PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah kematian dan kesakitan Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) adalah salah satu indikator penting untuk mengukur status kesehatan
masyarakat. Angka kematian Ibu ( AKI ) di indonesia 307 per 100.000 kelahiran
hidup ( SDKI tahun 2002/2003). Hal ini merupakan salah satu masalah nasional
yang belum dan sulit teratasi, angka tersebut cukup tinggi dibandingkan target
AKI yang harus dicapai pada tahun 2010 yaitu per 125 per 100.000 kelahiran
hidup. Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi
pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan
tepat waktu. dari hasil survei (SKRT 2001) diketahui bahwa komplikasi
penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan hipertensi dalam
kehamilan (eklampsi), infeksi partus lama dan komplikasi keguguran. (Maureen,
2010).
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan
atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama
dan lokasi kehamilan disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan
kehamilan atau penanganannya tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab
lainnya. (Mitayani, 2009).
Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada
kematian obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak
langsung (inderect obstetric death), kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak
berhubungan dengan kehamilan dan persalinan misalnya kecelakaan.Kematian
obstetrik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau
penanganannya.Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar penyebab
ini adalah pendarahan, infeksi dan abortus.Kematian tidak langsung disebabkan
oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau
persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia,
malaria, dan lain-lain termasuk hiperemesis gravidarum.
Usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka
kematian ibu di Indonesia adalah salahsatunya dengan memberikan pengawasan
1
pada ibu hamil sacara teratur.gangguan yang sering kita jumpai pada kehamilan
adalah mual dan muntah dalam 16 minggu pertama.kurang lebih 66% wanita
hamil trimester pertama mengalami mual mual dan 34% mengalami mual di
sertai muntah,dan jika wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan
di minum hingga berat badannya sangat turun,turgor kulit berkurang,diuresis
berkurang dan timbul asetonuri (Rustam, 2009).
Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi ketika muntah terjadi sangat
hebat dan dapat mengarah pada kekurangan cairan tubuh dan kehilangan berat
badan. Mual (nausea) dan Muntah (emesis gravidarum) adalah hal yang normal
dan sering ditemukan dalam kehamilan terutama pada trimester pertama tetapi
akan berubah tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus menerus
dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh (Adriaanz,
2012).
Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual muntah pada
kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Mual dan muntah bila
terjadi terus menerus dapat menyebabakan dehidrasi dan jika dehidrasi tidak
mendapatkan penanganan yang baik maka akan membahayakan nyawa ibu dan
bayi. Hiperemesis Gravidarum dapat disebabkan pula karena kurangnya asupan
gizi untuk wanita hamil karena segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan
semua sehingga dapat menyebabkan anemia, dari anemia dapat menyebabkan
perdarahan kemudian syok dan keadaan yang lebih buruk adalah kematian pada
ibu (Apriany, 2010).
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti,
perubahan-perubahan anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf
disebabkan oleh kekurangan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering
terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam
sirkulasi maternal dan perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan rumah
tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering
terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida.Mual
biasanya terjadi pagi hari.Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu
2
pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat, namun sekitar 12% ibu
hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan. (Indriyani, 2013).
Data yang akurat tentang angka kejadian hiperemesis gravidarum tidak
banyak dipublikasikan. Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah,
namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 di antara 1.000 kehamilan. Di
Amerika Serikat tahun 2014 menyebutkan 0,5-2% diantaranya mengalami
hiperemesis gravidarum atau kurang lebih lima dari 1000 kehamilan . Angka
kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia tahun 2015 adalah 1,5-3% dari
wanita hamil (Depkes RI, 2017)
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
obstetri, salah satunya dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil
untuk mengetahui keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap kelainan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu hamil
dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat
serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam melakukan pelayanan Ante Natal Care
(ANC) hendaknya selalu memberikan penjelasan dan motivasi mengenai yang
dirasakan ibu hamil termasuk didalamnya hiperemesis gravidarum, karena
masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi mual dan muntah
yang dialaminya, maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) akan mengalami penurunan karena derajat kesehatan
suatu bangsa ditentukan oleh derajat kesehatan ibu dan anak.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari hiperemesis gravidarum ?
2. Apa saja etiologi hiperemesis gravidarum ?
3. Bagaimana patofisiologi hiperemesis gravidarum ?
4. Apa tanda dan gejala hiperemisis gravidarum ?
5. Apa komplikasi dari hipremisis gravidarum ?
6. Bagaimana penatalaksanaan hiperemisis gravidarum ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada hiperemisis gravidarium ?
3
C. Tujuan
Makalah ini disusun bertujuan untuk :
1. Untuk memenuhi tugas stase maternitas
2. Untuk menambah informasi kepada mahasiswa keperawatan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
a. Tingkat I
Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada
tingkatan ini klien merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100x/menit,
tekanan darah sistol menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh,
turgor kulit berkurang, lidah kering, dan mata cekung.
b. Tingkat II
Klien tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih menurun,
lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun,
sehu kadang-kadang naik, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
c. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun
dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun,
serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang
dikenal sebagai wernicke ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti
nistagmus, zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi
perdarahan dari esophagus, lambung dan retina.(Runiari. N, 2010)
4. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh
karena keluhan ini terjadi trisemester pertama. Pengaruh fisiologik hormon
estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat
berkurangnya pengosongan lambung. (Wiknjosastro.2016).
Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada
sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung
menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluks egofagus, penurunan
motilitas lambung dan peningkatan sekresi asam hidroklorid juga
berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat dengan
adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual,
lingkungan, dan social kultural.
Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
6
Natrium dan klorida dalam darah maupun dalam urine turun, selain itu
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga menyebabkan aliran
darah ke jaringan berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah
dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal berakibat frekuensi muntah
bertambah banyak, sehingga dapat merusak hati. (Runiari.2010)
Pencernaan serta absorpsi karbohidrat dan nutrisi lain yang tidak
adekuat mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk mempertahankan
panas dan energi tubuh. Jika tidak ada karbohidrat maka lemak digunakan
untuk menghasilkan energi, akibatnya beberapa hasil pembakaran dari
metabolisme lemak terdapat dalam darah dan urin (terdapat atau kelebihan
keton dalam urin). (Runiari.2010.hal 11)
7
Pathway
Penurunan ATP
Bayi lahir mati, anemia pada bayi, BBLR
9
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan
1) Ruptur oesophageal
Hal ini berkaitan dengan muntah berat, jika terlalu sering muntah maka
secara tidak langsung memberikan tekanan pada esopagus untuk
mengeluarkan kembali makanan yang telah dimakan. Sehingga mampu
menimbulkan nyeri pada esopagus dan menimbulkan jejas yang dapat
menyebakan dinding esopagus ruptus secara bertahap.
