Anda di halaman 1dari 1

NASIHAT YANG BIJAK

(Lukas 2:52)
Saya takkan pernah lupa pada Jake. Kakinya tampak terlalu panjang dan kurus
untuk menahan arus sungai. Sepatu botnya yang bertambal-tambal dengan warna
yang sudah memudar terlihat lebih tua dari dirinya. Rompi memancingnya yang
compang-camping direkatkan dengan peniti. Topi uzurnya telah koyak dan ternoda
oleh keringat. Tangkai pancingnya yang kuno tampak carut-marut dan penuh
balutan.

Saya mengamatinya saat ia menuju ke hulu air yang tenang dan mulai melemparkan
pancingnya. Lihat! Ia memancing di tempat yang sama dengan tempat saya
memancing sebelumnya pada hari itu, dan berhasil mendapatkan ikan trout, padahal
saya tadi tidak mendapatkannya. Tampaknya ia dapat mengajarkan kepada saya satu
atau dua hal. Jadi saya harus bertanya kepadanya.

Kita akan mendapatkan wawasan dengan mendengarkan mereka yang telah


berpengalaman dan tahu lebih banyak dari kita, yakni pengetahuan yang tidak kita
dapatkan karena terhalang oleh kesombongan kita. Kita dapat belajar dari orang lain
bila kita mau merendahkan hati dan mengakui betapa sedikit yang kita ketahui.
Kesediaan untuk belajar merupakan tanda orang yang bijaksana.

Renungkan tentang Yesus yang semasa kanak-kanak "duduk di tengah-tengah alim


ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada mereka" (Lukas 2:46). Amsal 1:5 menyatakan bahwa "baiklah orang bijak
mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian
memperoleh bahan pertimbangan". Marilah kita bertanya kepada mereka yang
hidup dengan mencari hikmat Allah -- David Roper

JIKA ANDA BERPIKIR TELAH MENGETAHUI SEGALA SESUATU SESUNGGUHNYA ANDA


MASIH HARUS BANYAK BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai