Kerangka Acuan DBD 2109
Kerangka Acuan DBD 2109
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS ASTANAJAPURA
Jl. Raya KH.Wahid Hasyim Astanajapura Kode Pos 45181
I.Pendahuluan
Pembangunan kesehatan dilakukan dengan memperhatikan dinamika
kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan., kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat
kemitraan dan kerjasama lintas sector. Penekanan diberikan pada peningkatan
perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif.
Sesuai dengan Renstra Kementrian Kesehatan RI sasaran strategis dalam
pembangunan kesehtan tahun 2015-2019 antara lain menurunnya angka kesakitan
akibat penyakit menular, dengan meningkatkan presentase kabupaten/kota dengan
angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) ≤49per100.000 penduduk.
Ditargetkan pada tahun 2015 sekurang-kurangnya 60 % kabupaten/kota, tahun 2016
sekurang-kurangnya 62 % kabupaten/kota,tahun 2017 sekurang-kurangnya 64 %
kabupaten/kota,tahun 2018 sekurang-kurangnya 66 % kabupaten/kota,tahun 2019
diharapkan sekurang-kurangnya 68 % kabupaten/kota dengan angka kesakitan DBD ≤
49 per 100.000 penduduk.
Demam Berdarah Dengue masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia
terutama di wilayah tropis dan subtropics, tidak terkecuali Indonesia sebagai salah satu
Negara endemis DBD. Sejak pertama kali kasus DBD dilaporkan di Indonesia pada
tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya, angkakesakitan DBD menunjukkan tren
peningkatan dari tahun ke tahun dan wilayah penyebarannya pun semakin luas hamper
di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Namun angka kematian akibat DBD dalam satu
decade terakhir dapat ditekan sampai di bawah angka 1 %.
Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang spesifik, tetapi bila pasien
berobat dini, dan mendapat penatalaksanaan yang adekuat, umumnya kasus-kasus
penyakit ini dapat diselamatkan.
Cara yang dapat dilakukan saat ini dengan menghindari atau mencegah gigitan
nyamuk penular DBD. Oleh kerana itu upaya pengendalian DBD yang penting pada
saat ini adalah melalui upaya pengendalian nyamuk penular dan upaya membatasi
kematian karena DBD. Atas dasar itu maka upaya pengendalian DBD memerlukan
kerjasama dengan program dan sector terkait serta peran serta masyarakat.
III.Tujuan.
1. Meningkatkan persentase kabupaten yang mencapai angka kesakitan Demam
Berdarah Dengue kurang dari atau sama dengan 49 per 100.000 penduduk.
2. Menurunkan angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue menjadi kurang
dari 1 %.
3. Membatasi penularan Demam Berdarah Dengue dengan mengendalikan
populasi vector sehingga angka bebas jentik (ABJ) di atas atau sama dengan 95
%.
IV.Pelaksanaan.
1. Melaksanakan kunjungan rumah pada penderita Demam Berdarah Dengue
bersama lintas program untuk mengetahui apakah ada penularan.
2. Pemeriksaan jentik berkala di laksanakan pada tujuh desa yang berada di
wilayah kerja UPT Puskesmas Astanajapura di bantu oleh dua orang kader
posyandu dilaksanakan setiap bulan dengan dusun yang berbeda dengan
jumlah rumah yang di periksa sebanyak 60 rumah.
3. Pelaksanaan gerakan satu rumah satu jumatik di laksanakan di tujuh desa di
wilayah kerja UPT Puskesmas Astanajapura dengan tujuan agar masyarakat
mandiri dalam memeriksa jentik nyamuk di tempat penampungan air di rumah
dan lingkungan sekitarnya.
V. Sasaran
Sasaran kegiatan program P2 Demam Berdarah Dengue adalah masyarakat, sekolah,
Mesjid, musola yang ada tempat penampunagn airnya.
VII Evaluasi
Setiap kegiatan yang dilaksanakan perlu adanya evaluasi agar dapat dilihat
keberhasilan maupun kekurangannya serta dapat membuat rencana tindak
lanjutnya.