2) Encephalophaty wernike’s mielinolisis pusat pontine
Dapat diakibatkan kehilangan cairan yang berlebih dari proses muntah.
Sehingga, terjadi kerusakan ginjal yang memicu terjadinya gangguan
regulasi vaskuler oleh ginjal. Hal ini dapat menyebabkna nyeri kepala
berat pada ibu hamil.
3) Kerusakan ginjal
Akibat hilangnya nutrisi dan cairan berlebih menyebabkan ginjal tidak
dapat mensekresi dan ekskresi cairan di dalam tubuh dengan baik.
Sehingga jika terjadi dalam waktu yang lama ginjal akan mengalami
kolaps.
4) Keterlambatan pertumbuhan janin didalam kandungan
Diakibatkan pemenuhan nutrisi pada plasenta janin mengalami
gangguan, sehingga proses pertumbuhan janin mengalami
keterlambatan (usia kandungan 16 minggu belum merasakan
pergerakan janin).
5) Kematian janin
Diakibatkan oleh kondisi ibu muntah berat sehingga plasenta janin
kurang asupan nutrisi dan cairan. Jika terjadi dalam waktu yang lama
janin mengalami defisiensi nutrisi dan akhirnya dapat menyebabkan
kematian
6. Penatalaksanaan
Penatalaksaan medis yang dapat diberikan antara lain:
a. Hospitalisasi
Tujuan penatalaksanaan hiperemesis gravidarium, saat ibu dihospitalisasi
adalah memperbaiki gangguan elektrolit dan hematologis lain, mencegah
komplikasi dan memindahkan ibu kerumah sakit dengan segera, meskipun
banyak wanita yang memiliki angka yang tinggi untuk masuk kembali ke
rumah sakit. Penyebab muntah yang terjadi secara berlebihan harus
diidentifikasi, bukan semata-mata untuk membuat diagnosis banding,
tetapi juga untuk mempertimbangkan faktor lain seperti masalah
psikologis, yang dapat menambah keperahan ibu. (Tiran, 2008).
10
b. Obat-obatan Sedativa
Phenobarbital, vitamin: Vitamin C, B1 dan B6 atau B kompleks, anti
histamin: dramanin, avomin, anti emetik (pada keadaan lebih berat):
Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine. Penanganan hiremesis
gravidarum yang lebih berat perlu dikelola dirumah sakit.
c. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glokosa 5%
dalam cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium yang
diperlukan untuk kelancaran metabolisme dan vitamin (vitamin B
kompleks, vitamin C) bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino
secara intravena.
Penatalaksanaan Keperawatan antara lain:
d. Isolasi dan Terapi Psikologis
1) Isolasi di ruangan yang dilakukan dengan baik dapat meringankan
gravidarum karena perubahan suasana rumah tangga.
2) Konseling dan edukasi (KIE) tentang kehamilan yang dilakukan untuk
menghilangkan faktor psikis rasa takut.
3) Memberikan informasi tentang diet ibu hamil dengan makan tidak
sekaligus banyak, tetapi dalam porsi yang sedikit namun sering.
4) Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pasi, karena akan membuat ibu
hamil mengalami pusing, mual, dan muntah.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kehamilan saat ini meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat
pemeriksaan antenatal dan komplikasi.
b. Riwayat diet, khususnya intake cairan.
c. Pengobatan yang didapat saat ini.
d. Riwayat pembedahan khususnya pembedahan pada umumnya.
e. Riwayat medis sebelumnya seperti riwayat penyakit obstetri dan
ginekologi, kolelitiasis atau gangguan abdomen lainnya, gangguan tiroid,
dan ada tidaknya depresi.
11
f. Riwayat sosial seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi,
terpapar dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran,
tanggung jawab, pekerjaan, ketidakhadiran di tempat bekerja, perubahan
status kesehatan atau stresor kehamilan, respons anggota keluarga yang
dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan kondisi sakit, serta seistem
pendukung.
g. Integritas ego seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi,
perubahan persepsi tentang kondisi, dan kehamilan yang tidak
direncanakan.
h. Riwayat penyakit sebelumnya meliputi awal kejadian dan lamanya. Jika
mengalami muntah, kaji warna, volume, frekuensi, dan kualitasnya. Kaji
juga faktor yang memperberat dan memperingan keadaan, serta
pengobatan yang dilakukan baik di fasilitas kesehatan atau pengobatan di
rumah.
i. Gejala-gejala lain seperti bersendawa atau flatus, diare atau konstipasi,
serta nyeri pada abdomen. Riwayat nyeri abdomen meliputi lokasi, derajat,
kualitas, radiasi, serta faktor yang memperingan dan memperberat nyeri.
2. Pemeriksaan fisik : Data Fokus
a. Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat
(>100 kali per menit)
b. Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi,
perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.
d. Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa mulut
iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit
berkurang, mata cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam
koma
12
g. Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan
maka dilakukan abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan
peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap
hospotalisasi dan sakit, system pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum di
muntahkan, apalagi kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih dari
1/10 dari berat badab normal, turgor kulit, lidah kering, adanya aseton
dalam urine.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Ulrasonografi
untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan dankemungkinan adanya
kehamilan kembar ataupun kehamilan molahidatidosa
b. Pemeriksaan darah lengkap
untuk mendeteksi penyulis seperti anemia dan infeksi
c. Kadar gula darah
karena pasien yang mual-muntah umumnya sulit makan sehingga bisa
mengalami hipoglikemia
d. Analisa gas darah
e. Urinalisis : Kultur, mendeteksi bakeri, BUN (Blood Urea Nitrogen)
f. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT, dan kadar LDH (Hazlynpote,
2013)
4. Diagnosa keperawatan
Diagnosa 1
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nausea dan
vomitus yang menetap.
a. Definisi
Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.
b. Batasan Karakteristik
1) Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
2) Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA
(Recomended Daily Allowance)
13
3) Membran mukosa dan konjungtiva pucat
4) Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan atau mengunyah
5) Luka, inflamasi rongga mulut
6) Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan.
7) Adanya perubahan sensasi rasa
8) Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
9) Kehilangan BB dengan makanan cukup
10) Kram pada abdomen
11) Tonus otot jelek
12) Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
13) Suara usus hiperaktif
c. Faktor yang Berhubungan
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorbsi
zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis, atau ekonomi.
Diagnosa 2
Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus
dan asupan cairan yang tidak adekuat.
a. Definisi
Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
ekstraseluler dalam jumlah yang proposional.
b. Batasan Karakteristik
1) Penurunan turgor kulit atau lidah
2) Membran mukosa kulit kering
3) Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan
volume atau tekanan nadi.
