunjukkan bahwa memiliki manfaat tidak dilaksanakan pre test, pengaawasan
bagi peserta didik diantaranya: Terbangunya kesadaran instruktur dan pengawasan pada pengelola
akan pentingnya pendidikan, Perubahan pola pikir dilakukan dengan melalui angket kegiatan.
masyarakat,, Adanya peningkatan keterampilan, Penyelenggaraan kursus hantaran
Adanya Tambahan Pemasukan Keluarga pengantin yang diselenggarakan oleh SKB
Simpulan Gudo Jombang di Desa Sugihwaras Kecamatan
Pada penyelenggaraan kursus hantaran Ngoro Kabupaten Jombang berdasarkan temuan
pengantin yang dilaksanakan oleh SKB Gudo sudah penelitian menunjukkan bahwa pelatihan
berjalan cukup baik dan terorganisir. Hal ini sesuai memiliki manfaat yang sangat besar kepada
dengan fungsi manajemen yang digunakan dalam peserta didik meliputi:
Analisis Penyelenggaraan Kursus Hantaran Pengantin Binaan UPTD SKB Gudo Jombang Di Desa Sugihwaras
Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombnag

1. Terbangunnya kesadaran akan sebentar, oleh karenanya


pentingnya pendidikan pendampingan yang berkelanjutan
2. Perubahan pola pikir masyarakat sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
3. Adanya peningkatan keterampilan DAFTAR PUSTAKA
masyarakat Alma, Buchori. 2011. Kewirausahaan
4. Adanya tambahan pemasukan Untuk Mahasiswa dan Umum.
Bandung: Alfabeta
keluarga,
Aningtyas, Enggar Sari. 2013. Pengelolaan
Saran Kursus Musik “Studi Pada
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Lembaga Kursus Musik 99 Jl.
penelitian tentang penyelenggaraan kursus Pattimura Raya Ungaran
hantaran pengantin di Desa Sugihwaras Kabupaten Semarang”. Skripsi
Kecamatan Ngoro Kabuapten Jombang, serta tidak diterbitkan. Semarang.
kesimpulan dari studi ini, maka peneliti Universitas Negeri Semarang
Apa dan Bagaimana Pembinaan Kursus dan
memberikan saran sebagai berikut
Kelembagaan.2010. Jakarta :
1. Perencanaan Direktorat Pembinaan Kursus dan
Dalam melakukan identifikasi Kelembagaan
kebutuhan hendaknya melibatkan Arikunto, Suharsini, 2010. Prosedur
masyarakat sebagai pelaksana program Penelitian Pendidikan. Bandung :
agar program yang ditujukan untuk Alfabeta
masyarakat sesuai dengan apa yang Artasasmita, Roni. 1985. Pedoman
Merancang Sistem Kursus dan
dibutuhkan oleh masyarakat.
Latihan. Bandung: Jurusan
2. Pengorganisasian Pendidikan Luar Sekolah IKIP
Dalam pelaksanaan Bandung (Online diakses 23
pengorganisasian di kursus hantaran Desember 2015)
pengantin di Desa Sugihwaras ini Basri, Hasan. 2015. Manajemen Pendidikan
berjalan dengan baik namun peneliti dan Pelatihan. Bandung : Pustaka
Setia
menyarankan agar dalam pembagian
Dirjen PLSP. 2004. Pedoman
tugas (job description) lebih dilakukan Penyelenggaraan Program
dengan mendetail seperti aktivitas Kecakapan Hidup Pendidikan
pekerjaan, konteks pekerjaan, Nonformal. Jakarta:Dirjen PLS
persyaratan dan lain-lain Djamarah. 2002. Strategi Belajar
3. Pelaksanaan Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Dalam pelaksanaan Cipta
E.Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis
pembelajaran kursus hantaran ini telah
Sekolah. Bandung : PT Remaja
berjalan dengan bagus, namun peneliti Rosda Karya
menyarankan agar pengelola dan Hasibuan, Malayu. 2015. Manajemen
instruktur lebih bisa membuat suasana Dasar, Pengertian dan Masalah.
pembelajaran lebih menyenangkan dan Jakarta: Bumi Aksara
menarik agar peserta didik tidak bosan Hoppers, Wim. 2000. Nonformal
dengan durasi pertemuan yang panjang. Education, Distance Education
and The Restruring Of
4. Pengawasan
Schooling:Challenges For A New
Perlu adanya pre-tes untuk Basic Education Policy. Jurnal
mengetahui kemampuan awal peserta Internasional Revue
didik sehingga dalam pelaksanaan Internationale de L’Education,
pembelajaran akan tau apa yang 2000, hal 9
sebenarnya menjadi kelemahan dari Indriani, Riska. 2015. Pengelolaan Kursus
Musik dalam Meningkatkan
peserta didik, perlu adanya evaluasi
Kemampuan Musikalitas Peserta
yang menyeluruh kepada instruktur Didik di Purwacaraka Music
kegiatan dan pengelola. Course Cabang Villa Bukit Mas
Selain hal tersebut peneliti Surabaya. Skripsi tidak
juga menyarankan bahwa dalam diterbitkan: Universitas Negeri
membentuk masyarakat yang mandiri Surabaya
tentu membutuhkan waktu yang tidak

