Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

DASAR INSTALASI TENAGA LISTRIK

Oleh :

Nama : Ni Putu Ayu Candra Dewi


NIM : 1615333001
Absen : 01
Kelas : 1D PLN

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BALI
2016
1. FUSE CUT OUT (FCO)
FCO merupakan sebuah
alat pemutus rangkaian
listrik yang berbeban pada
jaringan distribusi yang
bekerja denga cara
meleburkan bagian dari
komponennya (fuse link)
yang telah dirancang
khusus dan disesuaikan
dengan ukurannya itu.
Disamping itu FCO merupakan peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi
gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian listrik yang satu
dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati kapasitas kerjanya.
Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada cut out akan
putus, dan tabung ini akan lepas dari pegangan atas, dan menggantung di udara,
sehingga tidak ada arus yang mengalir ke sistem.

Gambar konstruksi FCO :


1. Isolator Porselin
2. Kontak Tembaga (disepuh
perak)
3. Alat Pemadam/Pemutus Busur
4. Tutup Yang Dapat dilepas (dari
kuningan)
5. Mata kait (dari brons) 6.
Tabung pelebur (dari resin)
7. Penggantung (dari kuningan)
8. Klem pemegang (dari baja)
9. Klem terminal (dari kuningan)
2. HRC FUSE
Sekering jenis ini sering
disebut HRC fuse ( High
Rupturing Capacity fuse).
yang merupakan jenis
sekering dengan kapasitas
pemutusan tinggi.

3. RECLOSER ( PBO)
Penutup Balik Otomatis (Recloser) adalah PMT yang dilengkapi dengan
peralatan control dan relai penutup balik. Relai penutup balik adalah relai yang
dapat mendeteksi arus gangguan dan memerintahkan PMT membuka (trip) dan
menutup kembali.

PBO dipasang pada SUTM yang sering mengalami gangguan hubung singkat
fasa ke tanah yang bersifat temporer, berfungsi untuk:
· Menormalkan kembali SUTM atau memperkecil pemadaman tetap
akibat gangguan temporer.
· Pengaman seksi dalam SUTM agar dapat membatasi / melokalisir daerah
yang terganggu.

Sifat Relai Penutup Balik, yaitu :


· Operasi cepat (fast tripping): untuk antisipasi gangguan temporer.
· Operasi lambat (delayed tripping) : untuk koordinasi dengan pengaman di
hilir.
· Bila gangguan telah hilang pada operasi cepat maka PBO akan reset kembali
ke status awal. Bila muncul gangguan setelah waktu reset, PBO mulai
menghitung dari awal.
· Repetitive : riset otomatis setelah recloser success.
· Non repetitive : memerlukan reset manual (bila terjadi gangguan permanen
dan bila gangguan sudah dibebaskan).
· PBO atau Recloser adalah relai arus lebih sehingga karakteristik PBO dan
OCR adalah sama (lihat karakteristik OCR).

4. SAKLAR SEKSI OTOMATIS (SSO)


SSO atau Auto
Seksionalizer adalah saklar
yang dilengkapi dengan
kontrol elektronik/ mekanik
yang digunakan sebagai
pengaman seksi Jaringan
Tegangan Menengah. SSO
sebagai alat pemutus
rangkaian/beban untuk
memisah-misahkan saluran
utama dalam beberapa seksi, agar pada keadaan gangguan permanen, luas daerah
(jaringan) yang harus dibebaskan di sekitar lokasi gangguan sekecil mungkin.
Bila tidak ada PBO atau relai recloser di sisi sumber maka SSO tidak berfungsi
otomatis (sebagai saklar biasa).

Prinsip Kerja SSO :


· SSO bekerjanya dikoordinasikan dengan pangaman di sisi sumber (seperti
relai recloser atau PBO) untuk mengisolir secara otomatis seksi SUTM yang
terganggu.
· SSO pada pola ini membuka pada saat rangkaian tidak ada tegangan tetapi
dalam keadaan bertegangan harus mampu menutup rangkaian dalam keadaan
hubung singkat.
· SSO ini dapat juga dipakai untuk membuka dan menutup rangkaian berbeban.
Saklar ini bekerja atas dasar penginderaan tegangan.
· SSO dilengkapi dengan alat pengatur dan trafo tegangan sebagai sumber
tenaga penggerak dan pengindera.
· Prinsip kerja SSO dengan sensor tegangan dijelaskan pada AVS di bawah.

5. ARRESTER

Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi
peralatan system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap
gangguan surya ini berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan
cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.

Berhubung dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan


system 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus
ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan pintas sekitar
isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh kilat atau petir,
sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.

Selain melindungi perlatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh


tegangan lebih external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan
oleh tegangan lebih internal seperti surja hubung, selain itu arrester juga
merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu system tenaga listrik. Bila surja
datang ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta
mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu
induk.

Anda mungkin juga menyukai