4) Pengisian vena menurun baik
5) Perubahan status mental
6) Konsentrasi urine meningkat
7) Temperature tubuh meningkat
8) Kehilangan berat badan secara tiba-tiba
9) Penurunan urine output
10) HMT meningkat
14
11) Kelemahan
c. Faktor yang Berhubungan
Kehilangan volume cairan secara aktif dan kegagalan mekanisme
pengaturan.
Diagnosa 3
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
a. Definisi
Ketidakcukupan energi psikologis dan fisiologis untuk mempertahankan
atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang
ingin dilakukan.
b. Batasan Karakteristik
1) Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
2) Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas
3) Perubahan elektrokardiogram
4) Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
5) Dispnea setelah beraktivitas
6) Keletihan
7) Keletihan umum
c. Faktor yang Berhubungan
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, Fisik tidak
bugar.
Diagnosa 4
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan energi dan
kelelahan.
a. Definisi
Inspirasi/ekspirasu yang tidak memberikan ventilasi adekuat
b. Batasan Karakteristik
1) Pola napas abnormal
2) Bradipnea
3) Penurunan tekanan ekspirasi
4) Penurunan tekanan inspirasi
5) Dispnea
15
6) Pernapasan cuping hidung
7) Ortopnea
8) Fase ekspirasi memanjang
9) Pernapasan bibir
10) Takipnea
11) Pengunaan otot bantu napas
c. Faktor yang Berhubungan
Ansietas, posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru, keletihan,
hiperventilasi, obesitas, nyeri, keletihan otot pernapasan.
5. Perencanaan
Diagnosa Tujuan & Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
Nutrisi kurang NOC: NIC :
dari kebutuhan Nutritional Status : food Nutrition Management
berhubungan and Fluid Intake 1. Kaji adanya alergi
dengan nausea Kriteria Hasil: makanan
dan vomitus yang Adanya peningkatan 2. Kolaborasi dengan ahli
menetap. berat badan sesuai gizi untuk menentukan
dengan tujuan jumlah kalori dan
Berat badan ideal nutrisi yang dibutuhkan
sesuai dengan tinggi pasien.
badan 3. Anjurkan pasien untuk
Mampu meningkatkan intake Fe
mengidentifikasi 4. Anjurkan pasien untuk
kebutuhan nutrisi meningkatkan protein
16
7. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
8. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
9. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
10. Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas
normal
2. Monitor adanya
penurunan berat badan
3. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
4. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
5. Monitor turgor kulit
6. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
7. Monitor mual dan
muntah
8. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
9. Monitor kalori dan
intake nuntrisi
10. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
17
papila lidah dan cavitas
oral.
11. Catat jika lidah
berwarna magenta,
18
9. Dorong keluarga untuk
membantu pasien
makan
10. Tawarkan snack ( jus
buah, buah segar )
Activity Therapy
19
1. Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi
Medik
dalammerencanakan
progran terapi yang
tepat.
2. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
3. Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yangsesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan social
4. Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
5. Bantu untuk
mendpatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
6. Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
7. Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu luang
8. Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
20
9. Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
11. Monitor respon fisik,
emoi, social dan
spiritual
21
pernafasan dalam 6. Monitor frekuensi dan
rentang normal, irama pernapasan
tidak ada suara nafas 7. Monitor pola
abnormal) pernapasan abnormal
Tanda Tanda vital 8. Monitor sianosis
dalam rentang perifer
normal (tekanan 9. Identifikasi penyebab
darah, nadi, dari perubahan vital
pernafasan) sign
22
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Nurhaeni. 2009. Panduan Lengkap Kehamilan Dan Kelahiran Sehat. Jogjakarta
: AR Group
Depkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2017. Jakarta
: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI; 2017
Manuaba, Ida Bagus G. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. . Jakarta: EGC
Nanda Nic-Noc.2015-2017.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda,Jilid 1.Jakarta:Media Action Publishing
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Runiari, N. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hiperemesis Gravidarum.
Jakarta: Salemba Medika.
Runiari. N, 2010, Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum:
Penerapan Konsep dan Teori Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Tiran, Denise. 2008. Mual dan Muntah Kehamilan, Jakarta: EGC
Winknjasastro, H. 2010. Ilmu kebidanan, Jakarta:EGC
23
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN
PROGRAM PROFESI NERS STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN
2018-2019
I. BIODATA
Nama Klien : Ny. R Nama Suami : Tn. RR
Umur : 30 Th Umur : 29 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : DIII Pendidikan : S1
Suku/Bangsa : WNI /Banjar Suku Bangsa : WNI / Banjar
Alamat : komp. Kartika Indah Lestari jalur 5
Tgl Masuk : 21-01-2019 (19.00 Wita)
Tgl pengkajian :22-01-2019 (18.00 wita)
24
klien tidak ada alergi terhadap makanan
ataupun obat-obatan.
e. Riwayat Haid :
Menarche : Pada usia 12 tahun
Siklus : teratur
Lamanya : 5-7 hari
Banyaknya : ± 200 cc
25
Masalah : tidak ada masalah
HPHT : 21 oktober 2018
f. Riwayat Kontrasepsi
Jenis Kontrasepsi : Klien mengatakan tidak
menggunakan alat kontarsepsi jenis
apapun
Waktu Menggunakan : tidak ada
Masalah : klien mengatakan tidak ada masalah
Alasan Berhenti : klien tidak ada riwayat
Menggunakan alat kontrasepsi
apapun.
Rencana KB yang akan digunakan : Klien mengatakan ingin
menggunakan jenis KB Spiral.
26
Riwayat Obstetric
No Tahun Jenis Kelahiran Lk/ Penolong Komplikasi Keadaan Anak
(Ab,P,M,Mati) Pr (Hamil.Lahir,Nifas) Saat ini
1 2018 Spt-Bk LK Dokter Tidak ada Hidup
dan bidan
27
dengan keadaan sekarang karena
cepat merasa cape dan selalu mual
muntah
Obstipasi :klien mengatakan ada karena dalam
± 1 minggu di ada bab
Sakit Pinggang :klien mengatakan tidak ada merasa
sakit pada pinggang
Lain-lain :tidak ada
III. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI
a. Istirahat dan tidur :
SMRS MRS
klien mengatakan sebelum sakit Klien mengatakan setelah sakit
klien tidur malam dari jam 22.00 klien tidur malam dari jam 22.00
WITA dan terbangun pada jam WITA dan sering terbangun dan
05.00 WITA klien jarang tidur lama baru bisa tidur lagi, karena
siang, apabila tidur siang klien klien merasa mual dan muntah,klien
hanya tertidur 1-2 jam dan nyaman mengatakan tidak bisa tidur
setelah tidur. siang,karena mual dan muntah. Tidur
b. Personal Hygiene :
SMRS MRS
Klien mengatakan “sebelum sakit Klien mengatakan “saat dirumah sakit
biasanya mandi 2 kali sehari klien mandi 1 kali sehari dan sikat gigi,
menggunakan sabun dan sikat gigi karena badan terasa lemas dan mual”
c. Aktivitas
SMRS MRS
Klien mengatakan “sebelum masuk Saat di rumah sakit “klien hanya
rumah sakit klien mampu beraktivitas berbaring ditempat tidur tidak
mandiri, tiak ada gangguan saat melakukan aktivitas seperti biasanya
beraktivitas” karena badan terasa lemas dan mual”
28
d. Makanan dan Minuman :
SMRS MRS
Klien mengatakan sebelum sakit klien Klien mengatakan saat dirumah sakit
makan 3 kali sehari dengan porsi klien makan 3 kali sehari tetapi hanya
makan 1 piring setiap makan, minum 1-2 sendok makan saja dan langsung
±1500 cc per hari muntah setelah makan. Minum ±500
cc per hari
e. Eliminasi
SMRS MRS
Klien mengatakan “sebelum sakit Klien mengatkan saat ini klien BAK 3-
klien BAK 5-6 kali sehari, urine 4 kali sehari, urine berwarna kuning
berwarna kuning jernih, dan BAK 1 gelap, dan sudah satu minggu ini tidak
kali setiap hari fases lembek dan ada BAB.