11
E-Jurnal UNESA. Volume Nomor Tahun 2016, 0 - 216

Iraawati, Dwi. 2013. Pendidikan Sumber Daya Manusia. Bandung:


Kecakapan Hidup ‘Hantaran” Falah Production
dalam menciptakan Wirausaha Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Baru bagi eserta Didik di LKP Kuantitatif Kualitatif dan R &D.
Adinda Surabaya. Skripsi tidak Bandung: Alfabeta
diterbitkan. Surabaya: Universitas Suharto, Toto. 2012. Pendidikan Berbasis
Negeri Surabaya Masyarakat, Relasi Negara dan
Josoef, Soelaiman, 1992. Konsep Dasar Masyarakat dalam Pendidikan.
Pendidikan Luar Sekolah. Yogyakarta: PT LKIS Printing
Surabaya : Bumi Aksara Cemerlang
Kurikulum Kursus dan Pelatihan Hantaran Sumarno, 1997. Pedoman Pelaksanakan
Berbasis KKNI. 2015. Jakarta: Dasar 9 Tahun. Jakarta: CV. Mini
Direktorat Pendidikan Anak Usia Jaya Abadi
Dini dan Pendidikan Masyarakat Syaodih Sukmadinata, Nana. 2012.
Kuswidanti, 2008. Gambaran Kemitraan . Pengembangan Kurikulum Teori
Jakarta: Universitas Indonesia dan Praktik. Bandung: Remaja
Marzuki, Saleh. 2012. Pendidikan Rosda Karya
Nonformal Dimensi dalam Tim Penulis. 2013. Pedoman Penulisan
Keaksaraan Fungsional, Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas
Pelatihan dan Andragogi. Negeri Jakarta
Bandung: Remaja Rosda Karya Tim Penulis. 2014. Buku Pedoman
Moleong, LJ. 2010. Metodologi Penelitian Penulisan dan Ujian Skripsi
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Unesa. Surabaya : Unesa Press
Rosda Karya Undang- Undang Dasar RI tahun 1945
Noor, Juliansyah. 2011. Metode Penelitian Amandemen ke Empat,
Skripsi, Tesis, Disertasi dan Jakarta:2002
Karya Ilmiah. Jakarta : Kencana Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003.
Prenadamedia Grup Sistem Pendidikan Nasional.
Petunjuk Teknis Cara Memperoleh Bantuan Bandung: Fokus Media
PKHP 2015. 2015. Jakarta: Wanto, Aris. 2011.”Model Pendidikan
Direktorat Pendidikan Anak Usia Kecakapan Hidup (Life Skills)
Dini dan Pendidikan Masyarakat Bagi Remaja Panti Asuhan Al-
Profil UPTD Sanggar Kegiatan Belajar Hikmah Wonosari Ngaliyan
(SKB) Gudo Jombang. 2014. Semarang”. Skripsi tidak
Jombang : SKB Gudo Jombang diterbitkan.Semarang: Institut
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Agama Islam Negeri Walisongo
Penelitian Pendidikan. Surabaya : Semarang.
SIC
Riyanto, Yatim. 2007. Metodologi
Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif . Surabaya: Unesa
University Press
Sadiman, Arief. 2009. Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatanya. Jakarta; Raja
Grafindo Persada.
Sagala, Saiful. 2012. Administrasi
Pendidikan Kontemporer.
Bandung : Alfabeta
Sashin, Marshall.2011. “Prinsip-Prinsip
Kepemimpinan”.Bandung:
Erlangga
Sudirman Dkk. 1996. Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan dan
Manfaatnya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Sudjana. 2004. Manajemen Program
Pendidikan untuk Pendidikan
Nonformal dan Pengembangan

Anda mungkin juga menyukai