berwarna kuning kecoklatan”
f. Seksual
SMRS MRS
Klien mengatakan sebelum sakit klien Klien mengatakan saat ini tidak
berhubungan seperti biasanya melakukan hubungan seksual karena
menjaga kandungannya
29
c. Hubungan Social dengan suami
1. Reaksi dan persepsi terhadap kehamilan:
Direncanakan/tidak : tidak,
alasan : karena klien belum siap untuk hamil
lagi
Diharapkan/tidak : tidak
Alasan : tidak di harapkan karena hamil tanpa
di sengaja namun sudah perlahan
menerima
Dilanjutkan/tidak : dilanjutkan
Alasan :karena anak merupakan titipan dari
Tuhan yang sudah di percayakan.
Menerima/senang atau tidak : Menerima
Alasan : karena sudah terjadi klien menerima
saja dengan kehamilan yang
sekarang walau beberapa hari yang
lalu klien sempat stress karena
hamil
2. Jenis Kelamin anak diinginkan : perempuan
Alasan : Klien mengatakan karena sudah
mempunyai anak laki-laki dan
sekarang ingin mempunyai anak
perempuan
3. Orang yang penting bagi klien : keluarga dan suami
4. Rencana tempat melahirkan : di rumah sakit
5. Rencana mengikuti kelompok senam hamil : tidak ada
6. Rencana menyusui sendiri : klien mengatakan
ingin memberikan
asi eskusif menyusui
sendiri tanpa
memberikan susu
formula
30
Alasan : klien mengtakan
karena anak akan
lebih sehat dengan
asi esklusif
d. Kebutuhan pendidikan kesehatan:
1. Perubahan fisik : Pada saat kehamilan terjadi perubahan fisik
dan mental yang bersifat alami dimana
calon ibu harus sehat dan berkecukupan
gizi sebelum dan sesudah hamil agar
persalinan berjalan lancar.
2. Informasi Persalinan : Klien harus melakukan kunjugan hamil satu
kali setiap bulan sampai trimester ke dua
dan dua kali setiap bulan pada trimester ke
tiga.Ibu apabila bersalin harus didampingi
oleh tenaga kesehatan yang professional
atau langsung membawa ke klinik terdekat
saat mulai merasakan kontraksi.
3. Personal Hygiene : Klien harus menjaga kebersihan payudara
agar saat bayi lahir air susu dapat keluar
dengan lancar dan selalu menjaga
kebersihan diri.
31
Jangan memberikan minuman dan
makanan apapun selain asi selama 6
bulan
6. Latihan Aktivitas : selama hamil ibu jangan
melakukkan aktivitas yang berat,
ibu boleh mengikuti senam hamil
untuk memperlancar proses
persalinan
7. Kegiatan Seksual : pada saat kehamilan muda sebaiknya
ibu membatasi kegiatan seksual
yang berlebihan akan tetapi nanti
saat usia kehamilan sudah mau
mendekati persalinan berhubungan
seksual sangat disarankan karena
dapat membantu melancarkan
proses persalinan.
8. Keluhan dan cara mengatasinya : saat ibu merasa mual dan
muntah ibu bisa mengatasinya
dengan minum air hangat dan
mencium aroma-aroma yang segar
seperti aroma lemon atau jeruk
32
kehamilan maka harus segera dibawa ke
petugas rumah sakit
V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-Tanda Vital:
1. Kesadaran :Compos Mentis
2. TD : 90/60 mmHg
3. Nadi : 60 x/menit
4. Pernafasan : 20 x/menit
5. Suhu : 36,5oC
b. Berat Badan :43 Kg Tinggi Badan :148 cm
No. Area Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
1 Kulit dan Kepala Inspeksi : bentuk simetris, warna rambut hitam, kulit kepala bersih,
tidak tampak lesi maupun edema.
Palpasi : tidak ada krepitasi dan nyeri tekan.
2 Mata Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada pembesaran palpebra,
konjungtiva anemis, sclera normal, tidak tampak lesi
ataupun kemerahan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
-reflek pupil (+)
-penglihatan jelas, tidak ada gangguan penglihatan
3 Hidung Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada polip, secret, lesi maupun
edema pada hidung.
Palpasi : tidak ada krepitasi atau nyeri tekan
4 Bibir dan Mulut Inspeksi : warna bibir pucat, bibir kering dan pech-pecah, tidak
tampak sariawan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5 Telinga Inspeksi : bersih, tidak ada serumen
bentuk sejajar, tidak ada lesi, tidak edema, tidak ada
pembekakkan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
33
7 Dada & payudara Inspeksi : bentuk dada dan payudara simetris, tidak ada
benjolan, tidak ada lesi, aerola mamae mengitam dan
melebar, puting susu menonjol, colostrum belum keluar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada retraksi dinding dada
Perkusi : suara perkusi paru normal sonor, suara perkusi
jantung normal redup
Auskultasi: suara napas normal vesikuler, suara jantung normal
S1 : LUB S2 : DUB
8 Axilla Inspeksi : tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada benjolan tidak ada nyeri tekan
10 Genetalia dan Anus I: tidak ada lesi, tidak ada tanda-tanda peradangan, labia mayora
simetris dan bersih, labia minora simetris dan bersih hemoroid (+),
tidak ada oedem, tidak ada perdarahan
P: tidak ada benjolan tidak ada nyeri tekan
11 Ektremitas atas dan I: tidak ada lesi, tidak ada tanda-tanda peradangan tidak ada oedem
bawah P: tidak ada benjolan, edema, tidak ada nyeri tekan
5555 5555
5555 5555
34
VI. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Laboratorium
35
VII. TERAPI MEDIS
Hari dan tanggal Nama obat, dosis dan rute
Selasa, 22 januari 2019 Ondansentron 3 x 4 gr, injeksi iv
Ranitidine 2 x 50 gr, injeksi iv
Antasida syrup 3x 1cth, oral
Cefadroxil 2 x 500 mg, oral
Rabu, 23 januari 2019 Ondansentron 3 x 4 gr, injeksi iv
Ranitidine 2 x 50 gr, injeksi iv
Antasida syrup 3x 1cth, oral
Cefadroxil 2 x 500 mg, oral
Kamis, 24 januari 2019 Ondansentron 3 x 8 gr, injeksi iv
Ranitidine 2 x 50 gr, injeksi iv
Antasida syrup 3x 1cth, oral
Cefadroxil 2 x 500 mg, oral
Jumat, 2 januari 2019 Ondansentron 3 x 8 gr, injeksi iv
Ranitidine 2 x 50 gr, injeksi iv
Antasida syrup 3x 1cth, oral
Cefadroxil 2 x 500 mg, oral
36
Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Kerja Obat Konsiderasi Perawat
Ranitidin obat 1. Riwayat alergi 1. Sakit kepala (3%); Menghambat secara 1. 12 benar
untuk mengurangi terhadap ranitidin; 2. Sulit buang air kompetitif histamin pemberian obat
jumlah asam 2. Ibu yang sedang besar (<1%); pada reseptor H2 sel- 2. Monitor tanda –
lambung dalam perut, menyusui; 3. Diare (<1%); sel parietal lambung, tanda efek
radang saluranan 3. Pemberian ranitidin 4. Mual (<1%); yang menghambat samping
pencernaan bagian juga perlu diawasi 5. Nyeri perut sekresi asam
atas (kerongkongan), pada kondisi gagal (<1%); lambung; volume
dan luka lambung ginjal. 6. Gatal-gatal pada lambung dan
kulit (<1%) konsentrasi ion
hidrogen berkurang
Ondansentron obat untuk mencegah hipersensitivitas, 1. Diare atau memblokir salah satu 1. 12 benar
mual dan muntah sindroma perpanjangan sembelit. substansi natural pemberian obat
yang disebabkan oleh interval QT bawaan 2. Merasa lemah atau tubuh ( zat serotonin) 2. Monitor tanda –
pengobatan kanker, capek. yang menyebabkan tanda efek
seperti 3. Demam. muntah samping
kemoterapi dan terapi 4. Sakit kepala.
radiasi. 5. Pusing,
mengantuk.
Cefadroxil Infeksi bakteri, Alergi pada obat, 1. Reaksi alergi menghambat 1. 12 benar
penyakit ginjal, 2. Mual, muntah, pembentukan protein pemberian obat
masalah usus sakit perut, diare yang membentuk 2. Monitor tanda –
ringan dinding sel bakteri tanda efek
3. Otot kaku samping
4. Nyeri sendi
5. Perasaan gelisah
atau hiperaktif
37
6. Rasa yang tidak
biasa atau tidak
enak pada mulut
7. Gatal-gatal ringan
atau ruam kulit
8. Gatal-gatal pada
vagina atau
keluarnya cairan
dari vagina
Antacid syrup mengobati sakit 1. Gagal ginjal; 1. Tekanan darah Antasida secara 1. 12 benar
maag. Pada penderita 2. Ketidakseimbangan rendah; langsung akan pemberian obat
sakit maag, terjadi elektrolit/ion 2. Penekanan proses menetralisir 2. Monitor tanda –
peningkatan asam tubuh; bernapas; keasaman, tanda efek
lambung dan luka 3. Adanya gejala 3. Diare; peningkatan pH, atau samping
pada lambung. radang usus buntu; 4. Kram perut; secara reversibel
4. Pada pasien 5. Gangguan mengurangi atau
pascaoperasi perut; keseimbangan menghalangi sekresi
5. Gangguan listrik elektrolit/ion asam lambung oleh
jantung yang berat; tubuh; sel untuk mengurangi
6. Nyeri perut tanpa 6. Rasa lemas otot. keasaman di perut.
sebab yang jelas.
Inf. Ringer Laktat sumber elektrolit dan Alergi terhadap 1. Nyeri dada Ringer Lakat bekerja 1. 12 benar
air untuk hidrasi. sodium laktat 2. Detak jantung sebagai sumber air pemberian obat
abnormal dan elektrolit tubuh 2. Monitor tanda –
3. Penurunan serta untuk tanda efek
tekanan darah meningkatkan samping
38
4. Kesulitan diuresis (penambah
bernapas cairan kencing).
5. Batuk
6. Bersin-bersin
7. Ruam
8. Gatal-gatal, dan
9. Sakit kepala
Inf. Glucose 5% Penganti cairan dan Kondisi hiperhidrasi, Demam, iritasi atau Glukosa disimpan di 1. 12 benar
menambah kalori asidosis, DM, infeksi pada tempat dalam tubuh sebagai pemberian obat
sindroma malabsorbsi infus, tromboflebitis lemak dan di otot dan 2. Monitor tanda –
glukosa-galaktosa atau flebitis yang di hati sebagai tanda efek
meluas dari tempat glikogen. Jika suplai samping
injeksi dan glukosa tidak
ekstravasasi mencukupi maka
tubuh akan
memobilisasi
cadangan lemak
untuk melepaskan
atau menghasilkan
energy. Glukosa
dimetabolisme
menjadi
karbondioksida dan
air yang bermanfaat
untuk hidrasi tubuh
39
Patway
Hiperesis Gravidarum
( mual muntah yang
berlebih ) Mual
Kehilangan cairan
berlebih
Dehidrasi
Hemokonsentrasi
Penurunan
darah ke
metabolisme
jaringan
Penurunan atp
Kelemahan
Keletihan
Analisa Data
40
Data Kemungkinan penyebab Masalah
1. Ds :
Klien mengatakan Mual muntah yang
merasa mual dan muntah berlebih
lebih dari 6 kali sehari
lebih banyak cairan dari
pada makanan yang Kehilangan cairan yang
dikeluarkan nafsu makan berlebih
klien menurun karena Volume cairan kurang
mual saat mencium bau dari kebutuhan tubuh
makanan. Dehidrasi
Do :
- Keadaan umum :
Lemah Kekurangan volume
- GCS : E4 V5 M6 cairan
- Kesadaran : Compos
mentis
- TTV : TD : 90/60
mmhg,N : 80
x/menit,R: 20
x/menit,S : 36,5
°C,SPO2 : 98 %
- Mata tampak cekung
dan wajah tampak
pucat
- bibir kering dan
pecah-pecah
- Turgor kulit tidak
elastis
- kulit tangan tampak
kering
- Urin berwarna
kuning pekat
41
- BB : 50 kg (sebelum
hamil) 43 kg (setelah
hamil)
Data input dan output
dalam 24 jam:
Input : 2515 ml/24
jam (air putih +
cairan infus + obat+
air metabolisme)
Output : 2650 ml/24
jam (Urine+feses
muntah+IWL)
2.Ds :
Klien mengatakan Kehilangan cairan berlebih
merasa mual dan muntah
lebih dari 6 kali sehari lebih Dehidrasi
banyak cairan dari pada
makanan yang dikeluarkan,
nafsu makan klien menurun Hemokonsentrasi
karena mual saat mencium
bau makanan dan rasa asam
dimulut. Penurunan aliran darah ke Keletihan
jaringan
Do :
- Keadaan umum : Penurunan metabolisme
Lemah
- Klien tampak mual Penurunan atp
dan muntah beberapa
kali saat mencium
bau makanan. Keletihan
- Klien tampak
berbaring terus di
tenpat tidur
42
3. Ds : Peningkatan hormon
Klien mengatakan estrogen dan hcg
“mual dan muntah lebih
dari 6 kali dalam sehari,
badan lemah dan pusing Menghambat ambang
dan semakin berat saat depolarisasi saraf enteric
beraktivitas”
Do :
- Keadaan umum : Penurunan pompa pylorus Mual
Lemah
- Kesadaran : compos
mentis Peningkatan asam lambung
- Klien tampak mual
dan muntah beberapa
kali. Emesi gravidarum
- Turgor tidak elastis
- Bibir kering dan Hiperemesis gravidarum
pecah pecah
- TTV : TD : 90/60
mmhg, N : 80 Mual muntah
x/menit, R: 20
x/menit, S : 36,5
°C,SPO2 : 98 % Mual
1. Kekurangan Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d Kehilangan cairan
aktif ditandai dengan muntah lebih dari 6 kali sehari
2. Mual b.d Kehamilan ditandai dengan klien tampak lemah mual dan muntah
3. Kelelahan b.d kelemahan ditandai dengan klien tampak lemah
43
Diagnosa Mulai Teratasi
1. Kekurangan volume Kamis 24, januari 2019 Kamis 24, januari, 2019
cairan kurang dari (16.00 wita) (16.00 -21.00)
kebutuhan tubuh Ds : ”klien megatakan Masalah teratasi
sering mual”
1. klien tampak mual
2. turgor kulit elastis
3. bibir tampak kering
dan pecah-pecah
4. kulit lembab
5. ttv, td :110/80,
N:80x/m, R:20x/m,
S:36,5C
44
3. Keletihan Senin, 21/januari Kamis,24 januari 2019
2019 teratasi
(18.00)
Ds :”klien
mengatakan meras
kepala pusing”
Do :
1. Klien tampak
berbaring di tempat
tidur
2. Klien tampak mual
3. Klien tampak
keletihan
4. Klien tampak
pusing
45
RENCANA TINDAKAN
Diagnosa I : Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan aktif di tandai dengan muntah
lebih dari 6 kali sehari
46
BP = 100-140 / <85 infus+obat+air 22x/menit, BP :
mmHg metabolisme), 110/80mmHg)
b. Intake dan output Output : 2415 ml/24 - Crt > 2 detik
cairan seimbang - Intake : 2540 ml/24 jam
jam (urine + feses +
c. Turgor kulit lembab ( air putih + cairan infus
muntah + IWL)
d. Mukosa bibir lembab + obat + air metabolism
3. Anjurkan untuk 4. Untuk memenuhi 4. Menganjurkan
e. Tidak mual dan )
minum 1500- kebutuhan cairan tubuh pasien untuk banyak
muntah Output : 2415 ml/24
2000 ml /hari ( peroral minum 1500-2000 jam ( urine + fese +
sesuai toleransi ) ml /hari ( sesuai muntah + IWL )
toleransi )
47
Pemberian cairan Dapat meningkatkan jumlah Memberikan cairan - Menganjurkan pasien
intravena cairan tubuh, untuk mencegah intravena yaitu inf RL banyak minum
P:
- Ukur TTV pasien
- Observasi capillary
Refill >2 detik
- Observasi intake dan
output.
- Anjurkan untuk minum
1500-2000 ml /hari (
sesuai toleransi )
- Pemberian cairan
intravena
48
Nama Klien : Ny.R
Diganosa II : Mual berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan klien tampak lemah mual, dan muntah
Setelah dilakukan tindakan 1. Catat intake dan output 1. Untuk mengidentifikasi 5. 1. Mencatat intake dan 22, januari 2019
keperawatan selama 1x24 yang adekuat balance cairan dan output Intake : 2540 (14.30-21.00)
jam Mual dapat teratasi nutrisi ml/24 jam( air S:
dengann hasil : putih+cairan Klien mengatakan masih
infus+obat+air sering merasa mual lebih
- Klien menyatakan metabolisme), Output dari 6 kali dan nafsu makan
tidak mual. : 2415 ml/24 jam menurun.
- Keadaan umum (urine + feses + O:
pasien membaik muntah + IWL) - Keadaan umum
- Turgor kulit dan lemah
mukosa bibir 2. Monitor status nutrisi 2. Klien dengan mual
2. Memonitor status nutrisi - Klien masih mual
lembab mengalami penurunan
dengan cara melihat dan muntah
- Klien tampak nafsu makan dan rentan
piring bekas makan klien beberapa kali saat
segar nutrisi anadekuat.
dan nafsu makannya lalu mencium bau
49
yang dimuntahkan atau
tidak dapat masuk. A:
Masalah mual belum teratasi
Hasil : klien hanya makan
P:
2 sendok saja dan
Lanjutkan semua intervensi.
langsung muntah
50
tidak terjadi gangguan demi sedikit dengan cara
nutrisi. memberitahukan klien
cara makan yang efektif
dengan sedikit demi
sedikit agar tidak ada
mual apalagi muntah.
51
Nama Klien : Ny.R
Diagnosa III : Keletihan berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan klien tampak lemah
52
tempat tidur bila tidak
ada nyeri, dan istirahat
selam 1 jam setelah P : Lanjutkan semua
makan. intervensi
4. Anjurkan keluarga untuk 4. Keluarga berperan aktif 4. Menganjurkan keluarga
dapat membantu dan dalam membantu proses untuk dapat membantu
menemani aktivitas kesembuhan pasien dan menemani klien
pasien dalam pemenuhan
personal hygiene dan
oral hygiene
53
CATATAN PERKEMBANGAN
54
- TTV : Hasil TTV : (T :
36,3˚C, P : 83x/menit, R :
22x/menit, BP :
110/80mmHg)
- Crt < 2 detik
- terpasang infus RL 30 tpm
- Mata tampak cekung dan
wajah tampak pucat
- bibir kering dan pecah-pecah
- Turgor kulit elastis
- kulit tampak kering
- Urin berwarna kuning
A: kekurangan voleme cairan belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
O:
- Klien tampak lemah
- Kesadaran : compos mentis
- Klien tampak mual dan
muntah beberapa kali.
- Turgor elastis
- Bibir kering dan pecah pecah
- Hasil TTV : (T : 35,8˚C, P :
81x/menit, R : 22x/menit, BP
: 110/80mmHg)
- Crt > 2 detik
55
I:
E:
O:
56
Keletihan S: klien mengatakan “badan masih
lemas, mual muntah dan pusing”
berhubungan
O:
dengan - Hasil TTV : (T : 35,8˚C, P :
kelemahan 81x/menit, R : 22x/menit, BP
ditandai dengan : 110/80mmHg)
klien tampak - Keadaan umum : Lemah
lemah - Klien tampak mual dan
muntah beberapa kali saat
mencium bau makanan.
- Klien tampak berbaring terus
di tempat tidur
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-4
I:
- Monitor ttv (06.00 wita)
- Anjurkan untuk istirahat
(21.00 wita)
- Anjurkan keluarga untuk
mengawasi dan menemani
saat beraktivitas (21.00 wita)
- Jelaskan pola peningkatan
aktivitas secara bertahap
(21.00 wita)
E:
S: klien mengatakan “badannya
masih lemah, pusing mual dan
muntah”
O:
- TTV : Hasil TTV : (T :
36,3˚C, P : 83x/menit, R :
22x/menit, BP :
110/80mmHg)
- Keadaan umum : Lemah
57
- Klien tampak mual dan
muntah beberapa kali saat
mencium bau makanan.
- Klien tampak berbaring terus
di tenpat tidur
A: keletihan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-4
Rabu 23-01,- volume cairan S: klien mengatakan “mual dan
2019 kurang dari
muntah masih muntah setiap kali
Dinas pagi kebutuhan
(08.00) tubuh habis makan dan minum. Badan
berhubungan
lemah masih terasa lemah”
dengan
kehilangan O:
cairan aktif
- Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P :
73x/menit, R : 22x/menit, BP
: 110/80mmHg)
- Crt > 2 detik
- terpasang infus RL 30 tpm
- wajah tampak pucat
- bibir kering dan pecah-pecah
- Turgor kulit elastis
- kulit tangan tampak kering
- Urin berwarna kuning
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-5
I:
- Ukur TTV pasien (12.00
wita)
- Observasi Capillary Refill
Time (12.00 wita)
- Observasi intake dan output.
(12.00 wita)
- Anjurkan untuk minum
1500-2000 ml /hari ( sesuai
toleransi ) (08.30 wita)
- Kolaborasi pemberian terapi
cairan IV RL 30 tpm. (08.30
wita)
E:
S: klien mengatakan “klien masih
merasa mual dan masih muntah,
58
muntah 3x dan hanya muntah air
saja, badan masih terasa lemah”
O:
O:
- Klien tampak lemah
- Kesadaran : compos mentis
- Klien tampak mual dan
muntah beberapa kali.
- Turgor elastis
- Bibir kering dan pecah pecah
- Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P :
73x/menit, R : 22x/menit, BP
: 110/80mmHgCrt > 2 detik
59
P: lanjutkan intervensi : 1-6
I:
E:
O:
60
Keletihan S: klien mengatakan “badan masih
berhubungan lemas, mual muntah dan pusing”
dengan O:
kelemahan - Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P :
ditandai dengan
klien tampak 73x/menit, R : 22x/menit, BP
lemah : 110/80mmHgKeadaan
umum : Lemah
- Klien tampak mual dan
muntah beberapa kali saat
mencium bau makanan.
- Klien tampak berbaring terus
di tenpat tidur
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-4
I:
- Monitor ttv (12.00 wita)
- Anjurkan untuk istirahat
(08.00 wita)
- Anjurkan keluarga untuk
mengawasi dan menemani
saat beraktivitas (08.00 wita)
- Jelaskan pola peningkatan
aktivitas secara bertahap
(08.00 wita)
E:
S: klien mengatakan “badannya
masih lemah, pusing mual dan
muntah”
O:
- TTV : Hasil TTV : (T :
36,1˚C, P : 79x/menit, R :
20x/menit, BP :
100/80mmHg)
61
- Keadaan umum : Lemah
- Klien tampak mual dan
muntah beberapa kali saat
mencium bau makanan.
- Klien tampak berbaring terus
di tenpat tidur
A: keletihan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-4
Rabu 23-01- volume cairan S: klien mengatakan “mual dan
2019 kurang dari
muntah masih tapi sudah agak
Dinas sore kebutuhan
(14.30 wita) tubuh berkurang muntah setiap kali
berhubungan
habis makan dan minum. Badan
dengan
kehilangan lemah masih terasa lemah”
cairan aktif
O:
62
S: klien mengatakan “mual dan
muntah bekurang, muntah 1x dan
hanya muntah air saja, badan
masih terasa lemah”
O:
O:
- Klien tampak lemah
- Kesadaran : compos mentis
- Klien tampak mual dan
muntah beberapa kali.
- Turgor elastis
- Bibir kering dan pecah pecah
- Hasil TTV : (T : 36,3˚C, P :
73x/menit, R : 22x/menit, BP
: 110/80mmHgCrt > 2 detik
63
A: Mual belum teratasi
I:
E:
O:
64
Keletihan S: klien mengatakan “badan masih
berhubungan lemas, mual muntah berkurang
dengan dan pusing berkurang”
kelemahan O:
ditandai dengan - Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P :
klien tampak
80x/menit, R : 20x/menit, BP
lemah
: 100/70mmHg)Keadaan
umum : Lemah
- Klien tampak mual dan
muntah beberapa kali saat
mencium bau makanan.
- Klien tampak berbaring terus
di tenpat tidur
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-4
I:
- Monitor ttv (18.00 wita)
- Anjurkan untuk istirahat
(14.30 wita)
- Anjurkan keluarga untuk
mengawasi dan menemani
saat beraktivitas (14.30 wita)
- Jelaskan pola peningkatan
aktivitas secara bertahap
(14.30 wita)
E:
S: klien mengatakan “badannya
masih lemah, pusing mual dan
muntah”
O:
- TTV : Hasil TTV : (T :
36,2˚C, P : 81x/menit, R :
20x/menit, BP :
110/80mmHg)
- Keadaan umum : Lemah
65
- Klien tampak mual dan
muntah beberapa kali saat
mencium bau makanan.
- Klien terkadang duduk dan
tidak berbaring terus
A: keletihan teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1-4
Rabu, 23-01- volume cairan S: klien mengatakan “mual
2019 kurang dari
berkurang, muntah 1 kali”
Dinas malam kebutuhan
(21.00 wita) tubuh O:
berhubungan
dengan - Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P :
kehilangan
cairan aktif 82x/menit, R : 20x/menit, BP
: 100/80mmHg)
- Crt > 2 detik
- terpasang infus RL 25 tpm
- wajah tampak pucat
- bibir kering dan pecah-pecah
- Turgor kulit elastis
- kulit tangan tampak kering
- Urin berwarna kuning
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1-5
I:
- Ukur TTV pasien (06.00
wita)
- Observasi Capillary Refill
Time (06.00 wita)
- Observasi intake dan output.
(06.00 wita)
- Anjurkan untuk minum
1500-2000 ml /hari ( sesuai
toleransi ) (21.30 wita)
- Kolaborasi pemberian terapi
cairan IV RL 26 tpm. (21.30
wita)
E:
S: klien mengatakan “mual berkurang
dan muntah 1 kali”
O:
66
- TTV : Hasil TTV : (T :
36,3˚C, P : 80x/menit, R :
20x/menit, BP :
110/80mmHg)
- Crt < 2 detik
- terpasang infus RL 25 tpm
- wajah tampak pucat
- bibir kering dan pecah-pecah
- Turgor kulit elastis
- kulit tampak kering
- Urin berwarna kuning
A: kekurangan voleme cairan teratasi
sebagian
I:
67
- Monitor ttv (06.00 wita)
- Anjurkan untuk makan
sedikit tapi sering (07.00
wita)
- Berikan terapi iv (21.30 wita)
- Kolaborasi pemberian
ranitidin 2x50 mg dan
ondansentron 2x4 mg sesuai
order dokter (01.00 wita)
E:
O:
Keletihan
S: klien mengatakan “badan masih
berhubungan
dengan lemas, mual muntah berkurang
dan pusing berkurang”
kelemahan
ditandai dengan O:
klien tampak - Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P :
lemah 82x/menit, R : 20x/menit, BP
68
: 100/80mmHg), BP :
100/70mmHg)
- Keadaan umum : Lemah .
- Klien tampak sudah mulai
duduk ditempat tidur
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1-4
I:
- Monitor ttv (06.00 wita)
- Anjurkan untuk istirahat
(09.30 wita)
- Anjurkan keluarga untuk
mengawasi dan menemani
saat beraktivitas (09.30 wita)
- Jelaskan pola peningkatan
aktivitas secara bertahap
(09.30 wita)
E:
S: klien mengatakan “badannya
masih lemah, pusing mual dan
muntah”
O:
- TTV : Hasil TTV : (T :
36,3˚C, P : 80x/menit, R :
20x/menit, BP :
110/80mmHg)
- Keadaan umum : Lemah
- Klien tampak mual dan
muntah beberapa kali saat
mencium bau makanan.
- Klien terkadang duduk dan
tidak berbaring terus
A: keletihan teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1-4
69
Kamis, 24-01- volume cairan S: klien mengatakan “mual
2019 kurang dari
berkurang, muntah tidak ada lagi”
Dinas pagi kebutuhan
08.00 wita tubuh O:
berhubungan
dengan - Hasil TTV : (T : 36,2˚C, P :
kehilangan
cairan aktif 83x/menit, R : 20x/menit, BP
: 110/80mmHg)
- Crt > 2 detik
- terpasang infus RL 25 tpm
- bibir kering dan pecah-pecah
- Turgor kulit elastis
- kulit lembab
- Klien tampak segar
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi 1-5
I:
- Ukur TTV pasien (12.00
wita)
- Observasi Capillary Refill
Time (12.00 wita)
- Observasi intake dan output.
(12.00 wita)
- Anjurkan untuk minum
1500-2000 ml /hari ( sesuai
toleransi ) (08.30 wita)
- Kolaborasi pemberian terapi
cairan IV RL 26 tpm. (08.30
wita)
E:
S: klien mengatakan “mual berkurang
dan muntah tidak ada lagi ”
O:
70
- kulit tampak lembab
A: kekurangan voleme cairan teratasi
I:
E:
O:
71
- Kesadaran : compos mentis
- Turgor elastis
- Bibir kering dan pecah pecah
- Hasil TTV : (T : 36,2˚C, P :
83x/menit, R : 20x/menit, BP
: 110/80mmHg)
72
- Klien tampak segar
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
I:
E:
73
O:
I:
74
ondansentron 2x8 mg sesuai
order dokter (01.00 wita)
E:
O:
O:
- Klien tampak lebih segar
- Kesadaran : compos mentis
- Turgor elastis
- Bibir lembab
- Hasil TTV : (T : 36,0˚C, P :
82x/menit, R : 19x/menit, BP
: 120/80mmHg)A:
A: Mual teratasi
75
P: hentikan intervensi, pasien
dibolehkan pulang
76
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum
adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah
yang berlebihan (muntah berat) dan terus menerus pada minggu kelima sampai
dengan minggu kedua belas, jadi mual-muntah yang berlebihan disaat
kehamilan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
B. SARAN
1. Bagi Klien Dan Keluarga
Diharapkan kepada klien dan keluarga dapat berpartisipasi dalam
perawatan klien, keluarga dapat melakukan anjuran yang disampikan
perawat dan manajemen perawatan klien yang bisa dilakukan sendiri bila
pulang kerumah karena untuk melakukan perawatan memerlukan
keterampilan dan kesabaran.
2. Bagi Pihak RSUD Anshari Saleh Banjarmasin
Diharapkan mampu memberikan mutu pelayanan yang optimal dan
meningkatkan sumber daya manusia serta mengembangkan ilmu, wawasan
dan pengetahuan seperti seminar tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan hiperesis gravidarum. Pendidikan berkelanjutan bagi perawat agar
lebih memahami tentang asuhan keperawatan klien dengan hiperesis
gravidarum.
77
3. Bagi Pihak Institusi STIKES Suaka Insan
Diharapkan bagi pihak institusi STIKES Suaka Insan menambah
buku-buku di perpustakaan tentang asuhan keperawatan dengan kasus
hiperesis gravidarum.
4. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan
tentang asuhan keperawan pada klien hiperesis gravidarum sehingga siap
ketika menemukan masalah yang bersangkutan dengan hiperesis
gravidarum. Mahasiswa tidak selalu harus belajar dari teori akan tetapi
pengalaman adalah guru yang sangat berharga ketika mahasiswa berada
pada lahan praktik klinis karena dengan hal itu mahasiswa mampu
meningkatkan pelayanan secara holistic dan komperhensif.
78